Anda di halaman 1dari 14

LK 1.

1 Identifikasi Masalah

Nama Guru : Rini Yulaika


Asal Institusi : SMAN 1 Labuapi
No Masalah yang telah
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
. diidentifikasi
1 Peserta didik memiliki Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
motivasi belajar yang 1. Mengutip buku Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis literatur dan hasil wawancara, maka dapat
rendah di Bidang Pendidikan oleh Hamzah (2021), motivasi adalah diketahui bahwa penyebab rendahnya motivasi
dorongan dasar yang mampu menggerakkan seseorang untuk siswa yaitu :
melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Berikut adalah 1. Motivasi belajar memiliki hubungan sangat
beberapa penyebab motivasi belajar siswa rendah yang perlu kuat dengan berpikir kritis
dipahami: 2. Kurangnya minat dan motivasi peserta didik
a. Guru tidak memberikan motivasi kepada siswa dalam memahami materi pembelajaran
b. Siswa tidak menyukai cara pengajaran guru Fisika.
c. Siswa tidak menyukai mata pelajaran tertentu 3. Fisika dianggap pelajaran yang sulit dan
d. Motivasi dalam diri siswa yang lemah penuh dengan banyak rumus
e. Siswa bermasalah 4. Guru yang belum menerapkan model
f. Kurangnya perhatian orang tua di rumah pembelajaran yang inovatif
https://kumparan.com/berita-terkini/6-penyebab-motivasi-
belajar-rendah-yang-perlu-dipahami-siswa-1yonEFcTMXB/full

2. Arief Juang Nugraha , Hardi Suyitno & Endang


Susilaningsih
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI
KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR
MELALUI MODEL PBL 2017
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article/download/
14511/8285
Motivasi belajar memiliki hubungan sangat kuat dengan
berpikir kritis. Peserta didik dengan motivasi belajar tinggi
memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi. Peserta didik
dengan motivasi belajar sedang, memiliki kemampuan
berpikir kritis sedang. Peserta didik dengan motivasi belajar
rendah, memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.
3. Yennita, Shinta Paramitha, Muhammad Sahal
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
https://jp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JP/article/download/1556/1531
Pandangan sebagian besar siswa dan masyarakat bahwa fisika
merupakan pelajaran yang sulit dan penuh dengan begitu
banyak rumus, yang menyebabkan siswa menjadi kurang
termotivasi untuk belajar fisika, khususnya di SMA. Untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, maka perlu digunakan
strategi inovatif dalam mengajar fisika.

Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior / waka kesiswaan di SMAN 1 Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru
2. Peserta didik memiliki minat yang rendah terhadap
pelajaran fisika
3. Siswa tidak menyukai pelajaran fisika
4. Fisika dianggap pelajaran yang sulit dan penuh dengan
banyak rumus
5. Model pembelajaran yang digunakan tidak menarik

2 Peserta didik mengalami Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
kesulitan pada sebagian 1. 1Nusliati Sampe Daun, 2Helmi, 3Abdul HarisDiagnosis literatur dan hasil wawancara, maka kesulitan
materi fisika Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1 peserta didik disebabkan oleh :
Bontomarannu. 2020 1. Kesulitan dalam berhitung,memahami
https://ojs.unm.ac.id/semnasfisika/article/download/12881 konsep dan memahami rumus fisika.
/7975 2. Kurangnya guru mengelola pembelajaran
Bahwa siswa mengalami kesulitan belajar fisika antara lain 3. Peserta didik mengalami kesulitan
(1) kesulitan berhitung (2) kesulitan memahami konsep dan pemecahan masalah untuk menyeleseikan
(3) kesulitan didalam memahami rumus rumus fisika. soal yang lebih komplek.
4. Adanya faktor internal (diri pribadi
2. Syarifah Widia, Zahriah, Rusydi
peserta didik) dan faktor eksternal (
Analisis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik dalam model pembelajaran yang tidak sesuai)
Pembelajaran Daring di SMAN 4 Wira Bangsa Meulaboh yang menyebabkan kesulitan belajar
2022 fisika
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/jurnalphi/article/view/11944/pdf
Kesulitan belajar pada umumnya dibungkus berupa gangguan
dalam memahami serta menganalisis suatu konsep materi
pelajaran. Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal dalam diri
peserta didik dapat berupa kurangnya minat dan motivasi
belajar, terdapat gangguan psikologis yang menghambat
proses pembelajaran dan rendahnya kemampuan intelegensi
sehingga mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep
pelajaran. Sedangkan faktor eksternal meliputi kurangnya
bimbingan dari keluarga, hubungan antara guru dan peserta
didik tidak berjalan dengan baik dan harmonis, penggunaan
metode belajar yang kurang tepat serta fasilitas belajar yang
kurang memadai dapat menyebabkan peserta didik
mengalami kesulitan dalam belajar.
3. Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani; Pratiwi
Dwijananti.IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR
FISIKA PADA SISWA RSBI : STUDI KASUS DI RSMABI
SE KOTA SEMARANG. 2012
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/dow
nload/1354/1331

Hasil penelitian menunjukkan kesulitan belajar fisika pada


indikator penguasaan konsep. Faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar fisika meliputi minat, bakat,
motivasi, intelegensi, fasilitas sekolah, guru, sarana atau
prasarana dan dukungan, dan aktivitas mempunyai tingkatan
sama yaitu cukup menyebabkan kesulitan belajar fisika

Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior / waka kurikulum di SMAN 1 Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)
1. Pembelajaran di kelas masih textbook
2. Konsep dasar matematika pada jenjang sebelumnya
belum dikuasai
3. Kesulitan siswa dalam beradaptasi mata pelajaran baru di
tingkat lebih tinggi.
4. Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan belajar
5. Model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai
3 Pemanfaatkan model Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
pembelajaran inovatif dalam 1. Faiqotul Himmah, Subiki, Supeno literatur dan hasil wawancara, maka penyebab
pembelajaran kurang Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 2021
model pembelajaran inovatif kurang optimal
optimal. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA SMA diterapkan adalah :
POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS BERBASIS POTENSI LOKAL
1. Siswa tidak siap dengan langkah langkah
PADA WADUK LECARI BANYUWANGI
https://doi.org/10.31764/orbita.v7i2.5761
yang harus dilakukan dengan model model
Siswa lebih mudah berpikir kritis atau menguasai konsep pembelajaran baru.
fisika dengan pembelajaran yang menggunakan strategi 2. Metode pembelajaran yang dikembangkan
inkuiri terbimbing dibandingkan dengan pembelajaran yang masih membutuhkan kreatifitas lebih untuk
menggunakan buku konvensional diterapkan dalam pembelajaran fisika.
3. Guru kurang meningkatkan pengetahuan dan
2. Nurzakiyah, Sitti Nurpahmi, Eka Damayanti. pengalaman pembelajaran inovatif sesuai
Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika e-ISSN: 2355- dengan materinya.
620X Vol. 7, No. 1 [April 2020], pp. 1-8. HAMBATAN
GURU FISIKA DALAM MENERAPKAN
PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBASIS KURIKULUM
2013 DI SMA.
https://www.researchgate.net/profile/Sitti-
Nurpahmi/publication/341241061_Hambatan_guru_fisika_da
lam_menerapkan_pembelajaran_saintifik_berbasis_kurikulu
m_2013_di_SMA/links/5ef6a11d299bf18816ea67c7/Hambat
an-guru-fisika-dalam-menerapkan-pembelajaran-saintifik-
berbasis-kurikulum-2013-di-
SMA.pdf?origin=publication_detail
Pada kegiatan proses pembelajaran, sering terjadi kendala
yang dapat menghambat suksesnya proses belajar mengajar.
Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan salah
satu kendala guru dalam proses pembelajaran utamanya pada
aspek perencanaan dan pelaksanaan. Pendekatan
pembelajaran memiliki peran yang sangat besar dalam proses
pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki
peserta didik akan ditentukan oleh penggunaan suatu
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Hal ini
berarti tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik jika
penggunaan pendekatan pembelajaran yang cocok.

Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior / waka kesiswaan di SMAN 1 Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)

1. Kurangnya kemampuan guru dalam memahami model


pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi ajar dan
karakteristik peserta didik.
2. Meningkatkan kemampuan melalui, pelatihan, seminar,
dan memperbanyak literasi terkait dengan pengembangan
kompetensi pedagogic (memahami model pembelajaran
inovatif)
3. Waktu pembelajaran yang terbatas dengan beban materi
yang banyak padahal proses pembelajaran yang inovatif
membutuhkan alokasi waktu lebih dikelas.
4. Siswa tidak siap dengan langkah langkah yang harus
dilakukan dengan model model pembelajaran baru

4 Kemampuan peserta didik Kajian Literatur :


dalam menyelesaikan soal 1. Tujuan utama dari Higher Order Thinking Skills adalah Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
HOTS masih relatif rendah. bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik literatur dan hasil wawancara, maka Kemampuan
pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTS
kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima masih relatif rendah ditengarai terjadi karena :
berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalammemecahkan 1. Pemahaman soal HOTS adalah soal yang
suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta sulit menjadikan soal-soal yang kerjakan
membuat keputusan dalam situasi yang kompleks (Saputra, siswa menjadi sangat sulit.
2016). 2. Siswa terbiasa mengerjakan soal dengan tipe
Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan pengetahuan sehingga merasa kesulitan
Menuju Era Global: Penguatan Mutu Pembelajaran dengan ketika menghadapi soal model penalaran.
Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills). Bandung: 3. Guru kurang membiasakan peserta didik
SMILE’s Publishing. mengerjakan soal berbasis HOTS sehingga
mengakibatkan kemampuan peserta didik
2. Rizqi Wahyu Irma Wati, Albertus Djoko Lesmono, Sri Handono
Budi Prastowo rendah
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA INTERAKTIF BERBASIS HOTS
(HIGH ORDER THINKING SKILL) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA
POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/view/15225/7523
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang harus
dimiliki siswa berhubungan erat dengan kemampuan
literasi sains. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan
kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan
kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan analisis,
sintesis, dan evaluasi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi muncul
ketika seseorang menerima informasi baru yang kemudian
dikaitkan antara informasi satu dengan yang lainnya

3. Arnidah1 , Citra Rosalyn Anwar2020


MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT
TINGGI SISWA MELALUI PELATIHAN SOAL-SOAL
BERBASIS HOTS PADA GURU-GURU DI KABUPATEN
BARRU.
https://ojs.unm.ac.id/semnaslpm/article/viewFile/18286/9968
Berdasarkan tingkatannya, kemampuan berpikir dibedakan
menjadi dua jenis yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang biasa disebut dengan Higher Order Thinking Skills
(HOTS) dan kemampuan berpikir tingkat rendah yang disebut
dengan Lower Order Thinking Skills (LOTS). HOTS
merupakan aktivitas berpikir yang tidak sekadar menghafal
dan menyampaikan kembali informasi yang telah diketahui,
tetapi juga kemampuan mengonstruksi, memahami, dan
mengubah pengalaman untuk memecahkan permasalahan.
Kebiasaan berpikir tingkat rendah atau low order thingking
yang diajarkan kepada siswa menyebabkan tidak memiliki
high order thingking skills (HOTS). Guru diharapkan
memberikan soal-soal berbasis HOTS pada siswanya agar
siswa dapat mengembangkan kemampuannya, tidak sekedar
menghafalkan tapi juga kemampuan menganalisis dan
menjelaskan melalui soalsoal berbasis HOTS.

Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior / Waka kesiswaan di SMAN 1
Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)

1. Guru kurang membiasakan peserta didik mengerjakan


soal berbasis HOTS sehingga mengakibatkan
kemampuan peserta didik rendah
2. Siswa belum mengerti yang dimaksud dengan soal
berbasis HOTS
3. Kesalahpahaman guru bahwa soal yang sulit adalah soal
HOTS menjadikan trauma bagi anak untuk mengikuti
pembelajaran.

5 Pemanfaatan teknologi Kajian Literatur :


dalam pembelajaran masih 1. Kendala pemanfaatan teknologi dalam pendidikan adalah Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
terbatas. sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan. literatur dan hasil wawancara, maka pemanfaatan
Sikap dan resistensi guru untuk mengubah tentang teknologi oleh peserta didik dalam pembelajaran
penggunaan strategi baru yaitu dengan integrasi Teknologi masih terbatas dikarenakan :
Irfomasi dan Komunikasi (ICT) dalam PBM. Hal ini 1. Kurangnya pemanfaatan IT dalam
dimaksudkan dengan sikap guru bahwa penggunaan ICT pembelajaran dikelas
dalam PBM memiliki manfaat atau keuntungan yang 2. Pembelajaran berbasis IT dihadapkan pada
jelas(Sawitri, Erwin 2019:212). masalah anak anak yang terkendala akses
2. Bentuk inovasi yang dapat dilakukan guru dalam berinovasi perangkat IT.
di era teknologi informasi yaitu dalam menyajikan materi ajar 3. Guru masih belum banyak mengenal dan
dapat memakai bermacam situs media sosial seperti youtube, memanfaatkan pembelajaran berbasis
instagram dan facebook. Seperti guru dan peserta didik dapat teknologi dan inovasi
memakai bermacam situs jejaring sosial untuk melakukan
tugas yang diajukan. Dalam hal ini, teknologi bisa membantu
dan mendukung keberhasilan pembelajaran (Isra'Fania, 2021:
581).
3. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah:
a. Tidak adanya akses, tidak adaanya sarana TIK
b. Pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK
c. Guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK
d. Tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article
/view/29#:~:text=Kendala%20pemanfaatan%20TIK%20oleh%20guru,TI
K%20adalah%3A%20dilakukan%20sosialisasi%20yang

Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior/ waka kurikulum di
SMAN 1 Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas
Mataram)
1. Kurangnya pemanfaatan IT dalam pembelajaran dikelas
2. Guru belum membiasakan diri dalam menggunakan media
pembelajaran berbasis TIK (powerpoint, youtube, Ispring,
dll)
3. Beberapa siswa tidak memiliki HP
4. Keaktifan siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis
IT rendah.
5. Pemenuhan fasilitas teknologi yang belum memadai
( jaringan wifi kurang maksimal).

6 Miskonsepsi peserta didik Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
pada konsep – konsep fisika 1. Rohman Entino, Eko Hariyono, Nurita Apridiana Lestari literatur dan hasil wawancara, maka miskonsepsi
Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Sekolah Menengah peserta didik pada konsep – konsep fisika
Atas pada materi Fisika dikarenakan :
Faktor –faktor yang menyebabkan miskonsepsi siswa 1. Kemampuan peserta didik yang rendah
kelas pada materi Fisika yaitu kemampuan peserta didik, 2. Rendahnya minat belajar peserta didik
rendahnya minat belajar peserta didik, dan cara mengajar 3. Guru menggunakan pembelajaran
dalam kelas masih konvensional. konvensional
https://ejournal.unib.ac.id/pendipa/article/view/16757 4. Penyebab sering terjadi miskonsepsi
2. Barinta Nur Respasari, Heppy Dwi Santika, Yosi adalah siswa itu sendiri, guru
Hasana, Hikmawati, Joni Rokhmat pengajar, buku teks, konteks, dan
Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Topik Pelajaran cara mengajar
Tentang Gaya Gesek
Penyebab sering terjadi miskonsepsi adalah siswa itu
sendiri, guru pengajar, buku teks, konteks, dan
cara mengajar. Lalu miskonsepsi yang terjadi pada siswa
disebabkan oleh tidak lengkapnya pemahaman siswa.
https://jpfis.unram.ac.id/index.php/jppfi/article/view/187/
143

Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior/ waka kurikulum di SMAN 1
Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram)

1. Metode mengajar yang diberikan guru hanya berisi


ceramah dan menulis
2. Buku teks yang terjadi keliru atau mengungkapkan konsep
yang salah
3. Guru tidak menguasai materi/ konsep
4. Guru bukan lulusan daribidang ilmu fisika
5. Siswa yang kurang berbakat atau kurang mampu dalam
memahami fisika (IQ rendah)
6. Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan
bahan yang dibahas
7 Kemampuan dasar Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
matematika yang masih 1. Firman: Penyebab Utama Kemampuan Matematika literatur dan hasil wawancara, maka kemampuan
rendah Indonesia Rendah dasar matematika yang masih rendah
a. lemahnya kurikulum di Indonesia dikarenakan :
b. kurang terlatihnya guru-guru Indonesia 1. Faktor internal yang berasal dari siswa
c. kurangnya dukungan dari lingkungan dan sekolah meliputi IQ atau intelegensi, sikap siswa
d. kurangnya kualifikasi pendidikan dianggap dalam belajar matematika, motivasi
menyumbang jebloknya peringkat literasi Matematika belajar siswa yang masih rendah,
Indonesia. kesehatan tubuh yang tidak optimal, dan
e. minimnya pelatihan dan bimbingan menulis karya kemampuan pengindraan siswa yang
ilmiah bagi para guru kurang.
https://www.defantri.com/2014/02/penyebab- 2. Faktor eksternal
kemampuan-matematika-rendah.html yang berasal dari luar siswa antara lain
2. Ilham Raharjo, Rasiman, Mei Fita Asri Untari Faktor kurangnya variasi mengajar guru,
Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Peserta Didik penggunaan media pembelajaran yang
Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika belum maksimal, sarana prasarana di
berasal sekolah, serta lingkungan keluarga.
dari faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal yang berasal dari siswa meliputi IQ
atau intelegensi, sikap siswa dalam belajar
matematika, motivasi belajar siswa yang masih
rendah, kesehatan tubuh yang tidak optimal, dan
kemampuan pengindraan siswa yang kurang.
b. Faktor eksternal
yang berasal dari luar siswa antara lain kurangnya
variasi mengajar guru, penggunaan media
pembelajaran yang belum maksimal, sarana prasarana
di sekolah, serta lingkungan keluarga.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JLLS/article/do
wnload/27934/18951

Hasil Wawancara
Responden :
a. Arianah, S.Pd (Guru senior/ waka kurikulum di SMAN 1
Labuapi)
b. Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd (dosen Universitas Mataram

1. Rendahnya Pemahaman Konsep Siswa


2. Guru tidak tepat dalam menggunakan model
pembelajaran
3. Kurangnya minat siswa
4. Kurangnya konsentri siswa
Hasil Wawancara dengan Pakar Eka Kurniawan, S.Pd, M.Pd ( Dosen Matematika Universitas Mataram)

NO Masalah yang dipilih Akar penyebab masalah

1 Peserta didik memiliki motivasi belajar ➢ Pembelajaran masih berpusat pada guru.
yang rendah ➢ Peserta didik memiliki minat yang rendah terhadap
pelajaran fisika

2 Peserta didik mengalami kesulitan pada ➢ Pembelajaran di kelas masih textbook


pembelajaran fisika ➢ Konsep dasar matematika pada jenjang sebelumnya
belum dikuasai

3 Pemanfaatan model pembelajaran inovatif Kurangnya kemampuan guru dalam memahami model
dalam pembelajaran fisika kurang optimal pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi ajar dan
karakteristik peserta didik.

4 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan Guru kurang membiasakan peserta didik mengerjakan
soal HOTS masih relatif rendah soal berbasis HOTS sehingga mengakibatkan kemampuan
peserta didik rendah

5 Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran Kurangnya pemanfaatan IT dalam pembelajaran dikelas


masih terbatas
6. Miskonsepsi peserta didik pada konsep – ➢ Guru tidak menguasai materi/ konsep
konsep fisika ➢ Guru bukan lulusan daribidang ilmu fisika
➢ Siswa yang kurang berbakat atau kurang mampu
dalam memahami fisika (IQ rendah)

7. Kemampuan dasar matematika yang masih ➢ Rendahnya IQ siswa


rendah ➢ Kurangnya minat siswa
➢ Kurangnya konsentri siswa

Dokumentasi Hasil wawancara dengan bu Arianah, S.Pd ( Guru Senior di SMAN 1 Labuapi)

Anda mungkin juga menyukai