Anda di halaman 1dari 6

Nama : Saefudin Jufri

Jurusan : Teknik Komputer dan Informatika


Jenis LK : Eksplorasi Penyebab Masalah
Kelas : TKI 1 A

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
1 Kurangnya Minat Belajar KAJIAN LITERASI: Berdasarkan kajian literasi dan
Siswa Dalam Menurut Slameto (2013): wawancara, yang menyebabkan
Pembelajaran Minat adalah suatu rasa suka dan rasa kurangnya minat belajar siswa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, dalam pembelajaran adalah:
tanpa ada yang menyuruh dan cenderung 1. Kurangnya rasa ketertarikan
untuk memberikan perhatian yang lebih siswa pada mata pelajaran
besar terhadap hal atau aktivitas tersebut. tertentu
2. Perasaan subyektif siswa
Menurut Marti’in (2019): terhadap mata pelajaran
1. Kurangnya rasa ketertarikan pada tertentu
suatu bidang tertentu, bahkan dapat 3. Pembelajaran kurang menarik
melahirkan sikap penolakan kepada 4. Pembelajaran masih tekstual
guru. 5. Model pembelajaran tidak
2. Perasaan subyektif siswa tentang sesuai kondisi siswa
mata pelajaran atau seperangkat 6. Guru kurang menguasai
tugas dalam pelajaran banyak metode pembelajaran
dipengaruhi oleh persepsinya tentang 7. Penyampaian guru kurang
mampu tidaknya ia dalam bisa dipahami
menyalesaikan tugas-tugas itu. 8. Materi pembelajaran terlalu
sulit bagi siswa atau mungkin
Menurut Nasir (2017): terlalu mudah
Proses pembelajaran berbagai faktor 9. Pengaruh negatif media
yang mempengaruhi rendahnya minat sosial/ gadget
belajar siswa antara lain faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor Alasan: karena hal tersebut yang
Internal (Kondisi siswa) Ketika siswa paling sering muncul/ beririsan
sedang merasakan suasana hati berdasarkan data kajian literasi
yang tidak menyenangkan karena dan wawancara, serta yang paling
berbagai perasaan negatif (sedih, berpengaruh terhadap minat
tertekan, kecewa, atau marah, sakit) belajar siswa, dan memungkinkan
tentu saja ia akan merasakan kesulitan untuk dicari alternatif solusinya.
untuk berkonsentrasi dalam belajar.
Sedangkan Faktor Eksternal Guru
sebagai pelaku pengajaran menjadi
faktor penentu berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang kondusif. Bagaimana
suasana pembelajaran sangat tergantung
pada kemampuan dan kondisi guru
(penguasaan materi, kesehatan,
waktu dan kesibukan, beban/ masalah
individu dan keluarga, suasana hati dan
emosi, motivasi dan pengalaman).

WAWANCARA:
1. Walikelas (Widianto, S.Pd):
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
- Teknologi yang semakin
bergembang sehingga anak
ketergantungan kepada
gadget.
- Pembelajaran kurang menarik
bagi anak
- Pembelajaran masih tekstual
2. Teman Sejawat (Natim, S.Kom):
- Lingkungan, jika lingkungan
nyaman maka minat belajar baik,
jika tidak nyaman maka minat
akan rendah
- Model/ metode pembelajaran,
model pembelajaran tidak
sesuai dengan kondisi siswa
- Sarana di lingkungan belajar
kurang memadai
3. Kepala Sekolah (Drs. Haryono,
M.Pd):
- Guru kurang menguasai
berbagai jenis metode
pembelajaran, sehingga
pembelajaran monoton
- Materi yang diajarkan tidak
kontekstual sehingga tidak
menarik
4. Siswa (Amanda):
- Penyampaian dari guru kurang
bisa dipahami, kurang detail
dan jelas
- Guru kurang aktif menjelaskan
materi
- Keadaan kelas kurang
kondusif, ramai sehingga
menggangu
- Faktor keluarga (ada masalah
dalam keluarga)

Umi Khomsiyatun, M.Pd (Pakar), Dosen


UIN SAIZU Purwokerto:
1. Materi pembelajaran terlalu sulit
bagi siswa atau mungkin terlalu
mudah
2. Proses pembelajaran tidak efektif
3. Pengaruh media sosial/ gadget
2 Kurangnya Minat Baca KAJIAN LITERASI: Berdasarkan kajian literasi dan
Siswa Dalam Menurut Bybee et al., (2009): wawancara, yang menyebabkan
Pembelajaran Literasi sains merupakan kemampuan kurangnya minat baca siswa
seseorang menggunakan konsep sains dalam pembelajaran adalah:
untuk mengaplikasikannya dalam 1. Pemilihan sumber belajar
kehidupan sehari-hari, menjelaskan yang kurang tepat
fenomena ilmiah serta menggambarkan 2. Media pengajaran kurang
fenomena tersebut berdasarkan bukti-bukti menarik
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
ilmiah 3. Siswa lebih menyukai hal
yang instan
Menurut Reni dan Agung, (2019): 4. Media baca terlalu banyak
Salah satu faktor yang menyebabkan 5. Kecanduan gadget dan
rendahnya kemampuan literasi sains medsos
adalah pemilihan sumber belajar. 6. Siswa lebih suka bermain
daripada membaca
Hasil penelitian Mufida dan Teguh (2017) 7. Siswa lebih suka menonton
menemukan bahwa penguasaan konsep 8. Kurangnya kebiasaan
siswa tentang IPA masih rendah. membaca
Penelitian dilakukan organisasi 9. Kurang inisiatif dari diri siswa
pendidikan, ilmu pengetahuan dan 10. Sumber bacaan kurang
kebudayaan PBB (UNESCO) pada tahun menarik bagi siswa
2016 terhadap 61 negara di dunia 11. Sumber bacaan kurang
menunjukkan kebiasaan membaca di menarik bagi siswa
Indonesia tergolong sangat rendah. 12. Siswa berfikir gadget lebih
menyenangkan dibandingkan
Menurut Hayat & Yusuf (2006): membaca buku
Lingkungan dan iklim belajar di sekolah
mempengaruhi variasi skor literasi siswa. Alasan: karena kedua hal tersebut
yang sering muncul/ beririsan
Menurut Hilgard (1962): berdasarkan data kajian literasi
Mengartikan “minat sebagai dan wawancara, serta yang paling
kecenderungan yang tetap untuk berpengaruh terhadap minat baca
memperhatikan dan menikmati satu siswa, dan memungkinkan untuk
aktivitas disertai dengan rasa senang”. bisa dicari alternatif solusinya.

Menurut Hamalik (1996):


Pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.

WAWANCARA:
1. Walikelas (Widianto, S.Pd):
- Pengaruh adanya gadget,
sehingga anak cenderung
menyukai hal yang instant serta
lebih suka untuk melihat/
menonton, bukan membaca
2. Teman Sejawat (Natim, S.Kom):
- Siswa lebih menyukai hal yang
instan dibandingkan dengan
membaca karena pengaruh
teknologi saat ini
- Media baca terlalu banyak
(kurang ringkas)
- Kecanduan gadget dan media
sosial
3. Kepala Sekolah (Drs. Haryono,
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
M.Pd):
- Guru jarang memberikan
tugas untuk membaca
- Guru jarang memberikan
contoh langsung
- Fasilitas belum mendukung
terkait sumber bacaan yang
menarik
- Faktor intern dari dalam diri
siswa sendiri
4. Siswa (Amanda):
- Pengaruh perkembangan
teknologi (gadget), sehingga
siswa lebih suka bermain
daripada membaca
- Siswa lebih suka menonton
daripada membaca

Umi Khomsiyatun, M.Pd (Pakar), Dosen


UIN SAIZU Purwokerto:
1. Faktor Internal:
- Kurangnya kebiasaan
membaca
- Kurangnya inisiatif dari diri
siswa
2. Eksternal:
- Lingkungan tidak mendukung
siswa dalam membaca
- Kurangnya ketersediaan buku
bacaan
- Sumber bacaan kurang
menarik bagi siswa
- Siswa berfikir gadget lebih
menyenangkan dibandingkan
membaca buku
3 Guru Kurang Optimal KAJIAN LITERASI: Berdasarkan kajian literasi dan
Dalam Pemanfaatan Menurut Nurdiyansah (2019): wawancara, yang menyebabkan
Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan sarana guru kurang optimal dalam
Inovatif pembelajaran yang digunakan sebagai pemanfaatan media pembelajaran
perantara dalam proses pembelajaran inovatif adalah:
untuk mempertinggi efektivitas dan 1. Guru terbiasa dengan metode
efisiensi dalam mencapai tujuan ceramah
pembelajaran. Guru kurang mampu 2. Kurangnya contoh
mengembangkan dalam membuat pembelajaran inovatif
media pembelajaran, sehingga membuat 3. Kurang pelatihan dan
guru masih menggunakan cara bimbingan
pembelajaran konvensional sebagai 4. Kurangnya pemahaman
penyampai pembelajaran. Ada beberapa terhadap model pembelajaran
alasan, mengapa guru tidak menggunakan inovatif
media pembelajaran. Alasan pertama 5. Media pembelajaran kurang
adalah: dikuasai
(1) Guru menganggap bahwa 6. Media tidak sesuai dengan
menggunakan media perlu materi pembelajaran
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
persiapan.
(2). Media itu barang canggih dan Alasan: karena hal tersebut yang
mahal. sering muncul/ beririsan
(3). Tidak biasa menggunakan media berdasarkan data kajian literasi
(gagap teknologi). dan wawancara, serta yang paling
(4). Media itu hanya untuk hiburan berpengaruh terhadap kurang
sedangkan belajar itu harus serius. optimalnya pemanfaatan media
(5). Di sekolah tidak tersedia media pembelajaran inovatif, serta yang
tersebut, sekolah tidak memiliki memungkinkan untuk bisa dicari
peralatan dan bahan untuk membuat alternatif solusinya.
media pembelajaran.
(6). Guru tidak memahami arti penting
penggunaan media pembelajaran.
(7). Guru tidak memiliki pengetahuan
dan kemampuan mengenai cara
membuat sendiri media
pembelajaran.
(8). Guru tidak memiliki keterampilan
mempergunakan media
pembelajaran.
(9). Guru tidak memiliki peluang (waktu)
untuk membuat media pembelajaran.
(10). Guru sudah biasa mengandalkan
metode ceramah.

Menurut Ade Koesnandar (2020):


Kondisi yang menyebabkan kurangnya
penggunaan media pembelajaran inovatif
adalah: (1) kurangnya dukungan sarana
dan prasarana (30,30%), (2) kurangnya
contoh-contoh pembelajaran inovatif
yang sesuai kondisi masing-masing
(29,09%), (3) kurangnya pelatihan dan
bimbingan (21,21%), dan (4) lemahnya
pemahaman mereka terhadap konsep
model pembelajaran inovatif itu sendiri
(19,39%)

WAWANCARA:
1. Walikelas (Widianto, S.Pd):
- Penguasaan teknologi/ laptop
belum mahir
- Media yang digunakan kurang
dikuasai
2. Teman Sejawat (Natim, S.Kom):
- Media yang digunakan belum
dikuasai
- Guru kurang percaya diri
terhadap media yang digunakan
- Media tidak sesuai dengan
materi pembelajaran
3. Kepala Sekolah (Drs. Haryono,
M.Pd):
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
- Fasilitas kurang mendukung
sehingga kurang optimal
4. Siswa (Amanda):
- Faktor usia guru (tidak mau
ribet)
- Guru malas mempelajari
media yang digunakan
- Jadwal mengajar guru padat

Umi Khomsiyatun, M.Pd (Pakar), Dosen


UIN SAIZU Purwokerto:
1. Guru kurang open mind/ kurang
menyadari bahwa sejatinya ilmu
pengetahuan itu berkembang

Anda mungkin juga menyukai