Anda di halaman 1dari 15

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : Harin Sundari, S.Pd


Asal Institusi : SMP Budi Mulia
NIM : 23101960253
Dosen Pengampuh : Eko Widodo M.Pd
Guru Pamong : Sihnarman M.Pd

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-


penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki
keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

N Masalah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis


o yang telah eksplorasi
diidentifika penyebab
si masalah
1 Motivasi  Kajian Literatur Setelah dianalisis
belajar Menurut Fillmore H. Standford dalam kembali
siswa buku Mangkunegara (2017:93) berdasarkan
rendah mengatakan bahwa “motivation as an kajian literature,
energizing condition of the organism that wawancara, serta
services to direct that organism toward pengamatan
the goal of a certain class” (motivasi secara langsung
sebagai suatu kondisi yang disekolah,
menggerakkan manusia ke arah suatu rendahnya
tujuan tertentu) motivasi belajar
Referensi: siswa disebabkan
http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB karena :
%20II.pdf 1. Guru belum
mampu
Menurut Winkel (dalam Aina Mulyana, merencanaka
2018) mengartikan motivasi belajar n
adalah segala usaha di dalam diri sendiri pembelajaran
yang menimbulkan kegiatan belajr, dan dengan baik,
menjamin kelangsungan dari kegiatan baik itu
belajar serta memberi arah pada dalam
kegiatankegiatan belajar sehingga tujuan menggunaka
yang dikehendaki tercapai. Motivasi n strategi,
belajar merupakan faktor psikis yang model
bersifat non intelektual dan berperan pembelajaran
dalam hal menumbuhkan semangat , evaluasi,
belajar untuk individu. penguasaan
Referensi: materi serta
Beatus Mendelson Laka , Jemmi Burdam& penggunaan
Elizabet Kafiar .ROLE OF PARENTS IN
IMPROVING GEOGRAPHY LEARNING MOTIVATION media dalam
IN IMMANUEL AGUNG SAMOFA HIGH SCHOOL
oleh, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu pembelajaran
Pendidikan Biak Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Biak Papua) .
 Hasil Wawancara 2. Siswa tidak
Berdasarkan hasil wawancara dengan suka dengan
teman sejawat, motivasi belajar siswa pelajaran IPA
rendah disebabkan karena : sehingga
1. Literasi dan numerasi yang dikuasai siswa tidak
oleh siswa kurang maksimal memiliki
2. Pembelajaran yang masih monoton kesiapan
dan bersifat teacher center untuk
3. Siswa kurang menyukai mata belajar.
pelajaran IPA
4. Faktor keluarga yang kurang 3. Basic literasi
memperhatikan perkembangan dan numerasi
belajar siswa yang dimiliki
5. Terpengaruh gadget (lebih suka siswa masih
bermain game di gadget) sehingga kurang
kurang termotivasi untuk belajar maksimal
6. Siswa minder/siswa merasa tidak sehingga
percaya diri dengan kemampuan siswa kurang
belajarnya mampu
7. Ada permasalahan dirumah yang mengikuti
dialami siswa pembelajaran
8. Kurang nyaman dengan teman- .
teman sekelasnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4. Kurangnya
kepala sekolah, penyebab motivasi rasa nyaman,
belajar siswa rendah adalah : baik itu
1. Pembelajaran yang kurang menarik dengan
2. Siswa lebih suka bermain game keadaan
3. Media pembelajaran yang tidak kelas, dengan
menarik guru, dan
teman
sekelas
2 Minat  Kajian Literatur Setelah dianalisis
membaca Prasetyono (2008: 29) berpendapat bahwa kembali
siswa rendahnya minat membaca pada siswa berdasarkan
rendah disebabkan oleh beberapa faktor seperti kajian literature,
faktor internal dan faktor eksternal siswa. wawancara, serta
Faktor internal adalah faktor yang ada pengamatan
dalam diri siswa tersebut, sedangkan faktor secara langsung
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal disekolah,
dari luar diri siswa seperti faktor rendahnya minat
lingkungan, baik dari lingkungan keluarga baca siswa
maupun lingkungan sekolah. dikarenakan :
Referensi : 1. Tidak adanya
Citra Pratama Sari.2018. Jurnal Pendidikan pembiasaan
Guru Sekolah Dasar Edisi 32. Faktor-Faktor
Penyebab Rendahnya Minat Membaca Siswa membaca
Kelas IV. Universitas Yogyakarta. Vol 3 baik itu dari
keluarga
Menurut JT. Loekmono (1985)
maupun guru
faktorfaktor yang menyebabkan kurang
sehingga
atau hilangnya minat belajar siswa
tidak ada role
adalah sebagai berikut: model yang
1. Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, dilihat siswa
kelenjar-kelenjar, yang sangat 2. Ketertarikan
mempersukar anak di dalam mengikuti siswa pada
pelajaran atau menjalankan tugas di gadjet jauh
kelas. lebih besar
2. Pelajaran di kelas kurang merangsang dibanding
anak. Tingkat kemampuan anak jauh di pada buku.
atas yang diminta di dalam mengikuti
pelajaran di kelas, akibatnya anak
merasa bosan.
3. Ada masalah atau kesukaran kejiwaan
yang menyebabkan dia mundur atau
lari dari kenyataan. Dalam hal ini anak
akan menunjukkan gejala yang sama
dimana-mana, yaitu tidak
menunjukkan minat atau memberi
perhatian kepada segala sesuatu di luar
kelas.
4. Perhatian utama dari anak dicurahkan
kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas,
seperti olah raga, kegiatan di dalam
kelas, bekerja yang membutuhkan
keterampilan mekanis, atau melakukan
kegiatan yang dapat menghasilkan
uang.
5. Sikapnya yang seakan-akan tidak
mempunyai perhatian atau minat ini
sebenarnya hanya suatu sikap
purapura. Keadaan yang sebenarnya
ialah bahwa ia ingin memberi kesan
demikian, supaya orang dapat
menerima kenyataan bahwa ia tidak
berkompetisi/atau tidak mampu
berkompetisi dengan orang lain, yang
dipandangnya jauh lebih mampu dari
dirinya sendiri.
6. Ada konflik pribadi dengan guru, atau
dengan orang tua. Dengan
menunjukkan sikap ini sebenarnya ia
hendak menunjukkan sikap melawan
mereka; jadi sikap ini merupakan satu
jenis senjata untuk melawan.
Referensi :
Zaki Al Fuad dan Zuraini. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA
KELAS I SDN 7 KUTE PANANG. Jurnal Tunas
Bangsa. ISSN 2355-0066

 Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman sejawat, rendahnya minat baca
siswa disebabkan oleh :
1. Fasilitas perpustakaan yang kurang
lengkap,kurang memadai, dan
kurang menarik untuk siswa
kunjungi
2. Tidak ada pembiasaan siswa
membaca atau tidak ada waktu
khusus siswa untuk membaca
disekolah
3. Siswa lebih nyaman dengan
gadgetnya dari pada membaca buku
4. Guru tidak mencotohkan gemar
membaca
5. Fartor dari keluarga yang kurang
mendisiplinkan anak untuk sering
membaca
6. Buku-buku yang kurang menarik
untuk dibaca, siswa lebih tertarik
membaca komik atau novel
7. Karena ejekan kutu buku dari teman
sebaya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala sekolah, factor yang
menyebabkan minat baca siswa rendah
adalah :
1. Siswa kecanduan gadget
2. Guru tidak mencontohkan untuk
gemar membaca.
3. Buku-buku perpustakaan yang
berlum terbaharui
3 Siswa sulit  Literatur Setelah dianalisis
untuk Penelitian yang dilakukan oleh Kastri kembali
menyelesaik Fani (2021) tentang analisis berdasarkan
an soal-soal kemampuan siswa dalam menyelesaikan kajian literature,
HOTS soal HOTs pada pelajaran IPA kelas V wawancara, serta
memperoleh hasil bahwa kesulitan yang yang terjadi
dialami peserta didik dalam dilapangan, siswa
menyelesaikan soal HOTs pada sulit
pelajaran IPA adalah peserta didik menyelesaikan
mengerjakan soal dengan terburu-buru, soal-soal HOTS
peserta didik tidak mengetahui dikarenakan :
bagaimana cara menyelesaikan soal 1. Minimnya
dikarenakan peserta didik cenderung pengetahuan
mengalami kesulitan saat memahami guru tentang
soal, peserta didik tidak terbiasa dalam materi dan soal
menyelesaikan latihan soal, rendahnya HOTS yang
tingkat konsentrasi peserta didik dalam disebabkan
proses pembelajaran, rendahnya minat kurangnya
dan pengetahuan peserta didik dalam pelatihan untuk
menyelesaikan soal berbasis HOTs, guru terkait
kondisi kelas yang kurang kondusif pembelajaran
mempengaruhi konsentrasi peserta HOTS, bahkan
didik, serta rendahnya motivasi dari tidak jarang
orang tua dan kondisi ekonomi keluarga guru juga
yang tidak mendukung. Pada penelitian beranggapan
yang dilakukan oleh Kastri Fani ini data bahwa
dokumentasi diperoleh dengan melihat pembelajaran
hasil UN. berbasis HOTS
Referensi : itu sangat
Tri Nuraini, Julianto, ANALISIS FAKTOR PENYEBAB susah dan
KESULITAN SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV
DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTs (HIGH ORDER berlevel tinggi,
THINKING SKILLS) PADA MATA PELAJARAN
IPA,Jurnal Pendidikan Vol. 10 No. 1 Th 2022 baik itu dari
bobot soalnya,
Penelitian yang dilakukan oleh Kastri Fani, metode dan
Fauziana, Rahmiaty ditemukan masalah media yang
pada saat proses pembelajaran digunakan
berlangsung, terlihat siswa yang tidak fokus harus canggih
saat belajar, yakni terdapat siswa yang sehingga
tidak memperhatikan guru yang sedang dengan
menjelaskan materi didepan. Siswa tersebut pemikiran
telalu sibuk berbicara dengan teman seperti itu
sebangkunya, ada juga siswa yang sibuk menyebabkan
bermain dengan benda yang ada guru terus
didekatnya, seperti memutarmutarkan botol nyaman dengan
minumnya, melipat lembaran bukunya dan pembelajaran
mencoret-coret mejanya belajarnya. Saat berbasis LOTS.
guru memberikan tugas latihan pun, ada 2. Kemampuan
beberapa siswa yang tidak mengerjakan literasi dan
soal latihan yang diberikan dan hanya numerasi siswa
beberapa siswa yang benar-benar minat yang kurang,
dalam belajar yang dapat menyelesaikan menyebabkan
soal latihan yang diberikan gurunya. siswa jadi
Kemudian terlihat juga di MIN 25 Aceh malas membaca
Utara, gurunya masih sangat terbatas panjang, malas
dalam memberikan soal- soal IPA tipe HOTS berpikir, dan
kepada siswa dan lebih cenderung bahkan lebih
memberikan soal tipe LOTS dan MOTS. Hal mudah
ini yang mengakibatkan rendahnya menyerah saat
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. dihadapkan
Referensi: dengan soal-
Kastri Fani, Fauziana, Rahmiaty. ANALISIS soal HOTS
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN
SOALHOTS PADA PELAJARAN IPA KELAS V MIN 25
ACEH UTARA. Journal Of Primary Education.Vol 2 No
2. 2021

 Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman sejawat, sulitnya siswa
mengerjakan soal-soal HOTS
disebabkan beberapa factor,
diantaranya :
1. Siswa belum menguasai basis
numerasi dan literasi
2. Siswa enggan untuk membaca
bacaan panjang
3. Guru kurang menguasai materi dan
membuat soal berbasis HOTS
4. Kebiasaan belajar siswa yang
berbasis LOTS ( Low Order Thinking
Skills) dimana pembelajaran hanya
mencatat, menyalin, menghafal dan
mengikuti arahan dari teman yang
lebih pintar serta arahan dari guru.
5. Guru masih minim memberikan
soal-soal HOTS
6. Guru belum memperbaharui atau
mengupgrade soal-soal yang
berkaitan dengan kondisi sekarang.
7. Siswa kurang memahami perintah
dalam soal berbasis HOTS
Berdasarkan hasil wawancara kepala
sekolah, sulitnya siswa menyelesaikan
soal-soal HOTS dikarenakan oleh :
1. Guru belum paham dengan
pembelajaran bebasis HOTS
2. Kurangnya pelatihan bagi guru
mengenai pembelajaran berbasis
HOTS
3. Daya tangkap siswa untuk
menganalisa soal-soal HOTS
4 Guru  Literatur Setelah dianalisis
kurang Menurut Mulyani (2000:70) kembali
optimal mengungkapkan, bahwa, model berdasarkan
dalam pembelajaran merupakan suatu pola kajian literature,
pengaplikasi atau rencana yang dipakai guru dalam wawancara, serta
an model- mengorganisasikan materi yang terjadi
model pembelajaran, maupun kegiatan peserta dilapangan
pembelajara didik dan dapat dijadikan petunjuk kurang
n inovatif bagaimana guru mengajar di kelas. optimalnya guru
pada proses Pengunaan model pembelajaran tertentu dalam
pembelajara akan menghasilkan pencapaian tujuan- pengaplikasian
n tujuan yang telah diprogramkan. model-model
Referensi : pembelajaran
Yuliana Prihatin.2019.Model inovatif pada
Pembelajaran Inovatif. Manggu Makmur proses
Tanjung Lestari. Bandung pembelajaran
dikarenakan :
Model pembelajaran adalah kerangka 1. Pengetahuan
konseptual yang melukiskan prosedur guru tentang
yang sistematis dalam model
mengorganisasikan pengalaman belajar pembelajaran
peserta didik untuk mencapai tujuan masih kurang
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai dikarenakan
pedoman bagi perancang pembelajaran kurangnya
dan guru dalam merencanakan dan pelatihan
melaksanakan aktivitas belajar sehingga guru
mengajar. (Syaiful Sagala, 2005) kurang
Referensi: termotivasi
Abdul Rahnan Tibahary, Muliana.2018.Journal of
pedagogy.Model-model pembelajaran inovatif. Vol
menggunakan
1 No 1 model
 Hasil Wawancara pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan karena
teman sejawat, Guru kurang optimal dianggap ribet,
dalam pengaplikasian model-model mahal, dan
pembelajaran inovatif pada proses memakan
pembelajaran disebabkan karena : waktu yang
1. Guru belum memahami dan cukup lama.
menguasai model pembelajaran 2. Terbatasnya
inovatif yang cocok dengan sarana dan
karakteristik dengan materi prasarana
pembelajaran disekolah
2. Guru kurang mengikuti pelatihan, 3. Mindset
kurang mengupgrade ilmu gurubahwa
tentang variasi model-model membuat siswa
pembelajaran inovatif paham, paling
3. Terbatasnya sarana dan baik adalah
prasarana yang tersedia dengan
4. Guru lebih nyaman belajar menjelaskan.
dikelas dan masih berbasis model 4. Fokus
pembelajaran konvensional pembelajaran
5. Tekanan waktu yang terbatas bagi hanya pada
guru untuk mengaplikasikan lembar kerja
model pembelajaran inovatif siswa.
6. Kesejahteraan guru yang belum 5. Guru tidak
terpenuhi. mau repot
Berdasarkan hasil wawancara dengan untuk
kepala sekolah, Guru kurang optimal mengimplemen
dalam pengaplikasian model-model tasikan model
pembelajaran inovatif pada proses pembelajaran
pembelajaran disebabkan karena : inovatif.
1. Guru enggan ikut dengan perubahan
kurikulum
2. Pengadaan sarana dan prasarana
yang kurang
3. Tidak adanya laboratorium
4. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan
guru
5 Pemanfaat  Kajian Literatur Setelah dianalisis

an IT Menurut penelitian yang dilakukan Sri kembali

kurang Lestari dengan judul Faktor-faktor yang berdasarkan


mempengaruhi pemanfaatan TIK oleh guru kajian literature
optimal
disimpulkan bahwa pemanfaatan TIK dan hasil
dalam
dalam pembelajaran masih belum wawancara
proses
memadai dan merata. Keadaan yang penyebab
pembelajar
demikian ini antara lain disebabkan pemanfaatan IT
an
oleh belum meratanya infrastruktur kurang optimal
yang mendukung pemanfaatan TIK dalam proses
dalam pembelajaran samping pembelajaran
di
ketidaksiapan sumber daya manusia adalah :
1. Sarana dan
(terutama guru) untuk melaksanakan
prasarana
pemanfaatan TIK secara terintegrasi
yang kurang
dalam pembelajaran. Pemanfaatan TIK
mendukung
untuk pembelajaran yang dilaksanakan
dalam
guru secara bertahap dan berkelanjutan
penggunaan
disertai dengan pelatihan guru secara IT sehingga
periodik, maka kegiatan perintisan guru menjadi
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran kurang
yang dilaksanakan pada akhirnya akan terampil

mengarah pada kegiatan pembelajaran dalam

terintegrasi TIK. penggunaan

Refenrensi IT yang
Sri Lestari. 2015. Faktor-faktor yang diintegrasika
mempengaruhi pemanfaatan TIK oleh guru.
Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan. n pada
Jawa Timur
pembelajaran.
Menurut Suyanto Kendala utama dalam 2. Adanya

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran larangan

yang dihadapi guru di sekolah adalah penggunaan


HP bagi siswa
sarana dan prasarana pendukung yang
yang
terbatas. Sarana dan prasarana yang
dikarenakan
dimaksud adalah komputer, laptop, dan
adanya
infokus. Kendala berikutnya yang cukup
penyalahguna
tinggi mempengaruhi guru an bagi siswa.
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
adalah ketersediaan jaringan internet
dan sinyal. Selanjutnya kendala
berikutnya adalah ketersediaan listrik.
Pengetahuan teknis guru tentang
teknologi informasi dan komunikasi
yang terbatas menjadi kendala
berikutnya dalam pemanfaatan TIK
untuk pembelajaran di kelas.
Kemudian, ketakutan dan pertimbangan
dampak negatif dari penggunaan alat
berupa handphone (HP) dan laptop di
sekolah menjadi kendala guru
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
di kelas. Atas pertimbangan ketakutan
penyalahgunaan alat TIK tersebut,
sekolah mengeluarkan kebijakan
melarang guru membawa HP ke
sekolah. Kendala terkecil penghambat
guru memanfaatkan TIK adalah terkait
pengelolaan data.
Selain kekurangan tersebut, masih ada
jenis kekurangan lainnya yang
dikemukakan oleh beberapa peneliti
sebelumnya, seperti kurangnya waktu,
kurangnya pelatihan TIK, kurangnya
kesempatan mengembang diri dan lain
sebagainya. Tantangan yang paling
umum lainya dilaporkan oleh para guru,
misalnya, kurangnya waktu mereka
miliki. Mereka tidak punya cukup waktu
untuk merencanakan pelajaran
teknologi yang luar biasa atau
menjelajahi berbagai aspek world wide
web (www) atau perangkat lunak.
Sebagian guru berkomentar bahwa
dibutuhkan lebih banyak waktu untuk
merancang proyek yang mencakup
penggunaan teknologi baru daripada
menyiapkan pelajaran untuk mengajar
dengan cara tradisional dengan buku
dan lembar kerja.
Referensi
https://suyanto.id/hambatan-utama-
penggunaan-tik-dalam-pembelajaran-dan-
strategi-mengatasinya/

 Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman sejawat yang menyebabkan
penggunaan IT kurang optimal dalam
pembelajaran dikarenakan :
1. Kurangnya fasilitas sarana IT
yang tersedia disekolah
2. Guru yang belum terbiasa dan
belum menguasai IT
3. Guru kurang menguasai
aplikasi-aplikasi IT yang dapat
dipakai dalam pembelajaran
4. Guru yang kurang termotivasi
untuk belajar IT
5. Akses kesetaraan siswa, tidak
semua siswa bisa
mengoperasikan teknologi IT,
dan ketersediaan sarana untuk
siswa baik dirumah maupun
disekolah,
6. Materi belum terintegrasi
dengan teknologi IT

Berdasarkan hasil wawancara dengan


Kepala Sekolah yang menyebabkan
penggunaan IT kurang optimal dalam
pembelajaran dikarenakan :
1. Guru kurang termotivasi untuk
menggunakan teknologi
2. Guru belum menguasai IT
3. Sarana dan prasarana yang blm
disediakan sekolah
4. Siswa menyalahgunakan
penggunaan IT

6 Hubungan  Kajian literatur : Berdasarkan

guru dan Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2004 : 26) kajian literature

orang tua mengemukakan bahwa:Sekolah sebagai dan wawancara


lembaga pendidikan formal, terdiriatas guru penyebab
dalam
(pendidik) dansiswa. Antara mereka sudah hubungan orang
pembelajar
barang tentu terjadi adanyasaling tua dengan guru
an masih
hubungan, baik antara guru sebagai terkait
terbatas.
pendidik dengan siswa maupun antara pembelajaran
siswa dengan siswa dan orangtua dengan masih terbatas
guru. adalah :
E. Mulyasa (2007: 115) mengemukakan 1. Kurangnya
maksud hubungan antara sekolah dengan komunikasi
orangtua adalah sebagai berikut: dan
1. Untuk mengembangkan pemahaman perhatian
tentang maksud-maksud dan saran- baik dari
saran dari sekolah guru maupun
2. Untuk menilai program sekolah orang tua
3. Untuk mempersatukan orangtua 2. Orang tua
siswa dan guru dalam memenuhi kurang
kebutuhan siswa memperhatik
4. Untuk mengembangkan kesadaran an
tentang pentingnya pendidikan perkembanga
sekolah dalam era pembangunan n anaknya
5. Untuk membangun dan memelihara disekolah
kepercayaan orangtua terhadap 3. Orang tua
sekolah belum paham
6. Untuk memberitahu orangtua siswa dengan
tentang pekerjaan sekolah. pentingnya
7. Untuk mengarahkan dukungan dan koordinasi
bantuan bagi pemeliharaan dan dengan pihak
peningkatan program sekolah. sekolah
terkait belajar
 Hasil wawancara anak
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4. Orang tua
teman sejawat yang menyebabkan masih
hubungan guru dan orangtua terkait belumpaham

dalam pembelajaran masih terbatas bahwa tugas

adalah : mendidik

1. Orang tua biasanya berhubungan bukan hanya

dengan wali kelas bukan guru mapel. dilakukan

2. Guru mapel menyampaikan keluhan oleh guru

terhadap siswa kepada wali kelas, tetapi juga

bukan orang tua langsung. dengan orang

3. Orang tua tidak ada waktu untuk tua.

urusan sekolah
4. Orang tua beranggapan bahwa tugas
mendidik hanya tugas dari guru dan
pihak sekolah.

Anda mungkin juga menyukai