Anda di halaman 1dari 13

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis
Masalah yang
eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab
diidentifikasi
masalah
1 Kurangnya Hasil eksplorasi penyebab masalahnya
Motivasi Siswa adalah :
untuk mulai 1. Faktor internal dari dalam diri siswa itu
belajar sendiri seperti memiliki Anxiety yang
berlebihan.
2. Faktor eksternal yang berasal dari luar,
seperti faktor lingkungan sekitar siswa
3. Jenuh dengan kegiatan sekolah yang
monoton
4. Lamanya kegiatan sekolah secara daring
5. Psikologi siswa

Hasil kajian literatur


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah : aspirasi siswa,
kemauan siswa, kondisi siswa, kondisi
lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan pembelajaran
(Dimyati dan Mudjiono, 2002)
2. Hasil penelitian (Nisa dkk, 2021)
menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa yang rendah disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal.
3. Berdasarkan hasil penelitian Putri
Wahyuningsih (2011) disimpulkan bahwa: hasil
belajar yang berada di bawah standar ketuntasan
minimal merupakan akibat dari rendahnya
motivasi belajar baik dalam diri peserta didik
maupun dari luar peserta didik, Faktor yang
menyebabkan motivasi belajar terdapat dua
macam yaitu motivasi yang datang dari dalam
diri peserta didik yang meliputi sikap,
kebutuhan, rangsangan, afeksi, dan kompetensi.
Motivasi yang berasal dari luar peserta didik
yaitu berupa motivasi belajar dari guru, sarana-
prasarana sekolah, keadaan orang tua peserta
didik, dan kondisi lingkungan tempat tinggal
peserta didik. Hasil penelitian membuktikan
bahwa kondisi sebagian besar peserta didik yang
mempunyai latar belakang berasal dari keluarga
pinggiran yang notabenya adalah keluarga yang
bermasalah. Faktor yang menyebabkan
rendahnya motivasi belajar dari dalam diri
peserta didik yang paling berpengaruh terhadap
prestasi peserta didik yaitu sikap yang
ditunjukkan ketika sedang mengikuti proses
pembelajaran, kebanyakan peserta didik
melakukan aktivitas sendiri dan tidak
memperhatikan materi yang sedang dijelaskan.
faktor motivasi dari luar sangatlah berpengaruh
dengan prestasi belajar peserta didik.

Hasil kajian wawancara


Peserta didik ;
1. Siswa merasa jenuh dengan kegiatan
belajar yang monoton
2. Siswa terlalu nyaman selama kegiatan
daring sehingga malas ketika kegiatan
berubah menjadi tatap muka
3. Siswa sering mengantuk akibat sering
begadang setelah main game
4. Guru yang kurang menarik dalam
menyampaikan materi
5. Guru yang terburu-buru ketika
penyampaian materi
6. siswa kurang nyaman di dalam kelas
7. guru kurang menggunakan strategi yang
menarik untuk meningkatkan motivasi
siswa

Teman Sejawat :
1. Siswa terbiasa santai dengan
pembelajaran secara daring selama
COVID 19
2. Guru jarang memberikan ice breaking di
awal pembelajaran untuk menarik minat
siswa
3. Guru tidak menguasai materi
4. Guru belum mengenal karakteristik
setiap peserta didik di dalam kelas nya
5. Guru hanya menggunakan metode yang
sama dan monoton.

Pengawas Pembina
1. Guru kurang memperhatikan cara
berpakaian
2. Guru belum mengaplikasikan
penggunaan aplikasi berbasis teknologi
seperti platform “Merdeka Mengajar”
3. Guru belum menjalin hubungan
komunikasi yang baik terhadap siswa.
4. Guru belum memaksimalkan penilaian
keterampilan dan sikap siswa selama
pembelajaran berlangsung, yang dapat
bertujuan meningkatkan motivasi siswa.
2 Guru belum Hasil eksplorasi penyebab masalahnya Setelah
mengoptimalkan adalah : dianalisis lebih
model 1. Pemahaman dan penguasaan guru lanjut, penyebab
pembelajaran tentang model-model pembelajaran masalah ini
yang inovatif inovatif masih kurang. disebabkan:
sesuai dengan 2. Guru tidak melakukan assesment 1. Guru kurang
karakteristik siswa diagnostik kemampuan peserta didik. kreatif dan
3. Guru kurang menggunakan bahan ajar inovatif dalam
yang innovatif pembelajaran.
2. Guru tidak
Kajian Literature : menggunakan
1. Menurut (Iswandono, 2017), penggunaan media
pembelajaran
metode pembelajaran yang tepat dapat
atau alat
meningkatkan motivasi dan penguasaan
penunjang
siswa terhadap materi yang disampaikan. pembelajaran.
2. Haag dan Ken dalam Abdul Kadir dan 3. Guru hanya
Terra (2013) menyatakan teknologi ceramah di
informasi merupakan seperangkat alat dalam kelas.
yang membantu manusia bekerja dengan 4. Guru tidak
informasi dan hal-hal yang berkaitan melakukan
dengan pemrosesan informasi. Hingga umpan balik
saat ini tak terhitung beragam inovasi setelah
teknologi media informasi dan diberikan
komunikasi yang telah dibuat manusia, materi.
khususnya sebagai alat bantu 5. Guru belum
pembelajaran. Pendidik merupakan memaksimalk
an
instrumen penting untuk memastikan
penggunaan
tercapainya tujuan pembelajaran
media
berdasarkan indikator yang disusun sesuai pembelajaran
kebutuhan peserta didik antara lain yang ada di
kompetensi kognitif, psikomotorik dan sekitar
afektif. linkungan
3. Menurut Rohmah dan Marimin (2015) sekolah
keberhasilan peserta didik merupakan 6. Kurangnya
salah satu indikator keberhasilan pendidik motivasi guru
dalam mengajar. Pelaksanaan untuk
pembelajaran harus direncanakan secara mengupgrade
baik agar dapat memberikan pelayan yang kompetensi
tepat bagi siswa. Salah satu diantara seperti
komponen pendukung tercapainya tujuan mengikuti
pembelajaran adalah pemanfaatan media webinar atau
seminar-
pembelajaran.
seminar
pendidikan.
4. Media pembelajaran menjadi terasa
manfaatnya jika digunakan secara tepat
oleh guru saat pelaksanaan pembelajaran
dimulai dengan ketepatan dalam
merencanakan, menggunakan serta
mengevaluasi. Sebagaimana diungkapkan
Arif Sadiman dkk (2012) perencanaan
media pembelajaran antara lain; 1)
Identifikasi kebutuhan dan karakteristik
siswa, merumuskan tujuan pembelajaran,
2) merumuskan butir-butir materi ajar, 3)
mengembangkan alat ukur keberhasilan,
menulis naskah media, 4) melakukan tes
dan revisi.
5. Menurut (Ulya, 2016) mencermati begitu
pentingnya bahasa Inggris maka pembelajaran
bahasa Inggris di dalam kelas harus menggunakan
strategi yang tepat, menarik dan melibatkan
peserta didik, agar kompetensi bahasa Inggris
dapat dikuasai secara optimal.
6. Menurut Nation (dalam Cameron, 2009:85) ada
beberapa tehnik dasar yang dapat digunakan guru
untuk mengajarkan kosakata baru. Antara lain: (a)
Menggunakan benda atau objek. (b) Menggunakan
potongan dari sebuah bentuk. (c) Menggunakan
gerakan anggota tubuh. (d) Menampilkan sebuah
tindakan. (e) Foto. (f) Menggambar di papan tulis.
(g) Gambar dari buku. (h) Menganalisis definisi
dari suatu kara dari guru. (i) Meletakkan kata
tersebut dalam konteks kalimat. (j)
Menerjemahkan ke bahasa lain.
7. Berdasarkan hasil penelitian (Fitrotul
Mufaridah, 2008) menunjukan bahwa
penggunan permainan sebagai media
pembelajaran BahasaInggris sebagai
upaya terhadap peningkatan prestasi
siswa menunjukkan hasil yang positif.

Kajian Wawancara:
Kepala sekolah :
1. Guru masih belum mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi informasi (TIK)
dalam pembelajaran.
2. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam Metode
dan Teknik pembelajaran.
3. Guru tidak menggunakan media
pembelajaran atau alat penunjang
pembelajaran.
4. Guru hanya ceramah di dalam kelas.
5. Guru belum mengenal karakter pserta
didik
6. Kurangnya motivasi guru untuk
meningkatkan kompetensi sebagai
tenaga pendidik

Pengawas Pembina :
1. Guru jarang meminta peserta didik atau
teman sejawat untuk melakukan refleksi
pada metode dan teknik yang telah
digunakan dalam kegiatan pembelajaran
sebelumnya.
2. Guru jarang menggunakan lingkungan
luar sekolah sebagai tempat belajar
(hanya kegiatan indoor saja).
3. Guru tidak memaksimalkan aplikasi
Platform seperti “Merdeka Mengajar”
untuk meningkatkan kompetensi tenaga
pendidik.
4. Guru belum memaksimalkan
penggunaan media pembelaajaran yang
ada di lingkungan sekolah.
3 Anak belum Hasil eksplorasi penyebab masalahnya
memiliki literasi adalah :
membaca yang 1. Siswa malas untuk membaca
baik 2. Siswa kurang tertarik untuk membaca di
perpustakaan
3. Siswa hanya tertarik melihat gambar
saja ketika kegiatan literasi
4. Siswa tidak pernah membeli buku atau
memfoto copi bahan bacaan di luar
teksbook yang diberikan oleh sekolah
Kajian Literatur:
Azmi Rizki Annisa (2021)
Menurut data statistik dari UNESCO, minat
baca masyarakat Indonesia sangatlah
memprihatinkan yaitu hanya 0,001% saja.
Itu berarti, dari 1.000 orang Indonesia,
hanya ada 1 orang yang rajin membaca.
Dalam riset dengan tajuk World’s Most
Literate Nations Ranked yang dilakukan
oleh Central Connecticut State University
pada tahun 2016 lalu, Indonesia menduduki
peringkat ke-60 dari 61 negara dengan
tingkat literasi yang rendah. Sedangkan
tingkat literasi pada peringkat yang pertama
ditempati oleh Negara Finlandia (hampir
100%). Data ini menunjukkan bahwa
Indonesia masih tertinggal jauh dari
Singapura maupun Malaysia dalam hal
minat baca [4]. Selanjutnya, dari data
penelitian yang dilakukan oleh United
Nations Development Programme (UNDP),
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
tingkat pendidikan yang ada di Indonesia
masih tergolong rendah, yaitu 14,6%. Jauh
lebih rendah daripada Malaysia yang
memiliki persentase hingga 28%.
Rendahnya minat baca di Indonesia ini bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
pertama, belum adanya pembiasaan dalam
membaca yang ditanamkan sejak dini.
Padahal usia kanak-kanak adalah masa
golden age di mana pada fase ini anak
sedang mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat sehingga para orang tua dapat
membentuk karakter anaknya. Kedua, akses
dalam fasilitas pendidikan yang belum
merata dan minimnya kualitas sarana
pendidikan. Dan terakhir adalah kurangnya
produksi buku di Indonesia karena penerbit
di daerah yang belum berkembang

Hasil Kajian Wawancara :


Teman sejawat :
1. Siswa tidak tertarik membaca bahan
bacaan yang hanya berupa teks.
2. Siswa lebih senang berada di kantin
daripada di perpustakaan
3. Belum ada nya pojok baca di setiap
kelas
4. Siswa belum mampu membaca
5. Guru belum membiasakan kegiatan
literasi siswa di awal pembelajaran.
6. Siswa masi ada yang belum lancar
dalam membaca dan menulis

4 Kesulitan Siswa Hasil eksplorasi penyebab masalahnya Setelah


dalam kegiatan adalah : dianalisis lebih
pembelajaran 1. Rendahnya penguasaan Vocabulary lanjut, penyebab
Bahasa Inggris siswa masalah ini
2. Rendahnya penguasaan pronounciation disebabkan:
siswa 1. Siswa
terkadang
3. Siswa kurang berlatih
tidak menulis
4. Guru belum maksimal dalam dan menandai
penguasaan materi sehingga kosa kata
menyebabkan siswa kesulitan dalam baru yang
memahami materi belum
dikuasai.
Kajian Literatur 2. Guru hanya
1. Menurut (Becker, 1997) menekankan tentang memerintahk
pentingnya pengembangan vocabulary yaitu an siswa
menghubungkan beberapa jumlah vocabulary mencatat
yang dikuasai para siswa dengan materi kosakata dan
akademik pembelajaran bahasa (1). Dia tidak
menyatakan bahwa kurangnya pemahaman mengecek
vocabulary adalah penyebab utama kegagalan kembali
akademik yang dialami siswa.
catatan siswa
2. Pembelajaran bahasa Inggris di SD mengenai
khususnya tentang kosakata kosakata
(vocabulary) dapat difokuskan untuk beserta
membantu siswa dalam membangun artinya.
3. Guru hanya
pengetahuan tentang kata dalam rangka menulis kata
penggunaan kata secara baik dan efektif bahasa
(Cameron,2009:75). inggrisnya
3. Cameron (2009:84) menyampaikan ada 5 dipapan tulis
tahapan penting yang mendasari pembelajaran tanpa disertai
vocabulary yaitu: (a) Memiliki sumber kata-kata arti kosakata
baru. (b) Gunakan gambar yang jelas. (c) Pelajari
tersebut
dalam bahasa
arti kata. (d) Bentuk ikatan ingatan yang kuat
indonesia.
antara bentuk dan arti kata tersebut. (e)
4. Guru tidak
Menggunakan kata-kata tersebut dalam
memberikan
kehidupan sehari-hari.
contoh lain
4. Chaer (2010:249) mengartikan dalam
perbendaharaan kata yaitu semua kata menggunakan
dalam suatu bahasa yang merupakan kosakata yang
kekayaan atau khazanah dari bahasa itu. sudah siswa
Kemampuan berbahasa seseorang dapat catat atau
pelajari agar
dilihat dari bagaimana orang tersebut
lebih
berkomunikasi menggunakan bahasa itu. beragam.
5. Menurut Ur (1996) ada beberapa faktor 5. Siswa lupa
penyebab yang menghambat siswa membawa
dalam berbicara, diantaranya; inhibition, kamus
nothing to say, low or uneven bahasa
participation, and mother-tongue use inggris.
6. Alokasi waktu
Kajian Wawancara: yang kurang
1. Siswa kurang percaya diri bagi guru.
2. Siswa takut melakukan kesalahan ketika 7. Penggunaan
diminta berbicara di dalam kelas strategi dan
metode
3. Siswa memiliki kosakata yang masih
belajar yang
minim
tidak sesuai
4. Siswa masih kurang berlatih atau dan menarik
melakukan pengulangan minat siswa.
5. Guru tidak mengulang pelafalan kata 8. siswa hanya
6. Guru terburu-buru dalam menyampaikan mengandalka
materi n guru untuk
7. Guru tidak menguasai materi menemukan
8. Guru jarang memberikan pertanyaan arti kosakata.
awal yang dapat memancing minat siswa
dalam belajar Lebih lanjut
9. Adanya perbedaan antara tulisan dan setelah
bacaan pada kalimat bahasa Inggris dianalisis,
penyebab
10. Guru hanya meminta siswa mencatat arti
masalah
tanpa tahu cara membacanya.
rendahnya
11. Pengaruh penggunaan Bahasa Ibu penguasaan
pronounciation
ini disebabkan:
1. Guru tidak
pernah
mengulang
ulang
pelafalan.
2. Siswa malu
untuk
berbicara
karena malu
dan takut
salah.
3. Guru hanya
meminta
siswa
mencatat arti
tanpa tahu
cara
membacanya.
4. Guru tidak
menggunakan
metode
pengajaran
yang tepat.
5. Guru tidak
mengajarkan
kepada siswa
mengenai
perbedaan
bunyi bunyi
yang memiliki
pengucapan
yang hampir
sama namun
memiliki arti
yang berbeda.
Misal Ship
dengan
sheep.
6. Siswa
memiliki
masalah
dengan
pengucapan
dan indera
pendengaran
mereka
sehingga
mereka sulit
mengindetifik
asi bunyi
yang hampir
sama.
7. Kebingungan
para siswa
mengenai
perbedaan
tulisan dan
cara
membaca
tulisan di
dalam bahasa
inggris.
Misal : ”I”
dibaca ai

5 Belum optimalnya Hasil eksplorasi penyebab masalahnya


interaksi belajar adalah :
mengajar antara 1. Siswa masih mengalami miskonsepsi
guru dan peserta pada materi yang disampaikan
didik selama 2. Siswa masih belum mampu
proses mengucapkan pelafan expressing
pembelajaran thanking dan apologizing dengan benar.
expressing 3. Siswa masih cenderung pasif
thanking and 4. Guru belum menggunakan teknik
apologizing yang mengajar yang sesuai.
terjadi di kelas
Hasil Kajian Literature:
1. R. L. ALLWRIGHT successful
pedagogy, in any subject, necessarily
involves the successful management of
classroom interaction.
Allwright, R. L. (1984). The importance of
interaction in classroom language learning.
Applied Linguistics, 5(2), 156–171.
https://doi.org/10.1093/applin/5.2.156

2. Classroom interaction is highly


complex, yet it is central in language
teaching learning process. The students
acquire language through and in
interaction with others, teacher and
students. The classroom interaction
occurs in dimensions of verbal, non-
verbal, personal and pedagogical
practices (Sundari:2017)
Sundari, H. (2017). Classroom Interaction in
Teaching English as Foreign Language at Lower
Secondary Schools in Indonesia. 2012.

3. Classroom interaction involves teacher


and students as interactants in using
target language. In the classroom,
communication is mostly initiated and
maintained by the teachers. They, as a
key holder of classroom communication,
play prominent roles to manage the
classroom participation and stimulate
student language production.
Sundari, H. (2017). Classroom Interaction in
Teaching English as Foreign Language at
Lower Secondary Schools in Indonesia. 2012

4. Interaction is one essential point of


prosperous in teaching learning
process, because interaction is a
united exchange of thought, feeling
or ideas between a teacher and
learner or a learner and other learner
consequent in complementary effect on
each other.
Huriyah, S., & Agustiani, M. (2018). An
Analysis of English Teacher and Learner Talk in
the Classroom Interaction. Linguistic, English
Education and Art (LEEA) Journal, 2(1), 60–
71.https://doi.org/10.31539/leea.v2i1.385

5. The impacts of a good teacher–pupil relationship


emphasize the need of understanding how
teachers engage and sustain positive interactions
with their pupils (Henning et al., 2017).
Henning, J. E., Rice, L. J., Dani, D. E.,
Weade, G., & McKeny, T. (2017).
Teachers’ perceptions of their most
Significant change: Source, impact, and
process. Teacher Development, 21(3),
388–403. https://doi.org/10.1080/
13664530.2016.1243570
6. As an important part of teaching for
college teachers, teacher-student
interaction has a significant impact on
the teaching quality of teachers and the
leaning efficiency of students.
K. Bunning, B. Heath, and A. Minnion,
“Interaction between teachers and
students with intellectual disability
during computer-based activities: the
role of human mediation,” Technology
and Disability, vol. 22, no. 1-2, pp. 61–
71, 2010.

7. Appropriate and high-level teacher-


student interaction can mobilize
students’ enthusiasm in class and guide
students to think and express their views
better. On the contrary, it may make the
class boring and then affect the learning
efficiency of students.
N. R. Santoso, M. Nombrado, M. T. De
Guzman, S. D. Yumul, and R. M.
Mariano, “Teachers' professional
identity construc tion on Facebook using
the teacher-student interaction
perspective,” Jurnal Studi Komunikasi
(Indonesian Journal of Communications
Studies), vol. 5, no. 1, p. 1, 2021.

8. Oral English teaching, as an applied and


practical course, requires relatively high
interaction between teachers and
students.
G. Minghe and W. Yuan, Affective
Factors in Oral English Teaching and
Learning, Higher Education of Social
Science, 2013

9. The interaction items are summarized


under 3 main topics (Table 1). Those
topics are, Attention- Motivation,
Satisfaction and Learning Performance
(Hülya Soydaş Çakır: 2021)
Çakir, H. S. (2021). Interaction Increasing
Factors : Research on E-learning Content
Design *. 5(9), 25–40.
https://doi.org/10.31458/iejes.786457

10. Menurut E. De Corte faktor-faktor yang


mempengaruhi interaksi belajar-mengajar
adalah:
a. guru yang melaksanakan kegiatan
instruksional
b. siswa yang menjalani kegiatan
belajar
c. tujuan, yang telah dirumuskan
untuk dicapai
d. materi pelajaran, yang menjadi inti
atau materi interaksi,
e. Metode, yang digunakan untuk
mencapai tujuan,
f. media,
g. situasi adalah keadaan yang
memungkinkan proses interaksi
dilaksanakan dengan baik,
h. evaluasi, suatu usaha untuk
mengetahui keberhasilan interaksi.
Interaksi, M., Dan, P., & Komunikasi, P. (n.d.).
No Title. 1–13.
Hasil Kajian Wawancara

Rekan Sejawat:

Keberhasilan proses pembelajaran sangat


dipengaruhi oleh interaksi kelas yang positif
yang terjadi di dalam kelas baik antar siswa
ataupun antara siswa dan guru. Buiding
positive interaction dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:

a. Guru harus mampu Menciptakan dan


menjaga lingkungan (atmosphere) kelas
yang nyaman dan kondusif bagi siswa
selama proses pembelajaran sehingga
dia siap menerima pembelajaran, baik di
awal pertemuan, di tengah maupun
hingga akhir pertemuan dalam proses
pembelajaran dengan berbagai cara.
b. Memberikan pujian baik dengan cara
verbal maupun non-verbal
c. Membangun komunikasi yang baik
dengan peserta didik.
d. Menggunakan media yang tepat dan
relevan dengan materi pembelajaran.
e. Memberikan pertanyaan pemantik untuk
topik yang sedang dibicarakan.
f. Menggunakan metode kooperatif
learning

Manfaat interaksi kelas terhadap hasil


pembelajaran atau evaluasi pembelajaran:

a. Semakin baik, aktif dan positif interaksi


yang terjadi antar siswa dan antara siswa
dan guru maka semakin mudah dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang
telah direncanakan.
b. Semakin baik, aktif dan positif interaksi
yang terjadi antar siswa dan antara siswa
dan guru maka dapat menghilangkan
rasa gugup, cemas berlebihan dan takut
yang ada pada diri peserta didik yang
mungkin ada selama proses
pembelajaran

Peserta Didik:
Peserta didik akan memiliki interaksi kelas
yang baik, aktif, dan positif serta ikut
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran jika:
a. Guru Memberikan kalimat pujian
kepada peserta didik baik dengan verbal
maupun non-verbal
b. Guru Membangun komunikasi yang
baik dengan peserta didik, santun, sabar,
sopan dan tegas.
c. Guru Menggunakan media yang tepat
sesuai karakter peserta didik
d. Siswa tidak memiliki perasaan cemas,
gugup, dan rasa takut selama mengikuti
proses pembelajaran.
e. Siswa mampu Bekerja sama dengan
teman lainnya
f. Siswa memiliki motivasi yang kuat
untuk mengikuti pelajaran.
Pengawas Pembina :
1. Guru tidak melakukan umpan balik
setelah diberikan materi.
2. Guru jarang melakukan refleksi setelah
kegiatan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai