Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Andi Irawan, S.Pd.
Asal Institusi: SDN 1 Nagarapageuh

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


telah masalah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Pedagogik: Motivasi Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis


belajar Siswa Kelas Rosdiani (2012: 138) terhadap hasil kajian
2 dalam menyatakan bahwa
literatur dan hasil
pendidikan jasmani adalah
pembelajaran PJOK wawancara juga setelah
proses pendidikan melalui
materi Senam Lantai aktivitas jasmani atau dilakukan observasi/
olahraga yang terpilih untuk pengamatan maka dapat
mencapai tujuan pendidikan. diketahui bahwa
2. Hamidah ( 2022 ; 57 )
Motivasi belajar yang dimiliki penyebab motivasi
siswa berbeda satu dengan belajar siswa kelas 2
yang lain, terdapat siswa yang terhadap pembelajaran
memiliki motivasi belajar PJOK materi Senam
cukup tinggi dan sebaliknya
terdapat siswa yang memiliki
Lantai adalah sebagai
motivasi belajar kurang berikut ;
optimal. Hal ini dapat dilihat 1. Guru masih
dari antusias dan perhatian menggunakan metode
siswa dalam mengikuti
konvensional ceramah;
pembelajaran
3. Marsabila (2022 ; 135) Guru 2. Metode pembelajaran
sebisa mungkin harus selalu kurang inovatif;
berupaya untuk dapat 3. Guru kurang dapat
meningkatkan motivasi belajar mendesain pembelajaran
terutama bagi siswa yang
mengalami kesulitan dalam yang dapat meningkatkan
belajar. semangat dan motivasi
4. Japar ( 2019 ; 3 ). Masih ada siswa.
beberapa pendidik yang 4. Dorongan orang tua
menggunakan metode
kurang
pembelajaran ceramah
terhadap siswa. Hal ini Adapun solusi untuk
membuat siswa menjadi tidak masalah tersebut adalah :
tertarik dalam memahami 1. Guru lebih memahami
pelajaran PJOK.
karakteristik dan gaya
5. Hamzah (2021;28) Siswa
yang telah termotivasi untuk belajar siswa
belajar sesuatu akan berusaha 2. Memilih strategi dan
mempelajarinya dengan baik model pembelajaran yang
dan tekun, dengan harapan mampu mengatasi
memperoleh hasil yang baik.
Dalam hal itu, tampak bahwa
motivasi untuk belajar permasalahan yang
menyebabkan seseorang dialami guru dan siswa.
tekun belajar
3.Guru dapat membuat
berbagai media
pembelajaran yang
sederhana agar siswa
lebih termotivasi saat
pembelajaran
berlangsung
2 Pembelajaran Kajian Literatur Analisis eksplorasi
berdiferensiasi: penyebab masalah
Terdapat siswa yang 1. Lisitiana (2017 ; 40) Salah
berdasarkan hasil kajian
memiliki gangguan satu penyebab menurunnya
literatur dan wawancara
emosi, kurang kepercayaan diri peserta didik
karena beberapa peserta didik dapat disimpulkan :
percaya diri, mudah 1. Guru di sekolah
tersinggung bahkan menjadi korban bullying, baik
bullying verbal maupun sosial. inklusif cenderung
sering menjadi
2. Grahita (2019) Selama ini, memperlakukan ABK
korban bullying.
guru-guru di sekolah inklusif secara tidak adil dan
cenderung memperlakukan proporsional
ABK secara tidak adil dan 2. Guru mengajar dengan
proporsional. Mereka cara yang sama dengan
dibelajarkan dengan cara yang siswa regular
sama dengan siswa regular. Adapun solusi untuk
Akibatnya, banyak ditemukan masalah tersebut adalah :
ABK yang berada di sekolah
1. Guru memilih
inklusif mendapat perlakuan
metode dan strategi
diskriminatif sehingga mereka
pembelajaran yang
menjauh dari sekolah bahkan
menarik bagi anak.
dropout.
2. Komunikasi yang
3. Triwardhani (2020) efektif dapat menjamin
Komunikasi yang efektif dapat berlangsungnya interaksi
menjamin berlangsungnya antara guru dan siswa
interaksi antara guru, siswa, secara optimal.
dan orang tua secara optimal. 3. Butuh kesabaran dalam
Kemampuan menciptakan
menghadapi anak didik
berbagai program yang
yang beraneka ragam
mensyaratkan keterlibatan
karakter
orang tua dalam berbagai
kegiatan anak di sekolah
menjadi wadah komunikasi
yang menarik

Hasil wawancara :
A. Wawancara dengan guru
Senior ( Esih Sukaesih,
S.Pd.SD ) 1. Kurang perhatian
orang tua dalam pendidikan
peserta didik 2. Ada peserta
didik yang suka saling bully
membully

3. Butuh kesabaran dalam


menghadapi anak didik yang
beraneka ragam karakter

4. Terbatasnya kemampuan
guru dalam menghadapi anak
berkebutuhan khusus

B. Wawancara dengan kepala


sekolah

1. Peserta didik kurang


percaya diri

2. Karakter peserta didik


karena pengaruh lingkungan
keluarga

3. Komunikasi yang efektif


dapat menjamin
berlangsungnya interaksi
antara guru dan siswa secara
optimal.

4. Kemampuan menciptakan
berbagai program yang
mensyaratkan keterlibatan
orang tua dalam berbagai
kegiatan anak di sekolah
menjadi wadah komunikasi
yang menarik Observasi

Berdasarkan pengamatan
kami di kelas 2 SDN 1
Nagarapageuh ada 1 siswa
yang memiliki gangguan
emosi, kurang percaya diri,
mudah tersinggung dan
kadang bisa menghambat
kelancaran pembelajaran di
kelas. Kesimpulan
Komunikasi yang efektif dapat
menjamin berlangsungnya
interaksi antara guru dan
siswa secara optimal terlebih
dalam menghadapi
keberadaan siswa yang
memiliki gangguan emosi,
kurang percaya diri, mudah
tersinggung. Kadang sering
terjadi pembulliyan antar
sesama siswa yang bisa
menghambat kelancaran
pembelajaran di kelas, maka
pentingnya komunikasi baik
dengan siswa maupun orang
tua siswa, juga butuh
kesabaran dalam menghadapi
anak didik yang beraneka
ragam karakter.

3 Kurangnya konsep Kajian Literatur : Analisis eksplorasi


Penguatan penyebab masalah
Pendidikan Karakter 1. Ariandy (2019) Pentingnya
berdasarkan hasil kajian
(PPK) penerapan Penguatan
literatur dan wawancara
pendidikan karakter (PPK). Hal
tersebut tentunya tidak lepas dapat disimpulkan :
dari inovasi kebijakan 1. Inovasi pembelajaran
kurikulum yang dikawinkan memudahkan dalam
dengan gagasan-gagasan mencapai tujuan
pemerintah yang dibalut pembelajaran
dalam sebuah gerakan dengan 2. Pemahaman konsep
label ‘revolusi mental’, yang PPK rendah
terintegrasi dalam sebuah 3. Pentingnya penguatan
kurikulum nasional yang pendidikan karakter
sedang berjalan. (PPK).
2. Effendy ( 2017 ) Dampak 4. Pentingnya
dari penerapan PPK ini adalah pemahaman Profil Pelajar
terjadi perubahan mendasar di Pancasila
dalam ekosistem pendidikan
dan proses pembelajaran
sehingga prestasi mereka pun
juga meningkat. Program PPK
ingin memperkuat
pembentukan karakter siswa
yang selama ini sudah
dilakukan di banyak sekolah.
3. Noperman (2021) Inovasi
pembelajaran didefinisikan
sebagai kegiatan
memperbaharui sebagian atau
semua komponen yang
terkandung di dalam
pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas
komponen-komponen tersebut
sehingga memudahkan dalam
mencapai tujuan
pembelajaran

4. Ariandy (2019) Program PPK


yang dalam tubuhnya
melahirkan nilai karakter
utama yaitu religius,
nasionalisme, integritas,
kemandirian dan
kegotongroyongan.

Hasil wawancara : A.
Wawancara dengan guru
Senior (Esih Sukaesih,
S.Pd.SD )

1. Pentingnya pemahaman
Profil Pelajar Pancasila

2. Pendampingan yang intensif


terhadap karakter peserta
didik

B. Wawancara dengan kepala


sekolah

1. Pemahaman konsep PPK


rendah

2. Pentingnya penguatan
pendidikan karakter” (PPK).
Observasi Ada 5 dari 21
siswa kelas 2 yang orang
tuanya kerja di luar kota dan
juga ada yang sebagai TKW,
jadi perhatian orang tua
sangat minim. Kesimpulan
Proses komunikasi ini sangat
berperan penting dalam proses
pembelajaran terutama untuk
memastikan anak-anak
belajar dengan efektif dan
mendapatkan yang terbaik
bagi pertumbuhan dan proses
perkembangan karakter anak.

4 Faktor Internal Kajian Litelatur Analisis eksplorasi


dalam Peserta Didik penyebab masalah
yaitu faktor Jasmani Menurut Pane (2015:1)
berdasarkan hasil kajian
dan Kesehatan Kesehatan tidak terpisahkan
literatur dan wawancara
dalam kehidupan manusia,
karena kesehatan dapat disimpulkan :
merupakan keadaan yang 1. Kurangnya faktor
paling penting dalam fisik dan jasmani
menjalankan berbagai 2. Dan Faktor
aktivitas. Tanpa kesehatan kesehhatan peserta
manusia akan mengalami didik sanggat
hambatan dan mengalami berpengaruh pada
penurunan kondisi fisik. pembelajaran
Kesehatan adalah keadaan Adapun solusi yang di
seimbang yang dinamis, terapkan yaitu guru lebih
dipengaruhi faktor genetik, menambah intensitas
lingkungan dan pola hidup
pemanasan pada peserta
sehari-hari seperti makan,
didik
minum, seks, kerja, istirahat,
hingga pengelolaan
kehidupanemosional.
Pengertian tersebut sejalan
menurut pendapat Hidayat
(2016:214) tingkat kesehatan
jasmani memiliki peranan
penting dalam kegiatan sehari-
hari siswa, kesehatan jasmani
yang baik sangat diperlukan
siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di sekolah
dengan tujuan untuk
mendapatkan prestasi yang
lebih baik.

Wawanccara

Dengan Guru Senior (Esih


Sukaesih, S.Pd.)
1. Pentingnya Faktor
jasmani peserta didik
yang kurang
2. Faktor kesehatan
peserta didik

Anda mungkin juga menyukai