Anda di halaman 1dari 12

LK. 1.

3 PENENTUAN PENYEBAB MASALAH


NAMA : RENI MARTIANA
NIM : 6101022098
NO. UKG : 201502026336
SEKOLAH : SD NEGERI 7 BANGSRI

NO Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah Kajian Literasi

1. 1. Peserta didik kurang antusias dalam Cara mengajar guru yang Berdasarkan hasil diskusi dan 1. (Jurnal patriot Volume 2 Nomor 1
melaksanakan pembelajaran penjas kurang aktif, inovatif, kreatif, analisis, ditentukan bahwa akar tahun 2020) Menurut Amelia dan
2. Pembelajaran Penjas hanya berpusat efektif dan menyenangkan penyebab masalah adalah cara Supena dalam harmono, 2017
pada guru (PAIKEM) dalam Pembelajaran mengajar guru. antara lain :
3. Pembelajaran Penjas didalam kelas Penjas di dalam kelas. Guru merupakan unsur pelaksana
kurang variatif Cara mengajar guru akan ikut teknis utama yang bertugas dan
4. Peserta didik menjadi jenuh dan berkontribusi untuk bertanggung jawab menjalankan
kurang perhatian terhadap mempengaruhi faktor penyebab kegiatan proses Pembelajaran
pembelajaran penjas. maslah lainnya. disekolah. Keberhasilan
5. Peserta didik takut bertanya karena Cara mengajr guru aktif, pembelajaran tidak terlepas dari
takut salah inovatif, kreatif, efektif dan kemampuan guru dalam
6. Peserta didik merasa kurang nyaman menyenangkan akan mampu
mengembangkan model-model
saat pembelajaran penjas. meningkatkan minat siswa,
pembelajaran yang efektif maka
7. Metode Pembelajaran penjas yang rasa senang dan memudahkan
setiap guru harus memiliki
kurang menarik ( hanya ceramah) dalam penguasaan materi bagi
pengetahuan yang didasari
8. Pembelajaran penjas hanya berpusat peserta didik.(SOLUSI)
pada guru, tidak memberikan siswa dengan konsep dan cara-cara
untuk aktif Cara mengajar guru bisa yang menggunakan model-model
9. Penampilan dan performa guru yang diwujudkan dengan tersebut dalam proses
kurang menarik perencanaan pembelajaran pembelajaran.
yang tepat dan pelaksanaan
pembelajaran sesui dengan 2. (faye,2014:38)
perencanaan yang ditetapkan. Pemahaman adalah suatu proses
Dengan demikian guru perlu aktif yang terjadi pada
menyusun desain pembelajran individudalam menghubungkan
yang aktif, kreatif, efektif dan informasi yang baru dengan
menyenangkan dlam pengetahuan yang lama melalui
pembelajaran penjas. koneksi fakta
Model Pebelajaran : 3. Sulistyanto (2009) menyatakan
1. Pedekatan SAINTIC bahwa mutu pendidikan dapat
2. Projek ditentukan oleh pendekatan-
3. Problem pendekatan yang digunakan para
4. Diam guru dalam proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan. Ketepatan dalam
menggunakan pendekatan
pembelajaran yang dilakukan
oleh guru akan dapat
membangkitkan motivasi dan
minat siswa terhadap materi
pelajaran yang diberikan serta
terhadap proses dan hasil belajar
peserta didik.

4. (Dari Skripsi)Berdasarkan
Setyawati, H. (2017: 43) motivasi
mempunyai arti sebagai
pendorong seseorang dalam
melakukan sesuatu untuk meraih
suatu tujuan yang diinginkan.
Tujuan tersebut tidak selalu
berupa sebuah pencapaian
prestasi, namun bisa dalam
tindakan-tindakan sehari-hari,
seperti olahraga, aktivitas, makan,
juga mempunyai pendorong
berupa motivasi dalam diri setiap
orang.
NO Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah Kajian Literasi
2 1. Peserta didik susah diajak komunikasi 1. Peserta ddik mempunyai kelainan / Berdasarkan hasil diskusi dan 1. Menurut Endang Rochyadi dan
termasuk anak berkebutuhan kusus. analisis, ditentukan bahwa akar Zainal Alimin (2005: 11)
2. Peserta didik susah menerima dan memahami penyebab masalah adalah menyebutkan bahwa
materi yang diberikan kepada guru. 2. Guru kurang kreatif dalam “tunagrahita berkaitan erat
memberikan materi Penjas Teryata ada beberapa peserta didik
dengan masalah perkembangan
3. Peserta didik (tunagrahita) kurang semangat yang mempunyai kelainan / termasuk
kemampuan kecerdasan yang
mengikuti pelajaran PJOK anak berkebutuhan kusus
Tunagrahita, sehingga rendah dan merupakan sebuah
kondisi”
1. Guru harus mengetahui
karakteristik peserta didik, harus 2. Menurut Sabri (1995:88)
sabar saat berkomunikasi dengan kesulitan belajar yaitu kesukaran
peserta didik kususnya kepada siswa dalam menerima atau
peserta didik yang berkebutuhan menyerap pelajaran di sekolah.
kusus tunagrahita.
3. Menurut Amin (1995:15 anak
2. Guru harus kreatif supaya semua Tunagrhita adalah anak yang
peserta didik semangat saat mengikuti memiliki kecerdasan di bawah
pelajaran olahraga baik saat
rata-rata, mengalami hambatan
dilapangan maupun dikelas.
tingkah laku. Penyesuaian dan
terjadi pada masa
Klasifikasi anak tunagrahita menurut perkembangannya
AAMD dan PP No. 72 tahun 1991
dalam Amin (1995:22-24) klasifikasi
anak tunagrahita terbagi menjadi tiga
kelompok sebagai berikut:

1. Tunagrahita ringan
Mereka yang termasuk dalam
kelompok ini meskipun kecerdasannya
dan adaptasi sosialnya terhambat,
tetapi mereka mempunyai
kemampuan untuk berkembang dalam
bidang pelajaran akademik,
penyesuaian sosial dan kemampuan
bekerja.

2. Tunagrahita sedang
Anak tunagrahita sedang memiliki
kemampuan intelektual umum dan
adaptasi perilaku di bawah
tunagrahita ringan. Mereka dapat
belajar keterampilan sekolah untuk
tujuan-tujuan fungsional, mencapai
suatu tingkat “tanggung jawab sosial”
dan mencapai penyesuaian sebagai
pekerja dengan bantuan.

3. Tunagrahita berat dan sangat


berat
Anak yang tergolong dalam kelompok
ini pada umumnya hampir tidak
memiliki kemampuan untuk di latih
mengurus diri sendiri melakukan
sosialisasi dan bekerja. Di antara
mereka (sampai batas tertentu) ada
yang dapat mengurus diri sendiri dan
dapat berkomunikasi secara
sederhana serta dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitarnya
yang sangat terbatas
No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah Kajian Literasi
3. 1. Orang tua / wali murid jarang dilibatkan dalam 1. Rendahnya bakat peserta didik Berdasarkan hasil diskusi dan . Irma et al. (2019)
kegiatan rapat sekolah terkait peningkatan dalam meraih prestasi Olahraga analisis, ditentukan bahwa Orang tua memiliki kewajiban
minat bakat anak. akar penyebab masalah adalah dalam mendidik anak-anaknya.

2. Orang tua terlalu sibuk bekeraja sehingga 1. Guru harus membina 2. Hatimah, 2016: 13).
kurang memperhatikan anaknya. komunikasi yang baik dengan Pendidikan adalah sebuah
orang tua/ wali murid tanggung jawab bersama bukan
3. Keadaan ekonomi orang tua (miskin). hanya pemerintah, tetapi juga
2. Guru harus melibatkan sekolah (guru), dan keluarga
4. Kurangnya motivasi guru untuk melakukan orang tua/wali murid disetiap (orang tua)
kunjungan kepada wali murid (home visit) ada kegiatan disekolah
3. Nurlaeni & Juniarti, 2017
3. Guru harus memotivasi
5. Kurangnya Pelatihan dari Guru diluar jam Orang tua pada awalnya
peserta didik supaya bisa
mengajar (ekstra) sesuai bakat peserta didik berperan dalam membimbing
meraih prestasi sesuai
bidangnya. sikap serta keterampilan yang
mendasar, seperti pendidikan
4. Guru harus bisa membina agama untuk patuh terhadap
dan melatih peserta didik aturan, dan untuk pembiasaan
sesuai bidang yang diminati yang baik.
peserta didik
4. Prabhawani (2016)namun
perannya menjadi meluas yaitu
sebagai pendamping pendidikan
akademik

5. Menurut Ruben dan Stewart


(2006) hubungan interpersonal
adalah hubungan yang
berdasarkan pada pengolahan
pesan yang timbal-balik.

6. Menurut Spradley dan Mccurdy


(1975), relasi atau hubungan
yang terjadi antara individu yang
berlangsung dalam waktu yang
relatif lama akan membentuk
suatu pola, pola hubungan ini
juga disebut pola relasi.

No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah Kajian Literasi
4 1. Guru belum menggunakan model 1. Guru belum paham terkait dengan 1. Karena penerapan pembelajaran Sumber Kajian Literatur Jurnal /
pembelajaran yang lebih kreatif pada saat model-model pembelajaran. kurang kreatif. Artikel
pembelajaran 1. Menurut Joyce & Weil
2. Guru belum memahami 2. Variasi media kurang memenuhi (dalam Rusman, 2012: 133)
2. Guru kurang memahami materi yang karakteristik materi yang akan syarat dalam pembelajaran. berpendapat bahwa model
diajarkan? diajarkan. pembelajaran adalah suatu
3. Strategi, metode dan pengunaan rencana atau pola yang dapat
3. Guru kekurangan waktu dalam merancang 3. Strategi, metode dan pengunaan media yang kurang merangsang digunakan untuk membentuk
pembelajaran yang inovatif media yang kurang merangsang serta materi pembelajaran belum kurikulum
serta materi pembelajaran belum memenuhi kebutuhan siswa (rencana pembelajaran jangka
4. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran memenuhi kebutuhan siswa menyebabkan Pembelajaran panjang), merancang bahan-
yang berpusat pada peserta didik guru Kontekstual (Contextual Teaching bahan pembelajaran, dan
berperan dalam menciptakan situasi yang and Learning) atau CTL belum membimbing pembelajaran di
dapat menimbulkan motivasi, tanggung jawab berjalan sesuai rancangan kelas atau yang lain.
terhadap peserta didik. pembelajaran.
2. Menurut Udin (dalam
Hermawan, 2006:3) adalah
kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur
sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman
belajar guna mencapai tujuan
belajar.

3. Hasan, 2009; Komara, 2014;


dan Kusumaningtyas, 2017
Guru yang mampu berinovasi
berarti menandakan guru
tersebut bisa mengembangkan
ide-ide kreatif yang mereka
miliki.

4. Aqib, 2002; Komara, 2014; dan


Dalyono, 2016.
Pembelajaran inovatif jelas
berimplikasi dan dapat
meningkatkan strategi bagi guru
itu sendiri dan strategi belajar
bagi peserta didik

No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah Kajian Literasi
5 1. Peserta didik belum terbiasa mengerjakan soal Guru masih menggunakan metode Setelah dianalisis akar penyebab Sumber Kajian Literatur Jurnal /
HOTS pembelajaran berbasis Lots masalah pembelajaran masih berbasis Artikel
LOTS adalah: 1. Menurut The Australian Council
2. Guru masih menggunakan pembelajaran LOTS For Educational Research
1. Rendahnya tingkat pemahaman (ACER) : Higher Order Thinkinf
3. Soal berbasis HOTS dainggap lebih sulit peserta didik terhadap materi yang Skills dikenal HOTS adalah
dipelajari proses menganalisis, merefleksi,
4. Kebiasaan yang sudah terbiasa mengerjakan memberikan argumen (alasan),
soal LOTS 2. Faktor Lingkungan dan sosial yang menerapkan konsep pada
masih menganggap belajar itu situasai berbeda, menyusun, dan
5. Pemahaman materi yang kurang tidak harus menyulitkan siswa mencipta. Dengan demikian,
ketrerampilan berpikir tingkat
6. Guru kurang mengikuti pelatihan / diklat 3. Guru masih menggunakan tinggi melibatkan proses
berbasis HOTS pembelajaran LOTS menganalisis (C4), mengevaluasi
(C5), dan mencipta (C6), sesuai
7. Peserta didik kurang antusias ketika guru dengan taksonomi bloom.
menyampaikan materi HOTS. 2. Menurut Ernawati (2017)
Berpikir tingkat tinggi atau
8. Peserta didik masih ada yang belum bisa diajak hugher Order Thinking Skills
berpikir kritis. (HOTS) adalah cara berpikir yang
tidak lagi hanya menghafal
secara verbalistik saja. Namun
juga memahami makna hakikat
dari yang terkandung.
3. Kadek Hengki Primayana (2009)
Mengatakan bahwa ciri utama
berfikir tingkat tinggi adalah
mampu berfikir kritis dan
mamapu berfikir kreatif. Model
pembelajaran yang dapat
diterapkan yang sejalan dengan
HOTS yakni problem solving
merupakan pemusatan pada
ketrampilan pemecahan
masalah yang diikuti
denganpenguatan ketrampilan .
Priyana K.H (2020)
Menciptakan pembelajaran
berbasis pemecahan masalah
dengan berorientasi .
Pembentukan karakter untuk
mencapai tujuan higher order
thingking skilss (HOTS) pada
anak sekolah dasar PURWADITA
JURNAL AGAMA DAN BUDAYA.
3(2). 85-92

4. Anggi Lestari, dkk (2016)


Berpendapat bahwa
Pengembangan soal tes berbasis
HOTS dirasa sangat penting
dikembangkan di sekolah dasar
untuk
mengembangkanketerampilan
berfikir tinggi siswa.
Lestari, A. Saepulrohman, A. &
Hamdu. G.(2016)
Pengembangan soal tes berbasis
hots pada model pembelajaran
latihan penelitian di sekolah
dasar. PEDADIDAKTIKA; Jurnal
ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 3(1), 74-83

No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Akar Penyebab Masalah Analisis Akar Penyebab Masalah Kajian Literasi
6. 1. Guru perlu belajar bersama dengan teman 1. Guru tidak maksimal dalam Setelah dianalisis akar penyebab Sumber Kajian Literatur Jurnal /
sejawat dalam pengoperasian pembuatan memanfaatkan teknologi / inovasi masalah adalah: Artikel
materi Power point dan juga pembutan video dalam pembelajaran. 1. Guru dalam Penggunaan media
pembelajaran berbasis teknologi/TIK harus 1 Menurut Rogers (1986:1)
optimal. mempunyai pandangan bahwa
2. Guru belum mengikuti kursus pengembangan 2. Guru harus mengikuti pelatihan / teknologi biasanya menyangkut
diri dengan pembuatan materi Power point bintek TIK. aspek perangkat keras (terdiri dari
dan juga pembutan video pembelajaran. material atau objek fisik), dan
3. Guru haruS kreatif dalam mebuat aspek perangkat lunak (terdiri dari
3. Keterbatasan kemampuan guru tentang materi pembelajaran informasi yang yang terkandung
media digital. menggunakan teknologi TIK. dalam perangkat keras).
Sehingga peserta didik semangat
4. Guru harus bisa mengoprasikan proyektor dalam menerima materi.
2 Menurut Salisbury (2002:7)
mengungkapkan bahwa teknologi
adalah penerapan ilmu atau
pengetahuan yang terorganisir
secara sistimatis untuk
penyelesaian tugas-tugas secara
praktis.

3 Menurut Sa’ud (2014)


Inovasi ialah pilihan kreatif,
pengaturan dan seperangkat
manusia dan sumber-sumber
material baru atau menggunakan
cara unik yang akan menghasilkan
peningkatan pencapaian tujuan-
tujuan yang diharapkan.

4 Irfan et al., 2019; Muyaroah &


Fajartia, 2017
Penggunaan laptop dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan
untuk menjadikan proses
pembelajaran menjadi menarik

5 Nursmasu, 2017; Sirojuddin, 2018


Teknologi dan ilmu pengetahuan
menjadi hal yang menarik untuk
diperbincangkan di kalangan
akademisi maupun praktisi.
Perkembangan teknologi sejalan
dengan perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin maju.
Teknologi dapat dikatakan
sebagai katalisator dari
dinamisnya perkembangan
zaman, sehingga membantu
tumbuh kembangnya ilmu
pengetahuan. Sebaliknya, dengan
berkembangnya ilmu
pengetahuan, teknologi semakin
menunjukkan kecanggihannya

6 Irkham Abdaul Huda (2020)


berpendapat bahwa
memanfaatkan dan
menggunakan perkembangan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dapat
membuat proses
pembelajaran di sekolah
dasar berkualitas
Huda, I. A. (2020).
Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK)
terhadap kualitas
pembelajaran di sekolah
dasar. Jurnal Pendidikan dan
Konseling, 2(1), 121-125.

7 Edi Widianto, dkk. (2021)


mengatakan bahwa Dengan
pemanfatan TIK, peserta
menjadi lebih aktif karena
dirangsang untuk melakukan
eksplorasi ilmu pengetahuan
yang didapatnya. Dengan
pemanfaatan TIK yang baik,
maka peserta didik dan
pendidik akan mendapatkan
pengaruh yang positif dan
manfaat dari dari Teknologi
yang digunakan
Widianto, E.
(2021).Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi. Journal of
Education and Teaching, 2(2),
213-224.

Anda mungkin juga menyukai