Anda di halaman 1dari 12

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Bayu Sukmajati Vendratama, S.Pd.
LP3 : Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Masalah yang telah Hasil eksplorasi Analisis eksplorasi penyebab


No.
diidentifikasi penyebab masalah masalah
1 Motivasi belajar Sumber kajian literatur Setelah analisis lebih lanjut
peserta didik yang jurnal/artikel: diperoleh:
masih rendah dalam 1. Menurut Ahmad Aunur 1. Siswa tidak bisa
pembelajaran seni Rohman dan Sayyidatul konsentrasi secara penuh
budaya Karimah (2018) saat belajar di kelas.
mengatakan bahwa 2. Kebanyakan siswa sering
faktor yang mengantuk belajar di kelas
menyebabkan motivasi ketika belajar materi teori.
belajar siswa rendah 3. Siswa menganggap materi
yaitu tempat yang dipelajari sulit
belajar,kondisi fisik, sehingga membuat mereka
kecerdasan siswa, malas untuk
sarana prasarana, mempelajarinya.
waktu pembelajaran, 4. Siswa kesulitan mencari
kebiasaan belajar sumber referensi belajar
siswa, guru, orang tua, yang memadai guna
kondisi emosional menunjang pemahaman
siswa, dan faktor materi.
kesehatan siswa. 5. Siswa merasa lebih
semangat ketika belajar di
2. Berdasarkan hasil waktu pagi hari dibanding
penelitian oleh siang atau sore hari.
Setiawan, A. (2016) 6. Kebiasaan belajar siswa
beberapa faktor yang seperti pasif saat mengikuti
menyebabkan motivasi pelajaran, malas meninjau
belajar siswa rendah ulang materinya, belajar
adalah kurang hanya ketika akan ulangan
dukungan dari orang atau ujian saja.
tua, guru atau 7. Metode yang digunakan
lingkungan sekitar. guru saat mengajar masih
sama yaitu menggunakan
3. Artikel Kompas (2019) metode konvensional.
mengatakan motivasi 8. Kurang terjalinnya
belajar siswa tergolong hubungan antara siswa
rendah disebabkan dengan keluarga/orang tua.
beberapa faktor internal 9. Kondisi emosional siswa
dan eksternal. yang tidak baik karena
disebabkan guru kurang
memberikan apresiasi yang
baik ketika siswa
mendapatkan nilai yang
baik atau dapat
menyelesaikan soal yang
diberikan.
10. Masih ada beberapa
siswa yang cenderung
memberikan pengaruh
negatif kepada temannya.

Wawancara dengan Menurut beliau, rendahnya


narasumber: motivasi belajar siswa
Menurut Tri Mindari, S.Pd. dipengaruhi oleh pengalaman
(Guru BK SMA Negeri 1 dan tujuan belajar siswa itu
Patikraja), rendahnya sendiri. Pengalaman siswa
motivasi belajar siswa dari saat mereka di Sekolah
dipengaruhi oleh
Dasar hingga Sekolah
pengalaman dan tujuan
Menengah Atas, didasari oleh
belajar siswa.
faktor internaldan eksternal.
Kemudian dari segi tujuan
siswa belajar yang belum
terkonsep dengan jelas
menyebabkan rendahnya
motivasi belajar siswa
tersebut.
2 Keinginan literasi Sumber kajian literatur Setelah analisis lebih lanjut
peserta didik yang jurnal/artikel: diperoleh:
masih kurang dalam 1. Menurut penelitian 1. Materi pelajaran yang
pelajaran seni Angraini, Gustia (2014) belum pernah dipelajari
budaya banyak hal yang sehingga siswa mengalami
menyebabkan literasi kesulitan dalam menjawab
siswa menjadi rendah, soal-soal yang diberikan.
seperti materi pelajaran 2. Beberapa siswa
yang belum pernah mengeluhkan banyaknya
dipelajari, soal tidak wacana pada soal yang
terbiasa mengerjakan diberikan, serta sulitnya
soal yang menggunakan soal yang mereka kerjakan.
wacana, dan proses 3. Guru dalam proses
pembelajaran yang pembelajaran tidak
kurang mendukung menghadirkan sesuatu
siswa dalam yang dapat memacu siswa
mengembangkan untuk berpikir, seperti teks
kemampuan literasinya. pengantar, gambar,
skenario suatu kasus atau
2. Berdasarkan penelitian contoh suatu pemasalahan
yang dilakukan oleh yang terjadi di sekitarnya.
Irvan Sutrisna dkk 4. Keinginan literasi pada
(2019) mengatakan siswa masih sangat kurang,
bahwa terdapat siswa lebih memilih untuk
hambatan atau memanfaatkan waktu luang
permasalahan dalam untuk bermain atau
melakukan gerakan bercanda dengan teman-
literasi, salah satunya temannya.
pada saat jam istirahat
siswa lebih memilih
untuk pergi ke kantin
daripada ke
perpustakaan dan juga
sarana prasarana di
perpustakaan yang
kurang memadai dalam
menyediakan buku.

Wawancara dengan Menurut paparan beliau,


narasumber: literasi siswa yang kurang
Menurut Tri Mindari, antusias disebabkan oleh
S.Pd. (Guru BK SMA kebiasaan diri mereka sendiri.
Negeri 1 Patikraja), Kebiasaan menjadi budaya.
literasi siswa yang Budaya tidak mau membaca
masih kurang dari siswa yang menyebabkan
disebabkan oleh faktor literasi siswa masih kurang
kebiasaan siswa. antusias.
3 Kemampuan dasar Sumber kajian literatur Setelah analisis lebih lanjut
praktik seni musik jurnal/artikel: diperoleh:
yang masih rendah 1. Berdasarkan Irafan 1. Ketika ingin belajar musik
Munthoriq (2014) tidak punya alatnya secara
dalam artikelnya pribadi
mengatakan bahwa ada 2. Belajar musik secara
7 penyebab seseorang mandiri (otodidak) bisa
sulit bermain alat menjadi faktor kemampuan
musik, yaitu: dasar praktik masih rendah
a. Tidak punya alatnya 3. Niat belajar tidak
b. Belajar sendiri sepenuhnya atau setengah-
(otodidak) setengah (50%)
c. Niat belajar 50% 4. Belajar tidak dilakukan
d. Belajar tidak secara secara berkelanjutan atau
berlanjut dan tidak tidak rutin dalam
rutin latihannya
e. Mudah puas dengan 5. Merasa sudah puas ketika
pencapaian sudah berhasil mencapai
praktiknya apa yang diinginkan
f. Malas belajar musik 6. Rasa malas belajar musik
g. Ingin cepat bisa atau yang masih dominan
secara instan 7. Serba ingin cepat bisa atau
instan tanpa ingin
berproses dahulu

2. Menurut penelitian Upaya yang bisa dilakukan


yang dilakukan oleh untuk mengatasi kesulitan
Yeni, Indra (2013) yang ditemui dalam
mengatakan bahwa pembelajaran musik
ditemukan 4 kesulitan diantaranya:
pendidik yang terkait 1. Rekrutmen pendidik
langsung dengan khusus musik
pembelajaran musik 2. Mengalokasikan waktu
yang menyebabkan khusus untuk
kemampuan praktik pembelajaran musik yang
siswa rendah, didukung dengan alat
diantaranya yaitu: peraga atau alat musik yang
a. Minimnya dapat menarik perhatian
perbendaharaan anak
lagu pendidik
b. Kesulitan membuat 3. Meningkatkan pemahaman
anak fokus dan peserta didik terhadap
tertarik terhadap elemen dasar musik seperti
kegiatan menyanyi ketukan, tempo dan nada,
c. Masih ditemukan melalui kegiatan latihan
dengan kemampuan merasakan elemen dasar
musikal yang tidak musik pada sebuah lagu
memadai untuk secara rutin
mengajarkan musik 4. Mengajukan usulan kepada
d. Pendidik kesulitan pihak sekolah untuk
mengatur peserta rekrutmen tambahan
didik yang pendidik
jumlahnya tidak
ideal untuk satu
kelas

Wawancara dengan Menurut beliau sebagai guru


narasumber: seni budaya, kemampuan
Menurut Dra. Riyanti dasar praktik seni siswa yang
(Guru Seni Rupa SMA masih rendah disebabkan
Negeri 1 Patikraja) karena faktor bakat. Siswa
mengatakan bahwa yang tidak berbakat akan
kemampuan dasar praktik merasa tidak percaya diri
seni siswa masih rendah sehingga berpengaruh
karena faktor bakat yang terhadap kemampuan
dimilikinya. praktiknya.
4 Beberapa siswa Sumber kajian literatur Setelah analisis lebih lanjut
masih kesulitan jurnal/artikel: diperoleh:
dalam praktik seni Menurut Arlina (2022) 1. Siswa masih banyak yang
musik secara mengatakan bahwa kesulitan dalam
mandiri terdapat beberapa hal memainkan lagu
terkait siswa masih menggunakan alat musik
kesulitan bermain alat pianika dengan teknik
musik, diantaranya: penjarian yang benar
a. Kesulitan memainkan 2. Siswa dalam memainkan
alat musik pianika lagu terdengarmasih
b. Memainkan lagu belum terputus-putus dalam
sesuai nada dan tempo tempo yang lambat dan
c. Semangat latihan yang tanpa penjiwaan lagu
rendah 3. Semangat berlatih dalam
d. Peran tutor sebaya memainkan alat musik
belum maksimal pianika secara mandiri
e. Bimbingan guru masih rendah
kurang maksimal 4. Terdapat beberapa siswa
yang mampu memainkan
lagu dengan teknik yang
benar dan mendapatkan
nilai yang memuaskan pada
saat tes praktik
5. Peran tutor sebaya dalam
membantu temannya
belum maksimal
6. Interaksi bimbingan guru
kepada siswa masih kurang
karena banyaknya siswa
yang belum menguasai
materi dan terbatasnya
waktu pembelajaran

Wawancara dengan Berdasarkan paparan beliau,


narasumber: siswa kesulitan ketika praktik
Menurut Dra.Riyanti seni dikarenakan oleh 2 hal
(Guru Seni Rupa SMA yaitu faktor bakat dan tidak
Negeri 1 Patikraja) mau eksplorasi
mengatakan bahwa kemampuannya. Bakat yang
bebarapa siswa kesulitan bukan di bidangnya akan
dalam praktik seni mempengaruhi praktiknya
disebabkan faktor bakat sehingga siswa merasa
dan kurangnya eksplorasi kesulitan. Demikian juga
diri siswa. ketika siswa tidak mau
mengekplorasi
kemampuannya maka juga
menyebabkan sulitnya praktik
seni, sehingga siswa merasa
kurang percaya diri bahkan
sampai malas untuk mencoba
praktik.
5 Hubungan antara Sumber kajian literatur Setelah analisis lebih lanjut
orang tua siswa jurnal/artikel: diperoleh:
dengan gurunya 1. Berdasarkan Ferdinand 1. Sudah berbagai cara yang
yang masih terbatas Kerebungu dkk (2021) dilakukan guru untuk
dalam proses dalam penelitiannya menarik perhatian orang
pembelajaran mengatakan penyebab tua supaya mendukung
hubungan antara orang kegiatan yang disusun
tua siswa dengan sekolah. Orang tua sulit
gurunya masih terbatas sekali untuk diminta hadir
dalam proses ke sekolah untuk rapat,
pembelajaran bahwa: karena mereka merasa
a. Orang tua kurang rapat bukan suatu hal yang
mendukung terlalu penting dan memilih
pengembangan yang untuk pergi ke ladang saja.
dilakukan sekolah. 2. Keberatan waktu anak
b. Orang tua merasa tersita banyak di sekolah.
keberatan jika Apalagi jika ada kegiatan itu
waktu anak terlalu dibutuhkan dana dan
banyak disita oleh dipungut dari siswa maka
sekolah. orang tua akan merasa
c. Kurangnya keberatan karena
kepedulian orang penghasilan mereka yang
tua terhadap hanya menengah ke bawah.
panggilan guru 3. Kurangnya kepedulian
membuat hubungan orang tua terhadap
sosial antara guru panggilan guru membuat
dan orang tua hubungan sosial antara
semakin terkikis guru dan orang tua
dan berdampak semakin terkikis dan
pada pendidikan berdampak kepada
anak. pendidikan anak. Pemicu
hal ini karena banyak siswa
2. Menurut Iindarda yang tidak tinggal bersama
Sangkung Panggalo orang tuanya melainkan
(2021), mengatakan bersama wali seperti tante,
bahwa aktor yang om, kakek, nenek, dan juga
menyebabkan guru anak-anak panti asuhan
mengalami kesulitan sehingga pendidikan
dalam membangun mereka sering terabaikan.
hubungan Terkadang terjadi konflik di
interpersonal dengan sekolah karena siswa
orang tua siswa adalah dimarahi oleh guru akibat
kurangnya komunikasi PR siswa tersebut tidak
efektif, empati, selera selesai.
humor, penguatan
positif, keakraban,
sikap menerima serta
pendekatan yang
kurang tepat. Faktor-
faktor tersebut menjadi
penghambat terjalinnya
hubungan yang baik
antar guru dan orang
tua siswa.

Wawancara dengan Setelah dianalisis lebih lanjut


narasumber: disimpulkan sebagai berikut:
Menurut Nastiti Rahayu, 1. Kurangnya dukungan
M.Pd. (Kepala SMA Negeri orang tua dalam proses
1 Patikraja) Berdasarkan pembelajaran siswanya di
paparan yang sekolah. Karena kesibukan
disampaikan oleh beliau orang tua di rumah dengan
mengatakan bahwa pekerjaannya.
hubungan antara orang 2. Orang tua lebih
tua siswa dan guru masih memasrahkan anaknya
terbatas dikarenakan langsung ke guru dan
oleh beberapa hal, sekolah untuk dibimbing.
diantaranya: Padahal dukungan dan
kerja sama dengan orang
a. Orang tua kurang
tua sangat dibutuhkan
mendukung proses
demi menunjang proses
pembelajaran siswanya
pembelajaran anaknya di
b. Orang tua sekolah.
memasrahkan 3. Kerja sama antara orang
sepenuhnya kepada tua dan guru atau sekolah
pihak sekolah untuk juga kurang. Karena orang
bimbingan anaknya tua merasa tugasnya hanya
c. Kurangnya kerja sama di rumah, sementara di
orang tua siswa dengan sekolah tugas mendidik
gurunya menjadi tanggung jawab
d. Faktor sosial dan guru sepenuhnya.
ekonomi 4. Adanya faktor sosial
e. Kurangnya komunikasi ekonomi yang menjadi
dan sosialisasi penyebab kurngnya sinergi
hubungan antara orang tua
dengan guru maupun
sekolah.
5. Kurangnya komunikasi
yang intensif antara orang
tua dengan gurunya. Orang
tua hanya sebatas
menitipkan anaknya ke
guru. Komunikasi terjadi
hanya ketika terjadi
masalah pada siswanya.
6 Guru belum Sumber kajian literatur Setelah analisis lebih lanjut
mengoptimalkan jurnal/artikel: diperoleh:
model pembelajaran 1. Menurut Nasrun, dkk 1. Pemahaman guru masih
yang inovatif sesuai (2018) mengatakan terbatas dalam penerapan
karakteristik materi bahwa guru memerlukan langkah-langkah model
dan peserta didik pendampingan dalam pembelajaran inovatif.
menimplementasikan 2. Guru membutuhkan
model pembelajaran pendampingan khusus
yang interaktif. dalam
mengimplementasikan
2. Menurut Mislinawati dan model pembelajaran
Nurmasyitah (2018) yang inovatif.
mengatakan bahwa guru
belum mamahami
langkah-langkah dalam
pembelajaran yang ada
di kurikulum 2013
sehingga guru kurang
termotivasi dalam
mengaplikasikan model-
model pembelajatan yang
inovatif.

Wawancara dengan Menurut paparan yang


narasumber: disampaikan oleh beliau, ada 3
Menurut paparan dari faktor yang menyebabkan
Sugeng Riyadi, S.Pd. guru belum mengoptimalkan
(Waka Kurikulum SMA model pembelajaran yang
Negeri 1 Patikraja) inovatif yaitu:
mengatakan bahwa guru a. Faktor SDM yaitu sumber
belum mengoptimalkan daya manusia dalam hal ini
model pembelajaran yang adalah guru yang kurang
inovatif disebabkan oleh 3 memadai.
faktor yaitu: b. Faktor Pemahaman tentang
a. Faktor SDM model pembelajaran inovatif
b. Faktor Pemahaman yang kebanyakan guru belum
c. Faktor Kemauan menguasainya dengan
maksimal
c. Faktor kemauan untuk
belajar tentang model
pembelajaran inovatif. Guru
perlu pelatihan khusus terkait
model-model pembelajaran
yang inovatif

7 Proses pembelajaran Sumber kajian literatur Setelah analisis lebih lanjut


di kelas yang jurnal/artikel: diperoleh:
dilakukan oleh guru Menurut Cholis Sa’dijah 1. Didasarkan pada beberapa
masih belum (2021) dalam faktor penyebab
berbasis HOTS penelitiannya mengatakan diantaranya belum ada
penyebab guru belum pembekalan tentang konsep
mengoptimalkan berpikir kritis, tingkat
pembelajaran berbasis pendidikan dan masa
HOTS diantaranya: kelulusan yang sudah
a. Pengetahuan guru sangat lama, tidak
terhadap konsep mengikuti pendidikan
keterampilan berpikir profesi guru dan belum
tingkat tinggi dalam memiliki sertifikat pendidik.
ranah berpikir kritis 2. Hal ini juga dilandasi oleh
masih tergolong beberapa penyebab yaitu
rendah. belum pernah
b. Pengetahuan guru mendapatkan informasi
terhadap konsep tentang konsep dan
keterampilan berpikir pengembangan
tingkat tinggi dalam keterampilan berpikir
rana berpikir kritis kreatif dalam proses
masih tergolong pembelajaran, tingkat
rendah. pendidikan, banyak guru
c. Sangat sedikit guru yang tidak memiliki inisiatif
yang memiliki untuk mengembangkan
kemampuan pengetahuan.
mengemas 3. Kemampuan guru dalam
pembelajaran mengemas pembelajaran
bermuatan berbasis keterampilan
keterampilan berpikir berpikir tingkat tinggi
tingkat tinggi (berpikir (berpikir kritis dan berpikir
kritis dan berpikir kreatif) masih belum
kreatif). memenuhi harapan.

Wawancara dengan Setelah dianalisa dari hasil


narasumber: wawancara didapatkan
Menurut Taufik analisis penyebab masalahnya
Fatchurrohman, S.Pd. yaitu:
(Guru Matematika SMA 1. Guru sudah suka dengan
Negeri 1 Patikraja) dalam zona nyamannya, di mana
wawancara memaparkan rutinitas guru datang ke
penyebab guru belum sekolah, mengajar di kelas
menggunakan dengan metode tanya
pembelajaran berbasis jawab, ceramah, diskusi,
HOTS diantaranya: dan menjawab latihan soal
saja.
1. Guru sudah suka 2. Guru tidak mau berpikir
mengajar dengan zona lebih tinggi karena itu
nyaman. terasa menyulitkan guru
2. Karena faktor usia apalagi guru yang sudah
sudah tua cukup tua secara usia.
Sehingga itu yang
menyebabkan
pembelajaran yang
dilakukan guru belum
berbasis HOTS sesuai
dengan perkembangan
pembelajaran di era
sekarang.
8 Guru masih belum Sumber kajian literatur Setelah analisis lebih lanjut
mengoptimalkan jurnal/artikel: diperoleh:
pemanfaatan Menurut penelitian dari 1. Masih sangat minim
teknologi informasi Rizal Ramdhani Aldi (2020) didalam ilmu pendidikan,
komunikasi (TIK) mengatakan bahwa hanya mengikuti program
dalam proses terdapat beberapa hal pendidikan profesi guru
pembelajaran yang menjadi kendala (PPG) dan mendapatkan
dalam memanfaatkan program profesi non
teknologi di dalam kependidikan atau akta IV.
pembelajaran menurut 2. Kemampuan guru masih
beliau, diantaranya: sangat lemah dalam
1. Minim ilmu pendidikan memanfaatkan teknologi
2. Kemampuan guru sebagai media
3. Kebijakan sekolah tidak pembelajaran.
mengharuskan TIK 3. Sekolah tidak
4. Fasilitas teknologi mengharuskan guru
5. Penyesuaian metode menggunakan informasi
teknologi dengan media teknologi dalam proses
pembelajaran pembelajaran.
6. Keterbatasan waktu 4. Fasilitas teknologi yang
dalam mempersiapkan masih sangat terbatas.
media TIK Berdasarkan hasil
7. Anggapan buku sudah dokumentasi arsip sekolah
cukup untuk didapatkan bahwa
pembelajaran disekolah tersebut hanya
8. Faktor usia terdapat teknologi berupa 1
9. Kenyamanan buah laptop, 2 buah
menggunakan media komputer, 1 buah infokus
konvensional (diperuntukan untuk rapat
10. Penyesuaian media bukan mengajar), dan 1
TIK buah printer serta scanner.
11. Tidak ada kegiatan 5. Kemampuan guru dalam
pelatihan menyesuaikan media
teknologi dengan materi
pembelajaran.
6. Keterbatasan waktu yang
digunakan untuk
mempersiapkan media
informasi teknologi untuk
proses pembelajaran.
7. Guru menganggap bahwa
materi yang ada dibuku
sudah cukup sehingga
tidak memerlukan media
teknologi didalam proses
pembelajaran.
8. Karena faktor usia yang
bukan masuk didalam
kategori millenial guru
beranggapan sudah tidak
perlu menguasai teknologi.
9. Kenyamanan dan
keterbiasaan guru dalam
menggunakan metode
belajar
konvensional/ceramah,
demonstrasi, tanya jawab,
praktek, dan menghafal
dianggap lebih mudah dan
tidak menyulitkan.
10. Kendala guru dalam
menyesuaikan media IT
(information technology)
dengan keadaan kelas dan
siswa.
11. Tidak adanya kegiatan
pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan
guru dalam menguasai
teknologi.

Wawancara dengan Setelah dianalisa lebih lanjut,


narasumber: menurut paparan beliau,
Menurut paparan dari mengapa guru masih belum
bapak Taufik mengoptimalkan
Fatchurrohman, S.Pd. pemanfaatan IT dalam proses
(Guru Matematika SMA pembelajaran karena guru
Negeri 1 Patikraja), ada suka dengan zona nyaman
beberapa hal mengapa mengajarnya, tidak mau
guru belum untuk belajar IT lebih dalam.
mengoptimalkan Oleh karena itu butuh
pemanfaatan TIK dalam
pelatihan khusus tentang
proses pembelajaran yaitu:
pemanfaatan IT dalam
1. Suka dengan zona
pembelajaran apalagi di era
nyaman
2. Tidak mau belajar TIK sekarang siswa jauh lebih
lebih dalam familiar dengan teknologi dan
media sosial.
Catatan hasil wawancara dengan narasumber
Narasumber 1: Tri Mindari, S.Pd. (Guru Bimbingan dan Konseling SMA
Negeri 1 Patikraja)
1. Motivasi belajar siswa yang masih rendah dalam pembelajaran Seni Budaya
Hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah:
Menurut beliau, rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh
pengalaman dan tujuan belajar siswa itu sendiri. Pengalaman siswa dari saat
mereka di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, didasari oleh faktor
internal dan eksternal. Kemudian dari segi tujuan siswa belajar yang belum
terkonsep dengan jelas menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
tersebut.
2. Keinginan literasi siswa yang masih kurang dalam pembelajaran Seni
Budaya
Hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah:
Menurut paparan beliau, literasi siswa yang kurang antusias disebabkan oleh
kebiasaan diri mereka sendiri. Kebiasaan menjadi budaya. Budaya tidak mau
membaca dari siswa yang menyebabkan literasi siswa masih kurang antusias.

Narasumber 2: Dra. Riyanti (Guru Seni Rupa SMA Negeri 1 Patikraja)


1. Kemampuan dasar praktik seni musik yang masih rendah
Hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah:
Menurut beliau sebagai guru seni budaya, kemampuan dasar praktik seni
siswa yang masih rendah disebabkan karena faktor bakat. Siswa yang tidak
berbakat akan merasa tidak percaya diri sehingga berpengaruh terhadap
kemampuan praktiknya.
2. Beberapa siswa masih kesulitan dalam praktik seni secara mandiri
Hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah:
Berdasarkan paparan beliau, siswa kesulitan ketika praktik seni dikarenakan
oleh 2 hal yaitu faktor bakat dan tidak mau eksplorasi kemampuannya. Bakat
yang bukan di bidangnya akan mempengaruhi praktiknya sehingga siswa
merasa kesulitan. Demikian juga ketika siswa tidak mau mengekplorasi
kemampuannya maka juga menyebabkan sulitnya praktik seni, sehingga siswa
merasa kurang percaya diri bahkan sampai malas untuk mencoba praktik.

Narasumber 3: Taufik Fatchurrohman, S.Pd. (Guru Matematika SMA Negeri


1 Patikraja)
1. Proses pembelajaran di kelas belum berbasis HOTS
Hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah:
Menurut beliau, faktor yang menyebabkan guru ketika proses pembelajaran di
kelas masih belum berbasis HOTS dikarenakan guru sudah suka dengan zona
nyamannya, di mana guru datang ke skolah, mengajar di kelas dengan metode
tanya jawab, ceramah, diskusi, dan menjawab latihan soal., tidak mau berpikir
lebih tinggi karena itu terasa menyulitkan guru apalagi guru yang sudah
cukup tua secara usia. Sehingga itu yang menyebabkan pembelajaran yang
dilakukan guru belum berbasis HOTS sesuai dengan perkembangan
pembelajaran di era sekarang.
2. Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (IT) dalam proses pembelajaran
Hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah:
Menurut paparan beliau, mengapa guru masih belum mengoptimalkan
pemanfaatan IT dalam proses pembelajaran karena guru suka dengan zona
nyaman mengajarnya, tidak mau untuk belajar IT lebih dalam. Oleh karena itu
butuh pelatihan khusus tentang pemanfaatan IT dalam pembelajaran apalagi
di era sekarang siswa jauh lebih familiar dengan teknologi dan media sosial.

Narasumber 4: Sugeng Riyadi, S.Pd. (Waka Kurikulum SMA Negeri 1


Patikraja)
Identifikasi masalah guru belum mengoptimalkan model pembelajaran yang
inovatif sesuai karakteristik materi dan peserta didik.
Hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah:
Menurut paparan yang disampaikan oleh beliau, ada 3 faktor yang
menyebabkan guru belum mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif
yaitu:
a. Faktor SDM
b. Faktor Pemahaman tentang model pembelajaran inovatif
c. Faktor kemauan untuk belajar tentang model pembelajaran inovatif

Narasumber 5: Nastiti Rahayu, M.Pd. (Kepala SMA Negeri 1 Patikraja)


Identifikasi masalah tentang hubungan orang tua siswa dengan gurunya yang
masih terbatas dalam proses pembelajaran.
Hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah:
Berdasarkan paparan yang disampaikan oleh beliau mengatakan bahwa
hubungan antara orang tua siswa dan guru masih terbatas dikarenakan oleh
beberapa hal, diantaranya:
a. Orang tua kurang mendukung proses pembelajaran siswanya
b. Orang tua memasrahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah untuk
bimbingan anaknya
c. Kurangnya kerja sama orang tua siswa dengan gurunya
d. Faktor sosial dan ekonomi
e. Kurangnya komunikasi dan sosialisasi

Link video YouTube hasil wawancara eksplorasi penyebab masalah


pembelajaran: https://youtu.be/gsqIrQ8xybI

Anda mungkin juga menyukai