Anda di halaman 1dari 34

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Ida Farida
No UKG : 202000760731
Kelas : 012 - PGSD

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Pedagogik: Sumber Kajian Literatur Analisis Berdasarkan kajian
1. Beberapa Jurnal/ Artikel: literatur:
peserta didik
kurang  Menurut Winkel (dalam Aina 1. Penyebab peserta
Mulyana, 2018) didik kurang motivasi
motivasi
mengartikan motivasi belajar kurangnya
dalam belajar dorongan atau arahan
belajar adalah segala usaha
di dalam diri sendiri yang baik dari dalam diri
menimbulkan kegiatan belajar, dan sendiri maupun dari
menjamin kelangsungan dari luar untuk belajar
kegiatan belajar serta memberi arah
pada kegiatan 2. a. Faktor penyebab
kegiatan belajar sehingga tujuan peserta didik kurang
yang dikehendaki tercapai. motivasi dalam belajar
bisa terjadi karena
 Menurut Sudaryono dalam kondisi jasmani yang
Moslem, dkk (2019:259-260) sedang dialaminya
faktor-faktor yang mempengaruhi seperti sedang dalam
motivasi belajar siswa diantaranya. keadaan sakit

 Faktor Internal yaitu faktor yang b. Faktor penyebab


bersumber dari dalam diri siswa lain yang muncul dari
seperti kondisi jasmani dan rohani, lingkungan sekitarnya
cita-cita atau aspirasi, kemampuan seperti teman-teman
siswa dan perhatian. sebayanya pulang
sekolah lebih cepat
 Faktor Eksternal yaitu faktor yang karena belajar di
bersumber dari luar diri siswa sekolah hanya
seperti kondisi lingkungan siswa, setengah hari
unsur-unsur dinamis dalam belajar sedangkan ia belajar
dan upaya guru dalam mengelola di sekolah full-day
kelas.
3. Pola pembelajaran
 Tinggi rendahnya motivasi belajar yang guru berikan di
siswa disebabkan oleh beberapa kelas, upaya guru
faktor. Faktor-faktor yang membelajarkan siswa
mempengaruhi motivasi belajar juga menjadi salah
adalah: cita-cita atau aspirasi siswa, satu penyebab peserta
kondisi jasmani dan rohani siswa, didik kurang motivasi
dalam belajar
kondisi lingkungan siswa, unsur-
unsur dinamis belajar, dan upaya
guru membelajarkan Analisis Berdasarkan
siswa (Sudaryono, 2012). wawancara:

1. Kepala sekolah/wakil
Sumber wawancara kepada wakil kepala kepala sekolah :
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa:
 Cara mengajar guru
Kepala sekolah/ wakil kepala sekolah : yang kurang inovatif
Ibu Nurlaili Pratiwi, S.Hum  Guru kurang
memotivasi siswa
 Cara mengajar guru yang kurang
inovatif 2. Guru/teman
 Guru kurang memotivasi siswa sejawat :
 Karena tidak menyukai mata
pelajaran tertentu yang dianggap  Padatnya jadwal
sulit, dan pembelajaran full-day,
 kurang nya bimbingan dari orang serta sulitnya
tua. beradaptasi dari level
TK ke sekolah dasar

Guru / teman sejawat :


 Peserta didik masih
Mis Cindy Nadiani, S. Hum. lebih suka bermain
daripada belajar
 Padatnya jadwal pembelajaran full-
day, serta sulitnya beradaptasi dari
level TK ke sekolah dasar  Mata Pelajaran di SD
 Peserta didik masih lebih suka lebih banyak daripada
bermain daripada belajar
di TK sehingga anak
 Mata Pelajaran di SD lebih banyak
cenderung bosan
daripada di TK sehingga anak
karena belum
cenderung bosan karena belum
terbiasa.
terbiasa.

3. Siswa :
 Orang tua kurang
Siswa :
perhatian
Ananda Aura
Analisis Berdasarkan
 Orang tua kurang perhatian Wawancara Pakar:

Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli :  Penyebab kurangnya


Bapak Supadi, M.Ud motivasi belajar
Dosen STAI MIftahul Huda Subang adalah faktor intrernal
Pamanukan dan eksternal. Factor
internal yaitu karakter
 Menurut bapak Supandi, M.Ud. bawaan/ watak
Motivasi belajar adalah dorongan bawaan yang
atau rangsangan dari factor internal
ditularkan dari orang
dan eksternal yang ada pada
peserta didik untuk belajar. Factor tua peserta didik itu
internalnya memang sejak awal sendiri. Sedangkan
sudah tertanam jiwa semangat Factor eksternal yaitu
belajar dalam diri tanpa adanya lingkungan tempat
dorongan atau paksaan dari pihak belajar dan
lain. Factor eksternalnya yang
mempengaruhi motivasi belajar lingkungan tempat
adalah lingkungannya. Lingkungan tinggalnya.
yang baik akan berefek baik pula
untuk motivasi belajar peserta didik
Analisis Berdasarkan kajian
 Adapun penyebab kurangnya literatur,wawancara dan
motivasi belajar peserta didik yaitu pakar:
factor internal dan eksternal :
Jadi analisis eksplorasi
penyebab masalah
 Factor internal yaitu karakter berdasarkan hasil kajian
bawaan/ watak bawaan yang literatur, wawancara dan
ditularkan dari orang tua peserta pakar adalah sebagai berikut
didik itu sendiri. :

 Factor eksternal yaitu lingkungan Peserta didik kurang


motivasi dalam belajar
tempat belajar dan lingkungan
karena adanya faktor
tempat tinggalnya misalkan teman internal dan eksternal
bermainnya. Biasanya jika berteman yang ada dalam diri
dengan anak yang malas belajar peserta didik
maka anak akan terpengaruh malas tersebut .
juga untuk belajar dalam arti
Adapun faktor
motivasi belajarnya berkurang.
internalnya adalah
kondisi jasmani
 Faktor eksternal selain lingkungan peserta didik,
tadi pendidikan orang tua juga dorongan dalam diri
mempengaruhi kurangnya motivasi untuk mau belajar,
belajar meskipun tidak berlaku kesiapan diri peserta
untuk semuanya. didik tersebut untuk
beradaptasi dari level
TK ke sekolah dasar
serta karakter/watak
bawaan yang
ditularkan dari orang
tuanya.

Sedangkan faktor
eksternalnya adalah
lingkungan sekitar
baik lingkungan
sekolah maupun
lingkungan tempat
tinggal peserta didik
tersebut,pendidikan
orang tua pola
pengajaran guru dan
kurangnya perhatian
orang tua.

2. Rendahnya Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


pengendalian Jurnal/ Artikel: literatur:
emosi salah 1. Emosi dalam psikologi adalah pola
satu peserta reaksi kompleks, yang melibatkan  Penyebab rendahnya
didik pengendalian diri
elemen pengalaman, perilaku, dan
peserta didik adalah
fisiologis, yang digunakan oleh ketidakmampuannya
seseorang untuk menangani dalam menangani
masalah atau peristiwa penting yang masalah yang
dialaminya secara personal (Kamus dihadapi.
APA 2020).
 Faktor penyebab
rendahnya
2. faktor-faktor pengendalian emosi pengendalian emosi
menurut Mardiyanti (2016) pada ada pada individu
peserta didik tersebut
setiap individu dipengaruhi oleh
yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor faktor lingkungan,
tersebut antara lain: pengalaman, jenis
a. Faktor lingkungan kelamin, usia dan
b. Faktor Pengalaman perubahan pandangan
luar.
c. Jenis Kelamin
d. Usia  Penyebab kurangnya
e. Perubahan Pandangan Luar pengendalian emosi
karena peserta didik
3. Baihaqi (2016) memberikan tersebut tidak mau
menghadapi
beberapa cara untuk mengendalikan
emosinya, tidak
emosi, sebagaimana berikut ini: menstimulasi sendiri
a. Hadapilah emosi tersebut apa yang
b. stimulasi sendiri yang mengakibatkan reaksi
menyebabkan atau emosional, kurang
humoris serta tidak
mengakibatkan reaksi emosional
dapat mengatasi
c. Kembangkanlah rasa humor dan secara langsung
sikap realistis. masalah yang menjadi
d. Atasilah secara langsung sumber emosi.
masalah yang menjadi sumber
emosi.
Sumber wawancara kepada wakil kepala Analisis Berdasarkan
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa: wawancara:

Kepala sekolah/ wakil kepala sekolah :  Kepala sekolah/wakil


Ibu Nurlaili, S.Hum kepala sekolah :

1. Faktor lingkungan dan kegiatan meniru.  Faktor lingkungan dan


2. Kurangnya dukungan orang tua karena kegiatan meniru.
sibuk  Kurangnya dukungan
Guru / teman sejawat : orang tua karena sibuk

Mis Cindy Nadiani, S. Hum.  Guru/teman


sejawat :
1. Berdasarkan resume yang diberikan
oleh orang tua peserta didik
tersebut, dan observasi kurangnya
pengendalian emosi tersebut karena  karena lebih banyak
lebih banyak waktu yang dihabiskan waktu yang
dengan pengasuh saat kecil yang dihabiskan dengan
memanjakan anak tersebut. pengasuh saat kecil
yang memanjakan
2. Orang tua pun terlalu memanjakan anak tersebut.
sehingga saat peserta didik tersebut
tidak mau sekolah atau tidak mau  Orang tua terlalu
belajar dituruti saja. memanjakan peserta
didik tersebut.

Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : Analisis Berdasarkan


Ibu Diana Hafsari, S.Psi Wawancara Pakar:
Penyebab siswa tidak mampu mengendalikan
emosi ada beberapa faktor: Penyebab siswa tidak mampu
mengendalikan emosi ada
1. Pola asuh beberapa faktor:

Menurut ibu Diana Hafsari, S. Psi ini yg cukup 1. Pola Asuh


berdampak, karena perlakuan / perkataan 2. Usia
orangtua pada akhirnya akan membentuk 3. Jenis kelamin
emosi seorang anak apalagi ketika si anak 4. Lingkungan/suasana
sedang dalam tahap meniru (3 s.d 9 th) sekitar

2. Usia Analisis Berdasarkan kajian


literatur,wawancara dan
Secara tidak langsung usia kronologis juga pakar:
mempengaruhi kematangan seorang anak,
walaupun tidak dipungkiri ada juga anak yg Jadi analisis eksplorasi
sudah cukup mampu mengendalikan emosinya penyebab masalah
di usia yg dini. berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
3. Jenis kelamin pakar adalah sebagai
berikut :
Anak laki2 dikenal lebih berkuasa / memiliki
emosi yg labil kalau dibandingkan perempuan, Penyebab rendahnya
sehingga cenderung kurang mampu pengendalian emosi
mengendalikan emosi seperti yang dilakukan peserta didik adalah
oleh perempuan. Tapi biasanya emosi disini yg karena ketidak
sering munculnya dari segi sikap, kalau mampuannya dalam
perkataan justru perempuan lebih dominan mengelola emosi yang
muncul baik dari
4. Lingkungan / suasana sekitar dalam diri maupun
dari luar yang
Suasana yg nyaman, aman dan menenangkan
mengakibatkan
tentu akan membentuk emosi yg baik utk munculnya emosi
seorang anak, jadi dpt dipastikan kematangan yang tidak terkendali
emosi seorang anak yg tinggal di lingkungan yg yang dipengaruhi oleh
baik dan buruk akan jauh berbeda faktor pola
asuh,usia,jenis
kelamin,kesibukan
orang tua dan faktor
lingkunyannya.
2 Literasi : Sumber Kajian Literatur Analisis Berdasarkan kajian
1. Beberapa Jurnal/ Artikel: literatur:
peserta didik 1. Menurut Nurhadi (2016:2)
belum “Membaca adalah proses  Penyebab peserta
terampil pengolahan bacaan secara kritis- didik belum terampil
kreatif yang dilakukan pembaca dalam membaca
dalam
karena belum
membaca untuk memperoleh pemahaman
berkembanganya
menyeluruh tentang bacaan itu, kemampuan dalam
yang diikuti oleh penilaian terhadap membedakan simbol-
keadaan, nilai, fungsi, dan dampak simbol cetakan seperti
bacaan itu.” huruf-huruf, angka-
angka dan kata-kata.
2. Paramita (2013) mengatakan bahwa
Analisis Berdasarkan
“Kemampuan membaca merupakan
wawancara:
salah satu kunci keberhasilan siswa
dalam meraih kemajuan karena
dengan kemampuan membaca siswa 1. Kepala sekolah/ wakil
kepala sekolah :
akan lebih mudah, menggali
informasi dari berbagai sumber  Karena peserta didik
tertulis” tersebut tergolong
slowlearner.
3. Mulyono (2010:10) kesukaran  Di jenjang TK memang
belajar membaca dapat terjadi belum diwajibkan
peserta didik bisa
karena belum berkembanganya
membaca
kemampuan dalam membedakan
simbol-simbol cetakan seperti huruf-
huruf, angka-angka dan kata-kata. 2. Guru / teman sejawat:

 Jarangnya dibacakan
Sumber wawancara kepada wakil kepala buku saat kecil
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa:  karena di TK belum
Kepala sekolah/ wakil kepala sekolah : diajarkan membaca
 pesrta didik tidak
Ibu Nurlaili Pratiwi, S.Hum mengulang kembali
1. Karena peserta didik tersebut tergolong belajar membaca di
slowlearner. rumah
2. Di jenjang TK memang belum  siswa sulit
diwajibkan peserta didik bisa membaca
membedakan huruf .
Guru / teman sejawat : Siswa :
Mis Cindy Nadiani, S. Hum. 1. karena masih awal-
awal masuk sekolah
1. Jarangnya dibacakan buku saat
2. belajar membaca
kecil
sebentar-sebentar
2. karena di TK belum diajarkan
membaca
3. pesrta didik tidak mengulang Analisis Berdasarkan
kembali belajar membaca di rumah Wawancara Pakar:
4. siswa sulit membedakan huruf
Penyebab peserta didik
Siswa : belum terampil dalam
Ananda Nadhira membaca yaitu karena
dipengaruhi oleh dua faktor.
1. karena masih awal-awal masuk Peetama faktor lingkungan
sekolah keluarga. Kedua faktor
2. belajar membaca sebentar-sebentar alamiah, yaitu datang dari
kurangnya kemampuan
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : anak tersebut untuk
menghafal huruf-huruf
Ibu Vinny Aprilia, S.Pd dengan cepat.
Guru Bahasa Indonesia SMP IT Insan
Sejahtera Analisis Berdasarkan kajian
literatur,wawancara dan
1. Menurut Ibu Vinny Aprilia, S.Pd pakar:
Keterampilan membaca adalah
Jadi analisis eksplorasi
bagian dari keterampilan berbahasa.
penyebab masalah
Artinya, keterampilan ini wajib berdasarkan hasil kajian
dimiliki oleh setiap manusia agar literatur, wawancara dan
manusia tersebut dapat menggali pakar adalah sebagai berikut
informasi, menggali ilmu :
pengetahuan yang semula tidak ia
ketahui menjadi tahu dengan cara  Penyebab peserta
didik belum terampil
membaca tulisan-tulisan yang ada di
dalam membaca
dalamnya. Dengan keterampilan karena belum
membaca ini, dapat membantu juga berkembanganya
dalam segi komunikasi. Wawasan kemampuan dalam
kita semakin luas, kosakata kita membedakan simbol-
pun bertambah. simbol cetakan seperti
huruf-huruf, angka-
angka dan kata-kata,
2. Penyebab siswa kelas 1 SD belum
memiliki kesulitan
terampil membaca, yaitu ada dua belajar seperti
faktor. Pertama faktor lingkungan. tergolong siswa slow
Mungkin anak tersebut di learner,tidak terbiasa
lingkungan keluarganya belum membaca, karena
dibiasakan giat membaca atau masih awal-awal
berlatih membaca yang masuk sekolah SD
dan faktor lingkungan
mengakibatkan anak tersebut terasa
keluarga yang kurang
asing dengan buku bacaan. Faktor mendukung.
kedua adalah faktor alamiah, yaitu
datang dari kurangnya kemampuan
anak tersebut untuk menghafal
huruf-huruf dengan cepat. Sehingga
anak tersebut masih sulit dalam
membaca.
2. Kurangnya Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian
minat Jurnal/ Artikel: literatur:
peserta didik
dalam 1. menurut Suhardi (2010 : 6)  Penyebab kurangnya
membaca merupakan suatu minat membaca buku
membaca
aktivitas visual untuk memperoleh adalah tidak adanya
buku makna dari simbol berupa huruf dan keinginan yang kuat
pelajaran kata. dalam diri untuk mau
atau modul membaca buku
2. Minat baca adalah kecenderungan
jiwa seseorang secara mendalam  Faktor yang
yang ditandai dengan perasaan mempengaruhi
senang serta berkeinginan kuat kurangnya minat
untuk membaca tanpa adanya membaca ialah
paksaan ( Anjani, Dantes dan ketersediaan waktu
arawan, 2019 : 75) untuk membaca
buku, status social
3. Menurut Sarlina dalam ekonomi keluarga,
Sukmandi Surya Arendra (2015:5) pengaruh lingkungan
faktor yang mempengaruhi minat dan dorongan dari
baca iyalah ketersediaan waktu dalam diri atau
untuk membaca buku, status motivasi untuk lebih
social ekonomi keluarga, pengaruh berprestasi atau
lingkungan dan dorongan dari memiliki prestasi
dalam diri atau motivasi untuk yang lebih baik.
lebih berprestasi atau memiliki
prestasi yang lebih baik.
Analisis Berdasarkan
wawancara:
Sumber wawancara kepada wakil kepala
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa: Kepala Sekolah/ Wakil
Kepala Sekolah :
Kepala sekolah/ wakil kepala sekolah :  Guru kurang memotivasi
peserta didik untuk rajin
Ibu Nurlaili Pratiwi, S.Hum membaca
1. Guru kurang memotivasi peserta didik  Karena lebih menyukai
untuk rajin membaca teknologi seperti
2. Karena lebih menyukai teknologi menonton atau bermain
seperti menonton atau bermain game. game.

Guru / Teman Sejawat :


Guru / teman sejawat :
 Karena belum lancar
Mis Cindy Nadiani, S. Hum.
dalam membaca dan
 Karena belum lancar dalam mereka cenderung
membaca dan mereka cenderung lebih senang belajar
lebih senang belajar secara audio secara audio visual
visual (lewat video) (lewat video)
 Lebih suka membaca buku
bergambar daripada buku pelajaran  Lebih suka membaca
yang memuat banyak teks buku bergambar
daripada buku
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : pelajaran yang
memuat banyak teks.
Ibu Vinny Aprilia, S.Pd Analisis Berdasarkan
Wawancara Pakar:
Guru Bahasa Indonesia SMP IT Insan
Sejahtera
Penyebab kurangnya minat
Menurut Ibu Vinny Aprilia, S.Pd peserta peserta didik untuk
didik kurang minat membaca buku membaca buku pelajaran/
modul karena peserta didik
pelajaran karena peserta didik tersebut
tersebut menganggap isi
menganggap buku yg menarik dan buku pelajaran tidak
menyenangkan adalah buku yang penuh menarik , monoton yang
dengan gambar dan warna. Sehingga hanya dipenuhi dengan
peserta didik lebih antusias untuk tulisan-tulisan, isi
memahami buku tersebut. Berbanding bahasanya pun sangat berat,
terbalik dengan buku pelajaran yang
Analisis Berdasarkan kajian
monoton yang hanya dipenuhi dengan literatur,wawancara dan
tulisan-tulisan, isi bahasanya pun sangat pakar:
berat, faktor tersebut menjadikan siswa
lebih cepat bosan terhadap buku pelajaran. Jadi analisis eksplorasi
penyebab masalah
berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai berikut

 Penyebab peserta
didik kurang minat
membaca buku
pelajaran / modul
karena tidak adanya
keinginan yang kuat
dalam diri untuk mau
membaca buku,
ketersediaan waktu
untuk membaca
buku, status social
ekonomi keluarga,
pengaruh lingkungan,
Kurangnya motivasi
guru, pengaruh
gadget ,bkarena elum
lancar membaca dan
peserta didik
menganggap buku
pelajaran kurang
menarik untuk dibaca.

3. Kurangnya Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


pemahaman Jurnal/ Artikel: literatur:
peserta didik
dalam mata 1. Menurut Ahmad S.Hardja Sudjana  Karena bahasa sunda
pelajaran dkk, Bahasa sunda adalah bahasa adalah bahasa yang
bahasa yang digunakan oleh penduduk digunakan oleh
sunda pribumi pasundan sebagai bahasa penduduk pribumi
ibu. pasundan sebagai
bahasa ibu maka
2. kesalahan berbahasa bisa terjadi tidak menutup
karena adanya banyak hal, misalnya kemungkinan peserta
pengaruh bahasa ibu, didik yang bukan asli
kekurangpahaman pemakai bahasa orang pribumi akan
terhadap bahasa yang dipakainya, kesulitan bernahasa
dan pengajaran bahasa yang kurang sunda.
sempurna (Setyawati, 2010, hlm.
15).
 Penyebab kurangnya
3. Tanpa adanya pemahaman yang pemahaman peserta
baik maka siswa tentu akan didik dalam mata
kesulitan mengingat informasi pelajaran bahasa
(Hamzah dan Muhlisrarini :2014) sunda karena
kesalahan berbahasa
yang bisa terjadi
Sumber wawancara kepada wakil kepala karena adanya
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa: pengaruh bahasa ibu,
kurang pemahaman
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “ pemakaian bahasa
Ibu Nurlaili S, Hum dan pengajaran
bahasa yang tidak
1. Karena peserta didik tersebut siswa sempurna .
pindahan dari luar kota.
2. Belum terbiasa menggunakan basa Analisis Berdasarkan
sunda wawancara:

Guru / teman sejawat : Kepala sekolah/wakil


kepala sekolah :
Mis Cindy Nadiani, S. Hum.
1. Karena bukan bahasa pertama yang  Karena peserta didik
diajarkan di rumah, dan jarangnya tersebut siswa
mereka berkomunikasi pindahan dari luar
menggunakan Bahasa Sunda kota.
 Belum terbiasa
2. Bahasa sunda dianggap lebih sulit menggunakan basa
daripada bahasa indonesia sunda

3. Karena cenderung menggunakan Guru / teman sejawat :


bahasa sunda kasar di lingkungan
1. Karena bukan bahasa
tempat tinggalnya sehingga orang
pertama yang
tua menganggap lebih baik
diajarkan di rumah,
menggunakan bahasa indonesia
dan jarangnya mereka
agar anak tidak berbicara kasar.
berkomunikasi
Siswa :
menggunakan Bahasa
Ananda
Sunda
Bahasa sunda susah
2. Bahasa sunda
dianggap lebih sulit
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : daripada bahasa
indonesia
Ibu Mir Yuliana, M.Si
3. Karena cenderung
 Menurut Ibu Mira Yuliana, M.Si. menggunakan bahasa
Penyebab peserta didik kurang sunda kasar di
memahami mata pelajaran Bahasa lingkungan tempat
sunda tinggalnya sehingga
 karena tempat tinggal peserta orang tua
menganggap lebih
didik tersebut di daerah
baik menggunakan
perkotaan. bahasa indonesia agar
 keadaan ekonominya anak tidak berbicara
menengah ke atas. kasar.
 memang di rumahnya sendiri
terbiasa menggunakan
Bahasa Indonesia jadi sudah Analisis Berdasarkan
terbiasa dari kecil Wawancara Pakar:
Penyebab peserta didik
diajarkannya berbahasa
kurang memahami mata
Indonesia karena orang tua pelajaran Bahasa sunda
menganggap daripada anak yaitu :
berbicara Bahasa sunda yang  karena tempat tinggal
kasar lebih baik berbicara peserta didik tersebut
menggunakan Bahasa di daerah perkotaan.
Indonesia saja.  keadaan ekonominya
 Karena banyak juga dari menengah ke atas.
factor orangtuanya milenial  Tidak terbiasa
jadi orang tuanya juga tidak menggunakan bahas
tau Bahasa sundanya jadi asunda
kesulitan mengajarkan  factor orangtuanya
Bahasa sunda kepada milenial
anaknya.  peserta didik tersebut
 karena bisa jadi peserta didik bukan asli orang
tersebut bukan asli orang sunda
sunda sehingga kesulitan
untuk belajar Bahasa sunda. Analisis Berdasarkan kajian
literatur,wawancara dan
pakar:

Jadi analisis eksplorasi


penyebab masalah
berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai berikut

Penyebab peserta
didik kurang
memahami mata
pelajaran Bahasa
sunda karena bahasa
sunda bukan bahasa
pertama yang di
terima oleh peserta
didik di lingkungan
keluarganya. Sehingga
peserta didik tidak
terbiasa
menggunakan bahasa
sunda dalam
kehidupan sehari-
hari. Pelajaran bahasa
sunda dianggap lebih
sulit dari bahasa
indonesia.

karena tempat tinggal


peserta didik tersebut
di daerah perkotaan,
keadaan ekonominya
menengah ke atas dan
orang tua milenial.

3 Numerasi : Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


1. Kurangnya Jurnal/ Artikel: literatur:
pemahaman
1. Kemampuan pemahaman matematis  Penyebab kurangnya
beberapa
merupakan salah satu kemampuan pemahaman peserta
peserta didik
yang harus dimiliki oleh siswa dalam didik pada materi
pada materi pembelajaran matematika. Hibert mengurutkan benda dan
mengurutkan dan Carpenter (Hasan, 2012) bilangan peserta didik
benda dan belum memiliki
bilangan kemampuan
2. Penyebab rendahnya pemahaman
pemahaman matematis
siswa terhadap matematika berakar
pada siswa yang cenderung
 Karena peserta didik
menghafal konsep daripada proses
yang cenderung
penguasaan konsep” (Amelia, 2012).
menghafal konsep
daripada proses
3. Pendapat Purwasih (2015:17) yang penguasaan konsep
mengemukakan bahwa “Beberapa
faktor penyebab dari rendahnya  Karena terbiasa
kemampuan pemahaman matematis mempelajari konsep-
siswa Indonesia, antara lain siswa konsep dan rumus-
terbiasa mempelajari konsep-konsep rumus matematika
dan rumus-rumus matematika dengan cara
dengan cara menghafal tanpa menghafal tanpa
memahami maksud, isi, dan memahami maksud,
kegunaannya” isi, dan kegunaannya”
Sumber wawancara kepada wakil kepala
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa: Analisis Berdasarkan
wawancara:
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “

Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum Kepala sekolah/wakil


kepala sekolah :
 Karena peserta didik baru menghafal
konsep saja belum memahaminya  Karena peserta didik
baru menghafal konsep
Guru / teman sejawat :
saja belum
Mis Cindy Nadiani, S. Hum. memahaminya

 karena peserta didik belum lancar Guru / teman sejawat :


membaca,menulis dan berhitung  karena peserta didik
 peserta didik belum memahami belum lancar
konsep mengurutkan benda dan membaca,menulis dan
bilangan berhitung
 peserta didik kurang fokus saat  peserta didik belum
belajar memahami konsep
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : mengurutkan benda
dan bilangan
Ibu Laelia Fadillah, S.pd  peserta didik kurang
Guru Matematika SMP IT Insan Sejahtera fokus saat belajar
Analisis Berdasarkan
 Menurut hasil pengamatan Ibu
Wawancara Pakar:
Laelia Fadillah, S. Pd penyebab
kurangnya pemahaman beberapa  Karena kurangnya
peserta didik dalam mengurutkan media nyata yang
banyak benda dan bilangan yaitu dipakai oleh guru saat
 karena kurangnya media mengajarkan materi.
nyata yang dipakai oleh guru
saat mengajarkan materi.  Media pembelajaran
yang digunakan oleh
 media pembelajaran yang guru tidak sesuai
digunakan oleh guru tidak dengan tahapan
sesuai dengan tahapan perkembangan peserta
perkembangan peserta didik. didik.

Analisis Berdasarkan kajian


literatur,wawancara dan
pakar:

Jadi analisis eksplorasi


penyebab masalah
berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai berikut

 Penyebab kurangnya
pemahaman peserta
didik pada materi
mengurutkan benda dan
bilangan karena peserta
didik belum memiliki
kemampuan
pemahaman matematis,
peserta didik
cenderung menghafal
konsep daripada
proses penguasaan
konsep,

 Karena latar belakang


peserta didik belum
lancar membaca, kurang
fokus saat belajar di
kelas, kurangnya
media nyata yang
dipakai oleh guru saat
mengajarkan materi
dan media
pembelajaran yang
digunakan oleh guru
tidak sesuai dengan
tahapan
perkembangan peserta
didik.

2. Kurangnya Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


pemahaman Jurnal/ Artikel: literatur:
peserta didik
dalam 1. Menurut Priyo (Hardiyanti, 2016)  Penyebab kurangnya
menyelesaikan „pemahaman yang tidak mantap pemahaman peserta
soal akan mengakibatkan siswa didik dalam
matematika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
dalam bentuk menyelesaikan soal-soal‟. matematika dalam
cerita bentuk cerita karena
2. Soal cerita merupakan suatu soal peserta didik tidak
berupa kalimat-kalimat cerita dapat mengubah soal
dengan menggunakan bahasa cerita menjadi kalimat
sehari-hari yang dapat diubah matematika atau
menjadi kalimat matematika atau persamaan
persamaan matematika (Umam dkk, matematika.
2017).
 Karena peserta didik
3. Lambertus (Purwaningrum, 2016) lebih mengutamakan
berpendapat bahwa siswa memiliki hasil yang diperoleh
kelemahan ketika diminta untuk daripada teknik yang
menganalisis soal, menentukan digunakan ketika
strategi dan proses penyelesaian, menyelesaikan
maupun memeriksa kembali hasi masalah.
yang didapat. Mereka biasanya lebih
mengutamakan hasil yang diperoleh
daripada teknik yang digunakan Analisis Berdasarkan
ketika menyelesaikan masalah. wawancara:

Sumber wawancara kepada wakil kepala Kepala sekolah/wakil


sekolah, guru, orang tua siswa/siswa: kepala sekolah :
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “
 Karena peserta didik
Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum malas membaca dan
kurang memahami teks
 Karena peserta didik malas membaca bacaan
dan kurang memahami teks bacaan. Guru / teman sejawat :
Guru / teman sejawat :  Karena belum
mengerti konsep dan
Mis Cindy Nadiani, S. Hum. kata kunci yang
menentukan operasi
 Karena belum mengerti konsep dan
bilangan.
kata kunci yang menentukan
 Karena peserta didik
operasi bilangan.
belum lancar
 Karena peserta didik belum lancar
membaca menulis dan
membaca menulis dan berhitung
berhitung
 Karena peserta didik terbiasa
 Karena peserta didik
dengan soal-soal langsung
terbiasa dengan soal-
berbentuk angka soal sederhana.
soal langsung
 Karena kemampuan penalaran berbentuk angka soal
peserta didik masih kurang sederhana.
 Karena kemampuan
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : penalaran peserta
Ibu Laelia Fadillah, S.pd didik masih kurang

Guru Matematika SMP IT Insan Sejahtera Analisis Berdasarkan


Wawancara Pakar:
1. Penyebab kurangnya pemahaman  Peseta didik belum
peserta didik dalam bisa memaknai isi
menyelesaikan soal matematika teks soal cerita
dalam bentuk cerita adalah: matematika.
 Peseta didik belum bisa  Peserta didik belum
memaknai isi teks soal cerita bisa menafsirkan/
matematika. mengubah isi teks
 Peserta didik belum bisa soal cerita ke model
menafsirkan/ mengubah isi matematika.
teks soal cerita ke model  Peserta didik belum
matematika. bisa mengkoneksikan
 Peserta didik belum bisa materi yang berkaitan
mengkoneksikan materi yang dengan materi
berkaitan dengan materi sebelumnya.
sebelumnya.  Soal yang diberikan
 Soal yang diberikan oleh guru oleh guru kurang
kurang kontekstual dengan kontekstual dengan
kehidupan peserta didik saat kehidupan peserta
ini. didik saat ini.

Analisis Berdasarkan kajian


literatur,wawancara dan
pakar:
Jadi analisis eksplorasi
penyebab masalah
berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai berikut

 Penyebab kurangnya
pemahaman peserta
didik dalam
menyelesaikan soal
matematika dalam
bentuk cerita karena
peserta didik tidak
dapat mengubah soal
cerita menjadi kalimat
matematika atau
persamaan
matematika dan lebih
mengutamakan hasil
daripada proses.

 Faktor belum lancar


membaca dan
kemampuan
penalaran yang masih
kurang, peserta didik
belum bisa
mengkoneksikan
materi yang berkaitan
dengan materi
sebelumnya dan
disebabkan soal yang
diberikan oleh guru
kurang kontekstual
dengan kehidupan
peserta didik saat ini.

4 Kesulitan belajar Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


siswa: Jurnal/ Artikel: literatur:
 salah satu 1. Menurut Abdurrahman (2012)
peserta didik kesulitan belajar merupakan  Penyebab peserta
kesulitan yang disebabkan gangguan didik dikatakan slow
tergolong
perkembangan dari penggunaan dan learner karena terlihat
slow learner mempertahankan perhatian selektif. adanya gangguan
kesulitan belajar yang
2. Menurut Subini (2013) kesulitan menunjukan
belajar merupakan suatu kondisi perkembangan
dimana kompetensi atau prestasi kognitif dan
yang dicapai tidak sesuai dengan kompetensi atau
kriteria standar yang telah prestasi yang dicapai
ditetapkan, baik berbentuk sikap, tidak sesuai dengan
pengetahuan, maupun perkembangan yang
keterampilan. semestinya.

3. Pengertian anak slow learner  mempunyai tingkat


menurut Cooter & Cooter Jr dan intelegensi dibawah
Wiley dalam Triani dan Amir (2013: rata-rata anak pada
3) yaitu siswa yang mempunyai umumnya.
tingkat intelegensi dibawah rata-rata
anak pada umumnya.
Analisis Berdasarkan
wawancara:
Sumber wawancara kepada wakil kepala
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa: Kepala sekolah/wakil
kepala sekolah :
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “

Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum  Karena Tingkat


kecerdasannya di bawah
 Karena Tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata.
rata-rata.
Guru / teman sejawat : Guru / teman sejawat :

Mis Cindy Nadiani, S. Hum.  Karena kecerdasan


kognitifnya belum
 Karena kecerdasan kognitifnya terstimulus dan
belum terstimulus dan kurangnya kurangnya fokus
fokus dalam menyimak dalam menyimak
penjelasan/materi. penjelasan/materi.
 Peserta didik tersebut cenderung  Peserta didik tersebut
pendiam dan kurang berani cenderung pendiam
bertanya jika ada pelajaran yang dan kurang berani
belum dipahami bertanya jika ada
pelajaran yang belum
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : dipahami
Ibu Neneng Susanti, S.Pd
Analisis Berdasarkan
Guru Inklusi Di SDIT Insan Sejahtera Wawancara Pakar:

 Menurut Ibu Neneng Susanti, S.Pd.  Peserta didik yang


Peserta didik yang slow learner dia slow learner dia tidak
tidak termasuk ABK tapi tetap termasuk ABK tapi
memerlukan bimbingan khusus tetap memerlukan
karena dia akan kesulitam dalam bimbingan khusus
semua mata pelajaran di kelasnya. karena dia akan
kesulitam dalam
 Peserta didik slow learner biasanya semua mata pelajaran
ditandai dengan telatnya calistung di kelasnya.
dan keterampilan berbahasnya.  Peserta didik slow
learner biasanya
 Penyebab peserta didik slow learner ditandai dengan
yaitu : faktor keturunan/genetik, telatnya calistung dan
masalah selama kehamilan, pernah keterampilan
trauma psikis atau fisik. berbahasnya.
 Penyebab peserta
didik slow learner
yaitu : faktor
keturunan/genetik,
masalah selama
kehamilan, pernah
trauma psikis atau
fisik.

Analisis Berdasarkan kajian


literatur,wawancara dan
pakar:

Jadi analisis eksplorasi


penyebab masalah
berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai berikut

Penyebab peserta
didik slow learner
yaitu karena
perkembangan
kognitifnya tidak
sempurna.

faktor
keturunan/genetik,
masalah selama
kehamilan, pernah
trauma psikis atau
fisik.

5 Relasi antara Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


siswa dengan Jurnal/ Artikel: literatur:
siswa 1. Hasil penelitian Sutrisno (2019)  Perilaku kurang sopan
menegaskan bahwa perilaku tidak menunjukan perilaku
 salah satu disiplin siswa ditunjukkan oleh tidak disiplin.
peserta didik perilaku mereka sehari-hari di
berperilaku sekolah, seperti membolos, datang  Yang mempengaruhi
kurang terlambat, melalaikan tugas, ketidak disiplinan
sopan catatan pelajaran tidak lengkap, peserta didik salah
tidak berseragam lengkap, malas satunya yaitu faktor
terhadap lingkungan terutama
temannya mengikuti pelajaran, acuh tak acuh
dukungan sosil.
pada waktu pelajaran, merokok,
tidak sopan, memengaruhi teman
untuk melanggar disiplin,
nongkrongdi warung dekat sekolah, Analisis Berdasarkan
dan bertindak hiperaktif di kelas. wawancara

2. Arikunto (dalam Suryani, &


Suprihatin, 2016) yang mengatakan Kepala sekolah/wakil
indikator perilaku tidak disiplin kepala sekolah :
siswa dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu: perilaku tidak disiplin  Karena peserta didik
didalam kelas, perilaku tidak disiplin tersebut belum
diluar kelas dan perilaku tidak beradaptasi dengan baik
dengan teman
disiplin dilingkungan rumah.
sekelasnya

3. dikemukakan oleh Stern Guru / teman sejawat :


(Wicaksono, 2013) mengatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi  Karena anak tersebut
kedisiplinan salah satunya adalah senang berbuat
faktor dari luar yaitu lingkungan, usil/iseng
dimana faktor lingkungan terutama  Suka mempraktekan
dukungan sosial dapat apa yang dia lihat di
mempengaruhi seseorang untuk medsos seperti
bersikap disiplin
mengacungkan jari
tengah dll
Sumber wawancara kepada wakil kepala  Karena peserta didik
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa: tersebut belum begitu
memahami bahwa
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “ perilakunya tersebut
Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum tidak sopan atau
kurang baik
 Karena peserta didik tersebut belum
beradaptasi dengan baik dengan teman Analisis Berdasarkan
sekelasnya Wawancara Pakar:

Penyebab peserta didik


Guru / teman sejawat :
kurang sopan terhadap
Mis Cindy Nadiani, S. Hum. temannya yaitu :

 Karena anak tersebut senang  Faktor pertama


berbuat usil/iseng Lingkungannya.
 Suka mempraktekan apa yang dia  Faktor kedua adalah
lihat di medsos seperti media sosial
mengacungkan jari tengah dll  Faktor ketiga
 Karena peserta didik tersebut belum kurangnya pembinaan
begitu memahami bahwa peran orang tua dan
perilakunya tersebut tidak sopan guru.
atau kurang baik
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : Analisis Berdasarkan kajian
literatur,wawancara dan
Bpk Azmi Abdul Latif pakar:
Menurut bpk Azmi Abdul Latif.
Penyebab Peserta didik berperilaku Jadi analisis eksplorasi
penyebab masalah
kurang sopan terhadap temannya berdasarkan hasil kajian
yaitu : literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai berikut
 Faktor pertama Lingkungannya.
Ketika lingkungannya baik maka ia Penyebab peserta didik
akan terpengaruh menjadi baik kurang sopan terhadap
begitupun ketika lingkungan tidak temannya yaitu :
mendukung untuk menjadi baik
maka peserta didik akan  Karena peserta didik
terpengaruh sesuai lingkungannya. tersebut belum
beradaptasi dengan
 Faktor kedua adalah media sosial, baik dengan teman
dengan trend media sosial yang viral sekelasnya, senang
dan yang bermacam macam perilaku berbuat iseng
anak menjadi terpengaruh olehnya. pengaruh media
sosial, lingkungan dan
 Faktor ketiga kurangnya pembinaan. kurangnya pembinaan
Peran orang tua dan guru sebagai baik dari guru
pendidik diperlukan dalam maupun orangtua
pembinaan perilaku anak. terkait kedisiplinan.

Yang bisa dilakukan untuk menangani


perilaku peserta didik yang kurang sopan
yaitu :
 Adanya pembinaan yang
diperuntukan untuk bisa menjadi
lebih sopan terhadap teman
temannya. Mungkin dengan analogi
“Bagaimana kalo kita diposisi dia”
bisa menjadi satu alternatif
pembinaan terhadap peserta didik.

 Mengarahkan anak bermain dengan


teman teman yang memiliki
lingkungan yang baik. Adapun
ketika kondisi yang tidak
memungkinkan maka pilihannya
adalah pemantauan orang tua atau
guru lah yang harus ekstra dan
mengarahkan mana yang baik dan
mana yang buruk.

Relasi antara guru Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


dengan orang tua Jurnal/ Artikel: literatur:
 Kurangnya
1. Hadi (2016:102) menyatakan bahwa  Penyebab kurangnya
peran orang “orang tua memiliki kewajiban dan peran orang tua
tua dalam tanggung jawab untuk mengasuh, dalam mendampingi
mendampingi memelihara, mendidik, dan peserta didik saat
peserta didik melindungi anak”. belajar di rumah yaitu
saat belajar kesibukan orang tua
di rumah 2. Nur (2015:22-23) menyatakan bekerja dan
bahwa “peran orang tua dalam minimnya disiplin
pendidikan adalah sebagai pendidik, keilmuan.
pendorong, fasilitator dan
pembimbing”. Analisis Berdasarkan
wawancara
3. Penelitian Mubarok (2020 : 71)
membuktikan bahwa keluarga yang Kepala sekolah/wakil
bisa menyesuaikan model kepala sekolah :
pendidikan keluarga dengan
situasi, kondisi, kebutuhan, dan  Karena orang tua
kemampuan anak tentu lebih sibuk bekerja
membawa dampak yang positif
terhadap psikologis dan Guru / teman sejawat :
kemandiriannya. Meraih dampak  Karena kedua orang
positif tersebut bisa dilakukan tu peserta didik yang
model pendidikan keluarga seperti: sama-sama sibuk
adanya penerapan dan kepatuhan dengan tugas
terhadap peraturan, adanya motivasi pekerjaan.
dan dukungan pada anak, adanya
bimbingan ilmu agama, serta Analisis Berdasarkan
adanyaketeladanan. Namun, Wawancara Pakar:
dampak positif tersebut tidak
akan didapat dengan cepat jika Penyebab kurangnya peran
masih terdapat hambatan- orang tua dalam
hambatan bagi orang tua seperti: mendampingi peserta didik
kesibukan orang tua bekerja dan saat belajar di rumah yaitu :
minimnya disiplin keilmuan.
 peran orangtua
Sumber wawancara kepada wakil kepala
dengan guru memiliki
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa:
porsi berbeda
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “ menurut pandangan
anak.
Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum

 Karena orang tua sibuk bekerja  Kurangnya


pemahaman materi
Guru / teman sejawat : oleh orangtua
Mis Cindy Nadiani, S. Hum.
 Kurangnya
 Karena kedua orang tu peserta didik pemahaman dalam
yang sama-sama sibuk dengan tugas mengoperasikan
pekerjaan. gadget / kendala
jaringan internet
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli :
 Tidak memiliki cukup
Ibu Diana Hafsari, S.PSi waktu untuk
Menurut Ibu Diana Hafsari, S. Psi. penyebab mendampingi karena
kurangnya peran orang tua dalam orangtua bekerja
mendampingi peserta didik saat belajar di
rumah adalah:
Analisis Berdasarkan kajian
1. Sering ditemukan atau mayoritas orgtua literatur,wawancara dan
pakar:
keluhkan, karena mungkin peran orangtua
dengan guru memiliki porsi berbeda menurut Jadi analisis eksplorasi
pandangan anak. Tentunya ini jadi hambatan penyebab masalah
yg cukup berarti, karena kan minat ini berdasarkan hasil kajian
istilahnya motivasi, kalau motivasinya udah literatur, wawancara dan
kurang gimana mau nuntasin pembelajaran pakar adalah sebagai
dengan baik di rumah. berikut:

2. Kurangnya pemahaman materi oleh orangtua  Penyebab kurangnya


peran orang tua
Pemahaman materi yg luas tentunya sangat dalam mendampingi
membantu ketika anak belajar dirumah. peserta didik saat
Pembelajaran akan menjadi kurang maksimal belajar di rumah yaitu
kalau orang tua belum sepenuhnya memahami kesibukan orang tua
materi yg diberikan oleh guru utk diajarkan ke bekerja dan
anaknya. minimnya disiplin
keilmuan dan
3. Kurangnya pemahaman dalam kurangnya
mengoperasikan gadget / kendala jaringan pemahaman orang tua
internet dalam
mengoperasikan
Keterbatasan pemahaman mengoperasikan gadgat.
gadget juga otomatis jadi kendala apalagi pada
saat pembelajaran dilaksanakan jarak jauh dan
utk beberapa orangtua yang kurang 'canggih'
pasti jadi hambatan berarti juga, belum kalau
tinggalnya di pedalaman yang susah sinyal.

4. Tidak memiliki cukup waktu untuk


mendampingi karena orangtua bekerja

6 pemahaman/ Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


pemanfaatan Jurnal/ Artikel: literatur:
model-model 1. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012:
pembelajaran 133) berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana
inovatif :
atau pola yang dapat digunakan Analisis Berdasarkan
 Kurang
untuk membentuk kurikulum wawancara
optimalnya (rencana pembelajaran jangka
penerapan panjang), merancang bahan- Kepala sekolah/wakil
model bahan pembelajaran, dan kepala sekolah :
pembelajaran membimbing pembelajaran di kelas
inovatif atau yang lain.  Fasilitas sekolah yang
belum terlalu lengkap
2. Menurut Adi (dalam
Suprihatiningrum, 2013: 142) Guru / teman sejawat :
memberikan definisi model
pembelajaran merupakan kerangka  Kurangnya sarana,
konseptual yang menggambarkan seperti keterbatasan
prosedur dalam mengorganisasikan proyektor di sekolah
pengalaman pembelajaran untuk sehingga guru yang
mencapai tujuan pembelajaran akan mengajar
menggunakan media
3. Syah dan Kariadinata (2009: 16) PPT harus bergantian
Pembelajaran inovatif dapat dengan guru lain saat
menyeimbangkan fungsi otak kiri akan menggunakan
dan kanan apabila dilakukan proyektor.
dengan cara mengintegrasikan
media/alat bantu terutama yang Analisis Berdasarkan
berbasis teknologi baru/maju ke Wawancara Pakar:
dalam proses pembelajaran
tersebut. Penyebab kurang optimalnya
penerapan model pembelajaran
Sumber wawancara kepada wakil kepala inovatif :
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa:
 Keragaman karakteristik
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “ siswa dalam satu kelas;

Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum  Kebiasaan siswa yang


selalu ingin diberi tahu
 Fasilitas sekolah yang belum terlalu
oleh guru, tidak mau
lengkap menemukan sendiri.
Guru / teman sejawat :
 Waktu persiapan guru
Mis Cindy Nadiani, S. Hum. untuk mengajar dengan
 Kurangnya sarana, seperti model pembelajaran
keterbatasan proyektor di sekolah inovatif lebih banyak
sehingga guru yang akan mengajar dibandingkan
menggunakan media PPT harus menggunakan model
bergantian dengan guru lain saat pembelajaran ceramah
akan menggunakan proyektor. biasa.

Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli :  Wawasan guru masih


kurang mengenai model
Ibu Tryana Permanasari, S.P
Wakasek Bidang Akademik pembelajaran inovatif
SMP IT Insan Sejahtera
Analisis Berdasarkan kajian
literatur,wawancara dan
1. Menuru Ibu Tryana Permanasari,
pakar:
S.P. pengertian model pembelajaran
inovatif secara mudahnya, Jadi analisis eksplorasi
pembelajaran inovatif merupakan penyebab masalah
pembelajaran yang out of the box berdasarkan hasil kajian
dari pembelajaran konvensional atau literatur, wawancara dan
pembelajaran pada zaman dahulu. pakar adalah sebagai
berikut:
Jika pada zaman dahulu metode
ceramah menjadi metode yang sering
digunakan, pembelajaran inovatif
hadir seiring tuntutan
perkembangan zaman serta tujuan
dari pembelajaran yang semakin
kompleks (abad 21-4C).
Pembelajaran inovatif lebih
melibatkan siswa secara aktif dalam
setiap kegiatan pembelajarannya,
sehingga siswa merasakan sendiri
dan menemukan sendiri, bukan
hanya mendengar "katanya" dari
ceramah guru.
Media yang digunakannya pun
dapat memanfaatkan bahan-bahan
dari lingkungan sekitar. Siswa juga
dilibatkan untuk
mengkomunikasikan apa yang
mereka dapatkan dari kegiatan
pembelajaran. Serta kegiatan
pembelajarannya dapat
menstimulus/memantik siswa
supaya dapat bernalar kritis.

2. Penyebab kurang optimalnya penerapan


model pembelajaran inovatif :

 Keragaman karakteristik siswa dalam


satu kelas; terdapat beberapa siswa
yang antusias saat kegiatan
pembelajaran inovatif namun di sisi lain
terdapat siswa yang merasa bosan saat
kegiatan pembelajaran tersebut.

 Kebiasaan siswa yang selalu ingin diberi


tahu oleh guru, tidak mau menemukan
sendiri.

 Waktu persiapan guru untuk mengajar


dengan model pembelajaran inovatif
lebih banyak dibandingkan
menggunakan model pembelajaran
ceramah biasa,

 Wawasan guru masih kurang


mengenai model pembelajaran inovatif

7 Materi terkait, Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


Advanced Jurnal/ Artikel: literatur:
material: 1. Pemahaman berasal dari kata
1. Peserta didik “paham” atau mengerti benar
kurang sedangkan pemahaman merupakan
memahami proses agar dapat memahami (Em Analisis Berdasarkan
penggunaan Zul dkk dalam Rofei, 2011:3). wawancara
harakat yang
menghasilkan 2. Tanpa adanya pemahaman yang Kepala sekolah/wakil
bunyi berbeda baik maka siswa tentu akan kepala sekolah :
pada materi kesulitan mengingat informasi
PAI huruf (Hamzah dan Muhlisrarini :2014)  Tidak fokus ketika
hijaiyah belajar membaca, dan
3. Harakat digunakan pada huruf sering lupa atau
hijaiyah untuk memudahkan dalam tertukar ketika
membaca huruf Arab. Harakat ini membaca harakat
memiliki peran dalam menentukan (kemampuan
bunyi pada setiap huruf seperti mengingat).
huruf vokal pada alfabet.
https://www.gramedia.com/ Guru / teman sejawat :
literasi/huruf-hijaiyah/
 Karena sebagian
Sumber wawancara kepada wakil kepala peserta didik baru
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa: mulai belajar Al-
qur`an, dan masih di
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “ tahap membaca
dengan harakat
Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum fathah.
 Tidak fokus ketika belajar membaca,
Analisis Berdasarkan
dan sering lupa atau tertukar ketika
Wawancara Pakar:
membaca harakat (kemampuan
mengingat). Penyebab peserta didik
Guru / teman sejawat : kurang memahami
penggunaan harakat yang
Mis Cindy Nadiani, S. Hum. menghasilhan bunyi berbeda
 Karena sebagian peserta didik baru pada materi PAI huruf
mulai belajar Al-qur`an, dan masih hijaiyah yaitu:
di tahap membaca dengan harakat
fathah.  Peserta didik belum
pernah belajar
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli : sebelumnya karena
Ibu Lida Mulida, S.Pd mungkin peserta didik
Guru PAI dan Guru Qiroati tersebut tidak mengaji
SMP IT Insan Sejahtera di TPA.
 Saat belajar di kelas
Menurut Ibu Lida Maulida, S.Pd. Penyebab kurang fokus
peserta didik kurang memahami  Kurangnya
penggunaan harakat yang menghasilhan pengaplikasian tidak
bunyi berbeda pada materi PAI huruf mengulang lagi
hijaiyah yaitu: pelajaran yang
 Peserta didik belum pernah belajar disampaikan guru
sebelumnya karena mungkin peserta saat di rumah
didik tersebut tidak mengaji di TPA.  Faktor orang tua di
 Saat belajar di kelas kurang fokus rumah kurang
membimbing mengaji
 Kurangnya pengaplikasian tidak
atau belajar huruf
mengulang lagi pelajaran yang
hijaiyah di rumah.
disampaikan guru saat di rumah
 Faktor orang tua di rumah kurang Analisis Berdasarkan kajian
membimbing mengaji atau belajar literatur,wawancara dan
huruf hijaiyah di rumah pakar:

Jadi analisis eksplorasi


penyebab masalah
berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai
berikut:

2. Kurangnya Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


pemahaman Jurnal/ Artikel: literatur:
peserta didik
dalam materi 1. Menurut Widiasworo (2017: 81)  Penyebab kurangnya
bahwa “Pemahaman merupakan pemahaman peserta
pengamalan
kemampuan untuk menghubungkan didik dalam materi
sila pancasila atau mengasosiasikan informasi- pengamalan sila
informasi yang dipelajari menjadi panca sila adalah
“satu gambar” yang utuh di otak karena guru tidak
kita” menggunakan media
gambar saat
2. Sedangkan pengamalan secara menjelaskan materi
subjektif menurut Imron (2017:32) pengamalan sila
adalah dengan menjalankan nilai- pancasila
nilai Pancasila secara pribadi atau
kelompok dalam berperilaku atau Analisis Berdasarkan
bersikap pada kehidupan sehari- wawancara
hari.
Kepala sekolah/wakil
kepala sekolah :
Sumber wawancara kepada wakil kepala
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah :  Siswa tidak
memahami makna
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah : dari setiap silanya.
Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum
Guru / Teman Sejawat :
 Siswa tidak memahami makna dari
setiap silanya.  Karena belum
mengerti perbedaan
Guru / Teman Sejawat : atau ciri khususnya
dari konsep
Mis Cindy Nadiani, S. Hum. kemanusiaan,
persatuan,
 Karena belum mengerti perbedaan
permusyawaratan dan
atau ciri khususnya dari konsep
keadilan sosial
kemanusiaan, persatuan,
permusyawaratan dan keadilan
Analisis Berdasarkan
sosial
Wawancara Pakar:
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli :
Penyebab kurangnya
pemahaman peserta didik
Ibu Novia Tresnayanti, S.Pd dalam materi pengamalan
sila panca sila adalah :
Guru IPS SMP IT Insan Sejahtera
 Guru kurang dalam
Menurut Ibu Novia Tresnayanti, S.Pd. menjelaskan materi
penyebab kurangnya [emahaman peserta terkait pengalaman sila
didik dalam materi pengamalan sila panca pancasila.
sila adalah :
 Guru kurang
1. Guru kurang dalam menjelaskan materi memanfaatkan media
pembelajaran yang
terkait pengalaman sila pancasila.
menarik
Seharusnya, guru mengaitkan
pengalaman sila pancasila dengan
kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa  Model pembelajaran
dapat lebih mudah memahami materi. yang digunakan oleh
guru cenderung
monoton.
2. Guru kurang memanfaatkan media
pembelajaran yang menarik, sehingga
pemahaman siswa terkait materi
Analisis Berdasarkan kajian
tersebut cenderung rendah.
literatur,wawancara dan
pakar:
3. Model pembelajaran yang digunakan
oleh guru cenderung monoton. Sehingga
Jadi analisis eksplorasi
siswa tidak paham dengan materi
penyebab masalah
pengalaman sila pancasila
berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai
berikut:

 Karena guru tidak


mendalam saat
menjelaskan materi
pengamalan sila
pancasila sehingga
Siswa tidak
memahami makna
dari setiap silanya,
kurang menggunakan
media gambar
sehingga
pembelajaran kurang
menarikdan model
pembelajaran yang
diginakan oleh guru
cenderung monoton.

Materi terkait, Sumber kajian literatur Analisis Berdasarkan kajian


Miskonsepsi : Jurnal/ Artikel: literatur:
1. Miskonsepsi
peserta didik  Novak & Gowin (Eka, 2014: ix)  Penyebab miskonsepsi
dalam menyatakan bahwa miskonsepsi secara garis besar ada
penggunaan merupakan suatu interpretasi lima yaitu : siswa,
simbol (<,>,=) mengenai konsep-konsep dalam guru, buku teks,
pada materi suatu pernyataan yang tidak dapat konteks dan metode
membanding diterima. mengajar
kan jumlah
benda dan  Miskonsepsi atau salah konsep
menunjuk pada suatu konsep yang Analisis Berdasarkan
bilangan. wawancara
tidak sesuai dengan pengertian
ilmiah atau pengertian yang diterima
para pakar dalam bidang Kepala sekolah/wakil
matematika (Suparno, 2013 :4) kepala sekolah :

 Suparno (2013 : 29)  Peserta didik belum


mengemukakan bahwa penyebab memahami simbol ”<”
miskonsepsi secara garis besar ada (kurang dari) dan ”>”
lima yaitu : siswa, guru, buku tek, (lebih dari)
konteks dan metode mengajar
Guru / teman sejawat :
Sumber wawancara kepada wakil kepala
 Peserta didik kurang
sekolah, guru, orang tua siswa/siswa:
konsentrasi saat
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “ pembelajaran di kelas

Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum Analisis Berdasarkan


Wawancara Pakar:
 Belum memahami simbol ”<”
(kurang dari) dan ”>” (lebih dari) Miskonsepsi
Penyebab
Guru / teman sejawat : peserta didik dalam
penggunaan simbol (<,>,=)
Ibu Riska Lisnawati, S.Pd pada materi
 Peserta didik kurang konsentrasi membandingkan jumlah
saat pembelajaran di kelas benda dan bilangan
adalah:

Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli :  Media yang dipakai


oleh guru tidak
Ibu Laelia Fadillah, S.pd
kurang relefan
Guru Matematika SMP IT Insan Sejahtera  Penyampaian konsep
oleh guru kurang
Menurut Ibu Laelia Fadillah S. Pd. sesuai
Penyebab Miskonsepsi peserta didik  Bahasa yang
dalam penggunaan simbol (<,>,=) pada digunakan oleh guru
materi membandingkan jumlah benda kurang dipahami oleh
dan bilangan adalah: peserta didik

 Media yang dipakai oleh guru tidak Analisis Berdasarkan kajian


kurang relefan literatur,wawancara dan
 Penyampaian konsep oleh guru pakar:
kurang sesuai
Jadi analisis eksplorasi
 Bahasa yang digunakan oleh guru
penyebab masalah
kurang dipahami oleh peserta didik berdasarkan hasil kajian
literatur, wawancara dan
pakar adalah sebagai
berikut:
 Penyebab miskonsepsi
peserta didik dalam
penggunaan
simbol(<,>,=) pada
materi
membandingkan
jumlah benda dan
bilangan adalah:
karena peserta didik
kurang konsentrasi
saat belajar,media
yang digunakan
guru kurang relefan,
penyampaian
konsep oleh guru
kurang sesuai dan
bahasa yang
digunakan guru
kurang difahami
siswa.

2. Miskonsepsi Sumber kajian literatur


peserta didik Jurnal/ Artikel:
dalam
1. Miskonsepsi atau salah konsep
menentukan
menunjuk pada suatu konsep yang
nilai tempat tidak sesuai denganpengertian
bilangan ilmiah atau pengertian yang diterima
para pakar dalam bidang
matematika (Suparno, 2013 :4)

2. Pembelajaran nilai tempat


merupakan suatu pembelajaran
yang mendapat perhatian penting
dalam kurikulum pendidikan di
tingkat Sekolah Dasar. Hal ini dapat
diperhatikan melalui pemahaman
nilai tempat pada bilangan cacah
yang berkembang dari kelas 1
hingga kelas 4 kemudian
berkembang menuju pemahaman
nilai tempat bilangan desimal di
kelas 5 dan 6 (Matitaputty, dkk.,
2013).

3. Jika siswa tidak menguasai konsep


nilai tempat dua angka dengan baik
maka mereka akan menghadapi
kesulitan dalam memahami konsep
nilai tempat bilangan tiga angka.
Selanjutnya, siswa juga akan
kesulitan dalam memberi nama
suatu bilangan demikian sebaliknya
siswa akan mengalami kesulitan
dalam menuliskan lambang bilangan
jika diketahui lambang suatu
bilangan (Handayani, 2011).

Sumber wawancara kepada wakil kepala


sekolah, guru, orang tua siswa/siswa:

Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah “


Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum
 Keliru menentukan nilai tempat satuan
nya melihat dari angka paling depan
bukan dari belakang dan belum paham
urutan nya mulai dari satuan-puluhan-
ratusan.

Guru / Teman Sejawat :

Ibu Riska Lisnawati, S.Pd

 Karena belum bisa menguraikan


asal terbentuknya angka tersebut
 Karena peserta didik kurang
konsentrasi saat pembelajaran di
kelas
Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli :
Ibu Laelia Fadillah, S.pd
Guru Matematika SMP IT Insan Sejahtera
Menurut Ibu Laelia Fadillah, S.Pd.
penyebab miskonsepsi peserta didik
dalam menentukan nilai tempat
bilangan adalah :
 Model pembelajaran guru
tidak sesuai dengan gaya
belajar peserta didik yang
heterogen
 Komunikasi antara guru dan
peserta didik yang kurang
tepat
 Karena peserta didik kelas 1
SD belum bisa berfikir
sistematis dan logis.

Materi terkait, Sumber kajian literatur


HOTS : Jurnal/ Artikel:
 Kurangnya 1. Menurut Widiasworo (2017: 81)
pemahaman bahwa “Pemahaman merupakan
peserta didik kemampuan untuk menghubungkan
dalam materi atau mengasosiasikan informasi-
informasi yang dipelajari menjadi
HOTS dan
“satu gambar” yang utuh di otak
penyelesaian kita”
soal berbasis
HOTS 2. Menurut Sani (2019, hlm. 2) Higher
Order Thinking Skill (HOTS) atau
kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalah kemampuan berpikir
strategis untuk menggunakan
informasi dalam menyelesaikan
masalah, menganalisa argumen,
negosiasi isu, atau membuat
prediksi.

3. Stein & Lane (dalam Ayuningtyas &


Rahaju, 2017) mengemukakan
bahwa higher order thinking skill
adalah pemikiran kompleks yang
tidak memiliki algoritma untuk
menyelesaikannya, tidak dapat
diprediksi, serta hanya dapat
diselesaikan menggunakan
pendekatan yang berbeda dengan
pertanyaan atau tugas yang telah
ada dan berbeda dengan contoh-
contoh yang telah diberikan.

Sumber wawancara kepada kepala


sekolah/wakil kepala sekolah, guru, orang
tua siswa/siswa:

Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah :

Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum

 Karena kurang terlatih dalam berfikir


kritis yang disebabkan kurangnya
membaca.

Guru/ Teman Sejawat :

Mis Cindy Nadiani, S. Hum

 Karena tahap kognitif mereka


mayoritas masih di tahap mengenal
dan menghafal

Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli :


Ibu Laelia Fadillah, S.pd
Guru Matematika SMP IT Insan Sejahtera
1. Menurut Ibu laelia Fadillah, S.Pd .
Soal HOTS itu soal non rutin karena
bisa saja soal itu dalam materi
sederhana tapi kalau soal non rutin
yang diberikan itu bisa disebut soal
HOTS

2. Penyebab kurangnya pemahaman


peserta didik dalam materi HOTS
dan penyelesaian soal berbasis
HOTS ada du faktor yaitu faktor dari
guru dan peserta didik itu sendiri.

Faktor dari guru :

 Kurangnya pemahaman guru dalam


pembuatan soal HOTS
 Instrument soal yang diberikan guru
terkait soal berbasis HOTS itu
kurang procedural
 Guru memiliki keterbatasan waktu
dalam menyusun soal HOTS

Faktor dari peserta didik :

 Peserta didik belum mampu berfikir


kritis
 Peserta didik tidak minat tidak
semangat menyelesaikan soal HOTS
 Peserta didik tidak terbiasa
menyelesaikan soal-soal atau
masalah yang non rutin.

8. Pemanfaatan Sumber kajian literatur


teknologi/inovasi Jurnal/ Artikel:
dalam 1. Wati (2016:3) menyatakan bahwa
pembelajaran : media merupakan sesuatu yang
bersifat meyakinkan pesan dan
 Kurangnya
dapat merangsang pikiran,
penguasaan perasaan, dan kemauan siswa
guru pada sehingga dapat mendorong
media terjadinya proses pembelajaran
pembelajaran untuk mencapai tujuan
inovatif pembelajaran.

2. Media pembelajaran interaktif yang


bersifat dinamis sangat mendukung
jika digunakan dalam proses
pembelajaran, karena media
pembelajaran interaktif mampu
menjelaskan materi yang
mempunyai daya abstraksi tinggi
dan rumit. (suyitno,2016)

3. Arsyad (2006:15) fungsi utama


media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang turut
dipengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan
di ciptakan oleh guru

4. Munadhi (2013:55-57) menjelaskan


bahwa pengelompokan media dalam
proses pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok
besar: Media audio, Media visual,
Media audio visual, Multimedia

Sumber wawancara kepada wakil kepala


sekolah, guru, orang tua siswa/siswa:

Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah :

Ibu Nurlaili Pratiwi, S. Hum

 Ada media yang sulit didapatkan di


sekolah, dan waktu yang terbatas.

Guru/ Teman Sejawat :

Mis Cindy Nadiani, S. Hum

 Karena kurangnya sarana, media


dan waktu untuk menyiapkan media
tersebut.
 Guru lebih sering menggunakan
sumber pembelajaran dari buku dan
modul saja

Sumber Wawancara Kepada Pakar/Ahli :


Ibu Tryana Permanasari, S.P
Wakasek Kurikulum SMP IT Insan
Sejahtera
Menurut Ibu Tryana Permanasari, S.P
Kurangnya penguasaan guru pada media
pembelajaran inovatif :

Guru-guru di SD IT Insan Sejahtera


sebenarnya sudah memiliki modal kreatif
untuk dapat menguasai dan
mengembangkan media pembelajaran
inovatif, hanya saja masih kurang dari segi
referensi penggunaan media yg cocok
untuk menyampaikan suatu materi atau
menuntaskan capaian kompetensinya.
Sehingga diperlukan pembinaan secara
berkala, baik melalui seminar atau
workshop , perencanaan bersama dengan
timeline yg jelas, pelaksanaan bersama
dengan pengawasan dari kepala sekolah,
dan refleksi secara bersama-sama pula.
Sehingga masing-masing guru dapat
berkolaborasi memberikan masukan satu
sama lain.

Anda mungkin juga menyukai