Anda di halaman 1dari 52

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Peserta didik Kajian Literatur: Berdasarkan hasil
masih memiliki Belajar merupakan proses penting bagi wawancara teman sejawat
motivasi belajar perubahan perilaku manusia dan dengan kepala sekolah,
yang rendah. mencakup segala sesuatu analisis eksplorasi
yang dipikirkan dan dikejakan. penyebab masalah yang
kami temukan terdiri atas
Menurut Marleni dalam Tanjung dkk beberapa faktor. Adapun
(2021:89) mengatakan “Belajar faktor-faktor yang
merupakan suatu proses yang menyebabkan minat belajar
dialami setiap individu yang peserta didik yang rendah :
menghasilkan perubahan,
pemahaman, 1. Faktor ekonomi peserta
keterampilan dan sikap”. didik yang rendah.
2. Faktor keluarga/Orang
Selanjutnya, menurut Skinner dalam latar pendidikan orang
Dimyati tua peserta didik.
dan Mudjiono (2010:9) mengatakan 3. Faktor lingkungan
“Belajar adalah perilaku”. Pada saat tempat tinggal peserta
orang belajar, maka responnya didik.
menjadi lebih baik. Berdasarkan
4. Faktor lingkungan
beberapa pendapat diatas penulis
sekolah yang kurang
menyimpulkan belajar adalah proses
penting bagi perubahan perilaku memadai (sarana dan
manusia dan mencakup segala prasarana sekolah)
sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan. Dalam belajar, siswa
mengalami sendiri proses dari tidak
tahu menjadi tahu. Motivasi belajar
merupakan syarat mutlak untuk
belajar dan memegang peranan
penting dalam
memberikan gairah atau semangat
dalam belajar.

Menurut Clayton Alderfer dalam


Hamdu dan Lisa Agustina (2011:83)
mengatakan “Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam
melakukan kegiatan belajar yang
didorong oleh hasrat untuk mencapai
prestasi atau hasil belajar sebaik
mungkin”. Menurut
Sardiman dalam Kusuma dan
Subkhan (2015:166) mengatakan
“Motivasi belajar adalah dorongan
dalam kegiatan belajar, sehingga
motivasi dapat dikatakan sebagai
daya penggerak dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar
supaya tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat
dicapai”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas
penulis menyimpulkan motivasi
belajar merupakan dorongan proses
belajar dengan kata lain tujuan dari
belajar adalah mendapat hasil yang
baik. Banyak siswa yang mengalami
masalah dalam belajar akibatnya hasil
belajar yang dicapai rendah.
Rendahnya motivasi belajar siswa
akan menghambat pencapaian
tujuan pendidikan dan merupakan
ancaman bagi kemajuan bangsa
yang harus ditangani dengan tepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa menurut
Dimyati dan Mudjiono(2009:97-99)
antara lain:
A. Cita-Cita Siswa
B. Kemampuan Siswa.
C. Kondisi Siswa (jasmani dan
kondisi rohani)
D. Kondisi Lingkungan
E. Unsur-Unsur Dinamis Dalam
Belajar. Siswa memiliki perasaan,
perhatian, kemauan,ingatan, dan
pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman
hidup.
F. Upaya Guru Dalam
Membelajarkan Siswa.
http://journal.ipts.ac.id/index.php/M
athEdu/article/view/2596/1769

Berdasarkan hasil wawancara teman


sejawat dengan kepala sekolah analisis
eksplorasi penyebab masalah
rendahnya motivasi siswa yang
rendah, yaitu:

Kepala Sekolah:
Nama : Irham Saleh Siregar, M.A.
Instansi : SMPN 1 Angkola Barat
Link rekaman video wawancara
dengan Kepala Sekolah SMPN 1
Angkola Barat:

https://drive.google.com/file/d/1E
EBQxQNUqI-gYDXs1w2lvuP-
Y40eHuXa/view?usp=sharing

Bukti fisik dokumentasi:


Pertanyaan:
1. Bagaimana gambaran motivasi
belajar peserta didik di SMPN 1
Angkola Barat?
2. Apa yang menyebabkan
rendahnya motivasi belajar
peserta didik rendah?
3. Apa upaya yang dapat
dilakukan oleh pihak sekolah
untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik?
4. Hal apa yang paling
mempengaruhi motivasi belajar
pesera didik?

Jawaban:
1. Motivasi belajar peserta didik
masih kurang.
2. Faktor internal, yaitu faktor
yang berasal dari diri siswa itu
sendiri, dan faktor eksternal
yaitu faktor yang berasal dari
orang tua dan lingkungan.
3. Salah satu upaya memotivasi
siswa adalah dengan memotivasi
secara langsung, yaitu dengan
mengundang narasumber yang
bisa mendorong semangat
peserta didik untuk lebih
semangat belajar.
4. Hal yang paling mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik
adalah adanya dorongan yang
kuat dari pihak keluarga
terutama orang tua.

Berdasarkan hasil wawancara


dengan pakar (MGMP) teman sejawat
dan siswa

Bahwa rendahnya minat belajar siswa


disebabkan oleh beberapa faktor.

Oleh Pakar (1) Oleh Dosen


Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas HKBP Nommensen Bapak
Junifer Siregar,M.Pd.
Kurangnya minat belajar karena faktor
ekonomi, latar belakang keluarga,
psikologi dan lingkungan.

Oleh pakar (2) (Ketua MGMP Ibu


Tiarma Naibaho,M.Pd.)

Rendahnya minat belajar peserta didik


disebabkan oleh faktor internal, peserta
didik lebih penyukai gawai dan faktor
eksternal yaitu dipengaruhi oleh
lingkungan.
Oleh siswa :

Nama :Rosdevi Parhusip


NISN : 0074560326
Siswa kelas IX SMP SATU ATAP
NEGERI 3 NAINGGOLAN

1.Disebabkan oleh faktor lingkungan

2. Kesehatan jasmani dan rohani


peserta didik

Rekan Sejawat:
Nama : Mahlan Sipangpang, S. Pd.
Instansi : SMPN 3 SATU ATAP
Nainggolan
Apakah yang menjadi faktor
penghambat kurangnya minat
belajar peserta didik dalam
pembelajaran?

Faktor yang menyebabkan minat


belajar peserta didik yang rendah:

1. Faktor ekonomi. SMP SATU ATAP


N.3 Nainggolan berada di daerah
perbukitan dan tertinggal. Mata
pencaharian orang tua peserta didik
adalah petani, sehingga
mengharuskan peserta didik harus
ikut ambil bagian untuk menopang
ekonomi keluarga. Contohnya :
sebelum sekolah mereka harus
mengambil rumput untuk pakan
ternak dan mengambil
tuak.Sehingga sering sekali peserta
didik datang terlambat ke sekolah
karena harus bekerja terlebih
dahulu dan peserta didik akan
kelelahan sebelum pembelajaran di
sekolah dimulai.
2. Faktor keluarga/Orang tua. Latar
belakang Pendidikan orang tua
berpengaruh terhadap motivasi
belajar peserta didik. Mayoritas
orang tua peserta didik hanya
tamatan SMP sehingga Orang tua
menganggap kalau pembelajaran
cukup hanya dilakukan di sekolah
saja. Mereka beranggapan kalau
pembelajaran mutlak hanya
dilakukan oleh guru di sekolah.
Kebanyakan orang tua tidak begitu
memperdulikan waktu belajar si
anak. Mereka tidak memberikan
waktu yang maksimal untuk peserta
didik. Selain itu banyak peserta
didik yang tidak tinggal dengan
orang tua kandung, tetapi mereka
dititipkan di rumah keluarga seperti
nenek, bibi ataupun tante.
3. Faktor lingkungan. Si anak yang
tumbuh dan berkembang di daerah
yang lingkungannya bukanlah
lingkungan Pendidikan membuat
mereka menganggap kalau belajar
itu bukanlah hal yang perlu. Karena
mereka berpikir mereka bisa saja
hidup dengan bekerja di ladang
tanpa harus belajar ke sekolah.
Selain itu jarak tempuh peserta
didik dari rumah ke sekolah yang
tidak dekat bisa menjadi salah satu
hal yang mengakibatkan motivasi
belajar mereka kurang, apalagi
kalau musim hujan, peserta didik
bisa beralasan tidak sekolah karena
hujan. Hal ini juga dikarenakan
karena tidak adanya transportasi ke
sekolah.
4. Faktor lingkungan sekolah.
Persoalan minat belajar siswa juga
bisa diakibatkan karena kurang
lengkapnya sarana dan prasarana
belajar siswa yang mendukung.
Misalnya kurangnya buku atau
ketersediaan jaringan internet.

Sebagai seorang guru Bahasa


Indonesia upaya apa yang Bapak
lakukan untuk meningkatkan minat
belajar siswa?

1. Membantu peserta didik untuk


menggunakan media pembelajaran
yang menarik. Misalnya
menyediakan slide/PPT pada materi
cerpen ditampilkan unsur-unsur
cerpen
2. Melakukan pembelajaran yang
menarik. Misalnya mengajak
mereka belajar di luar ruangan
kelas. (Misalnya pada materi puisi
siswa diajak keluar ruangan untuk
mencari inspirasi penulisan puisi)
3. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang
mendukung untuk meningkatkan
minat belajar siswa. Sebagai
seorang guru tentunya kita juga
membutuhkan waktu belajar untuk
menyesuaikan pengetahuan dengan
keadan di lapangan. misalnya guru
mengikuti pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam menyusun soal,
menggunakan aplikasi belajar.
4. Melakukan motivasi di awal
pembelajaran dan penguatan di
akhir pembelajaran. Guru
melakukan kuis sederhana sebagi
umpan balik pada proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
Memberikan apresiasi kepada
peserta didik

Rekan Sejawat:

Nama : Aris Mahmudi, S.Pd. Gr.

Instansi : SMPN 10 SATAP Nanga


Tayap
1. Faktor keluarga/ orang tua siswa
2. Siswa berkebutuhan khusus
3. Guru tidak penah memberikan
reward kepada siswa
4. Guru jarang memberikan apersepsi
di awal pembelajaran

Wawancara dengan pakar, Bapak


Paralihan (dosen dan guru bidang
study Bahasa Indonesia).

Bukti fisik dokumentasi:


Pertanyaan:

1. Faktor-faktor apa saja yang


menjadikan rendahnya motivasi
belajar peserta didik?
2. Upaya apa saja yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik?

Jawaban:
1. a. Cita-cita atau aspirasi siswa
b. Kondisi jasmani dan rohani
siswa
c. Kondisi lingkungan siswa
d. Unsur-unsur dinamis belajar
dan pembelajaran siswa
e. Upaya guru membelajarkan
siswa
2. a. Memperjelas tujuan yang
akan dicapai
b. Membangkitkan motivasi
siswa
c. Ciptakan suasana yang
menyenangkan dalam
pembelajaran
d. Menggunakan variasi metode
penyajian yang menarik
e. Berilah pujian yang wajar
setiap keberhasilan siswa
f. Berikan penilaian

Hasil Wawancara Siswa


Nama : Adelina Mayasari
Kelas : IX
Sekolah : SMP IT AL GHAZALI
1. Guru seperti apa yang disenangi?
Jawaban:
a. Guru yang mudah bergaul
dengan siswa dan bisa diajak
mengobrol
b. Guru yang tidak mudah marah-
marah

2. Pembelajaran seperti apa yang


siswa sukai?

Jawaban:
Pembelajaran di luar kelas, yang bisa
sambil bermain, dan sambil
berdiskusi.

3. Mengapa siswa bisa kurang


semangat untuk belajar?

Jawaban:
1. Siswa merasa kelelahan
2. Siswa mudah mengantuk
3. Media belajar yang digunakan
guru kurang menarik
4. Guru terlalu sering belajar di
dalam kelas padahal siswa
terkadang ingin belajar di luar
kelas.

4. Apakah guru pernah memberikan


motivasi ketika pembelajaran?

Jawaban:
Pernah. Guru memberikan motivasi
tentang pentingnya belajar, kaitannya
dengan masa depan dan kehidupan
sehari-hari.

2 Rendahnya minat Kajian Literatur: Analisis:


baca peserta Damaianti (2021:77) Literasi berkaitan 1. Minimnya kualitas
didik. dengan kesadaran untuk memahami sarana pendidikan yang
apa yang dibaca untuk digunakan kurang mendukung
dalam kebermanfaatan dan partisipasi kegiatan belajar
sehingga mencapai prestasi dalam mengajar,seperti
kehidupan. minimnya penyediaan
buku-buku yang menarik
Runi Alcitra (2019) berpendapat minat dan variatif bagi siswa di
baca adalah sumber motivasi kuat perpustakaan sekolah.
bagi seseorang untuk menganalisa dan
mengingat serta mengevaluasi bacaan 2. Kegiatan literasi sekolah
yang telah dibacanya, yang merupakan kurang berjalan dengan
pengalaman belajar menggembirakan. baik sehingga siswa tidak
termotivasi untuk
membaca.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala sekolah dan rekan 3. Belum adanya
sejawat menyebabakan hasil perpustakaan sekolah
eksplorasi penyebab masalah yang menyediakan buku-
rendahnya minat baca siswa adalah buku untuk bahan
sebagai berikut: bacaan.

4. Siswa belum terbiasanya


Kepala Sekolah membaca sebuah
Nama : Hendri Simanjuntak, S. Pd, bacaan.
M.Si.
Instansi: SMPN 2 Silaen 5. Siswa lebih senang
bermain ponsel
dibandingkan melakukan
kegiatan membaca.

6. Guru tidak menjadi


teladan dalam kegiatan
Selamat siang Pak! izin Pak mau membaca
mewawancarai Bapak untuk
memenuhi tugas kuliah PPG LK 1.2.

1. Siapa Namanya Pak?


Henri Simanjuntak, S.Pd, M.Si.
2. Sudah berapa lama Bapak Menjabat
kepala sekolah di SMP Negeri 2
Silaen?
1 Tahun

3. Apa saja Faktor Penyebab


rendahnya minat baca siswa di SMP
Negeri 2 SIlaen Pak?
- Faktor lingkungan
- Tidak ada motivasi
dari orang tua
- Pengaruh Gawai, siswa lebih
senang menoton dibandingkan
membaca.

4. Program apa saja yang bapak


lakukan untuk mengembangkan
minat baca pada siswa?
- Mengarahkan guru agar
memberikah hadiah kepada anak
yang rajin membaca.
- Setiap hari rabu sekolah
mengadakan Rabu Baca (Rabu
Literasi)

5. Apakah Fasilitas Buku di


perpustakaan SMP 2 Sudah
terpenuhi?
Untuk kelengkapannya belum
terlalu banyak koleksi yang dimiliki
akan tetapi setiap tahunnya saya
selalu mengalokasikan dana BOS
untuk pembelian buku untuk
menambahkan koleksi buku di
perpustakaan.

Wawancara dengan pakar, Bapak


Paralihan (dosen dan guru bidang
studi Bahasa Indonesia).
Bukti fisik dokumentasi:

Pertanyaan:

1. Faktor apa saja yang


menyebabkan minat baca siswa
rendah?
2. Upaya apa saja yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
minat baca siswa?

Jawaban:

1. a. Lingkungan merupakan hal


yang sangat berpengaruh
dalam kehidupan seseorang,
dimana kepribadian dan pola
pikir seseorang akan
terbentuk dari lingkungannya

b.Perkembangan teknologi

c. Copy paste

d. Sarana kurang memadai

e. Kurangnya motivasi

2. 2. a. Perlu adanya dukungan


dari orang tua, guru dan teman-
temannya

b. Membiasakan siswa membaca


buku sebelum pembelajaran
berlangsung ( kegiatan literasi)

c. Memilih bacaan yang disukai


siswa, namun tetap mendidik

d. Memberi pengaruh hal yang


positif supaya siswa gemar
membaca buku.

Rekan Sejawat

Nama : Aris Mahmudi, S.Pd. Gr.

Instansi : SMPN 10 SATAP Nanga


Tayap

1. siswa tidak tertarik membaca


sebuah buku.
2. buku bacaan yang tidak bervariasi
3. siswa lebih senang mencari sumber
belajar menggunakan teknologi
4. belum ada upaya meningkatkan
minat baca siswa

Hasil Wawancara Siswa

Nama : Adelina Mayasari


Kelas : IX
Sekolah : SMP IT AL GHAZALI
1. Buku apa yang disukai siswa?

Jawaban:
Buku fiksi, seperti Novel, Cerpen, dan
Cerita bergambar.

2. Mengapa siswa cenderung tidak


suka membaca buku?

Jawaban:
1. Buku yang ada di sekolah
kebanyakan buku nonfiksi.
2. Siswa lebih suka ke ruang
laboratorium untuk mencari
informasi tentang materi
pembelajaran karena akses
internet yang memadai.
3. Siswa cenderung mudah bosan
ketika melihat tulisan yang
panjang

3 Peserta didik Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian


tidak berani Percaya diri adalah suatu keyakinan literatur yang diperoleh
tampil di depan pada diri sendiri bahwa dirinya berdasarkan hasil
kelas (teman- mempunyai kemampuan atau potensi. wawancara teman sejawat
teman atau guru) Faktor dari dalam diri individu (diri dan kepala sekolah analisis
seperti sendiri) sangat penting, karena sangat eksplorasi penyebab
mendemonstrasik dibutuhkan untuk mencapai tujuan masalah :
an pantun, hidup. Kepercayaan pada diri sendiri 1. Faktor psikologis,
cerpen, pidato, dapat diamati melalui sikap percaya misalnya peserta didik
drama dan puisi) diri yang meliputi keberanian, pemalu
hubungan sosial, tanggung jawab dan
harga diri. Rasa percaya diri bisa 2. Faktor dari guru yang
ditanamkan melalui proses belajar dan tidak melakukan
pembelajaran sehari-hariserta pembiasaan kepada
menumbuhkan pembiasaan sikap peserta didik untuk
berani dalam bersosialisasi baik di tampil di depan kelas.
dalam kelas maupun diluar kelas
ataupun di lingkungan sekolah, maka 3. Ada perasaan takut gagal
dari itu percaya diri merupakan sifat (salah) dan cemas pada
pribadi yang harus ada pada peserta diri siswa
didik. Rasa kurang percaya diri pada
siswa muncul karena adanya 4. Siswa kurang persiapan
ketakutan, keresahan, khawatir, rasa
yang tak yakin akan kemampuan diri 5. Kurangnya
sendiri yang diiringi dengan dada pembendaharaan kata
berdebar-debar kencang dan tubuh siswa.
gemetar yang bersifat masalah
kejiwaan siswa yang disebabkan 6. Kurang
rangsangan dari luar. Selain itu rasa apresiasi/motivasi dari
kurang percaya diri bisa juga guru dan sekitar
disebabkan oleh perasaan cemas dan terhadap peserta didik.
tidak tenang serta perasaan-perasaan
lain yang mengikutinya seperti malas, 7. Adanya gangguan bicara
kurang sabar, sulit, susah atau yang dialami siswa
rendah diri. Siswa yang memiliki rasa seperti pelafalan bacaan
percaya diri tinggi dapat memahami yang tidak jelas dan
kelebihan dan kelemahan yang cadel.
dimiliki. Pada hakikatnya manusia
mempunyai rasa percaya diri, namun 8. Siswa tidak memahami
rasa percaya diri itu berbeda antara materi yang akan
orang yang satu dengan yang lain. Ada ditampilkan di depan
yang memiliki rasa percaya diri kurang kelas.
dan ada yang memiliki lebih, sehingga
keduanya menampakkan perbedaan 9. Guru mengkritik
tingkah laku. Jika seseorang penampilan siswa secara
mempunyai rasa percaya diri kurang, berlebihan sehingga
ia akan menunjukkan perilaku yang menurunkan tingkat
berbeda dengan orang pada umumnya kepercayaan diri siswa
seperti tidak bisa berbuat banyak, untuk tampil kembali di
selalu ragu dalam menjalankan tugas, depan kelas.
tidak berani berbicara banyak jika
tidak mendapat dukungan dan lain
sebagainya kekurangan-kekurangan
yang dirasakan. Seseorang yang
mempunyai rasa percaya diri lebih, ia
merasa yakin dengan kemampuannya
sendiri sehingga dapat dilihat
tingginya keberanian, hubungan
sosial, tanggung jawab serta harga
dirinya.
Berikut hasil wawancara bersama
guru terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi kurang percaya diri
pada siswa pada saat pembelajaran
bahasa Indonesia kelas VII A dan VII B
di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul:
“Faktor-faktor yang mempengaruhi
kurang percaya diri pada siswa, yaitu
karena siswa kurang berlatih
membaca, faktor orang tua juga yang
tidak mendukung di rumahnya
terkadang dibiarkan membuat remeh
pembelajaran bahasa indonesia karena
dianggap mudah.”
(http://repository.unmuhjember.ac.id/
6862/11/k.%20Artikel%20.pdf)
Menurut Al-Uqshari (2005) rasa
percaya diri adalah salah satu kunci
kesuksesan dalam hidup. Untuk dapat
mencapai kesuksesan dalam hidup
kepercayaan diri sangatlah penting
agar kita bisa memaksimalkan potensi
yang ada dalam diri kita, maupun
dalam pergaulan bermasyarakat.

Menurut De Angelis rasa percaya diri


yang sejati senantiasa bersumber
dari hati nurani, bukan dibuat-buat.
Rasa percaya diri berawal dari tekad
dari diri sendiri untuk melakukan
segala yang diinginkan dan
dibutuhkan dalam hidup seseorang,
yang terbina dari keyakinan diri
sendiri (dalam Barbara, 2000 Hal 57-
58).

Kepercayaan diri tidak terbentuk


dengan sendirinya melainkan
berkaitan dengan kepribadian
seseorang. Kepercayaan diri
dipengaruhi oleh factor-faktor yang
berasal dari dalam diri individu
sendiri, norma dan pengalaman
keluarga, tradisi, kebiasaan dan
lingkungan social atau kelompok
dimana itu berasal (dalam Safitri,
2010).

(http://etheses.uin-
malang.ac.id/796/6/10410178%20Ba
b%202.pdf)

Berdasarkan hasil wawancara


mengenai eksplorasi penyebab
masalah peserta didik tidak berani
tampil di depan kelas (teman-teman
atau guru) seperti
mendemonstrasikan pantun, cerpen,
pidato, drama dan puisi), ialah
sebagai berikut:

Kepala Sekolah
Nama : Hendri Simanjuntak, S. Pd,
M.Si.
Instansi : SMPN 2 Silaen
Selamat siang Pak! izin Pak mau
mewawancarai Bapak untuk
memenuhi tugas kuliah PPG LK 1.2.

1. Siapa Namanya Pak?


Jawab: Henri Simanjuntak, S.Pd,
M.Si.

2. Sudah berapa lama Bapak Menjabat


kepala sekolah di SMP Negeri 2
Silaen?
Jawab: 1 Tahun

3. Apa faktor penyebab Peserta didik


tidak berani tampil di depan kelas
Pak?
Jawab:
- Tidak terbiasa tampil.
- Malu (Kurang percaya diri)
- Kurang persiapan

4. Apa upaya bapak terhadap masalah


tersebut?
Jawab:
- mengarahkan guru agar mau
memotivasi siswa untuk tidak
takut salah.
- setiap adanya moment-moment
hari raya besar kita
mengupayakan agar melaksanan
perlombaan yaitu melalui OSIS.
contohnya ketika memperingati
hari guru kita membuat
perlombaan membaca puisi
dengan tema guru dan lomba
mengarang cerpen dan lain
sebagainya.
- Memberikan hadiah kepda siswa
yang mau mengikuti lomba.

Rekan Sejawat
Nama : Aris Mahmudi, S.Pd. Gr.

Instansi : SMPN 10 SATAP Nanga


Tayap

1. Siswa belum siap menampilkan


pekerjaan di depan kelas.

2. Siswa memiliki gangguan berbicara.

3. siswa tidak menampilkan hasil


diskusi.

4. Siswa tidak memahami materi yang


akan ditampilkan di depan kelas.

Wawancara dengan pakar Paralihan


Dosen dan guru bidang study Bahasa
Indonesia

Bukti fisik dokumentasi:


Pertanyaan:

1. Faktor-faktor apa saja yang


mempengaruhi rasa
ketidakpercayaan siswa untuk
tampil di depan kelas?
2. Upaya apa saja yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
rasa percaya diri siswa?

Jawaban:

1. a. Kebiasaan memarahi anak

b. Pengaruh orang tua yang


kurang percaya diri

c. Sering diremehkan

d. Sering dilarang

e. Melihat kekurangan pada


dirinya

2. a. Tanamkan pada siswa bahwa


setiap anak istimewa

b. Ajak siswa untuk memberikan


penilaian pada diri sendiri dan
temannya

c. Berikan apresiasi

d. Berikan kepercayaan

e. Berikan afirmasi positif setiap


hari

Hasil Wawancara Siswa


Nama : Adelina Mayasari
Kelas : IX
Sekolah : SMP IT AL GHAZALI
Mengapa siswa tidak berani tampil di
depan umum/kelas?

Jawaban:
1. Malu ketika diminta tampil
2. Sering diejek teman
3. Takut merasa salah
4. Belum terbiasa

Bagaimana cara mengatasi


permasalahan ini ketika memang harus
maju ke depan kelas?

Jawaban:
kalau saya diminta maju tampil
didepan umum/kelas, saya coba untuk
menahan diri agar tidak terpengaruh
ejekan dari teman-teman dan bertanya
pada guru tentang apa yang harus
dilakukan

Wawancara dengan siswa


Icca Sinaga
NISN:0073489928
Kelas IX SMP SATU ATAP N.3
NAINGGOLAN
mengapa peserta didik tidak percaya
diri untuk mendemosntrasikan puisi,
pidato, cerpen atau karya sastra
lainnya karena perasaan takut gagal
dan merasa tidak mampu.
Siswa :
Andira Nainggolan
NISN:0074559559
Siswa kelas IX SMP SATU ATAP
NEGERI 3 NAINGGOLAN
Kurangnya motivasi dari orang lain,
kurang persiapan,ekspektasi yang
tidak sesuai dengan realita.

4 1. Siswa menganggap
Rendahnya Minat Dalman, 2017:254 mengemukakan bahwa menulis
Siswa dalam bahwa Menulis merupakan suatu adalah hal yang
Menulis Teks aktivitas komunikasi bahasa yang
membosankan
Prosedur
menggunakan bahasa sebagai 2. Siswa sulit
mediumnya. Tulisan itu terdiri dari mengungkapkan ide
rangkaian huruf yang bermakna 3. Siswa tidak pernah
dengan segala kelengkapan lambang berlatih menulis.
tulisan. Menulis juga merupakan Kegiatan menulis
suatu proses berfikir. Menulis dan hanya dilakukan
berfikir saling melengkapi. disekolah dalam
proses pembelajaran
Menurut Aunurrahman, (2017:198) dan saat ada PR.
Faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Guru kurang
keterampilan menulis diantaranya: memberikan reward
5. Dalam proses
Faktor Internal
pembelajaran,
1. Kesehatan
model/media yang
2. Minat
digunakan oleh guru
3. Bakat
kurang tepat.
4. Motivasi
Kurangnya literasi
sehingga minim dalam
Faktor Eksternal
pembendaharaan
1. Keluarga
kosakata. Hal ini yang
2. Lingkungan Sekitar
meneybabkan siswa sulit
3. Sekolah
dalam menulis.

Hasil Wawancara
A. PAKAR
Dosen Bahasa Indonesia di IKIP
PGRI Pontianak
Ibu Vina Nur Indah Sari, M.Pd

1. Minat peserta didik dalam


menulis masih tergolong rendah.
Hal ini dapat dibuktikan dari
sulitnya siswa dalam menemukan
ide untuk dituangkan ke dalam
tulisan.

2. Faktor yang menyebabkan


kurangnya minat siswa menulis
yaitu

a. rendahnya tingkat
penguasaan kosakata;
b. kurangnya penguasaan
penggunaan keterampilan
mikrobahasa seperti
penggunaan tanda bahasa dan
penyusunan kalimat;
c. kesulitan menemukan cara
menulis yang sesuai dengan
kemampuan diri siswa;
d. keterbatasan media yang
digunakan dalam
pembelajaran menulis.

Hasil Wawancara
MGMP Bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Huristak
Ibu Tity Wahyuni Daulay

1. Siswa kurang berminat dalam


menulis
2. Saat ditugaskan menulis siswa
tidak suka mengerjakannya
3. Belum memahami struktur dan
ciri kebahasaan
4. Bosan, karena materi selalu
berbasis teks

Hasil Wawancara Rekan


Sejawat, Juni Mery Ria
Manullang di SMP Negeri 3
Satu Atap Siempat Rube.

1. Siswa masih kurang/minim


menulis teks
2. Penyebabnya yaitu kurangnya
literasi sehingga minim
perbendaharaan kosakata.
3. Dalam menulis lebih suka Copy
paste.

Hasil Wawancara
Siswa SMPN 3 Kapuas Tengah
Pandi Kelas IX

1. Siswa tidak suka menulis.


2. Siswa tidak ada bakat menulis
3. Siswa susah mengembangkan
kerangka karangan.

5 Siswa belum Berdasarkan hasil kajian


Mampu Menurut KBBI, analisis adalah literatur yang diperoleh
Menganalisis Teks penyelidikan terhadap suatu peristiwa. berdasarkan hasil
Cerpen Melalui KBBI tersebut dapat dijelaskan wawancara teman sejawat
bahwa analisis adalah menelaah suatu dengan kepala sekolah
karangan ataupun suatu peristiwa analisis eksplorasi
agar bisa diambil sebuah kesimpulan penyebab masalah adalah :
atau hasil akhir.
1. kurangnya pemahaman
Hasil Wawancara PAKAR orang tua tentang
Dosen Bahasa Indonesia di IKIP pendidikan.
PGRI Pontianak 2. Kurangnya pemahaman
Ibu Vina Nur Indah Sari, M.Pd warga sekolah tentang
apa dan bagaimana
harusnya pengelolaan
hubungan sekolah
dilakukan.
1. Menurut saya kemampuan
siswa dalam menganalisis isi
teks masih cukup rendah. Hal
ini dapat dibuktikan dari
rendahnya hasil nilai yang
masih di bawah KKM.
2. Faktor yang menyebabkan
rendahnya kemampuan siswa
dalam menganalisis isi teks
yaitu kurangnya minat siswa
terhadap membaca sehingga
mengakibatkan kurangnya
pemahaman dalam memahami
bacaan. Selain itu, belum
adanya variasi dalam
penggunaan media
pembelajaran.

Hasil Wawancara MGMP


Bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Huristak Ibu Tity
Wahyuni Daulay

1. Siswa belum mampu


menganalisis teks
2. Belum memahami struktur dan
ciri kebahasaan teks
3. Masih kebingungan dengan
materi
4. Belum bisa menentukan bagian
yang di analisis
Hasil Wawancara Rekan Sejawat
Ibu Rasita Tarigan, S.Pd di SMP
Negeri 3 Satu Atap Siempat Rube

1. Belum sesuai dengan dengan


pencapaian indikator
2. Siswa malas membaca
3. Belum mampu menemukan ide
pokok

Siswa SMPN 3 Kapuas Tengah


Chelsy Kelas IX

1.

Sis
wa
kur
ang
me
mah
ami
isi
teks
2.
Sulit menemukan ide/gagasan
pokok teks
3. Kurang memahami cara
menganalisis teks.

6 Lingkungan
sekolah yang Lingkungan berasal dari kata lingkung Setelah dilakukan analisis
kurang yang berarti ”sekeliling, sekitar, terhadap kajian literatur
mendukung selingkung, seluruh suatu lingkaran, dan wawancara serta
proses daerah dan sebagainya”. dikonfirmasi melalui
pembelajaran observasi/ pengamatan
Lingkungan sekolah, Menurut Imam dapat diketahui bahwa
Supardi menyatakan “lingkungan penyebab masalah
adalah jumlah semua benda hidup Kurangnya Memahami
dan mati serta seluruh kondisi yang Karakteristik peserta didik
ada di dalam ruang yang kita tempati”. seperti kemampuan, minat,
gaya belajar, dan
Menurut pengertian lain “adalah perkembangan kognitif
mencakup segala material dan adalah :
stimulus di dalam dan di luar individu
baik yang bersifat fisiologis, psikologis, 1. Guru tidak melakukan
maupun sosio kultural”. asesmen di awal
pembelajaran baik
Jadi, lingkungan adalah “segala asesmen kognitif dan
sesuatu yang berada dialam sekitar non-kognitif.
yang memiliki makna atau pengaruh 2. Guru tidak
terhadap karakter atau sifat seseorang memanfaatkan
secara langsung ataupun tidak pemahamannya
langsung. terhadap karakter
peserta didik untuk
Menurut pendapat yang lain bahwa melakukan pendekatan
lingkungan sekolah adalah kesatuan pembelajaran yang
ruang dalam lingkup pendidikan sesuai.
formal yang memberi pengaruh 3. Guru belum
pembentukan sikap dan menyesuaikan
pengembangan potensi siswa. pembelajaran dengan
gaya belajar peserta
Hasil Wawancara didik.
A. PAKAR
Dosen Bahasa Indonesia di IKIP
PGRI Pontianak
Ibu Vina Nur Indah Sari, M.Pd

1. Menurut saya, iya. Keadaan


lingkungan sekolah yang tenang
akan memberikan kenyamanan
kepada siswa dan guru saat
berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Selain itu, sekolah
yang tenang dan jauh dari
keramaian akan membuat siswa
lebih fokus dalam belajar.

2. Faktor pendukung dalam proses


pembelajaran di antaranya yaitu
guru, media yang digunakan,
sarana dan prasarana sekolah.

Kepala Sekolah SMP Andes Resak


Masa Depan Cerah
Bapak Arbijonus, S.Pd

1. Secara umum untuk


lingkungan sekolah sudah
cukup baik. Namun ada
beberapa yang masih kurang.
Misalnya disarana prasarana,
sumberdaya tenaga pendidiknya
belum ada yang terpenuhi,
misal guru mata pelajaran seni
yang mengampu bukan guru
yang sesuai dengan bidangnya.
2. Lingkungan sekolah ini penting
sekali, karena mempengaruhi
kegiatan pembelajaran. Contoh
ketika siswa sedang belajar ada
masyarakat yang membunyikan
musik dengan kuat otomatis
proses pembelajaran akan
terganggu.
3. Pertama tentunya tenaga
kependidikan yang tidak sesuai
dengan jurusannya. Yang kedua
yaitu sarana prasarananya.

MGMP Bahasa Indonesia di SMP


Negeri 1 Huristak
Ibu Intan Parwati Pane
1
.
Lin
gku
nga
n
sek
ola
h
belum sepenuhnya mendukung
proses pembelajaran sekolah
2. Sarana dan prasarana butuh
banyak perbaikan seperti papan
tulis, pagar sekolah yang tidak
ada, toliet yang tidak ada dan
wifi.
3. Sarana dan prasarana yang
kurang, menyebabkan siswa
menjadi tidak nyaman.

Rekan Sejawat Yessy Purba, S.Pd


di SMP Negeri 3 Satu Atap
Siempat Rube

1. Lingkungan sekolah sangat


mempengaruhi proses
pembelajaran
2. Minimnya kesadaran orang tua
dan masyarakat
3. Fasilitas sekolah masih sangat
minim
7 Guru belum Kajian Literatur: Setelah dianalisis
menggunakan penyebab masalah Guru
model 1. Menurut Kamus Besar Bahasa belum menerapkan model
pembelajaran Indonesia (KKBI), makna inovatif pembelajaran inovatif
yang inovatif adalah: bersifat memperkenalkan adalah:
pada materi sesuatu yang baru; bersifat
pembelajaran pembaruan kreasi . 1. Guru tidak/belum
(Puisi dan Teks belajar hal baru, baik
Eksplanasi) 2. Van de Ven, Andrew H, model pembelajaran
menjelaskan pengertian inovasi maupu penggunaan
adalah pengembangan dan alat dan media
implementasi gagasan-gagasan pembelajaran. Tidak
baru oleh orang dalam jangka memperbanyak
waktu tertentu yang dilakukan wawasan dengan
oleh berbagai aktifitas transaksi di membaca buku model-
dalam tatanan oraganisasi model pembelajaran.
tertentu. Khairudin Andi Sehingga kurang
(2020:129) memahami model dan
metode pembelajaran
3. Everret M. Rogers, mengemukakan yang menarik sesuai
bahwa inovasi adalah sebuah ide, kebutuhan maupun
gagasan, objek dan praktik yang karakteristik belajar
dilandasi dan diterima sebagai siswa
sesuatu hal yang baru oleh 2. Guru masih nyaman
seseorang ataupun kelompok dengan metode belajar
tertentu untuk diaplikasikan konvensional (ceramah
maupun diadopsi. Khairudin Andi dan penugasan) yang
(2020: 129) dirasa sudah cukup
dalam mengantarkan
4. Proses pembelajaran selalu materi (menelaah
menuntut pendidik supaya dapat unsur-unsur
kreatif dan inovatif. Seorang pembangun teks puisi).
pendidik yang bertindak dan 3. Guru belum mampu
berpikir secara kreatif dan inovatif memfungsikan alat dan
dapat berpengaruh pada media belajar yang
perkembangan peserta didik. disediakan sekolah
Dikatakan demikian, pendidik seperti infocus untuk
yang kreatif dan inovatif dapat membantu siswa dalam
menciptakan pembelajaran yang menyimak video
menarik dan menyenangkan bagi membaca puisi yang
peserta didik. Keadaan yang baik dan benar.
demikian berpengaruh pada 4. Guru tidak mampu
keberhasilan peserta didik dalam mengkondisikan
proses pembelajaran (Helmiati et siswa/menguasai kelas
al., 2016) pada saat penerapan
model pembelajaran
Hasil Wawancara: yang kooperatif
maupun kolaboratif
Pengawas SMP Negeri 11 Tarakan dalam materi telaah
unsur-unsur
pembangun teks puisi.
Sehingga siswa
terkesan gaduh dan tak
terarah. Untuk itu guru
lebih memilih metode
teaching center agar
siswa lebih tenang.

Drs. Abdul Ghoni, SH., M.Pd.

Pembelajaran inovatif harus


diterapkan oleh guru, guna menarik
perhatian siswa dan membangun
minat dalam mengikuti pelajaran di
kelas. Guru harus kreatif dalam
menggunakan berbagai macam model
pembelajaran untuk menyajikan
materi agar tidak terkesan monoton
dan membosankan, terutama dalam
pelajaran Bahasa Indonesia.

Kepala SMP Negeri 11 Tarakan

Milamsyah, S.Pd

Guru yang belum menerapkan model


pembelajaran inovatif di kelas,
biasanya guru yang belum berusaha
mengembangkan ilmunya, kurang
belajar dan membuka wawasan
seperti membaca literatur
pembelajaran inovatif, belajar
menggunakan alat dan media
pembelajaran bahkan gagap teknologi
(gaptek). Sehingga hanya terpaku
metode lama sebagai guru
konvensional.

Teman sejawat:

Insiya Mufida Baroro Ula, S.Pd (Guru


Bahasa Indonesia di SMPN 1 Lumbis)

Pertanyaan: Menurut ibu faktor apa


saja yang menyebabkan guru belum
menggunakan model pembelajaran
yang inovatif?

Jawaban: Guru masih sering


menggunakan model pembelajaran
yang monoton (hanya sistem mencatat
atau merangkum pembelajaran).
Selain itu masih banyak guru yang
gagap teknologi atau kurang mampu
memanfaatkan sarana dan prasarana
yang ada di sekolah.

Erwan Prasetyo, S.Pd., M.AP


(Guru Bahasa Indonesia di SMPN 1
Lumbis)

Pertanyaan: Menurut bapak, faktor


apa saja yang menyebabkan guru
belum menggunakan model
pembelajaran yang inovatif?

Jawaban: Ada beberapa faktor,


diantarannya:
1. Faktor usia
2. Faktor etos kerja
3. Faktor kepemimpinan kepala
sekolah.
4. Faktor lingkungan kerja.
5. Faktor dukungan sarana dan
prasarana
6. Faktor dukungan keluarga.
8 Beberapa siswa Kajian Literatur Setelah dianalisis penyebab
kurang antusias masalah siswa kurang
dalam mengikuti 1. Menurut Damayanti salah satu antusias dalam mengikuti
pembelajaran. aspek pengajaran yang bermutu pembelajaran adalah:
adalah aspek kepribadian dengan
antusiasme sebagai suatu unsur 1. Guru kurang mampu
pendukungnya (Koran Pendidikan dalam menguasai kelas
Edisi 245/I/3.9 Februari 2009).
Dalam artikel tersebut dapat peneliti 2. Guru tidak menguasai
simpulkan faktor-faktor yang materi pelajaran yang
mempengaruhi antusiasme belajar akan diajarkan di dalam
adalah : kelas. Sehingga terkesan
● Guru dalam mengelola kegiatan canggung dan siswa
pembelajaran harus hidup dan tidak mampu
penuh semangat memahami.
● guru selalu menjelaskan tujuan,
guna dan manfaat mutu dan 3. Interaksi antara guru
pelajaran yang diberikan bagi dan siswa tidak
kehidupan masa depan siswa seimbang. Pada saat
● guru harus selalu membimbing mengantarkan
siswa dalam mengerjakan tugas pembelajaran guru
● setiap tugas yang sudah kurang kreatif dan
dikerjakan siswa harus berfokus pada teaching
diperiksa dan dinilai guru center (didominasi
● berilah penghargaan pada hasil metode ceramah)
kerja siswa
4. Media pembelajaran
2. Selanjutnya dijelaskan pula oleh yang digunakan oleh
Sylvia Rimm dalam Damayanti guru kurang menarik
(2009:140), orangtua memiliki
pengaruh positif yang besar 5. Siswa yang memiliki
terhadap pendidikan anak-anaknya masalah internal
Tidak hanya ketika anak masih (psikologi dan fisik) yang
kecil, namun juga sepanjang berefek pada fokus
hidupnya. Tentu saja tidak hanya pembelajaran siswa di
dengan cara memaksa maupun kelas.
menuntut, namun lebih pada
berbagai arahan dan dukungan 6. Beberapa siswa memiliki
yang membuat anak merasa gangguan baca-tulis
nyaman dan berkegiatan. sehingga sulit
memahami sebuah teks
3. Suatu Energi dapat ditransmisikan ataupun perkataan.
atau dijadikan sebagai antusiasme
menular dengan sendirinya kepada 7. Guru jarang
orang-orang di sekitar kita. memberikan apersepsi
Antusiasme akan mendorong pada awal pembelajaran.
seseorang ke depan dan
memenangkan perjuangannya 8. Guru tidak
(Samuel, 2012). membiasakan siswa
menggunakan bahasa
Indonesia baku,
sehingga siswa sulit
menerima pembelajaran
Hasil wawancara bahasa Indonesia.

Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 11 9. Pembelajaran bahasa


Tarakan yaitu Bapak Noberto S.Pd Indonesia tidak menarik
di mata siswa. Faktor ini
biasanya karena guru
tidak bisa
membawakannya
dengan model dan
metode yang kreatif dan
Antusiasme siswa dalam mengikuti innovatif.
pelajaran di kelas terjadi karena dua
faktor. Yang pertama faktor siswa, 10. Rendahnya literasi
kedua faktor dari gurunya sendiri. siswa, ditambah materi
1. Faktor siswa biasanya terjadi dari bahasa indonesia yang
kondisi fisik dan psikologi siswa itu dominan berupa teks.
sendiri, minat belajar serta
semangat. Siswa yang kesehatan
fisik dan psikologinya baik maka
akan dapat mengikuti pelajaran
dengan baik pula, namun kembali
pada minat dan karakteristik
belajar. untuk itu guru harus bisa
menggugah antusiasme dan minat
belajar anak melalui pendekatan
yang sesuai minat dan belajar anak.

2. Sedangkan faktor guru, biasanya


disebabkan oleh kemonotonan
dalam menyampaikan materi
pembelajaran di kelas. Sehingga
siswa kurang tertarik dan tidak
antusias karena didominasi rasa
jenuh dan kebosanan. oleh karena
itu guru harus kreatif dan bisa
menjadi role model bagi siswa agar
pembelajaran di kelas terasa
menyenangkan dan bergairah.

Erwan Prasetyo, S.Pd., M.AP


(Guru Bahasa Indonesia di SMPN 1
Lumbis)

Kurang atusias siswa dalam mengikuti


pembelajaran, bisa disebabkan oleh
beberapa faktor :
1. Guru yang kurang humanis dan
tidak mengusai materi maupun kelas.
2. Lingkungan belajar yang tidak
nyaman.
3. Pembelajaran yang monoton.
4. Sarana dan prasarana yang kurang
memadai.
5. Psikologi Peserta Didik.

Insiya Mufida Baroro Ula, S.Pd (Guru


Bahasa Indonesia di SMPN 1 Lumbis)

Menurut ibu faktor apa saja yang


membuat siswa kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran?

Proses pembelajaran yang monoton


atau guru selalu menjelaskan saja,
tidak ada tibal balik antara guru dan
murid, dan kurang adanya
pemahaman siswa dalam pentingnya
arti sekolah dan belajar

Wawancara Pakar

Ketua MGMP Bahasa Indonesia se-


Kota Tebing Tinggi, Ibu
Nurdamayanti, M.Pd

Hasil wawancara telah dirangkum


sebagai berikut:

Faktor penyebab siswa tidak antusias


di kelas bisa disebabkan dari faktor
dalam diri siswa dan faktor diluar diri
siswa. Faktor dari dalam diri siswa
dipengaruhi oleh lingkungannya,
permasalahan dalam keluarga, dan
kemauan siswa tersebut untuk
memotivasi dirinya sendiri dalam
belajar. kemudian faktor dari luar diri
siswa tentu saja berasal dari guru
yang mengajar dan juga suasana kelas
ketika pembelajaran berlangsung.
Hal yang dapat dilakukan oleh guru
agar siswa menjadi antusias dalam
mengikuti pembelajaran di kelas yaitu
dengan menemukan faktor penyebab
dari masalah yang dialami oleh siswa
itu sendiri. Kemudian guru juga harus
mampu menciptakan suasana belajar
yang menarik, nyaman dan membuat
siswa menjadi antusias dalam
mengikuti pembelajaran, tentunya hal
itu menuntut kreativitas guru dalam
berinovasi menemukan metode/model
pembelajaran yang sesuai.

Wawancara Peserta Didik


Nurul Hidayati

Hasil Wawancara yang telah


dirangkum sebagai berikut :

Peserta didik masih kurang antusias


dalam pembelajaran. Faktor yang
menyebabkan kurang antusiasnya
siswa adalah Cara mengajar guru yang
kurang menarik. Selain itu, siswa
merasa lebih antusias jika tugasnya
dikoreksi dan dinilai tidak hanya di
paraf saja. Hal yang dapat dilakukan
guru agar meningkatkan antusias
siswa dengan menerapkan sistem
tanya jawab/kuis, selain itu dapat
menerapkan bernyanyi sebelum
belajar dan rutin mengadakan game
yang berhubungan dengan materi
pelajaran.
9 Kemampuan
berpikir tingkat Kajian Literatur: Setelah dianalisis penyebab
tinggi (HOTS) masalah kemampuan
siswa masih 1. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir tingkat tinggi
rendah berpikir pada tingkat lebih tinggi (HOTS) siswa masih rendah
dari pada sekedar menghafal adalah :
fakta atau mengatakan suatu
1. Kreatifitas guru masih
informasi kepada seseorang rendah dalam
(Heong, dkk 2011). mewujudkan butir soal,
2. Menurut Dewanto dalam Amalia khususnya pertanyaan
(2013) menyatakan bahwa yang menuntut
kemampuan berpikir tingkat penalaran yang lebih
tinggi adalah suatu kapasitas tinggi
diatas informasi yang diberikan, 2. Siswa kurang berlatih
dengan sikap yang kritis untuk menyelesaikan soal-soal
mengevaluasi, mempunyai bersifat HOTS.
kesadaran (awareness) 3. Kurangnya perhatian
orang tua terhadap
metakognitif dan memiliki
pendidikan anaknya,
kemampuan pemecahan
sehingga siswa
masalah.). beranggapan belajar
3. Jadi berpikir tingkat tinggi hanya pada saat
merupakan kemampuan disekolah saja.
memanipulasi informasi dan 4. Kurangnya antusias
gagasan dengan cara yang peserta didik dalam
mengubah makna dan implikasi, belajar. Sehingga
menggabungkan fakta dan ide – peserta didik tidak
ide dalam rangka untuk tertarik apalagi fokus
mensintesis, meng– generalisasi, untuk mengikuti
pelajaran.
menjelaskan, menafsirkan dan
5. Guru kurang
menarik beberapa kesimpulan.
komuikatif, sehinnga
4. Novianti (2014) dalam penelitiannya
pada saat pembelajaran
mengemukakan bahwa beberapa
masih berpusat pada
hambatan siswa dalam
guru.
menyelesaikan soal berkemampuan
6. Kurangnya stimulus
tingkat tinggi adalah kurang
guru terhadap siswa
gigihnya siswa dan ketidakcermatan
pada saat
siswa dalam berpikir.
pembelajaran.
5. Sastrawati (2011) dalam
7. Penggunaan model
penelitiannya menyimpulkan bahwa
pembelajaran yang
penerapan penggunaan model PBL
kurang tepat.
memberi pengaruh terhadap
keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa.

Hasil wawancara:

Wawancara dengan wakil kepala


sekolah
Ibu Ria Atriyani, S.Pd.

1. Guru harus paham dulu apa itu


keterampilan berpikir tingkat
tinggi
2. Guru melakukan pembiasaan-
pembiasaan dalam proses
pembelajaran dengan konsep
berbasis aktivitas yaitu aktivitas
menumbuhkan kreatif dari siswa
itu sendiri.
3. Dalam membuat soal HOTS tidak
hanya terpaku dengan satu jenis
soal misalnya pilihan ganda
kompleks dan harus ada stimulus
yang menarik agar siswa mampu
menyelesaikan soal.
4. Soal yang berbasis HOTS harus
soal yang berbasis kontekstual
berdasarkan kehidupan nyata dari
kehidupan sehari-hari
5. Belum terbiasanya menggunakan
soal berbasis HOTS
6. Siswa terbiasa dalam
pembelajaran satu arah, dalam arti
terpusat pada guru.

Wawancara dengan teman sejawat:


Ibu Niky Asmodiwati, S.Pd.

1. Guru dalam strategi pembelajaran


HOTS harus mampu menganalisa
secara kritis dan kreatif.
2. Guru harus memahami bagian-
bagian penting dari berpikir
tingkat tinggi seperti berfokus
pada siswa.
3. Siswa tidak memahami dengan
baik materi atau informasi yang
dibahas dalam pembelajaran.
4. Kurangnya informasi dan wawasan
secara tidak langsung akan
memengaruhi proses analisa siswa
terhadap suatu persoalan.

Insiya Mufida Baroro Ula, S.Pd

Menurut ibu faktor apa saja yang


menyebabkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa kita masih sangat
rendah?

Kurang adanya dukungan dari orang


tua maupun lingkungan, dan siswa
belajar itu hanya ketika dia ada di
lingkungan sekolah saja

Erwan Prasetyo, S.Pd., M.AP

Menurut bapak faktor apa saja yang


menyebabkan kemampuan berfikir
tingkat tinggi siswa kita masih sangat
rendah?

Ada beberapa faktor penyebab


rendahnya kemampuan berfikir
tingkat tinggi peserta didik, yaitu:

1. Pada proses KBM, guru kurang


komunikatif dengan peserta
didik. KBM masih terpusat
dengan guru.
2. Kurangnya stimulus guru
kepada peserta didik.
3. Penggunaan model dan metode
pembelajaran yang tidak tepat.

Hajera, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia

Faktor yang menyebabkan


kemampuan berfikir tingkat tinggi
siswa kita masih rendah adalah
kurangnya antusias peserta didik
dalam belajar. Sehingga peserta didik
tidak tertarik apalagi fokus untuk
mengikuti pelajaran.

10 Kurangnya minat Berkaitan dengan kemampuan Berdasarkan hasil


belajar peserta mendidik di Indonesia telah diatur eksplorasi penyebab
didik pada dalam UU no 14 tahun 2005 tentang masalah diperoleh analisis
pelajaran bahasa guru dan dosen bahwa salah satu eksplorasi penyebab
Indonesia kompetensi yang harus dimiliki oleh masalah
khususnya teks pendidik adalah kompetensi
ulasan pedagogik. Pedagogik (KBBI) adalah 1. Minimnya kualitas
ilmu pendidikan atau ilmu sarana pendidikan
pengetahuan. Istilah pedagogik juga yang kurang
adalah kemampuan untuk mendidik mendukung kegiatan
dan menyelenggarakan pembelajaran. belajar
Teori Behavioristik yaitu teori yang mengajar,seperti
lebih mengedepankan perubahan minimnya
perilaku siswa terhadap stimulus dan penyediaan buku-
respon. buku yang menarik
HASIL EKSPLORASI PENYEBAB dan variatif bagi
MASALAH siswa di
⮚ Guru lebih dominan dalam perpustakaan
pembelajaran di kelas daripada sekolah.
siswa. 2. Kegiatan literasi
⮚ Membatasi kreativitas, sekolah kurang
produktifitas, dan imajinasi berjalan dengan baik
peserta didik. sehingga siswa tidak
⮚ Kurangnya penguasaan termotivasi untuk
pendidik terhadap berbagai membaca.
metode pembelajaran yang 3. Tidak adanya
dapat diterapkan keterampilan
dikelas/Pembelajaran hanya menyimak
berpusat pada guru. 4. Pengaruh hp/gawai
⮚ Perserta didik masih memiliki 5. Perkembangan
semangat belajar yang rendah. teknologi
⮚ Kurangnya motivasi belajar 6. Kurang motivasi
akan menyebabkan anak atau 7. Mading sekolah yang
siswa malas untuk belajar. tidak pernah
diperbaharui
⮚ Konsentrasi belajar yang
8. Peran perpustakaan
kurang baik
sekolah yang belum
⮚ Kurang perhatian dan minat maksimal.
terhadap pelajaran sekolah,
malas dalam belajar, dan
sering bolos atau tidak
mengikuti pelajaran.
⮚ Tidak suka menyimak

Wawancara :
Guru rekan sejawat, guru bahasa
Indonesia Ibu Indra Nasrul,S.Pd
⮚ Mengapa minat belajar siswa
dalam membaca khususnya
materi ulasan sangat kurang?

⮚ Upaya apa yang harus


dilakukan untuk
membangkitkan semangat siswa
dalam pembelajaran?
HASIL WAWANCARA
⮚ faktor yang mempengaruhi
mengapa peserta didik sekarang
kurang berminat dengan materi
yang isinya membaca teks yang
panjang,jika kita membahas
tentang teks ulasan pastinya
siswa akan kurang berminat,
karena untuk menilai suatu
karya kita pasti haru membaca
dan memahami isi karya orang
lain.bagaimana peserta didik
akan memberikan penilaian
sementara peserta didik tidak
memahami alur cerita karya
sastra atau pun karya yang lain.
Oleh karena itu guru harus
memikirkan strategi seperti apa
sehingga peserta didik tertarik.

⮚ Bangun relasi yang baik dengan


peserta didik sehingga peserta
didik tertarik dengan materi
yang disampaikan dan juga
berikan stimulus untuk
membuat mereka termotivasi
untuk belajar
11 kurangnya Menurut Perry, “percaya diri berarti Berdasarkan hasil analisis
kemampuan merasa positif tentang apa yang bisa eksplorasi dengan teman
peserta didik anda lakukan dan tidak sejawat diperoleh
dalam berpikir mengkhawatirkan yang tidak bisa penyebab masalah antara
kreatif dan anda lakukan tapi memiliki kemauan lain:
berkomunikasi untuk belajar.
(mendeklarasikan ● kurang diberikan
puisi) Menurut Fatimah mengatakan bahwa: motivasi/dorongan
Kepercayaan diri adalah perilaku ● Tidak diberikan
positif seorang individu yang kesempatan kepada
memampukan dirinya untuk peserta
mengembangkan penilaian positif, baik didik/latihan- kecil
terhadap diri sendiri maupun terhadap agar siswa tersebut
lingkungan/situasi yang dihadapinya. membiasakan diri
Hal ini bukan berarti bahwa individu tampil di depan
tersebut mampu dan kompeten banyak orang/umum
melakukan segala sesuatu seorang ● Tidak pernah
diri. Rasa percaya diri yang tinggi diberikan apresiasi
sebenarnya hanya merujuk pada ketika diberikan
adanya beberapa aspek dari tugas dan dapat
kehidupan individu tersebut bahwa ia menyelesaikan
merasa memiliki kompetensi, yakin ● Minder
mampu dan percaya bahwa dia ● Kurang
bisakarena didukung oleh bersosialisasi
pengalaman, potensi actual, prestasi
● Trauma masa kecil
serta harapan yang realistik terhadap
diri sendiri. ● Selalu merasa tidak
mampu
Berdasarkan beberapa teori di atas ● Terlalu memikirkan
dapat ditarik kesimpulan bahwa, perkataan orang lain
kepercayaan diri adalah prilaku positif
baik terhadap diri sendiri maupun
lingkungan sekitarnya. Percaya diri
yaitu kemampuan individu dalam
memahami dan meyakini seluruh
potensi agar dapat dipergunakan
dalam menghadapi penyesuaian diri
dengan lingkungan hidupnya. Serta
memiliki kemauan untuk belajar, dan
membuat suatu tujuan hidup yang
mampu dilakukan, sehingga apa yang
direncanakan atau dilakukan dengan
keyakinan akan berhasil sesuai
tujuan.

EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH


⮚ Peserta didik tidak percaya diri
⮚ Peserta didik takut bertanya
karena takut salah
⮚ Kurang nyaman saat
pembelajaran
⮚ Belum menguasai materi yang
akan di presentasikan
⮚ Tidak diberi kesempatan
⮚ Sering diremehkan teman
Wawancara :
Teman sejawat, Guru Bahasa
Indonesia
Ibu Indra Nasrul,S.Pd
⮚ Mengapa peserta didik masih
banyak yang kurang percaya
diri untuk membacakan puisi di
depan kelas

⮚ Upaya apa yang dapat


dilakukan agar peserta didik
bisa percaya diri

HASIL WAWANCARA
⮚ Takut dibully teman
sekelasnya,takut salah dalam
berekspresi,tidak percaya diri
pada kemampuan yang ada
pada dirinya,terlalu memikirkan
pendapat orang lain tentang
dirinya.
⮚ Diberikan motivasi,diberi
apresiasi/penghargaan ketika
beani tampil di depan,dilatih
contonya membacakan teks di
depan kelas
12 Belum optimalnya Kajian Literatur: Setelah dilakukan
Pemanfaatan Teknologi pembelajaran semula dilihat eksplorasi kajian literatur
teknologi sebagai sebagai teknologi peralatan, yang dan wawancara dengan
media berkaitan dengan penggunaan narasumber dapat
pembelajaran. peralatan, media, dan sarana untuk disimpulkan bahwa
mencapai tujuan pendidikan dengan pemanfaatan teknologi
memanfaatkan alat bantu audio- yang belum optimal oleh
visual. Tujuan utama teknologi guru dalam pembelajaran
pembelajaran adalah untuk adalah:
memecahkan masalah belajar atau ● kurangnya pemanfaatan
memfasilitasi kegiatan pembelajaran. media pembelajaran
Teknologi pembelajaran sebagai khususnya media
perangkat lunak (sofware technology)
modern kepada kepala
yang berbentuk cara-cara yang
sistematis dalam memecahkan sekolah dan pengelolah
masalah pembelajaran semakin fasilitas sekolah
canggih dan mendapat tempat secara
luas dalam dunia pendidikan. Aplikasi ● Melakukan pelatihan
praktis teknologi pembelajaran dalam terkait penggunaan
pemecahan masalah belajar
mempunyai bentuk kongkret dengan teknologi bagi pendidik
adanya sumber belajar yang dan peningkatan
memfasilitasi peserta didik untuk managemen dalam
belajar. Kata teknologi (technology) pemanfaatan media
berasal dari bahasa pembelajaran
Yunani techne yang berarti seni,
kerajinan, atau keterampilan
dan logia yang berarti kata, studi, atau ● Kurang komunikasi
tubuh ilmu pengetahuan. Secara rencana pemanfaatan
etimologi, teknologi merupakan media pembelajaran
pengetahuan tentang membuat kepada peserta didik
sesuatu. Technology is the application
of knowledge for a practical
● Kurang
purpose. Maksudnya, teknologi adalah
aplikasi pengetahuan untuk suatu dimanfaatkannya
tujuan praktis. fasilitas LAB komputer
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang telah tersedia.
(KBBI)
Pengertian teknologi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah
suatu metode ilmiah yang digunakan
untuk mencapai tujuan praktis, dan
merupakan salah satu ilmu
pengetahuan terapan.
Menurut Gary J. Anglin Pengertian
teknologi ialah penerapan ilmu-ilmu
perilaku serta alam dan juga
pengetahuan lain dengan secara
bersistem serta mensistem untuk
memecahkan masalah manusia.
Menurut Jacques Ellil Pengertian
teknologi ialah keseluruhan metode
yang dengan secara rasional mengarah
serta memiliki ciri efisiensi dalam tiap-
tiap kegiatan manusia.

Sumber: https://mediaindonesia.com/
teknologi/505359/pengertian-
teknologi-menurut-ahli-berikut-
manfaatnya121-134.

Kendala pemanfaatan TIK oleh guru


adalah: tidak adanya akses, tidak
adaanya sarana TIK, pembelajaran
tidak mengintegrasikan TIK, guru
tidak memiliki pengetahuan tentang
TIK, dan tidak adanya kemauan guru
untuk memanfaatkan TIK. Sehingga
solusi dari kendala pemanfaaataan TIK
adalah: dilakukan sosialisasi yang
terus menerus tentang potensi,
manfaat, dan pentingnya TIK di dalam
kegiatan pembelajaran sehingga ada
dukungan kebijakan, tidak hanya dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah,
instansi swasta tetapi juga dari kepala
sekolah, dilaksanakan pelatihan yang
lebih intensif dengan waktu yang lebih
longgar atau memadai sehingga
dimungkinkan bagi guru untuk
mempraktekkan hasil pelatihan di
dalam kelas, para guru merespons
kemajuan TIK secara positif dengan
tindakan nyata melalui pemanfaatan
TIK di dalam kegiatan pembelajaran
yang menjadi tugas profesionalnya,
dan dilaksanakan pengadaan
Analisis penyebab masalah:
⮚ Sebagian guru dan siswa masih
belum bisa menggunakan teknologi;
⮚ Masalah jaringan dan kuota
internet menjadi penghambat dalam
proses pembelajaran.
⮚ Kurangnya minat guru untuk
memanfaatkan media pembelajaran
⮚ Ketidak tertarikan peserta didik
pada media pembelajaran yang
digunakan
⮚ Sebagian siswa tidak memiliki
perangkat handphone/gadget yang
digunakan sebagai media belajar.

Wawancara :
Ibu Impun Nukita Sari, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia
⮚ Apakah dalam proses pembelajaran
pemanfaatan teknologi sudah di
terapkan di sekolah SMP N 2
Nunukan Ibu?
⮚ Apakah dalam penerapan guru-
guru tidak kesulitan dalam
menggunakan teknologi sebagai
media pembelajaran?
⮚ Upaya apa yang bisa di lakukan
oleh sekolah, agar kedepannya guru
bisa memanfaatkan teknologi
sebagai media pembelajaran secara
maksimal?

HASIL WAWANCARA
1. Untuk sarana dan prasarana di
sekolah sepertinya sudah
sangat mendukung, mungkin
karena kurang mampu
mengoprasikan alat teknologi
sehingga ada beberapa guru
yang masih belum
memanfaatkan teknologi
sebagai media pembelajaran
2. Tentu kesulitan, karena tidak
memanfaatkan teknologi
sebagai media pembelajaran.
3. Sekolah dapat memfasilitasi
guru dalam pelatihan
menggunakan teknologi dan
guru harus aktif mengikuti
pelatihan agar kedepannya
semua guru dapat
memanfaatkan teknologi
sebagai media pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai