Anda di halaman 1dari 6

Pipit Puspita Praja

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya motivasi Kajian Literatur 1.
dan minat belajar Faktor Rendahnya Motivasi Belajar Peserta Didik
dalam Membaca Teks Cerpen.
peserta didik dalam
pembelajaran teks Menurut Serly Wardana dan Endra Murti Sagoro, faktor yang menyebabkan rendahnya Aktiv
cerita pendek pada Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar siswa kelas X Akuntansi 3 SMK Koperasi
siswa SMK kelas XI Yogyakarta adalah proses belajar mengajar yang masih belum maksimal. Untuk memaksimalk
(pedagogik) proses belajar mengajar diperlukan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat aktif,
termotivasi dan memiliki hasil belajar yang baik.

Wardana, Serly dan Endra Murti Sagoro. 2019. Implementasi Gamifikasi Berbantu Media Kah
Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Motivasi Belajar, Dan Hasil Belajar Jurnal Penyesua
Siswa Kelas X Akuntansi 3 Di Smk Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/28693/0

Kajian Literatur 2.
Faktor Rendahnya Motivasi Belajar Peserta Didik
dalam Membaca Teks Cerpen.
Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa menurut Dimyati da
Mudjiono (2009:97-99) antara lain:
a. Cita-Cita Siswa atau Aspirasi Siswa. Dari segi emansipasi kemandirian,
keinginan yang terpuasakan dapat memperbesar kemauan dan semangat belaja
b. Kemampuan Siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemau
atau kecakapan mencapainya.
c. Kondisi Siswa. Kondisi siswa meliputi kondisi jasmasi dan kondisi rohani
mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi Lingkungan Siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan masyarakat.
e. Unsur- Unsur Dinamis Dalam Belajar. Siswa memiliki perasaan, perhatian,
kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman
hidup.
f. Upaya Guru Dalam Membelajarkan Siswa. Guru adalah seorang pendidik
professional. ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Upaya
guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah maupun diluar sekolah..
Sri Wahyuni Naibaho, dkk. 2021 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Bela
Siswa Mts Negeri 1 Tapanuli Tengah Disaaat Pandemi Covid-19. (2 Juli 2021)
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu

Hasil Wawancara Teman Sejawat/Rekan Guru


Menurut :
Bapak Oki Setiadi,S.Pd,selaku guru bahasa sunda di SMK Riyadul ulum.
Ibu Rida Ulyana,S.Pd,selaku guru bahasa inggris di MA Almunawar.
Bapak Erga,S.Pd,selaku guru bahasa indonesia di SMP 1 Lengkong.
(Kamis 11 November 2022)
1. Kurangnya kemauan peserta didik untuk belajar mengenai teks cerpen.
2. Kondisi lingkungan kelas yang tidak mendukung.
3. Merasa tidak nyaman di kelas (bully,bersik, dll).
4. Kurang minat pada pembelajaran tertentu.
5. Kurangnya menerapkan metode, model, dan pendekatan dalam pembelajaran.

2 Rendahnya konsentrasi Kajian Literatur 1.


peserta didik dalam
mengidentifikasi teks Faktor Penyebab Rendahnya Konsentrasi Belajar Peserta didik dalam Te
cerita pendek kegiatan Cerpen.
pembelajaran di kelas XI Menurut Surya (2009), beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi
SMK. rendahnya konsentrasi belajar siswa antara lain, yaitu sebagai berikut: 
1. Lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran. Kurangnya minat dan
motivasi belajar yang akan menyebabkan siswa mudah terpengaruh pad
hal-hal yang lebih menarik perhatian ketika proses belajar berlangsung.
2. Timbulnya perasaan negatif seperti gelisah, tertekan, marah, khawatir,
takut, benci dan dendam. Perasaan tidak enak yang ditimbulkan oleh
adanya konflik dengan pihak lain atau rasa khawatir karena suatu hal
sehingga menyita sebagian besar perhatian. Perhatian yang terpecah ini,
tentu menyulitkan anak untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Oleh se
itu, siswa mudah sekali kehilangan konsentrasi saat belajar. 
3. Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan. Suara hiruk-pi
kendaraan, suara musik yang keras, suara TV, suara orang yang sedang
bertengkar dan lain-lain dapat memecahkan perhatian kita saat ingin
berkonsentrasi belajar. Selain itu keadaan ruang kelas atau ruang belajar
yang berantakan juga membuat tidak nyaman belajar sehingga menjadi
tidak berkonsentrasi. 
4. Bersifat pasif dalam belajar. Anak yang tidak dilibatkan secara langsung
dalam proses belajar mengajar disebut sebagai bersifat pasif dalam bela
Bersifat pasif akan membawa anak pada perilaku-perilaku impulsif serta
menurunnya konsentrasi karena mereka merasa tidak dilibatkan dalam
proses belajar mengajar terebut. 
5. Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik. Konsentr
belajar dibutuhkan pada anak ketika ingin mendapatkan prestasi yang b
hal ini banyak ditemukan pada anak-anak yang mampu menciptakan ca
cara belajar yang baik dan efektif. Sementara itu, apabila anak tidak
mampu menciptakan cara belajar yang efektif, konsentrasi belajar sulit
untuk dimunculkan.
6. Gangguan kebugaran jasmani. Ketika anak sedang belajar dalam keadaa
tidak bugar jasmani, hal ini akan mengganggu konsentrasinya. Keadaan
yang tidak nyaman karena merasa lesu, letih, atau mengantuk akan
mengganggu pemusatan perhatian siswa pada pelajaran yang sedang
berlangsung.
https://www.kajianpustaka.com/2021/10/konsentrasi-belajar.html#more

Hasil Wawancara Teman Sejawat dan Rekan Guru.

Faktor rendahnya konsentrasi siswa dalam pembelajaran yaitu.


Menurut :
Bapak Oki,S.Pd,selaku guru bahasa sunda di SMK Riyadul ulum.
Ibu Rida Ulyana,S.Pd,selaku guru bahasa inggris di MA Almunawar.
Bapak Erga,S.Pd,selaku guru bahasa indonesia di SMP 1 Lengkong.
(Kamis 10 November 2022)
1.kondisi peserta didik yang malas belajar (media pembelajaran yang disampaikan guru t
menarik)
2. kondisi kelas yang tidak nyaman (bau, kotor, pencahayaan, suara dll).
3. kondisi siswa yang tidak stabil (contohnya lapar, mengantuk, dan rasa bosan).
4. kurangnya minat pada pembelajaran tertentu.

3 Rendahnya minat Kajian Literatur1.


baca peserta didik Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Baca Peserta didik da
Pembelajaran Teks Cerpen.
khususnya dalam
pembelajaran Tes Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat membaca anak, y
Cerpen (literasi) faktor personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam Rivda Y
2009:21). Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, y
meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap
kebutuhan psikologis. Sedangkan faktor institusional adalah faktor-faktor di
diri anak, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-j
bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemud
pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya anak.
Etnanta, Yunar Chaerdinan, and Ana Irhandayaningsih. "Pengaruh Penggunaan Smartp
Terhadap Minat Baca Siswa SMA Negeri 1 Semarang." Jurnal Ilmu Perpustakaan 6.1 (20
371-380.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/23095

Kajian Literatur 2
Menurut Damaiwati (Rahayu, 2016, hal. 191) indikator - indikator adanya minat membaca
seseorang adalah sebagai berikut sebagai berikut: (1) kebutuhan
terhadap bacaan (2) tindakan untuk mencari bacaan (3) rasa senang terha
bacaan (4) ketidaktertarikan terhadap bacaan (5) keinginan untuk selalu memb
(6) menindak lanjuti dari apa yang dibaca.
Dandi Solahudin, dkk (2022) “Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca Pada S
Kelas 5 SD Negeri 4 Tanjung Lago” Jurnal Pendidikan dan Konseling (2022) 1404 - 1409
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/5465

Hasil wawancara rekan sejawat,gurudan kepala sekolah.


(Bu Tita sagita,S.Pd. Bapak Oki Setiadi,S.Pd.Bapak Maman S,Pd.)
Kamis 11 November 2022
1. Belum adanya kesadaran literasi dari diri peserta didik.
2. Kurangnya Sarana/ media membaca di perpustakaan.
3. Banyaknya hiburan di Televisi atau Youtube.
4. Mudahnya memperoleh informasi yang instan.

4 Kurangnya Kajian Literatur1.


kemampuan peserta Kurangnya kemampuan peserta didik dalam menulis teks eksplanas
didik dalam menulis kelas XI SMK
teks eksplanasi di Motivasi siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis teks ekspla
kelas XI SMK. kompleks dinilai masih rendah. Hal tersebut terlihat pada hal-hal seperti:
antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah. Siswa kurang si
ketika guru menyuruh untuk mengerjakan tugas terutama menulis teks ekspla
kompleks; (2) perhatian siswa terhadap pembelajaran masih rendah. Ban
siswa yang masih sering melamun, mengobrol dengan teman sebangku, dan
siswa yang masih sering melihat ke luar ruangan; (3) keaktifan siswa da
mengikuti pembelajaran masih rendah. Siswa pasif bertanya kepada guru apa
tidak memahami persoalan yang dihadapinya, siswa pasif menggunakan m
pembelajaran, dan siswa pasif untuk diskusi kelompok; dan (4) rasa ingin t
siswa dalam pembelajaran masih rendah. Siswa enggan untuk memperda
materi yang diberikan oleh guru. Siswa hanya menerima apa yang dijelaskan o
guru tanpa ada respons, dan siswa hanya memanfaatkan sumber belajar dari b
paket.
Anggun Melatisari dkk,(2015) BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia
Pengajarannya Volume 3 Nomor 3, Agustus 2015, ISSN I2302-6405 peningkatan mot
belajar dan keterampilan menulis teks eksplanasi kompleks melalui metode kooperatif tipe pi
and picture pada siswa smk

https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia/article/view/7806/5607

Hasil wawancara rekan sejawat,guru dan kepala sekolah.


Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi di kelas
SMK.
(Bu Tita sagita,S.Pd. Bapak Oki Setiadi,S.Pd.Bapak Maman S,Pd.)
Kamis 11 November 2022.
1.Peserta didik tidak menyukai materi teks eksplanasi yang diajarkan.
2.Kurangnya media pembelajaran yang digunakan.
3.Kurangnya semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran teks eksplan

5 Rendahnya Kajian Literatur 1.


penguasaan Penerapan teknologi dalam pendidikan memang mempunyai masalah tersen
Teknologi dalam Butuh waktu untuk proses transformasi dari sistem yang dulunya sed
pembelajaran mengaplikasikan teknologi ke sistem yang lebih dominan aplikasi teknologin
Masalah-masalah tersebut dapat berupa:
1.SDM
Pengembangan staf pengajar agar memilliki kompetensi profesional di bidang ITC
2.Kurikulum
Belum adanya standarisasi dan tanggung jawab penerapan teknologi da
pembelajaran.
3.Hardware
Sangat banyak masalah yang ditemukan disini. Mulai dari susahnya menyedia
perangkat ICT, kurangnya tenaga ahli.
4.Software
Kurangnya atau sedikit sekali perangkat lunak yang menyediakan semua ma
pelajaran.
5.Dana
Sedikitnya dana yang disediakan untuk memenuhi penerapan ICT.
6. Terbatasnya fasilitas belajar
Contonya: komputer, gedung atau kelas yang sempit, perpustakaan yang kur
memadai

https://www.kompasiana.com/akbarisation/55123d8c8133116354bc62fb/
kendala-penerapan-teknologi-dalam-pendidikan

Hasil wawancara rekan sejawat, guru dan kepala sekolah:


(Bu Tita sagita,S.Pd. Bapak Oki Setiadi,S.Pd.Bapak Maman S,Pd.)
Rabu 10 November 2022.
1. Peserta didik menjadi cepat bosan mengikuti pembelajaran.
2. Pembelajaran tidak menarik siswa.
3. Siswa tidak berkonsentrasi dalam menanggapi materi pembelajaran.
4. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.
5. Guru masih ada yang gaptek ( gagap teknologi )
6. Belum tersedianya media pembelajaran yang lengkap di sekolah.
7. Guru hanya mengandalkan ceramah dalam proses pembelajaran.

6 Rendahnya Kajian Literatur 1.


pengimplementasian Yamin dan Maisah (2010) mendefinisikan guru profesional adalah guru
pembelajaran yang yang mengedepankan kualitas layanan dan produknya, memenuhi dan standar kebutu
masyarakat pengguna (stakeholder), sertamemaksimalkan potensi peserta didik. U
inovatif mewujudkan guru profesional terlebih dahulu
seorang guru pemula harus memenuhi syarat untuk mencapai guru bermutu, dengan ciri ciri u
yaitu: (1) merancang dan mengembangkan pembelajaran, (2) menguasai materi bidang studi
melaksanakan dan berinovasi, (4) menerapkan pendekatan, metode, dan media, dan (5) melak
penilaian proses
dan hasil belajar (Yamin dan Maisah, 2010).

Kajian literatur 2.

Pembelajaran inovatif didasarkan pada pendekatan pembelajaran konstruktivi


menekankan terbentuknya pemahaman sendiri secara aktif dan akomod
berdasarkan pengetahuan terdahulu dan pengalaman belajar yang bermak
Model pembelajaran inovatif juga melibatkan siswa secara aktif melaku
sharing (berbagi) pengetahuan antar teman dalam kelompok dan pada saat dis
tingkat kelas (Slavin, 2005).
Sarwi, Sarwi, Supriyadi Supriyadi, and Sudarmin Sudarmin. "Implementasi Model Pembelaj
Inovatif untuk Mengembangkan Nilai Karakter Siswa SMP." Jurnal penelitian pendidikan
(2013).
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/view/5675/4546

Hasil wawancara rekan sejawat, guru dan kepala sekolah:


(Bu Tita sagita,S.Pd. Bapak Oki Setiadi,S.Pd.Bapak Maman S,Pd.)
Rabu 10 November 2022.
1.Siswa menjadi cepat bosan mengikuti pembelajaran.
2.Pembelajaran tidak menarik siswa.
3.Siswa tidak berkonsentrasi dalam menanggapi materi pembelajaran.
4.Guru belum memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.
5.Guru masih ada yang gaptek ( gagap teknologi )
6.Belum tersedianya media pembelajaran yang lengkap di sekolah.

7. Kemampuan guru
dalam penerapan
pembelajaran
berbasis HOTS
masih kurang.

Anda mungkin juga menyukai