Anda di halaman 1dari 9

No.

Masalah yang telah


Nama : nopitadiidentifikasi
sari Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1No ukg: 201699531307
1. Peserta didik Berdasarkan pengalaman/persepsi : Hasil kajian literatur
masih memiliki 1. Guru memberikan materi atau Bahan
semangat belajar ajar yang mononton dan tidak 1. Dwi Tri Santosa dan Tawardjono Us
yang rendah bervariatif’ (2016) “FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
2. Guru tidak pernah atau kurang memberi RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR DAN
semangat pada siswa SOLUSI PENANGANAN PADA SISWA
3. Kurangnya interaksi guru dengan KELAS XI JURUSAN TEKNIK SEPEDA
peserta didik MOTOR”
4. siswa masih bingung dengan tujuan “siswa memiliki tingkat kehadiran siswa
hidup atau cita-cita mereka yang rendah, siswa banyak yang
5. siswa tidak memahami Peserta didik megerjakan PR di sekolah, siswa cepat
tidak memahami isi text putus asa dalam menghadapi kesulitan,
6. peserta didik fasif /diam didalam kelas siswa tidak bersemangat dalam mengikuti
7. Pengaruh teman pelajaran, siswa tidak aktif dalam
8. Strategi belajar pembelajaran, siswa ramai dengan
9. Background orang tua temannya saat diterangkan oleh guru dan
siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang
wawancara: diberikan oleh guru”.
1. Rendahnya semangat belajar siswa
dapat dipengaruhi oleh latar
belakang /background orang tua siswa
2. Melinda Rismawati dan Eta Khairiati
yang kurang, lingkungan teman dan
“ANALISIS FAKTOR YANG
tentunya pergaulan yang tidak sehat.
MEMPENGARUHI RENDAHNYA
pola hidup anak yang jarang dipantau
MOTIVASI BELAJAR SISWA”
oleh orang tua, seperti mereka sering
1. Guru jarang memberikan motivasi
tidur larut malam,tidak pernah
kepada siswa,
menanyakan apa yang dikerjakan anak
2. siswapun jarang memperhatikan guru
disekolah , membuat anak kurang
pada saat menjelaskan materi
perhatian (Ravin Dawanti, 2022)
pembelajaran.
3. siswa tidak memeperhatikan penjelasan
2. Semangat belajar yang rendah dapat guru tentu siswa akan tidak memahami
dipengaruhi oleh guru yang sering kali materi pelajaran.
ketika proses belajar selalu berpokus 4. siswa tidak berani bertanya kepada guru.
pada buku , interatif guru dan siswa Sedangkan pada saat siswa berada di
didalam kelas sangatlah kurang. rumah.
(Ongky yusro, 2022) 5. Guru untuk dapat menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi pada saat
proses pembelajaran sehingga siswa
tidak merasa bosan dalam kegiatan
pembelajaran dan timbul motivasi dalam
diri siswa
6. guru membangun suasana pembelajaran
yang asik, kreatif, serta menyenangkan.

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab masalah motivasi belajar siswa
rendah adalah:
1) Metode mengajar guru kurang Inovatif
2) Sarana pembelajaran terbatas
3) guru tidak memberikan semangat pada
Siswa
Hasil kajian literatur
1. 1. Rahayu dengan judul “Hubungan Minat
2. Rendahnya tingkat Mmembaca dan Motivasi Belajar Materi
atau minat siswa Menulis Karangan pada Warga Belajar
dalam membaca di Paket C di PKBM Al Firdaus Kabupaten
waktu luang. Serang 2016, hal. 191)
“indikator-indikator adanya minat
Berdasarkan pengalaman/persepsi : membaca pada seseorang adalah
1. Kurangnya ragam buku bacaan yang sebagai berikut sebagai berikut:
tersedia di perpustakaan (1) kebutuhan terhadap bacaan
2. sekolah tidak memiliki tempat (2) tindakan untuk mencari bacaan
khusus untuk membaca selain (3) rasa senang terhadap bacaan
diperpustakaan (4) ketidak tertarikan terhadap bacaan
3. siswa lebih suka bermain smartphone (5) keinginan untuk selalu membaca
4. kurangnya rasa keingintahuan siswa (6) menindak lanjuti dari apa yang
5. siswa tidak berminat keperpustakaan dibaca. Berdasarkan beberapa pendapat
karena sepi pengunjung para ahli dapat disimpulkan bahwa minat
baca adalah keinginan seseorang yang
Wawancara:
kuat yang berasa dari dalam diri seseorang
1. bahwa kadang-kadang tidak memberi
untuk melakukan kegiatan membaca”
akses untuk membaca buku yang
sesuai dengan kebutuhan mereka, 2. (Utami, Wibowo, & Susanti, 2018)
banyak sekali buku yang ada “Analisis Minat Membaca Siswa pada
diperpustakaan namun buku-bunya Kelas Tinggi di Sekolah” mengakatan
bersifat kaku,berupa texts book.kita bahwa minat baca adalah keinginan
harus memberikan buku sesuai dengan yang kuat disertai dengan usaha
kebutuhan mereka, siswa dapat disuruh seseorang untuk membaca. Minat baca
membaca buku kesenangan mereka, yang rendah akan berpengaruh pada
baik itu buku bisnis,buku fiksi, buku rendahnya tingkat pengetahuan dan
sains, tentang kemajuan zaman, dan wawasan siswa, sedang siswa yang
lainya , kemudian diminta siswa untuk mempunyai itensitas membaca yang
merefleksi buku yang mereka baca tinggi akan memiliki tingkat pengetahuan
seminggu sekali , dan ini akan dan wawasan yang luas.
membuat minat baca siswa meningkat.
(kepala sekolah, Junaidi,M.Pd) Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
2. Fasilitas seperti buku bacaan yang melalui observasi/ pengamatan secara
tergolong sudah lama,membuat siswa langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
tidak tertarik untuk membaca, siswa penyebab Rendahnya tingkat atau minat
lebih suka bermain smartphonenya siswa dalam membaca di waktu luang
ketika free time,dan lebih suka Adalah:
menghabiskan waktu luang dikantin 1. Buku bacaan yang tidak bervariatif
sekolah dari pada membaca dan tidak sesuai dengan kebutuhan
diperpustakaan sekolah (Guru BK. 2. Siswa tidak tertarik pada buku
Ravin Dawanti,S.Pd) bacaan
3.Rendahnya
kemampuan numerasi
peserta didik

Hasil kajian literature


1.Yulianti, E., Jaya, I., & Eliza, D. (2019).
“Pengaruh Role Playing terhadap
Pengenalan Literasi Numerasi”
mengemukakan bahwa dengan
menerapkan media pembelajaran yang
tepat dapat memberikan solusi dalam
Berdasarkan pengalaman/persepsi :
meningkatkan kemampuan literasi numerasi
1. Media pembelajaran yang kurang tepat
di Indonesia
2. Materi yang diberikan terlalu sulit dan
panjang untuk dikerjakan siswa 2. Salsabila, 2017. “Proses Kognitif Dalam
3. Guru tidak menjelaskan dan Pembelajaran Bermakna. Konferensi
mencontohkan terlebih dahulu materi Nasional Penelitian Matematika Dan
yang diberikan Pembelajarannya” Pada penelitian ini,
4. Siswa tidak berani untuk bertanya kurangnya kemampuan proses kognitif
kepada guru atau kepada teman peserta didik dapat disebabkan oleh
sebangku beberapa hal seperti pembelajaran yang
5. Lemahnya Daya ingat ataupun daya berfokus pada guru bukan pada peserta
pikir siswa yang menjadi faktor internal. didik, guru yang sering menggunakan
metode ceramah saat memberikan materi,
guru jarang menggunakan model
wawancara: pembelajaran yang inovatif sehingga proses
1. (kep.sekolah Junaidi,M.Pd) pembelajaran kurang menarik, serta guru
-Siswa jarang latihan, dalam numerasi belum mampu memberikan fasilitas untuk
siwa kita ajak untuk belajar dengan perkembangan proses kognitif karena
autentik learning yaitu dengan gurunya sendiri belum memahami proses
pembelajaran yang memang berkaitan kognitif.
dengan kehidupan sehari-hari.misl
bagainya menghitung lapangan bola 4.penelitian yang dilakukan oleh Noor &
panjang x lebar Husna (2017) “Meningkatkan Kemampuan
-Guru mengikuti teori saja yang ada Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan
pada kurikulum , siswa tidak praktik , Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
seharusnya kita menyesuaikan dengan Student Teams Achiviement Division “ yang
kebutuhan anak. menyatakan bahwa guru yang melakukan
kegiatan belajar mengajar menggunakan
2. (niluh ratna dewi, 2022) Siswa tidak model pembelajaran langsung, dimana guru
tahu basic dasar dari numerasi itu menjelaskan kemudian menuliskan materi
sendiri. Siswa takut bertanya baik yang dipelajari sehingga gurulah yang
kepada teman ataupun guru, siswa menguasai kelas dan informasi
tidak konsentrasi karena merasa bosan pengetahuan berjalan satu arah dari guru ke
dengan metode belajar yang digunakan peserta didik. Proses kognitif peserta didik
guru. dapat ditingkatkan melalui pembelajaran
yang inovatif dan interaktif, sehingga bisa
3. Pengaruh rendahnya numerasi pada memicu peserta didik untuk ikut berperan
siswa dapat dipengaruhi oleh daya aktif selama proses pembelajaran.
pikir /lemahnya kemampuan berpikir
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
siswa. (nani ludiana , 2022)
kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab Rendahnya kemampuan
numerasi peserta didik. Adalah :
1. Guru mengunakan metode
pembelajaran yang tidak tepat
2. Siswa jarang atau bahkan tidak
memberikan latihan/praktik

2 1.Peserta didik belum Berdasarkan pengalaman/persepsi : Hasil kajian literatur


mampu membiasakan 1.Jurnal by (Megawati, 2016). Dengan judul
diri menggunakan 1. Habbitually atau kurangnya “ Kesulitan pembelajaran bahasa inggris
Bahasa inggris dalam pembiasaan berbicara dalam bahasa secara efektif” berpendapat bahwa Dalam
kehidupan sehari hari inggris oleh guru proses pembelajaran bahasa Inggris,
2. Siswa tidak dapat 2. Guru hanya memberikan bahan ajar seorang siswa tentu pernah mengalami
mengucapkan benda berupa materi tanpa memberikan suatu hambatan dalam belajar. Hambatan
yang ada disekitar keterampilan berbahasa Inggris tersebut dapat menimbulkan kurang
mereka dalam bahasa 3. Guru tidak memberikan banyak ruang maksimalnya hasil belajar siswa. Selain itu
Inggris untuk siswa lebih banyak berkomunikasih terdapat tiga elemen bahasa yang berperan
menggunakan bahasa inggris saat penting dalam mendukung keempat
berada didalam kelas maupun diluar keterampilan tersebut, yaitu:
kelas 1. pronunciation (pelafalan),
4. Siswa selalu memikirkan grammar 2. vocabulary (kosa kata), dan
/tenses 3. grammar (struktur bahasa), hal ini
5. Siswa jarang atau bahkan tidak pernah yang selalu menjadi kendala untuk
latihan/exercise belajar bahasa inggris.
6. Siswa tidak dapat melapalkan
kata/pronunciation 2. Menurut Darsiana, (2018) “Upaya
7. Siswa hanya memiliki sedikit kosakata meningkatkan kemampuan berbicara
dalam bahasa inggris yang mereka tahu pada mata pelajaran bahasa inggri..s”
mengemukakan bahwa Faktor yang
wawancara: mempengaruhi pembelajaran Bahasa
1. Siswa sering kali takut untuk mencoba Inggris terasa sulit bagi siswa yaitu:
2. Siswa masih memikirkan grammar 1. Rendahnya kemampuan keterampilan
ketika ingin mengungkapkan sesuatu berbicara bahasa Inggris karena tidak
dalam bahasa inggris, terbiasa
3. sedikitnya kosakata yang dimiliki 2. Sebagian siswa masih enggan dan
siswa bahkan tutup mulut apabila mereka diajak
4. kurangnya latihan sesama teman berbicara dalam bahasa Inggris. Padahal,
(zalnovi, 2022) kalau dilihat dari penguasaan kosa kata,
siswa tersebut seharusnya sudah mampu
berbicara bahasa Inggris meskipun dalam
-(Praisa, 2022) factor yang mempengaruhi rangkaian kalimat yang sangat sederhana
siswa tidak mampu berbahasa inggris dan 3. Merasa kesulitan dalam berbicara bahasa
sulit menyebutkan benda disekitar mereka Inggris sehingga mereka belum mampu
dakam bahasa inggris disebabkan : berkomunikasi.
1. Siswa tidak mau
berlatih/menghapal banyak 3. I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi
kosakata (minimnya kosakata “KENDALA DALAM BELAJAR BAHASA
yang dimiliki siswa) INGGRIS DAN CARA MENGATASINYA”
2. Siswa tidak mengikuti Menurutnya Dalam pengajaran bahasa
pembelajaran dengan baik Inggris cukup banyak masalah yang
(seringkali mengobrol saat dihadapi oleh para siswa yang menjadi
pembelajaran berlangsung) penghalang bagi pengembangan
3. Guru tidak menjadi role model kemampuan berbahasa Inggris mereka.
saat pembelajaran berlangsung Salah satu masalah yang sulit yang
4. Guru harus mengikuti buku sering dihadapi yaitu permasalahan
pelajaran yang diberikan pronunciation pada kemampuan
kementrian yang mana buku itu berbicara (speaking).
bersifat umum bukan mengarah
ke SMK Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
5. Guru hanya memberikan materi kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
berupa text ,tanpa audio visual. melalui observasi/ pengamatan secara
6. Pengunaan bahasa siswa masih langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
mengedepankan bahasa daerah penyebab Peserta didik belum mampu
mau mentransfer bahasa inggris membiasakan diri menggunakan Bahasa
itu sulit inggris dalam kehidupan sehari hari adalah :
7. Siswa tidak memahami atau tidak 1. Siswa memiliki sedikit
tahu macam vocabulary vocabulary/kosakata
2. Siswa tidak dapat melapalkan kata
dalam bahasa inggris (pronunciations)

3 Hubungan komunikasi Berdasarkan pengalaman/persepsi : Hasil kaji literatur :


antar guru dan orang tua 1. Kesibukan orang tua dalam bekerja 1. Anis Pusitaningtyas (2016) dengan judul
peserta didik terkait sehingga kurang memperhatikan anak- “PENGARUH KOMUNIKASI
pembelajaran masih anaknya ORANG TUA DAN GURU TERHADAP
kurang 2. orang tua mempercayakan sepenuhnya KREATIVITAS SISWA” mengatakan
kepada anak nya dan gurunya bahwa : Peran orang tua di rumah dan
3. Latar belakang/background orang tua guru di sekolah sangat penting bagi
/keluarga siswa pendidikan anak. Sehingga komunikasi
4. Beberapa orangtua tidak hadir saat yang baik antara orang tua dan guru
diundang oleh sekolah merupakan suatu keharusan agar tercapai
5.Orang tua sering kali mengacuhkan kesinergian antara keduanya.
panggilan dari pihak sekolah
6.orang tua sering kali mewakilkan 2. Anis Pusitaningtyas dengan judul
panggilan sekolah pada keluarga PENGARUH KOMUNIKASI ORANG TUA
terdekat DAN GURU TERHADAP KREATIVITAS
7. factor bahasa SISWA” berpendapat Peran orang tua di
8. factor transfortasi dan economi rumah dan guru di sekolah sangat penting
9. pendidikan orang tua bagi pendidikan anak. Komunikasi yang baik
antara orang tua dan guru merupakan suatu
wawancara: keharusan agar tercapai kesinergian antara
komunikasih antara guru dan orang tua keduanya. Komunikasi tersebut bisa
wali siswa sangatlah berpengaruh untuk berlangsung dalam satu arah ataupun dua
perkembangan dan pembelajaran peserta arah. Komunikasi satu arah terjadi saat guru
didik, karna perhatian orang tua dengan memberikan informasi kepada orang tua
cara mengkomunikasihkan anak mereka tentang peristiwa, kegiatan, atau kemajuan
dengan pihak sekolah/guru membantu yang dicapai anak.Sedangkan komunikasi
sikis dan emosi siswa. (Ravin dua arah terjadi jika ada dialog interaktif
dawanti,2022) antara guru dan orang tua. Komunikasi yang
baik akan menumbuhkan sikap saling
percaya antara orang tua dan guru
2.(nani ludiana,2022) Masih Lemahnya
komunikasih orang tua dan guru terkait Tiharoh (2008)Fungsi Hubungan komunikasi
pembelajaran peserta didik; walikelas dan orangtua Bertujuan
1.kesibukan orang tua wali murid membahas Masalah-masalah antara lain:
2.surat yang tidak tersampaikan dengan 1. Bidang edukatif antara lain:
baik • Hasil belajar siswa
3.orang tua merasa malu untuk datang • Prestasi siswa
kesekolah 2. Bidang non edukatif, antara lain:
4.orang tua tidak atau kurang peduli • Penolakan siswa terhadap guru-guru
dengan proses pembelajaran anaknya . tertentu
• Masalah-masalah anak di rumah yang
menganggu proses belajar
• Ketidakpuasan orangtua atas prilaku guru
terhadap anaknya

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab Hubungan komunikasi antar guru
dan orang tua peserta didik terkait
pembelajaran masih kurang adalah :
1. Orangtua sibuk dengan pekerjaan dan
2. kurang memperhatikan anaknya
Walisiswa tidak mempunyai alat
komunikasi (Hp atau telp)

4 1. Guru belum Berdasarkan pengalaman/persepsi : Hasil kajian literatur :


mengoptimalkan model 1. Nining Mariyaningsih dan Mistina
pembelajaran yang 1.Kurangnya pemahaman guru terhadap Hidayati (2018) dengan judul “BUKAN
inovatif sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. KELAS BIASA: Teori dan Praktik Berbagai
karakteristik materi 2. guru kurang memahami karakteristik Model dan Metode Pembelajaran di kelas-
materi pembelajaran serta kompetisi yang kelas insfiratif”
ingin dicapai. Yang mana didalam bukunya ditulis
2. guru seringkali hanya text book tanpa Metode pembelajran mengacu pada suatu
model pembelajaran ketika cara yang akan digunakan oleh guru untuk
menyampaikan materi mengoptimalkan proses pembelajaran
3.guru masih menggunakan model dalam rangka mencapai pembelajaran yang
pembelajaran yang lama /konvensional diharapkan.
4. Rendahnya motivasi diri guru Dan Untuk menentukan suatu strategi
5.Kurangnya tanggung jawab guru pembelajarn apa yang cocok bagi siswa
6. Tidak mau berubah/ malas guru perlu memahami 3 hal berikut yaitu :
7.Kurangnya dukungan sistem di sekolah 1. Karakteristik siswa
2. Kompetensi yang ingin dicapai
wawancara: 3. Karakteristik materi pelajaran
(siti Arisa,2022)
Materi atau gaya belajar masih memakai 2.Supini (2021) kendala Guru dalam
gaya lama atau ceramah ,dan juga menerapkan model-model pembelajaran
tentunya factor umur karna terbiasa Inovatif:
dengan kurikulum lama sehingga 1) Kurang Persiapan Dalam Mengajar
pembelajaran yang inovatif belum 2) Perilaku Siswa yang Beragam
maksimal dan berjalan. 3) Konsentrasi Siswa Kurang
4) Kurang Interaksi Dalam Pelajaran
(ravin dawanti, 2022) guru seringkali 5) Sering Merasa Paling Benar
mengajar dengan menggunakan metode 6) Guru Kurang Menjadi Contoh yang baik
yang lama , atau konvensional, kurangnya 7) Siswa Kurang Disiplin
pemahaman guru mengenai metode
metode pembelajaran yang terbaru saat 3. Menurut Eggen & Kauchak (1998)
ini, metode yang digunakan agar siswa Menjeiaskan bahwa ada enam ciri
lebih muda menerima materi atau pembelajaran yang efektif, yaitu:
pembelajaran. 1. siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap
lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan
kesamaan dan perbedaanperbedaan serta
membentuk konsep dan general
2.guru menyediakan materi sebagai fokus
berpikir dan berinteraksi dalam peiajaran,
3.guru secara aktif teriibat dalam
pemberian

arahan dan tuntunan kepada siswa


dalam menganalisis informasi, orientasi
pembeajaran penguasaan isi peiajaran
dan pengembangan keterampilan berpikir,
serta
4.guru menggunakan teknik mengajar
yang
bervariasi sesuai dengan tujuan dan
gaya mengajar guru.

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab model pembelajaran yang inovatif
sesuai dengan karakteristik materi adalah :
1. guru tidak memiliki persiapan
yang matang
2. Terbatasnya Pemahaman Guru
dalam menerapkan model-
model pembelajaran
3. Rendahnya motivasi diri guru

5 1. Pembelajaran di kelas Berdasarkan pengalaman / presepsi 1.dikutif dari SUMEDANG, KOMPAS


belum berbasis HOTS 1.guru belum siap dengan tuntutan (SAMUEL OKTORA,2016)
pembelajaran berbasis HOTS. “Pembelajaran berbasis “High Order
2.Kedua, semua guru masih berpatokan Thinking Skills” atau ketrampilan berpikir
pada buku dalam mengajar. tingkat tinggi hingga saat ini belum
3.guru belum mampu memanfaatkan konsisten diterapkan oleh para guru di
kemajuan teknologi untuk menunjang kelas. Sebagian guru masih mengajar
proses pembelajaran dengan paradigma lama antara lain
4.proses pembelajaran yang dilakukan menekankan siswa untuk menghafal rumus-
masih belum menunjukan ada upaya rumus atau teori, bukan melatih
ke arah pembelajaran berbasis HOTS. kemampuan bernalar pada siswa.
5.Guru memberikan latihan soal yang
kepada siswa hanya baru sebatas 2.Rubenfeld & Scheffer (dalam Maryam,
tingkatan kognitif mengingat (C1), Setiawati, Ekasari, 2008) Faktor - faktor
memahami (C2) dan mengaplikasikan yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir
(C3). Kritis:
1) Kondisi fisik
2) Keyakinan diri/motivasi
wawancara: 3) Kecemasan
(Kepala sekolah Junaidi,M.Pd) 4) Kebiasaan dan rutinitas
-guru tidak sering memunculkan pada 5) Perkembangan intelektual
siswa saat dikelas dengan diawali kata
How (bagaimana), sehingga siswa sulit Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
untuk menjawab pertanyaan Higher order kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
thinking, pembiasaan dalam pertanyaan melalui observasi/ pengamatan secara
-assesmen atau ujian sehari hari kita yang langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
seharusnya mengunakan studi kasus atau penyebab Pembelajaran di kelas belum
pertanyaan yang berstruktur . berbasis HOTS.
- guru tidak maksimal hanya mengambil Adalah:
simple saja hanya dengan memberikan
pertanyaan seperti multifulchooise 1. Metode pembelajaran yang kurang
sehingga siswa tidak berpikir yang penting menggali kemampuan siswa untuk berpikir
mereka menjawab kritis
2. Proses Pembelajaran masih berpusat
kepada guru
(pakar: kaprog, dwi tanti Lolita )
Kurangnya minat belajar siswa
2) Penerapan pembelajaran berbasis
HOTS terbatas
3) Proses Pembelajaran masih berpusat
theacher center
guru belum membiasakan kepada siswa
untuk soal soal yang memerlukan analisis
atau soal- soal yang membutuhkan
nalar,alasan seperti diawali dengan kata
why, how dan sebagainya yang mana
untuk mengasah critical thinking mereka.
6 masih belum Berdasarkan pengalaman / presepsi Hasil kajian literature:
mengoptimalkan Chrismawati & Amalia (2016) Hambatan
pemanfaatan teknologi 1.kurangan pemahaman guru terhadap Guru Dalam Pemanfaatan Teknologi:
informasi (TIK) dalam Guru TIK 1) sarana dan prasarana sekolah
pembelajaran 2.kondisi sekolah yang tidak 2) fasilitas teknologi pribadi guru
memungkinkan. 3) Kemampuan guru menggunakan fasilitas
3.jaringan internet yang tidak mendukung 4) Penerapan dalam pembelajaran
4.guru tidak memaksimalkan penggunaan
LCD atau Pryektor yang sudah ada
disekolah.  
5.Guru tidak memaksimalkan penggunaan
Lestari (2015) Beberapa persyaratan yang
LCD proyektor yang ada di sekolah
harus dipenuhi dalam menerapkan
6.Guru belum pernah mengajar
pembelajaran berbasis TIK adalah:
menggunakan aplikasi TIK sebagai
1) ketersediaan sumber tenaga listrik;
pendukung pembelajaran
2) akses terhadap fasilitas TIK, baik oleh
guru maupun peserta didik;
wawancara : 3) ketersediaan materi pelajaran yang
berkualitas, bermakna, dan dukungan
(Pakar. M. Husain, S.Kom) kultural bagi pembelajar dan pengajar;
4) pengetahuan dan keterampilan TIK guru
-Kurangnya pemahaman tentang dan peserta didik;
teknologi/gaptek 5) Dukungan anggaran atau dana;
Trutama di pendesaan yang umur mereka 6) kemauan dan komitmen berbagai pihak
tidak muda lagi yang mana sehingga (baik instansi kedinasan, kepala sekolah,
mereka susah untuk menyesuaikan diri guru, peserta didik, dan masyarakat
dengan kemajuan teknologi. orangtua).
-Dan juga disekolah terdapat guru-guru
yang berlatar belakang pendidikan,
sehingga orang-orang tehnik itu sangat
minim untuk mengajarkan atau Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
memberikan pemahaman sangatlah sulit, kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
-ada juga masalah akses internet / signal melalui observasi/ pengamatan secara
sulit maka merek akesulitan untuk bljar langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
bagaimana mengoprasikan aplikasi- penyebab masalah Guru kurang maksimal
aplikasi pembelajaran dalam memanfaatkan media pembelajaran
adalah:
1) Guru belum mengunakan alat TIK seperti
(Drs.Chotman ) LCD Tau Proyektor./kurangnya pemahaman
mengunakan media pembelajaran
-1.Guru Masih monoton 2) Terbatasnya pelatihan TIK yang didapat
menjadikan buku sebagai sumber guru
belajar.

2. contoh yang diberikan guru


kepada siswa hanya berupa lisan

3. Guru yang jarang menggunakan


informasi seperti PPT interaktif.

4. Guru belum pernah mengajar


menggunakan aplikasi TIK sebagai
pendudkung pembelejaran karna
guru kurang pemahaman
mengenai memanfaatan media
pembelajaran.

7 Siswa terlalu fasif Presepsi: Kajian literature:


didalam kelas -kurangnya dorongan dalam diri Rahmawati (2016) “Faktor-Faktor Yang
mereka /kurang motivasi Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
-karakteristik siswa itu sendiri Kelas X Sma Negeri 1 Piyungan Pada
- lingkungan siswa itu sendiri Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran
-trategi ,metode dan tehnik pembelajaran 2015/2016” skripsi.
yang kurang teppat yang menyebutkan ada enam faktor yang
Wawancara : dapat mempengaruhi motivasi siswa
(guru BK, Ravin Dawanti,S.Pd) dalam belajar yaitu: ketertarikan terhadap
Siswa lebuh senang menyendiri karna materi, cita-cita dan kondisi siswa, faktor
mungkin kurangnya interaksi dengan lingkungan keluarga, peran guru, serta
teman sekelas, dengan guru, dan fasifnya lingkungan berteman
anak di dalam kelas juga disebabkan oleh
factor dalam diri siswa itu sendiri seperti
timbulnya rasa takut , sering juga anak Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
yang tidak memahami materi mebuat anak kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
lebih fasif karna anak takut menunjukan melalui observasi/ pengamatan secara
pendapat mereka karna takut salah . langsung di sekolah dapat diketahui
bahwa penyebab masalah siswa terlalu
fasif didalam kelas yaitu :
- Siswa tidak memahamii atau mengerti
apa yang disampaikan guru
- Strategi pembelajaran yang tidak tepat
- Pengaruh teman /lingkungan

Anda mungkin juga menyukai