Anda di halaman 1dari 10

Masalah yang

Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi penyebab


No. telah
masalah masalah
diidentifikasi
1 1. Peserta didik Berdasarkan Hasil kajian literatur
masih memiliki pengalaman/persepsi :
semangat 1. Guru memberikan materi atau 1. Dwi Tri Santosa dan Tawardjono Us
belajar yang Bahan ajar yang mononton dan (2016) “FAKTOR-FAKTOR
rendah tidak bervariatif’ PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI
2. Guru tidak pernah atau kurang BELAJAR DAN SOLUSI
memberi semangat pada siswa PENANGANAN PADA SISWA KELAS
3. Kurangnya interaksi guru dengan XI JURUSAN TEKNIK SEPEDA
peserta didik MOTOR”
4. siswa masih bingung dengan “siswa memiliki tingkat kehadiran
tujuan hidup atau cita-cita siswa yang rendah, siswa banyak
mereka yang megerjakan PR di sekolah,
5. siswa tidak memahami Peserta siswa cepat putus asa dalam
didik tidak memahami isi text menghadapi kesulitan, siswa tidak
6. peserta didik fasif /diam didalam bersemangat dalam mengikuti
kelas pelajaran, siswa tidak aktif dalam
7. lingkungan siswa itu sendiri pembelajaran, siswa ramai dengan
8. Pengaruh teman temannya saat diterangkan oleh
9. Background orang tua guru dan siswa tidak bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
guru”.
hasil wawancara:
1. Rendahnya semangat belajar 2. Rahmawati (2016) “Faktor-Faktor
siswa dapat dipengaruhi oleh Yang Mempengaruhi Motivasi
latar belakang /background Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri
orang tua siswa yang kurang, 1 Piyungan Pada Mata Pelajaran
lingkungan teman dan tentunya Ekonomi Tahun Ajaran 2015/2016”
pergaulan yang tidak sehat. pola skripsi.
hidup anak yang jarang dipantau yang menyebutkan ada enam
oleh orang tua, seperti mereka faktor yang dapat mempengaruhi
sering tidur larut malam,tidak motivasi siswa dalam belajar yaitu:
pernah menanyakan apa yang ketertarikan terhadap materi, cita-
dikerjakan anak disekolah , cita dan kondisi siswa, faktor
membuat anak kurang perhatian lingkungan keluarga, peran guru,
(Ravin Dawanti, 2022) serta lingkungan berteman

2. Semangat belajar yang rendah 3. Melinda Rismawati dan Eta


dapat dipengaruhi oleh guru Khairiati “ANALISIS FAKTOR
yang sering kali ketika proses YANG MEMPENGARUHI
belajar selalu berpokus pada RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR
buku , interatif guru dan siswa SISWA”
didalam kelas sangatlah kurang. 1. Guru jarang memberikan motivasi
(Ongky yusro, 2022) kepada siswa,
2. siswapun jarang memperhatikan
guru pada saat menjelaskan
materi pembelajaran.
3. siswa tidak memeperhatikan
penjelasan guru tentu siswa akan
tidak memahami materi pelajaran.
4. siswa tidak berani bertanya
kepada guru. Sedangkan pada
saat siswa berada di rumah.
5. Guru untuk dapat menggunakan
metode pembelajaran yang
bervariasi pada saat proses
pembelajaran sehingga siswa tidak
merasa bosan dalam kegiatan
pembelajaran dan timbul motivasi
dalam diri siswa
6. guru membangun suasana
pembelajaran yang asik, kreatif,
serta menyenangkan.

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab masalah motivasi belajar siswa
rendah adalah:
1) Metode mengajar guru kurang Inovatif
2) Sarana pembelajaran terbatas
3) guru tidak memberikan semangat pada
Siswa
4)siswa tidak memiliki tujuan hidup
5) siswa dipengaruhi oleh latar belakang
orang tua, lingkungan sekitar dan teman

2. Rendahnya Berdasarkan
Hasil kajian literatur
tingkat atau pengalaman/persepsi :
1. 1. Rahayu dengan judul “Hubungan
minat siswa 1. Kurangnya ragam buku bacaan
Minat Mmembaca dan Motivasi
dalam membaca yang tersedia di perpustakaan
Belajar Materi Menulis Karangan
di waktu luang. 2. sekolah tidak memiliki tempat
pada Warga Belajar Paket C di
khusus untuk membaca selain
PKBM Al Firdaus Kabupaten Serang
diperpustakaan
2016, hal. 191)
3. siswa lebih suka bermain
“indikator-indikator adanya minat
smartphone
membaca pada seseorang adalah
4. kurangnya rasa keingintahuan
sebagai berikut sebagai berikut:
siswa
(1) kebutuhan terhadap bacaan
5. siswa tidak berminat
(2) tindakan untuk mencari
keperpustakaan karena sepi
bacaan
pengunjung
(3) rasa senang terhadap bacaan
(4) ketidak tertarikan terhadap
hasil Wawancara:
bacaan
1. bahwa kadang-kadang tidak
(5) keinginan untuk selalu
memberi akses untuk membaca
membaca
buku yang sesuai dengan
(6) menindak lanjuti dari apa yang
kebutuhan mereka, banyak sekali
dibaca. Berdasarkan beberapa
buku yang ada diperpustakaan
pendapat para ahli dapat
namun buku-bunya bersifat
disimpulkan bahwa minat baca
kaku,berupa texts book.kita
adalah keinginan seseorang yang
harus memberikan buku sesuai
kuat yang berasa dari dalam diri
dengan kebutuhan mereka,
seseorang untuk melakukan
siswa dapat disuruh membaca
kegiatan membaca”
buku kesenangan mereka, baik
itu buku bisnis,buku fiksi, buku
sains, tentang kemajuan zaman, 2. (Utami, Wibowo, & Susanti, 2018)
dan lainya , kemudian diminta “Analisis Minat Membaca Siswa
siswa untuk merefleksi buku pada Kelas Tinggi di Sekolah”
yang mereka baca seminggu mengakatan bahwa minat baca
sekali , dan ini akan membuat adalah keinginan yang kuat
minat baca siswa meningkat. disertai dengan usaha seseorang
(kepala sekolah, untuk membaca. Minat baca yang
Junaidi,M.Pd) rendah akan berpengaruh pada
rendahnya tingkat pengetahuan
2. Fasilitas seperti buku bacaan dan wawasan siswa, sedang siswa
yang tergolong sudah yang mempunyai itensitas
lama,membuat siswa tidak membaca yang tinggi akan
tertarik untuk membaca, siswa memiliki tingkat pengetahuan dan
lebih suka bermain wawasan yang luas.
smartphonenya ketika free
time,dan lebih suka Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
menghabiskan waktu luang kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
dikantin sekolah dari pada langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
membaca diperpustakaan penyebab Rendahnya tingkat atau minat
sekolah (Guru BK. Ravin siswa dalam membaca di waktu luang
Dawanti,S.Pd) Adalah:
1. Buku bacaan yang tidak
bervariatif dan tidak sesuai
dengan kebutuhan
2. Siswa tidak tertarik pada buku
bacaan

3.Rendahnya Berdasarkan 1.Yulianti, E., Jaya, I., & Eliza, D.


kemampuan pengalaman/persepsi : (2019). “Pengaruh Role Playing
numerasi peserta 1. Media pembelajaran yang kurang terhadap Pengenalan Literasi
didik tepat Numerasi” mengemukakan bahwa
2. Materi yang diberikan terlalu sulit dengan menerapkan media
dan panjang untuk dikerjakan pembelajaran yang tepat dapat
siswa memberikan solusi dalam
3. Guru tidak menjelaskan dan meningkatkan kemampuan literasi
mencontohkan terlebih dahulu numerasi di Indonesia
materi yang diberikan
4. Siswa tidak berani untuk 3. Salsabila, 2017. “Proses Kognitif
bertanya kepada guru atau Dalam Pembelajaran Bermakna.
kepada teman sebangku Konferensi Nasional Penelitian
5. Lemahnya Daya ingat ataupun Matematika Dan Pembelajarannya”
daya pikir siswa yang menjadi Pada penelitian ini, kurangnya
faktor internal. kemampuan proses kognitif peserta
didik dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti pembelajaran
Hasil wawancara: yang berfokus pada guru bukan pada
1. (kep.sekolah Junaidi,M.Pd) peserta didik, guru yang sering
-Siswa jarang latihan, dalam menggunakan metode ceramah saat
numerasi siwa kita ajak untuk memberikan materi, guru jarang
belajar dengan autentik learning menggunakan model pembelajaran
yaitu dengan pembelajaran yang yang inovatif sehingga proses
memang berkaitan dengan pembelajaran kurang menarik, serta
kehidupan sehari-hari.misl guru belum mampu memberikan
bagainya menghitung lapangan fasilitas untuk perkembangan proses
bola panjang x lebar kognitif karena gurunya sendiri
-Guru mengikuti teori saja yang belum memahami proses kognitif.
ada pada kurikulum , siswa tidak
praktik , seharusnya kita 4.penelitian yang dilakukan oleh
menyesuaikan dengan Noor & Husna (2017) “Meningkatkan
kebutuhan anak. Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Menggunakan Model
2. (niluh ratna dewi, 2022) Siswa Pembelajaran Kooperatif Tipe
tidak tahu basic dasar dari Student Teams Achiviement Division
numerasi itu sendiri. Siswa takut “ yang menyatakan bahwa guru
bertanya baik kepada teman yang melakukan kegiatan belajar
ataupun guru, siswa tidak mengajar menggunakan model
konsentrasi karena merasa bosan pembelajaran langsung, dimana
dengan metode belajar yang guru menjelaskan kemudian
digunakan guru. menuliskan materi yang dipelajari
sehingga gurulah yang menguasai
kelas dan informasi pengetahuan
3. Pengaruh rendahnya numerasi berjalan satu arah dari guru ke
pada siswa dapat dipengaruhi peserta didik. Proses kognitif peserta
oleh daya pikir /lemahnya didik dapat ditingkatkan melalui
kemampuan berpikir siswa. (nani pembelajaran yang inovatif dan
ludiana , 2022) interaktif, sehingga bisa memicu
peserta didik untuk ikut berperan
aktif selama proses pembelajaran.

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab Rendahnya kemampuan
numerasi peserta didik. Adalah :
1. Guru mengunakan metode
pembelajaran yang tidak
tepat
2. Siswa jarang atau bahkan
tidak memberikan
latihan/praktik

2 1. Peserta didik Berdasarkan Hasil kajian literatur


belum mampu pengalaman/persepsi : 1.Jurnal by (Megawati, 2016).
membiasakan diri Dengan judul “ Kesulitan
menggunakan 1. Habbitually atau kurangnya pembelajaran bahasa inggris secara
Bahasa inggris pembiasaan berbicara dalam efektif” berpendapat bahwa Dalam
dalam kehidupan bahasa inggris oleh guru proses pembelajaran bahasa Inggris,
sehari hari seorang siswa tentu pernah
2. Siswa tidak 2. Guru hanya memberikan bahan mengalami suatu hambatan dalam
dapat ajar berupa materi tanpa belajar. Hambatan tersebut dapat
mengucapkan memberikan keterampilan menimbulkan kurang maksimalnya
benda yang ada berbahasa Inggris hasil belajar siswa. Selain itu
disekitar mereka 3. Guru tidak memberikan banyak terdapat tiga elemen bahasa yang
dalam bahasa ruang untuk siswa lebih banyak berperan penting dalam mendukung
Inggris berkomunikasih menggunakan keempat keterampilan tersebut,
bahasa inggris saat berada yaitu:
didalam kelas maupun diluar kelas 1. pronunciation (pelafalan),
4. Siswa selalu memikirkan 2. vocabulary (kosa kata), dan
grammar /tenses 3. grammar (struktur bahasa),
5. Siswa jarang atau bahkan tidak hal ini yang selalu menjadi
pernah latihan/exercise kendala untuk belajar bahasa
6. Siswa tidak dapat melapalkan inggris.
kata/pronunciation
7. Siswa hanya memiliki sedikit 2. Menurut Darsiana, (2018) “Upaya
kosakata dalam bahasa inggris meningkatkan kemampuan
yang mereka tahu berbicara pada mata pelajaran
bahasa inggri..s” mengemukakan
Hasil wawancara: bahwa Faktor yang mempengaruhi
1. Siswa sering kali takut untuk pembelajaran Bahasa Inggris
mencoba terasa sulit bagi siswa yaitu:
2. Siswa masih memikirkan 1. Rendahnya kemampuan
grammar ketika ingin keterampilan berbicara bahasa
mengungkapkan sesuatu dalam Inggris karena tidak terbiasa
bahasa inggris, 2. Sebagian siswa masih enggan dan
3. sedikitnya kosakata yang bahkan tutup mulut apabila
dimiliki siswa mereka diajak berbicara dalam
4. kurangnya latihan sesama bahasa Inggris. Padahal, kalau
teman (zalnovi, 2022) dilihat dari penguasaan kosa kata,
siswa tersebut seharusnya sudah
mampu berbicara bahasa Inggris
(Praisa, 2022) factor yang meskipun dalam rangkaian kalimat
mempengaruhi siswa tidak mampu yang sangat sederhana
berbahasa inggris dan sulit 3. Merasa kesulitan dalam berbicara
menyebutkan benda disekitar bahasa Inggris sehingga mereka
mereka dakam bahasa inggris belum mampu berkomunikasi.
disebabkan :
1. Siswa tidak mau 3. I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi
berlatih/menghapal banyak “KENDALA DALAM BELAJAR
kosakata (minimnya BAHASA INGGRIS DAN CARA
kosakata yang dimiliki siswa) MENGATASINYA”
2. Siswa tidak mengikuti Menurutnya Dalam pengajaran
pembelajaran dengan baik bahasa Inggris cukup banyak
(seringkali mengobrol saat masalah yang dihadapi oleh para
pembelajaran berlangsung) siswa yang menjadi penghalang
3. Guru tidak menjadi role bagi pengembangan kemampuan
model saat pembelajaran berbahasa Inggris mereka. Salah
berlangsung satu masalah yang sulit yang
4. Guru harus mengikuti buku sering dihadapi yaitu
pelajaran yang diberikan permasalahan pronunciation pada
kementrian yang mana buku kemampuan berbicara (speaking).
itu bersifat umum bukan
mengarah ke SMK Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
5. Guru hanya memberikan penyebab Peserta didik belum mampu
materi berupa text ,tanpa membiasakan diri menggunakan
audio visual. Bahasa inggris dalam kehidupan
6. Pengunaan bahasa siswa sehari hari adalah :
masih mengedepankan 1. Siswa memiliki sedikit
vocabulary/kosakata
bahasa daerah mau
2. Siswa tidak dapat melapalkan
mentransfer bahasa inggris
kata dalam bahasa inggris
itu sulit
7. Siswa tidak memahami atau
(pronunciations)
tidak tahu macam
vocabulary

3 Hubungan Berdasarkan Hasil kaji literatur :


komunikasi antar pengalaman/persepsi : 1. Anis Pusitaningtyas (2016) dengan
guru dan orang tua 1. Kesibukan orang tua dalam judul “PENGARUH KOMUNIKASI
peserta didik terkait bekerja sehingga kurang ORANG TUA DAN GURU TERHADAP
pembelajaran masih memperhatikan anak-anaknya KREATIVITAS SISWA” mengatakan
kurang 2. orang tua mempercayakan bahwa : Peran orang tua di rumah
sepenuhnya kepada anak nya dan guru di sekolah sangat
dan gurunya penting bagi pendidikan anak.
3. Latar belakang/background Sehingga komunikasi
orang tua /keluarga siswa yang baik antara orang tua dan guru
4. Beberapa orangtua tidak hadir merupakan suatu keharusan agar
saat diundang oleh sekolah tercapai kesinergian antara
5.Orang tua sering kali keduanya.
mengacuhkan panggilan dari
pihak sekolah 2. Anis Pusitaningtyas dengan judul
6.orang tua sering kali mewakilkan PENGARUH KOMUNIKASI ORANG
panggilan sekolah pada keluarga TUA DAN GURU TERHADAP
terdekat KREATIVITAS SISWA” berpendapat
7. factor bahasa Peran orang tua di rumah dan guru
8. factor transfortasi dan economi di sekolah sangat penting bagi
9. pendidikan orang tua pendidikan anak. Komunikasi yang
baik antara orang tua dan guru
Hasil wawancara: merupakan suatu keharusan agar
komunikasih antara guru dan orang tercapai kesinergian antara
tua wali siswa sangatlah keduanya. Komunikasi tersebut bisa
berpengaruh untuk perkembangan berlangsung dalam satu arah
dan pembelajaran peserta didik, ataupun dua arah. Komunikasi satu
karna perhatian orang tua dengan arah terjadi saat guru memberikan
cara mengkomunikasihkan anak informasi kepada orang tua tentang
mereka dengan pihak sekolah/guru peristiwa, kegiatan, atau kemajuan
membantu sikis dan emosi siswa. yang dicapai anak.Sedangkan
(Ravin dawanti,2022) komunikasi dua arah terjadi jika ada
dialog interaktif antara guru dan
orang tua. Komunikasi yang baik
(nani ludiana,2022) Masih akan menumbuhkan sikap saling
Lemahnya komunikasih orang percaya antara orang tua dan guru
tua dan guru terkait
pembelajaran peserta didik; Tiharoh (2008)Fungsi Hubungan
1.kesibukan orang tua wali murid komunikasi walikelas dan orangtua
2.surat yang tidak tersampaikan Bertujuan membahas Masalah-
dengan baik masalah antara lain:
3.orang tua merasa malu untuk 1. Bidang edukatif antara lain:
datang kesekolah • Hasil belajar siswa
• Prestasi siswa
2. Bidang non edukatif, antara lain:
4.orang tua tidak kurang peduli • Penolakan siswa terhadap guru-
dengan proses pembelajaran guru tertentu
anaknya . • Masalah-masalah anak di rumah
yang menganggu proses belajar
• Ketidakpuasan orangtua atas
prilaku guru terhadap anaknya
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab Hubungan komunikasi
antar guru dan orang tua peserta
didik terkait pembelajaran masih
kurang adalah :
1. Orangtua sibuk dengan pekerjaan dan
kurang memperhatikan anaknya
2. Walisiswa tidak mempunyai alat
komunikasi (Hp atau telp)

4 1. Guru belum Berdasarkan Hasil kajian literatur :


mengoptimalkan pengalaman/persepsi : 1. Nining Mariyaningsih dan
model Mistina Hidayati (2018) dengan
pembelajaran yang 1.Kurangnya pemahaman guru judul “BUKAN KELAS BIASA: Teori
inovatif sesuai terhadap model pembelajaran yang dan Praktik Berbagai Model dan
dengan digunakan. Metode Pembelajaran di kelas-kelas
karakteristik materi 2. guru kurang memahami insfiratif”
karakteristik materi pembelajaran Yang mana didalam bukunya ditulis
serta kompetisi yang ingin dicapai. Metode pembelajran mengacu pada
2. guru seringkali hanya text book suatu cara yang akan digunakan
tanpa model pembelajaran ketika oleh guru untuk mengoptimalkan
menyampaikan materi proses pembelajaran dalam rangka
3.guru masih menggunakan model mencapai pembelajaran yang
pembelajaran yang lama diharapkan.
/konvensional Dan Untuk menentukan suatu
4. Rendahnya motivasi diri guru strategi pembelajarn apa yang
5.Kurangnya tanggung jawab guru cocok bagi siswa guru perlu
6. Tidak mau berubah/ malas memahami 3 hal berikut yaitu :
7.Kurangnya dukungan sistem di 1. Karakteristik siswa
sekolah 2. Kompetensi yang ingin dicapai
3. Karakteristik materi pelajaran
Hasil wawancara:
(siti Arisa,2022) 2.Supini (2021) kendala Guru dalam
Materi atau gaya belajar masih menerapkan model-model
memakai gaya lama atau ceramah pembelajaran Inovatif:
,dan juga tentunya factor umur 1) Kurang Persiapan Dalam
karna terbiasa dengan kurikulum Mengajar
lama sehingga pembelajaran yang 2) Perilaku Siswa yang Beragam
inovatif belum maksimal dan 3) Konsentrasi Siswa Kurang
4) Kurang Interaksi Dalam Pelajaran
berjalan.
5) Sering Merasa Paling Benar
6) Guru Kurang Menjadi Contoh
(ravin dawanti, 2022) guru
yang baik
seringkali mengajar dengan 7) Siswa Kurang Disiplin
menggunakan metode yang lama ,
atau konvensional, kurangnya
pemahaman guru mengenai
metode metode pembelajaran yang
terbaru saat ini, metode yang 3. Menurut Eggen & Kauchak (1998)
digunakan agar siswa lebih muda Menjeiaskan bahwa ada enam ciri
menerima materi atau pembelajaran yang efektif, yaitu:
pembelajaran. 1. siswa menjadi pengkaji yang
aktif terhadap lingkungannya
melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan
kesamaan kesamaan dan
perbedaanperbedaan serta
membentuk konsep dan general
2.guru menyediakan materi
sebagai fokus berpikir dan
berinteraksi dalam peiajaran,
3.guru secara aktif teriibat
dalam pemberian
arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisis
informasi, orientasi pembeajaran
penguasaan isi peiajaran dan
pengembangan keter
ampilan berpikir, serta
4.guru menggunakan teknik
mengajar yang
bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya
mengajar guru.

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab model pembelajaran yang
inovatif sesuai dengan karakteristik
materi adalah :
1. guru tidak memiliki
persiapan yang matang
2. Terbatasnya Pemahaman Guru
dalam menerapkan model-
model pembelajaran
3. Rendahnya motivasi diri guru

5 1. Pembelajaran di Berdasarkan pengalaman / 1.dikutif dari SUMEDANG,


kelas belum presepsi KOMPAS (SAMUEL
berbasis HOTS 1.guru belum siap dengan tuntutan OKTORA,2016)
pembelajaran berbasis HOTS. “Pembelajaran berbasis “High
2.Kedua, semua guru masih Order Thinking Skills” atau
berpatokan pada buku dalam ketrampilan berpikir tingkat tinggi
mengajar. hingga saat ini belum konsisten
3.guru belum mampu diterapkan oleh para guru di kelas.
memanfaatkan kemajuan Sebagian guru masih mengajar
teknologi untuk menunjang dengan paradigma lama antara lain
proses pembelajaran menekankan siswa untuk menghafal
4.proses pembelajaran yang rumus-rumus atau teori, bukan
dilakukan masih belum melatih kemampuan bernalar pada
menunjukan ada upaya ke arah siswa.
pembelajaran berbasis HOTS.
5.Guru memberikan latihan soal Jurnal by Achmad Fanani dengan
yang kepada siswa hanya baru judul “PENGEMBANGAN
sebatas tingkatan kognitif PEMBELAJARAN BERBASIS
mengingat (C1), memahami HOTS
(C2) dan mengaplikasikan (C3). (HIGHER ORDER THINKING
SKILL)
DI SEKOLAH”
Hasil wawancara: “ Guru harus mampu
(Kepala sekolah Junaidi,M.Pd) mengembangkan dan
-guru tidak sering memunculkan mengkonversikan dari pembelajaran
pada siswa saat dikelas dengan yang masih bersifat Lower Order
diawali kata How (bagaimana), Thinking Skill (LOTS) menjadi
sehingga siswa sulit untuk Higher Order Thinking Skill
menjawab pertanyaan Higher order (HOTS).
thinking, pembiasaan dalam
pertanyaan Menurut (Barratt, 2014).
-assesmen atau ujian sehari hari Higher Order Thinking Skill
kita yang seharusnya mengunakan (HOTS) adalah keterampilan
studi kasus atau pertanyaan yang berfikir tingkat tinggi yang
berstruktur . menuntut pemikiran secara
- guru tidak maksimal hanya kritis, kreatif, analitis, terhadap
mengambil simple saja hanya informasi dan data
dengan memberikan pertanyaan dalam memecahkan permasalahan
seperti multifulchooise sehingga
siswa tidak berpikir yang penting Rubenfeld & Scheffer (dalam Maryam,
mereka menjawab Setiawati, Ekasari, 2008) Faktor - faktor
yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir
Kritis:
1) Kondisi fisik
(pakar: kaprog, dwi tanti Lolita ) 2) Keyakinan diri/motivasi
Kurangnya minat belajar siswa 3) Kecemasan
2) Penerapan pembelajaran berbasis 4) Kebiasaan dan rutinitas
HOTS terbatas 5) Perkembangan intelektual
3) Proses Pembelajaran masih berpusat
theacher center Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
guru belum membiasakan kepada kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
siswa untuk soal soal yang melalui observasi/ pengamatan secara
memerlukan analisis atau soal- soal langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
yang membutuhkan nalar,alasan penyebab Pembelajaran di kelas
seperti diawali dengan kata why, belum berbasis HOTS.
how dan sebagainya yang mana Adalah:
untuk mengasah critical thinking
1. Metode pembelajaran yang kurang
mereka. menggali kemampuan siswa untuk berpikir
kritis
2. Proses Pembelajaran masih berpusat
kepada guru

6 masih belum Berdasarkan pengalaman / Hasil kajian literature:


mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi
presepsi Chrismawati & Amalia (2016) Hambatan
Guru Dalam Pemanfaatan Teknologi:
informasi (TIK) dalam 1) sarana dan prasarana sekolah
pembelajaran -kurangan pemahaman guru
2) fasilitas teknologi pribadi guru
terhadap Guru TIK 3) Kemampuan guru menggunakan fasilitas
-kondisi sekolah yang tidak 4) Penerapan dalam pembelajaran
memungkinkan.
-jaringan internet yang tidak
mendukung
-guru tidak memaksimalkan Lestari (2015) Beberapa persyaratan yang
penggunaan LCD atau Pryektor harus dipenuhi dalam menerapkan
yang sudah ada disekolah. pembelajaran berbasis TIK adalah:
- Guru tidak memaksimalkan penggunaan 1) ketersediaan sumber tenaga listrik;
LCD proyektor yang ada di sekolah 2) akses terhadap fasilitas TIK, baik oleh
- Guru belum pernah mengajar guru maupun peserta didik;
menggunakan aplikasi TIK sebagai 3) ketersediaan materi pelajaran yang
pendukung pembelajaran berkualitas, bermakna, dan dukungan
kultural bagi pembelajar dan pengajar;
4) pengetahuan dan keterampilan TIK guru
dan peserta didik;
5) Dukungan anggaran atau dana;
6) kemauan dan komitmen berbagai pihak
(baik instansi kedinasan, kepala sekolah,
guru, peserta didik, dan masyarakat
orangtua).

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


kajian dan wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi/ pengamatan secara
langsung di sekolah dapat diketahui bahwa
penyebab masalah Guru kurang maksimal
dalam memanfaatkan media pembelajaran
adalah:
1) Guru belum mengunakan alat TIK seperti
LCD Tau Proyektor.
2) Terbatasnya pelatihan TIK yang didapat
guru

Anda mungkin juga menyukai