Anda di halaman 1dari 16

NAMA : FITRIYATI

NIM : 22323299038
KELAS : C (004)
PRODI : ILMU PENGETAHUAN ALAM - PPG

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1. Pedagogik, literasi, dan numerasi. 1. Intake siswa kurang dalam aspek akademik dan non 1. Intake siswa kurang dalam aspek akademik
akademik dan non akademik
Kelas 7 a. Akademik
Atom, molekul, senyawa, campuran dan 1) Ketidaklancaran siswa dalam
pemisahannya membaca
Pedagogik: 2) Ketidakmahiran siswa dalam operasi
a. Minat dan belajar rendah dasar matematika
1. Ketika guru menjelaskan, siswa b. Non akademik
tidur / mengantuk karena 1) Siswa kurang motivasi belajar
padatnya kegiatan di pondok 2) Siswa tidak suka membaca
2. Siswa kurang memiliki motivasi 3) Cita-cita siswa tidak membutuhkan
belajar karena menurut mereka pendidikan formal
lebih penting mengaji daripada
belajar 2. Kualitas guru kurang profesional 2. Kualitas guru kurang profesional.
b. Kurangnya kompetensi guru a. Guru belum lulus PPG
1. Guru belum menemukan b. Guru belum menguasai materi
media/metode yang tepat dalam c. Background pendidikan guru tidak
mengajar materi Atom, Molekul, sesuai dengan mata pelajaran yang
Senyawa, Campuran dan diampu
Pemisahannya.
2. Siswa hanya dijejali informasi yang 3. Daya dukung rendah 3. Peran sekolah dalam pengembangan literasi
kurang konkrit dan diskusi yang dan numerasi siswa kurang optimal
kurang menarik karena bersifat
teoritis
3. Guru belum memahami Diskusi Hari Ke 4
karakteristik siswa Penyebab masalah menurut teman-teman
1. Siswa kurang memiliki motivasi belajar
Literasi: 2. Siswa tidak suka membaca buku pelajaran
Pemahaman literasi rendah 3. Siswa lebih suka membaca platform digital / novel
a. Siswa belum mengenal / hafal nama- 4. Guru kurang memberikan kesempatan pada siswa
nama unsur untuk praktik
b. Siswa tidak mengetahui adanya Tabel 5. Siswa belum bisa operasi dasar matematika
Periodik Unsur 6. Siswa memiliki cita-cita yang tidak membutuhkan
c. Siswa lebih suka membaca novel pendidikan formal
daripada buku / materi yang berkaitan
dengan pelajaran Diskusi Hari Ke-5
d. Kurangnya alat peraga pada materi Penyebab masalah menurut literatur
Atom, tepat dalam mengajar materi 1. Menurut Yuliastini et al. (2018) motivasi memiliki peran
Atom, Molekul, Senyawa, Campuran yang signifikan. Siswa dengan motivasi belajar tinggi
dan Pemisahannya akan aktif dalam proses pembelajaran, rajin belajar,
merasa senang dan optimis dalam menyelesaikan
Kelas 8 tugas. Sebaliknya, siswa dengan motivasi belajar
Konsep Gerak dan Hukum Newton rendah tidak akan berusaha keras untuk belajar.
Pedagogik: Pintrich & De Groot menyatakan siswa yang termotivasi
a. Minat dan motivasi belajar rendah memiliki keterampilan metakognitif yang lebih baik dan
1. Ketika guru menjelaskan, siswa gigih dalam mengerjakan tugas (Sabtiawan, 2020).
tidur / mengantuk karena https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa
padatnya kegiatan di pondok
2. Siswa kurang memiliki motivasi 2. Menurut Winarsih (2009:111) ada tiga fungsi motivasi
belajar karena menurut mereka yaitu:
lebih penting mengaji daripada 1). Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai
belajar penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
b. Kurangnya kompetensi guru kegiatan yang dilakukan.
1. Guru belum menemukan 2). Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin
media/metode yang tepat dalam dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan
mengajar materi Konsep Gerak arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
dan Hukum Newton. rumusan tujuannya.
3). Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
Literasi: perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna
Pemahaman literasi rendah mencapai tujuan.
• Siswa kurang berminat membaca Lantanida Journal, Vol. 5 No. 2 (2017) 93-196
ensiklopedia atau materi pelajaran
• Siswa jarang datang ke perpustakaan 3. Tiwi Mardika (2019), mengemukakan bahwa :
• Kurangnya sarana yang menunjang Kesulitan membaca, menulis dan berhitung dapat
materi Konsep Gerak dan Hukum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal
Newton dan faktor eksternal.
1. Faktor internal dapat dilihat dari aspek psikologis
yaitu kesehatan fisik dari siswa, fisik yang lemah juga
Numerasi: mempengaruhi belajar siswa, selain itu peran fungsi-
Kemampuan numerasi kurang fungsi fisiologis pada tubuh siswa yang sangat
• Siswa belum mahir dalam hitungan mempengaruhi yaitu panca indera. Panca indera sangat
• Siswa belum bisa mengubah soal penting dalam proses pembelajaran.
menjadi besaran dan satuan 2. Faktor eksternal dapat dilihat dari lingkungan
• Siswa belum mampu menentukan sosial.
rumus yang tepat untuk Strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa
menyelesaikan soal tentang Konsep yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung
Gerak dan Hukum Newton ialah dengan terus sabar memberikan materi
pembelajaran, mulai dari dasar sampi siswa lancar,
Kelas 9 membuatkan media-media yang menarik yang
Pewarisan Sifat membuat siswa lebih semangat., selain itu kerjasama
Pedagogik: orang tua untuk mengatasi siswa yang belum lancar
a. Minat belajar rendah membaca, menulis dan berhitung belum optimal.
1. Siswa tidur ketika pelajaran Sumber:
2. Siswa tidak mengerjakan tugas http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Dina
b. Kurangnya kompetensi guru mika/article/viewFile/4049/2364
1. Guru senang menggunakan
metode ceramah 4. Rendahnya kemampuan literasi numerasi tersebut
2. Penyampaian materi oleh guru disebabkan oleh banyak hal, seperti kurangnya
dengan metode demonstrasi yang pembiasaan dari guru untuk menyelesaikan masalah
hanya sekali-kali dan diskusi yang berkaitan dengan soal literasi numerasi.
cenderung membuat siswa jenuh Kenyataan tersebut membuat peserta didik kesulitan
Literasi: dalam menyelesaikan soal literasi numerasi (Diyarko
Pemahaman literasi rendah dan Waluyo, 2016).
a. Siswa kesulitan membedakan Hukum https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandika/ar
Mendel 1 dan 2 ticle/download/890/662
b. Siswa mengalami kesulitan dalam
melakukan persilangan karena kurang Diskusi Hari Ke-6
memahami materi Penyebab masalah menurut teman sejawat / kepala sekolah
/ pengawas
Numerasi: 1. Menurut Bapak Andhi S, S.Pd (guru IPA SMP
Kemampuan numerasi kurang Muhammadiyah Borobudur) guru belum memberikan
a. Siswa kesulitan menentukan rasio / apersepsi yang tepat sehingga menarik minat siswa
perbandingan fenotip setelah untuk bertanya
melakukan persilangan
b. Siswa kesulitan menyimpulkan hasil 2. Menurut Bu Suciyanti, S.Pd (Kepala SMP IT AL-UMAR
persilangan NGARGOSOKA) sekolah belum mampu menyediakan
sarana literasi dan numerasi (koleksi buku di
perpustakaan belum lengkap)
3. Menurut Bu Susaemi, M. Pd (Pengawas Disdikbud Kab.
Magelang)
a. Kemampuan literasi kurang karena tidak bisa atau
belum lancar membaca
b. Kemampuan numerasi kurang karena siswa jarang
melakukan latihan berhitung
c. Motivasi belajar siswa kurang karena kurangnya
motivasi belajar dair diri sendiri, orang tua dan guru
d. Minat belajar siswa juga kurang karena guru kurang
menarik di mata siswa. Guru kurang
memperhatikan siswa secara individual.

Penyebab masalah menurut pakar


1. Menurut Bapak Agus Triyana, S.Pd (Guru berprestasi,
saat ini menjabat sebagai Kepala SMKN 3 Purworejo)
penyebab kurangnya minat dan motivasi belajar siswa
berasal dari dalam siswa itu sendiri maupun dari luar
diri siswa (orang tua, guru, teman, lingkungan)
2. Kesulitan belajar siswa termasuk siswa 1. Faktor internal : dari dalam diri siswa 1. Faktor Internal
berkebutuhan khusus dan masalah a. Kemampuan akademik siswa rendah
pembelajaran (berdiferensiasi) di kelas b. Motivasi belajar siswa rendah
berdasarkan pengalaman mahasiswa saat
menjadi guru. 2. Faktor eksternal : dari luar diri siswa (dari guru) 2. Faktor eksternal
a. Siswa apatis terhadap tugas-tugas a. Kemampuan guru dalam mengelola kelas
yang diberikan guru kurang optimal
1. Siswa kesulitan membagi waktu
antara mengerjakan tugas dan 3. Daya dukung rendah 3. Daya dukung
mengaji di pondok a. Sarana praktikum tidak memadai
2. Kegiatan belajar siswa hanya pada b. Lingkungan belajar kurang kondusif
saat di sekolah, karena setelah Diskusi Hari Ke 4
pulang sekolah siswa disibukkan Penyebab masalah menurut teman-teman
dengan jadwal pondok. 1. Siswa tidak paham dengan pembelajaran yang
disampaikan guru
2. Siswa memiliki tugas lain selain belajar di sekolah
b. Adanya siswa berkebutuhan khusus 3. Siswa belum paham dengan materi
(hiperaktif) 4. Siswa belum mahir calistung
Siswa berkebutuhan khusus 5. Siswa kurang perhatian dari orang tua sehingga lebih
mengganggu konsentrasi belajar aktif dari teman-temannya
teman-temannya 6. Siswa memiliki masalah pribadi
c. Siswa kesulitan
Diskusi Hari Ke-5
Penyebab masalah menurut literatur
1. Arghob Khofya Haqiqi (2018)
Hasil dari analisis tersebut didapatkan faktor faktor
penyebab kesulitan belajar IPA siswa SMP di Kota
Semarang meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor kesulitan belajar dari faktor internal siswa
berupa aspek bakat, minat, motivasi dan intelegensi.
Sedangkan faktor eksternal siswa berupa fasilitas
sekolah, guru, sarana prasarana dan aktivitas siswa.
https://e-journal.iain-
palangkaraya.ac.id/index.php/edusains/article/vie
w/838
2. Menurut Subini (2011), kesulitan belajar adalah
kesukaran yang dialami peserta didik dalam menerima
dan menyerap pelajaran. Beragam bentuk kesulitan
belajar yaitu belajar dalam aktivitas mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, menalar dan
menghitung.
Istilah kesulitan belajar dalam dunia pendidikan juga
memiliki beberapa macam penyebutan seperti learning
disorder, learning disabilities, learning disfunction,
under achiever, atau slow learner

Diskusi Hari Ke-6


Penyebab masalah menurut teman sejawat / kepala sekolah
/ pengawas
1. Menurut Bu Priyani, S.Pd (Guru IPA SMPN 3 Muntilan
Magelang) kendala yg dialami percobaan dengan ticker
timer seringkali tidak maksimal karena perangkat
percobaan kurang memadai.
2. Menurut Bu Suciyanti, S.Pd (Kepala SMP IT AL-UMAR
Ngargosoka Srumbung Magelang) siswa pondok belum
bisa membagi waktu ketika di pondok untuk belajar
materi pelajaran
3. Menurut Bu Susaemi, M.Pd (Pengawas Disdikbud Kab.
Magelang)
Guru belum mengkondisikan kelas dengan baik.
Sekolah belum memiliki sarana yang memadai untuk
praktikum.

Diskusi Hari Ke-7


Penyebab masalah menurut pakar
1. Menurut Bapak Agus Triyana, S.Pd (Guru berprestasi,
saat ini menjabat sebagai Kepala SMKN 3 Purworejo)
kesulitan belajar siswa disebabkan oleh guru yang
kurang memahami karakteristik siswa (latar belakang
keluarga, gaya belajar)
3. Hubungan antara guru dengan siswa dan 1. Sosialisasi program sekolah kurang optimal 1. Sosialisasi program sekolah kurang optimal
orang tua a. Belum tersedia kelompok komunikasi
• Komunikasi antara guru dan orang b. Ketidakterbukaan sekolah dalam
tua tidak baik mengkomunikasikan program sekolah
c. Ketidakjujuran sekolah dalam
• Komunikasi antara guru dan siswa menyampaikan informasi program
tidak akrab sekolah
d. Ketidakpedulian terhadap program
• Komunikasi antara siswa dan orang sekolah
tua kurang optimal
2. Peran orang tua (komite sekolah) dalam menyusun 2. Peran orang tua (komite sekolah) dalam
a. Kurangnya pengawasan orang tua program sekolah kurang optimal menyusun program sekolah kurang optimal
1. Siswa berada jauh dari orang tua a. Ketidaksamaan visi dan misi antara
2. Orang tua kurang memperhatikan komite sekolah dengan sekolah
hasil belajar siswa b. Ketidakharmonisan hubungan antar
anggota komite
b. Orang tua kurang mendukung 3. Kompetensi sosial dan kepribadian guru kurang 3. Kompetensi sosial dan kepribadian guru
pembelajaran di sekolah optimal kurang optimal
a. Ketidaktahuan karakteristik siswa
1. Orang tua mengalami kesulitan jika b. Komunikasi antara guru dan siswa
siswa diminta membawa bahan kurang optimal
untuk pelajaran c. Ketidakpedulian terhadap latar belakang
2. Orang tua lebih senang jika Diskusi Hari Ke 4 siswa
anaknya pandai di pondok Penyebab masalah menurut teman-teman
daripada pandai di sekolah a. Orang tua bekerja sepanjang hari
b. Siswa jauh dari orang tua
c. Orang tua tidak memiliki gadget
d. Orang tua berada dalam kondisi ekonomi bawah
e. Tingkat pendidikan
f. Kurangnya daya dukung dari keluarga

Diskusi Hari Ke-5


Penyebab masalah menurut literatur
• Nel Noddings (Santrock, 2010) percaya bahwa peserta
didik kemungkinan besar akan menjadi manusia yang
kompeten apabila mereka merasa diperhatikan.
Lingkungan keluarga yang tidak kondusif merupakan
salah satu faktor penyebab anak kurang berprestasi.
• Orang tua harus mampu menciptakan linkungan
keluarga yang kondusif sehingga akan merangsang
gairah belajar anak dan memotivasinya agar lebih
berprestasi (Mifzal, 2015).
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA Vol. 8 No.
1, Mei 2018, pp.19-27 | ISSN : 2301-5071 | eISSN :
2406-7393
• Purwanto mengutip pendapatnya Salzmann (1744-
1811), seorang penganut aliran philantropium, yang
telah mengeritik dan mengecam pendidikan yang telah
dilakukan oleh para orang tua waktu itu. Dalam
karangannya, Kresbuchlein (buku Udang Karang).
Salzmann mengatakan bahwa segala kesalahan siswa-
siswa itu adalah akibat dari perbuatan pendidik-
pendidiknya, terutama orang tua. Orang tua pada masa
Salzmann dipandangnya sebagai penindas yang
menyiksa siswanya dengan pukulan yang merugikan
kesehatannya, dan menyakiti perasaan-perasaan
kehormatannya. Disini Salzmann hendak
menunjukkan bahwa pendidikan keluarga atau orang
tua itu penting sekali. (Purwanto, 1995)
https://digilib.uinsby.ac.id

Diskusi Hari Ke-6


Penyebab masalah menurut teman sejawat / kepala sekolah
/ pengawas
Menurut Bu Susaemi, M.Pd (Pengawas Disdikbud Kab.
Magelang)
• Guru belum mengenal latar belakang siswa
• Guru pernah mengecewakan siswa (misalnya menegur
di depan kelas) sehingga siswa merasa malu dan
dendam kepada guru tersebut.
• Orang tua sibuk bekerja sehingga kurang perhatian /
komunikasi dengan anaknya.

Penyebab masalah menurut pakar


Menurut Bapak Agus Triyana, S.Pd (Guru berprestasi, saat ini
menjabat sebagai Kepala SMKN 3 Purworejo) komunikasi
adalah satu-satunya kunci dalam hubungan antara guru,
siswa dan orang tua siswa. Guru harus mengetahui latar
belakang keluarga siswa. Kendala yang dialami terkait dengan
komukasi antara guru dan orang tua adalah minimnya
perhatian guru terhadap siswa secara individual

4. Pemahaman / pemanfaatan model-model 1. Faktor internal : guru 1. Faktor internal


pembelajaran inovatif berdasarkan a. Ketidakmauan mempraktekkan
karakteristik materi dan siswa. pembelajaran inovatif
b. Tidak percaya diri dalam mempraktikkan
Guru kurang memahami sebagian besar pembelajaran inovatif
model pembelajaran inovatif c. Pembelajaran tidak kontekstual

Kelas 7 2. Faktor eksternal : sarana 2. Faktor eksternal:


Atom, Molekul, Campuran dan Pemisahannya a. Kurangnya pelatihan dalam
a. Guru cenderung menggunakan metode pengembangan model-model
ceramah pembelajaran inovatif
b. Guru tidak menggunakan b. Peran MGMP tidak optimal dalam
pembelajaran kontekstual memfasilitasi pengembangan model-
model pembelajaran
Kelas 8
Konsep Gerak dan Hukum Newton 3. Daya dukung sekolah kurang optimal
a. Guru jarang melakukan praktikum 3. Daya dukung sekolah kurang optimal a. Peran sekolah tidak optimal dalam
b. Guru hanya menggunakan metode memfasilitasai guru untuk
ceramah mengembangkan model pembelajaran
inovatif.
Kelas 9
Pewarisan Sifat Diskusi Hari Ke 4
a. Guru kesulitan membuat media Penyebab masalah menurut teman-teman
pembelajaran tentang persilangan 1. Guru kurang memahami model-model pembelajaran
b. Guru tidak menggunakan 2. Guru lebih menyukai metode ceramah
pembelajaran kontekstual
Diskusi Hari Ke-5
Penyebab masalah menurut literatur
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Supriyono Koes (2003) tentang kualitas pembelajaran
IPA di sekolah diperoleh bahwa kenyataan di lapangan
menunjukkan beberapa fakta dalam pembelajaran
Sains, antara lain:
(1) metode ceramah merupakan metode yang paling
dominan dalam pembelajaran Sains dengan guru
sebagai pengendali dan aktif menyampaikan informasi,
sedangkan metode-metode lain seperti metode
penugasan dan latihan, metode demonstarasi dan
metode proyek biasanya diabaikan atau jarang
digunakan,
(2) guru bertugas menyampaikan isi seluruh isi buku
ajar dan
(3) teknik inkuiri diabaikan dan jarang digunakan
dengan alasan khawatir tidak mampu menghabiskan
materi pelajaran.
https://www.researchgate.net/publication/320128
590_PELATIHAN_PENGGUNAAN_ALAT_PERAGA_STR
UKTUR_ATOM_DARI_LIMBAH_KERTAS_UNTUK_PEM
BELAJARAN_IPA_TERPADU_BAGI_GURU-
GURU_SMP_DI_KOTA_SEMARANG/link/59cfae960f7
e9b4fd7f474f3/download

Diskusi Hari Ke-6


Penyebab masalah menurut teman sejawat / kepala sekolah
/ pengawas
1. Menurut Bpk Muhammad Taufik, S.Pd (Guru IPA SMPN
1 Muntilan) guru belum menggunakan metode
pembelajaran yang tepat dalam setiap materi
pembelajaran, mungkin karena guru malas
mengembangkan diri atau kurangnya daya dukung
guru untuk mengembangkan metode pembelajaran
2. Menurut Bu Priyani, S.Pd (Guru IPA SMP N 3 Muntilan
Magelang) siswa kelas 7 yang merupakan peralihan dari
SD masih dalam tahap berpikir konkrit, padahal materi
kimia untuk SMP bersifat abstrak sehingga siswa
kesulitan menghubungkannya dengan pengetahuan
awal mereka.
3. Menurut Bapak Andhi S., S.Pd (Guru IPA SMP
Muhammadiyah Borobudur) guru belum tau cara
mengetahui adanya miskonsepsi dalam materi
pembelajaran yang telah diberikan kepada siswa
4. Menurut Bu Susaemi, M.Pd (Pengawas Disdikbud Kab.
Magelang) guru belum memiliki motivasi untuk
mengembangkan diri belajar metode pembelajaran
inovatif.

Diskusi Hari Ke-7


Penyebab masalah menurut pakar
1. Menurut Dra. Rr. Lis Permana Sari, M.Si (Dosen
Jurusan Pendidikan Kimia UNY) tidak ada metode
pembelajaran terbaik dalam suatu materi pelajaran.
Adanya adalah metode pembelajaran yang tepat. Metode
pembelajaran yang tepat akan membuat siswa paham
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Jika belum
menggunakan metode yang tepat, memungkinkan
terjadinya miskonsepsi terutama untuk materi kimia
yang memang abstrak. Metode ceramah menjadi favorit
di kalangan guru (pendidik). Di abad 21 ini metode
ceramah masih bisa relevan digunakan, tetapi perlu
dikombinasikan dengan metode yang lain (misalnya
direct instruction). Maka dari itu, guru perlu
meningkatkan kemampuannya menggunakan atau
menciptakan metode pembelajaran inovatif.
5. Materi terkait Literasi numerasi, Advanced 1. Faktor internal : guru 1. Faktor internal : guru
material, miskonsepsi, HOTS. a. Ketidakmauan menerapkan soal
Guru kurang memahami sebagian besar berbasis HOTS
materi terkait literasi numerasi, advanced b. Tidak percaya diri dalam
material, miskonsepsi dan HOTS mengembangkan materi terkait literasi
numerasi, advanced material,
2. Faktor eksternal : sarana miskonsepsi dan HOTS
Kelas 7
Atom, Molekul, Campuran dan Pemisahannya 2. Faktor eksternal : sarana
a. Miskonsepsi tentang unsur dan a. Kurangnya pelatihan dalam
molekul unsur pengembangan soal HOTS
b. Guru tidak memberikan materi b. Peran MGMP tidak optimal dalam
pengayaan memfasilitasi pengembangan soal HOTS
c. Guru tidak terbiasa mengembangkan
soal HOTS 3. Daya dukung sekolah kurang optimal 3. Daya dukung sekolah kurang optimal
a. Peran sekolah dalam memfasilitasi guru
Kelas 8 untuk mengembangkan literasi dan
Konsep Gerak dan Hukum Newton Diskusi Hari Ke 4 numerasi kurang optimal
a. Guru kurang memperhatikan siswa Penyebab masalah menurut teman-teman
yang memiliki kemampuan literasi dan 1. Materi atom sangat abstrak sehingga menimbulkan
numerasi rendah banyak miskonsepsi
b. 2. Guru berasal dari salah satu jurusan sehingga kurang
menguasai jurusan yang lain
Kelas 9 3. Siswa tidak memperhatikan saat pelajaran
Pewarisan Sifat 4. Guru jarang mengembangkan soal berbasis HOTS
a. Miskonsepsi tentang penerapan dalam
kehidupan sehari-hari tentang peluang Diskusi Hari Ke-5
prosentase keturunan pada Penyebab masalah menurut literatur
persilangan. 1. Laily Eka Pradina (2022) Faktor penyebab terjadinya
1. kurangnya pengetahuan prasyarat miskonsepsi yaitu siswa, guru, cara mengajar, konteks,
tentang dominan dan resesif dan buku ajar yang digunakan
2. miskonsepsi lanjutan dari https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu/arti
pengetahuan prasyarat matematis cle/view/36755
konsep peluang 2. Tarmizi (2019) : Miskonsepsi siswa diakibatkan karena
cara belajar siswa lebih banyak menghafal bukan
memahami konsep dan kemampuan siswa dalam
menganalisis dan mengaitkan beberapa konsep masih
lemah. Serta cara mengajar guru tidak memberikan
penekanan konsep-konsep penting pada materi gaya
dan guru hanya memfokuskan siswa pada soal
hitungan saja
https://repository.ummat.ac.id/141/
3. Faktor yang mempengaruhi pemahaman fisika siswa
adalah model matematika yang cenderung lebih
diutamakan dibandingkan konsep itu sendiri. Pendidik
tentu sudah sangat paham bahwa matematika sangat
dibutuhkan dalam penguasaan suatu konsep fisika,
namun kurang berbuat banyak untuk mempertajam
pemahaman konsep siswa dan lebih menekankan pada
pemahaman matematis. Banyak siswa tingkat
menengah berupaya memahami konsep fisika dengan
model matematis (Nashon, 2006).
4. Penting sekali menanamkan dan mengembangkan
eksistensi dan pemikiran siswa tentang pemahaman
konsep fisika (Yeo et al., 2001).
5. Dengan pemahaman konsep yang baik terhadap
konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika, keterampilan
siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika juga
akan lebih baik. Rumus dalam fisika pada dasarnya
adalah penurunan dari sebuah konsep. Penyelesaian
soal fisika tanpa rumus di tingkat SMP atau SMA bisa
dilakukan dan justru lebih mudah jika siswa lebih
memahami konsep (Tampang et al., 2016).
(PDF) Pemahaman Siswa terhadap Konsep Hukum I
Newton (researchgate.net)

Diskusi Hari Ke-6


Penyebab masalah menurut teman sejawat / kepala sekolah
/ pengawas
1. Menurut Bu Priyani, S.Pd (Guru IPA SMP N 3 Muntilan
Magelang) guru belum mengembangkan model
pembelajaran yang tepat bagi siswa SMP kelas 7 yang
masih dalam tahap berpikir konkrit. Siswa belum tentu
bisa memahami maksud dari pertanyaan yang
disampaikan.
2. Menurut Bu Suciyanti, S.Pd (Kepala SMP IT AL-UMAR
Ngargosoka Srumbung Magelang) guru belum
mengikuti pelatihan atau belajar tentang metode
pembelajaran inovatif misalnya dengan studi banding
ke sekolah lain.
3. Menurut Bu Susaemi, M.Pd (Pengawas Disdikbud Kab.
Magelang) guru belum memiliki motivasi untuk
mengembangkan diri dalam penggunaan soal berbasis
HOTS

Diskusi Hari Ke-7


Penyebab masalah menurut pakar
1. Menurut Bapak Agus Triyana, S.Pd (Guru berprestasi,
saat ini menjabat sebagai Kepala SMKN 3 Purworejo),
permasalahan yang dialami guru terkait dengan soal
HOTS dikarenakan
a. Guru masih berpikir bahwa soal HOTS itu adalah
soal dengan hitungan rumit, padahal soal HOTS
tidak selalu berupa hitungan.
b. Guru belum memahami taksonomi bloom
2. Menurut Prof. Dr. Insih Wilujeng, M.Pd., yang dimaksud
dengan literasi IPA adalah memahami konsep IPA
sampai memahami bagaimana konsep tersebut
diterapkan dalam kehidupan sehari hari, maka ada 4
dimensi, konten, konteks, kompetensi dan sikap.
3. Menurut Prof. Dr. Insih Wilujeng, M.Pd (Dosen UNY)
Miskonsepsi bisa muncul karena kesalahan siswa
memahami makna konsep dari buku, kesalahan
pemahaman guru dalam memberikan umpan balik atau
penguatan konsep (karena kurangnya pemahaman),
ataupun kesalahan penjelasan konsep di buku dan dari
gambar yang dilampirkan pada buku.
6. Pemanfaatan teknologi/inovasi dalam 1. Faktor internal : guru 1. Faktor internal
pembelajaran. a. Ketidakmauan menggunakan
Guru belum memanfaatkan sebagian teknologi/inovasi dalam pembelajaran
besar teknologi/inovasi dalam b. Tidak percaya diri mengembangkan
teknologi / inovasi dalam pembelajaran
pembelajaran
2. Faktor eksternal : sarana 2. Faktor eksternal
a. Guru mengajar tanpa menggunakan a. Kurangnya pelatihan pemanfaatan
media berbasis IT teknologi/inovasi dalam pembelajaran
b. Guru belum mahir membuat media b. Peran MGMP belum optimal dalam
presentasi yang menarik (PPT, Canva, memfasilitasi guru untuk memanfaatkan
dll) teknologi/inovasi dalam pembelajaran
c. Guru belum memanfaatkan google
classroom, google meet atau zoom 3. Daya dukung sekolah kurang optimal 3. Daya dukung sekolah kurang optimal
meeting dalam pembelajaran daring. a. Peran sekolah belum optimal dalam
d. Guru belum bisa memberikan menfasilitasi guru untuk memanfaatkan
alternatif inovasi alat peraga yang tidak teknologi/inovasi dalam pembelajaran
bisa disediakan sekolah

Diskusi Hari Ke 4
Penyebab masalah menurut teman-teman
1. Sarana dan prasarana kurang memadai
2. Kurangnya kompetensi guru dalam menggunakan
media digital
3. Guru malas mengembangkan diri dengan teknologi /
inovasi

Diskusi Hari Ke-5


Penyebab masalah menurut literatur
1. Belum semua guru memanfaatkan TIK dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang
diampunya walaupun mereka telah memahami bahwa
strategi pembelajaran yang demikian ini sangat
menunjang atau membantu tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi pelajaran. Kendala pemanfaatan
TIK oleh guru adalah: tidak adanya akses, tidak
adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak
mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki
pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya kemauan
guru untuk memanfaatkan TIK. Sehingga solusi dari
kendala pemanfaaatan TIK adalah: dilakukan
sosialisasi yang terusmenerus tentang potensi,
manfaat, dan pentingnya TIK di dalam kegiatan
pembelajaran sehingga ada dukungan kebijakan, tidak
hanya dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,
instansi swasta tetapi juga dari kepala sekolah,
dilaksanakan pelatihan yang lebih intensif dengan
waktu yang lebih longgar atau memadai sehingga
dimungkinkan bagi guru untuk mempraktekkan hasil
pelatihan di dalam kelas, para guru merespons
kemajuan TIK secara positif dengan tindakan nyata
melalui pemanfaatan TIK di dalam kegiatan
pembelajaran yang menjadi tugas profesionalnya, dan
dilaksanakan pengadaan perangkat TIK di sekolah
secara bertahap dan berkelajutan, baik melalui
pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat.
Lestari, S. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan TIK oleh guru. Kwangsan: Jurnal
Teknologi Pendidikan, 3(2), 121-134.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php
/jurnalkwangsan/article/view/29

2. Salah satu upaya untuk pembelajaran fisika bagi


peserta didik yang memiliki karakter seperti di atas dan
mengikuti harapan kurikulum 2013 dalam dunia
revolusi industri 4.0 adalah dengan menggunakan
teknologi sebagai media pembelajaran. Hal ini didukung
oleh Fauziah & Asy’syifaa (2016), bahwa teknologi
informasi dan komunikasi mutakhir memungkinkan
untuk peningkatan kualitas pendidikan, perangkat
lunak pendidikan yang interaktif adalah jalan untuk
memperkaya pendidikan dengan mengintegrasikan
teknologi ke dalam kelas tradisional. Selain itu,
teknologi merupakan sumber daya yang bagus bagi
guru sebagai penunjang dalam proses pengajaran dan
pembelajaran.
https://www.researchgate.net/publication/340904183
_ANALISIS_PEMBELAJARAN_MATERI_HUKUM_NEWT
ON_MELALUI_MODEL_FLICLA_PROLING_BERBASIS_P
ORTAL_RUMAH_BELAJAR_TERINTEGRASI_SI_ASSEB
/link/5ea39461a6fdccd794516f92/download

Diskusi Hari Ke-6


Penyebab masalah menurut teman sejawat / kepala sekolah
/ pengawas
1. Menurut Bapak Andhi S., S.Pd (Guru IPA SMP
Muhammadiyah Borobudur) guru sudah nyaman hanya
dengan menggunakan media power point sehingga
kurang termotivasi untuk belajar lebih.
2. Menurut Bu Suciyanti, S.Pd (Kepala SMP IT AL-UMAR
Ngargosoka) sekolah belum memiliki sarana yag
memadai (laptop dengan akses yang lambat, koneksi
internet kurang baik)
3. Menurut Bu Susaemi, M.Pd (Pengawas Disdikbud Kab.
Magelang) guru belum mau mengembangkan diri
dengan media pembelajaran berbasis IT

Diskusi Hari Ke-7


Penyebab masalah menurut pakar
1. Menurut Prof. Dr. Insih Wilujeng, M.Pd. selaku Dosen
UNY, beliau mengatakan bahwa pemahaman IPA itu
banyak yang sifatnya konseptual. Oleh karena itu,
caranya agar siswa dapat berpartisipasi aktif dan
memahami setiap materi IPA adalah dengan melakukan
simulasi dan praktik. Tetapi hal tersebut juga harus
memperhatikan daya dukung yang dimiliki oleh
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai