Anda di halaman 1dari 15

Nama : Yustika Amelia

Asal Instansi : SMPN 2 Teluknaga


LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
No. Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
telah penyebab masalah
diidentifikasi
1 Kurangnya Sumber kajian literatur Setelah dilakukan kajian
motivasi literasi dan hasil
belajar siswa di 1. Menurut Rohman dan Karimah wawancara, faktor yang
kelas (2018:108), faktor yang menyebabkan kurangnya
menyebabkan motivasi belajar motivasi belajar siswa di
matematis rendah adalah tempat kelas adalah:
belajar, kondisi fisik siswa, 1) cepat merasa bosan dan
kecerdasan siswa, sarana prasarana, mudah putus asa ketika
waktu pembelajaran, kebiasaan proses pembelajaran
belajar siswa, guru, orangtua, kondisi 2) kurangnya tanggung
emosional siswa, dan faktor jawab sebagai seorang
kesehatan siswa. pelajar
Sumber: 3) kondisi fisik, emosional
Rohman, A. A., & Karimah, S. dan lingkungan siswa
(2018). Faktor-faktor yang 4) waktu dan tempat
mempengaruhi rendahnya motivasi belajar
belajar siswa kelas XI. Jurnal At- 5) sarana dan prasarana
Taqaddum, 10(1), 95-108. pendukung proses
http://download.garuda.kemdikbu pembelajaran
d.go.id/article.php?article=172269
4&val=8655&title=FAKTOR-
FAKTOR%20YANG%20MEMP
ENGARUHI%20RENDAHNYA
%20MOTIVASI%20BELAJAR%
20SISWA%20KELAS%20XI

2. Sardiman (dalam C. Moslem, dkk,


2019:259), menyatakan bahwa
peserta didik yang rendah
motivasinya akan terlihat acuh tak
acuh, cepat bosan, mudah putus asa
dan berusaha menghindar dari
kegiatan. Seorang siswa yang
memiliki motivasi tinggi dalam
belajar akan ditunjukkan oleh
delapan (8) ciri-ciri, sebagai berikut:
tekun menghadapi tugas (dapat
bekerja terus-menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti
sebelum waktu selesai), ulet
menghadapi kesulitan(tidak lekas
putus asa), menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah,
lebih senang bekerja mandiri, tidak
cepat bosan pada tugas-tugas rutin,
dapat mempertahankan pendapatnya,
tidak melepas hal yang diyakini itu,
dan senang mencari dan
memecahkan masalah
Sumber:
Moslem, M. C., Komaro, M., &
Yayat, Y. (2019). Faktor-Faktor yang
menyebabkan rendahnya motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran
aircraft drawing di SMK. Journal of
Mechanical Engineering
Education, 6(2), 258-265.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jm
ee/article/view/21803

3. Menurut Arianti (2018:133), adapun


peran guru dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa sebagai
berikut:
1) Menjadikan siswa yang aktif
dalam kegiatan belajar mengajar
2) Menciptakan suasana kelas yang
kondusif
3) Menciptakan metode
pembelajaran yang bervariasi
4) Meningkatkan antusias dan
semangat dalam mengajar
5) Memberikan penghargaan
6) Menciptakan aktivitas yang
melibatkan siswa dalam kelas

Untuk itu peran guru sangatlah


penting, apabila guru tidak ikut serta
dalam motivasi belajar siswa maka
siswa kurang kreatif dan tidak
terpancing untuk bersikap aktif.
Maka dari itu peran guru sangatlah
berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa dan tujuan utamanya
untuk mencapai prestasi dan
meningkatkan mutu belajar dalam
proses pembelajaran.
Sumber:
Arianti, A. (2019). Peranan Guru
dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa. Didaktika: Jurnal
Kependidikan, 12(2), 117-134.
https://www.google.com/url?sa=t&r
ct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
&ved=2ahUKEwje2NTUvaL7AhUI
03MBHXFqBbUQFnoECAsQAQ&
url=https%3A%2F%2Fjurnal.iain-
bone.ac.id%2Findex.php%2Fdidakti
ka%2Farticle%2Fdownload%2F181
%2F110&usg=AOvVaw2U5utBQk
UmEPeWP3YNCEnX

Sumber Wawancara

a. Dengan Kepala Sekolah


(Endaryanto, S.Pd., M.Si./9-10-
2022)
Faktor-faktor yang menyebabkan
kurangnya motivasi siswa adalah:
1) aspirasi siswa
2) kondisi siswa
3) kondisi lingkungan siswa
4) unsur belajar siswa
5) upaya guru mengajari siswa.

b. Dengan Guru Matematika (Zainal


Imron, S.Pd./9-10-2022)
Kurangnya motivasi belajar siswa di
kelas adalah karena kurangnya
kesadaran akan tanggung jawab
sebagai seorang pelajar, serta
kurangnya arahan pembimbing
kelas.

c. Dengan Pakar/Dosen (Uning


Purwati, S.Pd/ 9-10-2022)
Faktor-faktor yang menyebabkan
kurangnya motivasi siswa adalah:
Faktor kemauan belajar siswa, orang
tua, mata pelajarannya, dan bahkan
bisa jadi gurunya.

2 Terbatasnya Sumber kajian literatur Setelah dilakukan kajian


pemahaman literasi dan hasil
guru terkait 1. Menurut (Merisa Kartikasari et al., wawancara, terbatasnya
materi literasi 2016), penyebab utama siswa belum pemahaman guru terkait
numerasi mampu menyelesaikan permasalahan materi literasi numerasi
atau soal berbasis matematika dan dapat disebabkan oleh:
sains berbasis literasi dan numerasi 1. Siswa kurang banyak
adalah kurangnya pembiasaan siswa berlatih menyelesaikan
dalam menyelesaikan soal-soal soal-soal berbasis
berbasis literasi dan numerasi. Hal ini literasi dan numerasi
disebabkan karena sebagian besar 2. sebagian besar guru
guru belum menggunakan soal belum menggunakan
literasi dan numerasi dalam soal literasi dan
pembelajaran. Guru juga masih numerasi dalam
kesulitan dalam menyusun soal pembelajaran
literasi numerasi terutama untuk 3. minimnya pengetahuan
guru-guru di tingkat sekolah guru dan keterbatasan
menengah pertama. Sehingga guru ide dalam menyusun
cenderung memberikan soal-soal soal literasi numerasi
rutin yang dapat langsung 4. belum adanya pelatihan
diselesaikan dengan menggunakan khusus untuk guru
suatu persamaan. dalam penyusunan dan
Sumber: pengembangan
Kartikasari, M., Kusmayadi, T. A., & matematika dan sains
Usodo, B. (2016, November). berbasis numerasi
Kreativitas guru SMA dalam
menyusun soal ranah kognitif ditinjau
dari pengalaman kerja. In Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika.
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.
php/snmpm/article/view/10852

2. Menurut Novita,dkk (2022), hasil


observasi yang dilakukan di beberapa
sekolah Menengah Pertama di Aceh
Utara diperoleh data: (1) Belum
adanya pelatihan khusus untuk guru
dalam penyusunan dan
pengembangan matematika dan sains
berbasis numerasi. (2) Minimnya
pengetahuan guru dan keterbatasan
ide dalam penyusunan soal berbais
numerasi. (3) Guru belum
menggunakan soal literasi numerasi
dan sains dalam proses pembelajaran.
Sumber:
Novita, N., Muliani, M., & Mellyzar,
M. (2022). PELATIHAN
PENGEMBANGAN SOAL
MATEMATIKA DAN SAINS
BERBASIS NUMERASI PADA
GURU UNTUK MENUNJANG
ASESMEN
NASIONAL. SELAPARANG Jurnal
Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 6(1), 486-493.
https://journal.ummat.ac.id/index.
php/jpmb/article/view/7761
Sumber Wawancara

a. Dengan Guru Matematika (Zainal


Imron, S.Pd./9-10-2022)
Terbatasnya pemahaman guru terkait
materi literasi numerasi yaitu:
1) usia yang berpengaruh kepada
motivasi
2) pemahaman guru terhadap
pembelajaran literasi dan
numerasi
3) keterbatasan kemampuan guru
dalam menggunakan teknologi

b. Dengan Pakar/Dosen (Uning


Purwati, S.Pd/ 9-10-2022)
Terbatasnya pemahaman guru terkait
materi literasi numerasi yaitu karena:
1) Kurang berlatih
2) Kurangnya budaya membaca dan
memahami

3 Rendahnya Sumber kajian literatur Setelah dilakukan kajian


kemampuan literasi dan hasil
dasar 1. Kelima kemampuan dasar wawancara, rendahnya
matematis matematika siswa di Indonesia masih kemampuan dasar
siswa sangat rendah, hal ini dapat dilihat matematis siswa
dari hasil tes matematika studi disebabkan oleh:
TIMSS 2007 untuk kelas VIII, 1) guru dalam
Indonesia menempati peringkat ke- menyampaikan
36 dari 48 negara. Sementara itu, pembelajarannya masih
hasil tes PISA tahun 2006 tentang kurang kreatif dan
matematika, Indonesia berada inovatif
diperingkat 52 dari 56 negara. Aspek 2) Guru masih banyak
yang dinilai adalah kelima menjelaskan sehingga
kemampuan matematika menurut peserta didik kurang
NCTM (pemecahan masalah, mengalami proses
komunikasi, koneksi, penalaran, dan penemuan konsep-
representasi). Meski pada konsep pembelajaran
kenyatannya seperti itu, maka bukan 3) Siswa kurang berlatih
salah siswa di Indonesia tidak dapat 4) Guru kurang
menaklukkan matematika, akan memotivasi siswa
tetapi salah satu penyebabnya untuk lebih giat
dikarenakan oleh guru dalam 5) Model pembelajaran
menyampaikan pembelajarannya yang diterapkan dalam
masih kurang kreatif dan inovatif, kelas belum model
sehingga membuat siswa bosan dan pembelajaran berbasis
mudah jenuh dalam proses masalah sehingga siswa
pembelajaran. Guru masih banyak tidak aktif dan tidak
menjelaskan sehingga peserta didik
kurang mengalami proses penemuan memiliki penalaran
konsep-konsep pembelajaran, hal ini yang baik
menyebabkan siswa menjadi mudah
lupa terhadap materi yang
diterimanya dan kurang aktif dalam
pembelajaran matematika.
Sumber:
Hafriani, H. (2021).
MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN DASAR
MATEMATIKA SISWA
BERDASARKAN NCTM
MELALUI TUGAS
TERSTRUKTUR DENGAN
MENGGUNAKAN ICT
(Developing The Basic Abilities of
Mathematics Students Based on
NCTM Through Structured Tasks
Using ICT). JURNAL ILMIAH
DIDAKTIKA: Media Ilmiah
Pendidikan dan Pengajaran, 22(1),
63-80.
https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/didaktika/artic
le/view/7974

Sumber Wawancara

a. Dengan Guru Matematika (Zainal


Imron, S.Pd./9-10-2022)
Rendahnya kemampuan dasar
matematis siswa dapat disebabkan
oleh:
1) Siswa kurang berlatih
2) guru kurang memotivasi siswa
untuk lebih giat
3) model pembelajaran yang
diterapkan dalam kelas belum
model pembelajaran berbasis
masalah sehingga siswa tidak aktif
dan tidak memiliki penalaran yang
baik

4 Kurangnya Sumber kajian literatur Setelah dilakukan kajian


perhatian orang literasi dan hasil
tua terhadap 1. Dalam penelitian Nur Azizah (2022: wawancara, kurangnya
proses dan 2-4), menyebutkan bahwa orang tua perhatian orang tua
hasil belajar yang menjadi faktor utama dalam terhadap proses dan hasil
siswa keberhasilan pendidikan anak- belajar siswa dapat
anaknya, maka mereka tidak hanya disebabkan oleh:
bertanggung jawab dalam 1) Sikap orang tua yang
pembentukan karakter saja, namun hanya memperhatikan
juga dalam bidang pendidikan. pendidikan anaknya
Mereka dianjurkan untuk selalu pada awal semester
mendampingi atau memberi atau tahun ajaran baru
perhatian khusus kepada anaknya saja, selebihnya
dalam hal pendidikan yang anak diserahkan kepada
sedang tempuh. sehingga dengan sekolah
begitu tertanam motivasi dalam diri 2) orang tua jarang
anak untuk belajar dengan sungguh bahkan tidak pernah
sungguh dan mendapat nilai yang sama sekali
bagus dengan maksud agar orang menanyakan baik itu
tuanya bangga kepadanya. Menurut keseharian anaknya di
pengamatan penulis orang tua pada sekolah maupun
umumnya dalam hal pendidikan anak pelajaran pelajaran
khusunya di sekolah dasar, mereka yang anaknya
hanya memperhatikan pendidikan mengalami kesusahan
anaknya pada awal semester atau di dalamnya.
tahun ajaran baru saja, seperti 3) tidak menyediakan
membelikan perlengkapan sekolah fasilitas belajar anak
mulai dari seragam, sepatu, buku 4) kurang pengawasan
tulis, pena dan sebagainya. Setelah dari orang tua dalam
itu dalam proses pendidikan satu belajar dirumah.
semester yang ditempuh oleh anak 5) Tingkat pendidikan
kurang lebih 6 bulan lamanya, orang orang tua
tua jarang bahkan tidak pernah sama mempengaruhi
sekali menanyakan baik itu pemahaman tentang
keseharian anaknya di sekolah pentingnya
maupun pelajaran pelajaran yang pendidikan
anaknya mengalami kesusahan di 6) Orang tua sudah lelah
dalamnya. Mereka beranggapan bekerja
bahwa kewajibannya telah selesai 7) Orang tua tidak ada
ketika semua perlengkapan dan biaya target untuk
sekolah telah dipenuhinya, Dan yang pendidikan anaknya
bertanggung jawab sepenuhnya atas
kegiatan belajar, materi pengajaran,
dan nilai adalah guru. sehingga orang
tua masa bodoh dalam proses
pembelajaran anaknya. Padahal
keterlibatan orang tua dalam
pembelajaran di rumah yang
dimaksud adalah kegiatan orang tua
dalam membantu anak belajar di
rumah berdasarkan kegiatan yang ada
di sekolah, seperti membantu anak
mengerjakan tugas di rumah,
membacakan buku cerita yang
mendidik bagi anak, dan sebagainya
bukan hanya memenuhi kebutuhan
sekolahnya saja.
Sumber:
Azizah, N. (2022). Pengaruh
Keterlibatan Orang Tua Terhadap
Pencapaian Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di sdn 66
Cappakala Kab. Pinrang (Doctoral
dissertation, IAIN Parepare).
http://repository.iainpare.ac.id/412
4/

Sumber Wawancara

a. Dengan Kepala Sekolah


(Endaryanto, S.Pd., M.Si./9-10-
2022)
Kurangnya perhatian orang tua
terhadap proses dan hasil belajar
siswa dapat disebabkan oleh:
1) tidak menyediakan fasilitas
belajar anak
2) kurang pengawasan dari orang
tua dalam belajar dirumah.
3) tidak mengenali kesulitan anak.
4) tidak mengawasi anak dalam
belajar dirumah.

b. Dengan Guru (Zainal Imron, S.Pd./9-


10-2022)
Kurangnya perhatian orang tua
terhadap proses dan hasil belajar
siswa dapat disebabkan oleh
lingkungan dimana siswa berada
yang secara keadaan dimana orang
tua hanya mempercayakan kepada
sekolah untuk pembelajaran anak
didik, sehingga tidak terjalinnya
komunikasi untuk perkembangan
siswa secara baik

c. Dengan Pakar (Uning Purwati,


S.Pd/9-10-2022)
Penyebab kurangnya perhatian orang
tua terhadap proses dan hasil belajar
siswa dapat disebabkan oleh:
1) Tingkat pendidikan orang tua
mempengaruhi pemahaman
tentang pentingnya pendidikan
2) Orang tua sudah lelah bekerja
3) Orang tua merasa sudah
menitipkan anak di sekolah
4) Beban hidup orang tua sudah
berat
5) Orang tua tidak ada target untuk
pendidikan anaknya
5 Guru belum Sumber kajian literatur Setelah dilakukan kajian
mengoptimalk literasi dan hasil
an model 1. Menurut Rabiatul Nita (2022:1), wawancara, penyebab guru
pembelajaran peran guru sangat penting dalam belum mengoptimalkan
yang inovatif menentukan arah dan model model pembelajaran yang
sesuai dengan pembelajaran di dalam kelas maupun inovatif sesuai dengan
karakteristik di luar kelas. Untuk itu guru berperan karakteristik materi yaitu:
materi sebagai manager dan sekaligus 1) masih kurangnya alat-
pemimpin yang merancang berbagai alat media
pembaharuan program dan praktik pembelajaran yang ada
pembelajaran. Kemampuan disekolah
manajerial dan kepemimpinan 2) kemampuan guru dalam
diharapkan mampu menghasilkan menggunakan alat-alat
inovasi baru dalam membelajarkan media pembelajaran
anak didik. Dalam hal ini inovasi masih kurang
pembelajaran dapat berupa 3) guru kurang
pengembangan model-model menyiasati waktu
pembelajaran, strategi, dan 4) pengelolaan dan
penggunaan berbagai media belajar pengawasan kelas yang
yang memudahkan peserta didik tidak berjalan dengan
mencapai hasil belajar terbaik. baik.
Sumber: 5) belum terbiasa
Nita, R. (2022). Peran guru dalam melakukan metode dan
berinovasi terhadap perkembangan memahami langkah-
teknologi. langkah metode
https://osf.io/r3ebw tersebut

2. Menurut Said Alwi (2017:165-166),


problematika yang dihadapi guru
dalam pengembangan media yaitu
masih kurangnya alat-alat media
pembelajaran yang ada disekolah dan
kemampuan guru dalam
menggunakan alat-alat media
pembelajaran masih kurang. Upaya
untuk mengatasi problematika guru
dalam pengembangan media
pembelajaran yaitu memanfaatkan
semaksimal mungkin terhadap media
pembelajaran yang ada dengan
pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan, dilain sisi kepala
sekolah mengusulkan pengadaan
kelengkapan media pembelajaran
kepada pihak dinas pendidikan dan
membuat pelatihan-pelatihan kepada
guru-guru tentang cara penggunaan
media pembelajaran.
Sumber:
Alwi, S. (2017). Problematika guru
dalam pengembangan media
pembelajaran. ITQAN: Jurnal Ilmu-
Ilmu Kependidikan, 8(2), 145-167.
View of PROBLEMATIKA GURU
DALAM PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN
(iainlhokseumawe.ac.id)

Sumber Wawancara

a. Dengan Kepala Sekolah


(Endaryanto, S.Pd., M.Si./9-10-
2022)
Guru belum mengoptimalkan model
pembelajaran yang inovatif dapat
disebabkan oleh:
1) guru kurang menyiasati waktu
2) guru kurang mampu dalam
menguasai teknologi
3) pengelolaan dan pengawasan
kelas yang tidak berjalan dengan
baik.

b. Dengan Guru (Zainal Imron, S.Pd./9-


10-2022)
Guru belum mengoptimalkan model
pembelajaran yang inovatif dapat
disebabkan oleh keadaan dan
fasilitas serta keadaan siswa yang
maksimal.

c. Dengan Pakar (Uning Purwati,


S.Pd/9-10-2022)
Penyebab guru belum
mengoptimalkan model
pembelajaran yang inovatif adalah
karena:
1) Belum terbiasa melakukan
metode tersebut
2) Belum memahami langkah-
langkah metode tersebut
3) Punya metode pembelajaran yang
lain mungkin
6 Siswa belum Sumber kajian literatur Setelah dilakukan kajian
bisa literasi dan hasil
menyelesaikan 1. Menurut Kusuma dan Adna wawancara, faktor-faktor
soal HOTS (2021:158-159), soal HOTS yang menyebabkan siswa
merupakan soal yang memerlukan belum bisa menyelesaikan
penalaran tinggi, karena dengan soal HOTS yaitu:
mengerjakan soal HOTS maka 1) Kurangnya pemahaman
kemampuan analisis siswa akan konsep yang digunakan
terlatih, karena pada soal HOTS itu dalam perhitungan
memuat taksonomi bloom yang 2) tidak mampu
mulai dari tingkatan C4 memahami soal berupa
(menganalisis). Faktor yang narasi
menyebabkan siswa kesulitan dalam 3) siswa tidak terbiasa
menyelesaikan soal HOTS yaitu: 1) dengan soal HOTS
Kurangnya pemahaman konsep yang 4) salah mendeskripsikan
digunakan dalam perhitungan, 2) pertanyaan dari soal,
tidak mampu memahami soal berupa 5) kurangnya berlatih
narasi, 3) salah mendeskripsikan dalam menyelesaikan
pertanyaan dari soal, 4) kurangnya soal yang
berlatih dalam menyelesaikan soal membutuhkan
yang membutuhkan pemahaman dan pemahaman dan
penalaran tinggi. penalaran tinggi.

Kusuma, A. P., & Fatih'Adna, S.


(2021). Analisis Kesulitan Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Higher
Order Thinking Skill (Hots) Sistem
Persamaan Linear Dua
Variabel. Jurnal Saintika Unpam:
Jurnal Sains dan Matematika
Unpam, 3(2), 150-160.

2. Penyebab siswa belum mampu


menerapkan pola pembelajaran
matematika berbasis HOTS, hal ini
disebabkan antara lain adalah :
1) Belum terbiasa dengan HOTS
2) Tidak memahami pertanyaan
HOTS
3) Cara berfikirnya belum mampu
mengerjakan soal-soal tingkat
tinggi.
Untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami HOTS perlu
dibiasakan para siswa untuk melatih
dan terus diperkenalkan HOTS
dalam proses pembelajarannya.
Sumber:
Bahar, F. (2021). Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa SMP Kelas VII dengan
Pola Pembelajaran Matematika
Berbasis Hots pada Topik
Bilangan. Jupendik: Jurnal
Pendidikan, 5(1), 6-11.
http://jupendik.or.id/index.php/jupen
dik/article/view/68/26

Sumber Wawancara

a. Dengan Kepala Sekolah


(Endaryanto, S.Pd., M.Si./9-10-
2022)
Faktor yang menyebabkan siswa
kesulitan dalam menyelesaikan soal
HOTS yaitu:
1) hanya sebagian saja yang bisa
menyelesaikan soal HOTS
2) daya dukung dari diri siswa dan
guru dalam menyampaikan
materi kurang menarik
3) sarana yang dimiliki sekolah
kurang memadai.

b. Dengan Guru (Zainal Imron, S.Pd./9-


10-2022)
Faktor yang menyebabkan siswa
kesulitan dalam menyelesaikan soal
HOTS yaitu karena lebih kepada
sebuah tantangan dan kerja di
lapangan.

c. Dengan Pakar (Uning Purwati,


S.Pd/9-10-2022)
Faktor yang menyebabkan siswa
kesulitan dalam menyelesaikan soal
HOTS yaitu jika dilatih, pasti bisa.
Karena kita tidak tahu kemampuan
siswa jika kita beri kesempatan
untuk menyelesaikan soal tersebut.

7 Pemanfaatan Sumber kajian literatur Setelah dilakukan kajian


teknologi literasi dan hasil
berbasis 1. Menurut Sri Lestari (2015: 121-122), wawancara, pemanfaatan
TIK/ICT dalam Kendala pemanfaatan TIK oleh guru teknologi berbasis ICT
pembelajaran adalah: tidak adanya akses, tidak dalam pembelajaran yang
yang kurang adaanya sarana TIK, pembelajaran kurang maksimal dapat
maksimal tidak mengintegrasikan TIK, guru disebabkan oleh:
tidak memiliki pengetahuan tentang
TIK, dan tidak adanya kemauan guru 1. Tidak adanya akses
untuk memanfaatkan TIK. Sehingga internet
solusi dari kendala pemanfaaatan 2. Tidak tersedianya
TIK adalah: dilakukan sosialisasi sarana dan prasarana
yang terus-menerus tentang potensi, pendukung
manfaat, dan pentingnya TIK di 3. Keterbatasan ekonomi
dalam kegiatan pembelajaran siswa
sehingga ada dukungan kebijakan, 4. Guru belum mahir
tidak hanya dari pemerintah pusat, mempersiapkan materi
pemerintah daerah, instansi swasta dengan ICT
tetapi juga dari kepala sekolah, 5. Pembelajaran tidak
dilaksanakan pelatihan yang lebih mengintegrasikan TIK,
intensif dengan waktu yang lebih 6. Guru tidak memiliki
longgar atau memadai sehingga pengetahuan tentang
dimungkinkan bagi guru untuk TIK
mempraktekkan hasil pelatihan di 7. Tidak adanya kemauan
dalam kelas, para guru merespons guru untuk
kemajuan TIK secara positif dengan memanfaatkan TIK
tindakan nyata melalui pemanfaatan 8. Guru sudah terbiasa
TIK di dalam kegiatan pembelajaran dengan metode
yang menjadi tugas profesionalnya, ceramah
dan dilaksanakan pengadaan
perangkat TIK di sekolah secara
bertahap dan berkelajutan, baik
melalui pemerintah, pihak swasta
maupun masyarakat.
Sumber:
Lestari, S. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan TIK
oleh guru. Kwangsan: Jurnal
Teknologi Pendidikan, 3(2), 121-
134.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.g
o.id/index.php/jurnalkwangsan/articl
e/view/29/28

2. Menurut Rose Winda dan Febrina


Dafit, (2021) penyebab guru tidak
mengoptimalkan penggunaan
teknologi dalam pembelajaran adalah
minimnya kemampuan dan
pemahaman guru mengenai IT, serta
guru-guru yang sudah lanjut usia.
Sumber:
Winda, R., & Dafit, F. (2021).
Analisis Kesulitan Guru dalam
Penggunaan Media Pembelajaran
Online di Sekolah Dasar. Jurnal
Pedagogi dan Pembelajaran, 4(2).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.
php/JP2/article/view/38941

3. Menurut Asep Suratman, dkk


(2019:23), seiring dengan dengan
berkembangnya teknologi komputer
pada saat ini, maka pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) atau ICT sangat dibutuhkan.
Perkembangan TIK telah
memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap dunia pendidikan,
khususnya dalam proses
pembelajaran sampai proses evaluasi
pendidikan. Adapun sebagai
alternatif solusi untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika,
media pembelajaran berbasis TIK
diharapkan menjadi solusi yang
efektif dan efisien. Fungsi media
dalam pembelajaran matematika
diantaranya untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa, menjadikan
pembelajaran lebih menarik, dan
yang paling utama adalah
mempermudah siswa dalam
mempelajari matematika yang
bersifat abstrak. Sehingga dengan
pemanfaatan media tersebut, konsep
matematikanya dapat disajikan lebih
konkret dan mudah dipahami. Serta
penggunaan media pembelajaran
berbasis TIK dapat menciptakan
pembelajaran yang interaktif melalui
simulasi atau demonstrasi. Dalam
pembelajaran berbasis TIK media
yang digunakan terdiri dari dua jenis
yaitu, media perangkat keras
(hardware) dan media perangkat
lunak (software).
Sumber:
Suratman, A., Afyaman, D., &
Rakhmasari, R. (2019). Pembelajaran
berbasis TIK terhadap hasil belajar
matematika dan motivasi belajar
matematika siswa. Jurnal
Analisa, 5(1), 41-50.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.p
hp/analisa/article/view/4828
Sumber Wawancara

a. Dengan Kepala Sekolah


(Endaryanto, S.Pd., M.Si./9-10-
2022)
Pemanfaatan teknologi berbasis ICT
dalam pembelajaran kurang
maksimal dapat disebabkana oleh:
1) Akses internet yang kurang
memadai
2) Sarana dan prasarana di sekolah
yang kurang mendukung dalam
dalam pemanfaatan ICT.

b. Dengan Guru (Zainal Imron, S.Pd./9-


10-2022)
Pemanfaatan teknologi berbasis ICT
dalam pembelajaran kurang
maksimal karena keterbatasan
ekonomi siswa dan fasilitas sekolah
yang belum memadai.

c. Dengan Pakar (Uning Purwati,


S.Pd/9-10-2022)
Pemanfaatan teknologi berbasis ICT
dalam pembelajaran kurang
maksimal karena:
1) Guru sudah terbiasa dengan
metode ceramah
2) Tidak tersedianya sarana dan
prasarana pendukung
3) Guru belum mahir
mempersiapkan materi dengan
ICT

Anda mungkin juga menyukai