Masalah yang
No Analisis eksplorasi
telah Ekspolasi Penyebab
. penyebab masalah
diidentifikasi Masalah
1 Rendahnya Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis
motivasi belajar Andriani, Rike, and Rasto terhadap kajian literatur dan
siswa Rasto. "Motivasi belajar hasil wawancara dapat
sebagai determinan hasil diketahui penyebab
belajar siswa." Jurnal rendahnya motivasi belajar
Pendidikan Manajemen siswa adalah :
Perkantoran (JPManper) 4.1 1. Kurangnya Minat belajar
(2019): 80-86. 2. Suasana belajar dikelas
yang belum kondusif
Motivasi belajar dapat 3. Kemampuan diri seperti
diartikan Sebagai daya kondisi jasmani dan
pendorong untuk melakukan rohani, cita-cita/aspirasi
aktivitas belajar tertentu yang belum jelas.
yang berasal dari dalam diri 4. Sarana belajar tidak
dan juga dari luar individu memadai
sehingga menumbuhkan 5. Pembelajaran masih
semangat dalam belajar monoton
(Monika& Adman, 2017) 6. Kebutuhan belajar
belum/tidak terpenuhi
didalam pembelajaran
Moslem, Muhammad C., dikelas
Muumu Komaro, and Yayat 7. Kurangnya kesadaran
Yayat. "Faktor-Faktor yang tentang pentingnya
menyebabkan rendahnya belajar
motivasi belajar siswa dalam
mata pelajaran aircraft
drawing di SMK." Journal of
Mechanical Engineering
Education 6.2 (2019): 258-
265.
Wawancara :
Guru (Syaika Ardini, S.Pd)
Indikator rendahnya
motivasi belajar siswa:
1. Banyak diam dan
tidak fokus,
2. bergurau dengan
teman,
3. kurang literasi,
4. tugas tidak
dikerjakan/terlambat
dikumpul
Faktor penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa :
1. Tujuan yang akan
dicapai tidak jelas,
2. kecanduan game,
3. kurangnya kesadaran
siswa tentang
pentingnya Belajar
Beberapa pengertian
sumber belajar menurut
Hamalik dalam Priyadi
(1998) adalah sebagai
berikut:
Afrizal,
Muhammad. Hubungan
Pemanfaatan Internet
Sebagai Sumber Belajar
Dengan Hasil Belajar Sistem
Rem Siswa SMK Kelas XI
Teknik Kendaraan Ringan di
Kecamatan Medan Barat
Tahun Ajaran 2021/2022.
Diss. UNIMED, 2022.
Wawancara:
1. memudahkan siswa
untuk memperoleh
informasi,
2. Menggali pengetahuan
yang lebih luas
1. malas
membaca/mencari
sumber belajar di
internet
2. siswa menggunakan
internet untuk media
sosial
1. memvariasikan
sumber belajar
2. mudah mengelola dan
mengadministrasikan
pembelajaran
3. mempermudah siswa
dalam mengumpulkan
tugas.
Literasi numerasi
diartikan sebagai
kemampuan
mengaplikasikan
konsepbilangan dan
keterampilan operasi
berhitung dalam
kehidupan sehari-hari
dankemampuan untuk
menginterpretasikan
informasi yang bersifat
kuantitatif yangada di
lingkungan siswa.
Rendahnya kemampuan
siswa dalam
menyelesaikan soal
literasi numerasidalam
hasil tes INAP, PISA,
dan TIMSS dipengaruhi
oleh faktor:
1. siswa belum
terbiasa
menyelesaikan soal
soal pemecahan
masalah
literasi,matematika,
dan sains
berkonteks dan
HOTS yang
membutuhkan
penalaran, berpikir
kritis, reflektif,
dan kreatif dari
konten,konteks,mate
ri,dan proses Surya
puspita rinietal
(2018)dan
2. siswa kesulitan
dalam memahami
teks, membuat
representasi, dan
melaksanakan
strategi penyelesaian
masalah (Sholihah
&Afriansyah, 2017).
Merujuk pada
Han,dkk.(2017),
indikator kemampuan
numerasi dalah :
1. menggunakan
berbagai macam
angka dan simbol
yang terkait dengan
matematikadasar
untuk
memecahkan
masalah dalam
berbagai macam
konteks
kehidupansehari-
hari,
2. menganalisis
informasi yang
ditampilkan dalam
berbagai bentuk
(grafik, tabel,bagan,
diagram dan lain
sebagainya)
3. menafsirkan hasil
analisis tersebut
untuk memprediksi
dan mengambil
keputusan.
Wawancara :
Numerasi adalah
kemampuan menerapkan
konsep bilangan akan
keterampilan berhitung
dalam kehidupan sehari-hari
dan menginterpretasikan
yang terdapat disekitarnya.
Numerasi adalah
kemampuan
mengaplikasikan konsep
bilangan dan operasi
berhitung dalam
pembelajaran disekolah
maupun dilingkungan
Munawaroh, Munawaroh,
Syela Lailaturrohmah, and
Syaiful Arif. "Upaya
Mengatasi Rasa Kantuk
Siswa SMP dI Ponorogo saat
Proses Pembelajaran Biologi
di Dalam Kelas." PISCES:
Proceeding of Integrative
Science Education Seminar.
Vol. 1. No. 1. 2021.
Andreas (2007)
menggambarkan ciri-ciri
rasa kantuk berlebihan
yaitu
1. bangun tidur tak segar,
2. cepat mengantuk, sulit
berkonsentrasi,
3. cepat lelah,
4. plus daya ingat yang
terus menurun.
Mengamati jawaban-
jawaban taruna yang
mengantuk saat mengikuti
kuliah ada lima faktor
yaitu:
(1) kurang tidur;
(2) Tidur berlebihan;
(3) Makan terlalu kenyang
(4) Terlalu lelah
(5) Tidak ada gairah
(Passion)
Wawancara :
1. Faktor lingkungan
(suasana kelas yang
terlalu hening, tidak
ada pemantauan guru
dll
2. Faktor dri sendiri
(sakit, begadang
semalam, kebutuhan
belajar tidak
terpenuhi, bosan,
masalah keluarga,
masalah dengan
guru/teman, dll)
3. Faktor pembelajaran
(tidak menarik, tidak
bisa dipahami, tidak
menantang, dll)
5 Pelanggaran Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis
Tata Febrian, Vita, and Harmanto terhadap kajian literatur dan
tertib/aturan Harmanto. "STRATEGI hasil wawancara dapat
yang telah PENANAMAN KARAKTER diketahui bahwa penyebab
disepakati MANDIRI DAN DISIPLIN Pelanggaran Tata
didalam MELALUI METODE tertib/aturan yang telah
pembelajaran PEMBIASAAN DI SMPN 3 disepakati didalam
PETERONGAN pembelajaran adalah :
JOMBANG." Kajian Moral 1. Kurangnya kesadaran
dan Kewarganegaraan 10.2 untuk menaati Tata
(2022): 412-426. tertib/aturan yang
telah disepakati
Disiplin memiliki arti didalam pembelajaran
bahwa ketaatan dan 2. Kurangnya sikap
kepatuhan kepada disiplin dan
peraturan tata tertib, bertanggung jawab
aturan, atau norma, dan 3. Peraturan yang
lain sebagainya, sehingga disepakati di kelas
karakter disiplin menjadi belum tentu
sangat penting dalam disepakati oleh selurh
pelaksanaan pembelajaran anggota kelas
di lingkungan 4. orangtua yang tidak
sekolah(Manshur dalam pernah memberikan
Zubaedi, 2011:8). perhatian dan kasih
sayang terhadap anak
Alasan yang menjadi 5. Pendidikan Orangtua
pentingnya karakter yang kurang
disiplin yaitu sebagai membiasakan anak
berikut (Tu’u dalam Evinna, untuk disiplin
2016:3). 6. Metode pembelajaran
1. Disiplin dapat muncul yang kurang tepat
karena kesadaran yang diterapkan
diri, maka peserta didalam pembelajaran
didik akan berhasil 7. Tidak adanya
dalam belajarnya, komitmen atas apa
sebaliknya peserta yang disepakati
didik yang 8. Waktu merumuskan
seringmelanggar kesepakatan anggota
peraturan sekolah kelas tidak diminta
akan terhambat memberikan
dalam optimalisasi pendapatnya
prestasi dan .
potensinya.
2. Tanpa disiplin yang
baik, suasana
sekolah menjadi
kurang kondusif bagi
proses belajar
mengajar.
3. Disiplin menjadi salah
satu bagian peserta
didik untuk sukses
dalam belajar
mengajar
Wawancara :
Guru ( Imelda, S.Pd, M.Pd.T)
Bentuk-bentuk pelanggaran
yang ditemukan dikelas
dalam pembelajaran yang
sudah disepakati:
1. siswa tidak masuk
kelas
2. siswa yang terkadang
tidak pakai baju
praktek
3. siswa lalai
mengumpulkan tugas
Penyebab siswa melakukan
pelanggaran tata
tertib/aturan yang telah
disepakati didalam
pembelajaran:
1. Kurang Disiplin
2. ada yang belum tegas
melaksanakan disiplin
3. merasa tugas sebagai
beban
Wakil Kurikulum (Ilham
Effendi, S.Pd, M.Kom)
Bentuk-bentuk pelanggaran
yang ditemukan dikelas
dalam pembelajaran yang
sudah disepakati:
1. Datang Te rlambat
2. Kurang aktif
3. Terlambat
mengumpulkan Tugas
Penyebab siswa melakukan
pelanggaran tata
tertib/aturan yang telah
disepakati didalam
pembelajaran :
Wawancara
1. kebanyakan karena
kurang percaya diri
2. terbatasnya kosakata
1. Belum memiliki
Karakter Mandiri
2. Takut disalahkan
3. Malu dengan teman
4. Tidak
berminat/termotivasi
dalam pembelajaran
Selanjutnya, menurut
Partiningsih (2017:202)
ada beberapa hal yang
dapat berpengaruh
terhadap kerjasama
sekolah dan orang tua
ditinjau dari pihak sekolah
dan orang tua, sebagai
berikut:
1. Dari Sekolah (Guru)
a. Sikap dari guru
b. Tidak banyak
guru yang
memiliki
keyakinan dapat
memberikan
perubahan pada
pemahaman
orang tua
c. Pandangan
terhadap guru
terhadap orang
tua
2. Dari Orang Tua
a. Pandangan orang
tua
b. Tuntutan hidup,
pengetahuan dan
lingkungan.
Wawancara :
1. faktor Ekonomi
keluarga, sehingga
waktu komunikasi ,
2. didikan pola asuh
orang tua akan
berpengaruh
3. Bimbingan dan
komunikasi pada usia
dini dan usia sekolah
Afifah, Nuraini
Dhimas. PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA
DIDIK (Studi Quasi
Eksperimen Pada Mata
Pelajaran Produk Kreatif
dan Kewirausahaan Siswa
Kelas XI RPL di SMK
Negeri 1 Karawang
Semester Ganjil Tahun
Ajaran. Diss. FKIP UNPAS,
2022.
1. bentuk pembelajaran
diskusi kelompok kecil
masih bersifat
monoton,
2. kurangnya
keterampilan
penalaran (reasoning),
yakni
mengasosiasikan atau
menghubungkan cara
untuk memecahkan
masalah dengan
menganalogikannya
dengan masalah
serupa lainnya.
3. Kemampuan berpikir
kritis peserta didik
masih kurang terlihat
baik pada waktu
diskusi maupun
ketika guru
mengajukan
pertanyaan,
Aristya, N., & Darminto, E.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI KEAKTIFAN
BELAJAR PESERTA DIDIK.
Aristya, N., & Darminto
(2019) Faktor-faktor
keaktifan belajar peserta
didik dapat dilihat secara
simultan maupun parsial.
1. Secara
simultan tingkat
kesehatan fisiologis,
tingkat motivasi
belajar, dan tingkat
minat belajar
berpengaruh
2. Secara parsial
tingkat kesehatan
fisiologis tidak
berpengaruh signifikan
terhadap keaktifan
belajar peserta didik
Wawancara
1. Kurangnya
kemandirian dalam
belajar,
2. kurangnya keberanian
untuk tampil berbicara,
3. adanya rasa malas
atau cuek pada diri
siswa
1. Hadir sepenuhnya
2. aktif dalam bertanya
3. Menyelesaikan tugas
dengan baik.
1. Tidak hadir
sepenuhnya.
2. Pengaruh
Handphone/Gadget.
3. Tidak
berminat/termotivasi
dalam pembelajaran.
Pengawas(Dra. Haswinda
Abdi, M.Pd)
Berdasarkan permasalahan
tersebut dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang
berperan penting ialah
guru. Guru harus
menyiapkan strategi
pembelajaran agar proses
pembelajaran tidak bersifat
konvensional.
1. Pembelajaran yang
cenderung bersifat
teacher-centered,
sehingga siswa
kurang aktif
terhadap proses
pembelajaran.
2. Kurangnya inovasi
pada model
pembelajaran
menjadikan peserta
didik merasa bosan
Wawancara :
Indikator siswa merasa
bosan dalam pembelajaran
1. tertidur dalam kelas
2. sering minta izin
3. ribut dan
mengganggu
temannya
Wakil Kurikulum
Indikator siswa merasa
bosan dalam pembelajaran
1. Mengantuk saat
belajar.
2. Sering keluar kelas.
3. Tidak aktif dalam
belajar
Penyebab Siswa merasa
bosan dalam pembelajaran
yang monoton :
penggunaan model
pembelajaran yang tidak
variatif/ pembelajaran
belum berdiferensiasi
Wawancara:
Penyebab pembelajaran
dikelas belum berbasis HOTS
(Keterampilan berpikir
tingkat tinggi)
1. siswa belum memiliki
kemandirian dalam
proses pembelajaran,
2. kurangnya motivasi
belajar siswa tersebut
untuk melaksanakan
pembelajaran mandiri
Penyebab pembelajaran
dikelas belum berbasis HOTS
(Keterampilan berpikir
tingkat tinggi)
1. Pembelajaran masih
Teacher centered
2. Pembelajaran belum
berbasis project,
masih berupa teori
dan konsep
2. Faktor Murid :
a. Pola belajar
konvensional yang
sudah terbentuk
sejak dini
b. Pengaruh gadget
yang menjadikan
pola pikir mereka
terhambat
1. kurangnya waktu,
kurangnya pelatihan
TIK,
2. kurangnya
kesempatan
mengembang diri
3. ketersediaan jaringan
internet dan sinyal.
4. Selanjutnya kendala
berikutnya adalah
ketersediaan listrik.
5. Pengetahuan teknis
guru tentang teknologi
informasi dan
komunikasi yang
terbatas
Wawancara
Wawancara :
Guru (Rostinnisah, S.Kom)
Contoh yang dapat dilihat
pada saat pembelajaran
kemampuan peserta didik
dalam penggunaan teknologi
(komputer) rendah:
1. terbiasa menerima ilmu
dari guru
2. belum terbiasa
menggunakan komputer
dengan baik.
Tidak termotivasi
Link Dokumentasi :
https://drive.google.com/drive/folders/13gzcNMiJnBwxTbVdLfF5IT_EWGFSntbt?u
sp=sharing