Anda di halaman 1dari 41

LK 1.

2 : Eksplorasi Penyebab Masalah


NAMA : Rudi Putra, S.Pd
NO UKG : 201502878647
Instansi : SMK Negeri 1 Kinali
Prodi PPG : Teknik Komputer dan Informatika

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No Analisis eksplorasi
telah Ekspolasi Penyebab
. penyebab masalah
diidentifikasi Masalah
1 Rendahnya Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis
motivasi belajar Andriani, Rike, and Rasto terhadap kajian literatur dan
siswa Rasto. "Motivasi belajar hasil wawancara dapat
sebagai determinan hasil diketahui penyebab
belajar siswa." Jurnal rendahnya motivasi belajar
Pendidikan Manajemen siswa adalah :
Perkantoran (JPManper) 4.1 1. Kurangnya Minat belajar
(2019): 80-86. 2. Suasana belajar dikelas
yang belum kondusif
Motivasi belajar dapat 3. Kemampuan diri seperti
diartikan Sebagai daya kondisi jasmani dan
pendorong untuk melakukan rohani, cita-cita/aspirasi
aktivitas belajar tertentu yang belum jelas.
yang berasal dari dalam diri 4. Sarana belajar tidak
dan juga dari luar individu memadai
sehingga menumbuhkan 5. Pembelajaran masih
semangat dalam belajar monoton
(Monika& Adman, 2017) 6. Kebutuhan belajar
belum/tidak terpenuhi
didalam pembelajaran
Moslem, Muhammad C., dikelas
Muumu Komaro, and Yayat 7. Kurangnya kesadaran
Yayat. "Faktor-Faktor yang tentang pentingnya
menyebabkan rendahnya belajar
motivasi belajar siswa dalam
mata pelajaran aircraft
drawing di SMK." Journal of
Mechanical Engineering
Education 6.2 (2019): 258-
265.

faktor yang dapat


mempengaruhi motivasi
belajar siswa, diantaranya
adalah faktor internal dan
ekternal.
1. Faktor internal yaitu
faktor yang bersumber
dari dalam diri siswa
seperti kondisi
jasmani dan rohani,
cita-cita/aspirasi,
kemampuan siswa,
dan perhatian.
2. Faktor eksternal yaitu
faktor yang bersumber
dari luar diri siswa
seperti Kondisi
lingkungan siswa,
unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan
pembelajaran dan
upaya guru dalam
mengelola kelas.

Kemampuan siswa meliputi


kemampuan siswa untuk
memahami materi pelajaran.
Jika keinginan tidak
dibarengi kemampuan atau
kecakapan untuk
mencapainya, maka akan
menyebabkan siswa menjadi
putus asa sehingga motivasi
dalam belajar menjadi
rendah.

Moslem, Muhammad C.,


Muumu Komaro, and Yayat
Yayat. "Faktor-Faktor yang
menyebabkan rendahnya
motivasi belajar siswa dalam
mata pelajaran aircraft
drawing di SMK." Journal of
Mechanical Engineering
Education 6.2 (2019): 258-
265.

Akan tetapi, hasil observasi


pada proses pembelajaran
mata pelajaran aircraft
drawing menunjukkan
beberapa fenomena yang
terjadi pada sebagian besar
murid di kelas. Fenomena
tersebut, antara lain:
1. siswa tidak
memperhatikan guru
pada saat guru
menjelaskan.
2. Masih ada siswa yang
terlambat dalam
mengumpulkan tugas
pada saat disekolah.
3. Ada siswa tidak
menyelesaikan tugas
yang diberikan untuk
di rumah.
4. Siswa sering berdalih
izin ke toilet akan
tetapi yang terjadi
siswa jajan ke kantin,
dan
5. siswa sering
memainkan handphone
pada saat di kelas.

Wawancara :
Guru (Syaika Ardini, S.Pd)
Indikator rendahnya
motivasi belajar siswa:
1. Banyak diam dan
tidak fokus,
2. bergurau dengan
teman,
3. kurang literasi,
4. tugas tidak
dikerjakan/terlambat
dikumpul
Faktor penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa :
1. Tujuan yang akan
dicapai tidak jelas,
2. kecanduan game,
3. kurangnya kesadaran
siswa tentang
pentingnya Belajar

Wakil Kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom)
Indikator rendahnya
motivasi belajar siswa:
1. Tidak Hadir sekolah
2. Sering Terlambat
3. Tidak aktif dalam
bertanya
4. Tugas daring
Terlambat
Faktor penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa :
1. Guru kurang
menerapkan
pembelajaran yang
bervariasi
2. pembelajaran masih
teacher center
3. pelaksanaan
pembelajaran dengan
model ceramah
Pengawas (Dra. Haswinda
Abdi, M.Pd)
Faktor penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa:
Siswa merasa kebutuhan
belajarnya belum/tidak
terpenuhi oleh guru.
2 Belum Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis
optimalnya terhadap kajian literatur dan
pemanfaatan Martin, Yona, Maria hasil wawancara dapat
internet sebagai Montessori, and Desi Nora. diketahui bahwa Penyebab
sumber belajar "Pemanfaatan Internet Siswa belum optimal
Sebagai Sumber memanfaatkan sumber
belajar salah satunya
Belajar." Ranah Research:
internet adalah :
Journal of Multidisciplinary 1. pemanafaatan internet
Research and untuk diluar
Development 4.3 (2022): 183- kebutuhan belajar
187. lebih dominan dari
pada mencari
Hal ini juga disampaikan pengetahuan yang
oleh Arif Sudirman (1989) berkaitan dengan
yang dikuip oleh Ahmad pembelajaran
2. malas
Rohani dan Abu
membaca/mencari
Rahmadi (1991) bahwa
sumber belajar di
segala sesuatu diluar
internet
peserta didik yang
3. Kekurangan akses
memungkinkan terjadinya
internet di sekolah
proses belajar disebut
4. perilaku kebiasaan
sumber belajar yaitu
yang dilakukan
teknologi internet yang ketika penggunaan
berfungsi untuk memberikan internet digunakan
kemudahan dan keleluasaan bukan sebagai sumber
dalam menggali ilmu belajar
pengetahuan.

Beberapa pengertian
sumber belajar menurut
Hamalik dalam Priyadi
(1998) adalah sebagai
berikut:

a) Sumber belajar adalah


segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai
bahan/acuan dalam
menambah pengetahuan
dan kemampuan peserta
didik,

b) Sumber belajar adalah


suatu sistem atau
perangkat materi yang
sengaja diciptakan atau
disiapkan dengan maksud
memudahkan peserta didik
(siswa) belajar,

c) Sumber belajar dapat


berupa perangkat keras yang
bisa disebut alat bantu ajar
dan perangkat lunak disebut
bahan ajar.

Afrizal,
Muhammad. Hubungan
Pemanfaatan Internet
Sebagai Sumber Belajar
Dengan Hasil Belajar Sistem
Rem Siswa SMK Kelas XI
Teknik Kendaraan Ringan di
Kecamatan Medan Barat
Tahun Ajaran 2021/2022.
Diss. UNIMED, 2022.

faktor yang dimungkinkan


menjadi penyebab kurang
optimalnya prestasi belajar
siswa. Faktor tersebut
adalah pemanfaatan internet
sebagai sumber belajar siswa
yang masih rendah dan
siswa lebih tertarik
memanfaatkan internet diluar
kebutuhan proses belajar
daripada mencari
pengetahuan yang berkaitan
dengan pembelajaran

Destari, Mutia Riani.


"INTERNET PARENTING
SEBAGAI KONTROL DALAM
PENGGUNAAN INTERNET
PADA REMAJA." JKKP
(Jurnal Kesejahteraan
Keluarga dan
Pendidikan) 9.01 (2022): 31-
42.

Sherlyanita dan Rakhmawati


(2016)mengemukakan bahwa
kecanduan terhadap internet
berdampak pada munculnya
permasalahan sekolah,
permasalahan keluarga,
kejahatan dunia maya,
permasalahan kesehatan,
permasalahan emosi, serta
permasalahan sosial.
Masalah sekolah yang
ditimbulkan dari kecanduan
internet adalah malas
belajar, tidak
memperhatikan guru, tidur
di kelas, bolos, manajemen
waktu yang buruk, prestasi
belajar rendah, mencontek,
berdebat dengan guru,
tinggal kelas, dan juga putus
sekolah.

Masalah keluarga dan sosial


yang ditimbulkan dari
kecanduan internet adalah
komunikasi dengan orang
tua dan teman rendah,
menolak keberadaan orang
tua dan lingkungan
sekitar, berdebat dengan
orang tua, dan berbohong
dengan orang tua.

Masalah kejahatan dunia


maya yang ditimbulkan dari
kecanduan internet adalah
pornografi, hoax, dan judi
online. Masalah
penampilan dan kesehatan
yang ditimbulkan dari
kecanduan internet adalah
kebersihan diri yang
kurang baik, pusing, dan
gangguan tidur.

Wawancara:

Guru (Rostinnisah, S.Kom)

Manfaat internet dalam


pembelajaran:

1. memudahkan siswa
untuk memperoleh
informasi,
2. Menggali pengetahuan
yang lebih luas

Faktor penyebab siswa


belum optimal
memanfaatkan sumber
belajar salah satunya
internet:

1. malas
membaca/mencari
sumber belajar di
internet
2. siswa menggunakan
internet untuk media
sosial

Wakil Kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom)

Manfaat internet dalam


pembelajaran:

1. memvariasikan
sumber belajar
2. mudah mengelola dan
mengadministrasikan
pembelajaran
3. mempermudah siswa
dalam mengumpulkan
tugas.

Faktor penyebab siswa


belum optimal
memanfaatkan sumber
belajar salah satunya
internet:
1. Kekurangan akses
internet di sekolah

Pengawas (Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)

Faktor penyebab siswa


belum optimal
memanfaatkan sumber
belajar salah satunya
internet:

1. Siswa kebih suka


bermain Game /
medsos dari pada
mengakses internet
sebagai sumber
belajar.
2. perilaku kebiasaan
yang dilakukan
ketika penggunaan
internet digunakan
bukan sebagai sumber
belajar

3 Rendahnya Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis


Kemampuan Luthfiralda,Nurhidayati. Pe terhadap kajian literatur dan
dasar numerasi ngembangan Lembar Kerja hasil wawancara dapat
didalam diketahui bahwa penyebab
Siswa (LKS) Model
pembelajaran Rendahnya Kemampuan
Challenge Based Learning dasar numerasi Siswa
(CBL) Menggunakan adalah :
Autograph untuk 1. bahan bahan ajar
Meningkatkan Kemampuan yang digunakan
Numerasi. BS thesis. untuk meningkatkan
Jakarta: FITK UIN Syarif kemampuan numerasi
Hidayatullah Jakarta. dan diintegrasikan
dengan media
Numerasi menekankan komputer masih
kepada kemampuan dalam terbatas.
menangani data dan angka 2. materi yang diajarkan
serta mengevaluasi seringkali tidak
pernyataan mengenai bersifat kontekstual
masalah dan situasi yang sehingga kerap kali
mengundang estimasi dianggap sebagai
dalam konteks dunia pelajaran yang sulit
nyata. 3. Model pembelajaran
kemampuan numerasi masih konvensional
adalah kemampuan untuk yaitu terfokus kepada
menggunakan, menalar metode ceramah
secara kritis, dan 4. Masih kurangnya
mengomunikasikan penggunaan soal
konsep, prosedur, fakta latihan untuk
dan alat matematika untuk mengukur
mengambil keputusan kemampuan numerasi
terhadap masalah dalam 5. Pembelajaran masih
berbagai konteks bersifat konsep
kehidupan nyata. bukan aplikasi
6. Pola belajar yang
Rendahnya kemampuan sudah terbentuk sejak
numerasi juga dialami oleh dini tidak memberikan
siswa Madrasah Darus- penekanan pada
Sunnah, hal ini terlihat kemampuan
dari rendahnya nilai siswa menumbuhkan
saat penilaian akhir numerasi
semester
Faktor penyebab
rendahnya kemampuan
numerasi siswa:

1. bahan ajar yang


digunakan untuk
meningkatkan
kemampuan numerasi
peserta didik dan
diintegrasikan dengan
media komputer masih
terbatas.
2. materi yang diajarkan
seringkali tidak bersifat
kontekstual, sehingga
pembelajaran
matematika kerap kali
dianggap sebagai
pelajaran yang sulit
3. masih adanya sekolah
yang menggunakan
model pembelajaran
konvensional, yakni
dengan terfokus kepada
metode ceramah
4. Masih kurangnya
penggunaan soal untuk
mengukur kemampuan
numerasi yang relevan
dengan kurikulum
sehingga dapat
langsung digunakan
guru di sekolah

Awami, Fachri, Yuyu


Yuhana, and Hepsi
Nindiasari. "Meningkatkkan
Kemampuan Literasi
Numerasi Dengan Model
Problem Based Learning
(PBL) Ditinjau Dari Self
Confidence Siswa SMK.

Literasi numerasi
diartikan sebagai
kemampuan
mengaplikasikan
konsepbilangan dan
keterampilan operasi
berhitung dalam
kehidupan sehari-hari
dankemampuan untuk
menginterpretasikan
informasi yang bersifat
kuantitatif yangada di
lingkungan siswa.

Rendahnya kemampuan
siswa dalam
menyelesaikan soal
literasi numerasidalam
hasil tes INAP, PISA,
dan TIMSS dipengaruhi
oleh faktor:
1. siswa belum
terbiasa
menyelesaikan soal
soal pemecahan
masalah
literasi,matematika,
dan sains
berkonteks dan
HOTS yang
membutuhkan
penalaran, berpikir
kritis, reflektif,
dan kreatif dari
konten,konteks,mate
ri,dan proses Surya
puspita rinietal
(2018)dan
2. siswa kesulitan
dalam memahami
teks, membuat
representasi, dan
melaksanakan
strategi penyelesaian
masalah (Sholihah
&Afriansyah, 2017).

Winata, Anggun, Ifa


Seftia Rakhma
Widiyanti, and Sri
Cacik. "Analisis
Kemampuan Numerasi
dalam Pengembangan
Soal Asesmen
Kemampuan Minimal
pada Siswa Kelas XI
SMA untuk
Menyelesaikan
Permasalahan
Science." Jurnal
Educatio FKIP
UNMA 7.2 (2021): 498-
508.

Menurut Cockroft dalam


Goos,at
all(2011),kemampuan
numerasi merupakan
sebuah keahlian dalam
menyelesaikan masalah
secara praktis dengan
menggunakan
angka.Kemampuan
numerasi merupakan
kemampuan menerapkan
konsep bilangan,
keterampilan operasi
hitungdankemampuan
menjelaskan suatu
informasi yang terdapat
di sekitar
kita(Han,dkk.(2017).

Merujuk pada
Han,dkk.(2017),
indikator kemampuan
numerasi dalah :
1. menggunakan
berbagai macam
angka dan simbol
yang terkait dengan
matematikadasar
untuk
memecahkan
masalah dalam
berbagai macam
konteks
kehidupansehari-
hari,
2. menganalisis
informasi yang
ditampilkan dalam
berbagai bentuk
(grafik, tabel,bagan,
diagram dan lain
sebagainya)
3. menafsirkan hasil
analisis tersebut
untuk memprediksi
dan mengambil
keputusan.

Wawancara :

Guru(Bahroini Lestari, S.Pd)

Numerasi adalah
kemampuan menerapkan
konsep bilangan akan
keterampilan berhitung
dalam kehidupan sehari-hari
dan menginterpretasikan
yang terdapat disekitarnya.

Faktor penyebab Rendahnya


Kemampuan dasar numerasi
Siswa :
Pembelajaran masih bersifat
konsep bukan aplikasi.

Wakil Kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom)

Numerasi adalah
kemampuan
mengaplikasikan konsep
bilangan dan operasi
berhitung dalam
pembelajaran disekolah
maupun dilingkungan

Faktor penyebab Rendahnya


Kemampuan dasar numerasi
Siswa :
Pembelajaran masih bersifat
konsep bukan aplikasi

Pengawas (Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)

Faktor penyebab Rendahnya


Kemampuan dasar numerasi
Siswa :
Pola belajar yang sudah
terbentuk sejak dini tidak
memberikan penekanan
pada kemampuan
menumbuhkan numerasi

4 Peserta didik Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


tidur dikelas Munawaroh, M.,
terhadap kajian literatur dan
saat jam Lailaturrohmah, S., & Arif, S.
hasil wawancara dapat
pelajaran (2021, December). Upaya diketahui bahwa penyebab
Mengatasi Rasa Kantuk
siswa tidur dikelas saat jam
Siswa SMP dI Ponorogo saat pelajaran adalah
Proses Pembelajaran Biologi 1. Faktor kurang istirahat
di Dalam Kelas. In PISCES: pada malam hari
Proceeding of Integrative2. Terlalu banyak tidur
Science Education 3. Terlalu banyak makan
Seminar (Vol. 1, No. 1, pp. 4. Kebiasaan bermain
143-148). Gadget/ smartphone
5. Kurangnya semangat
1. Munawaroh, M., dkk 6. Kebutuhan belajar
(2021) Rasa kantuk tidak terpenuhi
siswa disebabkan oleh : 7. Model pembelajaran
 Faktor kurang yang tidak
istirahat pada menggunggah /tidak
malam hari menarik semangat
 Terlalu banyak tidur belajar
 Terlalu banyak
makan
 Model pembelajaran
yang tidak
menggunggah
semangat belajar
siswa

Munawaroh, Munawaroh,
Syela Lailaturrohmah, and
Syaiful Arif. "Upaya
Mengatasi Rasa Kantuk
Siswa SMP dI Ponorogo saat
Proses Pembelajaran Biologi
di Dalam Kelas." PISCES:
Proceeding of Integrative
Science Education Seminar.
Vol. 1. No. 1. 2021.

Penyebab rasa kantuk


siswa disebabkan oleh
faktor
1. kurang istirahat pada
malam hari
2. menyia-nyiakan
waktu istirahat
dengan kegiatan yang
produktif,
3. terlalubanyak tidur
atau
4. terlalu banyak makan
5. serta model
pembelajaran yang
tidak menggunggah
semangat belajar
siswa

Triamiyono, Heru. "Upaya


Mengatasi Rasa Kantuk di
Kelas dalam ProsesBelajar
Mahasiswa Taruna
Akademi Maritim
Djadajat." Jurnal Ilmiah
WIDYAVolume 2 (2014).

Andreas (2007)
menggambarkan ciri-ciri
rasa kantuk berlebihan
yaitu
1. bangun tidur tak segar,
2. cepat mengantuk, sulit
berkonsentrasi,
3. cepat lelah,
4. plus daya ingat yang
terus menurun.

Mengamati jawaban-
jawaban taruna yang
mengantuk saat mengikuti
kuliah ada lima faktor
yaitu:
(1) kurang tidur;
(2) Tidur berlebihan;
(3) Makan terlalu kenyang
(4) Terlalu lelah
(5) Tidak ada gairah
(Passion)

Wawancara :

Guru (Bahroini Lestari, S.Pd)


Faktor penyebab siswa tidur
dikelas saat jam Pelajaran
1. Disesbakan oleh
tugas,
2. sebagian besar karena
main games larut
malam
3. menghadiri pesta
dilingkungannya
4. Lelah
5. pola makan yang
salah
Wakil Kurikulum (Ilham
Effendi, S.Pd, M.Kom)
Faktor penyebab siswa tidur
dikelas saat jam Pelajaran :
1. Kebiasaan siswa
bermain Gadget/
smartphone
2. tidur larut Malam
Pengawas (Dra. Haswinda
Abdi, M.Pd)
Faktor penyebab siswa tidur
dikelas saat jam Pelajaran :

1. Faktor lingkungan
(suasana kelas yang
terlalu hening, tidak
ada pemantauan guru
dll
2. Faktor dri sendiri
(sakit, begadang
semalam, kebutuhan
belajar tidak
terpenuhi, bosan,
masalah keluarga,
masalah dengan
guru/teman, dll)
3. Faktor pembelajaran
(tidak menarik, tidak
bisa dipahami, tidak
menantang, dll)
5 Pelanggaran Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis
Tata Febrian, Vita, and Harmanto terhadap kajian literatur dan
tertib/aturan Harmanto. "STRATEGI hasil wawancara dapat
yang telah PENANAMAN KARAKTER diketahui bahwa penyebab
disepakati MANDIRI DAN DISIPLIN Pelanggaran Tata
didalam MELALUI METODE tertib/aturan yang telah
pembelajaran PEMBIASAAN DI SMPN 3 disepakati didalam
PETERONGAN pembelajaran adalah :
JOMBANG." Kajian Moral 1. Kurangnya kesadaran
dan Kewarganegaraan 10.2 untuk menaati Tata
(2022): 412-426. tertib/aturan yang
telah disepakati
Disiplin memiliki arti didalam pembelajaran
bahwa ketaatan dan 2. Kurangnya sikap
kepatuhan kepada disiplin dan
peraturan tata tertib, bertanggung jawab
aturan, atau norma, dan 3. Peraturan yang
lain sebagainya, sehingga disepakati di kelas
karakter disiplin menjadi belum tentu
sangat penting dalam disepakati oleh selurh
pelaksanaan pembelajaran anggota kelas
di lingkungan 4. orangtua yang tidak
sekolah(Manshur dalam pernah memberikan
Zubaedi, 2011:8). perhatian dan kasih
sayang terhadap anak
Alasan yang menjadi 5. Pendidikan Orangtua
pentingnya karakter yang kurang
disiplin yaitu sebagai membiasakan anak
berikut (Tu’u dalam Evinna, untuk disiplin
2016:3). 6. Metode pembelajaran
1. Disiplin dapat muncul yang kurang tepat
karena kesadaran yang diterapkan
diri, maka peserta didalam pembelajaran
didik akan berhasil 7. Tidak adanya
dalam belajarnya, komitmen atas apa
sebaliknya peserta yang disepakati
didik yang 8. Waktu merumuskan
seringmelanggar kesepakatan anggota
peraturan sekolah kelas tidak diminta
akan terhambat memberikan
dalam optimalisasi pendapatnya
prestasi dan .
potensinya.
2. Tanpa disiplin yang
baik, suasana
sekolah menjadi
kurang kondusif bagi
proses belajar
mengajar.
3. Disiplin menjadi salah
satu bagian peserta
didik untuk sukses
dalam belajar
mengajar

Sugiarto, A. P., Suyati, T., &


Yulianti, P. D. (2019). Faktor
kedisiplinan belajar pada
siswa kelas x smk larenda
brebes. Mimbar Ilmu, 24(2),
232-238.

Sugiarto, A. P., dkk (2019)


Faktor kedisiplinan belajar
siswa ada dua:
1. Faktor intrinsik yaitu
siswa yang malas,
malas untuk belajar,
tidak pernah
mengerjakan PR atau
tugas, malas untuk
mencatat dan
membaca buku
pelajaran,kurangnya
kesadaran untuk
belajar, belum
terbiasa dengan
disiplin belajar
2. Faktor ekstrinsik
berupa lingkungan
keluarga, orangtua
yang tidak pernah
memberikan perhatian
dan kasih sayang
terhadap anak,
pendidikan orang tua,
guru yang galak dan
cara mengajar yang
membosankan dan
faktor lingkungan.
Yohana, Yohana, Gusti
Irhamni, and Ainun Heiriyah.
"Strategi Guru Bimbingan
Dan Konseling Dalam
Mengatasi Siswa Yang Tidak
Disiplin Di Smp Negeri 17
Banjarmasin." Jurnal
Bimbingan Dan Konseling Ar-
Rahman 5.2 (2019): 115-119.
Hal ini senada juga
dikemukakan Maman
Rachman, faktor penyebab
pelanggaran disiplin
disekolah berasal dari luar
diri siswa yaitu:
1. keluarga yang sibuk
dan kurang
memperhatikan anak-
anaknya, serta
banyak problem.
2. keluarga yang kurang
mendukung
penerapan disiplin
disekolah (Ilahi,
Syahniar, & Ibrahim,
2013, p. 20).
Siswa yang melanggar
peraturan sekolah
disebabkan karena
beberapa faktor
diantaranya adalah
1. kurangnya kesadaran
siswa dalam mengatur
waktu sehingga siswa
sering datang
terlambat kesekolah,
juga
2. kurangnya sikap
disiplin siswa yang
sering melanggar tata
tertib disekolah hal ini
terlihat adanya siswa
yang tidak memakai
atribut sekolah,
berkeliaran dikantin
saat jam belajar
mengajar, tidak
mengerjakan PR,
rambut siswa lakilaki
yang tidak memenuhi
standar aturan
sekolah, siswa tidak
membawa peralatan
pembelajaran

Wawancara :
Guru ( Imelda, S.Pd, M.Pd.T)
Bentuk-bentuk pelanggaran
yang ditemukan dikelas
dalam pembelajaran yang
sudah disepakati:
1. siswa tidak masuk
kelas
2. siswa yang terkadang
tidak pakai baju
praktek
3. siswa lalai
mengumpulkan tugas
Penyebab siswa melakukan
pelanggaran tata
tertib/aturan yang telah
disepakati didalam
pembelajaran:
1. Kurang Disiplin
2. ada yang belum tegas
melaksanakan disiplin
3. merasa tugas sebagai
beban
Wakil Kurikulum (Ilham
Effendi, S.Pd, M.Kom)
Bentuk-bentuk pelanggaran
yang ditemukan dikelas
dalam pembelajaran yang
sudah disepakati:
1. Datang Te rlambat
2. Kurang aktif
3. Terlambat
mengumpulkan Tugas
Penyebab siswa melakukan
pelanggaran tata
tertib/aturan yang telah
disepakati didalam
pembelajaran :

Tidak berkomitmen atas apa


yang sudah disepakati

Pengawas (Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)
Penyebab siswa melakukan
pelanggaran tata
tertib/aturan yang telah
disepakati didalam
pembelajaran :
1. Peraturan yang
disepakati di kelas
belum tentu
disepakati oleh siswa
secara keseluruhan
2. Waktu merumuskan
kesepakatan siswa
tidak diminta
memberikan
pendapatnya
6 siswa tidak Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis
mau Untuk terhadap kajian literatur dan
mengemukakan Aristya, N., & Darminto, E. hasil wawancara dapat
pendapat saat FAKTOR-FAKTOR YANG diketahui bahwa penyebab
ditanya tentang MEMENGARUHI KEAKTIFAN siswa tidak mau Untuk
materi BELAJAR PESERTA DIDIK. mengemukakan pendapat
pembelajaran saat ditanya tentang
Aristya, N., & Darminto materi pembelajaran
(2019) Faktor-faktor adalah :
keaktifan belajar peserta 1. malu/ ragu/ bingung/
didik dapat dilihat secara takut salah
simultan maupun parsial. 2. Belum memiliki
1. Secara simultan : Karakter Mandiri
tingkat kesehatan 3. Tidak
fisiologis, tingkat
berminat/termotivasi
motivasi belajar, dan
tingkat minat belajar dalam pembelajaran
berpengaruh 4. tidak paham dengan
2. Secara parsial : materi yang dipelajari
tingkat kesehatan 5. merasa tidak akan
fisiologis tidak mendapatkan solusi
berpengaruh dari permasalahannya
signifikan terhadap 6. Kemampuan verbal
keaktifan belajar masih kurang
peserta didik 7. Kurang memiliki
perbendaharaan
Burhanuddin, H. (2021). Kosakata
Optimalisasi Layanan 8. Kurangnya
Bimbingan Kelompok untuk memberikan stimulus
Meningkatkan Kebiasaan didalam pembelajaran
Siswa Bertanya dalam agar anak mau berani
Proses Pembelajaran di SMK berbicara
Negeri 4 Gowa. Jurnal
Paedagogy, 8(1), 57-66.

Hasil pengalaman dan


pengamatan peneliti, banyak
ditemukan siswa yang
memiliki
kebiasaan bertanya rendah
di dalam proses
pembelajaran khususnya di
SMK Negeri 4 Gowa.
Hal ini ditunjukan dari
banyaknya :
1. siswa yang hanya
diam mendengarkan
penjelasan guru,
2. rendahnya kebiasaan
siswa untuk
bertanya mempunyai
kecenderungan
karena siswa tidak
memiliki pertanyaan,
3. malu bertanya,
4. takut bertanya,
5. tidak bisa menyusun
kalimat
untukbertanya, atau
memiliki alasan lain
sehingga tidak mau
bertanya.

Sari, Wulan, et al. "Metode


Diskusi Guru Pendidikan
Agama Islam dalam
Meningkatkan Kepercayaan
Diri Peserta Didik." Jurnal
Pendidikan Tambusai 5.3
(2021): 8904-8909.

tiga indikator terkait


ketidakpercayaan diri
peserta didik untuk
bertanya yaitu ;
1. kurangnya
keberanian terdapat
tiga indikator yaitu;
a) kurangnya
keberanian
untuk bertanya
b) ,kurangnya
keberanian
mengemukakan
pendapat, dan
c) kurangnya
keberanian
mengerjakan
soal di depan
kelas
2. tingginya rasa malu
terdapat tiga
indikator yaitu;
a) malu
ditertawakan
teman
sebaya,
b) malu dikritik
terkait
pendapat
yang
dikeluarkan,
c) malu jika
terlanjur
bersalah.
3. rendahnya motivasi
penulis
menyimpulkan
peserta didik kurang
motivasi belajar
seperti peserta didik
merasa enggan
mengerjakan soal
didepan kelas.

Wawancara

Guru ( Imelda, S.Pd, M.Pd.T)

faktor penyebab siswa tidak


mau Untuk mengemukakan
pendapat saat ditanya
tentang materi
pembelajaran

1. kebanyakan karena
kurang percaya diri
2. terbatasnya kosakata

Wakil Kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom)

faktor penyebab siswa tidak


mau Untuk mengemukakan
pendapat saat ditanya
tentang materi
pembelajaran :

1. Belum memiliki
Karakter Mandiri
2. Takut disalahkan
3. Malu dengan teman
4. Tidak
berminat/termotivasi
dalam pembelajaran

Pengawas Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)

Siswa merasa tidak akan


mendapatkan solusi dari
permasalahannya

7 Hubungan Kajian Literatur ; Setelah dilakukan analisis


antara guru terhadap kajian literatur dan
dan orang tua Hakim, M. S. H. I. (2020). hasil wawancara dapat
siswa belum Implementasi Kolaborasi diketahui bahwa penyebab
optimal didalam Orang Tua dan Guru Dalam Hubungan antara guru dan
menanggapi Pelaksanaan Pembelajaran orang tua siswa belum
permasalahan Daring Pada PAUD. JIEES: optimal didalam menanggapi
siswa. Journal of Islamic Education permasalahan siswa.
at Elementary School, 1(1), adalah :
26-33. 1. Cara asuh orang tua
yang salah
Menurut hasil penelitian 2. Kurangnya perhatian
Hakim (2020) mengatakan orang tua
bahwa orang tua harus lebih 3. faktor Ekonomi
termotivasi dan lebih aktif keluarga, sehingga
terlibat dalam proses waktu komunikasi
pembelajaran pada waktu kurang
daring dan dapat bekerja 4. Kurangnya Bimbingan
sama antara orang tua dan dan komunikasi pada
guru. usia dini dan usia
sekolah
Sukarno Hadi (2019) Studi
Kasus Pada Siswa Yang 5. Kesibukan Orang tua
Kurang Mendapat Perhatian 6. Sering Menganggap
Orang Tua Pada SMK. Jurnal bahwa tugas
Konseling Pendidikan mengajar hanyalah
guru/sekolah
Sukarno Hadi (2019) 7. Kurangnya
mengatakan bahwa
kesadaran/pengetahu
penyebab siswa kurang
mendapat perhatian orang an akan pentingnya
tua : kordinasi dengan
1. Cara asuh orang tua sekolah
yang salah
2. Faktor lingkungan
3. Sosial
4. Pendidikan dan ketaatan
orang tua kepada Tuhan
5. Kurangnya perhatian
orang tua
mempengaruhi prestasi
siswa menjadi menurun
dan sosialisasi menjadi
terisolir
AMRI, ALRIFQO.
"KERJASAMA GURU BK
DAN ORANG TUA DALAM
MENANGANI MASALAH
BELAJAR (SLOW LEANER)
SISWA KELAS VII DI
TENGAH PANDEMI DI
SMPN 3 PARIANGAN
NAGARI TABEK." (2022).
Kerjasama guru dan orang
tua bertujuan agar tidak
terjadi perbedaan prinsip
yang mencolok diantara
kedua lingkungan baik
dari sekolah maupun dari
lingkungan rumah.
Menurut Yanti, dkk.
(2013:8) tujuan kerjasama
guru dan oran tua yaitu:
1. Membantu siswa
meningkatkan hasil
belajarnya
2. Membantu siswa
dalam
mengentaskan
masalah belajarnya
3. Membantu siswa
dalam
mengembangkan
potensi yang
dimilikinya.
4. Saling bekerjasama
dalam mendidik
anak baik itu dalam
pendidikan formal
dan non formal.

Selanjutnya, menurut
Partiningsih (2017:202)
ada beberapa hal yang
dapat berpengaruh
terhadap kerjasama
sekolah dan orang tua
ditinjau dari pihak sekolah
dan orang tua, sebagai
berikut:
1. Dari Sekolah (Guru)
a. Sikap dari guru
b. Tidak banyak
guru yang
memiliki
keyakinan dapat
memberikan
perubahan pada
pemahaman
orang tua
c. Pandangan
terhadap guru
terhadap orang
tua
2. Dari Orang Tua
a. Pandangan orang
tua
b. Tuntutan hidup,
pengetahuan dan
lingkungan.

Wawancara :

Guru (Bahroini Lestari, S.Pd)

Menurut saya peran orang


tua sangat penting
terhadap permasalahan
siswa disekolah. Karena
sebagian besar penyebab
masalah siswa adalah faktor
pola asuh orang tua
dilingkungan
rumah/keluarga.

Penyebab orang tua siswa


belum optimal didalam
menanggapi permaslahan
siswa :

1. faktor Ekonomi
keluarga, sehingga
waktu komunikasi ,
2. didikan pola asuh
orang tua akan
berpengaruh
3. Bimbingan dan
komunikasi pada usia
dini dan usia sekolah

Wakil Kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom)

Orang tua Sangat berperan


karena pendampingan oran
tua dilingkungan keluarga
untuk tetap memotivasi dan
memberikan dukungan
pendidikan karakter

Penyebab orang tua siswa


belum optimal didalam
menanggapi permaslahan
siswa :

1. Kesibukan Orang tua 2.


2. Sering Menganggap
bahwa tugas mengajar
hanyalah guru/sekolah

Pengawas (Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)

Penyebab orang tua siswa


belum optimal didalam
menanggapi permaslahan
siswa :

1. Faktor Orang Tua


a. Kurangnya
kesadaran/pengetah
uan akan pentingnya
kordinasi dengan
sekolah b.
b. Kesibukan yang
menyebabkan
kelalaian
c. Apatisme dengan
masalah pendidikan
anak
2. Faktor Sekolah
a. Kurangnya
intensitas koordinasi
yang dibangun
bersama orang tua
b. Pengambilan
keputusan yang
sering tidak
berpihak kepada
orang tua dan anak.

8 Siswa kurang Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis


berperan aktif terhadap kajian literatur dan
selama proses Samsiah, Cicah, and Rita hasil wawancara dapat
pembelajaran Zahara. "Penggunaan Model diketahui bahwa penyebab
berlangsung Cooperative Script dalam Siswa kurang berperan aktif
meningkatkan Aktivitas selama proses pembelajaran
berlangsung adalah :
Belajar siswa pada
1. kurang memadainya
pembelajaran Sejarah
ukuran dan daya
Kebudayaan
tampung ruang kelas
Islam." Educare (2019): 98-
2. kurang maksimalnya
102.
kemampuan dalam
kurangnya aktivitas belajar melakukan
siswa pada saat pengkondisian kelas.
pembelajaran berlangsung, 3. merasa jenuh saat
pembelajaran
yang dimungkinkan
berlangsung
disebakan oleh : 4. kurang percaya diri
1. kurang memadainya dalam menyampaikan
ukuran ruang kelas pendapatnya.
dibandingkan dengan 5. Kemampuan berpikir
kritis masih kurang
jumlah siswa,
6. kurangnya keberanian
2. kurangnya untuk tampil
kemampuan guru berbicara
dalam melakukan 7. Pengelolaan Kelas
pengkondisian kelas. yang belum maksimal
3. siswa merasa jenuh
saat pembelajaran
berlangsung,
4. siswa pasif dan
kurang antusias
dalam pembelajaran,
dan
5. siswa kurang percaya
diri dalam
menyampaikan
pendapatnya.

Afifah, Nuraini
Dhimas. PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS PESERTA
DIDIK (Studi Quasi
Eksperimen Pada Mata
Pelajaran Produk Kreatif
dan Kewirausahaan Siswa
Kelas XI RPL di SMK
Negeri 1 Karawang
Semester Ganjil Tahun
Ajaran. Diss. FKIP UNPAS,
2022.

Guru yang mengajar


diasumsikan mempunyai
kemampuan dan kecakapan
yang sama, namun dalam
pelaksanaan pembelajaran
terlihat aktivitas peserta
didik belum menampilkan
potensi belajar yang kritis

1. bentuk pembelajaran
diskusi kelompok kecil
masih bersifat
monoton,
2. kurangnya
keterampilan
penalaran (reasoning),
yakni
mengasosiasikan atau
menghubungkan cara
untuk memecahkan
masalah dengan
menganalogikannya
dengan masalah
serupa lainnya.
3. Kemampuan berpikir
kritis peserta didik
masih kurang terlihat
baik pada waktu
diskusi maupun
ketika guru
mengajukan
pertanyaan,
Aristya, N., & Darminto, E.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI KEAKTIFAN
BELAJAR PESERTA DIDIK.
Aristya, N., & Darminto
(2019) Faktor-faktor
keaktifan belajar peserta
didik dapat dilihat secara
simultan maupun parsial.
1. Secara
simultan tingkat
kesehatan fisiologis,
tingkat motivasi
belajar, dan tingkat
minat belajar
berpengaruh
2. Secara parsial
tingkat kesehatan
fisiologis tidak
berpengaruh signifikan
terhadap keaktifan
belajar peserta didik

Wawancara

Guru (Imelda, S.Pd, M.Pd.T)

Ciri-ciri siswa yang aktif


dalam pembelajaran :

1. siswa yang bisa


menemukan informasi
sendiri,
2. siswa yang memiliki
keinginan untuk
mencoba/berkreativita
s
3. siswa yang bisa
mengajak temannya
untuk belajar bersama

Faktor penyebab siswa


kurang berperan aktif
selama proses pembelajaran
:

1. Kurangnya
kemandirian dalam
belajar,
2. kurangnya keberanian
untuk tampil berbicara,
3. adanya rasa malas
atau cuek pada diri
siswa

Wakil Kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom):

Ciri-ciri siswa yang aktif


dalam pembelajaran :

1. Hadir sepenuhnya
2. aktif dalam bertanya
3. Menyelesaikan tugas
dengan baik.

Faktor penyebab siswa


kurang berperan aktif
selama proses pembelajaran
:

1. Tidak hadir
sepenuhnya.
2. Pengaruh
Handphone/Gadget.
3. Tidak
berminat/termotivasi
dalam pembelajaran.

Pengawas(Dra. Haswinda
Abdi, M.Pd)

Kurangnya pengeolaan kelas


dari guru yang mana tidak
sesuai denganPrinsip Ki
Hajar Dewantara

9 Siswa merasa Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


bosan dalam terhadap kajian literatur dan
pembelajaran Kaharuddin, hasil wawancara dapat
yang monoton Andi. Pembelajaran Inovatif & diketahui penyebab Siswa
karena Variatif. Vol. 2020. Pusaka merasa bosan dalam
penggunaan Almaida, 2020. pembelajaran yang monoton
model karena penggunaan model
pembelajaran Variatif menurut Kamus pembelajaran yang tidak
yang tidak Besar Bahasa Indonesia variatif
variatif yaitu bersifat variasi, adalah :
berbeda dari keadaan 1. kurangnya variasi
sebelumnya. dalam pembelajaran
Pembelajaran Variatif adalah 2. Pembelajaran yang
suatu proses pembelajaran cenderung bersifat
yang dirancang berbeda dari teacher-centered,
keadaan sebelumnya atau sehingga
baru untuk memotivasi dan pembelajaran jadi
meningkatkan hasil belajar monoton
siswa dalam pembelajaran. 3. Kurangnya inovasi
pada model
Aristiawan, Yoga, and Wahyu pembelajaran
Dwi Kurniawan. 4. model pembelajaran
"PELAKSAAN MODEL yang tidak variatif/
PENDIDIKAN THINK PAIR pembelajaran belum
SHARE (TPS) SAAT berdiferensiasi
PENDIDIKAN TEKNIK DASAR
OTOMOTIF GUNA
MENINGKATKAN
PEMBELAJARAN SISWA
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN (SMK) NEGERI 2
BANGKALAN."

Penyebab rendahnya suatu


hasil belajar adalah
kurangnya variasi dalam
pembelajaran disebabkan
oleh Demonstrasi oleh
pengajar, sehingga proses
pengajaran menimbulkan
rasa bosan.

Rahmayani, April Lia.


"Pengaruh model
pembelajaran discovery
learning dengan
menggunakan media video
terhadap hasil belajar
siswa." JP (Jurnal
Pendidikan): Teori dan
Praktik 4.1 (2019): 59-62.

Berdasarkan permasalahan
tersebut dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang
berperan penting ialah
guru. Guru harus
menyiapkan strategi
pembelajaran agar proses
pembelajaran tidak bersifat
konvensional.
1. Pembelajaran yang
cenderung bersifat
teacher-centered,
sehingga siswa
kurang aktif
terhadap proses
pembelajaran.
2. Kurangnya inovasi
pada model
pembelajaran
menjadikan peserta
didik merasa bosan

Wawancara :
Indikator siswa merasa
bosan dalam pembelajaran
1. tertidur dalam kelas
2. sering minta izin
3. ribut dan
mengganggu
temannya

Penyebab Siswa merasa


bosan dalam pembelajaran
yang monoton :
penggunaan model
pembelajaran yang tida
variatif.

Wakil Kurikulum
Indikator siswa merasa
bosan dalam pembelajaran
1. Mengantuk saat
belajar.
2. Sering keluar kelas.
3. Tidak aktif dalam
belajar
Penyebab Siswa merasa
bosan dalam pembelajaran
yang monoton :
penggunaan model
pembelajaran yang tidak
variatif/ pembelajaran
belum berdiferensiasi

Pengawas (Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)
Penyebab Siswa merasa
bosan dalam pembelajaran
yang monoton :
1. Model pembelajaran
yang diterapkan
guru belum
pembelajaran
berdiferensiasi
2. Pembelajaran Masih
bersfat Teacher
Center
10 Pembelajaran Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis
dikelas belum terhadap kajian literatur dan
berbasis HOTS Mulyati, Mulyati. hasil wawancara dapat
(ketrampilan "PENINGKATKAN diketahui penyebab
berpikir tingkat KETERAMPILAN BERPIKIR Pembelajaran dikelas belum
tinggi) TINGKAT TINGGI MELALUI berbasis HOTS (ketrampilan
PEMBERIAN SOAL berpikir tingkat tinggi)
HOTSSISWA KELAS IX SMK adalah :
TECHNO TERAPAN 1. belum ada
MAKASSAR." Global Journal pembekalan tentang
Basic Education 1.1 (2022): konsep berpikir kritis
136-141. 2. tingkat pendidikan
dan masa kelulusan
Al’Azzy dan Budiono yang sudah sangat
(Winarso, 2014:98) berpikir lama
tingkat tinggi adalah suatu 3. tidak mengikuti
kemampuan berpikir yang pendidikan profesi
tidak hanya membutuhkan guru dan belum
kemampuan mengingat saja, memiliki sertifikat
namun membutuhkan pendidik
kemampuan lain yang lebih 4. keterampilan berpikir
tinggi, seperti kemampuan masih kategori
berpikir kreatif dan kritis. rendah, dipengaruhi
Haruslah diakui bahwa oleh budaya literasi
kemampuan atau yang dilakukan
keterampilan berpikir tingkat masing kurang.
tinggi (higher order thinking 5. Faktor lingkungan
skill)tersebut jauh lebih dari keluarga dan
dibutuhkan di masa kini sekolah sangat
daripada di masa-masa signifikan
sebelumnya mempengaruhi
pemikrikan/keterampi
Akhmad Riandy Agusta, lan tingkat tinggi
Cholis Sa’dijah (2021), 6. belum menerapkan
Kesiapan Guru sepenuhnya cara
Melaksanakan Pembelajaran menciptakan
Berbasis HOTS Ditinjau dari pembelajaran yang
Pengetahuan dan efektif
Kemampuan Mengemas 7. Belum memiliki
Perangkat Pembelajaran, kompetensi untuk
PADARINGAN : Jurnal menerapkan
Pendidikan Sosiologi pembelajaran berbasis
Antropologi HOTS
8. Pola belajar
Akhmad Riandy Agusta, konvensional yang
Cholis Sa’dijah (2021), sudah terbentuk sejak
mengatakan bahwa dini
pengetahuan guru terhadap 9. Pengaruh gadget yang
konsep keterampilan berpikir menjadikan pola pikir
tingkat tinggi dalam ranah mereka terhambat
berpikir kritis masih 10. Pembelajaran belum
tergolong rendah yang berbasis project,
didasarkan pada beberapa masih berupa teori
faktor penyebab diantaranya dan konsep
:
1. belum ada
pembekalan tentang
konsep berpikir kritis
2. tingkat pendidikan
dan masa kelulusan
yang sudah sangat
lama
3. tidak mengikuti
pendidikan profesi
guru dan belum
memiliki sertifikat
pendidik

Mufit, Muhlasum, and Tri


Wrahatnolo. "Faktor Yang
Mempengaruhi Dan Cara
Meningkatkan
Keterampian Berpikir
Tingkat Tinggi Siswa SMK
Kompetensi Keahlian
TITL." Jurnal Pendidikan
Teknik Elektro 9.2 (2020).

Pada tahun 2018 proses


pembelajaran semua jenjang
pendidikan yang diharapkan
oleh pemerintah adalah
siswa dapat menggapai
kemampuan berpikir tingkat
tinggi (HOTS). Namun,
pelaksanaan pembelajaran
berorientasi HOTS belum
maksimal dan masih banyak
kekurangan sehingga
keterampilan berpikir siswa
masih dalam level bawah
atau Low Order Thinking
Skill (LOTS). Keadaan ini
diakibatkan beberapa faktor
diantaranya adalah

1. siswa tidak siap


mengikuti proses
pembelajaran
(Prasetyani, Dkk.
2016:37).
2. Sikap inisiatif siswa
yang rendah dalam
pembelajaran,
3. kurang gigih saat
menyelesaikan suatu
masalah,
4. bermain-main dalam
proses pembelajaran,
dan
5. mengobrol sesuatu yang
tidak termasuk dalam
bagian pembelajaran
sesama teman
6. diungkapkan oleh
Rahayu (2017:697) yang
mengakibatkan
keterampilan berpikir
siswa dalam kategori
rendah, dipengaruhi
oleh budaya literasi yang
dilakukan oleh siswa.
7. Faktor lingkungan dari
keluarga dan sekolah
sangat signifikan
mempengaruhi
keterampilan tingkat
tinggi siswa.
8. Dari sisi siswa, mereka
belum mengetahui
indikator-indikator
keterampilan yang harus
dimiliki.
9. Sedangkan dari sisi
guru, mayoritas guru
belum mengetahui cara
menciptakan
pembelajaran yang
efektif untuk menggapai
tujuan pembelajaran
dengan melatih
keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa

Wawancara:

Guru ( Syaika Ardini, S.Pd)


Pembelajaran HOTS adalah
siswa dituntut untuk
mencari informasi sendiri,
bisa memahami konsep,
mengidentifikasi dan
menganalisis suatu
permaslahan terjadi serta
dapat mengaitkan
/menghubungkan dengan
realita yang terjadi
dilapangan

Penyebab pembelajaran
dikelas belum berbasis HOTS
(Keterampilan berpikir
tingkat tinggi)
1. siswa belum memiliki
kemandirian dalam
proses pembelajaran,
2. kurangnya motivasi
belajar siswa tersebut
untuk melaksanakan
pembelajaran mandiri

Wakil Kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom)
Pembelajaran HOTS adalah
Pembelajaran yang tidak
hanya berhubungan dengan
konsep saja namun mampu
mengolah informasi-
informasi untuk
menyelesaikan masalah.

Penyebab pembelajaran
dikelas belum berbasis HOTS
(Keterampilan berpikir
tingkat tinggi)
1. Pembelajaran masih
Teacher centered
2. Pembelajaran belum
berbasis project,
masih berupa teori
dan konsep

Pengawas (Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)
1. Faktor Guru :
a. Belum memiliki
kompetensi untuk
menerapkan
pembelajaran
berbasis HOTS
b. Tidak adanya
tuntutan
kurikulum yang
mempengaruhi
finansial

2. Faktor Murid :
a. Pola belajar
konvensional yang
sudah terbentuk
sejak dini
b. Pengaruh gadget
yang menjadikan
pola pikir mereka
terhambat

11 Belum Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


Optimalnya Kaharuddin, terhadap kajian literatur dan
pemanfaatan Andi. Pembelajaran Inovatif & hasil wawancara dapat
teknologi/inova Variatif. Vol. 2020. Pusaka diketahui penyebab Belum
si yang Almaida, 2020 Optimalnya pemanfaatan
digunakan . teknologi/inovasi yang
dalam Everett M. Rogers, digunakan dalam
pembelajaran mengemukakan bahwa pembelajaran adalah :
inovasi merupakan sebuah
ide, gagasan, objek , praktik 1. Kemauan untuk
yang dilandasai dan diterima mengikuti
sebagai suatu hal yang baru pelatihan/workshop
oleh seseorang atau
pembelajaran inovatif
kelompok tertentu untuk
dipublikasikan ataupun masih rendah yang
diadopsi dipengaruhi oleh
kurang menyediakan
Pembelajaran inovatif waktu untuk
merupakan pembelajaran mengikutinya.
yang dirancang oleh guru 2. ketersediaan sarana
yang bersifat baru, tidak
dan prasaran
seperti biasa yang dilakukan,
dan bertujuan untuk pendukung seperti
memfasilitasi siswadalam komputer, jaringan
membangun pengetahuan internet, signal, dan
sendiri dalam proses ketersedian listrik
perubahan perilaku ke arah 3. Pengetahuan teknis
yang lebih baik sesuai tentang teknologi
dengan potensi dan
informasi dan
perbedaan yang dimilikinya.
komunikasi yang
https://suyanto.id/hambata terbatas
n-utama-penggunaan-tik-
dalam-pembelajaran-dan-
strategi-mengatasinya/

Kendala utama dalam


pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yang dihadapi
guru di sekolah adalah

1. kurangnya waktu,
kurangnya pelatihan
TIK,
2. kurangnya
kesempatan
mengembang diri
3. ketersediaan jaringan
internet dan sinyal.
4. Selanjutnya kendala
berikutnya adalah
ketersediaan listrik.
5. Pengetahuan teknis
guru tentang teknologi
informasi dan
komunikasi yang
terbatas

Wawancara

Guru (Rostinnisah, S.Kom)


contoh inovasi yang
dilakukan guru dalam
pemebelajaran
Membuat assesment
penilaian dalam bentuk
game/permainan. Contohnya
seperti Kahoot

Penyebab belum optimaalnya


pemanfaatan
teknologi/inovasi yang
digunakan guru dalam
pembelajaran:
1. Guru belum
mengikuti
perkembangan zaman
2. guru belum
memanfaatkan
fasilitas internet
dengan baik
3. guru belum mengikuti
banyaknya
pelatihan/workshop
pembelajaran inovasi.

Wakil kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom)
contoh inovasi yang
dilakukan guru dalam
pemebelajaran
1. Pembelajaran
berdiferensiasi,
dimana konten,proses
dan produk
bervariasi.
2. Pembelajaran sudah
menggunakan
teknologi seperti
cllasrom, Padlet dan
lai-lain

Penyebab belum optimaalnya


pemanfaatan
teknologi/inovasi yang
digunakan guru dalam
pembelajaran:
Kurang akses internet.

Pengawas (Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)
1. Kurangnya sarana
dan prasarana
2. Kuranganya
penegtahuan dibidang
Pemanfaatan
teknologi

12 Masih Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


Rendahnya https://media.neliti.com/me terhadap kajian literatur dan
kemampuan dia/publications/286945- hasil wawancara dapat
peserta didik diketahui penyebab Masih
faktor-faktor-yang-
dalam Rendahnya kemampuan
penggunaan mempengaruhi-pemanfaa- peserta didik dalam
teknologi 2cbdee3a.pdf penggunaan teknologi
(komputer) (komputer) adalah :
Kendala pemanfaatan TIK 1. Kurangnya kemauan
oleh guru adalah: tidak untuk memanfaatkan
adanya akses, tidak adaanya dan mengoptimalkan
TIK didalam
sarana TIK, pembelajaran
pembelajaran
tidak mengintegrasikan TIK, 2. keterbukaan terhadap
guru tidak memiliki teknologi masih belum
pengetahuan tentang TIK, maksimal
dan tidak adanya kemauan 3. Beban kerja yang
guru untuk memanfaatkan banyak sehingga
TIK. waktu mengikuti
pelatihan menjadi
kendala.
https://digilibadmin.unismu 4. Tidak termotivasi
h.ac.id/upload/26951- 5. Kurang mengupdate
Full_Text.pdf ilmu dalam
pengunaan teknologi
(Tearle dalam Marwan & Komputer
Sweeney, 2010). empat
faktor yang mempengaruhi
Masih Rendahnya
kemampuan peserta didik
dalam penggunaan teknologi
(komputer) yaitu
keterbukaan terhadap
teknologi, sikap guru,
pengetahuan dan
ketrampilan, dan waktu dan
beban kerja guru.

Wawancara :
Guru (Rostinnisah, S.Kom)
Contoh yang dapat dilihat
pada saat pembelajaran
kemampuan peserta didik
dalam penggunaan teknologi
(komputer) rendah:
1. terbiasa menerima ilmu
dari guru
2. belum terbiasa
menggunakan komputer
dengan baik.

Penyebab masih rendahnya


kemampuan peserta didik
dalam penggunaan teknologi
(komputer)

1. tidak membiasakan diri


untuk menggunakan
komputer disekolah
2. tidak memiliki laptop
sendiri

Wakil kurikulum (Ilham


Effendi, S.Pd, M.Kom)

Contoh yang dapat dilihat


pada saat pembelajaran
kemampuan peserta didik
dalam penggunaan teknologi
(komputer) rendah:
1. Belum mapu
memanfaatkan akun
belajar.id.
2. Belum mampu
memanfaatkan google.

Penyebab masih rendahnya


kemampuan peserta didik
dalam penggunaan teknologi
(komputer)

Tidak termotivasi

Pengawas (Dra. Haswinda


Abdi, M.Pd)

Penyebab masih rendahnya


kemampuan peserta didik
dalam penggunaan teknologi
(komputer)

1. Siswa yang tidak mau


mengupdate ilmu
dalam pengunaan
teknologi Komputer
2. Siswa tidak
termotivasi untuk
memiliki kemampuan
dalaam penggunaan
Teknologi (komputer)

Link Dokumentasi :

https://drive.google.com/drive/folders/13gzcNMiJnBwxTbVdLfF5IT_EWGFSntbt?u
sp=sharing

Anda mungkin juga menyukai