Anda di halaman 1dari 6

ALDO NGARA, S.Pd.

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah


Analisis eksplorasi
No. telah Riset berdasarkan sumber literatur Riset berdasarkan
penyebab masalah
diidentifikasi wawancara
1 Motivasi, minat 1. Penyebab rendahnya motivasi siswa diantaranya
dan keaktifan adalah cita-cita siswa, kemampuan siswa,
siswa dalam kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, dan
proses unsur dinamis dalam mengajar siswa.
pembelajaran
Naibaho, Sri Wahyuni, Eva Yanti Siregar, and
Rahmatika Elindra. "Analisis Faktor-Faktor
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
MTs Negeri 1 Tapanuli Tengah Disaat
Pandemi Covid-19." JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal) 4.2 (2021):
304-312.

2. Faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi


belajar siswa adalah dari faktor ekstrinsik
sebesar 51,88% meliputi unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan pembelajaran sebesar
19,01%; upaya guru dalam membelajarkan
siswa sebesar 17,07% dan kondisi lingkungan
siswa sebesar 15,80%. Sedangkan dari faktor
intrinsik sebesar 48,12% meliputi kondisi siswa
sebesar 18,04%; kemampuan siswa sebesar
16,25% dan cita-cita siswa sebesar 13,83%;
Santosa, Dwi Tri. "Faktor-faktor penyebab
rendahnya motivasi belajar dan solusi
penanganan pada siswa kelas XI jurusan
teknik sepeda motor." E-Jurnal Pendidikan
Teknik Otomotif-S1 13.2 (2016).
3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
rendahnya hasil belajar ternyata dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal yang
mencakup peserta didik tidak tertarik dengan
matematika, kemampuan dasar berhitung siswa
lemah, rendahnya pemahaman konsep peserta
didik, peserta didik tidak mengerti lambang-
lambang dalam matematika, kurangnya
kedisiplinan peserta didik, dan kurangnya
motivasi belajar peserta didik. Faktor eksternal
mencakup ruang kelas yang panas sehingga
membuat tidak nyaman, ruang kelas teori yang
bising karena dekat dengan ruang praktik
sehingga fokus peserta didik tidak optimal, dan
faktor dari guru, yaitu kurang menarik peserta
didik dalam menyampaikan materi sehingga
peserta didik merasa bosan dan tidak berani
bertanya.
Sumber :
Oktaviani, Utari, et al. "Identifikasi Faktor
Penyebab Rendahnya Hasil Belajar
Matematika Peserta Didik di SMK Negeri 1
Tonjong." MATH LOCUS: Jurnal Riset dan
Inovasi Pendidikan Matematika 1.1 (2020): 1-
6.

▪ Siswa tidak 1. Guru sebagai pendidik harus bisa


membaca menggunakan media pembelajaran yang tepat
modul/bahan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan
belajar / bahan dapat tercapai. Salah satu media pembelajaran
bacaan yang yang banyak digunakan adalah modul.
telah di bagikan Berdasarkan studi literatur didapat hasilnya
baik dalam bahwa penggunaan modul cetak dan modul
bentuk digital elektronik memiliki kelebihan dan kekurangan
maupun cetak masing-masing.
(literasi) Sumber :
Puspitasari, Anggraini Diah. "Penerapan
media pembelajaran fisika menggunakan
modul cetak dan modul elektronik pada
siswa SMA." JPF (Jurnal Pendidikan Fisika)
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
7.1 (2019): 17-25.

2 ▪ Siswa tidak 1. Penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya


fokus/ tidak melaksanakan layanan penguasaan konten di
konsentrasi sekolah oleh guru BK, sehingga dapat
dan tidak meningkatkan konsentrasi belajar siswa dalam
menyimak proses belajar mengajar
dengan baik Sumber:
materi atau Hasanah, Ummi, Riska Ahmad, and Yeni
instruksi yang Karneli. "Efektivitas layanan penguasaan
disampaikan konten untuk meningkatkan konsentrasi
pada saat belajar siswa." (2017): 143-148.
mengikuti
proses
pembelajaran

3 ▪ Komunikasi 1. Gaya komunikasi guru berpengaruh


antara guru signifikan dalam memotivasi motivasi belajar
dengan siswa siswa. Namun data menunjukkan bahwa
baik didalam motivasi belajar hanya 28,2% yang berasal
kelas maupun dari gaya komunikasi guru dan sisanya
kelas yang (71,8%) berasal dari faktor lain seperti faktor
kurang terjalin/ internal dan eksternal (masyarakat, keluarga).
kurang lancar
Inah, Ety Nur. "Peran komunikasi dalam
interaksi guru dan siswa." Al-TA'DIB: Jurnal
Kajian Ilmu Kependidikan 8.2 (2015): 150-
167.

4 ▪ Suasana 1. Faktor penghambat manajemen kelas dalam


pembelajaran meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar
dikelas tidak adalah Faktor guru, faktor penghambat yang
mendukung datang dari berupa hal-hal, seperti: tipe
ketercapain kepemimpinan guru yang otoriter, format
tujuan belajar mengajar yang tidak bervariasi
pembelajaran (monoton), kepribadian guru yang tidak baik,
(Manejemen pengetahuan guru yang kurang, serta
kelas) pemahaman guru tentang peserta didik yang
kurang.
Sumber:
ERWINSYAH, Alfian. Manajemen kelas dalam
meningkatkan efektifitas proses belajar
mengajar. TADBIR: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2017, 5.2: 87-105.

5 ▪ Siswa tidak 1. Krathwohl (2002: 1) menyebutkan beberapa


mampu indikator untuk mengukur berpikir kritis
memahami peserta didik yaitu:
dan 1) Menganalisis
menjelaskan 2) Mengevaluasi
beberapa 3) Mencipta
istilah umum
(terminologi) Firdaus, Muhammad, and Insih Wilujeng.
yang disampai "Pengembangan LKPD inkuiri terbimbing
guru baik yang untuk meningkatkan keterampilan berpikir
berkaitan kritis dan hasil belajar peserta didik." Jurnal
dengan materi Inovasi Pendidikan IPA 4.1 (2018): 26-40.
pelajaran
maupun dalam
konteks umum.

6 Tidak 1. Nikolopoulou dan Gialamas (2016) mengelompokkan


terpantaunya tantangan penggunaan teknologi informasi dalam
seluruh aktivitas proses pembelajaran dari tiga aspek, yaitu kurangnya
siswa dalam dukungan (lack of support), kurangnya kepercayaan
(lack of confidence), dan kurangnya perlengkapan (lack
pembelajaran
of equipment).
praktek
https://suyanto.id/hambatan-utama-
menggunakan
penggunaan-tik-dalam-pembelajaran-dan-
komputer
strategi-mengatasinya/
Siswa
2. Upaya guru dalam mengimplementasikan teknolgi
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
masih terkendala oleh beberapa faktor. Seperti
yang dikemukakan Bondan S, Prakosa dan
Rakmat Januardy (Hery Fitriadi, 2012:219)
mengemukakan bahwa khususnya di Indonesia
lima jenis pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi yaitu
a. Kurangnya jumlah komputer,
b. Uru tidak memilki pengetahuan dan
keterampilan,
c. Kesulitan untuk berinteraksi dalam
pembelajaran,
d. Kurangnya kesempatan dalam mengikuti
pelatihan,
e. Kurangnya dukungan kebijakan dari
pemerintah setempat,
f. Proses pendanaan yang tidak
berkesinambungan dalam program.

https://ojs.unm.ac.id/pir/article/view/10002
/5766

Anda mungkin juga menyukai