Anda di halaman 1dari 20

NAMA : Meirine HCH, S.

Kom
NO. UKG : 201502981328
LPTK : Universitas Negeri Padang
BID.STUDI : Teknik Komputer dan Informatika
KELAS : 002

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
1 Siswa belum optimal KAJIAN LITERATUR : Setelah dilakukan analisa dari
dalam Sumber : kajian literatur dan wawancara
memanfaatkan Jailani, M. S., & Hamid, A. (2016). Pengembangan sumber belajar dari berbagai sumber, maka dapat
sumber belajar berbasis karakter peserta didik (ikhtiar optimalisasi proses diketahui faktor penyebab belum
pembelajaran pendidikan agama islam (PAI)). Nadwa: Jurnal
optimalnya siswa dalam
Pendidikan Islam, 10(2).
memanfaatkan sumber belajar,
file:///C:/Users/SMPN%2026%20DEPOK/Downloads/5
yaitu :
88-1161-1-SM.pdf
1. pola pembelajaran yang
terbangun di kelas masih
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
belum variatif
digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar
2. guru dan siswa belum
menampilkan
optimal memanfaatkan
kompetensinya.
lingkungan sebagai sumber
=========
belajar
Sumber : 3. pemilihan sumber belajar
Waluyati, M. (2020). Penerapan Fokus Group Discussian (FGD) Untuk yang kurang tepat
Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai 4. sumber belajar yang masih
Sumber Belajar. Jurnal Edutech Undiksha, 8(1), 80-91. terbatas di sekolah tersebut

Penyebab kurang maksimalnya pemanfaatan sumber


belajar siswa :
 pola pembelajaran yang masih monoton
 guru masih mendominasi proses pembelajaran
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
 pelakanaan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif
dan Menyenangkan) dikalangan guru masih
belum optimal
==========

Sumber :
Nur, F. M. (2012). Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran
sains kelas V SD pada pokok bahasan makhluk hidup dan proses
kehidupan. Jurnal penelitian pendidikan, 13(1), 67-78.
http://jurnal.upi.edu/file/9-Paizah-edit_67-79.pdf

Siswa belum memanfaatkan sumber belajar dengan baik


dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya :
 Faktor Internal :
 guru ataupun siswa kurang memiliki
kreativitas dan inovasi dalam
memanfaatkan bahan-bahan atau benda-
benda yang ada sekitar dilingkungannya.
 perspektif siswa akan pelajaran yg sedang
diikuti
 Faktor External :
 Sebagian besar guru cenderung
memanfaatkan buku teks sebagai satu-
satunya sumber belajar
 sumber belajar dianggap sebagai suatu
barang yang sulit dan membutuhkan
biaya yang tinggi untuk mendapatkannya
 pemilihan sumber belajar yang kurang
tepat

HASIL WAWANCARA :
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
Wa.Kepala Sekolah bid. Kurikulum (Siti Rohayah,
S.Pd.Si.,M.Pd.) :
Siswa memiliki motivasi intrinsik yang rendah yakni rasa
ingin tahu yang kurang dalam memahami materi
pembelajaran sehingga ia belum optimal dalam
memanfaatkan sumber belajar.

Rekan sejawat (Fatkhurrachman Eddy W, S.Pd – Guru


Seni Budaya) :
Siswa jarang menggunakan media pembelajaran dan
belum optimal karena masih proses memilih
menyesuaikan materi pembelajaran dari gurunya. Selain
itu sumber yang ada bisa jadi masih terbatas dan tidak
bisa di akses dengan leluasa.

2 Siswa inklusi yang KAJIAN LITERATUR : Setelah dilakukan analisa dari


sulit mengikuti Sumber : kajian literatur dan wawancara
pembelajaran Abdullah, N. (2013). Mengenal anak dari berbagai sumber, maka dapat
berkebutuhan
khusus. Magistra, 25(86), 1. diketahui penyebab siswa inklusi
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/51984206/388-729-1-SM-with-
sulit mengikuti pembelajaran,
cover-page-
yaitu :
v2.pdf?Expires=1668060261&Signature=S8myVbi9r5xozaWBuGqrbc
aBBzoyIHlYedGLG1Er4yDkVqbOCNJ4hkhKbxOKyaAlhY4ocvk~ieqA 1. Memang adanya
WkYtZlJRLX7E8MvQUsR3ulf8NgWsQyEEXpECjjevvoG3T8qVuXJES penyimpangan kondisi
fSfs2xMtHNqVzZYcNdibeksawZu1i12Votfm8yxHZR9EbK9g8s- siswa dalam hal fisik,
ftWcb32NaWhsBOYG7fnnASaMlkGsBts8nV5LgxIRUvOQiItDAI4EzvL mental, maupun
HSVKIHpRw07adHjoWFeLcdpS3ZjX- karakteristik perilaku
lwb5fRSM5x6nv8qVc3GpaOKMMiAb684fynGjYzHFH7hWVpmYUme sosialnya.
pX8KT5Dsfx68gsE7B5BasTVknQA__&Key-Pair-
2. Kesulitan dan ketidak-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
siapan pihak sekolah dalam
melaksanakan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mempunyai
pembelajaran bagi siswa
kelainan/penyimpangan dari kondisi rata-rata anak
normal umumnya dalam hal fisik, mental maupun
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
karakteristik perilaku sosialnya. Istilah berkebutuhan inklusi karena bukan
khusus secara eksplisit ditujukan kepada anak yang merupakan sekolah inklusi
dianggap mempunyai kelainan/penyimpangan dari 3. Kekurangpahaman
kondisi rata-rata anak normal umumnya, dalam hal fisik, orangtuanya sendiri dalam
mental maupun karakteristik perilaku sosialnya hal menangani masalah
(Efendi,2006). pembelajaran siswa.
Berdasarkan pengertian tersebut anak yang 4. Kesulitan siswa untuk
dikategorikan berkebutuhan dalam aspek fisik meliputi fokus dalam pembelajaran
kelainan dalam indra penglihatan (tunanetra) kelainan
indra pendengaran (tuna rungu)
kelainan kemampuan berbicara (tuna wicara) dan
kelainan fungsi anggota tubuh (tuna daksa). Anak yang
memiliki kebutuhan dalam aspek mental meliputi anak
yang memiliki kemampuan mental lebih (super normal)
yang dikenal sebagai anak berbakat
atau anak unggul dan yang memiliki kemampuan mental
sangat rendah (abnormal) yang dikenal sebagai tuna
grahita. Anak yang memiliki kelainan dalam aspek sosial
adalah anak yang memiliki kesulitan dalam
menyesuaikan perilakunya terhadap lingkungan
sekitarnya. Anak yang termasuk dalam kelompok ini
dikenal dengan sebutan tunalaras.
==========

Sumber :
Mustajir, F., & Sulisworo, D. (2021). Keterlaksanaan Metode
Demonstrasi pada Siswa Slow Learner dalam Pembelajaran IPA di
SMP Muhammadiyah 1 Sleman. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(1),
522-529.
https://ummaspul.e-
journal.id/maspuljr/article/view/1018

Faktor penyebab siswa inklusi sulit mengikuti pelajaran :


Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
Faktor internal :
siswa mengalami gangguan pemusatan
perhatian, meliputi persepsi visual (proses
pemahaman terhadap objek yang dilihat),
proses pemahaman terhadap objek yang
didengar, proses pemahaman terhadap objek
yang diraba dan digerakkan
 Faktor external :
lingkungan keluarga, budaya, fasilitas atau
makanan.
==========

Sumber :
Minsih, M., Nandang, J. S., & Kurniawan, W. (2021). Problematika
pembelajaran online bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar
masa pandemi covid-19. Jurnal Basicedu, 5(3), 1252-1258.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/876

Pada jurnal yang ditulis oleh Minsih M, Nandang, dan


Kurniawan, permasalahan pembelajaran anak
berkebutuhan khusus di era pandemic merupakan suatu
permasalahan yang kompleks. Rata-rata berasal dari
faktor eksternal, yaitu :
1. Faktor Sekolah. Kesulitan dan ketidak-siapan pihak
sekolah terutama guru kelas dan guru pendamping
khusus sebagai pembimbing anak dalam
melaksanakan pembelajaran online yang inovatif.
2. Faktor Orang tua. Kurang menguasai teknologi,
tidak memiliki pemahaman terkait dengan
pendidikan anak berkebutuham khusus.
3. Faktor Lingkungan.

HASIL WAWANCARA :
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
Pakar (Tiarma Naibaho, S.S, M.Pd. – Guru Penggerak) :
Siswa inklusi, saya ambil contoh yang mengalami
kesulitan belajar, penyebabnya sulit mengikuti
pembelajaran dikarenakan sulitnya untuk fokus atau
konsentrasi.

Rekan kerja (Sofiyah Ella, S.Pd– Guru IPS) :


Siswa inklusi yang sulit mengikuti pembelajaran karena
kurangnya daya ingat yang mempengaruhi kurangnya
pemahaman dalam mengikuti pembelajaran

3 Hubungan KAJIAN LITERATUR : Setelah dilakukan analisa dari


komunikasi guru Sumber : kajian literatur dan wawancara
dengan siswa masih Lanani, K. (2013). Belajar berkomunikasi dan komunikasi untuk belajar dari berbagai sumber, maka dapat
belum terjalin dengan dalam pembelajaran matematika. Infinity Journal, 2(1), 13-25. diketahui faktor-faktor yang
baik http://e- mempengaruhi hubungan
journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/infinity/article/vie komunikasi guru dengan siswa
w/21 masih belum terjalin dengan baik :
1. Keterlibatan atau interaksi
Kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi antara siswa dan guru
untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta dalam partisipasi kegiatan
didik, bertujuan agar pesan dapat diterima dengan baik belajar mengajar masih
dan berpengaruh terhadap pemahaman serta kurang
terbentuknya perubahan tingkah laku. Komunikasi 2. Kesadaran akan pentingnya
edukatif dalam pembelajaran menjadi faktor yang juga sekolah masih kurang di
berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan kalangan masyarakat
pembelajaran. Komunikasi pembelajaran dapat efektif 3. Ceramah masih menjadi
apabila terdapat aliran respon informasi dua arah antara model pembelajaran yang
komunikator dan komunikan. Setidaknya terdapat lima paling sering digunakan
aspek yang perlu dipahami dalam membangun oleh guru sehingga
komunikasi yang efektif, yaitu: kejelasan, ketepatan, komunikasinya masih
konteks, sistematika yang jelas, dan budaya komunikator
atau komunikan.
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
========== bersifat satu arah atau
teacher center.
Sumber : 4. Masih kurangnya
Fadhli, R., Salsabila, J., & Lestari, V. F. (2022). Membangun Education pemahaman guru bahwa
Self-Awareness Masyarakat Melalui Penerapan Metode Growth pendidikan harus berpusat
Mindset dan Fixed Mindset di Desa Sukamulya, Kecamatan
pada anak, memerdekakan
Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Jurnal Abdi Masyarakat
Indonesia, 2(6), 1829-1840. anak, dan menuntun anak.
https://jamsi.jurnal- 5. Penyebabnya adalah guru
id.com/index.php/jamsi/article/view/503 masih mempunyai
idealisme (kaku) dalam
Pendidikan merupakan tools utama menuju bangsa yang berkomunikasi sehingga
berdaya. Hanya saja, tidak semua sadar akan hal itu. siswa menjadi canggung
Khusus di desa-desa, partisipasi masyarakat untuk untuk berkomunikasi.
meningkatkan SDM mereka melalui jalur pendidikan
masih sangat rendah. Potret ini juga terjadi di Desa
Sukamulya, Kecamatan Kutawaringin Kabupaten
Bandung. Kesadaran yang timbul dari diri tentang
pentingnya pendidikan (education self-awareness) bagi
mereka masih sangat kurang.
Hasil temuan yang menunjukkan komunikasi guru-siswa
belum terjalin :
 Faktor internal : masih kurangnya melibatkan
partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-
mengajar
 Faktor external : kesadaran akan pentingnya
sekolah masih kurang di kalangan masyarakat
==========

Sumber :
Haqi, L. (2015). Pengaruh Komunikasi Antara Guru dengan Siswa
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V MI Matholi’ul Huda 02 Troso
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
Jepara. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Universitas Islam Negeri Walisongo.
https://core.ac.uk/download/pdf/45434528.pdf

Hambatan-hambatan komunikasi yang ditemui dalam


proses belajar mengajar antara lain :
1) Verbalistik, dimana guru menerangkan pelajaran hanya
melalui katakata atau secara lisan. Di sini yang aktif
hanya guru, sedangkan murid lebih banyak bersifat
pasif, dan komunikasi bersifat satu arah.
2) Perhatian yang bercabang, yaitu perhatian murid yang
tidak terpusat pada informasi yang disampaikan guru,
tetapi bercabang perhatian lain.
3) Tidak ada tanggapan, yaitu murid-murid tidak
merespon secara aktif apa yang disampaikan oleh guru,
sehingga tidak terbentuk sikap yang diperlukan.
4) Kurang perhatian, disebabkan prosedur dan metode
pengajaran kurang bervariasi, sehingga penyampaian
informasi yang monoton menyebabkan kebosanan
murid.
5) Sikap pasif anak didik, yaitu tidak bergairahnya siswa
dalam mengikuti pelajaran disebabkan kesalahan
memilih tehnik komunikasi

HASIL WAWANCARA :
Pakar (EUIS TETI HERAWATI, M.PD. – Pengawas SMP
Kota Depok) :
Penyebabnya adalah guru belum memahami bahwa
pendidikan harus berpusat pada anak, memerdekakan
anak, dan menuntun anak. Dengan konsep seperti itu
perlu dibangun komunikasi yang baik antara guru dengan
siswa karena komunikasi merupakan kunci dan fondasi
interaksi guru dan siswa.
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah

Rekan Sejawat (Wineko Dikoro Putro, S.S – Guru PJOK)


Penyebab hubungan komunikasi guru dengan siswa masih
belum terjalin dengan baik karena masih adanya guru
yang menggunakan idealisme yang tinggi hingga siswa
tersebut merasa canggung untuk berkomunikasi

4 Guru sulit KAJIAN LITERATUR : Setelah dilakukan analisa dari


mempraktikkan Sumber : kajian literatur dan wawancara
pembelajaran inovatif Kaharuddin, A. (2020). Pembelajaran Inovatif & Variatif (Vol. 2020). dari berbagai sumber, maka dapat
karena keterbatasan Pusaka Almaida. diketahui mengapa guru sulit
media dan ruang https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=1_0KEA mempraktikkan pembelajaran
AAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=definisi+pembelajaran+inov inovatif :
atif&ots=3I20tmqOvJ&sig=eVKwfHMEVY3hWRd60T_XuIO 1. Masih terbatasnya waktu,
EGO0&redir_esc=y#v=onepage&q=definisi%20pembelajara ruang dan fasilitas sekolah
n%20inovatif&f=false yang dapat mendukung
guru dalam merancang
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang desain pembelajaran yang
dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang inovatif yang dapat
biasa dilakukan, dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa menstimulus suasana
dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka diskusi yang aktif
proses perubahan perilaku ke rah yang lebih baik sesuai 2. Belum optimalnya guru
dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa dalam dalam memposisikan diri
koteks program belajar mengajar. Program pembelajaran sebagai fasilitator,
yang inovatif dapat berarti program yang dibuat sebagai membimbing, menggali
upaya mencari pemecahan suatu masalah. Itu disebabkan pemahaman yang lebih
karena program pembelajaran tersebut belum pernah dalam, mendukung inisiatif
dilakukan atau program pembelajaran yang sejenis sedang siswa
dijalankan akan tetapi perlu perbaikan. Program 3. Kemampuan awal peserta
pembelajaran inovatif adalah program pembelajaran yang didik, tingkat dan
langsung memecahkan permasalahan yang sedang kecepatan berpikir peserta
dihadapi oleh kelas berdasarkan kondisi kelas. didik yang beragam
==========
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
4. Interaksi yang masih
Sumber : kurang antar pendidik
Nengsih, R. (2018). ANALISIS KESULITAN GURU BAHASA dalam hal berbagi praktik
INDONESIA MENERAPKAN PEMBELAJARAN INOVATIF DI SMK baik, dalam pembelajaran
NEGERI 2 MEDAN (Doctoral dissertation, UNIMED).
untuk saling menginspirasi
http://digilib.unimed.ac.id/31363/

Proses pembelajaran dilakukan mulai dari orientasi siswa


pada masalah, diskusi kelompok, penyajian hasil dan
refleksi. Kesulitan yang dihadapi guru terjadi di hampir
semua tahapan pada model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning), yaitu :
 Kesulitan pada tahap perencanaan yaitu kesulitan
menentukan kegiatan belajar yang mampu memacu
siswa aktif dalam suasana diskusi di kelas serta
kesulitan dalam menentukan kelompok belajar
heterogen.
Pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran, guru
kesulitan menyajikan materi pelajaran dan hasil
karya siswa karna keterbatasan media,
mengorganisasikan siswa belajar mandiri dalam
melakukan kegiatan penyelidikan individu maupun
kelompok.
 Kesulitan pada tahap evaluasi pembelajaran yaitu
mengatur waktu untuk refleksi dan evaluasi dan
kesulitan dalam kegiatan penilaian karna tidak ada
rubrik penilaian khusus. Penerapan model
pembelajaran kontekstual diterapkan guru bahasa
Indonesia pada materi yang memiliki konsep
berkaitan dengan pengalaman hidup siswa secara
nyata. Pembelajaran yang diterapkan guru secara
umum sesuai sintak model pembelajaran
kontekstual.
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
 Kesulitan guru menerapkan pembelajaran
kontekstual pada tahap perencanaan yakni
kurangnya waktu dalam merencanakan media dan
desain pembelajaran.
 Kesulitan pada tahap pelaksanaan kegiatan
kontruktivisme yakni membangun pengetahuan
awal siswa dari pengalamannya sendiri dan
kesulitan menciptakan suasana masyarakat
belajar.
 Kesulitan pada tahap evaluasi adalah keterbatasan
waktu dan sulit melihat perkembangan siswa
karena tidak ada rubrik penilaian khusus untuk
melihat kemajuan belajar siswa.
==========

Sumber :
Tyas, R. (2017). Kesulitan penerapan problem based learning dalam
pembelajaran matematika. Jurnal Tecnoscienza, 2(1), 43-52.
https://ejournal.kahuripan.ac.id/index.php/TECNOSCIE
NZA/article/view/26

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis


hambatan guru dalam penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran
matematika.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang
menjadi hambatan :
 Faktor intrinsik :
 guru belum terbiasa dengan pembelajaran
PBL.
 guru tidak mudah dalam memposisikan diri
sebagai fasilitator, membimbing, menggali
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
pemahaman yang lebih dalam, mendukung
inisiatif siswa
 Faktor ekstrinsik :
 sulitnya menentukan masalah yang tepat
sehingga mampu menstimulus suasana
diskusi yang baik dan mampu menstimulus
perkembangan intelektual siswa (pada tahap
perencanaan)
 kemampuan awal siswa yang beragam
 tingkat dan kecepatan berpikir siswa yang
juga beragam

HASIL WAWANCARA :
Wa.Kepala Sekolah bid. Kurikulum (Siti Rohayah,
S.Pd.Si.,M.Pd.) :
1. Guru belum terbuka pengetahuannya bagaimana
menciptakan pembelajaran yang inovatif dalam
keterbatasan media dan ruang,
2. Guru belum terbiasa saling berbagi praktik baik
dalam pembelajaran untuk saling menginspirasi
pembelajaran yang inovatif

Rekan kerja (Rachmat Adisucipto,S.Pd) :


Guru sulit mempraktikkan pembelajaran inovatif karena
kurangnya fasilitas yg memadai di sekolah sehingga guru
sulit mempraktikkan pembelajaran inovatif, serta sumber
media yg kurang

5 Siswa kesulitan KAJIAN LITERATUR : Setelah dilakukan analisa dari


mengikuti Sumber : kajian literatur dan wawancara
pembelajaran Sani, R. A. (2019). Pembelajaran berbasis hots edisi revisi: higher order dari berbagai sumber, maka dapat
berbasis HOTS thinking skills (Vol. 1). Tira Smart. diketahui faktor-faktor yang
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=GrfrDwA penyebab siswa kesulitan
AQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=pembelajaran+hots&ots=kH mengikuti pembelajaran berbasis
AWG-- HOTS :
tv0&sig=Ym_6VC0rYbjF3MQLlGJPXgCxtf4&redir_esc=y#v 1. Siswa belum terbiasa untuk
=onepage&q=pembelajaran%20hots&f=false menyelesaikan soal yang
berhubungan dengan
Pada kenyataannya proses pembelajaran yang dilakukan materi HOTS sehingga
sepenuhnya dapat membentuk peserta didik untuk belum terbiasa berpikir
menjadi cakap, mandiri, dan kreatif. Beberapa upaya telah kritis terhadap setiap hal
dilakukan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang ia alami
nasional yang dicanangkan tersebut. Salah satunya 2. Metode pengajaran yang
adalah dengan integrasi higher order thingking skills masih dirasa sulit oleh
(HOTS) dalam pembelajaran. siswa sehingga masih
Mendikbud menyatakan bahwa dalam menyiapkan membingungkan siswa
peserta didik yang siap bersaing menghadapi era milenium 3. Guru belum sering
dan revolusi industri 4.0, guru harus mampu memberikan soal HOTS
mengarahkan peserta didik untuk mampu berpikir kritis, sehingga siswa tidak
analitis, dan mampu memberikan kesimpulan atau terbiasa mengerjakannya.
penyelesaian masalah. 4. Guru belum optimal dalam
========== memberi pemahaman
hubungan materi dengan
Sumber : kehidupan nyata, yaitu
Indraswari, L., Lestari, A. W., & Hastari, R. C. (2019). Analisis Kesulitan hubungan sebab akibat dari
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal− Soal HOTS Materi Segiempat dan apa yg di dapat dari materi
Segitiga Ditinjau dari Gender. Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan
untuk siswa, sehingga
Matematika, 7(2), 65-72.
pemahaman dasar siswa
https://core.ac.uk/download/pdf/270170946.pdf
menjadi kurng kuat, dalam
menalar materi dan
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kesulitan yang
menganalisa soal.
dialami siswa dalam menyelesaikan soal–soal HOTS
menunjukkan bahwa siswa laki–laki mengalami kesulitan
pada tahap analisis dan evaluasi sedangkan siswa
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
perempuan mengalami kesulitan pada tahap evaluasi dan
mencipta (faktor internal)
Adapun faktor–faktor penyebab kesulitan yang dialami
siswa (faktor eksternal) adalah :
(1) siswa tidak terbiasa untuk menyelesaikan soal
yang berhubungan dengan materi tersebut,
(2) siswa kurang tertarik dalam mempelajari materi
(3) siswa cenderung bergantung pada bantuan guru
==========

Sumber :
Dalman, R. P., & Junaidi, J. (2022). Penyebab Sulitnya Siswa Menjawab
Soal HOTS dalam Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS SMAN 1
Batang Kapas Pesisir Selatan. Naradidik: Journal of Education and
Pedagogy, 1(1), 103-112.
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php/nara/article/
view/12

Pada penelitian ini membahas bahwa, penyebab kesulitan


siswa menjawab soal HOTS disebabkan oleh :
(1) Siswa Tidak Memahami Materi. Wawancara dengan
beberapa siswa diperoleh informasi bahwa mereka
tidak memahami materi karena sulitnya metode
pengajaran guru, baik karena guru sulit memahami,
penyampaian materi kurang baik atau guru terlalu
cepat dalam mengajarkan materie dalam proses
pembelajaran. Hal lain berdasarkan observasi dapat
ditemukan penyebab kesulitan memahami materi
karena tidak serius dalam pembelajaran. Hal ini
terlihat dari sikap mereka yang menonton sambil
belajar dan ada pula yang berhubungan dengan siswa
lain. Ketidaktertarikan siswa dalam belajar
disebabkan oleh guru yang banyak mengajar dengan
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
menggunakan metode ceramah sehingga siswa
menjadi bosan dan kemampuan berpikir siswa tidak
terasah.
(2) Siswa Tidak Memahami Soal Perintah. Berdasarkan
wawancara diperoleh informasi bahwa alasan siswa
tidak memahami petunjuk tentang alasannya tidak
pernah dibahas oleh guru tentang apa itu soal HOTS
dan apa saja syarat soal HOTS. Hal ini diperbolehkan
oleh guru dimana guru hanya memberikan soal HOTS
kepada siswa, soal HOTS yang diberikan juga masih
sedikit sehingga siswa tidak terbiasa dan tidak hanya
menjawab soal HOTS yang diujikan pada mereka.

HASIL WAWANCARA :
Pakar (Tiarma Naibaho, S.S, M.Pd. – Guru Penggerak) :
Penyebab siswa sulit mengikuti pembelajaran berbasis
HOTS karena siswa tidak dibiasakan untuk berpikir kritis
terhadap setiap hal yang ia alami..

Rekan kerja (Fatkhurrachman Eddy W, S.Pd – Guru


Seni Budaya) :
Siswa kesulitan mengikuti pembelajaran berbasis HOTS
karena secara pemahaman dasar saja masih belum kuat,
menalar materi, menganalisa soal. Juga karena guru
kurang memberi pemahaman hubungan materi dengan
kehidupan nyata, yaitu hubungan sebab akibat dari apa
yg di dapat dari materi untuk siswa

6 Siswa kurang KAJIAN LITERATUR : Setelah dilakukan analisa dari


optimal dalam Sumber : kajian literatur dan wawancara
pemanfaatan Anshori, S. (2018). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi dari berbagai sumber, maka dapat
teknologi Sebagai Media Pembelajaran. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan diketahui mengapa siswa kurang
PKn dan Sosial Budaya, 2(1).
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
70-Article Text-536-1-10-20191223.pdf optimal dalam pemanfaatan
teknologi :
Media pembelajaran merupakan salah satu sarana 1. Karena tingkat kemampuan
penyalur pesan dan informasi belajar. siswa dalam menangkap
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) materi ajar yang belum
sebagai media pembelajaran sudah merupakan suatu optimal
tuntutan. 2. Siswa lebih memilih
Dimanfaatkannya teknologi sebagai media pembelajaran menggunakan handphone
dalam proses belajar mengajar, dapat mempermudah cara untuk bermain game dan
pengajar dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan media sosial
para siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 3. Gadget yang dimiliki
Kebutuhan akan teknologi dalam ranah pendidikan digunakan bersama dengan
bukanlah hal yang baru, pemanfaatan teknologi untuk orangtua atau keluarga
membentuk pembelajar yang kondusif dan inovatif. lainnya
Pemanfaatan tersebut terbukti berperan besar dalam 4. Pendampingan orangtua
kelancaran proses belajar. dalam proses belajar anak
========== yang masih minim
5. Siswa belum terbiasa
Sumber : menggunakan komputer/
Annisah, S., & Masfiah, S. (2021). Pembelajaran Online pada Masa
perangkat teknologi sebagai
Pandemi Covid-19 Meningkatkan Kesulitan Belajar Matematika pada
Siswa Sekolah Dasar. Jpsp, 1(1), 6170. media komunikasinya
2812-9387-1-PB.pdf 6. Masih terbatasnya akses
jaringan untuk memperoleh
Sejauh ini studi tentang hubungan pembelajaran online informasi melalui internet
dengan kesulitan belajar dapat dibagi menjadi beberapa 7. Pemahaman siswa terkait
tipe/faktor, yaitu : manfaat dari teknologi itu
Faktor internal : sendiri masih minim
 motivasi keluarga
 tingkat kemampuan siswa menangkap materi ajar
 siswa lebih suka menggunakan handphone untuk
bermain game dan medsos
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
Faktor external :
 ekonomi keluarga
 handphone digunakan bersama dengan orangtua
 kurangnya pendampingan belajar oleh orangtua
 kurangnya diskusi antara guru, siswa, dan
orangtua
==========

Sumber :
Pratama, W. A., Hartini, S., & Misbah, M. (2019). Analisis literasi digital
siswa melalui penerapan e-learning berbasis schoology. Jurnal Inovasi
Dan Pembelajaran Fisika, 6(1), 9-13.
https://core.ac.uk/download/pdf/267823079.pdf

Faktor yang mempengaruhi kurang optimalnya siswa


memanfaatkan teknologi, antara lain
 Faktor internal :
 Belum terbiasa menggunakan
komputer/teknologi sebagai media
komunikasinya
 Siswa lebih tertarik mengakses informasi
yang unik, menarik dan menyenangkan di
sosial media yang mereka miliki.
 Faktor external :
 perangkat siswa yang kurang mendukung
 kurangnya konten-konten informasi
pembelajaran dan informasi sekolah yang
menarik
 terbatasnya akses jaringan untuk
memperoleh informasi melalui internet

HASIL WAWANCARA :
Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
Kepala Sekolah (Bapak Iyang Bahtiar, M.Pd) :
Seorang siswa kurang optimal dalam pemanfaatan
teknologi karena siswa tersebut belum termotivasi untuk
memanfaatkan teknologi dan siswa lebih mementingkan
dunianya, yaitu dengan bermain game dengan HP.

Rekan kerja (Rachmat Adisucipto,S.Pd – Guru PPKn) :


Siswa kurang optimal dalam pemanfaatan teknologi
karena kurangnya pemahaman siswa terkait apa saja
manfaat dari menggunakan teknologi itu sendiri.
Lampiran : Dokumentasi wawancara

NO FOTO KETERANGAN
1. Wawancara dengan Kepala Sekolah
SMPN 26 Depok
(Bapak Iyang Bahtiar, M.Pd)

2. Wawancara dengan Guru IPS SMPN 26


Depok
(Ibu Sofiyah Ella, S.Pd)
3. Wawancara melalui aplikasi whatsapp
dengan Wakil Kepala Sekolah bidang
Kurikulum SMPN 26 Depok
(Ibu Siti Rohayah, S.Pd.Si.,M.Pd.)

4. Wawancara melalui Google Form dengan


rekan kerja di SMPN 26 Depok dan
pakar

Anda mungkin juga menyukai