Anda di halaman 1dari 24

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


SIKLUS 2

Nama : AGUSTINA ARIANI


Kelas : PGSD 006
LPTK : Universitas Mulawarman
Dosen : Dr. REZA, S. Pd. M.Pd

No Hasil eksplorasi penyebab Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah (data Masalah terpilih yang akan
masalah pendukung) diselesaikan

1 Siswa kurang memiliki motivasi Siswa kurang aktif karena Siswa kurang memiliki motivasi belajar dalam
belajar dalam pembelajaran ipas pembelajaran monoton pembelajaran ipas pada materi daerahku dan 1. Motivasi belajar siswa masih
pada materi daerahku dan dalam pembelajaran ipas kekayaan alamnya dikelas 4 sehingga siswa kurang
kekayaan alamnya dikelas 4 :
pada materi daerahku dan kurang aktif dalam pembelajaran, hal ini
1. Kurangnya guru dalam kekayaan alamnya di kelas disebabkan karena guru belum menggunakan
memotivasi siswa dalam 4 variasi dalam menggunakan model-model
pembelajaran pembelajaran inovatif sehingga proses
2. Media dan metode pembelajaran menjadi terasa monoton, untuk
pembelajaran masih belum meningkatkan motivasi belajar siswa, guru
maksimal digunakan
dapat menggunakan Model Pembelajaran
3. Kurangnya inovasi dan
kreatifitas guru dalam Inovatif seperti Problem Based Learning ( PBL )
pembelajaran
4. Kurangnya keaktifan siswa Untuk mendukung pernyataan diatas, adapun
selama pembelajaran kajian literatur yang terkait dengan :

Shilphy A. Octavia (2020:13)


Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematik (teratur) dalam pengorganisasian
kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai
tujuan belajar (kompetensi belajar).

Arends & Kilcher, 2010 dalam Ali Muhtadi


(2019 :22)
Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) merupakan model pembelajaran yang
menantang murid untuk belajar, masalah
sebagai kemudi dalam pembelajaran.

Suprihatiningrum dalam Yulianah Prihatin


(2019:25)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah/Problem
Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran yang mana seorang peserta didik
sejak awal dihadapkan pada suatu masalah,
kemudian diikuti dengan proses pencarian
informasi yang bersifat student centered.

Arends dalam Arnita Budi Siswanti,


Richardus Eko Indrajit (2023:29)
Langkah-langkah problem based learning terdiri
dari lima fase sebagai berikut :
Fase 1
Memberikan orientasi masalah pada siswa.
Fase 2
Mengorganisasi peserta didik untuk
meneliti/belajar.
Fase 3
Mendampingi pengalaman / penyelidikan
individual/kelompok.
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap narasumber diantaranya :
- Metode mengajar tidak memotivasi belajar
siswa
- Siswa kurang aktif membaca materi
pelajaran
- Metode pembelajaran tidak bervariasi
- Siswa malas mengikuti pembelajaran ipas
karena jenuh

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Siswa merasa bosan
- Siswa tidak konsentrasi saat pembelajaran
- Kurangnya media ajar
- Siswa tidak memahami materi pembelajaran
- Kebanyakan siswa hanya belajar dirumah
jika mereka mempunyai pekerjaan rumah
atau diinstruksikan oleh orangtuanya

Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai


Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Aspirasi siswa dalam hal keinginan untuk
mempelajari ipas rendah karena harus
dituntut untuk mempelajari materi yang
ruang lingkupnya terlalu luas
- Tingkat keaktifan siswa dalam hal
keberanian dan rasa ingin tahu rendah
karena memiliki rasa malu dalam
pembelajaran yang mungkin kurang menarik
- Kemampuan siswa dalam hal menyerap
materi dalam pembelajaran kurang maksimal
karena sebagian siswa masih malas untuk
mengulang membaca
- Siswa sering mengeluh dan tertekan cakupan
materi yang luas yang mengharuskan siswa
banyak membaca
- Metode dalam mengajar guru kurang menarik
dan kurang kreatif, referensinya masih sedikit

Kurangnya inovasi dan Pembelajaran yang monoton sehingga


kreatifitas guru dalam membosankan dalam pembelajaran, hal ini
menggunakan sumber disebabkan karena guru kurang menggunakan
dan media belajar dalam sumber dan media pembelajaran yang
pembelajaran ipas pada bervariasi dan menarik untuk membantu
materi daerahku dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk itu
kekayaan alamnya di guru harus menggunakan sumber dan media
kelas 4 pembelajaran interaktif seperti media
pembelajaran video pembelajaran melalui
youtube, powerpoint, canva

Untuk mendukung pernyataan diatas, adapun


kajian literatur yang terkait dengan :

Budi Kurniawan (2021)


media pembelajaran merupakan segala
sesuatu, alat atau sarana yang bisa didesain
atau dimanfaatkan oleh dosen / guru / pendidik
secara sistematis untuk menyampaikan pesan
agar capaian pembelajaran tercapai secara
efektif dan efisien.

Hamka dalam Septy Nurfadhillah (2021:13)


Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
alat bantu berupa fisik maupun non fisik maupun
non fisik yang sengaja digunakan sebagai
perantara antara tenaga pendidik dan peserta
didik dalam memahami materi pembelajaran
agar lebih efektif dan efisien. Sehingga materi
pembelajaran lebih cepat diterima peserta didik
dengan utuh serta menarik minat peserta didik
untuk belajar lebih lanjut.
Hamalik dalam Lemi Indriyani (2019:19)
Fungsi media pembelajaran yaitu:
1) Untuk membuat situasi belajar yang efektif.
2) Media merupakan bagian integral dalam
sistem pembelajaran.
3) Media pembelajaran penting untuk
mencapai tujuan pemebelajaran.
4) Media pembelajaran untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu
siswa untuk memahami materi di dalam
kelas,
5) Media pembelajaran untuk mempertinggi
mutu pendidikan.

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap narasumber diantaranya :
- Metode mengajar tidak memotivasi belajar
siswa
- Siswa kurang aktif membaca materi
pelajaran
- Metode pembelajaran tidak bervariasi
- Siswa malas mengikuti pembelajaran ipas
karena jenuh

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :

- Siswa merasa bosan


- Siswa tidak konsentrasi saat pembelajaran
- Kurangnya media ajar
- Siswa tidak memahami materi pembelajaran
- Kebanyakan siswa hanya belajar dirumah
jika mereka mempunyai pekerjaan rumah
atau diinstruksikan oleh orangtuanya

Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai


Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Aspirasi siswa dalam hal keinginan untuk
mempelajari ipas rendah karena harus
dituntut untuk mempelajari materi yang ruang
lingkupnya terlalu luas
- Tingkat keaktifan siswa dalam hal keberanian
dan rasa ingin tahu rendah karena memiliki
rasa malu dalam pembelajaran yang mungkin
kurang menarik
- Kemampuan siswa dalam hal menyerap
materi dalam pembelajaran kurang maksimal
karena sebagian siswa masih malas untuk
mengulang membaca
- Siswa sering mengeluh dan tertekan cakupan
materi yang luas yang mengharuskan siswa
banyak membaca
- Metode dalam mengajar guru kurang menarik
dan kurang kreatif, referensinya masih sedikit

2 Siswa memiliki pemahaman yang Kurangnya minat membaca Kurangnya minat membaca siswa dalam
rendah dalam pembelajaran ipas siswa dalam pembelajaran pembelajaran ipas pada materi daerahku dan
pada materi daerahku dan ipas pada materi daerahku kekayaan alamnya dikelas 4 dikarenakan
kekayaan alamnya dikelas 4 dan kekayaan alamnya kurangnya pembiasaan membaca dikelas
disebabkan : dikelas 4 sebelum pembelajaran dimulai dan akses
fasilitas literasi terbatas. Untuk itu guru dapat
1. Kurangnya minat membaca memaksimalkan pembiasaan membaca dikelas
siswa dengan memberikan waktu 5 menit untuk
2. Siswa kurang memahami materi membaca sebelum pembelajaran masuk
tanpa tersedianya media
kedalam materi yang akan dipelajari.
pembelajaran
3. Guru belum optimal memberikan
pemahaman materi Untuk mendukung pernyataan diatas, adapun
pembelajaran kepada siswa kajian literatur yang terkait dengan :

Irwan P. Ratu Bangsawan (2018:2)


Minat baca adalah kecenderungan atau hasrat
seseorang untuk membaca buku atau tulisan
tertentu yang dapat tumbuh dan berkembang
melalui motivasi dan gairah dalam membaca.

Tarigan dalam Mia Zultrianti Sari (2020:199)


Minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan
dengan penuh ketekunan dalam rangka
membangun pola komunikasi dengan diri sendiri
untuk menemukan makna tulisan dan
menemukan informasi untuk mengembangkan
intelektualitas yang dilakukan dengan penuh
kesadaran dan perasaan senang yang timbul
dari dalam dirinya.

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Guru belum maksimal dalam
menyampaikan materi tersebut
- Siswa kurang memahami materi tanpa
tersedianya media pembelajaran
- Guru kurang memotivasi siswa dalam
belajar
- Penguasaan guru terhadap materi masih
kurang
- Materi pembelajaran yang padat

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :

- Siswa tidak paham materi tersebut


- Kurangnya pembiasaan membaca
- Guru cenderung mendominasi pembelajaran
- Media pembelaajran belum maksimal

Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai


Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Banyaknya materi yang harus dihapal atau
diingat sehingga siswa merasa jenuh dan
bosan
- Siswa kurang perhatian saat pembelajaran
atau kurang fokus, tidak respon dan
partisipasi pada saat menerima
pembelajaran
- Materi pembelajaran yang kurang menarik

Guru belum optimal Kurangnya pemahaman siswa guru belum


memberikan pemahaman optimal dalam memberikan pemahaman kepada
kepada siswa dalam siswa didalam pembelajaran yang mendukung
pembelajaran ipas pada peningkatan minat baca siswa sehingga
materi daerahku dan membuat siswa berpikiran bahwa buku sebagai
kekayaan alamnya dikelas4 sarana belajar yang membosankan. Untuk itu
guru dapat meningkatkan minat baca siswa
dengan memberikan kemudahan dalam
peningkatan penggunaan teknologi informasi
elektronik yang dimiliki peserta didik.

Untuk mendukung pernyataan diatas, adapun


kajian literatur yang terkait dengan :

Azmi Riski Ningsih dkk (2021:2)


Mengungkapkan rendahnya minat baca di
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor pertama, belum adanya pembiasaan
dalam membaca yang ditanamkan sejak dini.
Padahal usia kanak-kanak adalah masa golden
age di mana pada fase ini anak sedang
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
sehingga para orang tua dapat membentuk
karakter anaknya. Kedua, akses dalam fasilitas
pendidikan yang belum merata dan minimnya
kualitas sarana pendidikan. Terakhir adalah
kurangnya produksi buku di Indonesia karena
penerbit di daerah yang belum berkembang.

Efri Yoni (2020)


Banyak faktor yang yang menyebabkan
rendahnya minat baca para siswa sekolah dan
masyarakat secara umum, seperti harga buku
yang tidak terjangkau, kurangnya fasilitas
perpustakaan, tidak adanya perhatian dan
kesadaran dari keluarga dan lingkungan untuk
menumbuhkan minat baca anak sejak dini, dan
juga belum maksimalnya keseriusan pemerintah
untuk memajukan minat baca masyarakat.

Magdalena Elendiana (2020:5)


Upaya meningkatkan minat baca perlu
dibiasakan sejak awal pembelajaran supaya
siswa dapat memahami makna dari isi teks
tertulis yang telah dibaca. Upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan minat
baca siswa diantaranya:
a) Perlu dukungan dari orang tua, guru dan
teman-temannya.
b) Membiasakan siswa membaca buku
sebelum pembelajaran berlangsung.
c) Memilih bacaan yang disukai siswa namun
tetap mendidik.
d) Memberi pengaruh hal yang positif supaya
siswa gemar membaca.
e) Memanfaatkan sarana dan prasarana
yang ada.

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap narasumber diantaranya :
- Guru belum maksimal dalam
menyampaikan materi tersebut
- Siswa kurang memahami materi tanpa
tersedianya media pembelajaran
- Guru kurang memotivasi siswa dalam
belajar
- Penguasaan guru terhadap materi masih
kurang
- Materi pembelajaran yang padat

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :

- Siswa tidak paham materi tersebut


- Kurangnya pembiasaan membaca
- Guru cenderung mendominasi pembelajaran
- Media pembelajaran belum maksimal
Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai
Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Banyaknya materi yang harus dihapal atau
diingat sehingga siswa merasa jenuh dan
bosan
- Siswa kurang perhatian saat pembelajaran
atau kurang fokus, tidak respon dan
partisipasi pada saat menerima
pembelajaran
- Materi pembelajaran yang kurang menarik

3 Pembelajaran masih belum Guru jarang melakukan Proses pembelajaran yang mengarah kepada
mengarah pada kemampuan pembelajaran yang proses berpikir tingkat tinggi memerlukan
berpikir tingkat tinggi dalam mengarah pada pengetahuan tentang bagaimana merancang
lingkungan pembelajaran yang mendukung
pembelajaran ipas pada materi kemampuan berpikir tingkat
perkembangan pemikiran kritis, analitis, dan
daerahku dan kekayaan alamnya tinggi untuk memecahkan kreatif pada peserta didik, Dalam pembelajaran
dikelas 4 disebabkan : masalah dalam siswa dibiasakan diberi tugas dalam
pembelajaran ipas pada memecahkan masalah yang diajukan dalam
1. Kurangnya pembiasaan dalam materi daerahku dan bentuk pengamatan ,eksperimen dan berbagai
pembelajaran berpikir tingkat tantangan pembelajaran lainnya agar terbiasa
kekayaan alamnya dikelas
tinggi dalam memecahkan masalah ada disekitarnya.
2. Guru masih kurang memahami 4
tentang pengembangan
Untuk mendukung pernyataan diatas, adapun
keterampilan berpikir tingkat
tinggi kajian literatur yang terkait dengan :
3. Guru jarang mengarahkan
siswa untuk berpikir kritis untuk Djoko Dwi Kusumojanto dkk (2021:23)
memecahkan masalah dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
belum terbiasa adalah keterampilan untuk memikirkan suatu hal
mengintregasikan soal HOTS secara kritis, menciptakan keputusan serta
dalam pembelajaran. menyelesaikan permasalahan, berpikir secara
kreatif, dan selalu memikirkan nilai positif serta
nilai negatif dari suatu hal.

Hatta dalam Niken Septianingsih (2022:71)


Kemampuan berfikir tingkat tinggi (High Order
Thingking Skills) merupakan suatu proses
berpikir peserta didik dalam level kognitif yang
lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai
konsep dan metode kognitif dan taksonomi
pembelajaran seperti problem solving,
taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran,
penganjaran dan penilaian.

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Kurangnya pembiasaan dalam pembelajaran
berpikir tingkat tinggi
- Rendahnya kompetensi guru dalam
pembelajaran yang mengarah pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi
- Kurangnya Latihan – latihan soal yang
mengarah pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi
- Siswa belum terbiasa pada pembelajaran
tersebut

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Guru belum paham tentang pembelajaran
berpikir tingkat tinggi
- Rendahnya kemampuan guru dalam
mengembangkan modul ajar
- Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
berpikir tingkat tinggi
- Keengganan sebagian guru belajar untuk
meningkatkan kepasitasnya dalam mengajar
berbasis kemampuan tingkat tinggi atau
HOTS

Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai


Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Guru masih sulit mengatasi kemampuan
siswa yang berbeda – beda
- Kegiatan pembelajaran dalam proses
apersepsi kurang merangsang siswa untuk
dalam tertarik dalam belajar dan merespon
- Kurang memahami dan kurang mampu
dalam menentukan metode dan model
pembelajaran yang tepat
- Guru masih kurang memahami tentang
pengembangan keterampilan berpikir tingkat
tinggi
- Belum bisa menyesuaikan bagaimana cara
agar siswa dapat menunjukkan
kemampuannya dalam berpikir tingkat tinggi
Guru belum optimal dalam Guru menggunaan LKPD dan soal evaluasi
mengarahkan siswa untuk yang tidak mengarah pada proses berpikir
berpikir kritis memecahkan secara kritis dengan mengintegrasikan
masalah dan belum permasalahan dalam bentuk soal yang HOTS.
terbiasa mengintregasikan Untuk itu guru perlu melatih kemampuan
soal HOTS dalam peserta didik dalam membuat dan memecahkan
pembelajaran ipas materi soal HOTS dalam pembelajaran ipas pada
daerahku dan kekayaan materi daerahku dan kekayaan alamnya dikelas
alamnya dikelas 4 4

Untuk mendukung pernyataan diatas, adapun


kajian literatur yang terkait dengan :

Indri Kusdianti (2019:21)


Penyebab kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang rendah adalah peserta didik kurang
dirangsang dan dilatih untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada saat
proses pembelajaran.

Saraswati & Agustina dalam Kadariah


(2019:52)
Yang mempengaruhi kemampuan berpikir
tingkat tinggi beberapa peserta didik rendah
adalah karena mayoritas pengetahuan awal
peserta didik kurang baik. Pengetahuan
awal (rior knowledge) adalah kumpulan dari
pengetahuan dan pengalaman individu yang
diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka
dan yang akan ia bawa kepada suatu
pengalaman belajar yang baru.

Aziz Rizki Miftahul Ilmi dan Erna Puspita


(2023)
Pengembangan pembelajaran HOTS harus
memperhatikan beberapa hal antara lain: model
dan pendekatan yang digunakan, kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, permasalahan
yang disajikan, dan kompetensi yang diajarkan
dan dinilai.

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Kurangnya pembiasaan dalam pembelajaran
berpikir tingkat tinggi
- Rendahnya kompetensi guru dalam
pembelajaran yang mengarah pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi
- Kurangnya Latihan – latihan soal yang
mengarah pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi
- Siswa belum terbiasa pada pembelajaran
tersebut

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Guru belum paham tentang pembelajaran
berpikir tingkat tinggi
- Rendahnya kemampuan guru dalam
mengembangkan modul ajar
- Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
berpikir tingkat tinggi
- Keengganan sebagian guru belajar untuk
meningkatkan kepasitasnya dalam mengajar
berbasis kemampuan tingkat tinggi atau
HOTS

Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai


Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Guru masih sulit mengatasi kemampuan
siswa yang berbeda – beda
- Kegiatan pembelajaran dalam proses
apersepsi kurang merangsang siswa untuk
dalam tertarik dalam belajar dan merespon
- Kurang memahami dan kurang mampu
dalam menentukan metode dan model
pembelajaran yang tepat
- Guru masih kurang memahami tentang
pengembangan keterampilan berpikir tingkat
tinggi
- Belum bisa menyesuaikan bagaimana cara
agar siswa dapat menunjukkan
kemampuannya dalam berpikir tingkat tinggi
4 Guru belum maksimal Kurangnya kemampuan Pembelajaran yang menarik minat siswa tidak
mengimplementasikan model – guru dalam memahami dan membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti
model pembelajaran inovatif sesuai menerapkan model pembelajaran. Dengan memanfaatkan teknologi
dengan karakteristik materi pembelajaran inovatif dalam pembelajaran maka siswa merasa
sehingga masih senang dan lebih mudah dalam memahami
1. Guru masih menggunakan menggunakan pelajaran.
model pembelajaran
pembelajaran konvesional Untuk mendukung pernyataan diatas, adapun
konvensional
2. Kurangnya kemampuan guru kajian literatur yang terkait dengan :
dalam memahami dan
menerapkan model Kendala Utama dalam Pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran inovatif pembelajaran yang dihadapi guru adalah :
3. Sarana dan prasarana dalam 1. Sarana dan prasarana pendukung yang
pembelajaran yang kurang terbatas
memadai
2. Ketersediaan jaringan internet dan sinyal
3. Ketersediaan listrik
4. Pengetahuan teknis guru tentang teknologi
dan informasi dan komunikasi yang terbatas
5. Ketakutan dan pertimbangan dampak negatif
dari penggunaan alat berupa Handphone
(HP) dan laptop di sekolah

Artikel Suyatno.id (2021)


Hambatan Utama Penggunaan TIK dalam
Pembelajaran dan Strategi Mengatasinya

Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai


tiga fungsi utama yang dipakai pada aktivitas
pembelajaran, diantaranya :
1. Teknologi informasi sebagai alat, TIK dipakai
sebagai alat bantu bagi pengajar atau siswa
untuk membantu pembelajaran
2. Teknologi berfungsi sebagai ilmu
pengetahuan (science)

Unik Hanifah Salsabila & Niar Agustian


( 2021)
Peran Teknologi Pendidikan Dalam
Pembelajaran

Sarana dan prasarana Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah :


dalam pembelajaran yang 1. Tidak adanya akses
kurang memadai 2. Tidak adanya sarana TIK
3. Pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK
4. Guru tidak memiliki pengetahuan tentang
TIK
5. Tidak adanya kemauan guru untuk
memanfaatkan TIK
Sehingga solusi dari kendala pemanfaatan TIK
adalah Sosialisasi yang terus menerus tentang
potensi, manfaat, dan pentingnya TIK di dalam
kegiatan pembelajaran

Sri Lestari (2015)


Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Teknologi

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Siswa merasa bosan dalam pembelajaran
- Siswa tidak menguasai perkalian dan
penjumlahan
- Siswa lebih suka mengobrol dengan teman

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Banyak siswa yang kesulitan memahami
operasi pembagian bilangan bulat
- Kurangnya kemampuan minat terhadap
materi pelajaran matematika
- Kurangnya kemampuan berpikir untuk
memahami dan menerima penjelasan dari
guru, keluarga dan orang disekitarnya
- Kurangnya motivasi siswa
- Kurangnya kebiasaan belajar pada siswa
dan perhitungan yang benar
- Ketidakmampuan dan kurangnya
pembelajaran peluang seperti eksis terhadap
buku dan informasi pendukung pada
matematika

Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai


Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
Bisa dipengaruhi dari faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal :
- Dia mengalami kesulitan belajar
- Daya ingat yang masih lemah
- kemampuan dalam membaca dan menulis.
Faktor eksternal :
- Bisa gangguan dari luar
- Variasi pembelajaran kurang menarik
- Media dan metode pembelajaran masih
belum digunakan dengan baik oleh guru
Kurangnya interaksi guru Interaksi guru dan siswa semakin berkurang.
dan siswa dalam kegiatan Dimana seharusnya di era digital ini guru dan
pembelajaran sehingga siswa seharusnya bisa semakin soliddan bisa
pembelajaran menjadi membuat era digital ini semakin berfokus
monoton. terhadap Pendidikan yang ada di Indonesia.
Interaksi yang dimaksud adalah terjalinnya
hubungan antara guru dan siswa, baik
berlangsungnya KBM maupun di luar KBM.
Yang harus dipahami yaitu guru dan siswa saat
berada di sekolah tidak hanya sebatas mengajar
dan belajar. Guru tidak melulu menyampaikan
materi dan mengajar kurikulum sehingga siswa
hanya focus kepada materi dan tugas.

Artikel Kompasiana (2022)


Interaksi Guru dan Siswa Yang Semakin
Berkurang

Manfaat interaksi yang harmonis antara guru


dan siswa :
Bagi siswa :
1. Siswa lebih mudah menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru
2. Meningkatkan motivasi belajar
3. Merasa nyaman dan aman saat belajar
4. Mudah menyampaikan pertanyaan atau
kendala yang dialami kepada guru
5. Patuh kepada peraturan dan juga pesan –
pesan moral yang disampaikan oleh guru

Bagi Guru :
1. Mengetahui karakteristik siswa yang di didik
dengan baik sehingga lebih mudah untuk
merancang desain pembelajaran yang
sesuai
2. Mudah dalam mengarahkan dan
membimbing siswa
3. Menambah semangat dan keikhlasan
dalam bekerja
4. Tidak mengalami kesulitan dalam
menyampaikan materi pelajaran
5. Tidak ada pilih kasih pada siswa

Nita Oktifa (2022)


Artikel akupintar
Pengaruh Interaksi Guru dan Siswa Terhadap
Prestasi Siswa di Sekolah

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Siswa merasa bosan dalam pembelajaran
- Siswa tidak menguasai perkalian dan
penjumlahan
- Siswa lebih suka mengobrol dengan teman

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Banyak siswa yang kesulitan memahami
operasi pembagian bilangan bulat
- Kurangnya kemampuan minat terhadap
materi pelajaran matematika
- Kurangnya kemampuan berpikir untuk
memahami dan menerima penjelasan dari
guru, keluarga dan orang disekitarnya
- Kurangnya motivasi siswa
- Kurangnya kebiasaan belajar pada siswa
dan perhitungan yang benar
- Ketidakmampuan dan kurangnya
pembelajaran peluang seperti eksis terhadap
buku dan informasi pendukung pada
matematika

Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai


Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
Bisa dipengaruhi dari faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal :
- Dia mengalami kesulitan belajar
- Daya ingat yang masih lemah
- kemampuan dalam membaca dan menulis.
Faktor eksternal :
- Bisa gangguan dari luar
- Variasi pembelajaran kurang menarik
- Media dan metode pembelajaran masih
belum digunakan dengan baik oleh guru

Guru tidak membuat Guru harus bisa menciptakan pembelajaran


kegiatan yang menarik yang menyenangkan bagi siswa yang didapat
perhatian siswa dari suasana yang rileks, tidak ada tekanan,
aman, nyaman, lingkungan belajar yang
menarik.

Sebagai tenaga pendidik , guru berperan


penting dalam menyajikan materi dikelas. Guru
memiliki peran penting dalam menyajikan dan
merancang kegiatan pembelajaran yang
menarik untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik setiap harinya.
Tips Merancang dan menciptakan
pembelajaran yang menarik bagi siswa :
1. Melibatkan interkasi dengan komunikasi
dua arah
2. Mengemas materi pembelajaran dalam
bentuk video
3. Melakukan evaluasi pembelajaran

Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh


pengajar, baik guru maupun dosen dalam
menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Dilansir dari Open Colleges
Australia, berikut tips mengajar yang
menyenangkan dan tidak membosankan :
1. Temukan hal baru bersama
2. Buat siswa penasaran
3. Tunjukkan kepedulian terhadap siswa
4. Libatkan siswa dalam proyek
5. Hindari kebiasaan monoton
6. Review tapi jangan ulangi materi
7. Ganti pembelajaran dengan percakapan
8. Cobalah untuk menjadi siswa
9. Jangan beranggapan terlalu serius
10. Tertawakan lelucon siswa

Artikel detikcom (2021)

Dari kajian literatur diatas didukung pula dengan


hasil wawancara narasumber :

Surtinah, S. Pd ( Kepala Sekolah SD Negeri


Anjiran Sungai Raya )

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Siswa merasa bosan dalam pembelajaran
- Siswa tidak menguasai perkalian dan
penjumlahan
- Siswa lebih suka mengobrol dengan teman

Nina Hartati, S.Pd (Guru SD Negeri Anjiran


Sungai Raya)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
- Banyak siswa yang kesulitan memahami
operasi pembagian bilangan bulat
- Kurangnya kemampuan minat terhadap
materi pelajaran matematika
- Kurangnya kemampuan berpikir untuk
memahami dan menerima penjelasan dari
guru, keluarga dan orang disekitarnya
- Kurangnya motivasi siswa
- Kurangnya kebiasaan belajar pada siswa
dan perhitungan yang benar
- Ketidakmampuan dan kurangnya
pembelajaran peluang seperti eksis terhadap
buku dan informasi pendukung pada
matematika

Fitri Hani, S. Pd (Guru SD Negeri Sungai


Raya Tengah)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan


terhadap narasumber diantaranya :
Bisa dipengaruhi dari faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal :
- Dia mengalami kesulitan belajar
- Daya ingat yang masih lemah
- kemampuan dalam membaca dan menulis.
Faktor eksternal :
- Bisa gangguan dari luar
- Variasi pembelajaran kurang menarik
- Media dan metode pembelajaran masih
belum digunakan dengan baik oleh guru

Anda mungkin juga menyukai