Anda di halaman 1dari 10

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Nama : Susi Andika,S.Pd


Instansi : MTsN 1 Aceh Utara

Masalah terpilih
Akar Penyebab
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Kurangnya minat 1. Guru kurang KAJIAN LITERATUR Kekuatan & Peluang
baca siswa dalam memotivasi siswa Selain minat baca, Mustyka (2017:213) juga mengemukakan bahwa faktor
pembelajaran diawal lain yang juga mempunyai peran penting dalam kegiatan menulis adalah - Menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca pada pembelajaran terkait motivasi belajar. Motivasi memang selayaknya harus dimiliki oleh - siswa akan lebih mengerti mengapa dia harus bisa dan minat
materi Teks pentingnya minat siswa dalam melakukan proses belajar. Seorang siswa akan berhasil untuk membaca.
Deskripsi. membaca. dalam belajar jika dalam dirinya ada keinginan dan dorongan untuk
belajar. Motivasi mendorong siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang Kelemahan & Ancaman
maksimal. Dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa
dibutuhkan dorongan dan motivasi dari guru agar siswa dapat - Mengurangi waktu untuk membahas materi
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya melalui pelajaran bahasa - siswa tidak mau melanjutkan materi
Indonesia. Motivasi timbul karena adanya minat dari siswa. Motivasi
merupakan hal yang penting dalam proses belajar karena motivasi bukan
hanya sebagai penggerak tingkah laku, namun juga mengarahkan dan
memperkuat tingkah laku dalam belajar (Ria, S., Atmazaki., &
Abdurahman, 2015:31). Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam
maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya
Sardiman (2011:83) menyatakan salah satu ciri orang yang mempunyai
motivasi belajar adalah tekun menghadapi tugas. Jika siswa tekun
dalam mengerjakan tugas dalam pembelajaran, artinya akan
memperoleh hasil belajar yang baik.

Mustyka, O. (2017). Kontribusi Minat Baca dan Motivasi Belajar


terhadap Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Bukittinggi. Jurnal Pendidikan Rokania, 2(2), 210-224.
WAWANCARA

1. Narasumber : Qurul Nisa, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia)


Waktu : Selasa, 19 September 2023
Pukul : 11.00 WIB
Hasil wawancara

Ibu Nisa menuturkan bahwa kurangnya minat baca siswa dalam


pembelajaran membaca pada materi Teks Deskripsi karena :

1. Teks yang disajikan kurang menarik


2. Kemampuan membaca masih rendah
3. Sistem pembelajaran yang monoton

2. Narasumber : Mariati, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia)


Waktu : Selasa, 19 September 2023
Pukul : 11.30 WIB
Hasil wawancara

Ibu Mariati mengatakan bahwa kurangnya minat baca siswa dalam


pembelajaran membaca pada materi Teks Deskripsi karena :
siswa tersebut tidak pernah berkunjung dan menyaksikan langsung
terntang topik yang dia baca, sehingga minat bacaannya kurang.

3. Narasumber : H. Sulaiman,S.Ag. M.H.


(Kepala MTsN 1 Aceh Utara)
Waktu : Selasa, 19 September 2023
Pukul : 10.00 WIB
Hasil wawancara
Bapak Kepala Madrasah mengatakan untuk meningkatkan minat
siswa pada teks deskripsi, penting untuk mencoba metode
pembelajaran yang lebih menarik, menekankan relevansi dengan
kehidupan siswa, dan memilih teks yang sesuai dengan tingkat bacaan
dan minat mereka.
4. Narasumber : Nurhafliza, S.Pd.
(FASDA MGMP Bahasa Indonesia 2023)
Waktu : Selasa, 19 September 2023
Pukul : 12.00 WIB
Hasil wawancara
Beliau Mengatakan bahwa kurangnya minat membaca siswa pada teks
deskripsi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Kekurangan Keterlibatan: Teks deskripsi seringkali kurang menarik


dan tidak melibatkan siswa secara emosional. Tanpa daya tarik yang
kuat, siswa mungkin kehilangan minat mereka.

2. Keterbatasan Relevansi: Siswa mungkin kesulitan melihat relevansi


teks deskripsi dengan kehidupan mereka atau topik yang mereka
minati. Ini dapat membuat mereka kurang tertarik untuk membacanya.

3. Gaya Pembelajaran yang Berbeda: Setiap siswa memiliki gaya


pembelajaran yang berbeda. Beberapa mungkin lebih suka belajar
melalui pengalaman langsung atau visual daripada teks deskripsi.

4. Kualitas Teks: Jika teks deskripsi kurang menarik atau sulit


dipahami karena bahasa yang kompleks, itu juga dapat mengurangi
minat siswa.

5. Gangguan Teknologi: Teknologi dan media sosial dapat menjadi


distraksi yang besar bagi siswa, sehingga mereka cenderung kurang
fokus pada membaca teks deskripsi.
2. Guru tidak KAJIAN LITERATUR Kekuatan & Peluang
menerapkan Ira Ashari (2020) mengemukakan bahwa Problem Based Learning (PBL)
pembelajaran merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia Sudrajat (2011) mengemukakan beberapa keunggulan dari model
inovatif sehingga nyata untuk memulai pembelajaran. Masalah diberikan kepada siswa, problem based learning ini, yaitu:
model sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan - Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab
pembelajaran masalah yang harus dipecahkan. Dengan demikian untuk memecahkan mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
yang digunakan masalah tersebut siswa akan mengetahui bahwa mereka membutuhkan - Melibatkan secara aktif memecahkan masalah
pengetahuan baru yang harus dipelajari untuk memecahkan dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih
guru kurang
masalah yang tinggi.
tepat dan diberikan. https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source= - Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki
monoton. web&cd=&cad=rja&uact=8&ved= oleh siswasehingga pembelajaran lebih bermakna.
2ahUKEwivhteIz6r5AhUrTmwGHWiFAN AQFnoECBEQAQ&url= - Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran.
https%3A%2F% - Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa.
2Fdigilibadmin. unismuh.ac.id% - Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling
2Fupload%2F13992-Full_Text.pdf&usg= AOvVaw35wpF- berinteraksi terhadap pembelajar.
ExgC1QyY_RIoQn9U
Kelemahan & Ancaman

Edriani (2011) mengemukakan kelemahan dari PBL,


yaitu:
- Persiapan pembelajaran (alat,problem dan konsep)
yang kompleks.
- Sulitnya mencari permasalahan yang relevan, sering
terjadi miss- konsepsi
- Memerlukan waktu yang cukup Panjang.

KAJIAN LITERATUR PJBL Kekuatan & Peluang

Suharjo, dkk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012, hlm. 162) model
Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Berpikir pembelajaran project based learning mempunyai kelebihan
Tingkat Tinggi Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV sebagai
Sekolah Dasar” menyatakan bahwa berikut.
pembelajaran berbasis proyek adalah model yang ideal untuk memenuhi - Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
tujuan pendidikan abad ke- belajar,mendorong kemampuan mereka untuk melakukan
21, karena melibatkan prinsip 4C yaitu berpikir kritis, komunikasi, pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
kolaborasi dan kreativitas. Model PjBL dapat mengkaitkan kemampuan - Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
berpikir berpikir tingkat tinggi siswa (Hayati, 2016). Langkah-langkah
(sintaks) pembelajaran berbasis proyek sebagaimana yang dikembangkan - Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri atas, memecahkan problem-problem kompleks.
(1) mengajukan pertanyaan esensial kepada siswa, - Meningkatkan daya kolaborasi.
(2) mendesain rencana proyek, - Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
(3) menyusun jadwal kegiatan, mempraktikkan keterampilan komunikasi.
(4) memonitoring aktivitas siswa, - Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
(5) menilai keberhasilan siswa, dan mengelola sumber.
(6) mengevaluasi pngalaman siswa. - Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat
https://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/ alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan
briliant/article/view/187/pdf untuk menyelesaikan tugas.
- Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta
didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai
dengan dunia nyata.
- Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran.

Kelemahan & Ancaman

Menurut Widiasworo (2016, hlm.


189) project based learning memiliki kelemahan sebagai berikut.
- Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu
yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang kompleks
- Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan
karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
- Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini
merupakan tradisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang
kurang atau tidak menguasai teknologi. Banyaknya peralatan
yang harus disediakan. Oleh karena itu, disarankan untuk
menggunakan team teaching dalam pembelajaran.
- Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
- Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
- Apabila topik yang diberikan pada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak memahami topik
secara keseluruhan.

2 Siswa kurang 1. Model KAJIAN LITERATUR Kekuatan & Peluang


mampu dalam pembelajaran guru Suharjo, dkk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model
praktik belum cocok Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan BerpikirMenurut Daryanto dan Rahardjo (2012, hlm. 162) model
berbicara pada dengan materi. Tingkat Tinggi Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV pembelajaran project based learning mempunyai kelebihan
materi teks Sekolah Dasar” menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut.
Pidato persuasif model yang ideal untuk memenuhi tujuan pendidikan abad ke- - Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
singkat. 21, karena melibatkan prinsip 4C yaitu berpikir mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
kritis, komunikasi, kolaborasi dan kreativitas. Model PjBL dapat penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
mengkaitkan kemampuan berpikir berpikir tingkat tinggi siswa (Hayati, - Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
2016). - Membuat peserta didik menjadi
lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem
Langkah-langkah (sintaks) pembelajaran berbasis proyek sebagaimana yang kompleks.
dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation - Meningkatkan daya kolaborasi.
(2005) terdiri atas, - Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
(1) mengajukan pertanyaan esensial mempraktikkan keterampilan komunikasi.
kepada siswa, - Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
2) mendesain rencana proyek, mengelola sumber.
(3) menyusun jadwal kegiatan, - Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran
(4) memonitoring aktivitas siswa, dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat
(5) menilai keberhasilan siswa, dan alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan
(6) mengevaluasi pngalaman siswa. untuk menyelesaikan tugas.
- Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta
https://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/ didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai
briliant/article/view/187/pdf dengan dunia nyata.
- Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran.
Kelemahan & Ancaman

Menurut Widiasworo (2016, hlm.


189) project based learning memiliki kelemahan sebagai berikut.
- Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu
yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang kompleks
- Banyak orang tua peserta didik
yang merasa dirugikan karena menambah biaya untuk
memasuki sistem baru.
- Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini
merupakan tradisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang
kurang atau tidak menguasai teknologi.
- Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena itu,
disarankan untuk menggunakan team teaching dalam
pembelajaran.
- Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
- Ada kemungkinan peserta didik
yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
- Apabila topik yang diberikan pada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak memahami topik
secara keseluruhan.

2. Guru belum Jejen Musfah juga mengatakan bahwa: Kekuatan & Peluang
mampu
mengembangkan Pengembangan kemampuan guru yang diterapkan kepala sekolah yaitu - Dapat mengetahui tingkat kepuasan dan pemahaman
kemampuannya dengan cara mengikutsertakan guru dalam seminar, diklat dan penataran siswa terhadap pembelajaran.
kependidikan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga keprofesian. - Guru dapat mengetahui kelemahan pembelajarannya.
ketika mengajak
Bahkan dalam hal ini pihak sekolah memberikan keleluasaan yang - Mengevaluasi kekurangan guru dalam mengolah kelas.
siswa untuk aktif penuh terhadap para guru yang akan melanjutkan pendidikan formalnya. - Digunakan sebagai dasar perbaikan pembelajaran
dalam pembelajaran Kepala sekolah juga berupaya untuk mendorong para guru agar aktif dalam selanjutnya.
kelompok kerja guru, sehingga diharapkan setiap guru mampu
mengembangkan kemampuannya dalam menjalankan tugas dan Kelemahan & Ancaman
tanggung jawabnya sebagai pengajar.
- Sering terjadi miskonsepsi antara siswa dan guru.

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta : Kencana,


2011), hlm. 181.

WAWANCARA

1. Narasumber : Qurul Nisa, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia)


Waktu : Selasa, 19 September 2023
Pukul : 11.00 WIB
Hasil wawancara
Ibu Nisa mengatakan bahwa siswa kurang mampu dalam praktik
berbicara pada materi teks Pidato Persuasif singkat.karena anak-anak
kurang berinteraksi sosial dan kemampuan percaya diri siswa masih
minim sehingga siswa sulit untuk mengungkapkan pikirannya dengan
lisan.

2. Narasumber : Mariati, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia)


Waktu : Selasa, 19 September 2023
Pukul : 11.30 WIB
Hasil wawancara
Ibu Mariati mengatakan siswa kurang mampu dalam praktik berbicara
pada materi teks Pidato Persuasif singkat karena siswa kurang percaya
diri, minder dan mereka merasa takut.itu faktor dari dalam,klo dari
luar, karena keadaan lingkungan, guru dan teman.

5. Narasumber : H. Sulaiman,S.Ag. M.H.


(Kepala MTsN 1 Aceh Utara)
Waktu : Selasa, 19 September 2023
Pukul : 10.00 WIB
Hasil wawancara
Bapak Kepala Madrasah mengatakan siswa kurang mampu dalam
praktik berbicara pada materi teks Pidato Persuasif karena belum
adanya pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam pengajaran
pidato persuasif. Ini termasuk memberikan peluang latihan reguler,
memahami kebutuhan individual siswa, memberikan umpan balik
yang efektif, dan mengajar mereka konsep-konsep yang diperlukan
dengan cara yang menarik dan relevan.
6. Narasumber : Nurhafliza, S.Pd.
(FASDA MGMP Bahasa Indonesia 2023)
Waktu : Selasa, 19 September 2023
Pukul : 12.00 WIB
Hasil wawancara
Beliau mengatakan bahwa Siswa bisa kurang mampu berbicara dalam
kompetensi pembelajaran pidato persuasif karena beberapa alasan:

1. *Kurangnya Latihan*: Kemampuan berbicara secara persuasif


memerlukan latihan yang berulang-ulang. Siswa yang jarang berlatih
atau tidak memiliki kesempatan berbicara di depan umum mungkin
mengalami kesulitan.

2. *Kurangnya Pemahaman Konsep*: Pidato persuasif melibatkan


pemahaman konsep-konsep seperti argumen, bukti, dan logika. Siswa
yang tidak sepenuhnya memahami konsep-konsep ini akan kesulitan
dalam membangun pidato yang kuat.

3. *Ketidakpercayaan Diri*: Beberapa siswa mungkin kurang percaya


diri saat berbicara di depan orang banyak. Ini dapat menghambat
kemampuan mereka untuk menyampaikan pesan dengan efektif.

4. *Kurangnya Pemahaman Audiens*: Memahami audiens adalah


kunci dalam pidato persuasif. Siswa perlu tahu cara menyesuaikan
pidato mereka agar sesuai dengan pemahaman, nilai, dan kebutuhan
audiens mereka.

5. *Kurangnya Persiapan*: Pidato persuasif yang kuat memerlukan


persiapan yang baik, termasuk riset yang mendalam dan penyusunan
argumen yang solid. Siswa yang tidak mempersiapkan diri dengan
baik akan cenderung kurang mampu.

6. *Kurangnya Umpan Balik*: Tanpa umpan balik yang konstruktif,


siswa mungkin tidak tahu di mana mereka harus memperbaiki
keterampilan berbicara mereka. Guru dan sesama siswa dapat
membantu memberikan umpan balik yang berguna.

7. *Kurangnya Minat atau Motivasi*: Jika siswa tidak tertarik pada


topik pidato mereka atau tidak melihat relevansi dalam kehidupan
mereka, mereka mungkin kehilangan motivasi untuk belajar.

8. *Kurangnya Kemampuan Berpikir Kritis*: Pidato persuasif


memerlukan kemampuan berpikir kritis untuk menyusun argumen
yang kuat. Jika siswa belum mengembangkan keterampilan ini,
mereka akan kesulitan dalam mengembangkan pidato yang persuasif.

Anda mungkin juga menyukai