Anda di halaman 1dari 11

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah


Nama : Husnul Khotimah

No Akar penyebab Analisis akar penyebab


Hasil eksplorasi penyebab masalah
. masalah masalah
1 Siswa memiliki motivasi belajar yang rendah Guru belum Berdasarkan hasil analisis
menerapkan model masalah ditentukan bahwa akar
Menurut Eva Budi Eftila, (2018) pembelajaran yang penyebab masalah siswa
Kondisi yang memicu kebosanan siswa dalam menarik memiliki motivasi belajar yang
mengikuti pelajaran sejarah disebabkan karena rendah adalah Guru belum
1. Guru kurang menarik dalam mengajar menerapkan model
di dalam kelas dan jarang pembelajaran yang menarik.
menggunakan media mengajar yang Jika model pembelajaran yang
dapat menarik siswa untuk digunakan tidak menarik atau
memperhatikan penjelasan materi masih mempertahankan model
pelajaran yang disampaikan di dalam konvensional maka akan
kelas. berakibat pada siswa menjadi
2. Metode yang umum digunakan oleh pasif, pembelajaran akan
guru membuat siswa merasa jenuh menjadi membosankan karena
dan mengantuk dalam mengikuti hanya terpusat pada guru saja,
pelajaran sejarah. pembelajaran kaku dan bahkan
Sumber: muncul perasaan takut, takut
Eftila, E. B. (2018). Upaya Meningkatkan salah atau perasaan tidak bisa
Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas Xii Ipa 1 yang dirasakan siswa dalam
Sma Negeri 1 Pasir Penyu Melalui mengungkapkan pendapat,
Penggunaan Media Film Dokumenter. Jurnal mempertanyakan suatu
Pendidikan Tambusai, 2(2), 606-618. permasalahan ataupun ketika
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/ diminta mengerjakan sesuatu
12 selama mengikuti
pembelajaran.
Menurut Permatasari, Rizki (2018) Guru belum menerapkan model
Faktor penyebab rendahnya motivasi belajar dan media pembelajaran yang
peserta didik adalah : menarik disebabkan oleh :
1. secara internal yakni kurangnya 1. Guru masih enggan untuk
perhatian peserta didik pada saat keluar dari zona nyaman
mengikuti pelajaran, yakni masih
2. sedangkan secara eksternal mempertahankan metode
disebabkan oleh lingkungan sekolah pembelajaran yang
seperti kurangnya penggunaan konvensional dimana
metode pembelajaran yang variasi, proses pembejaran hanya
kurangnya media dan sumber belajar, terpusatkan pada pendidik
kurangnya penegakkan displin saja sebagai pentransfer
sekolah dan lingkungan belajar yang ilmu.
mendukung. 2. Kesibukan guru di luar jam
Sumber: belajar menyebabkan
Permatasari, R. (2018). Faktor-Faktor kurangnya waktu dan
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Peserta semangat guru sehingga
Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama proses pembelajaran hanya
Islam di SMP Guna Dharma Bandar berjalan dalam bentuk
Lampung (Doctoral dissertation, UIN Raden pemberian penugasan saja
Intan Lampung). dan hanya sebagai bentuk
http://repository.radenintan.ac.id/4108/ pelaksanaan dari muatan
kurikulum.
Menurut Desma Yulia, Novia Ervinalisa (2017) 3. Kurangnya kemampuan
Pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran guru dalam penguasaan dan
yang kurang menarik, membosankan, dan pengelolaan kelas
banyak bercerita. Siswa tidak mendengarkan menyebabkan guru tidak
penjelasan guru dan cenderung malas ingin mengembangkan
mengerjakan tugas serta kurang semangat berbagai model
dalam belajar. Hal ini dipengaruhi karena tidak pembelajaran sehingga
adanya motivasi belajar yang disebabkan pada kegiatan pembelajaran
saat proses pembelajaran berlangsung guru sejarah hanya monoton
tersebut lebih cenderung menggunakan pada ceramah dan
metode mengajar konvensional (ceramah) penugasan saja (teacher
sehingga siswa cenderung pasif dalam center)
mengikuti pembelajaran tersebut. Metode 4. Guru enggan mempelajari
mengajar konvensional (ceramah) kurang dan mencoba berbagai
efektif digunakan secara terus - menerus metode pembelajaran
dalam proses pembelajaran. kekinian
Sumber : 5. Guru kurang memahami
Yulia, Desma, and Novia Ervinalisa. "Pengaruh sintak-sintak model
media pembelajaran powtoon pada mata pembelajaran yang ada
pelajaran sejarah indonesia dalam sehingga sulit
menumbuhkan motivasi belajar siswa IIS kelas menerapkannya dalam
X di SMA negeri 17 Batam tahun pelajaran pembelajaran. Berakibat
2017/2018." HISTORIA: Journal of Historical pada pembelajaran yang
Education Study Program 2.1 (2017). selalu kembali ke model
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/ konvensional
journalhistoria/article/viewFile/1583/1149

Menurut Tusana Armiaty, Asep Syamsul Bachri


(2019)
Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh :
1. Banyak pendidik yang masih
menggunakan model/metode
pembelajaran konvensional sehingga
hanya memusatkan kegiatan
pembelajaran pada pendidik saja sebagai
pentransfer ilmu, sedangkan peserta didik
hanya sebatas mendengarkan atau
menjadi penerima ilmu saja.
2. Penerapan model pembelajaran yang
tepat dan berfariatif.
Sumber :
Armiaty, Tusana, and Asep Syamsul Bachri.
"Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Peserta
Didik Kelas X IPS I Melalui Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make
A Match pada KD Mendeskripsikan
Terbentuknya Keseimbangan Pasar dan
Struktur Pasar Mata Pelajaran Ekonomi di
SMA Pasundan I Bandung Ta." Garda
Guru 1.2 (2019): 20-29.
https://journal.unpas.ac.id/index.php/
gardaguru/article/view/3801
Hasil wawancara
Narasumber : Ilhaniatul Aini, S. Pd (satgas
kurikulum)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Faktor dari dalam diri siswa sendiri seperti
kurang memahami pentingnya proses
dalam belajar dibanding hasil akhir dari
sebuah pendidikan yakni bekerja, latar
belakang keluarga, rasa tidak percaya diri
dan lain-lain.
2. Faktor dari luar diri siswa yakni, dari segi
model dan media pemebelajaran, guru yang
kurang inovatif serta pembelajaran yang
kurang menyenangkan dikelas, kurangnya
kemampuan penguasaan kelas.

Narasumber :Yanti Perasandi, SH (Guru


Normatif/ PKn)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Media pembelajaran yang kurang
mendukung
2. Kurangnya pengawasan dan dukungan
orang tua dirumah
3. Masalah pribadi yang dialami oleh siswa

Narasumber : Acep Yulianto, S.Pi (Guru


produktif/Guru perencanaan pelayaran)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Guru tidak menarik, baik dalam
penampilan maupun dalam penyampaian
materi
2. Kurang adanya interaksi antara guru dan
siswa
3. Siswa mengantuk kecuali materi-materi
yang sifatny praktek
4. Dapat juga dipengaruhi oleh teman

Narasumber : L. Abdul Fatah, S. Pd.I (guru


normatif/guru Agama Islam)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Pengaruh kesehatan siswa, misal siswa
lelah dan mengantuk
2. Guru masih menggunakan metode
ceramah yang monoton
3. Siswa masih terbawa suasana
pembelajaran masa pandemi dimana
pembelajaran dilakukan secara daring

Narasumber : Ahmad Quroni, M. Pd (Kepala


Sekolah)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Motivasi belajar siswa disebabkan karena
kurang optimalnya guru didalam kelas,
mulai dari menyiapkan model
pembelajaran, strategi dan media yang
digunakan guru ataupun kemampuan guru
dalam pengelolaan kelas
2. Kondisi psikologis siswa

2 Siswa memiliki literasi yang rendah Guru kurang Berdasarkan hasil analisis
memotivasi siswa masalah ditentukan bahwa akar
Menurut Maria Kanusta, Pieter Sahertian, Joice secara intens dalam penyebab masalah siswa
Soraya (2021) Rendahnya minat baca siswa pembiasaan literasi
memiliki literasi yang rendah
disebabkan karena :
1. Siswa tidak dibiasakan membaca adalah guru kurang memotivasi
2. Guru kurang memotivasi siswa secara intens dalam
3. Siswa kurang memanfaatkan fasilitas pembiasaan literasi. Hal
belajar yang disediakan tersebut disebabkan karena :
1. Guru belum punya
Sumber : komitmen bersama
Kanusta, Maria, Pieter Sahertian, and Joice dalam
Soraya. "Implementasi Gerakan Literasi Minat memberlakukan
Baca Dan Hasil Belajar." Jurnal Penelitian dan aturan untuk
Pendidikan IPS 15.2 (2021): 152-156 pembiasaan siswa
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI/ dalam berliterasi.
article/view/5678 Misalnya sebelum
KBM dimulai siswa
Menurut Sarlina dalam Jayadi, dkk (2017) diminta membaca
menyatakan faktor yang mempengaruhi minat materi saat itu selama
baca adalah ketersediaan waktu untuk 10 menit dan atau
membaca, status sosial ekonomi keluarga, membaca buku
pengaruh lingkungan dan dorongan dari dalam sesuai dengan tema
diri atau motivasi untuk lebih berprestasi atau yang digemari.
memiliki prestasi yang lebih baik. Pengaturan waktu
membaca antara buku
Sumber : pelajaran dengan
Jayadi, Jayadi, Novianti Rahmawati, and bahan bacaan yang
Mariyanah Mariyanah. "FAKTOR PENYEBAB umum disesuaikan
KURANGNYA MINAT BACA MAHASISWA dengan kesepakatan
DIPERPUSTAKAAN." Jurnal Paedagogie bersama .
Media Kependidikan, Keilmuan dan 2. Guru kurang optimal
Keagamaan 5.2 (2017): 85-92. dan konsisten dalam
http://ejurnal.stkipmsampit.ac.id/index.php/ mendampingi siswa
Pendidikan/article/view/58 selama proses
pembelajaran yang
Menurut Sabilal Muhtadien dan Ika Krismayani mengarahkan siswa
(2019) menyatakan faktor penyebab dalam berliterasi dan
rendahnya minat baca siswa yang berkaitan menyimpulkan isi dari
dengan rendahnya minat kunjung siswa ke apa yang sudah
perpustakaan sekolah yaitu: dibaca siswa.
a. Faktor internal: adanya 3. Guru kurang memberi
kecenderungan malas dalam motivasi dan
beraktivitas (minat dan motivasi yang mengingatkan akan
rendah) manfaat membaca
b. Faktor eksternal: sarana dan prasana, secara terus menerus.
pelayanan, status sosial, lingkungan, 4. Kurangnya buku-buku
kemajuan tekhnologi bacaan yang
Sumber : bervariasi misalnya
Muhtadien, Sabilal, and Ika Krismayani. buku-buku berupa
"Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat novel sejarah
Kunjung Siswa ke Perpustakaan SMAN 2
Mranggen." Jurnal Ilmu Perpustakaan 6.4
(2019): 341-350.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/
article/viewFile/23240/21268

Hasil wawancara
Narasumber : Ilhaniatul Aini, S. Pd (satgas
kurikulum)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Pembiasaan membaca dirumah yang
kurang
2. Tidak memahami makna bacaan
3. Siswa enggan memanfaatkan waktu luang
untuk berkunjung ke perpustakaan
4. Kurangnya motivasi dari guru dan orang
tua secara intens terhadap siswa dalam
pembiasaan membaca.
5. Siswa lebih mudah mengakses informasi
melalui internet

Narasumber : Yanti Perasandi, SH (Guru


Normatif/ PKn)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Faktor Gadget, lebih senang menonton
konten hiburan
2. Keterbatasan sumber belajar
diperpustakaan
3. Tidak ada rasa ingin tahu siswa

Narasumber : Acep Yulianto, S. Pi (Guru


produktif / Perancanaan Pelayaran)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Media literasi yang disediakan terbatas
dan tidak variatif
2. Membaca hanya ketika ada perintah guru
3. Siswa terbiasa mencari jawaban secara
instan melalui internet

Narasumber : L. Abdul Fatah, S. Pd.I Guru


formatif (Guru Agama Islam)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Terbatasnya sumber bacaan dan tidak
bervariatif
2. Kurang memanfaatkan fasilitas
perpustakaan
3. Ketergantungan pada HP dalam mencari
jawaban dari soal-soal yang diberikan

Narasumber : Ahmad Quroni, M. Pd (Kepala


Sekolah)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Siswa kurang optimal dalam
memanfaatkan sumber belajar
2. Guru perlu memberikan motivasi secara
terus menerus guna meningkatkan minat
baca siswa melalui pembiasaan-
pembiasaan literasi

3 Guru belum optimal dalam menerapkan model- Terbatasnya Berdasarkan hasil analisis
model pembelajaran yang inovatif pemahaman guru masalah ditentukan bahwa akar
tentang model-model penyebab masalah guru belum
Menurut Ade Koesnandar (2020) pembelajaran Inovatif optimal dalam menerapkan
Kurangnya pemahaman guru terhadap model model-model pembelajaran
pembelajaran inovatif disebabkan oleh : inovatif adalah
1. Guru masih banyak menghadapi kesulitan terbatasnya pemahaman guru
terhadap model-model
dalam menerapkan model-model
pembelajaran Inovatif sehingga
pembelajaran inovatif. berpengaruh terhadap
2. Kurangnya contoh-contoh dan pelatihan pembelajaran di kelas
implementasi model pembelajaran inovatif dengan segala aspek yang
menyebabkan masih lemahnya saling terintegrasi satu
pemahaman guru terhadap konsep sama lainnya.
pembelajaran inovatif Terbatasnya pemahaman guru
terhadap model-model
3. Guru kurang bimbingan pengetahuan
pembelajaran Inovatif
dalam penerapan pembelajaran inovatif disebabkan karena :
Sumber : 1. Rendahnya kreatifitas
Koesnandar, Ade. "Pengembangan model guru dalam
pembelajaran inovatif berbasis teknologi mengembangkan model
informasi dan komunikasi (TIK) sesuai pembelajaran
kurikulum 2013." Kwangsan: Jurnal Teknologi 2. Guru tidak termotivasi
dalam mencari,
Pendidikan 8.1 (2020): 33-61.
menemukan dan
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/ kemudian menerapkan
index.php/jurnalkwangsan/article/download/ model-model
121/151 pembelajaran dalam
kegiatan proses
Khodijah,N ,(2012) pembelajaran.
Faktor yang mempengaruhi penerapan model- 3. terbatasnya
model pembelajaran inovatif, yaitu: pemahaman guru
a. Rendahnya kualitas terhadap model-model
pelatihan/workshop yang diikuti pembelajaran Inovatif
b. Rendahnya komitmen dan motivasi 4. Guru tetap
guru untuk menerapkan model-model mempertahankan
pembelajaran inovatif. metode pembelajaran
Sumber: yang konvensional atau
Khodijah, N. (2012). Profesionalisme Guru teacher center
Dalam Penerapan Model-Model Pembelajaran 5. Kesibukan guru di luar
jam belajar
Inovatif Pada Rintisan Sekolah Bertaraf
menyebabkan
Internasional. Jurnal Teknodik, 255-264.. kurangnya waktu untuk
https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.27 mempelajari dan
menerapkan model
Menurut Susanti, Elva, and Anggia Arista pembelajaran inovatif
6. Guru kurang mengikuti
(2019) kegiatan pelatihan dan
Rendahnya kemampuan berfikir kritis pada tidak adanya
guru akan berdampak pada rendahnya nilai pendampingan-
pendampingan yang
peserta didik. Oleh karena itu diperlukan
konsisten sehingga guru
inovasi guru atau pendidik, salah satunya tidak memahami model
adalah inovasi pada metode pembelajaran pembelajaran inovatif
Sumber : 7. Guru kurang memahami
Susanti, Elva, and Anggia Arista. "Analisa sintak-sintak model
Tingkat Pengetahuan Guru terhadap pembelajaran sehingga
Kompetensi 4C." Prosiding Seminar Nasional sulit menerapkannya
dalam pembelajaran.
Ilmu Sosial dan Teknologi (SNISTEK) . No. 2.
2019.
https://ejournal.upbatam.ac.id/index.php/
prosiding/article/view/1509

Menurut Nasrun dkk (2018)


Guru belum maksimal menerapkan model-
model pembelajaran inovatif dikarenakan :
1. Perlu pendampingan berkelanjutan tentang
pembelajaran inovatif berbasis multimedia,
sehingga keterampilan guru dalam
menggunakan IT dapat ditingkatkan.
2. Perlu pendampingan berkelanjutan tentang
pemanfaatan media dalam pembelajaran
sehingga peran media dapat dirasakan
manfaatnya sebagai penunjang proses
pembelajaran efektif di kelas.
Sumber :
Nasrun, N., Faisal, F., & Feriyansyah, F.
(2018). Pendampingan Model Pembelajaran
Inovatif di Sekolah Dasar Kecamatan Medan
Selayang Kota Medan. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 24(2), 671-676.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/
jpkm/article/viewFile/10359/9302

Hasil wawancara
Narasumber : Ilhaniatul Aini, S. Pd (satgas
kurikulum)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Guru sulit menerapkan sintak-sintak
dalam model pembelajaran
2. Jarang diadakan pelatihan-pelatihan
khusus terkait model, metode dan media
pembelajaran sesuai mapel.
3. Kurangnya semangat guru dalam
mengembangkan kemampuannya
4. Situasi dan kondisi kelas yang kadang-
kadang tidak memungkinkan dalam
menerapkan model pembelajaran yang
sudah dirancang

Narasumber : Yanti Perasandi, SH (Guru


Normatif/ PKn)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Kesibukan guru dirumah atau diluar jam
sekolah menjadikan guru lebih memilih
menggunakan metode lama
2. Kurangnya pemahaman guru mengenai
model pembelajaran inovasi.
3. Kurangnya pelatihan-pelatihan secara
langsung terkait model pembelajaran

Narasumber : Acep Yulianto, S. Pi Guru


produktif (Perancanaan Pelayaran)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Kurangnya pelatihan-pelatihan secara
langsung terkait model ataupun media
pembelajaran
2. Guru tidak termotivasi dalam
mengembangkan diri karena faktor
kesibukan atau kesehatan
3. Diklat-diklat online terkait pengembangan
model pembelajaran kurang efektif

Narasumber : L. Abdul Fatah, S. Pd.I Guru


formatif (Agama Islam)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Guru kurang mendapat pelatihan secara
langsung
2. Kurang adanya kemauan untuk belajar
mengembangkan metode ajar
3. Sudah nyaman dengan metode lama
4. Pelatihan yang sudah-sudah masih
banyak menimbulkan kebingung

Narasumber : Ahmad Quroni, M. Pd (Kepala


Sekolah)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Guru belum optimal dalam menggunakan
fasilitas yang disediakan sekolah. Seperti
LCD
2. Guru perlu mengembangkan diri secara
mandiri, tidak menunggu adanya
pelatihan-pelatihan dari pemerintah

4 Siswa kesulitan memahami soal-soal berbasis Guru kurang Berdasarkan hasil analisis
HOTS optimal dalam ditentukan bahwa akar masalah
mengarahkan Siswa kesulitan memahami
Menurut Dalman dan Junaidi (2022), peserta didik pada soal-soal berbasis HOTS
Beberapa penyebab siswa kesulitan menjawab pembelajaran yang adalah guru kurang optimal
soal HOTS dalam pembelajaran disebabkan merangsang dalam mengarahkan
antara lain: kemampuan pembelajaran yang melatih anak
a. Siswa yang tidak memahami materi berfikir kritis siswa untuk berpikir Kritis (HOTS). Hal
b. Siswa yang tidak mengerti perintah soal atau HOTS. tersebut dapat terjadi karena :
c. Guru yang tidak menjelaskan dan tidak 1. Kurangnya
membiasakan siswa dalam mengerjakan kemampuan atau
soal HOTS dikarenakan kurangnya kompetensi guru dalam
pelatihan tentang HOTS yang diberikan menyusun soal-soal
kepada guru. HOTS
Sumber : 2. Dalam kegiatan
Dalman, Rizki Pratama dan Junaidi, Junaidi. pembelajaran, sumber
2022. Penyebab Sulitnya Siswa Menjawab belajar yang digunakan
Soal HOTS dalam Pembelajaran Sosiologi di pendidik terpaku hanya
Kelas XI IPS SMAN 1 Batang Kapas Pesisir pada buku teks
Selatan (E-journal). (Online) pelajaran, pendidik
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php/nara/ masih kurang
article/download/12/13 memanfaatkan literatur
lain yang ada kaitannya
Menurut Faridah, E. M. I. (2019) dengan materi
Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pembelajaran
melalui pengerjaan soal-soal HOTS
dipengaruhi oleh :
1. Dalam upaya penyusunan soal-soal
HOTS (Higher Order Thinking Skills)
guru belum melaksanakan langkah-
langkahnya dengan maksimal. Artinya
ada beberapa langkah-langkahn yang
tidak dilakukan sehingga soal yang
dibuat berbentuk soal biasa.
2. Siswa belum sampai pada tahap
berpikir kritis melalui uji soal-soal
HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Hal tersebut
dikarenakan siswa tidak
menyelesaikan soal-soal-soal HOTS
dengan benar. Siswa merasa
kesulitan dengan model soal yang
menggunakan stimulus panjang.
3. Siswa membutuhkan waktu yang lebih
banyak
untuk memahami dan menganalisa
maksud dari soal-soal dengan
stimulus yang panjang.
4. Penggunakan bahasa yang baku dan
tidak familiar juga membuat siswa
tidak memahami maksud dari soal
tersebut.
5. Untuk meningkatkan kemampuan
berfikir kritis, siswa perlu dibiasakan
menggunakan soal berbasis HOTS
Sumber :
Faridah, E. M. I. "Analisis Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Melalui Soal-Soal HOTS (Higher
Order Thinking Skills) Mata Pelajaran Sejarah
Kelas X-IPS SMAN 2 SIDOARJO." Avatara 8.2
(2019).
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/
index.php/29/article/view/29409

Hasil wawancara
Narasumber : Ilhaniatul Aini, S. Pd (satgas
kurikulum)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Kurangnya pemahaman siswa dalam
menganalisis materi dan soal HOTS
2. Tingkat berfikir kritis kurang
3. Sumber daya guru yang kurang kompeten
dalam menyusun soal HOTS yang mudah
dipahami

Narasumber : Yanti Perasandi, SH (Guru


Normatif/ PKn)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Siswa bingung dengan soal-soal yang
menyajikan deskripsi panjang
2. Guru jarang menggunakan Soal-soal
HOTS

Narasumber : Acep Yulianto, S. Pi Guru


produktif (Perancanaan Pelayaran)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Latar belakang kelurga yang berbeda
menyebabkan daya serap siswa terhadap
materi yang berbeda juga, terutama dalam
materi pelajaran Perencanaan Pelayaran
2. Siswa tidak terbiasa membaca teks materi
dengan deskripsi yang panjang
3. Siswa tidak terbiasa mengerjakan soal
dengan stimulus yang panjang

Narasumber : L. Abdul Fatah, S. Pd.I Guru


formatif (Agama Islam)
Waktu : Kamis, 10 November 2022
1. Siswa tidak faham maksud soal dengan
teks soal yang panjang
2. Siswa enggan membaca sehingga kurang
mampu menganalisis materi dngan teks
bacaan yang panjang

Narasumber : Ahmad Quroni, M. Pd (Kepala


Sekolah)
Waktu : Kamis,10 November 2022
1. Sebelum menyuguhkan soal-soal kepada
siswa,guru sebaiknya perlu melatih diri
dalam penyusunan soal-soal berbasis
HOTS yang mudah difahami, sehingga
siswa bisa faham maksud soal yang
diberikan tersebut
2. Siswa perlu dilatih untuk dapat
mengerjakan soal-soal HOTS secara
terus-menerus dalam semua pelajaran

Anda mungkin juga menyukai