Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PPG DALAM JABATAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA


TAHUN 2022

Nama : AQIDATUN KHOMSAH,S.Pd


No.UKG : 201503002596
Tugas : LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


No.
diidentifikasi masalah penyebab masalah
1 1. Siswa belum Kajian literatur : Setelah dianalisis,
aktif saat proses 1. Menurut Sardiman (dalam penyebab kurangnya
pembelajaran, Pamungkas, Andika Dinar, keaktifan siswa saat
siswa kurang 2018:10) keaktifan belajar proses pembelajaran,
percaya diri merupakan kegiatan fisik antara lain :
dalam ataupun mental dalam berfikir 1. Guru belum
menyampaikan dan berbuat dalam suatu maksimal
pendapat rangkaian yang tidak dapat menggunakan
dipisahkan. metode
2. Kegiatan belajar hanya akan pembelajaran yang
berhasil jika siswa belajar inovatif untuk
secara aktif mengalami sendiri merangsang
proses belajar. Seorang guru keaktifan siswa
tidak dapat mewakili belajar 2. Media pembelajaran
siswanya. Seorang siswa belum yang digunakan
dapat dikatakan telah belajar masih monoton,
hanya karena ia sedang berada harus ada variasi
dalam satu ruangan dengan dan reward untuk
guru yang sedang mengajar, menstimulus
Sadiman Arief (dalam Bay, keaktifan dan rasa
Rudolfus Ruma, Algiranto percaya diri siswa
Algiranto, and Umar Yampap,
2021:11)
Wawancara :
Narasumber :
Bambang Agus H, S.Pd. (Kepala
Sekolah)
Asih Mardati,M.Pd.
(Dosen FKIP PGSD UAD)

1. Pembelajaran yang cenderung


didominasi oleh guru, sehingga
proses pembelajaran hanya
berjalan satu arah saja.
2. Guru kurang tepat dalam
memilih strategi atau metode
yang digunakan dalam proses
belajar mengajar
3. Guru juga kurang melibatkan
siswa dalam mengikuti setiap
tahap pembelajaran. Siswa
hanyalah pasif dalam menerima
pelajaran dari guru.
2. Pemahaman siswa Kajian literatur : Setelah dianalisis,
terhadap bacaan 1. Pemahaman adalah suatu proses rendahnya pemahaman
masih kurang aktif yang terjadi pada individu siswa terhadap bacaan
dalam menghubungkan karena :
informasi yang baru dengan 1. Kurangnya
pengetahuan yang lama melalui konsentrasi peserta
koneksi fakta, Faye (dalam didik selama proses
Radiusman, Radiusman, 2020:8) pembelajaran.
2. Pemahaman anak tentang 2. Sarana pendukung
berbagai konsep yang sesuai literasi di sekolah
dengan materi yang mereka yang kurang
pelajari akan membawa anak memadai
pada pembelajaran yang 3. Program literasi
berdayaguna untuk mencapai sekolah belum
tujuan pembelajaran yang berjalan sesuai
seharusnya. Cullingford dan harapan.
Claxton (dalam Samatowa,
2018:11)

Wawancara :
Narasumber :
Sadatiati, S.Pd (Guru)
Luluk Gerhana Fitri
(Owner AHE Cabang Pakem)

1. Dari faktor internal,


kemampuan peserta didik
berbeda-beda dalam
menangkap isi bacaan. Hal ini
dapat mempengaruhi tingkat
konsentrasi siswa dalam
memahami bacaan.
2. Faktor Eksternal
Pengaruh media sosial dan
informasi yang instan
menyebabkan siswa hanya
menerima informasi sekilas
saja tanpa mencari bahan
bacaan lebih lanjut
3. Fasilitas pojok baca dan sarana
literasi perpustakaan kurang
mendukung
4. Program literasi yang
dilaksanakan sekolah belum
optimal.
3. Kemampuan Sumber Kajian Literatur Setelah dianalisis lebih
dasar matematis Jurnal/artikel: lanjut penyebab
(perkalian dan 1. Matematika merupakan alat kemampuan dasar
pembagian) siswa berpikir ilmiah, artinya matematis siswa rendah:
tergolong rendah matematika sebagai alat untuk 1. Materi yang terlalu
mendapatkan pengetahuan banyak diajarkan
ilmiah, sebab maematika adalah dalam waktu yang
bentuk paling tinggi dari logika cukup singkat
yang menghasilkan system 2. Guru belum
pengorganisasian ilmu, bersifat menguasai teknik
logis dan dapat menghasilkan praktis mengajarkan
banyak pernyataan dalam matematika kepada
bentuk model matematika, siswa
Purwaningrum (dalam Kurniadi,
Galih, and Jayanti Putri
Purwaningrum, 2018)
2. Yuli, dkk. (2018) mengatakan
kemampuan dasar matematika
siswa rendah karena
pembelajaran yang diberikan
masih berbasis teacher center.

Wawancara:
Narasumber :
Dani Pramono,S.Pd (Guru)
Luluk Gerhana Fitri
(Owner AHE Cabang Pakem)
1. Dari faktor internal peserta didik
menganggap matematika
pelajaran yang sulit.
2. Kurangnya pengetahuan guru
dalam mengajarkan matematika
yang praktis kepada siswa
3. Materi yang terlalu banyak bagi
peserta didik
2 Ada seorang siswa di Sumber Kajian Literatur Analisis penyebab
kelas 4 yang belum Jurnal/artikel: masalah:
bisa membaca dengan 1. Dalam jurnal Mahsun, Moch, 1. Gangguan membaca
lancar and Miftakul Koiriyah (2019) pada anak
menyatakan jika pembelajaran
membaca di kelas awal tidak
tuntas, maka akan sangat
mempengaruhi proses
pembelajaran pada kelas
selanjutnya. Karena
keterampilan membaca adalah
pintu untuk menguasai
ketrampilan dan pengetahuan
yang lain. 
2. Menurut Mardika (dalam jurnal
Ulya Aflahah, 2021)
mengatakan bahwa Kesulitan
membaca, menulis dan
berhitung dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor
lingkungan keluarga perhatian
orang tua, pendampingan dan
pengawasan yang dianggap
sangat penting dan
mempengaruhi minat dan
motivasi siswa serta lingkungan
siswa pada proses
pembelajaran. 

Hasil Wawancara:
Narasumber :
Sriningsih (wali siswa)
Aulia Untari Intan Wulandari, S.Psi.
(Psikolog Puskesmas Pakem)
1. Siswa mengalami gangguan
kesulitan membaca
2. Orang tua kurang mendampingi
anak belajar
3 Hubungan Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
komunikasi antar Jurnal/artikel: analisis lebih lanjut
guru dan orang tua Menurut Hal Rahmania Utari diperoleh;
peserta didik terkait (dalam Fitriyadi, A., & Sumardjoko, 1. Orang tua jarang
pembelajaran masih B. (2021)), menjelaskan bahwa terlibat pada
terhambat dalam hal relasi atau kemitraan bukan kepentingan sekolah
waktu dan target yang menjadi dominasi salah satu (rapat atau kemajuan
berbeda pihak,hendaknya dimiliki secara sekolah)
merata oleh sekolah, keluarga dan 2. Orang tua
masyarakat. Setiap komponen kebanyakan hanya
relasi harus mengetahui peran menyerahkan
masing-masing, kesepahaman pembelajaran di
dalam pencapaian tujuan dan sekolah saja
akrab dengan lingkungan sekitar. 3. Pengetahuan orang
Proses relasi ini juga dilakukan tua yang terbatas
secara profesional demi tercapainya dalam mendampingi
pendidikan yang maju. anaknya belajar

Wawancara:
Narasumber :
Suroto (Ketua Komite)
1. Orang tua siswa jarang
menghadiri kegiatan rapat
sekolah karena alasan pekerjaan
2. Orang tua siswa kurang
dilibatkan dalam kegiatan proses
pembelajaran
3. Kurangnya pendampingan
belajar anak di rumah, sehingga
orang tua kurang mengetahui
progres anaknya

4. Guru belum Sumber Kajian Literatur Setelah dianalisis lebih


mengoptimalkan Jurnal/artikel: lanjut diperoleh:
model pembelajaran 1. Menurut hasil penelitian Sujana, 1. Guru kurang
yang inovatif sesuai Atep, and Peed Wahyu Sopandi memiliki waktu yang
dengan karakteristik (2020), guru sebagai tenaga cukup untuk
materi pendidik sangat memegang merancang
peranan penting dan harus pembelajaran yang
mumpuni dalam meningkatkan inovatif
mutu pendidikan Karena guru 2. Kurangnya
berinteraksi langsung dengan keterampilan guru
peserta didik. Inovasi dalam mengimplementas
media pemmbelajaran sangat ikan pembelajaran
diperlukan oleh guru bukan inovatif
hanya sekedar media sederhana
tetapi dengan menggunakan
media yang lebih modern yang
dapat diterima oleh siswa.Hasil
inovasi tersebut di
implementasikan pada proses
pembelajaran agar dapat
meningkatkan mutu dan
kualitas siswa dalam
pembelajaran.
2. Beberapa model pembelajaran
inovatif antara lain: Model
Kooperatif Tipe Make A
Match (Aliputri,
2018), Discovery
Learning (Puspitasari &
Nurhayati, 2019), Think Pair
Share (Winantara,
2017), Student Teams
Achievement
Division (Hazmiwati,
2018), Flipped
Classroom (Purwitha, 2020)
dan Blended Learning (Setiawan
et al., 2019), dalam Sari, Indra
Kartika (2021)

Wawancara:
Narasumber :
Supartinah (guru)
Asih Mardati, M.Pd.
(Dosen FKIP PGSD UAD)
1. Guru kurang memiliki waktu
untuk merancang pembelajaran
yang inovatif
2. Terbatasnya pemahaman guru
dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif

5. Pembelajaran di kelas Sumber Kajian Literatur Setelah dianalisis lebih


masih belum berbasis Jurnal/artikel: lanjut diperoleh:
HOTS 1. Menurut Barratt (dalam 1. Guru kurang
Fanani, Ahmad, and Dian mendapat pelatihan
Kusmaharti, 2018), Higher dalam merancang
Order Thinking Skill (HOTS) pembelajaran
adalah keterampilan berfikir berbasis HOTS
tingkat tinggi yang menuntut
pemikiran secara kritis, kreatif,
analitis, terhadap informasi dan
data dalam memecahkan
permasalahan.
2. Menurut hasil penelitian
Wandini, R. R., Siregar, T. R. A.,
& Iskandar, W. (2021) dengan
diterapkannya HOTS (Higher
Other Thinking Skills) pada
pembelajaran bahasa di SD
memberikan peluang yang
sangat besar bagi peserta didik
untuk dapat berkomunikasi
secara baik serta mencapai
tujuan pembelajaran.

Wawancara :
Narasumber :
Titik Yuana (Guru)
Ponimin,S.Ag.M.Pd.
(Pengawas Kec. Pakem)
1. Kurangnya pemahaman
pembelajaran berbasis HOTS
2. Kurangnya pelatihan dalam
merancang pembelajaran
berbasis HOTS.
6. Guru masih belum Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
mengoptimalkan Jurnal/artikel: analisis lebih lanjut
pemanfaatan teknologi 1. Dalam artikel Wijaya (dalam diperoleh:
informasi (TIK) dalam Mun'im Amaly, Abdul, 2021) 1. Pemahaman guru
pembelajaran bahwa abad 21 ditandai dengan terhadap penerapan
berkembangnya teknologi TIK di dalam
informasi yang sangat pesat. pembelajaran masih
2. Menurut Freud Pervical dan terbatas.
Henry Ellington (dalam 2. Kurangnya pelatihan
Syamsuar, and Reflianto, 2019) TIK yang didapat
menyatakan inovasi guru.
pembelajaran yang 3. Sarana dan
dilakukan di berkembangnya prasarana penunjang
teknologi informatsi digital TIK di sekolah belum
adalah memanfaatkan sarana memadai
teknologi informasi yang
berkembang pesat di era
revolusi industri ini untuk
meningkatkan mutu
pembelajaran.

Wawancara :
Narasumber :
Retna Ambarwati,S.Pd. (guru)
Ibu Lina
(PHL Disdik Kab. Sleman. Pakar IT)
1. Guru jarang menggunakan
teknologi informasi dalam
pembelajaran
2. Guru belum optimal mengajar
menggunakan aplikasi TIK
sebagai pendukung
pembelajaran.
3. Sarana TIK yang belum memadai

Anda mungkin juga menyukai