Anda di halaman 1dari 3

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah

Nama : Nita Ayu Agustin, S.Pd


No UKG : 201800083370
Asal Sekolah : SMKN 1 Bunga Mayang
LPTK : Unila

Hasil eksplorasi penyebab Analisis akar penyebab


No. Akar penyebab masalah
masalah masalah
1 Rendahnya kemampuan Berdasarkan data PISA tahun 2018 didapatkan hasil bahwa skor Berdasarkan hasil diskusi dan
literasi sains siswa kemampuan sains siswa di Indonesia adalah 396, jumlah tersebut masih observasi serta analisis masalah
ditentukan bahwa akar penyebab
1. Siswa memiliki jauh dibawah rata-rata kemampuan sains siswa ASEAN dengan skor 433. masalah adalah metode pembelajaran
kemampuan literasi Menurut Anggraini pada penelitiannya di tahun 2014 penyebab rendahnya belum mendorong aktifitas literasi
sains yg rendah kemampuan literasi sains adalah karena adanya kecenderungan bahwa sains siswa.
karena kurang proses pembelajaran tidak mendukung siswa dalam mengembangkan Dengan mendesain pembelajaran
meminati sains kemampuan literasi sains. yg mendorong aktifitas literasi
2. Bahan literasi sains Menurut hasil temuan dan analisis data PISA untuk kemampuan literasi sains Indonesia sains siswa diharapkan siswa
yg diberikan oleh tahun 2018 maka salah satu kebijakan yg bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan akan terbiasa untuk melakukan
literasi sains siswa adalah perlunya Guru mendorong aktivitas literasi siswa, misalnya
guru membosankan dengan menggunakan metode belajar berbasis penyelesaian masalah dan penggunaan literasi sains di kelas, sehingga
bagi murid soal uraian. nantinya hal tersebut akan
3. Guru kurang Berdasarkan informasi tersebut, penyebab rendahnya kemampuan literasi sains siswa meningkatkan kemampuan
membangun rasa adalah karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yg mendorong literasi sains siswa.
ingin tahu siswa aktifitas literasi sains siswa.
4. Guru kurang variasi
atau inovasi
2 Nilai siswa yang masih Menurut Slameto (2013:54) faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi Berdasarkan hasil diskusi dan
belum memenuhi KKM pada belajar digolongkan menjadi 2, yaitu: observasi serta analisis masalah
ditentukan bahwa akar penyebab
materi virus dan protista 1. faktor dari dalam diri (intern siswa) dikelompokkan menjadi dua yaitu: faktor masalah adalah metode pembelajaran
1. Siswa kurang minat fisiologis seperti keadaan kesehatan dan keadaan tubuh dan faktor psikologi belum memiliki inovasi.
belajar biologi seperti perhatian, minat, bakat dan kesiapan.
Dengan adanya inovasi pada
2. Penjelasan guru 2. sedangkan faktor dari luar (ekstern) yaitu faktor sekolah seperti
metode pembelajaran diharapkan
membosankan karena kurikulum, metode mengajar, relasi warga sekolah, disiplin di
proses pembelajaran bisa lebih
sekolah, alat pelajaran, keadaan gedung dan perpustakaan.
monoton/tidak ada menurut Abdurrahman (2012) menyatakan bahwa yang menjadi faktor menarik dan meningkatkan
inovasi penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik salah pemahaman siswa pada setiap
3. Guru kurang satunya adalah penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat, materi pembelajaran yg
merangsang rasa seperti misalnya pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan diajarkan, sehingga nantinya
ingin tahu siswa tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses pembelajaran didapatkan nilai yg bisa
4. Guru kurang hanya sebagai pendengar menempatkan peserta didik dalam proses mencapai bahkan melebihi
memberikan pembelajaran hanya sebagai pendengar. KKM.
pembelajaran yg Berdasarkan informasi tersebut, siswa mendapatkan nilai KKM yang masih rendah
sesuai zaman adalah karena guru kurang memiliki inovasi untuk menyusun pembelajaran.
3 Siswa kurang mampu Menurut Nizam (2018), apabila anak-anak dibiasakan dengan soal-soal Berdasarkan hasil diskusi dan
mengerjakan soal-soal yang yang menantang, potensi mereka bisa terpacu untuk berkembang. observasi serta analisis masalah
ditentukan bahwa akar penyebab
bertipe HOTS Pengenalan HOTS di kelas ibaratnya memberi pupuk agar benih potensi masalah adalah proses pembelajaran
1. soal sulit di fahami berpikir kritis dan kreatif. tidak mengarahkan siswa untuk
oleh siswa Sedangkan Menurut Kusuma et al. (2017) menyatakan bahwa kebanyakan soal yang berfikir HOTS.
2. masih banyak guru digunakan sekolah di Indonesia sebagai instrumen penilaian kognitif adalah soal yang dengan memberikan
cenderung bertujuan untuk menguji lebih banyak pada aspek memori, sedangkan soal
yg belum bisa untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa tidak cukup banyak tersedia. pembelajaran yg mengarahkan
membuat soal HOTS Berdasarkan informasi tersebut, siswa cenderung kesulitan mengerjakan soal tipe HOTS siswa untuk berfikir HOTS
3. guru belum adalah karena guru kurang memberikan stimulus dan soal tipe HOTS kepada siswa. diharapkan siswa bisa terbiasa
membiasakan untuk berfikir tingkat tinggi yg
pembelajaran yg akhirnya akan meningkatkan
menstimulus siswa pemahaman siswa dalam
untuk bisa berfikir mengerjakan soal-soal yg bertipe
tingkat tinggi HOTS.
4. guru jarang
membiasakan siswa
dengan soal HOTS
5. guru membuat soal
HOTS yg sulit di
fahami oleh siswa
4 Kurang optimalnya Menurut Febri, Aulia, dan Fakhrunissa (2019: 207) e-learning merupakan media yang Berdasarkan hasil diskusi dan
penggunaan IT di kelas mengintegrasikan proses pembelajaran tradisional, pembelajaran jarak jauh, dan observasi serta analisis masalah
pembelajaran yang memadukan berbagai model pembelajaran yang ditujukan guna ditentukan bahwa akar penyebab
dalam materi pembelajaran mengoptimalkan proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dan sesuai perkembangan masalah adalah pembelajaran belum
virus dan protista teknologi. berbasis teknologi yg inovasi.
1. siswa malas Sementara menurut wawancara didapatkan hasil bahwa pembelajaran yg Dengan adanya inovasi pada
menggunakan dilakukan guru kurang interaktif atau terkesan membosankan dan tidak penggunaan teknologi saat
aplikasi pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi yg ada saat ini. pembelajaran diharapkan minat
yg digunakan guru Berdasarkan informasi tersebut, sulitnya penggunaan IT di kelas adalah karena guru siswa dalam belajar lebih
kurang memberikan inovasi teknologi pada saat pembelajaran. meningkat sehingga bisa
2. aplikasi pembelajaran
yg digunakan guru memahami pembelajaran yg
membosankan diberikan oleh guru.
3. gadget siswa kurang
support
4. guru kurang terbiasa
menggunakan inovasi
tekonologi di kelas
5. guru kurang
mengembangkan diri
untuk menggunakan
IT yg menarik bagi
siswa
6. guru kurang kreatif

Anda mungkin juga menyukai