1. Kajian Literatur
Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.
Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.
Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
diidentifikasi masalah
1 1. Peserta didik masih Kajian Literatul : Dari hasil kajian literatur dan hasil
sulit menyelesaikan 1. Penyebab utama siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal wawancara yang didapat serta
soal HOTS dikonfirmasi melalui observasi dapat
HOTS adalah karena mereka tidak memahami materi. Berdasarkan
disimpulkan bahwa penyebab
2. Kegiatan wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa
pembelajaran belum munculnya masalah adalah :
mereka tidak paham dengan materi yang sudah diajarkan oleh guru. 1. Kesuliatan membaca menyebabkan
sepenuhnya
berorientasi pada Hal ini terungkap antara lain dari hasil wawancara dengan siswa. Di siswa tidak dapat menyelesaikan
keterampilan berpikir antara siswa tersebut adalah Rehan Ramadhani, yang menyatakan: soal teks HOTS
Tingkat tinggi.
“Dalam belajar saya kurang mengerti dengan materi yang
2. Peserta didik belum maksimal
3. Kemampuan siswa disampaikan oleh guru, karena saat guru mengajar di kelas terlalu diarahkan pada kegiatan
yang berbeda-beda, cepat menjelaskan materi sehingga saya kesulitan memahami materi” berpikirtingkat tinggi terutama
dan peserta didik (Wawancara tanggal 06 November 2021). dalam menganalisis materi/soal-
masih kesulitan dalam soal HOTS
memahami 2. ANALISIS KESULITAN PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS
pembelajaran yang HOTS DI KELAS V SDN 4 MUARA PADANG 3. Pemahaman peserta didik yang
berbasis HOTS Berlian Arista Putri tidak sama dalam kemampuan
https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/elibtidaiy/article/view/7961/0 literasi,numerasi,dan beranalisa.
.
Hasil Wawancara :
4. Kepala Sekolah : Peserta didik masih sulit menyelesaikan soal
HOTS
Jurnal :
2. PROBLEMATIKA RENDAHNYA KEMAMPUAN LITERASI
SISWA DI
SEKOLAH DASAR
Sri Dewi Nirmala
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP/art icle/view/8851
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah : Rendahnya minat membaca siswa karena kemampuan
membaca dan kurangnya kebiasaan membaca.
2. Guru : Karena Faktor ekonomi dan lingkungan.
3. Pengawas : Buku bacaan yang disediakan tidak sesuai minat siswa.
4 1. Guru kurang dekat Kajian Literatul : Dari hasil kajian literatur dan hasil
dengan peserta wawancara yang didapat serta
didik 1. Bentuk kerjasama sekolah dan orangtua yang dapat dilakukan menurut Epstein
dikonfirmasi melalui observasi dapat
2. Guru kurang (dalam Coleman, 2013:25-27) yaitu: parenting, komunikasi, volunteer,
keterlibatan orangtua pada pembelajaran anak di rumah, pengambilan keputusan, disimpulkan bahwa penyebab
membangun
komunikasi secara dan kolaborasi dengan kelompok masyarakat. Vaden-Kierman dan Mc. Manus munculnya masalah adalah :
intensif dengan (dalam Patrikakou, 2008:1) menyatakan bahwa keterlibatan orangtua dalam Keterlibatan orang tua dalam program
orang tua. pendidikan mempunyai berbagai macam tingkatan mulai dari bentuk sederhana sekolah dapat menjalin hubungan
3. Peserta didik tidak yaitu menanyakan kemajuan anak di sekolah, partisipasi dalam evaluasi program, Kerjasama yang baik antara pihak
terbuka dengan dan pembuatan keputusan dalam program. sekolah, guru dan orang tua murid.
guru 2. Kurangnya kerjasama antara sekolah dan orangtua memiliki konsekuensi negatif Manfaat terjalinnya komunikasi yang
terhadap prestasi belajar anak. Soemiarti Patmonodewo (2003: 124) menjelaskan
baik antara guru dan orang tau peserta
bahwa pada kenyataannya tidak mudah menjalin kerjasama antara kedua belah
didik dapat membantu mutu
pihak. Proses pendidikan seperti mendisiplinkan anak, cara berkomunikasi antara
anak dan orang dewasa, anak laki-laki dan perempuan, dan budaya seringkali Pendidikan untuk peserta didik.
dipandang berbeda antara guru dan orangtua. Jika hal ini terus berkelanjutan,
maka kerjasama tidak akan pernah berlangsung. Kesulitan dalam menjalin
kerjasama juga dijelaskan oleh Par et al. (dalam Slamet Suyanto, 2005:227) yang
menyatakan bahwa banyak orangtua yang ingin membantu guru di sekolah,
namun guru kurang memberikan respon, kurang menerima sepenuh hati, dan
lebih banyak mengkritik karena mereka merasa lebih ahli dibandingkan orangtua.
Oleh karena itu antara orangtua dan guru tidak bisa menjadi tim yang bagus
untuk menjalin kemitraan.
Jurnal : : https://ejournal.uitlirboyo.ac.id/index.php/IJHSS/article/download/
2411/1019/
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah : Kedekatan dalam hal komunikasi guru, orang tua dan peserta
didik belum terjalin baik
2. Guru : Orang tua jarang memenuhi undangan kegiatan sekolah karena kesibukan
mereka sebagai petani.
3. Pengawas: Perlu adanya sosialisasi tentang hubungan Kerjasama anatara pihak
sekolah dan orang tua murid agar terjalin Kerjasama yang baik.