Anda di halaman 1dari 11

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


NAMA : Retno Noviza Sera, S.Pd
Akuntansi dan Keuangan

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Peserta didik Hasil eksplorasi penyebab masalah Berdasarkan hasil
tidak fokus 1. Pengaruh lingkungan kajian literatur dan
saat 2. Pengaruh kemajuan teknologi wawancara dengan
pembelajaran 3. Adanya masalah dari rumah guru dan pakar,
Dasar-Dasar 4. Guru belum bisa mengelola kelas penyebab peserta
Akuntansi dan 5. Metode pembelajaran yang digunakan didik tidak fokus
Keuangan kurang tepat saat pembelajaran:
Materi 6. Minat/motivasi belajar rendah 1. Siswa kurang
1. Industri menyukai
Jasa Penyebab masalah menurut literatur pelajaran
Keuangan Jurnal : 2. Guru belum
2. Profesi http://jurnal.umus.ac.id/index.php/ menggunakan
Profesi kontekstual/article/view/397/264 model
Industri pembelajaran
Jasa Belajar adalah hal yang semestinya inovatif
Keuangan dilakukan agar dapat berkembang dan 3. Kurangnya
beradaptasi dengan lingkungan. Belajar di dukungan dari
sekolah melibatkan hubungan erat yang orang tua dan
bersifat dinamis antara guru, peserta keluarga
didik, dan bahan ajar. Sementara itu 4. Tidak ada role
bahan ajar adalah perangkat yang model (contoh)
digunakan oleh yang dapat
guru untuk mendukung kegiatan memotivasi
pembelajaran di kelas. Bahan ajar yang siswa
dimaksud meliputi konten isi materi. 5. Kurangnya
konsentrasi
Berdasarkan hasil penelitian peserta didik
menunjukkan bahwa faktor internal yang pada saat
memengaruhi keaktifan belajar peserta pembelajaran
didik yaitu faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Faktor fisiologis meliputi
keadaan fisik (panca indera) dan keadaan
jasmani.
Faktor eksternal yang dikelola dengan
baik akan sangat mendukung keaktifan
belajar peserta didik di dalam
pembelajaran. Salah satu contoh faktor
eksternal adalah sarana dan prasarana
sekolah untuk pembelajaran. Alat
pembelajaran merupakan salah satu
sarana dan prasarana yang diperlukan
peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran[12]. Termasuk dalam
sarana dan prasarana adalah
ketersediaan buku dan bahan bacaan
yang memadai bagi peserta didik.
Ketepatan penggunaan sarana dan
prasarana dalam kegiatan belajar, sangat
mempengaruhi keaktifan belajar peserta
didik. Selain sarana dan prasarana, letak
sekolah juga sangat mendukung keaktifan
peserta didikdalam belajar di kelas.
Sekolah yang berada jauh dari jalan raya
besar atau keramaian akan lebih
membuat peserta didikfokus belajar
dibandingkan dengan sekolah yang dekat
dengan keramaian.

Keaktifan belajar peserta didik juga dapat


dipengaruhi dengan berbagai kegiatan
pembelajaran yang dirancang oleh guru.
Kegiatan pembelajaran yang inovatif akan
membuat peserta diidk menjadi mandiri
dan menjangkau kegiatan peserta didik
dalam proses belajardan pembelajaran.
Lingkungan sosial peserta didikdi sekolah
atau di kelas dapat berpengaruh pada
semangat belajar di kelas. Cakupan
lingkungan sosial di sekolah meliputi
hubungan antara peserta didikdengan
guru, dan hubungan antara peserta didik
dengan teman sebayanya.

Wawancara Penyebab masalah menurut


teman sejawat/kepsek/pegawai/siswa
1. Siswa sedang sakit
2. Kelas yang tidak kondusif
3. Motivasi belajar kurang
4. Pemilihan jurusan yang salah
5. Lebih tertarik dengan medsos games
dari pada belajar

Wawancara Penyebab masalah menurut


pakar Dian Novri Costiani, M.Pd (Dosen
Universitas Prabumulih) dan Bambang
Riyanto, S.Pd. (Ketua MGMP Akuntansi
Kota Prabumulih)
1. Motivasi belajar siswa masih rendah
2. Materi yang diajarkan tidak dimengerti
oleh siswa
3. Adanya pengaruh dari lingkungan
kelas/sekitar
4. Model dan media pembelajaran yang
digunakan oleh guru belum
sepenuhnya tepat
5. Penyampaian materi oleh guru
monoton.
2 Nilai siswa Hasil eksplorasi penyebab masalah Berdasarkan hasil
rendah pada 1. Kurangnya minat siswa terhadap kajian literatur
pembelajaran materi wawancara dengan
Dasar-Dasar 2. Kurangnya konsentrasi siswa saat guru dan pakar,
Akuntansi dan KBM penyebab nilai siswa
Keuangan 3. Guru tidak memberikan latihan atau rendah :
soal-soal lanjutan 1. Kurangnya
4. Model pembelajaran kurang tepat keinginan siswa
untuk mengulang
materi pelajaran
Penyebab masalah menurut literatur dirumah
Jurnal : 2. Guru belum
https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id/ menggunakan
index.php/jurnal_tp/article/view/297/91 metode
Menurut Nasution (dalam Mardana, pembelajaran
2011) prestasi belajar adalah yang sesuai
penguasaan seseorang terhadap dengan materi
pengetahuan atau keterampilan tertentu dan karakteristik
dalam suatu mata pelajaran, yang siswa
lazimnya diperoleh dari nilai test atau 3. Penguasaan
angka yang berikan guru. materi siswa
Suryabrata (dalam Mardana, 2011), rendah
menyatakan faktor-faktor yang 4. Guru terlalu cepat
mempengaruhi prestasi belajar yaitu ada menjelaskan
faktor dalam dan ada faktor luar. Faktor materi
dalam terdiri atas faktor fisiologis 5. Siswa belum
meliputi: minat, kecerdasan, bakat, paham dengan
motivasi intrinsik dan kemampuan materi yang
kognitif. Faktor luar terdiri atas diajarkan guru
lingkungan, meliputi: lingkungan alami 6. Siswa tidak
dan lingkungan sosial dan instrumental semangat untuk
meliputi: kurikulum, program sarana dan belajar
guru. 7. Interaksi guru
Selain faktor model pembelajaran yang dan siswa belum
diterapkan di kelas, faktor motivasi dua arah
siswa juga dapat mempengaruhi 8. Guru kurang
peningkatan prestasi belajarnya. Bruner, terampil dalam
mengungkapkan ada empat tema tentang memberikan
pendidikan yaitu: (1) tema pertama latihan atau tugas
mengemukakan pentingnya arti struktur pada siswa
pengetahuan. Dengan struktur
pengetahuan kita menolong siswa untuk
melihat,
bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya
tidak ada hubungannya, dapat
dihubungkan satu dengan yang lainnya
dan pada informasi yang telah mereka
miliki. (2) tema kedua yaitu kesiapan
(readness) untuk belajar. Kesiapan terdiri
atas penguasaan keterampilan-
keterampilan yang lebih sederhana yang
dapat mengijinkan seseorang untuk
mencapai keterampilan-keterampilan
yang lebih tinggi. (3) menekankan nilai
intuisi dalam proses pendidikan , dan (4)
tema keempat adalah motivasi atau
keinginan untuk belajar, dan cara-cara
yang disediakan guru untuk merangsang
motivasi itu.

Ada beberapa tinjauan mengenai


pengertian pembelajaran berbasis
masalah (PBL), salah satunya Duch
(dalam Rianto, 2009), menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu model pembelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada
tantangan “belajar untuk belajar”. Siswa
aktif bekerja sama di dalam kelompok
untuk mencari solusi permasalah dunia
nyata. Model ini dimaksudkan oleh Duch
untuk mengembangkan kemampuan
siswa berpikir kritis, analitis, menemukan
serta menggunakan sumber daya yang
sesuai untuk belajar.
Motivasi juga didefinisikan sebagai
”suatu keadaan internal yang dapat
membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara prilaku siswa untuk
mencapai tujuan tertentu”. Zeyer
mengidentifikasi lima konstruksi motivasi
yang mencakup motivasi intrinsik dan
ekstrinsik, yaitu orientasi tujuan,
penentuan nasib sendiri, self-efficacy dan
kecemasan terhadap penilaian (Glynn dan
Koballa dalam Zeyer, 2010).

Wawancara Penyebab masalah menurut


teman sejawat/kepsek/pegawai
1. Minat belajar kurang
2. Siswa tidak konsentrasi saat belajar
3. Tidak mengulang pelajaran di rumah
4. Kurang konsentrasi saat KBM
5. Kurang literasi

Wawancara Penyebab masalah menurut


pakar Dian Novri Costiani, M.Pd (Dosen
Universitas Prabumulih) dan Bambang
Riyanto, S.Pd. (Ketua MGMP Akuntansi
Kota Prabumulih)
1. Siswa tidak memahami materi
2. Kurangnya minat siswa terhadap
pelajaran tertentu
3. Kurangnya konsentrasi siswa saat
belajar
4. Siswa tidak mengulang pelajaran
dirumah
5. Siswa yang kurang disiplin
6. Guru hanya mengajar tidak
berkomunikasi dua arah dengan siswa
3 Rendahnya Hasil eksplorasi penyebab masalah Berdasarkan hasil
minat baca 1. Siswa tidak terbiasa membaca. kajian literatur
peserta didik 2. Mudahnya mendapat informasi secara wawancara dengan
pada instant. guru dan pakar,
pembelajaran 3. Keseringan bermain sosmed penyebab Rendahnya
Dasar-Dasar 4. Guru dan orang tua kurang minat baca peserta
Akuntansi dan mendorong siswa untuk membaca didik :
Keuangan 5. Sarana dan media membaca yang 1. Orang tua tidak
kurang biasa mengajak
anak untuk
Penyebab masalah menurut literatur membaca dari
Jurnal: mereka kecil
https://www.ejournal.unma.ac.id/index.p 2. Buku yang tidak
hp/cp/article/view/1922/1215 up to date
Minat merupakan kegiatan yang dapat 3. Ruang
dilakukan seseorang secara terus- perpustakaan
menerus dalam melakukan proses belajar. yang tidak
Minat adalah kecenderungan yang kondusif
bersifat tetap untuk memperhatikan serta 4. Pekembangan
mengenang suatu kegiatan. Kegiatan di teknologi siswa
sini adalahkegiatan yang diperhatikan lebih suka
secara terus-menerus dan disertai rasa menggunakan HP
senang hingga mendapatkan
kepuasan(Anjani et al., 2019).
Kemampuan dan kemauan seseorang
dalam membaca akan mempengaruhi
pengetahuan serta keterampilan
seseorang. Dengan banyak membaca,
dapat dipastikan orang tersebut akan
memiliki banyak pengetahuan yang akan
membantu dirinya sendiri dalam
melakukan banyak hal,sehingga orang
membaca akan memiliki kualitas melebihi
orang yang tidak menaruh minat pada
kegiatan membaca.

Salma & Mudzanatun (2019) menyatakan


faktor penyebab kurangnya literasi di
Indonesia karena dipengaruhi oleh
permasalahan yang terjadi dalam
lingkungan sekolah dan lingkungan luar
sekolah yang meliputi beberapa hal.
Pertama, terbatasnya sarana dan
prasarana membaca seperti ketersediaan
perpustakaan buku bacaan yang
bervariasi. Kedua, pada situasi belajar
yang kurang memotivasi para siswa
untuk mempelajari buku tertentu di luar
buku paket. Ketiga, kurangnya role
model(dari kalangan guru) bagi siswa
dalam yaitu masih ada beberapa guru
yang belum menjadikan membaca sebagai
kebutuhan dalam pendidikan. Keempat,
berkembangnya teknologi informasi
menyebabkan kurangnya minat
masyarakat terhadap aktivitas membaca
buku. Kelima, berkembangnya
handphone dan internet menyebabkan
kurangnya minat manusia terhadap
buku. Keenam, banyaknya keluarga yang
belum menanamkan kebiasaan wajib
membaca. Ketujuh, keterjangkauan daya
beli masyarakat terhadap buku.

Wawancara Penyebab masalah menurut


teman sejawat/kepsek/pegawai
1. Siswa tidak biasa membaca sejak dini
2. Siswa hanya membaca apa yang
disukai yang sifatnya menghibur
3. Kurangnya bahan bacaan

Wawancara Penyebab masalah menurut


pakar Dian Novri Costiani, M.Pd (Dosen
Universitas Prabumulih) dan Bambang
Riyanto, S.Pd. (Ketua MGMP Akuntansi
Kota Prabumulih)
1. Tidak terbiasa membaca dari kecil
2. Guru belum mendukung program
literasi
3. Bahan bacaan disekolah belum
bervariasi
4. Pengaruh lingkungan
5. Adanya pengaruh dari kemajuan
teknologi
4 Siswa tidak Hasil eksplorasi penyebab masalah Berdasarkan hasil
memahami 1. Minat belajar yang kurang kajian literatur
materi yang 2. Motivasi belajar rendah wawancara dengan
diajarkan 3. Siswa kurang fokus saat KBM guru dan pakar,
pada 4. Kondisi kesehatan siswa yang kurang penyebab Siswa
pembelajaran baik tidak memahami
Dasar-Dasar 5. Siswa tidak mengulang pelajaran materi yang
Akuntansi dan dirumah diajarkan :
Keuangan 6. Metode dan model pembelajaran yang 1. Siswa malas
diberikan guru kurang tepat membaca
2. Guru belum
Penyebab masalah menurut literatur : mengenal
Dalam melakukan kegiatan belajar tidak karakter siswa
senantiasa berhasil, seringkali ada hal-hal 3. Model
yang mengakibatkan timbulnya kegagalan pembelajaran
atau kesulitan belajar yang dialami oleh yang digunakan
siswa. Terjadinya kesulitan belajar guru belum tepat.
dikarenakan siswa tidak mampu 4. Guru kurang
mengaitkan antara pengetahuan baru dan memberikan
pengetahuan lamanya sehingga stimulus kepada
menimbulkan ketidakpahaman atau siswa untuk
ketidakjelasan terhadap suatu pelajaran menyimpulkan
(Caryono dan Suhartono, 2012) (dikutip materi pelajaran
dalam Harahap, 2012)
Faktor Kesulitan belajar pada siswa dapat
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor
internal sebagai penyebab kesulitan
belajar terdiri dari 3 faktor yaitu minat,
motivasi dan bakat, sedangkan faktor
ekternalnya terdiri dari faktor guru,
laboratorium dan buku (Harahap, 2012).
Menurut Ahmadi (2013:78-91), kesulitan
belajar yang dialami siswa disebabkan
oleh beberapa faktor, baik faktor internal
yang berasal dari dalam diri manusia dan
faktor eksternal yang berasal dari luar diri
manusia. Faktor internal yaitu aspek
minat, motivasi, intelegensi dan
kesehatan. Faktor eksternal meliputi 3
aspek yaitu keluarga, guru dan sekolah.
(dikutip dalam Alawiyah, 2016)
Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan
karena intelegensi yang rendah tetapi
dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor
non intelegensi (Ahmadi dan Supriyono,
2004). Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari dalam diri siswa (internal)
maupun dari luar diri siswa
(eksternal).Faktor internal yang dapat
menyebabkan kesulitan belajar
diantaranya karena faktor kesehatan,
cacat tubuh, intelegensi, bakat, minat,
kesehatan mental, dan tipe khusus
belajar. Sedang faktor eksternalnya
diantaranya karena pengaruh lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat
(Caryono dan Suhartono, 2012). (dikutip
dalam Harahap, 2012)

Wawancara Penyebab masalah menurut


teman sejawat/kepsek/pegawai
1. Siswa tidak fokus saat belajar
2. Guru tidak menguasai materi
3. Siswa kurang literasi
4. Penggunaan model dan media
pembelajaran yang dirasa kurang tepat

Wawancara Penyebab masalah menurut


pakar Dian Novri Costiani, M.Pd (Dosen
Universitas Prabumulih) dan Bambang
Riyanto, S.Pd. (Ketua MGMP Akuntansi
Kota Prabumulih)
1. Siswa kurang minat dalam belajar
dasar-dasar akuntansi
2. Siswa kurang konsentrasi saat belajar
3. Metode pembelajaran yang kurang
tepat
4. Gaya mengajar guru yang monoton
atau konvensional
5 Siswa belum Hasil eksplorasi penyebab masalah Berdasarkan hasil
bisa 1. Guru sulit mengatasi kemampuan kajian literatur
sepenuhnya siswa yang berbeda-beda wawancara dengan
berpikir secara 2. Guru kurang mampu dalam guru dan pakar,
tingkat tinggi menentukan metode dan model penyebab Siswa
pembelajaran yang tepat belum bisa
3. Guru belum mampu mengatasi sepenuhnya berpikir
siswa yang mempunyai secara tingkat tinggi :
perbedaaan cara untuk menunjukkan 1. Siswa belum
kemampuannya dalam berpikir. terlatih dan
terbiasa
Penyebab masalah menurut literatur menyelesaikan
Jurnal : soal-soal HOTS
https://ejournal.undiksha.ac.id/ 2. Kurangnya
index.php/JISD/article/view/ stimulus dari
25336/15392 guru untuk
melatih atau
Penjelasan oleh Budiarta (2018:103) membiasakan
menyebutkan HOTS dapat dimaknai anak-anak
sebagai kemampuan proses berpikir berpikir tingkat
kompleks yang mencangkup mengurai tinggi.
materi, mengkritisi serta menciptakan 3. Guru belum
solusi pada pemecahan terampil untuk
masalah.Menanggapi hal yang sama, membimbing
Thomas dan Thorne (2009) siswa
mendefinisikan HOTS sebagai memecahkan
kemampuan berpikir dengan membuat /menjawab soal-
keterkaitan antar fakta terhadap sebuah soal HOTS
permasalahan. Pemecahan masalah yang 4. Guru belum
dilakukan tidak sekedar melalui proses memahami
mengingat atau menghafal saja, namun pendekatan HOTS
menuntut untuk membuat hubungan dan
kesimpulan dari permasalahan.
Menyertai hal yang serupa Annuuru,dkk
(2017:137)menjelaskan HOTS merupakan
kemampuan menggabungkan fakta dan
ide dalam proses menganalisis,
mengevaluasi sampai pada tahap
mencipta berupa memberikan penilaian
terhadap suatu fakta yang dipelajari atau
bisa mencipta dari sesuatu yang telah
dipelajari. Proses menganalisis,
mengevaluasi serta mencipta merupakan
bagian dari taksonomi kognitif yang
dibuat oleh Benjamin S. Bloom pada
tahun 1956. Pada akhirnya
disempurnakan kembali olehAndersondan
Krathwohl (2001)menjadi C1-ingatan
(remembering), C2-pemahaman
(understanding), C3- menerapkan
(applying), C4-analisis(analysing), C5-
evaluasi (evaluating), dan C6-kreasi
(creating). Tanujaya (2017:78)
menjelaskan level satu sampai tiga
merupakan kemampuan berpikir tingkat
rendah atau LOTS (Lower Order Thinking
Skill)dan level empat sampai enam
merupakan HOTS (Higher Order Thinking
Skill). Maka jika ditinjau dari ranah
kognitif HOTS merupakan kemampuan
menganalisis, mengevaluasi serta
mencipta.

Wawancara Penyebab masalah menurut


teman sejawat/kepsek/pegawai
1. Model pembelajaran yang digunakan
oleh guru belum tepat
2. Guru belum sepenuhnya memahami
materi yang diajarkan
3. Ketergantungan siswa kepada guru
sebagai sumber belajar bukan sebagai
fasilitator

Wawancara Penyebab masalah menurut


pakar Dian Novri Costiani, M.Pd (Dosen
Universitas Prabumulih) dan Bambang
Riyanto, S.Pd. (Ketua MGMP Akuntansi
Kota Prabumulih)
1. Guru belum menggunakan HOTS saat
pembelajaran dan penilaian belajar
2. Siswa masih menjadikan guru sebagai
sumber utama belajar
3. Guru belum menggunakan perangkat
atau model pembelajaran yang
mengarahkan siswa memiliki
kemampuan bepikir pada tingkat yang
lebih tinggi
6 Siswa masih Hasil eksplorasi penyebab masalah Berdasarkan hasil
kurang 1. Rendahnya minat belajar siswa kajian literatur
semangat 2. Siswa tidak memiliki cita-cita dan wawancara dengan
belajar pada impian yang jelas guru dan pakar,
mata pelajaran 3. Siswa yang tidak percaya diri dan penyebab Siswa
dasar-dasar merasa dirinya tidak pintar masih kurang
akuntansi semangat belajar :
Penyebab masalah menurut literatur 1. Siswa tidak
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/ind menyukai materi
ex.php/terampil/article/view/1286 ajar
2. Siswa
https://scholar.archive.org/work/ menganggap
nscjei2w25ej7ezqvoorgkisxu/access/ sekolah hanya
wayback/http:// untuk mendapat
journal.uinalauddin.ac.id:80/index.php/ ijazah
adabiyah/article/download/321/pdf_12 3. Gaya mengajar
guru monoton
Semangat dalam pengertian yang tidak menarik
berkembang di masyarakat seringkali 4. Guru belum
disamakan dengan motivasi. Motivasi menggunakan
adalah dorongan dasar yang model
menggerakkan seseorang bertingkah laku pembelajaran
dan belajar adalah perubahan tingkah yang inovatif
laku secara permanen dan secara sesuai karakter
potensial yang terjadi sebagai hasil dari siswa
praktek atau penguatan (reinforced 5. Guru belum
practice) yang dilandasi dengan tujuan menggunakan
untuk mencapai tujuan tertentu. model
Frederick, J., Donald. Mc menyatakan pembelajaran
bahwa “motivation is an energy change yang inovatif
within the person characterized by sesuai karakter
affective arousal and anticipatory goal siswa
reaction”, yang berarti bahwa motivasi 6. Media yang
adalah suatu perubahan energi di dalam digunakan guru
pribadi seseorang yang ditandai dengan tidak sesuai
timbulnya afektif dan reaksi untuk dengan materi
mencapai tujuan. motivasi belajar adalah pembelajaran
keseluruhan daya penggerak di dalam diri dan tidak
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar bervariatif
yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah
mudah, guru harus dapat menggunakan
berbagai macam cara untuk memotivasi
belajar siswa.
Faktor internal adalah sesuatu yang
membuat siswa tertarik, berasal dari
dalam diri, seperti perhatian ,rasa ingin
tahu, motivasi dan kebutuhan siswa.
Faktor internal tersebut meliputi aspek
psikologis yang terdiri dari ketertarikan
belajar, kenyamanan dalam belajar dan
kemauan belajar, kemudian aspek
fisiologis terdiri dari partisipasi siswa, dan
kesehatan siswa (Syahputra, 2020).
Faktor eksternal adalah hal-hal yang
membuat siswa tertarik dari luar seperti
dorongan wali orang tua/wali, guru dan
lingkungan sekitar.
Faktor eksternal tersebut meliputi aspek
lingkungan terdiri dari dukungan
keluarga dan suasana belajar, kemudian
aspek suasana belajar terdiri dari fasilitas
belajar (Syahputra, 2020).
Cara membangkitkan motivasi belajar
diantaranya adalah :
1. Menjelaskan kepada siswa, alasan
suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk
kehidupan.
2. Mengaitkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa di luarlingkungan
sekolah.
3. Menunjukkan antusias dalam
mengajar bidang studi yang dipegang.
4. Mendorong siswa untuk memandang
belajar di sekolah sebagai suatu tugas
yang tidak harus serba menekan,
sehingga siswa mempunyai intensitas
untuk belajar dan menjelaskan tugas
dengan sebaik mungkin.
5. Menciptakan iklim dan suasana dalam
kelas yang sesuai dengan kebutuhan
siswa
6. Memberikan hasil ulangan dalam
waktu sesingkat mungkin.
7. Menggunakan bentuk .bentuk
kompetisi (persaingan) antar siswa.
8. Menggunakan intensif seperti pujian,
hadiah secara wajar.

Wawancara Penyebab masalah menurut


teman sejawat/kepsek/pegawai
1. Lingkungan sekolah yang tidak
kondusif
2. Metode pembelajaran monoton
3. Siswa mengalami gangguan belajar
4. Kurangnya dukungan orang tua
5. Kondisi ekonomi orang tua siswa
6. Guru yang kurang peduli
7. Pertemanan siswa yang kurang baik

Wawancara Penyebab masalah menurut


pakar Dian Novri Costiani, M.Pd (Dosen
Universitas Prabumulih) dan Bambang
Riyanto, S.Pd. (Ketua MGMP Akuntansi
Kota Prabumulih)
1. Siswa memiliki masalah dirumah
2. Kelas yang tidak kondusif
3. Motivasi belajar siswa kurang
4. Guru kurang memotivasi siswa
5. Model pembelajaran yang digunakan
oleh guru monoton

Anda mungkin juga menyukai