Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riana Puji Lestari

NIM : 223174716612
Instansi : SMA NEGERI 2 KRAKSAAN
Mapel PPG : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

PPG Kategori 1 Angkatan 2

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

Di SMPN 4 Kraksaan Kabupaten Probolinggo Pada Mata Pelajaran IPS

No Akar penyebab
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
. masalah
1 Masalah yang diidentifikasi: Metode Hasil Analisis Akar Penyebab
pembelajaran guru Masalah:
Rendahnya keaktifan belajar monoton dan
peserta didik pada mata pelajaran belum menerapkan Seorang guru yang metode
IPS di kelas VIII SMPN 4 Kraksaan. pembelajaran mengajarnya monoton menjadi salah
berdiferensiasi. satu faktor peserta didik kurang
Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah: memahami pelajaran yang ada. Hal
tersebut bisa terjadi karena guru
1. Peserta didik merasa kurang berani terlalu fokus pada materi di bahan
mengutarakan pendapatnya di ajarnya tanpa mengindahkan apa
kelas. yang diminati oleh peserta didiknya .
2. Peserta didik tidak mendapatkan Hanya ada penyampaian dari guru
pembelajaran yang variatif. tanpa ada timbal balik dari peserta
3. Guru tidak selalu memfasilitasi didik.Yang seharusnya ada interaksi
peserta didik untuk berdiskusi saat yang lebih intensif antara guru dan
pembelajaran. peserta didik. Hal tersebut tentu
4. Materi yang diberikan kurang sangat berpengaruh terhadap
dikembangkan untuk melatih keaktifan peserta didik karena guru
peserta didik aktif berpendapat dan jarang memberikan kesempatan
mengakomodir minat peserta didik. peserta didik untuk berdiskusi tentu
5. Guru kurang memahami karakter saja memberikan efek terhadap
belajar peserta didik secara perkembangan keaktifan peserta
menyeluruh. didik. Selain pembelajaran monoton,
6. Guru kurang bisa menerapkan guru juga belum melaksanakan dan
keterampilan abad 21 terutama 4C memberikan pelayanan sesuai
(Creativity, Collaboration, Critical dengan kebutuhan peserta didik
Thingking, dan Communication). maka hal tersebut dapat menghambat
peserta didik untuk bisa aktif, maju
dan berkembang belajarnya.
Kajian Literatur:

Menurut Nurhayati (2020).


Mendeskripsikan bahwa keaktifan
adalah situasi atau hal yang dipelajari
peserta didik secara aktif. Dengan
demikian dari keterlibatan peserta
didik dalam proses pembelajaran
tentunya dapat dilihat melalui bentuk-
bentuk aktivitas peserta didik di dalam
pembelajaran dimana berdiskusi
menjadi hal yang penting lalu
kemudian mendengarkan argumen, lalu
memecahkan masalah, keterlibatan
secara aktif juga dalam melaksanakan
atau memperhatikan tugas dari guru,
setelah itu membuat sebuah laporan,
dan terakhir mampu menampilkan atau
mempresentasikan hasil belajar peserta
didik. Jurnal Paedagogy 7 (3):145.
(http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php
/pedagogy/index)

2 Masalah yang diidentifikasi: Proses perencanaan Hasil Analisis Akar Penyebab


guru dalam Masalah:
Rendahnya pemahaman peserta memberikan materi
didik dalam Pembelajaran IPS dan tugas-tugas ke Proses perencanaan guru dalam
peserta didik memberikan materi dan tugas-tugas
Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah: kurang optimal ke peserta didik kurang optimal.
1. Peserta didik banyak yang belum Seharusnya seorang guru menyusun
memahami materi pembelajaran materi ajar dan tugas-tugas untuk
IPS dengan baik. dikerjakan oleh peserta didik di kelas
2. Peserta didik tidak pernah latihan mesti melalui perencanaan yang
dan mengulang kembali materi matang. Banyak guru Cenderung
yang diajar guru di kelas. tidak maksimal jika memberikan
3. Soal-soal yang diberikan belum tugas secara tiba-tiba dan mengikuti
vareatif hanya berupa pilihan ganda mood guru. Karena ini akan
saja. menyangkut dengan ketepatan
4. Guru membuat soal tidak melihat tindakan evaluasi yang diberikan.
kemampuan peserta didiknya. Jika perencanaan pembelajaran dan
5. Guru kurang bisa menjalankan materi ajar tidak disiapkan secara
evaluasi pembelajaran dengan optimal, tentu saja pemahaman
tepat. peserta didik akan materi dan soal-
6. Soal-soal ulangan selama ini hanya soal yang diberikan guru akan
mengganti dari internet saja jadi rendah, sehingga hasil evaluasi
kurang ditelaah. belajar sulit untuk diukur dan
Kajian Literatur: cenderung rendah.
Firdaus,AdindaRachmi (2022) .
Berikut adalah langkah-langkah yang
dapat digunakan dalam upaya
meningkatan pemahaman siswa yakni
memperbaiki proses pengajaran.
Langkah ini merupakan langkah awal
dalam meningkatkan proses
pemahaman siswa dalam belajar.
Proses pengajaran tersebut melipiti:
memperbaiki tujuan pembelajaran,
bahan (materi), pembelajaran strategi,
metode, dan media yang tepat serta
pengadaan evaluasi belajar. Yang
mana evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat
pemahaman siswa terhadap materi
yang diberikan. Tes ini bisa berupa tes
formatif, tes subsubmatif dan sumatif.(
https://:digilib.uinsby.ac.id)
3 Masalah yang diidentifikasi: Rendahnya Hasil Analisis Akar Penyebab
kemampuan guru Masalah:
Guru belum menerapkan model dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif dalam model Guru di harapkan dapat
pembelajaran IPS pembelajaran yang mengembangkan keahlian dan
inovatif. meningkatkan kompetensi agar dapat
Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah: mengikuti perkembangan teknologi
saat ini sehingga penyampaian
1. Faktor usia guru yang sudah materi pelajaran bisa lebih efektif.
memasuki masa pensiun, sehingga Salah satu cara mengembangkan
penerapan model pembelajaran keahlian dan meningkatkan
hampir tidak pernah. kompetensi guru adalah dengan
2. Guru kurang memiliki waktu untuk mengikuti pelatihan guru. Ada
merancang pembelajaran yang beberapa guru yang memiliki
inovatif . kemauan rendah dalam mengikuti
3. Terbatasnya pemahaman guru dalam pelatihan salah satu faktornya adalah
menerapkan pembelajaran yang Faktor usia dan keterbatasan
inovatif. kemampuan guru dalam
4. Peserta didik kurang mendapat mengoperasikan laptop sehingga hal
kesempatan pembelajaran inovatif. tersebut menjadikan pembelajaran
IPS yang diajarkan guru akan
Kajian Literatur: cenderung monoton tanpa ada
Menurut Hajeniati dan Kaharuddin perkembangan dengan penerapan
,(2020:2).Pembelajaran yang Inovatif model pembelajaran inovatif dan
merupakan pembelajaran yang media pembelajaran yang menarik.
dirancang oleh guru, yang sifatnya baru Selain itu adanya ketidak pahaman
yang tidak seperti yang biasanya guru terhadap langkah-langkah
dilakukan dan bertujuan untuk pembelajaran inovatif membuat guru
memfasilitasi peserta didik untuk cenderung menerapkan pembelajaran
membangun pengetahuan sendiri dalam konvensional.
rangka proses perubahan perilaku
kearah yang lebih baik sesuai dengan
potensi dan perbedaan yang dimiliki
oleh peserta didik.
(http://journal.univetbantara.ac.id/index
.php/komdik)

4 Masalah yang diidentifikasi: Kurangnya Hasil Analisis Akar Penyebab


kemampuan guru Masalah:
Lebih dari 60 % peserta didik mengembangkan
memiliki kemampuan membaca dan materi ajar yang Kurangnya kemampuan guru
memahami gambar, data, tabel, melatih mengembangkan materi ajar yang
diagram serta grafik yang rendah kemampuan melatih kemampuan membaca dan
dalam pembelajaran IPS. membaca dan memahami gambar, data, tabel,
memahami gambar, diagram serta grafik.tentu akan
Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah: data, tabel, diagram menghambat kemampuan membaca
serta grafik. dan memahami peserta didik. Dalam
1. Peserta didik kurang hobbi membuat rencana kegiatan
membaca. pembelajaran, guru mesti
2. Peserta didik cepat bosan dalam menyusun bahan ajar dan soal-soal
memahami masalah dan bacaan pada latihan yang bisa melatih
materi IPS. memahami gambar, data, tabel,
3. Peserta didik jarang mendapat diagram serta grafik terutama pada
kesempatan menganalisis dan pelajaran IPS, karena selama ini
pemecahan masalah di dalam kelas. pemahaman peserta didik untuk
4. Peserta didik terbiasa melaksanakan memahami gambar, data, tabel,
literasi berbasis agama. diagram serta grafik masih rendah
5. Guru belum melakukan pembiasaan sehingga perlu dibuat media ajar
menganalisis dan mengeksplor yang bisa melatih kemampuan
materi IPS secara mendalam. membaca dan mehami gambar, data,
6. Gerakan literasi sekolah sudah ada tabel, diagram serta grafik agar
dan berjalan tetapi belum maksimal. siswa lebih aktif dan dapat
7. Sumber belajar siswa hanya dari mencapai kompetensi yang sudah
buku paket saja. ditetapkan.

Kajian Literatur:

Menurut Pranoto (2019). Membaca


adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis .
Selain itu kemampuan membaca
merupakan sesuatu yang vital dalam
suatu masyarakat terpelajar. Banyak
faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca, baik membaca
permulaan maupun membaca lanjut
(membaca pemahaman). Faktor-faktor
yang mempengaruhi membaca
permulaan yaitu:
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencakup
kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin.
Kelelahan juga merupakan kondisi
yang tidak menguntukan bagi anak
untuk belajar, khususnya belajar
membaca.
2) Faktor Intelektual
Istilah intelegensi didefinisikan oleh
Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir
yang terdiri dari pemahaman yang
esensial tentang situasi yang
diberikan dan meresponya secara
tepat.
3) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga memengaruhi
kemajuan kemampuan membaca
peserta didik. Faktor lingkungan itu
mencakup 1) latar belakang dan
pengalaman peserta didik dirumah,
dan 2) sosial ekonomi keluarga
peserta didik.
4) Faktor Psikologis Faktor lain yang
juga memengaruhi kemajuan
kemampuan membaca anak adalah
faktor psikologi. Faktor ini
mencakup 1) motivasi, 2) minat,
dan 3) kematangan sosial, emosi dan
penyesuaian diri. Link Sumber
(http://jurnal.umus.ac.id/index.php/k
ontekstual).

5. Masalah yang diidentifikasi: Guru belum Hasil Analisis Akar Penyebab


menguasai Masalah:
Guru belum memanfaatkan IT pembuatan media
dalam membuat media pembelajaran Guru belum menguasai pembuatan
pembelajaran IPS. dikarenakan media pembelajaran dikarenakan
motivasi guru motivasi guru masih kurang untuk
Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah: masih kurang untuk belajar mandiri tentang pembuatan
1. Guru belum menguasai belajar serta kurang media pembelajaran berbasis
pembuatan media pembelajaran mendapat pelatihan teknologi/TIK serta kurang mendapat
berbasis teknologi pengembangan pelatihan pengembangan media
2. Motivasi guru masih kurang media pembelajaran berbasis teknologi
untuk belajar mandiri tentang pembelajaran menyebabkan guru belum maksimal
pembuatan media pembelajaran berbasis TIK. memanfaatkan media pembelajaran
berbasis teknologi/TIK berbasis teknologi/TIK dalam
3. Sarana Prasarana masih kurang pembelajaran. Guru harus berani dan
4. Belum ada pelatihan khusus termotivasi mencoba membuat media
tentang pembuatan media pembelajaran dengan belajar mandiri
pembelajaran. secara otodidak bisa dari tutorial
5. Peserta didik tidak youtube, jadi meskipun tidak ada
diperbolehkan membawa HP di pelatihan atau workshop-workshop
sekolah khusus, guru bisa menguasai
Kajian Literatur: walaupun sedikit.
1. -Pelatihan pengembangan media
pembelajaran berbasis teknologi
informasi membantu guru dalam
mempersiapkan materi belajar yang
menarik. (Alicia A.E. Sinsuw, Alwin
M. Sambul - Jurnal Teknik Elektro
dan Komputer, 2017)
2. Menurut Setiyawan (2018). Media
pembelajaran berkembang dari
waktu ke waktu, seiring dengan
perkembangan teknologi.
Perkembangan media pembelajaran
juga mengikuti tuntutan dan
kebutuhan pembelajaran. Beberapa
ahli menggolongkan beberapa
macam media, seperti Bretz
membagi media menjadi tiga macam
yaitu media yang dapat dilihat
(video), media yang dapat didengar
(audio), dan media yang dapat
bergerak. Media visual
dikelompokkan lagi menjadi tiga
yaitu gambar visual, grafis, dan
simbol verbal. Link:
(http://journal.univetbantara.ac.id/in
dex.php/komdik)

Anda mungkin juga menyukai