Anda di halaman 1dari 7

Nama : Riana Puji Lestari

NIM : 223174716612
Instansi : SMA NEGERI 2 KRAKSAAN
Mapel PPG : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

PPG Kategori 1 Angkatan 2


LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah

Di SMPN 4 Kraksaan Kabupaten Probolinggo Pada Mata Pelajaran IPS

Masalah yang
N Analisis eksplorasi
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
o. penyebab masalah
diidentifikasi
1. Rendahnya Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel/Buku: Setelah dianalisis lebih
Keaktifan 1. Menurut Nurhayati (2020). Mendeskripsikan lanjut penyebabnya:
belajar peserta bahwa keaktifan adalah situasi atau hal yang 1. Pembelajaran di dalam
didik pada dipelajari peserta didik secara aktif. Dengan
kelas masih monoton dan
mata pelajaran demikian dari keterlibatan peserta didik dalam
IPS di kelas proses pembelajaran tentunya dapat dilihat dominan ceramah.
VIII SMPN 4 melalui bentuk-bentuk aktivitas peserta didik di 2. Guru belum merancang
Kraksaan. dalam pembelajaran dimana berdiskusi menjadi pembelajaran yang aktif
hal yang penting lalu kemudian mendengarkan dan menyenangkan.
argumen, lalu memecahkan masalah, 3. Guru tidak menerapkan
keterlibatan secara aktif juga dalam pembelajaran
melaksanakan atau memperhatikan tugas dari
berdiferensiasi.
guru, setelah itu membuat sebuah laporan, dan
terakhir mampu menampilkan atau 4. Guru belum melakukan
mempresentasikan hasil belajar peserta didik. komunikasi yang baik
(Nurhayati, Erlis. 2020. “Meningkatkan secara menyeluruh kepada
Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring peserta didik.
Melalui Media Game Edukasi Quiziz Pada 5. Peserta didik merasa
Masa Pencegahan Penyebaran Covid-19.” bosan dengan metode
Jurnal Paedagogy 7 (3): 145.
mengajar guru.
(https://Doi.Org/10.33394/Jp.V7i3.2645)
2. Beberapa poin penting sebagai indikator 6. Dari 20 peserta didik
keaktifan, yaitu: ada sekitar 30% peserta
1.Bersemangat dalam mengikuti pembelajaran didik yang kurang
2.Berani mengajukanpertanyaan selama berminat untuk
pembelajaran mengerjakan soal dan
3.Berani menjawab pertanyaan yang diberikan
kerja kelompok dan
4. Berani mempresentasikan hasil
pemahamannya di depan kelas 7. Sekitar 70% peserta
Melalui indikator-indikator tersebut, guru dapat didik di dalam kelas
mengukur keaktifan peserta didik di dalam kelas kurang membaca referensi
saat pembelajaran. Tidak hanya itu, guru juga pembelajaran.
dapat melihat dampak signifikansi keaktifan 8. Peserta didik susah
dalam pembelajaran, yaitu pemahaman materi untuk berkonsentrasi,
dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Sitinja,
masih ada peserta didik
Rikawati (2020).Sumber Link:
(www.journal.walisongo.ac.id/index.php/jec) yang mengganggu
temannya pada saat
belajar.
3. Menurut (Pramudya, Kristin, and Anugraheni
2019) bahwa dapat dikatakan aktif jika dalam
kegiatan mengajar yaitu dengan melibatkan
peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran atau selama pembelajaran
berlangsung.
Sumber (Pramudya, Erviyanti, Firosalia Kristin,
And Indri Anugraheni. 2019. “Peningkatan
Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Pada
Pembelajaran Tematik Menggunakan PBL.”
Naturalistic : Jurnal Kajian
PenelitianPendidikan Dan Pembelajaran 3 (2):
320–29.
(https://Doi.Org/10.35568/Naturalistic.V3i2.3).

Sumber wawancara kepada peserta didik


1.Peserta didik tidak mendapatkan pembelajaran
yang variatif.
2.Peserta didik merasa kurang berani mengutarakan
pendapatnya di kelas.
3.Peserta didik kurang berani bertanya.
4. Peserta didik tidak mendapat perhatian dari
orang tua karena orang tua sibuk bekerja.
5. Banyak peserta didik berasal dari keluarga
brokenhome.

Sumber wawancara kepada guru mata


pelajaran IPS
1. Guru kurang bisa menerapkan keterampilan
abad 21 terutama 4C (Creativity, Collaboration,
Critical Thingking, dan Communication).
2. Peserta didik jarang diajak pembelajaran dengan
menerapkan keterampilan abad 21 terutama 4C.
3. Guru masih berfokus pada materi yang banyak.
4. Guru tidak selalu memfasilitasi peserta didik
untuk berdiskusi saat pembelajaran.
5. Guru kurang memahami karakter peserta didik
secara menyeluruh.
6. Materi yang diberikan kurang dikembangkan
untuk melatih peserta didik aktif berpendapat.

2. Hasil belajar Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel/Buku: Setelah dianalisis lebih


peserta didik di 1. Menurut Nasution (2017). Hasil belajar peserta lanjut penyebabnya:
kelas VIII yang didik merupakan salah satu tujuan dari proses 1. Dilihat dari hasil Ujian
masih sangat pembelajaran di sekolah, untuk itu seorang guru Tengah Semester (UTS)
rendah dalam perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode Mata Pelajaran IPS
Pembelajaran mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. diperoleh 50% lebih
IPS pada Untuk menghasilkan prestasi (hasil) belajar peserta didik nilainya di
materi peserta didik yang tinggi, guru dituntut untuk bawah KKM.
interaksi sosial. mendidik dan mengajar peserta didik dengan 2. Peserta didik
menggunakan metode pembelajaran yang mengerjakan soal
dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas. terlalu cepat dari waktu
Link Sumber yang diberikan guru.
(http://www.jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/stu 3. Pemahaman peserta
diadidaktika/article/view/515/443) didik tentang perintah
2. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki di dalam soal sangat
peserta didik setelah melewati proses belajar rendah.
(Septiyani & Rosnita, 2018: 4). 4. Guru kurang memiliki
3. Menurut Kristin (2016:92), hasil belajar adalah kompetensi dalam
puncak dari keberhasilan belajar peserta didik membuat soal evaluasi.
terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan, 5. Soal ujian yang
hasil belajar peserta didik dapat meliputi aspek diberikan selama ini
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan banyak yang susah
psikomotorik (tingkah laku). dipahami siswa.
4. Menurut Sugiyarti et al. (2018), penerapan
konsep 4C dalam pembelajaran kurikulum 2013
memberikan dampak yang sangat besar bagi
generasi penerus bangsa untuk menghadapi
tantangan hidup abad 21.Salah satu ciri
pembelajaran pada abad 21 adalah pembelajaran
menuntut agar peserta didik memiliki
kemampuan pemecahan masalah. Link sumber:
(https://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index)
5. Menurut Ayu Sastrika (2019). Ada tiga subjek
inti pendidikan abad 21, yaitu: 1) Life and Career
Skills, 2) Learning and innovations Skills – 4Cs,
3) Information, Median and Technologi Skills.
Life and Career ski l l s ( ket er ampi l an hi dup
dan ber kar i r ). Khusus untuk aspek learning
and innovation skills (keterampilan belajar dan
berinovasi) meliputi: (1) Berpikir kritis dan
mengatasi masalah: peserta didik mampu
mengunakan berbagai alasan (reason) seperti
induktif atau deduktif untuk berbagai situasi;
menggunaan cara berpikir sistem; membuat
keputusan dan menga t a s i ma s al a h ( 2)
Komuni kas i da n ko l a bo r a s i : pe s e r t a d
i di k mampu berkomunikasi dengan jelas dan
melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok
lainnya. (3) Kreat ivitas dan i novasi: pesert a
didik mampu berpikir kreatif, bekerja secara
kreatif.
(http://journal.unilak.ac.id/index.php/lectura/artic
le/view/5813).

Sumber wawancara kepada peserta didik


1. Peserta didik banyak yang belum memahami
materi pembelajaran IPS dengan baik.
2. Peserta didik tidak pernah latihan dan
mengulang kembali materi yang diajar guru di
kelas.
3. Soal-soal yang diberikan belum vareatif hanya
berupa pilihan ganda saja.

Sumber wawancara kepada guru

1.Guru membuat soal tidak melihat kemampuan


peserta didiknya.
2.Guru kurang bisa menjalankan evaluasi
pembelajaran dengan tepat.
3.Soal-soal ulanagan selama ini hanya mengganti
dari internet saja jadi kurang ditelaah.

3. Guru belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel/Buku: Setelah dianalisis lebih


menerapkan lanjut dari hasil
model 1. Menurut Hajeniati dan Kaharuddin, (2020:2). wawancara dan observasi
pembelajaran Pembelajaran yang Inovatif merupakan penyebabnya:
yang inovatif pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang 1. Model pembelajaran
dalam sifatnya baru yang tidak seperti yang biasanya yang digunakan guru
pembelajaran dilakukan dan bertujuan untuk memfasilitasi belum ada variasi dan
IPS peserta didik untuk membangun pengetahuan
cenderung masih
sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku
kearah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan dominan ceramah.
perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik. 2. Guru masih berfokus
pada materi yang banyak.
2. Pengelolaan aspek pembelajaran yang efektif dan 3. Guru tidak selalu
inovatif akan mendorong peserta didik memfasilitasi peserta
berpartisipasi secara aktif pada saat proses didik untuk berdiskusi
pembelajaran.(Gunawan:2022) Sumber Link:
saat pembelajaran.
(http://journal2.um.ac.id/index.php/pedagogi/arti
cle/view/1950) 4. Peserta didik kurang
3. Menurut Santyana (2018). Model pembelajaran mendapat kesempatan
yang memiliki kecenderungan berlandaskan pembelajaran inovatif.
paradigma konstruktivistik, yaitu: model
reasoning and problem solving, model inquiry Saran Solusi:
training, model problem-based instruction, 1. Mengadakan Pelatihan
model pembelajaran perubahan konseptual, dan secara bertahap dan
model group investigation. terevaluasi berkenaan
dengan pembelajaran
4. Menurut Setyorini, A. D. A., 2019) inovatif untuk guru.
Kendala yang timbul dalam manajemen kelas 2. Pembiasaan
yaitu masalah individu dan masalah kelompok. pembelajaran
Masalah individu seperti tingkah laku siswa yang inovatif kepada
ingin selalu diperhatikan dan tingkah laku siswa siswa di setiap
yang menonjolkan kekuatan contoh siswa yang KD.
ingin menang sendiri. (Setyorini, A. D. A., 3. Model pembelajaran
2019). inovatif menjadi salah satu
indeks prestasi guru.
Sumber wawancara kepada guru mata
pelajaran IPS
1. Faktor usia guru yang sudah memasuki masa
pensiun, sehingga penerapan model pembelajaran
hampir tidak pernah.
2. Guru kurang memiliki waktu untuk merancang
pembelajaran yang inovatif .
3. Terbatasnya pemahaman guru dalam
menerapkan pembelajaran yang inovatif.

Sumber wawancara kepada Pakar Bapak Kadis,


M.Pd (Widyaswara).
Karakteristik atau prinsip – prinsip
pembelajaran abad 21 yang harus dilakukan guru
untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki
keterampilan 21.

1. Pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta


didik (Student Center Learning)
2. Peserta dibelajarkan untuk mampu
berkolaborasi
3. Materi pembelajaran dikaitkan dengan masalah
yang dihadapi sehari hari
4. Dalam Upaya mempersiapkan peserta didik
menjadi warga Negara yang bertanggung
jawab, sekolah seyogyanya dapat menfasilitasi
siswa untuk terlibat dalam lingkungan
sosialnya.

4. Lebih dari 60 Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel/Buku: Setelah dianalisis lebih


% peserta 1. Menurut Pranoto (2019). Membaca adalah suatu lanjut penyebabnya:
didik memiliki proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh 1. Peserta didik tidak
kemampuan pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak banyak yang tertarik
membaca dan disampaikan oleh penulis melalui media kata- untuk membaca dan
memahami kata atau bahasa tulis . Selain itu kemampuan cenderung kurang
gambar, data, membaca merupakan sesuatu yang vital dalam menyisihkan waktu
tabel, diagram suatu masyarakat terpelajar. Banyak faktor yang secara berkala untuk
serta grafik mempengaruhi kemampuan membaca, baik pembiasaan membaca.
yang rendah membaca permulaan maupun membaca lanjut 2. Peserta didik kurang
dalam (membaca pemahaman). Faktor-faktor yang bisa memahami dan
pembelajaran mempengaruhi membaca permulaan yaitu: menyerap dan
IPS. 1) Faktor Fisiologis mengolah informasi
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, ketika dihadapkan
pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. dengan sebuah tabel,
Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak bagan maupun grafik.
menguntukan bagi anak untuk belajar, khususnya Dilihat dari hasil ujian
belajar membaca. AKM yang masih
2) Faktor Intelektual rendah.
Istilah intelegensi didefinisikan oleh Heinz 3. Pembiasaan literasi
sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri masih berbasis
dari pemahaman yang esensial tentang situasi keagamaan.
yang diberikan dan meresponya secara tepat. 4. Gerakan literasi sekolah
3) Faktor Lingkungan sudah ada dan berjalan
Faktor lingkungan juga memengaruhi kemajuan tetapi belum maksima.
kemampuan membaca peserta didik. 5. Sumber belajar siswa
Faktor lingkungan itu mencakup 1) latar belakang hanya.
dan pengalaman peserta didik dirumah, dan 2)
sosial ekonomi keluarga peserta didik.
4) Faktor Psikologis Faktor lain yang juga
memengaruhi kemajuan kemampuan membaca
anak adalah faktor psikologi. Faktor ini
mencakup 1) motivasi, 2) minat,
dan 3) kematangan sosial, emosi dan penyesuaian
diri. Link Sumber
(http://jurnal.umus.ac.id/index.php/kontekstual).
Sumber wawancara kepada peserta didik
1. Peserta didik kurang hobbi membaca
2. Peserta didik cepat bosan dalam memahami
masalah dan bacaan.
3. Peserta didik jarang mendapat kesempatan
menganalisis dan pemecahan masalah di dalam
kelas
4. Peserta didik terbiasa melaksanakan literasi
berbasis agama.

5 Guru belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel/Buku: Setelah dianalisis lebih


memanfaatkan 1. Menurut Permendiknas Nomor 35 Tahun lanjut penyebabnya:
IT dalam 2010 guru dituntut untuk mampu menguasai 1. Pemahaman guru
membuat materi, menyertakan informasi yang tepat dan
terhadap penerapan TIK
media mutakhir dalam RPP, melakukan evaluasi diri,
pembelajaran mengaplikasikan PKB dalam menyusun di dalam pembelajaran
IPS. administrasi pembelajaran, melakukan penelitian, masih terbatas.
dan memanfaatkan Information Technology (IT) 2. Kurangnya pelatihan
dalam pembelajaran. TIK yang didapat guru.
2. Husain (2014:184) mengemukakan 3. Terbatasnya sarana dan
teknologi informasi dan komunikasi dalam prasana dalam
pembelajaran berperan penting sebagai perantara
mendukung
pada pelaksanaan menyalurkan ilmu pengetahuan
tanpa meniadakan gaya awal pembelajaran yang pembelajaran berbasis
berlangsung berhadapan di dalam kelas. IT.
Perubahan pada pola pembelajaran sangat 4. Tidak adanya pelatihan
dibutuhkan untuk melaksanakan penyesuaian di sekolah tentang
oleh dinamika pengembangan zaman yang sangat pemanfatan IT untuk
cepat ini, hal ini dipengaruhi oleh pengembangan proses pembelajaran.
ilmu pengetahuan dan teknologi (IT).
5. Keterbatasan
3. Sutirman (2013:15) menyatakan bahwa media
pembelajaran dikatakan sebagai alat-alat grafis, kemampuan
photografis atau elektronis, yang dapat digunakan pemanfaatan IT karena
untuk menangkap, memproses, dan menyusun faktor usia guru yang
kembali informasi visual atau verbal. Jadi media mendekati masa
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat pensiun.
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat siswa, sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri siswa.
4. Menurut Setiyawan (2018). Media pembelajaran
berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan
perkembangan teknologi. Perkembangan media
pembelajaran juga mengikuti tuntutan dan
kebutuhan pembelajaran. Beberapa ahli
menggolongkan beberapa macam media, seperti
Bretz membagi media menjadi tiga macam yaitu
media yang dapat dilihat (video), media yang
dapat didengar (audio), dan media yang dapat
bergerak. Media visual dikelompokkan lagi
menjadi tiga yaitu
gambar visual, grafis, dan simbol verbal. Link:
(http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdi
k)
Sumber wawancara kepada kepala sekolah
1. Penyediaan sarana prasarana belum maksimal
mendukung pembelajaran.
2. Belum adanya pelatihan di sekolah tentang
pemanfaatan IT dalam pembelajaran.
3. Keterbatasan kemampuan guru dalam
memanfaatkan media berbasis IT di kelas.

Sumber wawancara kepada guru


1. Guru jarang menggunakan teknologi informasi
seperti PPT interaktif.
2. Guru belum pernah mengajar menggunakan
aplikasi TIK sebagai pendukung pembelajaran.
3. Guru hanya menggunakan media dan bahan ajar
hanya bersumber pada buku paket

Sumber wawancara kepada peserta didik


1. Peserta didik tidak diperbolehkan membawa HP
di sekolah.
2. Tidak ada pelatihan tentang pemanfatan IT untuk
pembelajaran bagi peserta didik.
3. Peserta didik masih belum maksimal
memanfaatkan platform belajar yang sudah
disediakan kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai