Anda di halaman 1dari 14

LK. 2.

2 Menentukan Solusi
Nama : Mega Nur Alfira
No. UKG : 20180340536
Asal Sekolah : SMAN 2 BOGOR

Masalah
terpilih yang
No. Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
akan
diselesaikan
1 Konsentrasi Kajian Literatur : Solusi yang paling relevan Menggunakan model pembelajaran Alternatif solusi yang dapat
peserta didik Guru perlu menyiapkan dan sesuai dengan kondisi project based learning dengan dilakukan untuk
bimbingan klasikal diharapkan mampu
rendah ketika beberapa hal untuk melakukan sekolah adalah : untuk meningkatkan konsentrasi
menyelesaikan masalah
pembelajaran pembelajaran yang menarik 1. Meningkatkan konsentrasi peserta didik kelas XII IPS di SMA konsentrasi peserta didik yang
dan efektif, yaitu : 1). Media belajar peserta didik dengan Negeri 2 Bogor. Model Pembelajaran rendah dalam pembelajaran
menggunakan model Project Based Learning sangat cocok
pembelajaran disiapkan pembelajaran Project Based diimplementasikan pada kelas XII IPS
adalah :
dengan baik. 2) Lingkungan Learning dengan bimbingan 1. Metode pembelajaran yang
karena karakteristik siswa XII IPS
belajar di setting sesuai objek klasikal. cenderung anak-anak yang aktif,
digunakan guru haruslah
materi yang dipelajari. 3) Kajian Literatur : kreatif, inovatif,
memiliki tingkat pengetahuan yang menyenangkan, dan penuh
Metode pembelajaran yang Menurut Maiseptian (2017) Pada tinggi, dan kreatif. Walalupun kelas penghargaan pada seluruh
digunakan sesuai dengan bimbingan kelompok setiap XII IPS aktif, memiliki rasa ingin tau
anggota berhak mengemukakan peserta didik. Seperti
karakteristik Peserta didik. 4) yang tinggi, dan kreatif sering kali menggunakan model Project-
pengalaman dan pendapatnya kurang konsentrasi belajar karena
Melayani Peserta didik dengan sehingga menambah wawasan banyak hal yang bisa mengalihkan
Based Learning yang dapat
baik. anggota. Selain itu, melalui membangun konsentrasi,
perhatian mereka, seperti smartphone, kamandirian dan kreativitas
Sumber : bimbingan kelompok, Peserta mengobrol satu sama lain, hingga peserta didik.
B. Uno, H., & Mohamad, N. didik juga dapat mengurangi bercanda yang sering kali menganggu
sikap negatif Peserta didik pelajaran, sehingga dibutuhkan
Kelebihan :
(2011). Belajar Dengan seperti pemalu, suka memotong Menggunakan metode pembelajaran
bimbingan klasikal dalam
Pendekatan PAIKEM. Jakarta: pembicaraan orang lain, dan yang kreatif, inovatif, dan
pembelajaran. Jadi, dengan
PT. Bumi Aksara. perilaku tidak menghargai menggunakan model pembelajaran
menyenangkan akan membuat
pendapat lain, serta peserta didik lebih antusias dalam
project based learning dengan
Kajian Literatur : menimbulkan sikap percaya, mengikuti pembelajaran, contoh :
bimbingan klasikal diharapkan peserta
Usaha untuk meningkatkan memahami, melatih kemampuan peserta didik bisa secara
didik kelas XII IPS lebih mampu
konsentrasi belajar Peserta didik berkomunikasi, memecahkan berkelompok melakukan
meningkatkan kemampuan mereka
dapat dilakukan melalui bimbingan konflik melalui cara konstruktif pembelajaran dengan menggunakan
masing-masing dan dapat
klasikal. Melalui diskusi maka antar peserta didik (Erlangga, model Project-Based Learning akan
berkonsentrasi penuh terhadap
diharapkan peserta didik 2017). efektif meningkatkan minat,
pembelajaran.
memperoleh pemahaman masalah Setiap peserta didik dituntut konsentrasi belajar dan hasil belajar
sehingga mampu bertindak secara untuk bekerja dalam kelompok Peserta didik. Model pembelajaran
tepat. Pada bimbingan kelompok melalui rancangan tertentu yang berbasis proyek ini merupakan
setiap anggota berhak sudah dipersiapkan untuk model pembelajaran yang
mengemukakan pengalaman dan menyampaikan hasil diskusinya melibatkan Peserta didik secara aktif
pendapatnya sehingga menambah agar membuat setiap peserta dalam merancang tujuan
wawasan anggota didik menjadi aktif dan fokus pembelajaran untuk menghasilkan
(Maiseptian:2017). Selain itu, untuk melakukan proses diskusi. produk atau proyek yang nyata,
melalui bimbingan kelompok, Langkah tersebut diambil karena sehingga dapat meningkatkan
Peserta didik juga dapat mengurangi dengan menggunakan metode konsentrasi belajar Peserta didik.
sikap negatif Peserta didik seperti pembelajaran project based
pemalu, suka memotong learning, peserta didik akan Kekurangan :
pembicaraan orang lain, dan perilaku termotivasi untuk dapat Guru harus lebih sabar lagi
tidak menghargai pendapat lain, mengungkapkan ide di dalam
serta menimbulkan sikap percaya, wadah kelompok sendiri maupun
dalam membimbing peserta
memahami, melatih kemampuan kelompok lainnya. Pada didik dalam kegiatan belajar.
berkomunikasi, memecahkan konflik akhirnya dari proses diskusi,
melalui cara konstruktif antar peserta konsentrasi peserta didik dapat
didik (Erlangga, 2017). Secara menjadi lebih terlatih terhadap
khusus, metode diskusi yang proses pembelajaran yang
digunakan yakni cooperative diterima sehingga memunculkan
learning. motivasi dan minat peserta didik
Sumber : untuk mengembangkan
Fridaram , O., Istharini , E., konsentrasi belajarnya terhadap
materi atau bahan pelajaran.
Cicilia, P. G., Nuryani, A., &
Sumber :
Wibowo, D. H. (2020).
Iffansyah, N. (2019).
Meningkatkan Konsentrasi
Belajar Peserta Didik dengan Meningkatkan Konsentarsi
Bimbingan Klasikal Metode Belajar Peserta didik
Cooperative Learning Tipe dengan Bimbingan
Jigsaw. Magistrorum Et Klasikal Metode Project
Scholarium: Jurnal Based Learning SMA
Pengabdian Masyarakat Negeri 6 Barabai. Jurnal
Volume 01 No. 2 , 161-170. Inovasi BK,Volume 1,
Nomor 2 Desember, 75-78.
Kajian Literatur : Menurut Ibu Farrah Haida
Menurut Garminah dan Pudjawan Fajrin, M. Hum selaku rekan
(2012) menunjukkan bahwa guru di SMAN 2 Bogor. Model
penerapan model pembelajaran project based learning dengan
berbasis proyek berpengaruh positif
bimbingan klasikal tentu bisa
terhadap hasil belajar Peserta didik
dibandingkan dengan model menjadi solusi meningkatkan
konvensional. Meningkatnya hasil konsentrasi Peserta didik.
belajar Peserta didik akan Kondisi kelas XII IPS juga
mendorong peningkatan minat dan sebenarnya memiliki rasa ingin
konsentrasi belajar Peserta didik tahu yang tinggi, mereka juga
pula, karena dalam pelaksanaan memiliki karakter yang berani
model Project-Based Learning dapat dan mau belajar jika kondisi
membangun kamandirian dan
kelasnya kondusif atau dapat
kreativitas Peserta didik. Selain itu,
Sutirman (2013) berpendapat terbimbing secara klasikal.
melalui pembelajaran berbasis Penggunaan metode project
proyek Peserta didik dilatih untuk based learning dengan
terbiasa bertanggungjawab bimbingan klasikal sudah tepat
mewujudkan apa yang telah sekali jika diimlementasikan
direncanakan sesuai dengan minat dalam pembelajaran sejarah pada
dan kemampuannya
kelas XII IPS.
Sumber :
Dewi, Ni Kt Nik Aris, Ni Ny
Garminah, and Kt Pudjawan. 2013.
“Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Poyek ( Project Based
Learning ) Terhadap Hasil Belajar
IPA Peserta didik Kelas IV SDN 8
Banyuning.” Mimbar PGSD
Undiksha 1 (1): 1–10.

Hasil Wawancara :
Menurut Ibu Latifah, S.Ag
sebagai guru penggerak di
SMA Negeri 2 Bogor. Untuk
menarik perhatian peserta
didik seorang guru harus
terlebih dahulu menghargai
dan memahami karakter
peserta didik. Selain itu guru
juga harus mampu
memberikan model-model
pembelajaran yang menarik
dan jadilah guru yang senang
memberikan penghargaan
kepada peserta didik, sehingga
peserta didik merasa dihargai.
Dengan begitu dapat
dipastikan peserta didik akan
berkonsentrasi dalam
pembelajaran karena sudah
memiliki ketertaikan terhadap
guru dan pembelajarannya.

Menurut Bapak Muchtar,


S.Ag, M.Si sebagai Instruktur
Nasioanl dan Ketua Guru
Agama se-Indonesia beliau
mengatakan bahwa
konsentrasi peserta didik
rendah pada pembelajaran
karna kurang tertariknya
peserta didik pada
pembelajaran, sehingga guru
sebaiknya melakukan kegiatan
belajar dikelas dengan cara
yang menyenangkan, sehingga
peserta didik akan antusias
terhadap pembelajaran. Guru
bisa membagi peserta didik
kedalam beberapa kelompok
yang heterogen lalu
memberikan pembelajaran
yang dapat diselesaikan
dengan mengikuti kemampuan
peserta didik dalam
mempelajari sebuah materi,
sehingga mereka merasa
merdeka memilih cara belajar
dan fokus mengikuti
pembelajaran.

Menurut Bapak Kepala


Sekolah SMA Negeri 2 Bogor,
Bapak Drs. Atip Suherman,
Msi seorang guru harus dan
wajib menggunakan model
pembelajaran yang sesui
dengan peserta didik. Seorang
guru harus mampu kreatif
untuk memberikan model-
model pembelajaran yang
berbeda pada setiap kelas yang
akan diajarkannya.

2 Guru belum Kajian Literatur : Solusi yang dapat digunakan Dengan mengimplementasikan model Alternatif solusi yang dapat
mampu Melakukan upaya pengembangan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran project based learing dilakukan agar guru dapat membuat
strategi pembelajaran yang guru belum mampu yang berbasis pembelajaran model yang menyesuaikan
menggunakan menggunakan model berdiferensiasi diharapkan guru mampu karakteristik peserta didik adalah
berdiferensiasi. Pembelajaran
model yang berdiferensiasi mengedepankan pembelajaran yang sesuai mengimplementasikan model menggunakan model pembelajaran
sesuai dengan konsep bahwa setiap individu dengan peserta didik adalah pembelajaran yang sesuai dengan Project Based Learning yang
karakteristik memiliki minat, potensi dan bakat menerapkan model pembelajaran karakteristik peserta didik. Peserta berbasis pembelajaran
peserta didik yang berbeda, untuk itu peran guru Project Based Learning berbasis didik kelas XII IPS merupakan peserta berdiferensiasi.
harus mampu mengkordinasikan dan pembelajaran berdiferensiasi. didik yang unik, dengan berbagai Adapun kekurangan dan
mengkolaborasikan perbedaan Kajian Literatur : macam perbedaan gaya belajar, dan kelebihannya adalah :
tersebut dengan strategi yang tepat. Pembelajaran tingkat intelektual yang berbeda juga. 1. Kelebihan :
Menurut, Tomlinson (2001; Project Based Learning merupakan Model pembelajaran Project based
berdiferensiasi merupakan salah satu model pembelajaran yang learning yang berbasis pembelajaran
Suwartiningsih, 2021)
mengungkapkan bahwa
usaha untuk disukai peserta didik karena dapat diferensiasi sangat cocok digunakan
pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikan proses melakukan atau membuat proyek dalam pembelajaran sejarah karena
memiliki pola strategi kolaborasi pembelajaran di kelas sesuai dengan kemampuan masing- model pembelajaran ini membuat
dari semua perbedaan untuk guna memenuhi masing. Nantinya peserta didik akan Peserta didik dapat mengasah
mendapatkan informasi dari apa dikelompokan dengan kelompok yang keterampilan berfikir kritis masing-
kebutuhan belajar setiap memiliki kesukaan yang sama sehingga masing, sehingga nantinya bisa
yang dipelajari.
individu. Penyesuaian dalam memilih proyek mereka akan diarahkan dalam membuat suatu
Sumber :
yang dimaksud yakni sesuai dengan karakter masing-masing. proyek
Faiz, A., Pratama, A., & berdasarkan peristiwa
terkait minat, profil sejarah.
Kurniawaty, I. (2022).
belajar dan kesiapan murid 2. Kekurangan :
Pembelajaran Berdiferensiasi
agar tercapai peningkatan Peserta didik akan sedikit
dalam Program Guru
hasil belajar. Menurut kesulitan untuk menyesuaikan
Penggerak pada Modul 2.1.
Marlina (2019) project yang sesuai dengan
JURNAL BASICEDU
pembelajaran keinginan mereka sehingga
Volume 6 Nomor 2, 2846 -
berdiferensiasi merupakan akan membutuhkan waktu
2853.
penyesuaian terhadap yang cukup lama dalam
Kajian Literatur : minat, preferensi belajar, pembelajaran ini.
Pembelajaran berdiferensiasi kesiapan Peserta didik
menjadi alternatif pemecahan agar tercapai peningkatan
masalah peserta didik, hasil belajar. Perlu diingat
alternatif tersebut dipilih bahwa pembelajaran
karena pembelajaran berdiferensiasi bukanlah
berdiferensiasi memperhatikan pembelajaran yang
kesiapan belajar peserta didik, diindividualkan. Namun,
minat peserta didik, dan profil lebih cenderung kepada
peserta didik secara individu. pembelajaran yang
Dengan mengetahui kesiapan mengakomodir kekuatan
belajar, minat, dan profil dan kebutuhan belajar
belajar peserta didik, guru Peserta didik dengan
akan mempertimbangkan strategi pembelajaran yang
pemilihan konten, proses, dan independen. Marlina
produk belajar yang sesuai menjabarkan bahwa
dengan potensi dan kebutuhan dalam pembelajaran
belajar Peserta didik secara berdiferensiasi guru
individu. dituntut untuk memahami
Sumber : Peserta didik secara terus
Subhan. (2022). Peningkatan menerus membangun
Kompetensi Guru Menerapkan kesadaran tentang
Pempelajaran Berdiferensiasi kekuatan dan kelemahan
Untuk Mewujudkan Merdeka murid, mengamati,
Belajar Melalui Lokakarya di
menilai kesiapan, minat,
SMPN 3 Pontianak. Jurnal
dan preferensi belajarnya.
Pembelajaran Prospektif
Volume 7 No. 1 , 48-54.
Selain itu guru juga harus
menggunakan semua
Hasil Wawancara : preferensi tentang
Menurut Bapak Manggara Bagus bagaimana Peserta didik
Satriya Wijaya, M.Pd sebagai guru mendemonstrasikan
sejarah SMAN 1 Cijeruk. Agar
pembelajaran dapat efektif bagi
preferensi belajarnya
peserta didik, guru perlu melakukan (terkait isi, proses,
pembelajaran diferensiasi. Guru produk dan lingkungan
harus terlebih dahulu mengenal belajar). Sehingga ketika
bagaimana masing-masing karakter
dari peserta didik, setelah itu guru
guru terus belajar tentang
baru bisa untuk menyesuaikan model keberagaman potensi
pembelajaran yang sesuai dengan muridnya, maka
peserta didiknya masing-masing. pembelajaran yang
Contohnya menggunakan metode
profesional, efesien, dan
Project Based Learning, dimana
peserta didik yang berbeda-beda efektif akan terwujud.
dapat memilih kemampuan mereka Sumber :
sendiri dalam membuat proyek
pembelajaran sejarah. Herwina, W. (2021).
Optimalisasi Kebutuhan
Menurut Ibu Latifah, S.Ag Peserta didik dan Hasil
untuk membuat model Belajar dengan
pembelajaran yang sesuai Pembelajaran
dengan peserta didik, seorang Berdiferensiasi. Perspektif
guru diharapkan dapat Ilmu Pendidikan Volume
menerapkan pembelajaran 35 No 2, 175-182.
berdiferensiasi. Karena setiap
peserta didik itu unik dan Hasil Wawancara :
memiliki kemampuan yang Menurut Ibu Latifah, S.Ag
berbeda-beda untuk dapat sebagai guru penggerak di
memahami setiap SMA Negeri 2 Bogor
pembelajaran. karekteristik peserta didik
kelas XII IPS memang
sangat beragam. Gaya
belajarnya pun juga
beragam, ada yang lebih
senang belajar sendiri,
berkelompok, ada yang
senang belajar dalam
keheningan atau
keramaian, yang
bagaimanapun gaya gaya
belajarnya semuanya harus
difasilitasi oleh guru.
Dalam pembelajaran
berdiferensiasi tidak
mengharuskan guru
melakukan model
pembelajaran yang
membedakan semua anak
berdasarkan
karakteristiknya. Guru juga
bisa mengelompokan
mereka kedalam jenis
kesukaan yang sama,
sehingga jika diberikan
sebuah proyek anak-anak
akan mengerjakan
proyeknya berdasarkan
karekteristik kelompoknya
masing-masing dan
pembelajaran akan lebih
efektif.

3 Peserta didik Kajian Literatur : Solusi yang relevan untuk Dengan menggunakan model Alternatif solusi untuk peserta didik
masih belum Wayan (2017:3-4) guru perlu menyelesaikan masalah peserta pembelajaran PBL diharapkan peserta yang belum memahami
mendefinisikan (High Order didik belum memahami didik mampu untuk meningkatkan pembelajaran (High Order Thinking
memahami pembelajaran (High Order pemahamannya mengenai Skill) HOTS adalah :
Thinking Skill) HOTS adalah
pembelajaran kemampuan berfikir tingkat tinggi Thinkin Skill) HOTS adalah pembelajaran (High Order Thinking Guru dapat menggunakan
HOTS yang merupakan proses dengan menerapkan model Skill) HOTS. Kelas XII IPS di SMA pembelajaran yang sesuai dengan
menganalisis, merefleksi, pembelajaran Problem Based Negeri 2 Bogor sudah memiliki rasa taksonomi Bloom, yaitu Analisis
memberikan argumen (alasan), Learning yang mengacu pada ingin tahu yang tinggi, sehingga (C4), Evaluasi (C5), dan Mencipta
menerapkan konsep pada situasi Taksonomi Bloom, yaitu dengan menggunakan model PBL (C6). Dalam hal ini model
berbeda, menyusun, dan mecakup pembelajaran peserta didik akan lebih terpacu untuk pembelajaran yang dapat digunakan
menciptakan. (High Order Thinking menganalisis, mengevaluasi, dan memecahkan dan menggali adalah PBL (Problem Based
Skill) HOTS merujuk pada proses mencipta. pengetahuan mereka lebih dalam. Learning). Adapun Sintak Problem
berfikir Taksonomi Bloom (C4-C6) Sehingga guru diharapkan mampu Based Learning meliputi beberapa
yang mencakup analysis (C4), Kajian Literatur : untuk mengemas pembelajaran PBL tahap, yaitu :
evaluate (C5), dan create (C6) HOTS Model pembelajaran PBL yang berbasis mengenalisis, 1. Masalah digunakan sebagai
dimaksud adalah HOTS pada mengevaluasi, dan mencipta sehingga awal pembelajaran
menyajikan suatu lebih terbentuk lagi daya berpikir kritis
kurikulum 2013 yaitu HOTS yang 2. biasanya masalah yang
terintegrasi dalam pembelajaran.
permasalahan untuk peserta didik.
Adapun aspek yang ditekankan dipecahkan dengan digunakan merupakan
adalah 3 (tiga) aspek pembelajaran kemampuan berpikir yang masalah dunia nyata yang
HOTS yaitu adanya transfer of tinggi. Sehingga model disajikan secara
knowledge, creative and critical PBL dapat membantu mengambang
thingking (berfikir kritis dan kreatif) 3. masalah biasanya menuntut
and problem solving (kemampuan
Peserta didik menghasilkan
menyelesaikan masalah). pengetahuan baru dan juga perspektif majemuk
Sumber : mendorong Peserta didik 4. masalah membuat
Widana Wayan. 2017. Modul untuk berpikir kritis pembelajar tertantang
Penyusunan Soal Higher melalui berbagai proses untuk mendapatkan
Order Thingking Skills. penyelesaian masalah. pembelajaran di ranah
Jakarta: Direktorat Pembinaan Model PBL diharapkan pembelajaran yang baru
mampu menjadi alternatif 5. sangat mengutamakan
Sekolah Menengah Atas, dalam meningkatkan belajar mandiri;
Dirjen Pendidikan Dasar dan keterampilan berpikir 6. memanfaatkan sumber
Menengah (Kemendikbud) historis Peserta didik. pengetahuan yang
Sumber : bervariasi, tidak dari satu
Mulyasa (2018) mengatakan bahwa Ofianto. (2021). Pengaruh sumber saja, dan
pembelajaran (High Order Thinking
Skill) HOTS diperlukan terutama Model Problem Based
7. pembelajarannya
untuk merangsang daya pikir tingkat Learning dalam kolaboratif, komunikatif,
tinggi peserta didik, dan Pembelajaran Sejarah dan kooperatif.
membangkitkan hormon gembira. Selain itu pembelajaran juga perlu
Hal ini dapat dimulai oleh guru
untuk Meningkatkan dikemas menjadi pembelajaran yang
dengan cara menciptakan Keterampilan Berpikir Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Historis. SOSIO Menyenangkan (PAKEM)
dan Menyenangkan (PAKEM); guru DIDAKTIKA: Social
harus bisa memilih pendekatan Kelebihan :
pembelajaran yang tepat dan efektif; Science Education Dengan menggunakan model
menggunakan media, model, dan Journal, 8 (1)., 15-24. pembelajaran Problem Based
sumber belajar yang bervariasi, Learning yang berbasis (High Order
melakukan pembentukkan karakter Menurut Ibu Latifah, S.Ag Thinking Skill) HOTS, peserta didik
dan kompetensi secara tepat; sebagai guru penggerak di SMA akan diajak untuk mempu berpikir
menentukan kriteria keberhasilan; Negeri 2 Bogor Dengan kritis.
serta mengembangkan organisasi menggunakan pembelajaran PBL
dan manajemen pembelajaran yang tentu akan sangat membantu, Kekurangan :
efektif. Peserta didik dan guru membutuhkan
karena dalam model
Sumber : pembelajaran PBL memiliki waktu yang lama untuk dapat
Fitri, M. (2020). tujuan untuk meningkatkan
pemngimpementasikan (High Order
Pengembangan Pembelajaran Thinking Skill) HOTS dalam
kemampuan dalam menerapkan pembelajaran sejarah, karena
Sejarah HOTS Zaman Now. konsep-konsep pada pembelajaran berbasis (High Order
Program Studi Pendidikan permasalahan baru atau nyata, Thinking Skill) HOTS akan secara
Sejarah FKIP Universitas pengintegrasian konsep (High bertahap dilakukan agar dapat
Lambung, 1-12. Order Thinking Skill) HOTS dipahami peserta didik.
Semua sintak dalam model PBL
sangat relevan dengan
Hasil wawancara : pembelajaran (High Order
Menurut Bapak Manggara Bagus
Satriya Wijaya, M.Pd selaku guru Thinking Skill) HOTS karena
sejarah SMAN 1 Cijeruk Ada baik itu PBL atau (High Order
berbagai upaya yang bisa dilakukan Thinking Skill) HOTS
untuk meningkatkan pemahaman merupakan pembelajaran yang
Peserta didik terkait konsep menggunakan berbagai
pembelajaran (High Order Thinking kemampuan berpikir untuk
Skill) HOTS. Pertama, pada setiap
mengatasi pernasalahan sehingga
kegiatan pembelajaran berilah
kesempatan kepada Peserta didik bermakna, relevan dan
untuk bertanya dan berpendapat. ini kontekstual. Dalam Taksonomi
adalah keterampilan yang sifatnya Bloom pun kemampuan berpikir
basic dan harus dimiliki seluruh
Peserta didik yang diprioritaskan
Peserta didik untuk mengungkapkan
apa yang ada di benaknya. Kedua, meskipun Taksonomi Bloom
latih Peserta didik untuk menguasai sudah direvisi oleh Anderson
basic keterampilan abad 21 atau dan Keathwohl dimana tingkatan
biasa disebut sebagai, 4C. Creative, berpikir yang lebih tinggi bukan
collaboration, critical thinking, dan hanya evaluasi tp menganalisis,
communication. Siapkan desain mengevaluasi dan berkreasi.
model PjBL dan materi pelajaran
yang relevan. Masukkan unsur 4 C
kedalam lembar kerja Peserta didik
Menurut Bapak Muchtar,
disertai rumusan IPK dan tujuan S.Ag, M.Si fasilitas belajar
pembelajaran yang diturunkan dari mengajar yang ada di
KKO dengan mengacu pada
taksonomi bloom level C-4 sd C-6. sekolah belum optimal
dalam memfasilitasi
peserta didik untuk
melakukan pembelajaran
PBL yang mengacu pada
taksonomi bloom. Karena
Peserta didik kita sudah
terbiasa dengan
pembelajaran berpikir
tingkat rendah, hanya
sebatas pengetahuan dan
pemahaman (C1 dan C2)
atau mengingat dan
memahami. Belum bisa
untuk sampai kepada
aplikasi, analisis, sintetis
dan evaluasi atau
menerapakn, menganalisis,
mengevaluasi dan
berkreasi. Kondisi seperti
ini tidak terlepas dari peran
sekolah (sebagai penyedia
fasilitas) dan guru (sebagai
pembimbing). Rencana
pembelajaran yg dirancang
guru dan fasilitas yg
disedikaan oleh sekolah
seharusnya memuat
pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan
Peserta didik untuk dapat
memecahkan masalah
(problem solving),
keterampilan berpikir kritis
(critical thinking), berpikir
kreatif (cretive thinking),
kemampuan berargumen
(reasoning) dan
kemampuan mengambil
keputusan (desicion
making).

4 Peserta didik Kajian Literatur : Solusi relevan untuk Dengan mengimplementasikan Alternatif solusi untuk peserta
kurang Penggalian dan pemberdayaan menyelesaikan masalah peserta pembelajaran Project Based Learning didik kurang menguasai TIK
didik kurang menguasai TIK dengan media sosial Youtube
menguasai TIK dalam pembelajaran perlu adalah melakukan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat lebih
adalah :
TIK didukung oleh kemampuan Project Based Learning dengan baik dalam menggunakan TIK. 1. Guru perlunya memberikan
guru dalam teknologi media sosial Youtube. Terlebih media youtube merupakan motivasi dan strategi-
pembelajarannya. Artinya, Kajian Literatur : media yang sedang naik daun pada strategi kontruktivis yang
para guru harus tahu dan Proses belajar mengajar yang masa kini, peserta didik tentunya dapat terintegrasi TIK untuk
mempergunakan Vlog Youtube mengemas pembelajaran menjadi lebih
mampu bagaimana kreatif dan menyenangkan seperti yang
mengasah kemampuan
berpotensi menaikkan minat
membelajarkan Peserta didik Peserta didik. Tidak hanya diinginkan. Selain itu semua peserta peserta didik dalam
untuk belajar mengembangkan kreativitas guru yang ditunjukan didik kelas XII IPS di SMA Negeri 2 penguasaan TIK.
potensinya dalam dengan Vlog Youtube sebagai Bogor juga sudah memiliki Contohnya menggunakan
meningkatkan kemaslahantan media pembelajaran, namun juga smartphone yang akan memudahkan aplikasi Tik-Tok, Youtube,
peserta didik dapat mereka untuk melakukan pembelajaran
hidupnya serta memenuhi Instagram yang dapat
tuntutan zaman dengan materi- menyampaikan ide menggunakan media Youtube. dintergrasikan dalam
materi yang dipelajarinya. kreativitasnya di dalam platform pembelajaran sejarah.
Dari perspektif konstruktivis Vlog Youtube presentasi sesuai
(Jacobsen, Eggen & Kauchak, 2009), dengan tujuan pembelajaran,
yang efektif secara individu
Kelebihan :
implementasi teknologi di ruang Dengan memotivasi peserta
kelas meningkatkan peran fasilitator maupun secara kelompok.
dari seorang guru, yang lebih Pembelajaran pun menjadi lebih didik untuk lebih mengasah
menjadi “pembimbing” dari pada kreatif, atraktif serta kemampuan dalam penguasaan
sebagai “hakim”. Armstrong, menyenangkan (Priana, TIK tentunya peserta didik
2017:316). Priana menyebutkan
Henson & Savage (2005)
bahwa baik dalam penyampaian
akan lebih percaya diri dalam
menjelaskan bahwa teknologi juga menggunakan TIK.
dapat mendukung strategi-strategi materi maupun presentasi,
ruang kelas, yang meliputi hal-hal kreativitas pendidik maupun
berikut ini: peserta didik yang Kekurangan :
a. Menyajikan materi dengan
mengembangkan media Vlog Perlu kesabaran ekstra dari
Youtube meniscayakan guru untuk mengajak peserta
efektif. pembelajaran menjadi lebih
b. Mengajarkan kembali dan interaktif sehingga
didik menggunakan sosial
memperkuat materi. memunculkan daya tarik bagi media untuk pembelajaran.
c. Menyediakan pengalaman- Peserta didik.
pengalaman pengayaan bagi Sumber :
pebelajar yang berbakat. Susanti, E. D. (2019).
d. Mengindividualisasi tugas- Project Based Learning :
tugas. Pemanfaatan Vlog dalam
e. Mendorong perspektif- Pembelajaran Sejarah
perspektif dengan untuk Generasi Progadged.
menggunakan web site dan Sejarah dan Budaya Vpl.
menggalakkan, misalnya,
13 No 1, 85-96.
sahabat pena email
internasional. Menurut Bapak Muchtar, S.Ag,
Sumber : Msi sebagai Instruktur Nasional
Rahadian, Dian.(2017). Teknologi implementasi model
Informasi dan Komunikasi (TIK) pembelajaran project based
dan Kompetensi Teknologi learning dengan media youtube
Pembelajaran untuk Pengajaran yang
sangat bagus diterapkan pada
Berkualitas. l Teknologi Pendidikan
dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor kelas XII IPS. Mengingat peserta
1. didik XII IPS memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi dan juga
Dalam abad 21 ini, semua kalangan kreatifitas yang baik. Mereka
pengajar harus menguasai teknologi pastinya akan gembira dengan
informasi dan komunikasi. Hal model pembelajaran tersebut
tersebut untuk memudahkan
penerapan pembelajaran. Karena karena beberapa anak XII IPS
setelah menguasai model juga sudah ada yang memiliki
pembelajaran abad 21 dalam proses youtube chanel yang berisikan
pembelajaran akan terjadi model
video pelajaran atau non
variatif. Dengan teknologi informasi
dan komunikasi peserta didik dapat pelajaran. Namun untuk hal ini
memanfaatkan sumber-sumber sepertinya sekolah belum
digital, seperti e-book, dan membuat optimal dalam memfasilitasi
hasil tugas yang berbasis teknologi kebutuhan peserta didik, seperti
informasi dan komunikasi baik menyediakan alat dan bahan.
secara audio dan audiovisual. Pembelajaran ini dapat
Sebagai peserta didik di era abad 21
diimplemantasikan dengan
harus mampu berpikir kritis,
memiliki kemampuan dan kemauan memperhatikan kondisi
dalam memecahkan persoalan, dan kemampuan peserta didik dari
komunikasi, kreatif, inovatif, dan segi peralatan dan harus
kolaboratif. Peserta didik juga harus dilakukan secara berkelompok,
mampu memahami kemampuan mengingat tidak semua peserta
literasi digital, media baru didik mampu untuk
pembelajaran berbasis teknologi
memfasilitasi dirinya sendiri.
sebagai penunjang pembelajaran di
era abad 21.
Sumber :
Muhtarom, H. Kurniasih, D.
(2020). Pengaruh Model
Pembelajaran Abad 21
Terhadap Pembelajaran
Sejarah Eropa. Bihari:
Pendidikan Sejarah dan Ilmu
Sejarah Vol. 3, No. 2.

Hasil Wawancara :
Bapak Deni Syaifudin, S.Kom
selaku guru TIK menyatakan
bahwa sebenarnya peserta
didik sudah banyak
memahami mengenai IT.
Namun, yang jadi kendala
adalah yang digunakan dalam
pembelajaran berbeda dengan
apa yang mereka ketahui.
Sehingga pada pemebelajaran
diharapkan guru dapat
mengikuti perkembangan
zaman terutama dalam bidang
TIK, sehingga peserta didik
akan mudah untuk
menerapkannya juga dalam
pembelajaran.

Bapak Muchtar, S.Ag, MSi


selaku instruktur nasional
menyatakan bahwa generasi Z
saat ini sudah sangat tidak
asing dengan TIK hanya saja
perlu bimbingan dan motivasi
dari guru agar peserta didik
mampu mengintegrasikan
kemampuan TIK yang dimiliki
ke dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai