NO.UK : 201698319955
BIDANG STUDI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KELAS : 005
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah
mengatakan:
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah mengatakan:
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah mengatakan:
1) guru belum menggunakan media konkret yang memudahkan siswa
memahami konsep numerasi dalam matematika
2) Pembiasaan numerasi di dalam kelas jarang dilakukan oleh guru
3) kurangnya bimbingan orang tua untuk mengulang pelajaran di rumah
2. Guru (Masniwarti, S.Pd)
Noviati, A., Bentri, A., & Zikri, A. (2020). Pengaruh Penerapan Model
Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar
Siswa pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 3(2), 524–532
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/323
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah (Irawati, S.Pd,M.M.Pd)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kepala sekolah
mengatakan:
1) Guru terlalu nyaman dengan model pembelajaran yang biasa
digunakan
2) Guru jarang menggunakan metode dan model pembelajaran yang
menarik minat siswa
3) Pembelajaran hanya didominasi oleh guru
4) Guru jarang menampilkan ppt dan video pembelajaran yang dapat
membangkitkan minat siswa
2. Guru (Masniwarti, S.Pd)
Hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa:
1) Guru jarang menggunakan model pembelajaran
2) Guru kurang mampu menyiasat waktu saat menggunakan model
pembelajaran, ada langkah-langkah model yang tidak terlaksana
3) Guru kurang membiasakan siswa untuk berdiskusi dan ikut terlibat
dalam pembelajaran. Siswa hanya menerima sumber informasi dari
guru
5 Siswa kurang Berdasarkan hasil explorasi,
Kajian Literatur
memahami dan kurang ditemukan hasil analisis sebagai
1. Tujuan utama dari High Order Thinking Skills yaitu, meningkatkan
mampu berikut :
kemampuan berpikir siswa untuk dapat berada dilevel yang lebih
menyelesaikan 1. Guru belum maksimal dalam
tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis
masalah yang menyusun rencana kegiatan
dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam
berkaitan dengan pembelajaran yang berkaitan
memecahkan suatu permasalahan menggunakan pengetahuan yang
HOTS dengan HOTS
telah dimilikinya, serta dapat membuat keputusan dalam situasi yang
2. Guru belum terbiasa membuat
kompleks. (Saputra, 2016)
penilaian menggunakan HOTS
2. Faktor kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal 3. Guru kurang melatih kemampuan
dikarenakan siswa belum terbiasa menyelesaikan soal berbasis siswa dalam memecahkan masalah
HOTs, kurangnya pemahaman materi, serta kesulitan siswa dalam (HOTS) dan soal-soal cerita yang
memahami kalimat pada soal. Ketika guru memberikan soal berbasis bersifat HOTS
HOTs pada siswa, dalam menyelesaikan soal tersebut siswa masih
memerlukan bantuan guru, guru masih perlu memberikan stimulus
pada siswa ( Nuraini dan Julianto, 2022)
3. Disamping itu pada ranah guru secara garis besar meliputi kurang
efektifnya pelatihan guru, pemahaman tentang konsep dan prosedur
penilaian HOTS, pembuatan media pembelajaran, pemahaman guru,
pemaduan antarmuatan pelajaran dalam pembelajaran tematik, dan
penguasan teknologi informasi (Rapih dan Sutaryadi,2018)
Sumber:
Nuraini.T.,Julianto.(2022).Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Siswa
Sekolah Dasar Kelas IV dalam Menyelesaikan Soal HOTs pada
Mata Pelajaran IPA. JPGSD. Volume 10, 60-74
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-
pgsd/article/view/44430