Anda di halaman 1dari 16

Nama : Liaizati

Kelas : PGSD 002


Instansi : SD N 1 Janturan

LK. 2.2 Penentuan Solusi

Analisis alternatif Solusi yang


No Eksplorasi alternatif solusi Analisis penentuan solusi
solusi relevan
1. 1. Penerapan model pembelajaran Problem Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil Penentuan solusi didasarkan
Based Learning di kelas. kajian literatur dan kajian literatur pada alasan sebagai berikut.
Kajian Literatur: wawancara pada dan wawancara 1. Materi pembelajaran
Berdasarkan penelitian Wulandari dan eksplorasi alternatif maka solusi yang Kelas 5 Tema 4 Subtema 2
Koeswanti (2021) menyatakan bahwa solusi maka diperoleh relevan dalam Pembelajaran 3, muatan
pembelajaran yang monoton membuat siswa alternatif solusi sebagai masalah pembelajaran PPKn tentang
jenuh dan kurang tertarik dalam belajar berikut. rendahnya hak dan kewajiban.
serta kehilangan motivasi belajar. 1. Penerapan model motivasi belajar 2. Model Pembelajaran
Berdasarkan hal tersebut kemudian peneliti pembelajaran peserta didik Penggunaan model
menerapkan model pembelajaran problem problem based kelas 5 yaitu pembelajaran problem based
based learning dan hasil penelitian diperoleh learning atau project dengan learning dalam pembelajaran
data yang membuktikan bahwa model based learning di menerapkan diharapkan dapat
pembelajaran Problem Based Learning dapat kelas. model meningkatkan motivasi
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan 2. Penggunaan media pembelajaran belajar peserta didik.
data terendah 8,67% sampai yang tertinggi video animasi untuk problem based 3. Media Pembelajaran
52,69%. Selain dapat meningkatkan menarik perhatian learning berbantu a. Penggunaan media video
motivasi siswa, penggunakan model peserta didik. video animasi animasi untuk menarik
pembelajaran problem based learning juga 3. Menggunakan media yang terintegrasi perhatian peserta didik
dapat menarik perhatian siswa untuk aktif yang konkrit. dalam PPT yang terintegrasi dalam
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan 4. Menggunakan interaktif sesuai PPT, gambar bergerak
kemampuan siswa dalam memahami materi metode dengan materi disertai dengan suara
pembelajaran dengan mudah selama pembelajaran yang pembelajaran. dan latar yang menarik
kegiatan belajar berlangsung. bervariasi. diharapkan dapat
Sumber: 5. Melaksanakan meningkatkan perhatian
Wulandari, F., & Koeswanti, H. D. (2021). pembelajaran yang peserta didik.
Meta Analisis Penerapan Model menyenangkan b. Penggunaan media kartu
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan ice breaking. berpasangan agar peserta
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah 6. Pemberian reward didik aktif dalam
Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, Volume kepada peserta mengikuti pembelajaran
5 Nomor 2, Halaman 2841–2847. e-ISSN: didik. dan memahami materi
2614-3097 dengan baik. Serta media
Link: konkrit berupa aturan-
https://www.jptam.org/index.php/jptam/ar aturan yang ada di
ticle/view/1308 sekolah.
DOI: 4. Metode Pembelajaran
https://doi.org/10.31004/jptam.v5i2.1308 Menggunakan metode
SINTA 2 pembelajaran yang
bervariasi seperti ceramah,
2. Penggunaan video animasi untuk menarik diskusi, penugasan, dan
perhatian peserta didik. tanya jawab.
Kajian Literatur: 5. Pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan penelitian dari Margareta dan Menggunakan pendekatan
Yulia (2018) motivasi belajar rendah yang saintifik dan TPACK.
ditandai dengan siswa kurang antusias 6. Menggunakan LKPD yang
menanggapi tugas dan hanya melihat menarik yaitu dengan
pekerjaan teman lain atau mengerjakan tampilan yang berwarna
apabila disuruh dan didekati guru. sesuai dengan materi.
Permasalahan tersebut terjadi karena dalam 7. Menggunakan ice breaking
proses belajar mengajar, guru masih diawal pembelajaran dan
menggunakan metode pembelajaran yang saat pembelajaran
kurang dapat menarik perhatian siswa. berlangsung agar peserta
Hasil penelitian menyatakan bahwa video didik tetap termotivasi
animasi menjadi salah satu solusi alternatif selama pembelajaran.
dalam mengatasi permasalahan motivasi 8. Memberikan reward kepada
peserta didik. Gambar bergerak disertai peserta didik sebagai tanda
dengan suara dan latar yang menarik penghargaan agar peserta
diharapkan dapat meningkatkan perhatian didik terus termotivasi
peserta didik. Perhatian tersebut akan dalam mengikuti
meningkatkan motivasi peserta didik pembelajaran.
sehingga dapat melaksanakan pembelajaran
dengan sungguh-sungguh.
Sumber:
Widiyasanti, Margareta dan Yulia Ayriza.
(2018). Pengembangan Media Video Animasi
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan
Karakter Tanggung Jawab Siswa Kelas V.
Jurnal Pendidikan Karakter, Volume 3
Nomor 1, Halaman 1-16. e-ISSN: 2527-7014
Link:
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/a
rticle/download/21489/11390
DOI:
https://doi.org/10.21831/jpk.v8i1.21489
SINTA 3
3. Pemberian reward kepada peserta didik.
Kajian Literatur:
Berdasarkan penelitian dari Fadlilah dan
Laili (2019) menyatakan bahwa banyak
siswa yang masih bermain sendiri saat
pembelajaran. Mereka merasa bahwa
pembelajaran membosankan sehingga tidak
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas
diketahui bahwa beberapa hasil belajar
siswa kurang sesuai dengan kriteria yang
diharapkan. Tingkat motivasi dan hasil
belajar dipengaruhi dari dalam diri siswa
maupun dari luar. Guru dapat memberikan
reward kepada siswa agar siswa dapat
termotivasi dalam pembelajaran. Guru
dapat memberikan reward berupa jempol,
bintang sebagai tanda penghargaan, dan
lainnya. Pemilihan reward yang tepat akan
membuat fungsi reward yaitu memotivasi
siswa untuk aktif dalam pembelajaran dapat
terwujud.
Sumber:
Fadlilah, I., & Laili, A. M. (2019). Pengaruh
Reward terhadap Motivasi dan Hasil Belajar
Kognitif Siswa Kelas IV di SDN 1 Karangan.
Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara,
Volume 5 Nomor 1, Halaman 25-34. e-ISSN:
2579-6461
Link:
https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pgsd
/article/view/13219
DOI:
https://doi.org/10.29407/jpdn.v5i1.13219
SINTA 4

Wawancara Guru ( Ibu D)


1. Menggunakan model pembelajaran
interaktif seperti PBL atau PjBL.
2. Guru bisa menerapkan model
pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang disampaikan
sehingga proses pembelajaran akan
sesuai dengan langkah-langkah yang
benar.
3. Sesekali melaksanakan pembelajaran di
luar kelas supaya anak tidak jenuh.
Wawancara Kepala Sekolah (Ibu K)
1. Pemberian apresiasi dan reward bagi
peserta didik.
2. Melaksanakan pembelajaran yang
menyenangkan, misalnya pembelajaran
diselingi dengan ice breaking agar
peserta didik tetap termotivasi selama
pembelajaran.
3. Guru menggunakan metode mengajar
yang bervariasi.
4. Menggunakan media yang konkrit agar
memudahkan peserta didik dalam
memahami materi.
Wawancara Pakar (Guru Penggerak)
1. Melaksanakan pembelajaran yang tidak
monoton, misalnya dengan berdiskusi
ataupun berkelompok.
2. Guru hendaknya menggunakan media
pembelajaran yang menarik seperti video
pembelajaran.
3. Menyusun LKPD degan menarik
misalnya dengan menggunakan warna
yang cerah disertai gambar-gambar yang
sesuai materi.

2. 1. Penggunaan LKPD interaktif yang Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil Penentuan solusi didasarkan
melibatkan peserta didik secara aktif. kajian literatur dan kajian literatur pada alasan sebagai berikut.
Kajian Literatur: wawancara pada dan wawancara 1. Materi Pembelajaran
Berdasarkan penelitian dari NI Made, dkk eksplorasi alternatif maka solusi yang Kelas 5 Tema 5 Ekosistem
(2022) ditemukan proses pembelajaran yang solusi maka diperoleh relevan dalam Subtema 1 Pembelajaran 2,
berlangsung belum optimal, proses alternatif solusi sebagai masalah peserta dengan produk maket
pembelajaran belum interaktif, inspiratif, berikut. didik kelas 5 ekosistem.
dan kurang melibatkan peserta didik untuk 1. Melaksanakan kurang aktif 2. Model Pembelajaran
berpartisipasi aktif. Peneliti kemudian pembelajaran yang dalam mengikuti Penggunaan model
mengembangkan Lembar Kerja Peserta berpusat kepada pembelajaran IPA pembelajaran project based
Didik (LKPD) interaktif berbasis pendekatan peserta didik dalam yaitu dengan learning dalam pembelajaran
saintifik pada materi ekosistem untuk siswa proses pembelajaran menggunaan diharapkan dapat
kelas V sekolah dasar. Diperlukan LKPD dengan project based model melibatkan peserta didik
interaktif yang mampu menarik minat siswa learning. pembelajaran secara langsung sehingga
dalam belajar sehingga siswa akan aktif 2. Penggunaan LKPD project based menjadikan peserta didik
dalam proses kegiatan belajar mengajar. interaktif berbasis learning dalam aktif dalam mengikuti
Sumber: pendekatan saintifik pembelajaran pembalajaran.
Suwastini, Ni Made Sinta, Anak Agung Gede yang melibatkan dilengkapi LKPD 3. Media Pembelajaran
Agung dan I Wayan Sujana. (2022). LKPD peserta didik secara interaktif. a. Penggunaan media
sebagai Media Pembelajaran Interaktif aktif. berbasis teknologi yaitu
Berbasis Pendekatan Saintifik dalam 3. Memberikan video pembelajaran
Muatan IPA Sekolah Dasar. Jurnal apresiasi kepada dalam PPT interaktif
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, peserta didik bisa dapat menambah minat
Volume 6 Nomor 2, Halaman 311–320. E- dalam bentuk pujian peserta didik dalam
ISSN: 2615-4498 atau reward untuk mengikuti pembelajaran.
Link: menumbuhkan rasa b. Adapun media konkrit
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/ percaya diri peserta berupa benda-benda di
JJL/article/view/48304 didik. lingkungan sekitar
DOI: 4. Guru menggunakan seperti batu, pohon,
https://doi.org/10.23887/jppp.v6i2.48304 media yang berbasis rumput, dan lain-lain
SINTA 2 teknologi agar sesuai dengan materi
peserta didik pembelajaran yaitu
2. Melibatkan peserta didik secara langsung menjadi aktif tentang ekosistem.
dalam proses pembelajaran dengan project misalnya dengan 4. Metode Pembelajaran
based learning. video pembelajaran. Penggunaan metode
Kajian Literatur: 5. Melaksanakan pembelajaran yang
Berdasarkan Lifda, dkk (2020) pembelajaran yang bervariasi seperti diskusi,
permasalahan yang ditemukan pada proses berpusat pada tanya jawab, dan
pembelajaran yaitu guru sudah peserta didik. penugasan.
menggunakan model pembelajaran yang 5. Pendekatan Pembelajaran
baik namun belum mencapai hasil yang Menggunakan pendekatan
diharapkan. Dari kegiatan yang dilakukan, saintifik dan TPACK.
sebagian siswa kurang memahami LKPD 6. Penggunaan LKPD interaktif
yang mereka gunakan. Dalam dengan berkelompok dapat
melaksanakan proses pembelajaran guru menarik minat peserta didik
kurang aktif mengajak siswa bekerja sama dalam belajar sehingga
dan belum berorientasi pada siswa. Menurut peserta didik akan aktif
Amini dkk (dalam Lifda, 2020) project based dalam proses kegiatan
learning didasarkan pada teori belajar mengajar.
konstruktivisme dan merupakan 7. Pemberian apresiasi dalam
pembelajaran siswa aktif (student centered bentuk reward dapat
learning), proses pembelajaran melalui memicu keaktifan peserta
project based learning memungkinkan didik selama proses
pendidik untuk memberikan pembelajaran pembelajaran.
pengalaman langsung siswa. Kelebihan dari
model Project Based Learning (PjBL) adalah
memberikan pengalaman khusus pada
siswa karena melibatkan siswa. Hal ini akan
membuat kesan tersendiri kepada siswa
sehingga akan lebih mudah masuk ke dalam
ingatan ketika belajar.
Sumber:
Lifda Sari, Taufina Taufina, Farida
Fachruddin. (2020). Pengembangan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan
Menggunakan Model PJBL di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, Volume 4 Nomor 4,
Halm. 813 – 820. e-ISSN 2580-1147
Link:
https://www.jbasic.org/index.php/basicedu
/article/view/434
DOI:
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.43
4
SINTA 3

Wawancara Guru ( Ibu D)


1. Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
2. Menggunakan LKPD yang menarik
dengan tampilan yang disesuaikan
materi.
3. Menggunakan media berbasis digital
atau berbasis cetakan (print out) untuk
menarik perhatian peserta didik.
4. Mengajak peserta didik mengamati
lingkungan sekitar supaya tidak jenuh.

Wawancara Kepala Sekolah (Ibu K)


1. Menyajikan materi dengan menarik
dengan pembelajaran inovatif, bisa
menggunakan model pembelajaran PBL,
PjBL, Inkuiri, atau Discovery Learning.
2. Memberikan apresiasi kepada peserta
didik bisa dalam bentuk pujian atau
reward.
3. Memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang merangsang keaktifan peserta
didik, misalnya dengan memberikan
pertanyaan sesuai dengan kondisi yang
ada di lingkungan peserta didik
(kontekstual).
Wawancara Pakar (Guru Penggerak)
1. Guru harus menumbuhkan rasa percaya
diri pada peserta didik, misalnya dengan
memberikan pujian atau reward bagi
peserta didik.
2. Guru menggunakan media yang berbasis
teknologi agar peserta didik menjadi
aktif, bisa menggunakan video
pembelajaran, PPT interaktif, canva,
quizizz, dan lainnya.
3. Melaksanakan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik (student
center).
3. 1. Pengembangan model pembelajaran inovatif Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil Penentuan solusi didasarkan
berbasis teknologi informasi dan kajian literatur dan kajian literatur pada alasan sebagai berikut.
komunikasi (TIK) wawancara pada dan wawancara 1. Materi Pembelajaran
Kajian Literatur: eksplorasi alternatif maka solusi yang Kelas 5 Tema 4 Subtema 3
Berdasarkan Ade (2020, 35) pada solusi maka diperoleh relevan dalam Pembelajaran 2.
kenyataannya, sampai saat ini, masih alternatif solusi sebagai masalah guru 2. Model Pembelajaran
banyak guru yang kesulitan berikut. belum Penggunaan model
mengembangkan model-model pembelajaran 1. Penggunaan model mengoptimalkan pembelajaran project based
inovatif. Maka dari itu penulis berupaya project based model learning dalam
menerapkan model pembelajaran inovatif learning sesuai pembelajaran pembelajaran. Model PjBL
berbasis TIK. Secara umum, model dengan sintaknya. yang inovatif dapat mengembangkan
pembelajaran memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) 2. Penggunaan yaitu dengan kemampuan berpikir kritis
dirancang untuk memberikan solusi pendekatan menerapkan siswa, meningkatkan
terhadap masalah belajar tertentu, (2) pembelajaran model kemampuan pemecahan
memiliki pola dan prosedur yang sistematis, saintifik dan TPACK. pembelajaran masalah yang kompleks,
(3) terdiri dari sintaks atau langkah-langkah 3. Penggunaan media project based dengan melibatkan siswa
alur pembelajaran (learning path) yang power point learning dalam untuk melakukan
saling terkait, dan (4) setiap sintaks berisi interaktif untuk pembelajaran pengamatan, diskusi, dan
aktivitas yang memberikan pengalaman menarik perhatian dilengkapi dengan pembuatan karya yang
belajar tertentu bagi siswa. Setiap langkah peserta didik dalam media power point dapat memperjelas materi.
pada sintaks harus memberikan mengikuti interaktif. 3. Media Pembelajaran
pengalaman belajar yang senantiasa terus pembelajaran. a. Penggunaan media
meningkat. Teknologi informasi dan 4. Penggunaan model power point interaktif
komunikasi (TIK) diyakini memberikan pembelajaran diyakini memberikan
kontribusi positif dalam meningkatkan dilengkapi dengan kontribusi positif dalam
kualitas pembelajaran, baik proses maupun LKPD yang menarik. meningkatkan kualitas
hasil. 5. Mempelajari sintaks pembelajaran, baik
Sumber: dan praktik model proses maupun hasil
Ade Koesnandar. (2020). Pengembangan pembelajaran dari pembelajaran.
Model Pembelajaran Inovatif Berbasis berbagai sumber. b. Adapun media konkrit
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menggunakan media pop
Sesuai Kurikulum 2013. Kwangsan: Jurnal up untuk menarik
Teknologi Pendidikan, Vol 8 No 1, Halaman perhatian peserta didik.
33-61. E-ISSN: 2622-4283 4. Pendekatan Pembelajaran
Link: Menggunakan pendekatan
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/in saintifik dan TPACK.
dex.php/jurnalkwangsan/article/view/121 5. Metode Pembelajaran
DOI: Metode pembelajaran yang
https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v8n1.p33-- bervariasi seperti diskusi,
61 tanya jawab, dan
SINTA 2 penugasan.
6. Penggunaan LKPD yang
2. Penggunaan model project based learning menarik sesuai dengan
berbantu multimedia power point. sintaks model pembelajaran.
Kajian Literatur: 7. Penggembangan bahan ajar
Berdasarkan hasil temuan Cahyaningsih sesuai dengan materi.
dan Sukamto (2020: 35) menyatakan guru
belum mampu memberikan pemahaman
konsep, terlihat dari penggunaan model
pembelajaran yang konvensional dan
pemberian tugas individu sehingga siswa
menjadi bosan, tidak ada kerjasama dengan
siswa lain dan rendahnya pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan. Kurangnya
penggunaan media dan pemberian materi
yang hanya terfokus pada buku teks
membuat siswa belum memahami materi
pembelajaran dan membuat siswa tidak
memperhatikan guru saat memberikan
penjelasan. Model PjBL dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa, meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah yang kompleks, dengan
melibatkan siswa untuk melakukan
pengamatan, diskusi, dan pembuatan karya
yang dapat memperjelas materi. Kelebihan
penggunaan model pembelajaran Project
Based Learning dalam pembelajaran di kelas
yaitu mampu meningkatkan pemahaman
dan kreativitas siswa melalui proyek yang
telah dibuat. Selain itu model pembelajaran
project based learning dengan media PPT
interaktif mampu mengubah siswa dari pasif
menjadi aktif saat pembelajaran.
Sumber:
Cahyaningsih, R. N., Siswanto, J., &
Sukamto, S. (2020). Keefektifan Model
Project Based Learning Berbantu Multimedia
Power Point Terhadap Hasil Belajar IPA.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan, Volume 4 Nomor 1, Halaman
34–40.
Link:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
JJL/article/view/25014
DOI:
https://doi.org/10.23887/jppp.v4i1.25014
SINTA 2

Wawancara Teman Sejawat ( Ibu S)


1. Mengobservasi gaya belajar dan
kebutuhan peserta didik dalam belajar.
2. Mempelajari sintaks dan praktik model
pembelajaran dari berbagai sumber.
3. Konsultasi kepada pakar pendidikan
terkait model-model pembelajaran.
4. Penggunaan model pembelajaran
dilengkapi dengan LKPD yang menarik.
Wawancara Kepala Sekolah (Ibu K)
1. Harus memahami kebutuhan dan gaya
belajar peserta didik, sehingga berusaha
menyajikan model pembelajaran yang
sesuai.
2. Memperbanyak referensi dengan
membaca atau belajar dengan rekan
sejawat yang melakukan praktik baik
dalam pembelajaran.
3. Menggunakan PPT interaktif untuk
menarik perhatian peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
Wawancara Pakar ( Guru Penggerak)
1. Guru harus mengembangkan diri
dengan mengikuti pelatihan/ diklat/
webinar atau pengembangan diri
lainnya.
2. Guru harus mencoba menerapkan model
pembelajaran problem based learning
atau project based learning di dalam
kelas.
3. Pembelajaran dilengkapi dengan
pendekatan saintifik dan TPACK.

4. 1. Penerapan penilaian berbasis HOTs Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil Penentuan solusi didasarkan
Kajian Literatur: kajian literatur dan kajian literatur pada alasan sebagai berikut.
Menurut Dhina (2019) saat ini guru belum wawancara pada dan wawancara 1. Materi Pembelajaran
mengembangkan penilaian dalam bentuk eksplorasi alternatif maka solusi yang Kelas 5 Mata Pelajaran
tes yang membuat siswa berlatih berfikir solusi maka diperoleh relevan dalam Matematika tentang
tingkat tinggi, sehingga siswa masih alternatif solusi sebagai masalah peserta Perbandingan Dua Besaran
kesulitan dalam mengerjakan soal HOTS. berikut. didik masih yang Berbeda materi
Penerapan penilaian berbasis HOTs ini 1. Penerapan model kesulitan dalam Kecepatan.
bertujuan agar proses pembelajaran pembelajaran menyelesaikan 2. Model Pembelajaran
khususnya matematika dapat mendorong problem based soal HOTS pada Penggunaan model
siswa mengembangkan kemampuan berfikir learning, model mata pelajaran pembelajaran problem based
kreatif. Strategi menyusun soal HOTs yaitu pembelajaran matematika yaitu learning dalam pembelajaran
(1) melakukan analisis terhadap kompetensi berbasis masalah dengan dapat meningkatkan
dasar yang akan dibuat soal HOTs, (2) agar peserta didik menggunaan kemampuan peserta didik
menyusun kisi kisi soal, (3) menggunakan terbiasa berpikir model dalam memahami materi
permasalahan dalam kehidupan sehari hari kritis. pembelajaran pembelajaran dengan
yang menarik, (4) menulis butir soal, serta 2. Membuat LKPD problem based mudah selama kegiatan
(5) membuat pedoman penilaian dan kunci berbasis HOTS. learning dalam belajar berlangsung.
jawaban. 3. Penerapan penilaian pembelajaran 3. Media Pembelajaran
Sumber: berbasis HOTS dilengkapi media a. Penggunaan media PPT
Dhina Cahya Rohim. (2019). Strategi dengan membuat PPT interaktif. interaktif untuk
Penyusunan Soal Berbasis HOTs pada soal yang memudahkan peserta
Pembelajaran Matematika SD. Jurnal Riset merangsang peserta didik dalam memahami
dan Teknologi, Vol 4 No 4, Halaman 436- didik untuk berpikir materi. Adapun
446. E-ISSN: 2542-4224 kritis sesuai ranah pendalaman soal HOTS
Link: kognitif C4-C6. dengan game edukatif
https://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/br 4. Penggunaan media dengan aplikasi quiziz
iliant/article/view/374 quizziz membantu untuk membantu
DOI: aktivitas evaluasi aktivitas evaluasi
http://dx.doi.org/10.28926/briliant.v4i4.37 pembelajaran pembelajaran menjadi
4 menjadi menarik, menarik, interaktif,
SINTA 1 interaktif, kondusif kondusif dan mudah
dan mudah dalam dalam memonitaring
2. Pengembangan LKPD Berbasis Problem memonitaring hasil hasil belajar.
Based Learning di Sekolah Dasar belajar. b. Pendalaman soal HOTS
Kajian Literatur: dengan media amplop
Diperoleh informasi bahwa penggunaan soal untuk menarik
LKPD matematika belum mampu perhatian peserta didik
mengoptimalkan potensi dan kreativitas dalam mengerjakan soal
siswa dalam menguasai konsep matematika. berbasis HOTS secara
Menurut Refki Effendi (2021:928) berkelompok.
pengembangan LKPD pada pembelajaran 4. Metode Pembelajaran
matematika di sekolah dasar dapat Menggunakan metode
meningkatkan kemampuan peserta didik pembelajaran yang
dalam memecahkan masalah, bervariasi seperti diskusi,
menumbuhkan rasa ingin tahu, serta tanya jawab, penugasan dan
meningkatkan keaktifan peserta didik demonstrasi.
selama pembelajaran. Lebih lanjut 5. Penggunakan LKPD untuk
dijelaskan bahwa pembelajaran model meningkatkan keterampilan
problem based learning tidak hanya berpikir kritis.
dilakukan dalam pelaksaan pembelajaran 6. Pengembangan bahan ajar
saja namun juga dalam bentuk LKPD sesuai dengan materi.
sebagai panduan bagi guru dan sebagai 7. Pengembangan soal dan
bentuk kegiatan belajar pada peserta didik. instrumen penilaian pada
Hasil penelitian menyatakan LKPD berbasis level C4-C6.
Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Sumber:
Refki Affendi, dkk. (2021). Pengembangan
LKPD Matematika Berbasis Problem Based
Learning di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
Vol 5 No 2, Halaman 920-929. E-ISSN:
2580-1147
Link:
https://jbasic.org/index.php/basicedu/artic
le/view/846/pdf
DOI:
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i2.846
SINTA 3

3. Menerapkan kuis HOTS Interaktif dengan


Kahoot! dan Quizizz
Kajian Litertur:
Menurut Fathul Jannah, dkk (2022:245-
246) guru perlu meningkatkan
kemampuannya dalam
mengelola kegiatan pembelajaran termasuk
penilaiannya. Dalam meningkatkan
kemampuan permasalahan berbasis HOTS
guru hendaknya kreatif mengembangkan
soal-soal HOTS sesuai dengan KI-KD yang
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Kahoot! dan Quizizz mampu membantu
aktivitas evaluasi pembelajaran menjadi
menarik, interaktif, kondusif dan mudah
dalam memonitaring hasil belajar.
Sumber:
Fathul Jannah,dkk. (2022). Pelatihan
Desain Kuis HOTs Interaktif dengan Aplikasi
Kahoot! Dan Quizziz Di Masa Pandemi.
JCES: Journal of Character Education
Society, Vol. 5 No. 1, Hal. 243-251. E-ISSN:
2614-3666
Link:
http://journal.ummat.ac.id/index.php/JCE
S/article/view/6026/pdf
DOI:
https://doi.org/10.31764/jces.v5i1.6026
SINTA 4

Wawancara Teman Sejawat (Ibu S)


1. Guru dapat menggunakan model
pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik berpikir kritis seperi
inkuiri, PBL, PjBL, dan discovery
learning.
2. Lebih banyak memberikan soal latihan
berbasis HOTS agar siswa terbiasa
untuk berpikir kritis dalam
menyelesaikan soal HOTS.
Wawancara Kepala Sekolah (Ibu K)
1. Membiasakan siswa untuk berpikir
tingkat tinggi, yaitu dengan
melaksanakan pembelajaran yang
berbasis HOTS.
2. Menggunakan metode atau media yang
merangsang peserta didik berpikir
tingkat tinggi.
3. Pembelajaran dikaitkan dengan
masalah konstektual yang dekat dengan
lingkungan sehari-hari sehingga peserta
didik lebih mudah memahami isi
pelajaran, mengakaitkan isi dengan
lingkungan sekitar sehingga
pembelajaran menjadi bermakna
(meaningfull learning).
Wawancara Pakar ( Guru Penggerak)
1. Peserta didik dibiasakan mengerjakan
soal-soal berbasis HOTS, baik literasi
maupun numerasi.
2. Guru membuat soal yang merangsang
peserta didik untuk berpikir kritis
dengan ranah kognitif C4-C6.
3. Guru menggunakan stimulus yang
menarik dan lebih kontekstual, misalnya
dengan membuat LKPD yang menarik.

Anda mungkin juga menyukai