Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Sri Hertati
Asal Institusi : SMA Negeri 2 Kuala

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi

1 Motivasi belajar SUMBER LITERATUR Setelah dilakukan


siswa yang rendah. analisis terhadap hasil
(pedagogik) 1. Rohman (2018), faktor – factor yang kajian literatur dan
mempengaruhi motivasi belajar antara wawancara disekolah
lain: dapat diketahui
penyebab motivasi
1. Tempat be;ajar belajar siswa rendah.
2. Fungsi fisik 1. Metode mengajar
3. Kecerdasan guru kurang
4. Sarana dan prasara inovatif.
5. Waktu 2. Kurang perhatian
6. Kebiasaan siswa orang tua.
7. Faktor guru 3. Sarana
8. Orangtua pembelajaran
9. Faktor emosional siswa terbatas.
10. Kesehatan
11. Teman

2. Jurnal Empati, Volume 8, Nomor 1,


(2019) Motivasi merupakan kekuatan
yang terdapat dalam diri individu yang
menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Motivasi dapat diterapkan
dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam
kegiatan belajar. Dengan demikian,
motivasi belajar sangatdibutuhkan untuk
meningkatkan kemauan belajar bagi
peserta didik. Hal ini sejalan dengan
pendapat Nursalam (2008) yang
menyatakan bahwa motivasi belajar dapat
diartikan sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku
peserta didik untuk belajar.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/em
pati/article/view/23581.
3. Marsabila (2022 ; 135) Guru sebisa
mungkin harus selalu berupaya untuk
dapat meningkatkan motivasi belajar
terutama bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
http://jurnal.stkipkieraha.ac.id/index.php/j
bes/article/view/353

SUMBER WAWANCARA
1. Hasil wawancara dengan teman sejawat
Ernawati, S.Pd.
a. Metode mengajar guru kurang
inovatif.
b. Guru kurang berinteraksi dengan
siswa.
c. Kurang perhatian orangtua.

2 Kurangnya minat SUMBER LITERATUR Lebih lanjut setelah


baca peserta didik dilakukan analisis
( literasi) 1. Solahudin, D. dkk. (2022), berdasarkan terhadap kurangnya
hasil analisis data diperoleh dua faktor minat baca siswa
penyebab kurangnya minat baca siswa, melalui berbagai
yaitu faktor internal merupakan faktor sumber literatur dan
yang berasal dari diri siswa yaitu wawancara, maka
kemampuan membaca, memahami makna dapat ditentukan
yang terkandung dalam bacaan, kurangnya penyebab masalah
membiasakan membaca, membaca buku yang sesuai dengan
atas perintah guru, siswa jarang mencari kondisi sekolah
buku atau bahan bacaan sesuai dengan adalah :
kebutuhannya, siswa yang menyelesaikan 1. Siswa tidak
tugas melalui internet tanpa buku. terbiasa
sedangkan faktor eksternal merupakan melakukan
yang disebabkan oleh faktor luar diri siswa
kegiatan membaca
yaitu lingkungan sekolah kurang
mendukung, budaya membaca yang dilingkungan
kurang dilingkungan sekolah, program sekolah.
literasi belum berjalan maksimal, mading
sekolah yang tidak pernah diperbaharui,
sekolah tidak memiliki tempat khusus 2. Kurangnya
untuk membaca selain diperpustakaan, perhatian dari
peran perpustakaan sekolah yang belum
keluarga dalam
maksimal, dan pengaruh pengunaan
smarthphone.http://journal.universitaspahl memantau
awan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/54 kegiatan literasi
65. Diakses pada tanggal 21 September
2023. Adanya pemikiran
keliru bahwa kegiatan
2. Hasil penelitian Prasrihamni, M.dkk. membaca hanya
(2022) menunjukkan bahwa, kegiatan
gemar membaca harus tetap ditingkatkan menjadi tanggung
bahkan harus menjadikannya sebuah jawab guru bahasa
budaya demi masa depan cerah yang saja.
dimiliki setiap generasi penerus bangsa.
https://www.ejournal.unma.ac.id/index.ph
p/cp/article/view/1922 Diakses pada
tanggal 21 September 2023.

3. Firdaus, W. dkk. (2022) menyatakan


bahwa, beberapa faktor yang
mempengaruhi kurangnya minat baca
seperti yang sering di jumpai adalah
menggunakan gadget yang tidak
terkontrol, kurangnya akses untuk
membaca serta kurangnya dukungan dari
orang tua untuk membaca terutama di
daerah
terpencil. http://jurnal.staimprobolinggo.a
c.id/index.php/DJCE/article/view/273
Diakses pada tanggal 21 September 2023

SUMBER WAWANCARA

Narsum : Rosdiani. S.Pd


Waktu: Kamis, 21 September 2023. Menurut
beliau
Kurangnya minat baca siswa disebabkan oleh
lingkungan tempat tinggal, belum optimalnya
orangtua membimbing siswa dirumah dan
pengaruh penggunaan handphone.

3 Hubungan guru SUMBER KAJIAN LITERATUR Lebih lanjut setelah


dan orangtua 1. Nopitasari, E. (2023) menyatakan bahwa, dilakukan analisis
terkait komunikasi guru dengan orang tua terhadap kurangnya
berpengaruh terhadap karakter disiplin hubungan sekolah
perkembangan
siswa, komunikasi yang efektif antara dengan siswa dalam
siswa masih kurang orang tua dan guru dibutuhkan dalam pembelajaran melalui
optimal. rangka menyamakan persepsi kedua belah berbagai sumber
pihak tentang apa yang dibutuhkan dalam literatur dan
pendidikan anak. wawancara, maka
dapat ditentukan
http://repository.iainbengkulu.ac.id/8249/. penyebab masalah
Diakses pada tanggal 21 September 2023. yang sesuai dengan
2. Purwaningsih, C., dkk. (2022) kondisi sekolah
menyatakan bahwa, perhatian orang tua adalah:
dalam pendidikan keagamaan di rumah 1. Orang tua sering
memiliki korelasi positif dengan perilaku tidak bisa hadir ke
anak di sekolah. sekolah saat
https://scholar.archive.org/work/quak225e diundang.
3rbojmqxh5nj2nif4i/access/wayback/https 2. Orang tua sibuk
://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/do bekerja dan tidak
wnload/2051/pdf. Diakses pada tanggal 21
sempat datang ke
September 2023.
3. Safitri, N. L. (2022) menjelaskan bahwa, sekolah
orang tua yang menyediakan waktu baik 3. Siswa kadang-
sebentar atau lama, ataupun menyediakan kadang tidak
prasarana belajar akan berpengaruh pada memberikan
siswa. Dukungan orang tua dalam bentuk undangan dari
sarana atau mengikutkan anak di lembaga sekolah kepada
bimbingan juga berpengaruh pada
orang tuanya.
perkembangan prestasi siswa. Pengaruh
positif yang terjadi adalah, kepercayaan
diri siswa meningkat, semangat belajar
siswa meningkat, serta prestasi siswa yang
bagus di sekolah.

http://repository.unisma.ac.id/handle/1234
56789/4563.

SUMBER WAWANCARA

Narsum : Waksiswaan ibu Elki. S.Pd


Waktu: Kamis, 23 September 2023. Menurut
beliau ;
a. belum ada program yang jelas terkait peran
kerja samaorang tua.
b. komunikasi yang tidak berjalan intens dan
efektif antara orangtua dan guru.
c. tidak ada informasi yang terbuka terhadap
kondisi anak dari orangtua dan guru.

4 Guru kurang SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakaukan


paham model kajian literatur dan
model 1. Menurut McLeod (dalam Jauhar, 2011) wawancara dapat
pembelajaran mengartikan inovasi sebagai: diketahui penyebab
“something newly introduced such as method
inovatif yang guru kurang paham
or device”. Berdasarkan hal ini, segala
sesuai dengan aspek (metode, bahan, perangkat) model pembelajaran
materi. dipandang baru atau bersifat inovatif inovatif yang sesuai
apabila metode dan perangkat pembelajaran dengan materi.
itu berbeda atau belum dilaksanakan. Untuk itu perlu
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran mengikuti pelatihan
yang dikemas oleh pebelajar atas dorongan tentang model model
gagasan barunya yang merupakan produk
pembelajaran inovatif
dari learning how to learn untuk melakukan
langkah-langkah belajar, sehingga
memperoleh kemajuan belajar.
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran
yang lebih bersifat student centered.
Artinya, pembelajaran yang lebih
memberikan peluang kepada siswa
untuk mengkonstruksi pengetahuan secara
mandiri (self directed) dan dimediasi oleh
teman sebaya (peer mediated instruction).
Pembelajaran inovatif mendasarkan diri
pada paradigma konstruktivistik.
Pembelajaran inovatif yang berlandaskan
paradigma konstruktivistik membantu siswa
untuk menginternalisasi, membentuk
kembali, atau mentransformasi informasi
baru.

(Santyasa, 2005).
Pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan proses pembelajaran
dengan segala kompetensi yang akan
dicapai berdasarkan mata pelajaran apapun,
berdasarkan pada:
(1) student centered,
(2) berbasis masalah, dan
(3) terintegrasi

(Suyatno, 2009).
Pembelajaran inovatif haruslah seirama
dengan karakteristik siswa. Artinya, mampu
menyesuaikan diri terhadap warna dan sikap
dasar siswa sehingga membawa ke dunia
yang dikehendaki berdasarkan tujuan
pembelajaran. Perubahan paradigm
seyogyanya diakomodasi oleh semua
manusia, karena manusia sebagai individu
adalah makhluk kreatif.

Menurut Jauhar (2011)


pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan
fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan
dengan cara mengintegrasikan media/alat
bantu terutama yang berbasis teknologi
baru. Karakteristik dari pembelajaran
inovatif memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:
(1) menyediakan peluang kepada siswa
belajar dari tujuan yang ditetapkan dan
mengembangkan ide-ide secara lebih luas;
(2) mendukung kemandirian siswa belajar
dan berdiskusi, membuat hubungan,
merumuskan kembali ide-ide, dan
menarik kesimpulan sendiri;
(3) sharing dengan siswa mengenai
pentingnya pesan bahwa dunia adalah
tempat yang kompleks di mana terdapat
pandangan yang multi dan kebenaran
sering merupakan hasil interpretasi;
(4) menempatkan pembelajaran berpusat pada
siswa dan penilaian yang mampu
mencerminkan berpikir diverge.
https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW/artic
le/view/1307/1055

SUMBER WAWANCARA

Narsum : Rosdiani, S. Pd
Waktu: Kamis, 21 September 2023. Menurut
beliau kurang nya pemahaman guru tentang
model –model yang sesuai dengan materi.

5 Terdapat peserta SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakaukan


didik yang tidak Menurut (Marlina,2019:11) kajian literatur dan
fokus ketika Fokus perhatian dalam pembelajaran wawancara dapat
mengikuti berdiferensiasi ini terletak pada cara guru diketahui penyebab
dalam memperhatikan kekuatan dan
pembelajaran. peserta didik yang
kebutuhan peserta didik.
tidak focus dalam
Menurut (Puspitasari,2020:311) pembelajaran
berdiferensiasi dapat sebagai solusi 1.Kurangnya asupsn
untuk memecahkan masalah tentang gizi/ nutrisi
keberagaman kemampuan peserta didik saat 2. Dalam keadaan
belajar dalam satu kelas yakni suasana belajar bermasalah
yang menyenangkan, praktik bicara,
3.Tidak cukup tidur
pembelajaran kolaboratif dan pemilihan
materi dan proses belajar. Proses
pembelajaran berdiferensiasi mempunyai 1
beberapa tahap dalam mengaplikasikannya. 2

Menurut (Marlina,2019:11)
pembelajaran berdiferensiasi meliputi
1) diferensiasi konten;
2) diferensiasi proses;
3) diferensiasi produk.

Diferensiasi Konten Diferensiasi konten ini


mencakup kesiapan belajar, minat peserta
didik, dan profil belajar peserta didik.
Pemetaan kesiapan belajar terdapat
beberapa perspektif yang dapat di
jadikan indikator.

SUMBER WAWANCARA

Narsum : Wahyu Ningsih, S. Pd M. Ed


Waktu: Kamis, 21 September 2023. Menurut
beliau
1.Kurang nya asupan gizi/ nutrisi

2.Dalam keadaan bermasah

3.Tidak cukup tidur

Anda mungkin juga menyukai