Anda di halaman 1dari 42

RESI OKTAVIANI (201502910179)

MAHASISWA PPG DALJAB TAHUN 2023 ANGKATAN 1 BIDANG STUDI PKn

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah Yang Telah


No Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
1 Motivasi belajar siswa 1. Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
yang masih dalam  Menurut Hamzah (2021) Mengutip buku kajian literatur dan hasil wawancara
kategori rendah. Teori Motivasi dan Pengukurannya : dengan kepala sekolah dan wakil kepala
Motivasi adalah dorongan dasar yang sekolah bagian kesiswaan, teman
mampu menggerakkan seseorang untuk sejawat, pakar, serta siswa dapat
melakukan suatu tindakan atau diketahui bahwa penyebab munculnya
perbuatan. Berikut adalah beberapa masalah rendahnya motivasi belajar
penyebab motivasi belajar siswa rendah siswa adalah:
yang perlu dipahami : 1. Siswa tidak memiliki impian dan
1. Guru tidak memberikan motivasi cita-cita yang jelas. Siswa belum
kepada siswa. memiliki arah tujuan dari belajar.
2. Siswa tidak menyukai cara pengajaran 2. Guru kurang berinteraksi dengan
guru. siswa dan kurangnya perhatian guru
3. Siswa tidak menyukai mata pelajaran terhadap siswanya.
tertentu. 3. Guru belum mengaplikasikan model
4. Motivasi dalam diri siswa yang lemah. pembelajaran yang sesuai dengan
5. Siswa yang bermasalah karakteristik materi dan siswa.
6. Kurangnya perhatian orang tua di 4. Kurangnya reward (penghargaan)
rumah. kepada siswa.
Sumber : 5. Orang tua sibuk bekerja dan
https://kumparan.com/berita-terkini/6- beranggapan bahwa semua proses
penyebab-motivasi-belajar-rendah-yang- pembelajaran ditanggung oleh pihak
perlu-dipahami-siswa-1yonEFcTMXB/full sekolah.
(diakses pada 13 Mei 2023) 6. Lingkungan sekitar yang kurang
menciptakan semangat belajar.
 Menurut Syaparuddin, S., & Elihami, E.
(2019) Hal yang menyebabkan rendahnya
motivasi belajar dapat dilihat dari perilaku
yang ditunjukkan siswa :
1. Siswa datang terlambat
2. Tidak mengerjakan tugas
3. Tidak memperhatikan penjelasan
guru
4. Siswa kurang aktif
Sumber :
Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2019).
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui
Video Pada Pembelajaran PKn Di Sekolah
Paket C. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1),
187-200.
https://ummaspul.e-
journal.id/JENFOL/article/view/318
(diakses pada 13 Mei 2023)

 Menurut Moslem, M.C. dkk (2019) Hasil


penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa, faktor A yang terdiri atas :
1. Cita-cita
2. Kondisi lingkungan
3. Unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran
Faktor B yang terdiri atas :
1. Kondisi siswa
2. Upaya guru dalam mengelola kelas
Sumber :
Moslem, M.C. dkk (2019). Faktor-faktor
Yang Menyebabkan Rendahnya Motivasi
Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
Aircraft Drawing Di SMK. Journal Of
Mechanical Engineering Education, Vol. 4,
No.2.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kons
elor/article/viewFile/1242/6003 (diakses
pada 13 Mei 2023)

 Menurut Puthree, A.N. dkk (2021) Faktor


yang menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa rendah disebabkan oleh :
1. Faktor internal siswa meliputi
kejenuhan, minat belajar, kesehatan
fisik dan mental.
2. Faktor eksternal siswa adalah keadaan
keluarga, lingkungan di rumah, dan
sarana prasarana.
Sumber :
Puthree, A.N. dkk (2021). Analisis Faktor
Penyebab Rendanya Motivasi Belajar Siswa
Sekolah Dasar Selama Pembelajaran
Daring. Volume 5 Nomor 5 Tahun 2021
Halaman 3101-3108.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/art
icle/view/1279 (diakses pada 13 Mei 2023)

 Menurut Ridha Sabrina, Fauzi, M. Yamin


(2017) Yang menjadi faktor-faktor
penyebab rendahnya motivasi belajar siswa
ada tiga, yaitu:
1. Kemampuan siswa
2. Kondisi lingkungan siswa
3. Tata cara guru dalam membimbing
siswa
Sumber :
Ridha Sabrina, Fauzi, M. Yamin (2017)
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya
Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses
Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD
Negeri Garot Geuceu Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 4, 108-118.
https://jim.usk.ac.id/pgsd/article/view/7
736/3350 (diakses pada 13 Mei 2023)

 Menurut Rizki Permatasari (2018) Faktor


penyebab rendahnya motivasi belajar
peserta didik yaitu :
1. Internal adalah kurangnya perhatian
peserta didik pada saat mengikuti
pelajaran, sedangkan
2. Eksternal disebabkan oleh lingkungan
sekolah seperti kurangnya penggunaan
metode pembelajaran yang variasi,
kurangnya media dan sumber belajar,
kurangnya penegakkan displin sekolah
dan lingkungan belajar yang
mendukung.
Sumber :
Rizki Permatasari (2018) Faktor-Faktor
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SMP Guna
Dharma Bandar Lampung (SKRIPSI).
http://repository.radenintan.ac.id/4108/1
/Skripsi%20Full.pdf (diakses pada 13 Mei
2023)

 Fina Aulia (2017) Faktor-faktor yang


mempengaruhi rendahnya motivasi belajar
siswa mulai dari yang paling berpengaruh
sampai yang sedikit berpengaruh yakni
faktor tempat belajar, fungsi fisik,
kecerdasan, sarana dan prasarana, waktu,
kebiasaan belajar, guru, orang tua,
emosional serta kesehatan, dan yang
terakhir adalah faktor teman.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/parluhutan
sihombing4387/62ddcdaa3555e40865239
37d/lembar-kerja-1-2-eksplorasi-
penyebab-masalah-ppg-
2022?page=all#section4 (diakses pada 13
Mei 2023)
2. Wawancara
Hasil Wawancara :
Narasumber : Bapak Drs. Mulzamra
(Kepala SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 13 Mei 2023
Penyebab motivasi siswa rendah :
1. Motivasi belajar siswa yang rendah
ini disebabkan dari dalam diri
mereka sendiri yang bersikap masa
bodoh terhadap proses
pembelajaran, kurang inisiatif,
bersikap malas dan lainnya.
2. Siswa lebih banyak menggunakan
HP untuk bermain game dan
bermedia sosial sehingga membuat
mereka cenderung malas untuk
belajar.
3. Pandemi covid-19 membuat siswa
cenderung malas untuk berfikir
atau keperpustakaan untuk
mencari literatur dalam
pembelajaran karena mereka
terbiasa mencari segala sesuatu
dengan menggunakan google.
4. Latar belakang keluarga siswa,
seperti faktor ekonomi, siswa harus
membantu orang tua untuk
mencari uang, kemudian kurangnya
perhatian dari orangtua, keluarga
siswa broken home.
Narasumber :
Bapak Nofra Yandi, S.T.
(Wakil Kesiswaan SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 13 Mei 2023
Penyebab motivasi siswa rendah :
1. Metode mengajar guru kurang
menyenangkan sehingga tidak
membangkitkan semangat siswa untuk
belajar.
2. Kurangnya dorongan dalam diri siswa
untuk mencapai suatu tujuan.
3. Siswa bosan dengan cara belajar yang
menoton, siswa lebih senang belajar
praktik.
4. Daya tarik sekolah kurang.
5. kurangnya motivasi belajar dari guru dan
orang tua.
6. Siswa yang terlanjur kecanduan gadget
sehingga malas untuk belajar.

Narasumber :
Ibu Deswarni, S.Pd. (Guru PPKn)
Dilaksanakan pada 13 Mei 2023
Penyebab motivasi siswa rendah :
1. Cara menjelaskan guru yang tidak
menarik.
2. Minat dan bakat siswa yang tidak sesuai
dengan jurusan yang diinginkan siswa.
3. Siswa lebih menyukai pembelajaran yang
langsung praktik.
4. Materi yang terlalu sulit.
Narasumber :
Bapak Aviv And Rici, M.Pd. (Guru Penggerak)
Dilaksanakan pada 13 Mei 2023
Penyebab motivasi siswa rendah :
1. Kurikulum yang sering berubah.
2. Pembelajaran yang tidak sesuai dengan
bakat dan minat siswa.
3. Lingkungan kelas yang kurang kondusif.
4. Kurang harmonis antara guru dan siswa.

Narasumber :
Arif Ramadhan (Siswa X TKJ B)
Dilaksanakan pada 13 Mei 2023
Penyebab motivasi siswa rendah :
1. Kurangnya dorongan orang tua.
2. Terpengaruh dengan teman sebaya.
3. Bebasnya pergaulan siswa.
4. Siswa tidak menyukai mata pelajaran
tertentu.
5. Guru tidak mengajak siswa berinteraksi
selama pembelajaran.

2 Siswa tidak fokus dalam 1. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
mengikuti pembelajaran.  Menurut Difo Faizi Pratama (2016) kajian literatur dan hasil wawancara
Konsentrasi adalah fokus terhadap apa dengan kepala sekolah, teman sejawat,
dan pakar, dapat diketahui bahwa
yang sedang dikerjakan, atau dapat juga
penyebab munculnya masalah Siswa
diartikan sebagai pikiran yang tidak tidak fokus dalam mengikuti
bercabang. pembelajaran, adalah :
 Konsentrasi dalam belajar yaitu pikiran 1. Siswa sering terburu-buru ke
yang fokus dan serius dalam belajar, baik sekolah, sehingga tidak sempat
itu fokus terhadap apa yang guru serapan di rumah, dan saat
sampaikan, maupun fokus terhadap pembelajaran berlangsung, siswa
pendapat yang diberikan teman. gelisah ingin keluar mau makan.
Hal-hal yang menyebabkan kurangnya 2. Pengaruh HP, siswa kecanduan
konsentrasi (fokus) siswa dalam belajar, game online sampai lupa waktu
yaitu : hingga larut malam, sehingga
1. Tidak sarapan pagi sering mengantuk dan tertidur
Ini merupakan hal yang mutlak, saat pembelajaran.
sarapan pagi sangat berpengaruh 3. Media pembelajaran yang kurang
terhadap konsentrasi siswa. menarik, sehingga siswa bosan.
2. Pengaruh dari HP 4. Saat proses pembelajaran guru
Di zaman sekarang, hampir setiap tidak melibatkan siswa, guru
orang memiliki HP yang canggih- hanya fokus menjelaskan materi,
canggih, seperti Android, iOS, ataupun tanpa mengajak siswa
PC. berinteraksi, itu lah membuat
3. Keluarga yang broken home siswa jenuh.
Keluarga yang broken home itu yaitu 5. Kelas siswa berdekatan dengan
keluarga yang memiliki suatu masalah ruang yang sedang direnovasi
dalam berumah tangga, yang menimbulkan suara bising,
bermasalah ialah ibu dan ayah, bukan sehingga mengalihkan fokus
kita. siswa.
4. Kurang tidur
Kurang tidur jelas memengaruhi
konsentrasi siswa dalam belajar. Orang
yang kurang tidur, tentu ia akan
mengantuk saat guru memberikan
pelajaran.
5. Pengaruh dari cuaca
Cuaca yang panas akan membuat kita
gerah dan kurang nyaman. Kadang, ada
siswa yang berkipas-kipas dengan
buku, tentu saja ini akan mengurangi
konsentrasi siswa dalam belajar.
Sumber :
https://www.matrapendidikan.com/20
16/11/penyebab-siswa-kurang-fokus-
dalam.html (diakses pada 15 Mei 2023)

 Menurut Vidya Dwi Astutik (2017)


Gangguan konsentrasi belajar tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor internal
dan faktor eksternal.
1. Faktor internal meliputi :
1) Rendahnya motivasi siswa dalam
belajar
2) Rendahnya minat siswa terhadap
pembelajaran
3) Kebiasaan siswa tidak sarapan pagi
sebelum berangkat ke sekolah.
2. Faktor eksternalnya meliputi :
1) Pemilihan metode pengajaran yang
kurang tepat oleh guru
2) Materi PPKn yang dianggap sulit
oleh siswa
3) Jadwal pelajaran PPKn yang tidak
sesuai harapan siswa
4) Cuaca dan iklim yang ekstrim, dan
5) Suara bising yang ditimbulkan oleh
kegiatan pembangunan gedung
sekolah, serta suara gaduh dari
siswa lainnya pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Sumber :
Vidya Dwi Astutik (2016). KARYA
ILMIAH-SKRIPSI : Analisis Faktor-
Faktor Yang Menyebabkan Gangguan
Konsentrasi Belajar Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS 3
di SMA Negeri 6 Malang.
http://mulok.library.um.ac.id/index3.p
hp/82479.html#:~:text=Gangguan%20k
onsentrasi%20belajar%20tersebut%20d
isebabkan,pagi%20sebelum%20berangk
at%20ke%20sekolah. (diakses pada 15
Mei 2023)

 Menurut Yusuf C (2021) Fokus saat


belajar secara umum adalah segala upaya
daya dan kemampuan semaksimal
mungkin untuk memusatkan pikiran dan
tenaga dalam menyelesaikan tugas
pembelajaran yang sedang dikerjakan.
Mereka yang bisa fokus saat belajar akan
cenderung memiliki prestasi yang baik di
sekolahnya. Berikut ini beberapa penyebab
susah fokus saat belajar.
1. Terlalu Banyak Tugas
Tugas belajar yang diberikan guru
kepada murid terlalu banyak juga bisa
menganggu konsentrasi.
2. Pengaruh Lingkungan Sekitar
Seperti keluar masuk
orang, pemakaian ponsel pintar,
televisi, radio dan lain-lain yang
mengganggu konsentrasi saat belajar.
Semua itu harus disingkirkan terlebih
dahulu agar anda bisa fokus saat
belajar.
3. Kurang Tidur atau Tidak Cukup
Penyebab susah fokus saat belajar
lainnya adalah tidak cukup istirahat
atau tidur.
4. Kekurangan Minat dan Antusias
Hal berikut yang menjadi penyebab
susah konsentrasi saat belajar adalah
kurangnya minat anda pada bidang
pelajaran yang sedang anda pelajari.
5. Merasa Terpaksa
Munculnya paksaan dari lingkungan
sekitarnya dan kecilnya motivasi untuk
mendapatkan target dari proses
pembelajaran.
6. Pola Makan Yang Buruk
Orang makan yang tidak benar bisa
menyebabkan kinerja tubuh tidak
maksimal dan kekurangan oksigen
pada otak.
Sumber :
https://edumasterprivat.com/susah-
fokus-saat-belajar-penyebab-dan-
caranya/ (diakses pada 15 Mei 2023)
2. Wawancara
Hasil Wawancara :
Narasumber : Bapak Drs. Mulzamra
(Kepala SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 15 Mei 2023
Penyebab siswa tidak fokus dalam pembelajaran :
1. Kebersihan kelas dapat mengurangi fokus
siswa dalam belajar.
2. Siswa sudah kecanduan dengan gadget.
3. Siswa terlalu sibuk dengan bermain game
online hingga larut malam, sehingga
mengantuk di saat jam pelajaran.

Narasumber :
Ibu Deswarni, S.Pd. (Guru PKn)
Dilaksanakan pada 15 Mei 2023
Penyebab siswa tidak fokus dalam pembelajaran :
1. Siswa terpengaruh dengan teman
sebangku.
2. Siswa sering tidak menyempatkan serapan
pagi, sehingga disaat belajar siswa
bergantian minta izin untuk serapan pagi.
3. Kelas berdampingan dengan ruang yang
direhab, sehingga meninmbulkan
kebisingan.

Narasumber :
Bapak Aviv And Rici, M.Pd. (Guru Penggerak)
Dilaksanakan pada 15 Mei 2023
Penyebab siswa tidak fokus dalam pembelajaran :
1. Media pembelajaran kurang menarik.
2. Guru tidak mengajak siswa untuk terlibat
aktif dalam pembelajaran.
3. Kurang interaksi guru dan siswa.

3 Hubungan komunikasi 1. Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


antara wali kelas dan  Menurut (Suriansyah, 2014:64) kajian literatur dan hasil wawancara
orangtua siswa sangat Melibatkan orangtua murid dan dengan kepala sekolah dan wakil kepala
terbatas.
masyarakat untuk mendukung dan terlibat sekolah bagian kesiswaan, teman
secara optimal dalam berbagai kegiatan sejawat, pakar, serta siswa dapat
sekolah bukanlah hal mudah untuk diketahui bahwa penyebab kurangnya
dilakukan. Apalagi kalau orangtua murid komunikasi antara wali kelas dan orang
dan masyarakat tersebut memiliki tujuan, tua siswa adalah :
harapan dan kepentingan masing-masing 1. Orang tua siswa sibuk bekerja dan
yang kadang sangat bervariasi. Banyak kurang memperhatikan pola belajar
kendala atau hambatan yang ditemui serta perkembangan anaknya.
dalam menyatukan harapan dan 2. Kurangnya partisipasi kehadiran
kepentingan tersebut. orang tua siswa menghadiri
 Dalam praktiknya hubungan sekolah pertemuan disekolah, hanya
dengan masyarakat dalam rangka mengandalkan pertemuan ketika
meningkatkan keterlibatan atau partisipasi mengampil rapor saja.
orangtua murid/keluarga dalam 3. Tempat tinggal orang tua siswa
pendidikan di sekolah ditemui sejumlah sangat jauh, sehingga sulit di
hambatan. Hambatan-hambatan ini dapat jangkau, sebagian besar siswa kost
bersumber dari persepektif guru dan di dekat sekolah.
kepala sekolah sebagai pelaksana 4. Sebagian siswa orang tua nya tidak
hubungan maupun dari pihak masyarakat memiliki HP, sehingga susah untuk
sebagai subjek yang diajak untuk terlibat berkomunikasi, dan juga
langsung dalam berbagai kegiatan sekolah keterbatasan jaringan telepon.
dalam rangka meningkatkan mutu 5. Kurangnya komunikasi dan
sekolah. interaksi antara guru dan
masyarakat setempat.
 Menurut Grant dan Ray (Suriansyah,
2014:64) Menyatakan ada sejumlah
hambatan yang ditemui dalam membangun
keterlibatan keluarga di sekolah mencakup
aspek :

1. Economics (lack of money and


transportation) ekonomi (kekurangan
uang dan transportasi).
2. Self efficacy (lack of confident in ability
to help, language consideration)/
kebahagiaan sendiri (kurangnya
percaya diri dalam kemampuan untuk
membantu, pertimbangan bahasa).
3. Intergenrational faktor (their parents
uninvolved) /faktor antargenerasi
(orangtua mereka tidak terlibat).
4. Time demands (work related, child care,
elder care) /faktor tuntutan waktu yaitu
yang berhubungan dengan pekerjaan,
perawatan anak, perawatan orangtua.
5. Culture norms and values (teacher as
expert) /faktor norma dan nilai budaya
(guru sama dengan seorang ahli).
6. Classroom culture (not viewed as
welcoming to parents) /faktor budaya
kelas yang tidak terbuka menyambut
orangtua murid sebagai tamu.
7. Past experience (negatif experiences with
school) /faktor pengalaman masa lalu
(pengalaman negatif dengan sekolah).

 Grant dan Ray (Suriansyah, 2014:66-68)


Melihat dari perspektif hambatan yang
bersumber dari guru dalam rangka
meningkatkan keterlibatan keluarga,
keterlibatan orangtua murid dan atau
masyarakat di sekolah adalah mencakup :
1. Doubts about parent (parent lack
training, should not help with learning)
/keraguan tentang orangtua (orangtua
kurang pengetahuan, tidak mampu
membantu belajar).
2. Perceived job limitations (teaching
doesn’t involve working with families)
/adanya keterbatasan kerja (mengajar
tidak melibatkan bekerja dengan
keluarga).
3. Negative attitude (prior negative
experiences, biases about families)
/sikap negatif (pengalaman sebelumnya
negatif, bisa tentang keluarga).
4. Scheduling (classroom schedule
inflexible, time conflicts with parents)
/penjadwalan (jadwal kelas tidak
fleksibel, konflik waktu dengan
orangtua).
5. Curricular constraints (high stakes
testing) kendala kurikuler.
6. Lack of confidence (fear of being judged
by families)/ kurangnya kepercayaan
(takut dihakimi oleh keluarga.

 Menurut Suriansyah, Ahmad (2014)


Untuk mengatasi berbagai kendala
pelaksanaan hubungan kerjasama dengan
orangtua murid/masyarakat dilihat dari
faktor orangtua, maka sekolah harus
melakukan berbagai kegiatan. Sehubungan
dengan hal tersebut Asosiasi Orangtua
Murid dan Guru Amerika (PTA) telah
membuat standar nasional yang sama dan
juga memungkinkan untuk pengembangan
orangtua murid, yaitu :
1. Berkomunikasi antara rumah dan
sekolah adalah reguler, dua arah, dan
bermakna.
2. Keterampilan orangtua ditingkatkan
didukung.
3. Orangtua memainkan peran integral
dalam membantu belajar siswa.
4. Orangtua diterima di sekolah dan
dukungan serta bantuan mereka
dibutuhkan.
5. Orangtua adalah mitra penuh dalam
pengambilan keputusan yang
mempengaruhi keluarga dan anak.
6. Sumber daya masyarakat yang
digunakan untuk memperkuat sekolah-
sekolah, keluarga dan belajar siswa.
Sumber :
https://www.blogbarabai.com/2016/05/h
ambatan-dalam-pelibatan.html (diakses
pada 15 Mei 2023)

 Menurut SAPUTRA, ISNADIE


FEBRIAN (2012) Faktor-faktor
penghambat komunikasi guru dengan
orang tua wali murid yaitu :
1. Faktor dari orang tua yang meliputi:
sulit mencari orang tua dan rumah
jauh, orang tua tidak perhatian,
kesibukan orang tua, kemampuan
orang tua, faktor ekonomi dan orang
tua yang over komunikasi dan guru.
2. Faktor dari guru yang meliputi
kurangnya motivasi guru untuk
melakukan kunjungan kepada wali
murid (home visit), kurangnya respon
dari orang tua dalam proses
komunikasi, sulit menyesuaikan waktu
dan kurang adanya kerjasama antara
guru dan wali, misal murid membawa
bekal.
Sumber :
SAPUTRA, ISNADIE FEBRIAN (2012).
Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat
Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali
Murid Di Tk Luar Biasa Putra Jaya
Malang. Other thesis, University of
Muhammadiyah Malang.
http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/32026
(diakses pada 15 Mei 2023)

 Menurut Mumu, A.Majid. Aang Rohyana


(2018) Hambatan dalam kerjasama antara
sekolah dengan orangtua siswa dibedakan
menjadi dua yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi
keyakinan guru, pandangan guru terhadap
orangtua, dan kendala dari guru. Faktor
eksternal meliputi pandangan orangtua,
tuntutan hidup, dan sikap orangtua.
Sumber :
Mumu, A. Majid. Aang Rohyana (2018).
Hubungan Kualitas Kerja Sama Sekolah
dan Orang Tua Dengan Intensitas Usaha
Belajar Siswa di SMP Negeri Kota
Tasikmalaya.
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/metae
dukasi/article/download/980/665 (diakses
pada 15 Mei 2023)

2. Wawancara
Hasil Wawancara :
Narasumber : Bapak Drs. Mulzamra
(Kepala SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Komunikasi wali kelas dan orang tua siswa
terbatas :
1. Pihak sekolah sudah melibatkan orang tua
siswa dalam acara yang dibuat sekolah,
seperti rapat wali murid, tapi orang tua
siswa tersebut sering berhalangan karena
jarak tempuh orang tua siswa yang
berjauhan, sehingga hanya orang tua siswa
yang dekat dengan sekolah yang ikut
terlibat.
2. Orang tua menyerahkan sepenuhnya
pendidikan kepada sekolah guru
khususnya.

Narasumber :
Bapak Nofra Yandi, S.T.
(Wakil Kesiswaan SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Komunikasi wali kelas dan orang tua siswa
terbatas :
1. Akses tempat tinggal siswa sulit di
jangkau, sebagian besar siswa kost di
dekat sekolah.
2. Sebagian siswa orang tua nya tidak
memiliki HP, sehingga susah untuk
berkomunikasi.
3. Tempat tinggal orang tua siswa tidak dapat
jaringan telepon.

Narasumber :
Ibu Deswarni, S.Pd. (Guru PPKn)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Komunikasi wali kelas dan orang tua siswa
terbatas :
1. Keterbatasan waktu tidak memadai dengan
orang tua siswa, karena orang tuanya
sibuk bekerja.
2. Jarak tempuh rumah siswa dengan
sekolah terlalu jauh.

Narasumber :
Bapak Aviv And Rici, M.Pd. (Guru Penggerak)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Komunikasi wali kelas dan orang tua siswa
terbatas :
1. Kurangnya sosialisai guru terhadap
lingkungan.
2. kurangnya sosialisai sekolah dalam
lingkungan masyarakat.

Narasumber :
Riski Firmansyah (Siswa X TKJ B)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
1. Karena rendahnya ekonomi orang tua
siswa, menyebabkan orang tua siswa sibuk
bekerja.

4 Siswa belum termotivasi 1. Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


dengan pembelajaran  Menurut Syah dan Kariadinata (2019) kajian literatur dan hasil wawancara
inovatif. berpendapat bahwa Pembelajaran inovatif dengan kepala sekolah dan wakil kepala
dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri sekolah bagian kurikulum, teman
dan kanan apabila dilakukan dengan cara sejawat, pakar, serta siswa dapat
mengelola media yang berbasis teknologi diketahui bahwa penyebab siswa belum
dalam proses pembelajaran. Sehingga, termotivasi dengan pembelajaran
terjadi proses dalam membangun rasa inovatif adalah :
pecaya diri pada siswa. Pembelajaran yang 1. Siswa belum bisa menerima
inovatif diharapkan siswa mampu berpikir pembaharuan, karena terlalu
kritis dan terampil dalam memecahkan nyaman dengan gaya belajarnya
masalah. Siswa yang seperti ini mampu yang pasif.
menggunakan penalaran yang jernih dalam 2. Faktor jam pelajaran, siswa
proses memahami sesuatu dan mudah cendrung mengantuk disaat jam
dalam mengambil pilihan serta membuat siang, sehingga siswa tidak bisa
keputusan. Hal itu dimungkinkan karena berfikir kritis dalam
pemahaman yang terkait dengan persoalan pembelajaran.
yang dihadapinya. Kemampuan dalam 3. Suasana kelas kurang kondisif,
mengidentifikasi dan menemukan kelas yang kurang bersih,
pertanyaan tepat yang dapat mengarah menyebabkan siswa tidak beta
kepada pemecahan masalah secara lebih berada di dalam kelas.
baik. Informasi yang diperolehnya akan 4. Metode yang monoton, tidak
dikembangkan dan dianalisis sehingga bervariasi, sehingga tidak
akan dapat menjawab pertanyaan- menimbulkan motivasi siswa
pertanyaan tersebut dengan baik. utuk berpikir kritis seperti yang
Sumber : diharapkan.
https://elearning.univpgri-
palembang.ac.id/pluginfile.php/56345/cou
rse/overviewfiles/KONSEP%20TEORI%20M
EDIA%20PEMBELAJARAN%20INOVATIFok
.pdf?forcedownload=1 (diakses pada 15 Mei
2023)

 Menurut Hamzah B. Uno (2015) Model


pembelajaran inovatif adalah proses
menciptakan lingkungan di mana siswa
dapat mempelajari hal-hal baru secara
teratur dan berpikir kritis untuk
mempertanyakan hal-hal tersebut, atau
menemukan ide-ide baru dari pikirannya
sendiri.
Sumber :
https://naikpangkat.com/model-
pembelajaran-inovatif-pengertian-model-
dan-contoh/ (diakses pada 15 Mei 2023)

 Menurut Aina Mulyana (2023)


Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran
yang lebih bersifat student centered.
Artinya, pembelajaran yang lebih
memberikan peluang kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuan secara
mandiri (self directed) dan dimediasi oleh
teman sebaya (peer mediated instruction).
Pembelajaran inovatif mendasarkan diri
pada paradigma
konstruktivistik. Pembelajaran inovatif
biasanya berlandaskan paradigma
konstruktivistik membantu siswa untuk
menginternalisasi, membentuk kembali,
atau mentransformasi informasi baru.
Sumber :
https://ainamulyana.blogspot.com/2015/
09/model-model-pembelajaran-inovatif-
dan.html (diakses pada 15 Mei 2023)

 Menurut Dian Kusumawardani (2023)


Model pembelajaran inovatif adalah
suatu proses untuk menciptakan
lingkungan belajar di mana siswa dapat
mempelajari hal-hal baru secara rutin,
dapat berpikir kritis untuk
mempertanyakan hal-hal tersebut,
ataupun menemukan berbagai macam
ide-ide baru yang berasal dari pikirannya
sendiri. Model pembelajaran inovatif ini
mulai digencarkan kembali dikarenakan
adanya pandemi yang terjadi sejak tahun
2020 yang lalu, di mana para guru
dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam
melaksanakan proses kegiatan
mengajar.Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru yaitu dengan
menerapkan inovasi dalam model
pembelajaran yang dapat mendukung
siswa selama proses kegiatan belajar
sedang berlangsung.
Sumber :
https://blog.kejarcita.id/model-
pembelajaran-inovatif-yang-bisa-dicoba-
di-kelas/ (diakses pada 15 Mei 2023)

 Menurut Rogers dan Shoemaker (2022)


Pembelajaran Inovatif adalah Ide-ide baru,
praktik-praktik baru, atau proyek-proyek
baru yang dapat dirasakan sebagai sesuatu
yang baru oleh individu atau peserta didik.
Sumber:
https://www.quipper.com/id/blog/info-
guru/pembelajaran-inovatif/ (diakses pada
19 Mei 2023)

 Menurut Risda Septia Wardhani (2018)


Pembelajaran inovatif merupakan
pembelajaran yang memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk
membangun pengetahuan itu sendiri atau
secara mandiri. Dalam mewujudkan
pembelajaran inovasi diperlukan adanya
model pembelajaran, media pembelajaran,
dan yang paling utama yaitu strategi
pembelajaran.
Sumber :
Risda Septia Wardhani (2018). Konsep &
Pengembangan Pembelajaran Inovatif.
http://eprints.umsida.ac.id/1526/1/KONS
EP%20PEMBELAJARAN%20INOVATIF.pdf
(diakses pada 15 Mei 2023)

2. Wawancara
Hasil Wawancara :
Narasumber : Bapak Algusri Virnindo, S.Pd.Gr
(Wakil Kurikulum SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab kurangnya motivasi siswa dalam
pembelajaran inovatif :
1. Sebagian besar siswa masih terbiasa
dengan pembelajaran konvesional,
sehingga siswa sulit memahami
pembelajaran inovatif.
Narasumber :
Ibu Teti Nazraini, S.Pd. (Guru Matematika)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab kurangnya motivasi siswa dalam
pembelajaran inovatif :
1. Ketika guru menjelaskan masih banyak
siswa yang tidak memperhatikan.
2. Faktor jam pelajaran, siswa cendrung
mengantuk disaat jam siang apalagi
dihadapkan pada mata pelajaran banyak
teori.

Narasumber :
Ibu Sinta Novelia, S.Pd. (Guru Penggerak)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab kurangnya motivasi siswa dalam
pembelajaran inovatif :
1. Suasana kelas kurang kondusif, sehingga
pembelajaran inovatif tidak berjalan seperti
yang telah direncanakan.

Narasumber :
Muhammad Danil (Siswa X TEI)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab kurangnya motivasi siswa dalam
pembelajaran inovatif :
1. Tidak ada keinginan siswa untuk
berkembang menjadi lebih baik.
2. Strategi yang digunakan guru dalam
mengajar tidak bervariasi.
5 Rendahnya kemampuan 1. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
siswa dalam pembelajaran  Menurut Rizki Pratama Dalman, Junaidi kajian literatur dan hasil wawancara
HOTS di kelas. (2022) Penyebab Sulitnya Siswa Menjawab dengan kepala sekolah dan wakil kepala
Soal HOTS : sekolah bagian kurikulum, teman
1. Siswa Tidak Memahami Materi sejawat, pakar, serta siswa dapat
Penyebab utama siswa mengalami diketahui bahwa penyebab rendahnya
kesulitan dalam menjawab soal HOTS kemampuan siswa dalam pembelajaran
adalah karena mereka tidak memahami HOTS di kelas adalah :
materi yang sudah diajarkan oleh guru. 1. Siswa tidak memahami materi
2. Siswa Tidak Mengerti Perintah Soal yang diajarkan guru, sehingga
Penyebab lain siswa mengalami kesulitan untuk menalar materi
kesulitan dalam menjawab soal HOTS pembelajaran tersebut, dan kiika
adalah karena mereka tidak mengerti diberikan soal berbasis HOTS,
perintah soal. siswa tidak mampu
3. Siswa Tidak Memahami Materi yang mengerjakannya.
di Ajarkan 2. Masalah tidak hanya terjadi dari
Siswa tidak memahami materi karena siswanya tetapi juga disebabkan
kesulitan dari cara guru mengajar baik oleh guru yang tidak
itu karena guru yang menggunakan menjelaskan dan tidak
istilah yang sulit dipahami, membiasakan siswa dalam
penyampaian materi yang terkadang berfikir kritis dalam
kurang jelas maupun guru yang terlalu pembelajaran.
cepat mengajarkan materi dalam proses 3. Penyebab guru yang tidak
belajar. membiasakan pembelajaran dan
4. Siswa Tidak Mengerti Perintah Soal soal HOTS kepada siswa
Penyebab siswa tidak mengerti perintah disebabkan oleh kurangnya
soal dikarenakan mereka tidak pernah pelatihan tentang HOTS yang
di ajarkan oleh guru mengenai apa itu diberikan kepada guru.
soal HOTS dan apa saja yang menjadi 4. Guru yang malas menghadiri
syarat sebuah soal HOTS. Hal tersebut kegiatan MGMP mata pelajaran,
dibenarkan oleh guru dimana guru sehingga kurang pengetahuan
hanya sekedar memberi soal HOTS tentang pembelajaran abad 21
tersebut kepada siswa, soal. HOTS yang ini.
diberikan juga masih sedikit sehingga 5. Siswa yang terbiasa dengan
siswa belum terbiasa dan tidak terlatih pembelajaran menghafal,
untuk menjawab soal HOTS yang sehingga siswa kesulitan
diujikan kepada mereka. Hal tersebut dihadapkan dengan
terjadi karena guru yang kurang pembelajaran berfikir kritis.
mendapatkan pelatihan tentang HOTS.
Sumber :
Rizki Pratama Dalman, Junaidi Junaidi
(2022). Penyebab Sulitnya Siswa Menjawab
Soal HOTS dalam Pembelajaran Sosiologi di
Kelas XI IPS SMAN 1 Batang Kapas Pesisir
Selatan.
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php
/nara/article/download/12/13 (diakses
pada 15 Mei 2023)

 Menurut Peppy Pustiati Noor, Agung


Prasetyo Abadi (2022) Rendahnya
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
dikarenakan pada proses pembelajaran
matematika peserta didik hanya diajarkan
untuk menghafal, menulis ulang dan
mengerjakan pekerjaan rumah atau latihan
saja, tidak dilatih lebih dalam mengenai
Kemampuan Berpikir Tingkat Tingginya
serta menyelesaikan masalah yang relevan
dengan materi yang sedang diajarkan.
Sumber :
Peppy Pustiati Noor, Agung Prasetyo Abadi
(2022). Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi dalam Perkembangan Pembelajaran
Matematika SMA. Jurnal
EducatioISSN:2459-9522 (Print), 2548-
6756 (Online)Vol.8, No.2, 2022, pp. 466-
473.
https://www.ejournal.unma.ac.id/index.ph
p/educatio/article/view/1986 (diakses
pada 15 Mei 2023)

 Menurut Anton Handoko Putro,


Bambang Sumardjoko (2023) Faktor
Penghambat Critical Thingking Siswa dalam
Menyelesaikan Soal HOTS Mata Pelajaran
PPKn yaitu sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Masalah
Faktor utama yang menghambat critical
thingking siswa saat mengidentifikasi
masalah dalam menyelesaikan soal
HOTS adalah peserta didik belum
paham akan materi dan kurang bisa
memahami serta mengidentifikasi
masalah yang diberikan pada guru
lewat soal HOTS.
2. Mengumpulkan Berbagai Informasi
Yang Relevan
Faktor yang menghambat critical
thingking siswa saat mengumpulkan
berbagai informasi yang relevan dalam
menyelesaikan soal HOTS adalah
sangat kurangnya kesadaran diri
peserta didik untuk menyempatkan
sebentar dalam membaca, peserta didik
mau membaca dan pergi ke
perpustakaan ketika diinstruksikan
oleh guru saja dan peserta didik
memilih untuk bermain dengan teman
sekelas ketika waktu longgar disekolah.
3. Menyusun Sejumlah Alternatif
Pemecahan Masalah
Faktor yang menghambat critical
thingking siswa saat menyusun
sejumlah alternatif pemecahan masalah
dalam menyelesaikan soal HOTS adalah
peserta didik mengalami kesulitan
diantaranya peserta didik belum
sepenuhnya paham akan permasalahan
sebab peserta didik masih berkutat
dengan menyiapkan model penyelesaian
yang akan digunakan untuk menjawab
setiap soal HOTS, dan mereka juga
masih belum bisa memprediksi secara
tepat hasil pekerjaan tersebut.
4. Membuat Kesimpulan
Hambatan critical thingking siswa saat
membuat kesimpulan dalam
menyelesaikan soal HOTS adalah siswa
ketika membuat kesimpulan tidak
sesuai dengan masalah pada soal HOTS
yang diberikan.
5. Mengungkapkan Pendapat
Hambatan critical thingking siswa saat
mengungkapkan pendapat dalam
menyelesaikan soal HOTS adalah siswa
tidak menyampaikan argumen saat
pembelajaran PPKn dengan alasan
takut apa yang disampaikan tidak
dapat diterima atau dipahami oleh
lawan bicaranya.
6. Mengevaluasi Argumen
Hambatan critical thingking siswa saat
mengevaluasi argumen dalam
menyelesaikan soal HOTS adalah
peserta didik kesulitan dalam
mengevaluasi argumen yang valid
maupun yang tidak valid serta sumber-
sumber lain seperti buku paket dan
LKS, siswa sering merasa bingung dan
ragu dalam mengevaluasi kembali
apakah sumber tertentu dapat
diandalkan.
Sumber :
Anton Handoko Putro, Bambang
Sumardjoko (2023). Faktor Penghambat
Critical Thingking Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Hots Pada Mata
Pelajaran PPKN. P-ISSN: 1979 – 6668 e-
ISSN: 2807 – 1379 Vol. 17, No. 1 Maret
2023.
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.ph
p/khazanah/article/view/16109 (diakses
pada 15 Mei 2023)

2. Wawancara
Hasil Wawancara :
Narasumber : Bapak Drs. Mulzamra
(Kepala SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam
pembelajaran HOTS di kelas :
1. Penggunaan soal atau materi terkait HOTS
di Indonesia masih cukup terbatas. Teks-
teks pendukung yang digunakan oleh
siswa Indonesia masih belum semuanya
berorientasi HOTS.
2. Sebagian besar guru tidak pernah
mengikuti MGMP, baik membahas seputar
RPP, bagaimana pembelajaran HOTS
maupun bagaimana bentuk soal-soalnya.

Narasumber :
Bapak Algusri Virnindo, S.Pd.Gr
(Wakil Kurikulum SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam
pembelajaran HOTS di kelas :
1. Ketidak tertarikan siswa tersebut
disebabkan karena proses pembelajaran
yang kurang interaktif.
2. Guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah dimana komunikasi hanya terjadi
satu arah, sehingga siswa tidak termotivasi
untuk bertanya.

Narasumber :
Ibu Deswarni, S.Pd. (Guru PPKn)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam
pembelajaran HOTS di kelas :
1. Siswa sudah terbiasa untuk menghafal
materi daripada menguasai konsep.
2. Siswa masih asing dengan adanya jenis
soal tipe HOTS pada mata pelajaran PPKn.
3. Siswa dikelas masih ada yang tidak fokus
dan tidak memperhatikan dalam belajar,
mereka juga ada yang mengobrol dengan
temannya di kelas.

Narasumber :
Ibu Sinta Novelia, S.Pd. (Guru Penggerak)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam
pembelajaran HOTS di kelas :
1. Lingkungan kelas tidak kondusif dan tidak
nyaman, sehingga tidak dapat
mengarahkan siswa dalam pengembangan
keterampilan untuk pemecahan masalah
lingkungan dan dalam proses berfikir.
2. Guru terlalu fokus dalam pencapaian
materi, sehingga tidak melihat kondisi
pemahaman siswa.
Narasumber :
Sri Asmita (Siswa X TKJ A)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
1. Siswa kurang mengerti dengan materi yang
disampaikan oleh guru, karena saat guru
mengajar di kelas terlalu cepat
menjelaskan materi sehingga siswa
kesulitan memahami materi.
2. Penggunaan bahasa yang sulit dipahami.
Sehingga materi yang diajarkan tidak dapat
dipahami dengan baik.
3. Guru menyampaikan materi tidak terlalu
jelas, dan tidak terdengar oleh siswa.

6 Guru belum maksimal 1. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap


memanfaatkan Teknologi  Menurut Sri Lestari (2015) Belum semua kajian literatur dan hasil wawancara
Informasi (TIK) dalam guru memanfaatkan TIK dalam dengan kepala sekolah dan wakil kepala
pembelajaran.
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran sekolah bagian kurikulum, teman
yang diampunya walaupun mereka telah sejawat serta pakar dapat diketahui
memahami bahwa strategi pembelajaran bahwa guru belum maksimal
yang demikian ini sangat menunjang atau memanfaatkan Teknologi Informasi
membantu tingkat penguasaan peserta (TIK) dalam pembelajaran adalah :
didik terhadap materi pelajaran. Kendala 1. Pemanfaatan TIK dalam
pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak pembelajaran masih belum
adanya akses, tidak adanya sarana TIK, memadai dan merata. Keadaan
pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, yang demikian ini antara lain
guru tidak memiliki pengetahuan tentang disebabkan oleh belum
TIK, dan tidak adanya kemauan guru meratanya sarana dan prasarana
untuk memanfaatkan TIK. yang mendukung pemanfaatan
Sumber : TIK dalam pembelajaran.
Sri Lestari (2015). Faktor-Faktor Yang 2. Ketidaksiapan Sumber Daya
Mempengaruhi Pemanfaatan TIK Oleh Manusia (terutama guru) untuk
Guru. melaksanakan pemanfaatan TIK
https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v3n2.p12
secara terintegrasi dalam
1--134 (diakses pada 15 Mei 2023)
pembelajaran.
 Menurut Lounard Syaulan Sahelatua, 3. Guru jarang bahkan kurang
Linda Vitoria, Mislinawati (2018) Kendala mengupgrade diri (meningkatkan
guru memanfaatkan IT sebagai berikut : kualitas diri) untuk
1. Kurangnya pengetahuan guru tentang mengembangkan pemahaman
IT. dan pengetahuan yang sesuai
2. Kurangnya fasilitas IT yang tersedia di dengan karakteristik materi dan
sekolah. kebutuhan siswa.
3. Arus listrik di sekolah tidak normal. 4. Kemauan guru untuk belajar TIK
4. Internet tidak dapat menjangkau ke lemah, kurang termotivasi,
seluruh kelas. sehingga tidak mampu
5. Tidak adanya kewajiban dari pihak mengaplikasikan TIK dalam
sekolah agar guru yang mengajar harus pembelajaran.
menggunakan IT.
Sumber :
Lounard Syaulan Sahelatua, Linda Vitoria,
Mislinawati (2018). Kendala Guru
Memanfaatkan Media IT Dalam
Pembelajaran di SDN 1 Pagar Air Aceh
Besar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 3
Nomor 2, 131-140 2018.
https://jim.usk.ac.id/pgsd/article/viewFile
/8579/3601#:~:text=Pertama%2C%20kura
ngnya%20pengetahuan%20guru%20tentan
g,agar%20guru%20mengajar%20mengguna
kan%20IT. (diakses pada 15 Mei 2023)
 Menurut Bastudin (2021) Kendala utama
dalam pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yang dihadapi guru di
sekolah adalah :
1. Sarana dan prasarana pendukung yang
terbatas. Sarana dan prasarana yang
dimaksud adalah komputer, laptop, dan
infokus.
2. Ketersediaan jaringan internet dan
sinyal.
3. Ketersediaan listrik.
4. Pengetahuan teknis guru tentang
teknologi informasi dan komunikasi
yang terbatas.
5. Ketakutan dan pertimbangan dampak
negatif dari penggunaan alat
berupa handphone (HP) dan laptop di
sekolah menjadi kendala guru
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
di kelas. Atas pertimbangan ketakutan
penyalahgunaan alat TIK tersebut,
sekolah mengeluarkan kebijakan
melarang guru membawa HP ke
sekolah.
6. Pengelolaan data.

 Nikolopoulou dan Gialamas (2016)


Mengelompokkan tantangan penggunaan
TIK dalam proses pembelajaran dari tiga
aspek, yaitu :
1. Kurangnya Dukungan
Para guru di sekolah menengah sering
merasakan banyak tekanan dari para
pemimpin sekolah untuk menggunakan
TIK dalam pengajaran mereka (Wikan
dan Molster, 2011).
2. Kurangnya Kepercayaan
Guru menghadapi banyak tantangan
ketika mencoba untuk
mengintegrasikan TIK dalam
pengajaran mereka dan beberapa di
antaranya adalah pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan, dan sikap
mereka (Papanastasiou dan Angeli,
2008).
3. Kurangnya Perlengkapan
Ditemukan bahwa sebagian besar
lembaga memiliki komputer. Tetapi
komputer sangat sedikit dan sebagian
besar waktu mereka sedang digunakan
oleh siswa yang menawarkan ilmu
komputer dan teknologi informasi (IT)
meninggalkan sisa siswa dan guru
dalam dilema.
Sumber :
https://suyanto.id/hambatan-utama-
penggunaan-tik-dalam-pembelajaran-dan-
strategi-mengatasinya/ (diakses pada 15
Mei 2023)

 Menurut Amalia Styaningrum, Mila


Chrismawati Paseleng (2016) Hambatan
yang dihadapi guru dalam
mengintegrasikan teknologi sebagian besar
guru tidak memiliki fasilitas teknologi
pribadi, kemampuan guru menggunakan
teknologi tergolong rendah, sebagian besar
guru masih menggunakan metode
konvensional. Secara keseluruhan kendala
yang ada yaitu fasilitas pribadi guru,
kemampuan guru menggunakan teknologi,
umur, dan waktu.
Sumber :
Amalia Styaningrum, Mila Chrismawati
Paseleng (2016). SKRIPSI-Analisis
Hambatan Guru Dalam Pengintegrasian
Teknologi di SMPN 1 Grabag.
https://repository.uksw.edu/bitstream/12
3456789/10781/2/T1_702011130_Full%2
0text.pdf (diakses pada 15 Mei 2023)

 Menurut Mahmud (2008:13) Kendala


dalam penerapan TIK dalam Pembelajaran
antara lain disebabkan oleh:
1. Terbatasnya komputer dan LCD sebagai
media pembelajaran Komputer dan LCD
belum tersedia di setiap ruang
pembelajaran.
2. Masih ada guru dalam mengoperasikan
komputer dan LCD kurang terampil.
3. Guru banyak yang tidak memiliki
alamat E-mail, temuan ini didukung
dengan tidak lengkapnya arsip tentang
alamat E-mail pribadi guru.
4. Guru belum banyak yang menulis pada
WEB sekolah, masih sebatas informasi
umum artinya WEB belum
dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran.
5. Kurangnya pengadaan infrastruktur
TIK. Hal ini disebabkan sulit
dijangkaunya beberapa daerah tertentu
di Indonesia, sehingga penyebarannya
tidak merata.
6. Ketidaksiapaan sumber daya manusia
untuk memanfaatkan TIK dalam proses
pembelajaran. Ketidaksiapan ini
dikarenakan pola kebiasaan
pembelajaran yang masih belum
menganggap penting peranan TIK
dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran. Mereka cenderung sudah
merasa puas akan materi yang telah
diberikan oleh pengajar secara
langsung.
7. Hambatan-hambatan penggunaan TIK
dalam proses belajar mengajar ada tiga,
yaitu:
1) Kurangnya kepercayaan diri guru
menggunakan TIK dalam
melaksanakan proses belajar
mengajar.
2) Kurangnya kompetensi guru dalam
mengintegrasikan TIK kedalam
pedagogis praktek, yaitu tidak
memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menggunakan
komputer.
3) Sikap guru dan resistensi yang
melekat terhadap perubahan. Hal ini
dimaksudkan dengan sikap guru
bahwa penggunaan TIK dalam
proses belajar mengajar tidak
memiliki manfaat atau keuntungan
yang jelas.
8. Masih digunakannya perangkat
multimedia bekas di lembaga-lembaga
pendidikan yang terdapat di daerah
pedesaan.
9. Mahalnya biaya pengadaan dan
penggunaan fasilitas TIK.
Sumber :
https://jrh.iaingorontalo.ac.id/2019/11/k
endala-implementasi-tik-dalam-dunia.html
(diakses pada 15 Mei 2023)

2. Wawancara
Hasil Wawancara :
Narasumber : Bapak Drs. Mulzamra
(Kepala SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab guru belum maksimal memanfaatkan
Teknologi Informasi (TIK) dalam pembelajaran :
1. Dalam segi sarana, kurang mendukung,
masih ada guru yang tidak punya
leptop/komputer.
2. Pemahaman guru tentang TIK kurang atau
belum mahir.

Narasumber :
Bapak Algusri Virnindo, S.Pd.Gr
(Wakil Kurikulum SMK Negeri 5 Solok Selatan)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab guru belum maksimal memanfaatkan
Teknologi Informasi (TIK) dalam pembelajaran :
1. Lemahnya kemauan guru untuk
memanfaatkan TIK.
2. Guru kurang mengupgrade diri
(meningkatkan kualitas diri) tentang
perkembangan teknologi.

Narasumber :
Ibu Deswarni (Guru PPKn)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab guru belum maksimal memanfaatkan
Teknologi Informasi (TIK) dalam pembelajaran :
1. Keterbatasan sarana yang harus
bergantian dengan guru lain.
2. Guru mengalami kesulitan dalam
mendownload media serta layanan internet
yang lambat.
Narasumber :
Riko Mulyadi, M.Pd. (Ketua Jurusan TKJ)
Dilaksanakan pada 16 Mei 2023
Penyebab guru belum maksimal memanfaatkan
Teknologi Informasi (TIK) dalam pembelajaran :
1. Guru kurang pemahaman tentang teknis
dalam menggunakan TIK (Komputer,
Leptop, Infocus).
2. Kurangnya kepercayaan diri dalam
mengoperasikan TIK saat pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai