Anda di halaman 1dari 9

Siklus 2 LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Hendra komara
Asal Institusi : SMAN 1 Cikalong Kab Tasikmalaya, Kec Cikalong

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi


telah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Rendahnya Kajian Literatur Dari hasil kajian literatur


motivasi dan 1. Tinggi rendah motivasi belajar dapat dan wawancara berikut
minat belajar terlihat dari sikap yang ditunjukkan siswa Faktor-faktor penyebab
peserta didik pada saat pelaksanaan kegiatan belajar rendahnya minat belajar
pada materi peserta didik diperoleh
mengajar seperti minat, semangat, tanggung
Sebaran dan analisa :
pengelolaan jawab, rasa senang dalam mengerjakan 1. Faktor dari siswa itu
sumber daya tugas dan reaksi yang ditunjukkan siswa sendiri seperti kebisaan
alam. terhadap stimulus yang diberikan guru malas yang sulit
(Sudjana, 2013: 61). Motivasi belajar siswa dihilangkan.
tidak akan hilang tetapi akan berkembang 2. Kurangnya tanggung
dalam cara-cara yang bisa membimbing jawab dan kedisiplinan
untuk menjadi lebih baik atau juga bisa siswa dalam
sebaliknya. pembelajaran.
3. Kurangnya fasilitas
2. Penyebab rendahnya motivasi belajar untuk belajar seperti
peserta didik disebabkan oleh faktor buku, media dalam
keluarga, lingkungan, dan guru. Faktor pembelajaran.
keluarga dikarenakan masalah ekonomi. 4. Bosan dengan cara
Masalah ekonomi yang mengakibatkan pembelajaran yang
banyak orang tua lebih mementingkan monoton tidak
pekerjaan, sehingga lupa untuk menggunakan metode
memperhatikan kebutuhan peserta didik. yang variatif.
Faktor lingkungan disebakan ingkaran
pergaulan peserta didik di lingkungan
sekolah, masyarakat. Dan faktor guru dapat
disebabkan karena dalam kegiatan belajar
mengajar metode guru yang digunakan
kurang kreatif. Sehingga peserta didik
merasa jenuh dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran.

https://journal.student.uny.ac.id/
index.php/otomotif-s1/article/viewFile/
2896/2504

https://jurnal.uns.ac.id/JDDI/article/
viewFile/49328/30667

Hasil wawancara
1. Ibu lelly qodar(kepala sekolah)
1. Faktor yang menyebabkan minat belajar
dan motivasi siswa rendah saat ini salah
satunya adalah penggunaan smartphone
yang berlebihan cenderung siswa seperti
tidak bisa jauh dengan smartphone
(gadget).
2. Terdapat faktor internal dan eksternal.
Faktor internal seperti belum ada upaya
bagaimana merealisasikan cita-cita dimasa
yang akan datang, sifat malas dari siswa,
3. Keterbatasan sarana, keterbatasan
ekonomi, dan keinginan belajar dari dalam
diri siswanya.
4. Ada beberapa faktor, yaitu:
1) Kurangnya rasa tanggung jawab peserta
didik pada saat pembelajaran.
2) Kurangnya kedisiplinan peserta didik.
3) Kecintaan siswa terhadap mata
pelajaran, apabila seorang siswa
menaruh empati yang tinggi terhadap
suatu mata pelajaran makan cenderung
lebih suka, tapi kalau sudah kurang
menarik maka minat belajar rendah.
4) Siswa membandingkan antara satu guru
dengan guru lain dalam cara
mentransfer ilmu.

2. Pak ismail ( guru penggerak )


1. Faktor yang menyebabkan motivasi dan
minat belajar siswa rendah salah
satunya bisa d sebabkan karna faktor
lingkungan.
2. Bosannyan metode pembelajaran yang
di gunakan oleh guru pada saat
melakukan pembelajaran.
3. Kurangnya rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajaran.

3. Pak salis ( Teman sejawat)


1. Faktor yang menyebabkan kurangnya
motovasi dan minat belajar siswa
kurang bisa di karnakan bahwa siswa
itu tidak begitu menganggap pentingnya
sekolah, sehingga siswa beranggapan
sekolah itu yang penting hadir.
2. Minat belajar siswa kurang bisa juga di
sebabkan karna siswa belum
mengetahui arah tujuan cita citanya mu
kemana kedepannya.
3. Kurangnya motivasi yang di berikan
orangtua terhadap anaknya.

2 Rendahnya Kajian Literatur Dari hasil kajian


minat baca / 1. Literasi adalah suatu kegiatan membaca literatur dan wawancara
lalu menterjemahkannya dengan otak berikut faktor penyebab
literasi peserta rendahnya minat
didik. tentang apa isi bacaan yang dibaca lalu
baca / literasi siswa
mengimplementasikannya. Untuk
diperoleh analisa :
mencapai kemampuan seperti itu
1. Guru, siswa dan
seseorang perlu mempunyai empat
keterampilan berbahasa secara simultan. orang tua harus di
Keempat keterampilan berbahasa yang berikan
dimaksud adalah keterampilan pemahaman
mendengar, keterampilan berbicara, pentingnya
keterampilan membaca, dan keterampilan berbudaya literasi
menulis. Empat keterampilan tersebut .
saling terhubung. Tanpa adanya
kehadiran empat keterampilan berbahasa 2. Program sekolah
dalam diri seseorang diyakini yang terkait literasi
bersangkutan kurang mempunyai
membaca masih
kemampuan mencerna apa yang
dibacanya secara baik (Halim, 2017). terbatas.
Kemampuan memadukan keeempat
3. Kurangnya
keterampilan berbahasa itulah yang akan
dilahirkan dengan kegiatan “literasi”. dukungan dari orang
Kemampuan Literasi merupakan fondasi tua dalam pemberian
awal yang penting dalam hidup anak. semangat dan
Anak bersosialisasi melalui bahasa dan penyediaan media
dengan kemampuan berbahasa mereka literasi.
selanjutnya mampu untuk bertanya dan
mengkonstruksi ide untuk disampaikan 4. Kurangnya buku
kepada orang lain. Dari pendapat para yang menarik
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
minat baca siswa.
literasi adalah kemampuan membaca dan
menulis kemudian dapat mengolah serta
mengimplementasikan informasi dengan
baik dan benar. Literasi mempunyai 5. Letak
beberapa komponen diantaranya adalah perpustakaan
literasi dasar. Dalam literasi dasar ini yang kurang
terdiri dari literasi baca-tulis, literasi
strategis
numerasi, literasi sains, literasi digital,
literasi. membuat siswa
2. Membaca merupakan proses kegiatan malas berkunjung
yang dilakukan serta digunakan atau ke perpustakaan.
dimanfaatkan oleh seseorang untuk
memperoleh pesan yang disampaikan
melalui media bahasa tulis. Kemampuan 6. Fasilitas di
membaca mempunyai peran dan menjadi perpustakaan
salah satu kunci dalam kesuksesan harus menjadi
dikehidupan seseorang, karena setiap daya Tarik siswa
informasi dan pengetahuan apapun yang
mau membaca.
diperoleh tidak terlepas dari kegiatan
membaca. Tidak berbeda dengan 7. Belum maksimal
membaca, menulis pun memiliki peran
nya penggunaan IT
tersendiri bagi kehidupan seseorang.
Menurut Cakiroglu (2012:5588), dalam berbudaya
“Writing skill is more than a kinesthetic literasi literasi.
activity which is a more complex and
higher level of cognitive activity that
should be considered together with the
reading skill”. Di sekolah dasar
kemampuan membaca dan menulis
menjadi hal yang memegang peranan
penting, dikarenakan ketika seseorang
mampu untuk menulis maka secara tidak
langsung seseorang tersebut juga mampu
untuk membaca dan tanpa hal tersebut
siswa akan mengalami kesulitan belajar
pada saat itu dan pada masa yang akan
datang. Undang -undang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20
tahun 2003 pasal 4 ayat 5 menjelaskan
bahwa pendidikan diselenggarakan
dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat. Di
Lingkungan sekolah, salah satu tugas
seorang guru adalah untuk menumbuh
kembangkan minat baca serta
keterampilan menulis siswa. Untuk
mengembangkan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
mengembangkan Gerakan 2 Literasi
Sekolah (GLS). Literasi Siswa yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam mengolah dan
memahami informasi maupun pelajaran
saat membaca atau menulis. Membaca
dapat dikatakan sebagai kegiatan input
dan menulis sebagai kegiatan output.
Pada saat membaca berarti kita sedang
memasukan atau menambah sesuatu ke
dalam pikiran, sedangkat menulis berarti
kita sedang mengeluarkan atau
mengungkapkan apa yang ada di dalam
pikiran

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/
jpdpb/article/download/
32765/75676581122

https://jipp.unram.ac.id/index.php/
jipp/article/download/774/482

Hasil Wawancara:
1. Bapak Suparna ( wakasek
kesiswaan)
1. Tingkat minat baca siswa disekolah masih
sangat kurang karena sejak SD-SMP nya
tidak dituntut rajin membaca.
2. Minat baca siswa masih rendah disebabkan
karena siswa sibuk mengakses instagram,
Facebook, game online tidak
memanfaatkan spek positif dari
penggunaan aplikasi tersebut.
3. Ketersediaan buku non akademik yang
masih kurang di sekolah, fasilitas
perpustakaan dan pojok baca yang belum
dimaksimalkan, pengaruh media sosial dan
informasi yang instan.
4. Literasi di sekolah harus di mulai
dari guru nya.
5. Untuk membangun sebuah
kebudayaan berliterasi perlu adanya
dukungan dari lingkungan keluarga
dan peran guru.

2. Bapak liga ( guru penggerak)


1. Penyebab kemampuan pemahaman
dalam membaca s i s w a masih rendah
yaitu Karena tidak terbiasa membaca
2. Penyebab kemampuan pemahaman
dalam membaca siswa karena belajarnya
kurang fokus atau kurang konsentrasi.
3. Bapak bayu( teman sejawat )
1. Penyebab kemampuan pemahaman
dalam membaca s i s w a masih rendah
di karnakan sifat malas dari anaknya itu
sendiri.
2. Belum memadainya buku buku yang ada
di perputakaan,sehingga itu menyebabkan
siswa kurang berminat untuk
mengunjungi perpustakaan.

3 Kurang Kajian Literatur Dari hasil kajian literatur


kondusifnya dan wawancara tentang
suasana di 1. Pengelolaan kelas pada umumnya bertujuan model pembelajaran
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi inovatif belum optimal
kelas dalam
dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Guru diperoleh analisa :
proses 1. Model pembelajaran
pembelajaran. yang terampil adalah guru yang mampu
hal utama dalam
mengimplementasikan fungsi-fungsi membangun
manajemen atau pengelolaan kelas dalam pembelajaran yang
berbagai program dan kegiatan yang ada di inovatif.
kelas. Di dalam kelas, guru melakukan 2. Siswa membutuhkan
sebuah proses atau tahapan kegiatan yang pembelajaran yang
dimulai dari merencanakan, melaksanakan, inovatif untuk
membuat
dan mengevaluasi, sehingga apa yang
pembelajaran di kelas
dilakukannya merupakan satu kesatuan utuh lebih menyenangkan
dan saling terkait. dipahami secara sederhana dan bermakna.
sebagai suatu sekelompok peserta didik yang 3. Kurangnya pelatihan
berada pada waktu yang sama, menerima bagi guru untuk
pelajaran yang sama dan bersumber dari guru memahami model –
yang sama pula. Pengelolaan kelas model pembelajaran.
4. Sarana dan prasarana
merupakan keterampilan guru dalam
yang kurang
menciptakan suasana pembelajaran yang menyebabkan
kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif pengaplikasian model
akan membuat suasana belajar menjadi kurang maksimal.
efektif, artinya yang mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh
guru dan siswa. Beberapa unsur yang ada di
lingkungan belajar yang akan mempengaruhi
belajar adalah metode mengajar, gaya
belajar, gaya susunan kelas dan lian
sebagainya.

https://www.neliti.com/id/publications/39098
2/lingkungan-belajar-sebagai-pengelolaan-
kelas-sebuah-kajian-literatur

1. Bapak lukman ( wakasek kurikulum)


1. Guru belum melakukan pembelajaran
dengan model pembelajaran yang
bervariasi.
2. Model pembelajaran yang sering
digunakan dalam pembelajaran khususnya
sejarah yaitu model pembelajaran
kooperatif dan diskusi kelompok
cenderung monoton.
3. Pemahaman guru mengenai pembelajaran
inovatif yang masih kurang.

1. Ibu elis ( guru penggerak )


1. Waktu untuk menyiapkan pembelajaran
inovatif membutuhkan persiapan yang
lebih banyak dan lama.
2. Tuntutan materi pembelajaran yang
banyak.
3. Guru kurang memiliki waktu untuk
memberikan pembelajaran terbaik.

2. Bapak indra ( guru ekonomi )


1. Anggapan mengajar terbaik adalah
dengan menjelaskan.
2. Usaha yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut adalah aktif
dalam mengikuti pelatihan pembelajaran
inovatif.
3. Kurangnya daya dukung sarana dan
prasarana bagi guru dalam
mengembangkan model pembelajaran dan
kurangnya motivasi guru dalam
menciptakan model pembelajaran yang
inovatif.

4 Guru belum Kajian Literarur Setelah dilakukan


maksimal analisis terhadap kajian
dalam Pada tahun 2020, perkembangan pendidikan di literatur dan
Indonesia sudah tidak asing dengan
mengoprasikan wawancara, penyebab
pemanfaatan teknologi. Pembelajaran berbasis
IT dalam teknologi pada era sekarang ini bukan menjadi Pemanfaatan teknologi
proses hal yang baru. (Setiawan, 2017) dan inovasi dalam
pembelajaran. mengungkapkan bahwa perkembangan kegiatan pembelajaran
teknologi membawa dampak bagi dunia belum maksimal di
pendidikan yakni munculnya berbagai sumber
peroleh Analisa;
belajar berbasis daring seperti perpustakaan
daring, pembelajaran daring, bahkan diskusi
yang saat ini dapat dilakukan secara daring 1. Kurangnya
dengan tujuan peningkatan kualitas pelatihan TIK bagi
pembelajaran. Merebaknya berbagai fitur guru.
ataupun platform yang menunjang 2. Kurangnya
pembelajaran merupakan peluang besar bagi pasilitas jsringan
dunia pendidikan untuk mencapai tujuan yang
internet yang
ditetapkan dengan mengkombinasikan strategi
mengajar dengan memanfaatkan menunjang untuk
perkembangan teknologi. Untuk dapat menggunakan
mengembangkan strategi pembelajaran dengan teknilogi di setiap
memanfaatkan teknologi, membutuhkan tenaga kelas.
pendidik yang berkompeten. Kompetensi 3. Guru belum
pedagogik merupakan salah satu kompetensi menemukan
yang harus dikuasai guru, mengingat
teknologi yang
kompetensi ini beruhubungan erat dengan apa
yang menjadi tugas dan tanggung jawab tepat sesuai materi
seorang guru dalam mendesain pembelajaran. dan karakter
peserta didik
dalam belajar.
2. Prawiradilaga (2021) merumuskan sejumlah 4. Peserta didik kurang
pertanyaan mengenai apa yang dapat memahami dan
dilakukan agar pemberdayaan TIK dapat jarang mengakses
meningkatkan kualitas pembelajaran, beberapa aplikasi
bagaimana cara mengimplementasikan ke untuk pembelajaran
dalam mata pelajaran yang kita kelola, dan
upaya apa yang dapat dilakukan seorang guru
untuk meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kehadiran TIK ke dalam
pembelajaran.

https://ojs.unm.ac.id/pubpend/article/view/
15275
https://jurnal.usk.ac.id/pgsd/article/viewFile/
8579/3601

WAWANCARA.

1. Ibu heni ( wakasek humas )


1. Guru kurang menguasai teknologi sehingga
tidak maksimal dalam penerapan atau
penggunaan dalam proses pembelajaran.
2. Kurangnya pasilitas yang menunjang untuk
menggunakan teknilogi.
3. Peserta didik banyak yang tidak bisa
mengoperasikan komputer karena tidak
terbiasa menggunakan komputer dalam
pembelajaran.

2. Bapak H. Paoji, M.Pd. I. ( Wakasek


Sarana dan Prasarana)
1. Kurangnya motivasi guru dalam
mempelajari teknologi pembelajaran yang
semakin canggih.
2. Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah
seperti proyektor, audio, dan jaringan
internet

Anda mungkin juga menyukai