Anda di halaman 1dari 21

Nama : Reni Kasafah

Kelas : Bahasa Indonesia 001


LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No Analisis eksplorasi penyebab
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. masalah
diidentifikasi

1 Motivasi : 1. Mengapa sebagian besar siswa Dalam mengeksplorasi penyebab


Sebagian besar belum memiliki semangat atau masalah menggunakan kajian
siswa belum motivasi dalam pembelajaran pustaka, Wawancara dengan Kepala
memiliki mengonstruksi teks laporan hasil sekolah, Wawancara dengan teman
semangat atau observasi ? sejawat dan Wawancara dengan
motivasi dalam Karena hal tersebut dipengaruhi pakar pendidikan.
pembelajaran oleh peran guru saat mengajar di
mengonstruksi dalam kelas yang kurang maksimal a. Berdasarkan Kajian Pustaka
teks laporan Menurut Kompri (2016:232)
hasil observasi 2. Mengapa peran guru saat mengajar motivasi belajar merupakan segi
dengan di dalam kelas kurang maksimal ? kejiwaan yang mengalami
memperhatikan Karena interaksi antara guru dan perkembangan, artinya
isi dan aspek murid hanya didominasi oleh guru. terpengaruh oleh kondisi fisiologis
kebahasaan dan kematangan psikologis siswa.
sehingga 3. Mengapa interaksi antara guru dan Beberapa unsur yang
aktivitas siswa murid hanya didominasi oleh guru ? mempengaruhi motivasi dalam
di dalam kelas Karena guru kurang kreatif dalam belajar yaitu:
menjadi pasif menata ruang kelas menjadi 1. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-
ruangan yang menarik dan cita akan memperkuat motivasi
nyaman belajar siswa baik intrinsik
maupun ekstrinsik.
4. Mengapa guru kurang kreatif dalam 2.Kemampuan siswa, keinginan
menata ruang kelas menjadi seorang anak perlu dibarengi
ruangan yang menarik dan nyaman dengan kemampuan dan
? kecakapan dalam pencapaiannya.
Karena guru kurang peka terhadap 3.Kondisi siswa, kondisi siswa yang
kebutuhan siswa meliputi kondisi jasmani dan
rohani. Seorang siswa yang sedang
5. Mengapa guru kurang peka terhadap sakit akan mengganggu perhatian
kebutuhan siswa ? dalam belajar.
Karena guru hanya menyampaikan 4.Kondisi lingkungan siswa.
materi pembelajaran saja, tanpa Lingkungan siswa dapat berupa
memikirkan materi tersebut bisa lingkungan alam, lingkungan
terserap atau tidak oleh siswa. Hal tempat tinggal, pergaulan sebaya
ini menyebabkan siswa merasa dan kehidupan bermasyarakat.
materi yang diajarkan tidak Darsono (2000: 65) menyatakan
menyenangkan dan cenderung bahwa faktor- faktor yang
membosankan mempengaruhi motivasi belajar
antara lain:
Kesimpulan : 1. Cita-cita/aspirasi siswa
Sebagian besar siswa belum memiliki 2. Kemampuan siswa
semangat atau motivasi dalam 3. Kondisi siswa dan lingkungan
pembelajaran mengonstruksi teks 4. Unsur-unsur dinamis dalam
laporan hasil observasi dengan belajar
memperhatikan isi dan aspek 5. Upaya guru dalam membelajarkan
kebahasaan sehingga aktivitas siswa di siswa
dalam kelas menjadi pasif
1. Peran guru di dalam kelas masih Menurut Slameto (1991:57)
kurang maksimal. Seorang individu membutuhkan
suatu dorongan atau motivasi
2.Interaksi antara guru dan murid sehingga sesuatu yang diinginkan
hanya didominasi oleh guru. dapat tercapai, dalam hal ini ada
beberapa faktor yang
3.Guru kurang kreatif menata ruang mempengaruhi belajar antara lain:
kelas menjadi menarik dan nyaman 1. Faktor individual seperti
kematangan atau pertumbuhan,
4.Guru kurang peka terhadap kecerdasan, latihan, motivasi, dan
kebutuhan yang diperlukan siswa faktor pribadi.
2. Faktor sosial seperti keluarga atau
5.Siswa kurang tertarik dengan materi keadaan rumah tangga, guru dan
yang diajarkan sehingga siswa cara mengajarnya, alat-alat dalam
merasa bosan dan pasif belajar, dan motivasi sosial.

Faktor lain yang dapat


mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (1991:91) yaitu:
1.Faktor-faktor intern: faktor
jasmaniah, faktor psikologis, dan
faktor kelelahan.
2.Faktor ekstern: faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor
masyarakat.
Daftar Pustaka
Kompri. (2016). Motivasi
Pembelajaran Perspektif Guru dan
Siswa. Bandung: PT Rosda Karya.

Darsono. 2000. Belajar dan


Pembelajaran. Semarang : IKIP Press.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor


yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Bumi Aksara.

b. Berdasarkan Wawancara Kepala


Sekolah
Motivasi itu bisa disebabkan
karena beberapa faktor, faktor
yang pertama bisa disebabkan oleh
orang tua. Orang tua menilai
bahwa belajar itu hanya bisa
didapatkan di sekolah dan
sekolahlah yang nantinya lebih
mengetahui tentang kebutuhan
anaknya.
Kedua, Pengaruh lingkungan atau
teman sepergaulan juga bisa
menjadi dampak yang sangat
besar.
Ketiga, guru belum menerapkan
pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan siswa, karena guru
menganggap hal tersebut kurang
penting. Ketika guru sudah
beranggapan bahwa hal seperti
pemberian motivasi belajar kurang
penting, maka siswa kurang
mendapat motivasi atau semangat
belajar dari guru. Dalam hal ini,
yang ada di pikiran seorang guru
hanyalah yang terpenting ia masuk
kelas dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
materi yang ada di buku pegangan
siswa. Hal ini dilakukan secara
berulang saat proses pembelajaran
dan inilah yang membuat siswa
cenderung kurang semangat
mengikuti pembelajaran.

c. Berdasarkan Wawancara dengan


Teman Sejawat
Masalah ini bisa disebabkan
karena materi yang diberikan oleh
guru kurang menarik, serta
pengetahuan guru terkait profil
atau karakteristik siswa seperti
minat atau gaya belajar yang
sesuai untuk kebutuhan siswa
masih sangat minim. Sehingga
motivasi belajar mereka juga
kurang.

d. Berdasarkan Wawancara dengan


Pakar Pendidikan
Minat dan motivasi belajar siswa
bukan sesuatu yang dimiliki oleh
seseorang begitu saja melainkan
merupakan kesatuan yang dapat
dikembangkan. Pengaruh perilaku
guru pada saat mengajar di kelas
sangat besar untuk memberikan
motivasi belajar siswa. Akan tetapi,
pada kenyataanya seorang guru
belum bisa mengembangkan dan
menumbuhkan motivasi peserta
didik dalam belajar. Selain itu,
belum ada variasi mengajar
dengan media dan metode yang
berlaku di era sekarang.
Hal seperti ini bisa sangat
mempengaruhi siswa, siswa
menjadi kurang bisa mencerna
penjelasan dari guru. Saat berada
di dalam kelas guru terlalu
dominan sehingga siswa menjadi
pasif dan tidak termotivasi untuk
mengikuti pelajaran.

2 Karakter : 1. Mengapa sebagian besar siswa Dalam mengeksplorasi penyebab


Sebagian besar kurang kreatif saat masalah menggunakan kajian
siswa kurang mengembangkan isi teks pustaka, Wawancara dengan Kepala
kreatif saat eksposisi? sekolah, Wawancara dengan teman
mengembangka Karena guru belum menemukan sejawat dan Wawancara dengan
n isi teks potensi kreatif yang dimiliki pakar pendidikan.
eksposisi oleh siswa
a. Berdasarkan Kajian Pustaka
Menurut Kemendiknas (2010.c9)
2. Mengapa guru belum
nilai-nilai dalam pendidikan
menemukan potensi kreatif yang
karakter mencakup 18 aspek,
dimiliki oleh siswa ?
meliputi: religius, jujur, toleransi,
Karena guru belum memberikan
disiplin, kerja keras, kreatif,
ide-ide dan informasi baru yang
mandiri, demokratis, rasa ingin
berkaitan dengan
tahu, semangat kebangsaan, cinta
mengembangkan isi teks
tanah air, menghargai prestasi,
eksposisi sehingga siswa belum
komunikatif/bersahabat, cinta
bisa menuangkan ide-ide kreatif damai, gemar membaca, peduli
yang dimilikinya lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab.
3. Mengapa guru belum Deni Koswara Halimah (2008)
memberikan ide-ide dan menyatakan istilah kreativitas
informasi yang baru tentang digunakan untuk mengacu pada
materi teks eksposisi ? kemampuan individu yang
Karena kurangnya minat guru mengandalkan keunikan dan
guru untuk memanfaatkan kemahirannya untuk
media pembelajaran yang sesuai menghasilkan gagasan baru dan
sehingga guru belum menguasai wawasan segar yang sangat
ide-ide kreatif yang dapat bernilai bagi individu tersebut,
menunjang siswa dalam guru yang baik adalah guru yang
mengembangkan teks eksposisi berhasil dalam pengajaran dan
mampu mempersiapkan peserta
4. Mengapa guru kurang berminat didik mencapai tujuan yang telah
untuk memanfaatkan media ditetapkan dalam kurikulum.
pembelajaran yang sesuai agar Hamalik (1986) mengemukakan
dapat menguasai ide – ide kreatif bahwa pemakaian media
? pembelajaran dalam proses belajar
Karena guru masih mengajar dapat membangkitkan
menggunakan gaya mengajar keinginan dan minat yang baru,
era lama, yakni pembelajaran membangkitkan motivasi dan
menggunakan metode ceramah rangsangan belajar, dan bahkan
sehingga menyebabkan siswa membawa pengaruh-pengaruh
kurang kreatif untuk psikologis terhadap siswa. Dalam
mengembangkan teks eksposisi proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk
5. Mengapa murid menjadi kurang mendorong, membimbing, dan
kreatif saat guru menyampaikan memberi fasilitas belajar bagi siswa
materi menggunakan metode untuk mencapai tujuan. Peran
ceramah ? media sangat penting untuk
Karena Guru hanya membantu guru dalam mencapai
menyampaikannya secara lisan tujuan tersebut. Terutama dalam
di depan kelas tanpa kognitif siswa, karena belajar
menggunakan media, sehingga dipengaruhi oleh frekuensi
guru tidak mengetahui perjumpaan dengan rangsangan
kemampuan kreatif yang atau pemberian stimulus dan
dimiliki siswanya untuk tanggapan yang sama atau serupa
mengembangkan teks eksposisi yang dibuat dalam bentuk media
pembelajaran. Sehingga peran
Kesimpulan : guru sangat dibutuhkan dalam
Penyebab sebagian besar siswa pengembangan media
kurang kreatif dalam pembelajaran yang sesuai.
mengembangkan teks eksposisi,
yaitu :
1. Guru belum menemukan potensi Daftar Pustaka
kreatif yang dimiliki siswa websitependidikan.com.Pendidikan
2. Guru belum memberikan Karakter.
informasi dan ide-ide baru agar https://www.websitependidikan.co
siswa semakin berkembang dan m/2017/07/18-nilai-dalam-
terbiasa untuk kreatif pendidikan-karakter-versi-
3. Kurangnya minat guru untuk kemendiknas-dan-penjelasannya-
menggunakan media lain lengkap.html ( diakses tanggal 31
4. Guru masih menggunakan gaya Agustus 2022)
mengajar era lama yakni metode
ceramah sehingga membuat siswa Deni Koswara Halimah (2008)
menjadi kurang kreatif Bagaimana Menjadi Guru Kreatif ?
5. Guru tidak mengetahui Bandung: PT. Pribumi Mekar
kemampuan kreatif yang dimiliki
oleh siswa Hamalik, Oemar. 1986. Media
Pendidikan. Bandung : Alumni.

b. Berdasarkan wawancara Kepala


Sekolah
Hal ini bisa terjadi karena siswa
belum terbiasa diajarkan dan
belajar berkreasi. Selain itu, guru
belum memberikan contoh kepada
siswa tentang tata cara berkreasi.
Menurut guru Bahasa Indonesia,
munculnya ide-ide kreatif siswa
hanya mereka peroleh dan mereka
tuangkan pada Mata Pelajaran
Kewirausahaan, Seni Budaya dan
saat kegiatan ekstrakurikuler saja.
Meskipun pada kenyataannya ide
kreatif siswa dapat dimunculkan
pada setiap mata pelajaran.

c. Berdasarkan Wawancara Teman


Guru
Guru kurang aktif dan belum
menggunakan metode yang dapat
mengembangkan kreativitas siswa.
Selain itu, guru belum bisa
mengarahkan atau
mendemonstrasikan kepada siswa
tentang pentingnya berpikir
kreatif.
d. Berdasarkan Wawancara Pakar
Menurut saya, kreativitas mereka
terbatas disebabkan karena
mereka belum diajarkan untuk
kreatif. Guru-guru hanya
cenderung memberikan materi saja
tanpa memberikan praktik-praktik
keterampilan berkreasi sesuai
kemampuan yang ia miliki. Selain
itu guru belum memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya
(questioning), menyelidiki (inquiry),
mencari (searching), menerapkan
(manipulating) dan menguji coba
(experimenting) sehingga guru
tidak mengetahui segala potensi
yang dimiliki oleh siswa.

3 Literasi : 1. Mengapa siswa kurang mampu Dalam mengeksplorasi penyebab


Kurangnya untuk menciptakan kembali teks masalah menggunakan kajian
kemampuan anekdot sesuai dengan struktur dan pustaka, Wawancara dengan Kepala
siswa untuk kaidah ? sekolah, Wawancara dengan teman
menciptakan Karena guru kurang memberikan sejawat dan Wawancara dengan
kembali teks contoh dan pemahaman kepada pakar pendidikan.
anekdot sesuai siswa tentang materi teks anekdot
dengan struktur sesuai dengan struktur dan kaidah a. Berdasarkan Kajian Literatur
dan kaidah Menurut Simin dan Jafar
kebahasaan 2. Mengapa guru kurang memberikan (2018:213) Jika siswa sulit
secara tertulis contoh dan pemahaman tentang menciptakan kembali sebuah
materi teks anekdot ? cerita atau teks biasanya
Karena kurangnya persiapan guru disebabkan oleh :
sebelum mengajar dan guru belum 1.Siswa kurang memahami isi
merancang pembelajaran sebaik- bacaan
baiknya 2.Siswa sulit mengungkapkan
kata-kata
3. Mengapa guru belum merancang 3.Cara guru mengajar belum
pembelajaran sebaik baiknya maksimal
tentang materi teks anekdot ? Menurut Hayat & Yusuf (2006)
Karena guru merasa bahwa Rendahnya kemampuan literasi
menguasai materi teks anekdot peserta didik di Indonesia
saja sudah cukup untuk disebabkan oleh beberapa faktor.
disampaikan kepada siswa Lingkungan dan iklim belajar di
sekolah mempengaruhi variasi
4. Mengapa guru merasa bahwa skor literasi siswa. Demikian juga
menguasai materi saja sudah cukup keadaan infrastruktur sekolah,
untuk disampaikan kepada siswa ? sumber daya manusia sekolah dan
Karena guru belum dapat menjadi tipe organisasi serta manajemen
role model (contoh yang baik) sekolah, sangat signifikan
dalam literasi dan langsung pengaruhnya terhadap prestasi
memaksakan semua siswa untuk literasi siswa.
menciptakan kembali teks Menurut Sumaryati 2010
anekdot sesuai dengan struktur menyebutkan bahwa penyebab
dan kaidah kebahasaan secara rendahnya literasi siswa Indonesia
tertulis disebabkan beberapa hal antara
lain yaitu: pembelajaran yang
5. Mengapa guru belum menjadi role bersifat terpusat pada guru
model dalam literasi? (teacher centered), rendahnya
Karena sarana dan prasarana sikap positif siswa dalam
membaca masih belum maksimal mempelajari literasi, terdapat
beberapa kompetensi yang tidak
Kesimpulan : disukai responden (siswa) terkait
Penyebab kurangnya kemampuan konten, proses dan konteks.
siswa untuk menciptakan kembali
teks anekdot sesuai dengan struktur Daftar Pustaka
F Simin, Y Jafar-Aksara: Jurnal Ilmu
dan kaidah kebahasaan secara
Pendidikan Nonformal. 2020.
tertulis http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.ph
adalah : p/Aksara/article/view/279 (diakses
1. Guru kurang memberikan contoh tanggal 01 September 2022)
dan pemahaman kepada siswa
tentang materi teks anekdot Hayat, B. dan Yusuf, S. (2010).
sesuai dengan struktur dan Benchmark Internasional Mutu
kaidah Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2. Kurangnya persiapan guru dalam
merancang pembelajaran Sumartati, L. 2010. Pembelajaran
3. Guru merasa bahwa menguasai Berbasis Scientific And Technological
materi teks anekdot saja sudah Literacy (STL). Bandung: Jurnal Balai
cukup Diklat.
4. Guru belum dapat menjadi role
model (contoh yang baik) dalam b. Berdasarkan Wawancara Kepala
literasi Sekolah
5. Sarana dan prasarana membaca Hal seperti ini terjadi karena guru
masih belum maksimal belum membiasakan dan melatih
siswa memahami isi bacaan.
Karena kebiasaan tersebut
membuat siswa belum bisa
mencerna bahan bacaan dan
menimbulkan siswa tidak dapat
menuliskan kembali. Selain itu,
meskipun bahan bacaan sudah
tersedia guru belum mendukung
praktik literasi dan pendampingan
yang baik kepada siswa.

c. Berdasarkan Wawancara dengan


Teman Guru

Budaya literasi memang kurang


ditekankan di dalam sekolah ini.
Guru kurang memberikan
dorongan maupun dukungan
kepada siswanya untuk membaca.
Hal ini bisa dibuktikan ketika
siswa hanya mau datang ke
perpustakaan ketika diperintahkan
oleh guru untuk meminjam buku
paket pada saat guru akan masuk
ke dalam kelas.

d. Berdasarkan Wawancara Pakar


Minat baca siswa saat ini memang
masih tergolong rendah. Bahkan
seorang guru masih belum
memahami makna literasi. Guru
yang lebih banyak memberikan
ceramah tanpa memberikan
contoh dan pemahaman kepada
siswa juga ikut melemahkan
budaya literasi. Selain itu, sistem
pengadaan buku yang belum
ditangani oleh orang-orang yang
kompeten, membuat koleksi
perpustakaan kurang maksimal.
Ketersediaan buku-buku
berkualitas yang minim juga
termasuk salah satu penyebab
siswa malas membaca.
4 Numerasi : 1. Mengapa sebagian besar siswa Dalam mengeksplorasi penyebab
Sebagian besar belum memahami angka, peta, masalah menggunakan kajian
siswa belum grafik, statistik, gambar, atau pustaka, Wawancara dengan Kepala
memahami bagan sebagai ilustrasi untuk sekolah, Wawancara dengan teman
memperjelas fakta dalam materi sejawat dan Wawancara dengan
angka, peta,
menganalisis struktur teks pakar pendidikan.
grafik, statistik, eksposisi ?
gambar, atau Karena guru kurang optimal saat a. Berdasarkan Kajian Literatur
bagan sebagai menjelaskan materi menganalisis Waskitoningtyas, 2016
ilustrasi untuk struktur teks eksposisi menemukan bahwa letak kesulitan
memperjelas belajar numerasi yang dialami
fakta dalam 2. Mengapa guru kurang optimal saat siswa diantaranya dalam hal fakta,
menjelaskan materi menganalisis konsep, keterampilan dan prinsip.
materi
struktur teks eksposisi ? Ihsana (2017:32-44) menyatakan
menganalisis Karena guru hanya berpedoman ada beberapa faktor yang
struktur teks pada buku paket, dan di buku mempengaruhi proses belajar, baik
eksposisi paket tidak disertai contoh – faktor yang datang dari dalam diri
contoh gambar berupa angka, individu yang belajar (internal)
peta, grafik, statistik, gambar, maupun faktor yang berasal dari
atau bagan luar (eksternal).
a. Faktor Intern Faktor intern
3. Mengapa guru hanya berpedoman terbagi menjadi dua bagian
pada buku paket ? yaitu:
Karena guru kurang terampil 1. Faktor jasmani(faktor
kesehatan,faktor cacat tubuh),
dalam membuat modul petunjuk
2. Faktor psikologis (intelegensi,
cara menganalisis minat, emosi, bakat,
kematangan, kesiapan).
4. Mengapa guru kurang terampil b. Faktor Ekstern Faktor ekstern
dalam membuat modul cara yang mempengaruhi proses
belajar dapat digolongkan
menganalisis ?
menjadi dua bagian, yaitu :
Karena guru kurang 1. Faktor keluarga (cara orang tua
memanfaatkan waktu untuk mendidik, hubungan antara
meningkatkan keterampilan anggota keluarga, suasana
menganalisis rumah, keadaan ekonomi
keluarga),
2. Faktor sekolah (faktor
5.Mengapa kurang memanfaatkan kurikulum, keadaan sarana dan
waktu untuk meningkatkan prasarana, waktu sekolah,
keterampilan menganalisis ? metode pembelajaran,
Karena guru masih menganggap hubungan antara peserta didik
bahwa konsep numerasi akan dengan peserta didik),
lebih cocok dan maksimal jika 3. Faktor masyarakat (kehidupan
diterapkan dalam pembelajaran masyarakat di sekitar peserta
Matematika. didik berada merupakan salah
satu faktor yang dapat
berpengaruh terhadap belajar
Kesimpulan : anak).
Penyebab siswa belum memahami
angka, peta, grafik, statistik, gambar,
atau bagan sebagai ilustrasi untuk
memperjelas fakta dalam materi Daftar Pustaka
menganalisis struktur teks eksposisi
Waskitoningtyas, Sri, Rahayu. 2016.
1. Guru kurang optimal saat
Analisis Kesulitan Belajar Siswa
menjelaskan materi menganalisis
Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal
struktur teks eksposisi
Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol 5
2. Guru hanya berpedoman pada
No 1 September 2016. (Hal. 24 – 32).
buku paket
http://e-journal.unipma.ac.id
3. Guru kurang terampil dalam
(Diakses Tanggal 01 September 2022)
membuat modul petunjuk cara
menganalisis Ihsana, 2017. Belajar dan
4. Guru kurang memanfaatkan waktu Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka
untuk meningkatkan keterampilan Pelajar.
menganalisis
b. Wawancara dengan Kepala
5. Guru masih menganggap bahwa
sekolah
konsep numerasi akan lebih cocok Hal tersebut bisa terjadi karena
dan maksimal jika diterapkan masalah awalnya adalah budaya
dalam pembelajaran Matematika. membaca yang kurang. Jika pada
budaya membaca saja sudah
berkurang, maka akan berimbas
pada hal yang selanjutnya
termasuk siswa kurang memahami
atau bahkan tidak mengetahui apa
itu grafik, bagan, statistik dan
sebagainya. Selain itu, guru belum
bisa memberikan pemahaman dan
penjelasan bahwa angka, peta,
grafik, statistik, gambar, atau
bagan sebagai ilustrasi untuk
memperjelas fakta menjadi bagian
atau pendamping teks, baik untuk
menambah daya tarik teks
maupun untuk memperjelas
maksud teks. Karena guru kurang
terampil dalam memberikan
pemahaman, maka siswa menjadi
kurang mengerti dan bahkan
mengabaikan. Hal tersebut
mengakibatkan kegiatan
menganalisis menjadi tidak
penting untuk dipelajari.

c. Wawancara dengan teman


sejawat
Guru kurang memberikan contoh.
Pada awalnya murid masih belum
mengetahui tentang grafik, bagan,
statistik kemudian guru pun
belum bisa menjadi fasilitator
untuk siswanya, maka masalah
seperti ini akan menjadi masalah
yang berkelanjutan.
d. Wawancara dengan pakar
pendidikan.
Konsep numerasi lintas bidang
studi masih sangat kurang.
Sehingga siswa belum bisa
memperkaya pembelajaran
numerasi melalui bidang studi
lain, serta belum bisa memberikan
kontribusi untuk memperluas dan
memperdalam pemahaman
numerasi siswa. Saat ini guru
masih belum pintar dan terampil
dalam membuat modul petunjuk
cara menganalisis untuk
menghubungkan konsep literasi
numerasi dengan literasi yang lain.
Jika hal ini tidak diterapkan
dengan baik oleh guru, tentu nilai
kompetensi dasar numerasi
menjadi kurang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai