Anda di halaman 1dari 6

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah

Hasil eksplorasi penyebab Analisis akar penyebab


No. Akar penyebab masalah
masalah masalah
1 Setelah dilakukan analisis Metode mengajar guru yang kurang kreatif. Berdasarkan hasil kajian
dengan menggunakan kajian literatur dan wawancara yang
literatur dan wawancara serta Kajian Literatur : saya lakukan, dapat
dikonfirmasi melalui observasi/ Darwin Syah (dalam Rulam Ahmadi, 2014:134) “metode mengajar disimpulkan bahwa metode
pengamatan dapat diketahui dapat menciptakan terjadinya interaksi belajar mengajar yang baik, mengajar guru yang masih
bahwa penyebab masalah kreatif, efektif, dan efisien.” membosakan dalam mengajar
rendahnya motivasi belajar merupakan akar penyebab
siswa dalam pelajaran PPKn Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh beberapa masalah rendahnya minat
adalah : faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah: belajar peserta didik. Banyak
1. Metode mengajar guru yang 1. cita-cita atau aspirasi siswa ceramah, dan ruang kelas tidak
kurang kreatif. 2. kondisi jasmani dan rohani siswa kondusif menyebabkan peserta
2. Sarana pembelajaran 3. kondisi lingkungan siswa didik tidak minat dalam
terbatas. 4. unsur-unsur dinamis belajar, dan belajar,cara mengajar guru
3. Guru kurang menguasai 5. upaya/metode guru membelajarkan siswa (Sudaryono, 2012). yang membosankan ini
pembelajaran inovatif. Sumber : file:///C:/Users/Asus/Downloads/21803-46279-1-SM.pdf berlangsung terus menerus.
4. Lingkungan sekolah yang
kurang mendukung. 1. Menurut Syamsu Yusuf (2009: 23) motivasi belajar dapat timbul
5. Peserta didik yang tidak karena faktor internal dan eksternal.
begitu menyukai pelajaran Faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
PPKn. • Faktor fisik meliputi nutrisi, kesehatan dan fungsi fisik
(terutama panca indra),
• Faktor psikologis, yaitu hubungan dengan aspek-aspek yang
mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa
meliputi tingkat kecerdasan, gangguan emosional dan
kebiasaan belajar yang buruk.

Faktor eksternal (yang berasal dari lingkungan) yang


mempengaruhi motivasi belajar meliputi:
• Faktor non sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau
dingin), waktu (pagi,siang, malam), tempat (sepi, bising, atau
kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana atau
fasilitas belajar,
• Faktor sosial, merupakan faktor manusia (guru, teman,
dan orang tua).

Hasil Wawancara :
Siswanto Purba M.Si., sebagian siswa memiliki motivasi belajar
rendah, disebabkan oleh minat belajar yang rendah dari siswa
tersebut., metode yang digunakan guru kurang menarik bagi
peserta didik, sarana prasarana pembelajaran yang terbatas,
lingkungan sekolah yang kurang mendukung. Dan Yanti Nurlia, S.Pd.
siswa memiliki motivasi belajar rendah, disebabkan oleh kelurga
kurang memotivasi peserta didik dari rumah, sebelum berangkat ke
sekolah, minat belajar peserta didik rendah, guru dalam mengajar
masih menggunakan metode yang menoton, inovasi pembelajaran
masih terbatas, kurang perhatian dari orang tua terhadap
perkembangan anak di sekolah.

2 Setelah dilakukan analisis Materi yang diberikan sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil kajian
dengan menggunakan kajian literatur dan wawancara yang
literatur dan wawancara serta Kajian Literatur : saya lakukan, dapat
dikonfirmasi melalui observasi/ 1. Menurut Syah (2008 : 173)” faktor-faktor kesulitan belajar peserta disimpulkan bahwa materi yang
pengamatan dapat diketahui didik meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik peserta diberikan sulit dipahami oleh
bahwa penyebab masalah siswa didik” yaitu : siswa merupakan akar
mengalami kesulitan • Yang bersifat kognitif (ranah cipta) yaitu antara lain seperti penyebab masalah siswa
memahami materi rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi peserta mengalami kesulitan
pembelajaran karena : didik. memahami materi
1 Materi yang diberikan sulit • Yang bersifat afektif (ranah rasa) yaitu meliputi labilnya emosi, pembelajaran. Guru harus
dipahami oleh siswa. minat dan sikap peserta didik. menciptakan pembelajaran
2 Sarana buku pendukung • Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) yaitu meliputi yang menarik dan variatif agar
kurang lengkap. terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran pembelajaran aktif bisa tercipta
(mata dan telinga).
3 Kurangnya dukungan dari 2. Menurut Zainal Arifin (2012: 306)“ beberapa indikator untuk
keluarga untuk belajar. menentukan kesulitan belajar peserta didik adalah sebagai
4 Anggapan peserta didik berikut”:
bahwa PPKn tidak begitu • Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran
penting. sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
• Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah
dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam satu
kelompok.
• Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.
• Peserta didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik,
seperti kurang sopan, membandel, dan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Hasil wawancara :
Siswanto Purba M.Si., siswa mengalami kesulitan memahami materi
pembelajaran PPKn, disebabkan oleh kurangnya konsentrasi dalam
belajar, sumber belajar yang terbatas. motivasi belajar siswa rendah,
peserta didik beranggapan mata pelajaran PPKn tidak begitu penting,
ketidak harmonisan hubungan keluarga dirumah dan Yanti Nurlia,
S.Pd., motivasi belajar siswa rendah, kurangnya konsentrasi dalam
belajar, sumber belajar yang terbatas, tulisan teks terlalu panjang
sehingga kurang menarik, peserta didik beranggapan mata PPKn tidak
begitu penting.

3 Setelah dilakukan analisis Kurangnya keterampilan guru dalam mengimplementasikan Berdasarkan hasil kajian
dengan menggunakan kajian pembelajaran inovatif. literatur dan wawancara yang
literatur dan wawancara serta saya lakukan, dapat
dikonfirmasi melalui Kajian Literatur : disimpulkan kurangnya
observasi/pengamatan dapat 1. Menurut Keller dan Kopp (1987, dalam Nasir dkk. 2010: 2) keterampilan guru dalam
diketahui bahwa penyebab menjelaskan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran mengimplementasikan
masalah guru belum maksimal kooperatif dapat meningkatkan atau memperbaiki minat belajar pembelajaran inovatif
mengimplementasikan model- siswa yang meliputi aspek Attention, Relevance, merupakan akar penyebab
model pembelajaran inovatif Confidence,Satisfaction (ARCS). masalah guru belum maksimal
adalah : mengimplementasikan model-
2. Menurut Slameto (2003:108 dalam Sardini, dkk. 2013:2), guru model pembelajaran inovatif.
1. Kurangnya keterampilan harus kreatif dalam menyampaikan materi karena metode Guru merasa nyaman dengan
guru dalam mengajar guru dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya minat pola pembelajaran yang
mengimplementasikan belajar siswa. diajarkan yaitu melalui
pembelajaran inovatif. ceramah / pembelajaran
2. Pola pikir guru yang 3. Menurut Uno (2011) beberapa faktor yang menghambat kreatifitas konvensional sehingga
beranggapan bahwa cara menerapkan model-model pembelajaran inovatif yaitu : membuat kemauan guru untuk
mengajar terbaik adalah • Malas berpikir, bertindak, berusaha dan melakukan sesuatu belajar membuat inovasi
dengan cara menjelaskan/ • Mudah putus asa, cepat bosan; pembelajaran menjadi
ceramah. • Tidak percaya diri menurun sehingga perlu
3. Kurangnya minat guru • Tidak disiplin adanya.
untuk menerapkan model Sumber : http://lib.unnes.ac.id/19899/1/3101409097.pdf
pembelajaran inovatif.
Hasil wawancara :
Siswanto Purba M.Si., Guru belum maksimal mengimplementasikan
model-model pembelajaran inovatif, hal ini disebabkan oleh :
kurangnya minat dari guru untuk menerapkan model pembelajaran
inovatif, kurangnya sarana penunjang dalam menerapkan
pembelajaran inovatif, kurangnya pengetahuan guru akan model
pembelajaran terbaru, tidak terlalu menguasai materi ajar. Dan Yanti
Nurlia : pemahaman guru mengenai pembelajaran inovatif yang
masih kurang, waktu untuk menyiapkan pembelajaran inovatif
membutuhkan persiapan lebih banyak dan lama, tuntunan materi
yang banyak, guru kurang memiliki waktu untuk memberikan
pembelajaran terbaik, anggapan mengajar terbaik adalah dengan
menjelaskan
4 Setelah dilakukan analisis Kurang memiliki wawasan dalam pemanfaatan teknologi. Berdasarkan hasil kajian
dengan menggunakan kajian literatur dan wawancara yang
literatur dan wawancara serta Kajian Literatur : saya lakukan, dapat
dikonfirmasi melalui observasi/ 1. Menurut Ridha (2018 : 56) menjelaskan bahwa penggunaan disimpulkan bahwa guru
pengamatan dapat diketahui teknologi dalam pembelajaran dapat diwujudkan dengan kurang memiliki wawasan
bahwa penyebab masalah mengembangkan media pembelajaran berbasis elektronik, dalam pemanfaatan teknologi
penguasaan teknologi oleh guru pemanfaatan media sosial dalam kegiatan belajar mengajar, dan merupakan akar penyebab
untuk inovasi pembelajaran mengembangkan strategi pembelajaran dari atau bahkan masalah penguasaan teknologi
masih terbatas adalah : memadukan pembelajaran daring dan luring (blended learning). oleh guru untuk inovasi
pembelajaran masih terbatas.
1 Kurang memiliki wawasan Tidak bisa dipungkiri TIK di
dalam pemanfaatan 2. Menurut Nikolopoulou dan Gialamas (2016: 93) Penggunaan TIK lingkungan sekolah harusnya
teknologi. dalam pendidikan telah meningkatkan minat peserta didik. dapat dimanfaatkan dalam
2 Belum siapnya guru untuk Meskipun alat TIK semakin populer, banyak guru masih memiliki kegiatan belajar mengajar
memanfaatkan teknologi. tantangan untuk mengintegrasikan alat TIK dalam kegiatan karena dapat mempermudah
3 Usia yang lanjut pembelajaran. dan membantu guru dalam
menyulitkan sebagian guru menciptakan pembelajaran
menguasai teknologi. 3. Menurut Warsihna, 2011 pada Revalina (2018: 168) yang merujuk yang inovatif.
4 Kurangnya pelatihan yang pada “Naskah Akademik TIK untuk Guru” menyatakan bahwa ada
diberikan kepada guru. 4 jenjang kompetensi TIK, yaitu:
5 Sarana dan prasarana • Menguasai dasar- dasar TIK (ICT Literacy);
sekolah yang belum • Mendalami pengetahuan (akuisisi dan rekayasa
mendukung pemanfaatan pengetahuannya) melalui TIK.
TIK. • Mempunyai kemampuan untuk mengkreasi pengetahuan
dengan TIK.
• Berbagi ilmu dengan menggunakan TIK atau tentang
TIK, baik kepada siswa maupun guru lainnya.

Hasil wawancara :
Siswanto Purba M.Si., penguasaan teknologi oleh guru untuk inovasi
pembelajaran masih terbatas disebabkan oleh : jaringan internet yang
kurang stabil usia yang lanjut menyulitkan sebagian guru menguasai
teknologi, kemauan dari guru yang masih kurang untuk
mengembangkan bahan ajar berbasis teknologi, belum optimalnya
fasilitas penunjang sehingga membatasi guru untuk menguasai
teknologi pembelajaran, guru terbiasa menerapkan pembelajaran
dengan metode ceramah, kurangnya pelatihan yang diterima oleh
guru, sarana dan prasarana sekolah yang belum mendukung
pemanfaatan TIK. Dan Yanti Nurlia, S.Pd. penguasaan teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) oleh guru : sarana atau fasilitas terbatas, kurang
memiliki wawasan implementasi teknologi dalam pembelajaran,
memerlukan waktu banyak lebih untuk persiapan.

5
6
7

Anda mungkin juga menyukai