1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan
topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di
Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau
pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
1 Minat belajar siswa Hasil eksplorasi penyebab Berdasarkan kajian literatur dan
rendah saat masalah wawancara dapat dibuat analisis
pembelajaran tentang kekuatan dan kelemahan
berlangsung 1. Guru belum melakukan yang menjadi penyebab faktor
identifikasi awal terhadap rendahnnya motivasi peserta
kemampuan minat siswa didik dalam mengikuti
2. Pendekatan pembelajaran pembelajaran yaitu:
yang dilakukan guru Kelemahan:
belum sesuai dengan 1. Guru kurang mendapatkan
strategi pembelajaran. pelatihan tentang cara
Hasil kajian Literatur : menerapkan pembelajaran
inovatif ,sehingga
Minat belajar secara bahasa mengejarnya monoton
terdiri dari dua suku kata yaitu: 2. Guru belum memiliki cukup
minat dan belajar.minat berarti: waktu untuk menyiapkan
kecenderungan hati yang tinggi media pembelajaran yang
terhadap sesuatu,gairah atau sesuai,sehingga mengajar
keinginan.belajar berarti biasa –biasa saja.
berusaha memperoleh 3. Tuntutan kurikulum tidak
kepandaian atau ilmu. sejalan dengan kondisi di
lapangan,sehingga sering-
Menurut Djamarah
seringnya guru hanya
(dalam Nila, 2019: 23)
mengejar materi selesai
mengungkapkan bahwa
diajarkan meski siswa belum
minat dapat
menguasai materi tersebut.
diekspresikan anak didik
4. Guru kurang kreatif dalam
melalui :
menata ruang kelas menjadi
1. Menyukai sesuatu daripada ruangan yang menarik dan
yang lainnya. nyaman.
Kekuatan:
2. Berpatisipasi aktif dalam suatu 1. Penyajian materi oleh
kegiatan guru lebih modern dan
variatif
3. Memberikan perhatian yang
2. Semua peserta didik
lebih besar terhadap sesuatu
berperan aktif dan terlibat
yang diminatinya dan sama
di dalam proses
sekali tidak menghiraukan
pembelajaran
sesuatu yang lain.
3. Guru sudah menguasai
Menurut Istrani & dan menerapkan
Intan Pulungan pembelajaran inovatif
(2019:47) Minat adalah
kencenderungan hati
yang sangat tinggi
terhadap sesuatu. Minat
tidak timbul sendirian,
ada unsur kebutuhan,
misalnya minat belajar
dan lain-lain.
Djaali dalam Istrani &
Intan Pulungan (2019:
47), mengatakan bahwa
minat dapat
diekspresikan melalui
pernyataan yang
menunjukan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal
daripada hal lainnya,
dapat pula
dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu
aktivitas.
Hasil wawancara :
Hasil Wawancara:
1. Pembelajaran yang
cenderung didominasi
oleh guru, sehingga
proses pembelajaran
hanya berjalan satu arah
2. Tingkat keaktifan peserta
didik dalam
pembelajaran rendah.
3. Peserta didik jarang
menajukan pertanyaan
sehingga siswa sulit
memahami materi