Pd
NO UKG : 201901261034
KELAS : 011-PGSD
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
4 Rendahnya respon orang Kajian Literatur : Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
tua siswa dalam • Hero, H., & Sni, M. E. (2018). Peran Orang Tua Dalam wawancara, Analisis eksplorasi penyebab
perkembangan proses Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Di Sekolah masalah hubungan komunikasi antara
pembelajaran siswa Dasar Inpres Iligetang. JRPD (Jurnal Riset Pendidikan guru dan orang tua siswa terkait
Dasar), 1(2), 129-139. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran / perkembangan siswa masih
melalui peran orang tua dalam belajar siswa dapat kurang adalah
meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan prestasi
belajar siswa menunjukan suatu hasil yang positif dari 1. Guru kurang mengkomunikasikan
sebelumnya. Terbukti dari nilai-nilai yang diperoleh di kelas dan perkembangan siswa disekolah kepada
juga melalui tugas yang diberikan oleh guru. orang tua
2. Metode pendekatan guru dengan orang
• Yanuartri, D., Jufri, A. W., & Syuaib, M. Z. (2016). Kontribusi tua siswa belum optimal
Partisipasi Orangtua Dan Kompetensi sosial guru terhadap
mutu pendidikan di sekolah dasar gugus 01 kecamatan
ampenan kota mataram. Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 1(1). Adanya hubungan yang positif partisipasi
orangtua dan kompetensi sosial guru dengan mutu pendidikan
memberikan masukan bahwa kerja sama orangtua dan sekolah
sangatlah penting demi mencapai mutu pendidikan yang sesuai
dengan harapan
5 Penggunaan model Kajian Literatur : Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
pembelajaran inovatif . wawancara, analisis eksplorasi penyebab
masih belum optimal • (Nasrun, N. (2021). Problematika guru ppkn dalam masalah Penggunaan model pembelajaran
dalam pembelajaran menerapkan metode pembelajaran inovatif (Studi di MA NW inovatif masih belum optimal adalah :
tematik Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong Kecamatan Selong
Kabupaten Lombok Timur) (Doctoral dissertation, 1. Metode mengajar guru masih
Universitas Mataram). Menurut Nasrun (2021) problematika
konvensional
yang dihadapi guru dalam menerapkan metode pembelajaran
inovatif yaitu: 2. Guru kurang menguasai model
1. kurangnya media pembelajaran untuk menerapkan pembelajaran inovatif
metode pembelajaran inovatif,
2. kemampuan siswa yang tidak sama rata, perbedaan daya
serap oleh siswa membuat guru harus mengulang-ulang
materi atau penjelasan terhadap sesuatu saat proses 3. Guru belum mampu mengembangkan
pembelajaran berlangsung, pembelajaran inovatif pada
3. guru kesulitan dalam mengelola waktu. pembelajaran tematik
(Wahyu, k. (2019). Permasalahan yang dihadapi guru dalam
mengembangkan pembelajaran inovatif pada mata pelajaran
ppkn (studi deskriptif di smpn 2 selong) (Doctoral dissertation,
Universitas Mataram). Menurut Kharismawan Wahyu (2019)
faktor penyebab terjadinya permasalahan yang dihadapi guru dalam
mengembangkan pembelajaran inovatif yaitu:
a. Minimnya kemampuan personal guru dalam mengadakan
alat praga atau alat praktek mengajar,
b. Kurangnya pengetahuan guru terkait model pembelajaran
inovatif.
6 Kemampuan siswa Kajian Literatur : Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
menyelesaikan soal yang • Agusta, A. R., & Sa’dijah, C. (2021). Kesiapan Guru wawancara, analisis eksplorasi penyebab
berbasis HOTS masih Melaksanakan Pembelajaran Berbasis HOTS Ditinjau dari masalah kemampuan siswa menyelesaikan
rendah. Pengetahuan dan Kemampuan Mengemas Perangkat soal yang berbasis HOTS masih rendah
Pembelajaran. PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi adalah
Antropologi), 3(2), 402-424.) Menurut Akhmad Riandy Agusta
(2021) 1. Guru belum menerapkan model
Pengetahuan guru terhadap konsep keterampilan berpikir pembelajaran berbasis HOTS
tingkat tinggi dalam ranah berpikir kritis masih tergolong rendah, 2. Guru belum memiliki penguasaan yang
hal ini juga dilandasi oleh beberapa penyebab yaitu cukup tentang pembelajaran berbasis
1. guru belum memiliki pengetahuan dan penguasaan yang keterampilan berpikir kritis
cukup tentang pembelajaran berbasis keterampilan 3. Materi yang sulit disampaikan oleh guru.
berpikir kritis, kreatif
2. guru yang tidak memiliki inisiatif untuk mengembangkan
pengetahuan.