Anda di halaman 1dari 16

NAMA : MUHAMMAD INDRA GUNAWAN, S.

Pd
NO UKG : 201901261034
KELAS : 011-PGSD
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya motivasi Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
belajar siswa pada Kajian Literatur wawancara, maka analisis eksplorasi
pembelajaran tematik • Alfiah, S., Istiyati, S., & Mulyono, H. (2021). Analisis penyebab masalah rendahnya motivasi
penyebab rendahnya motivasi belajar dalam pembelajaran ips belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
peserta didik kelas V sekolah dasar. Didaktika Dwija di kelas adalah :
Indria, 9(5). 1. Metode pembelajaran guru belum kreatif
Penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik disebabkan 2. Kurang maksimalnya upaya guru dalam
oleh faktor keluarga, lingkungan, dan guru. mengkodusifkan kelas
1. Faktor keluarga dikarenakan masalah ekonomi. Masalah 3. Kurangnya pemberian motivasi yang
ekonomi yang mengakibatkan banyak orang tua lebih dilakukan oleh guru
mementingkan pekerjaan, sehingga lupa untuk 4. Penggunaan media pembelajaran yang
memperhatikan kebutuhan peserta didik. kurang optimal
2. Faktor lingkungan disebakan ingkaran pergaulan peserta
didik di lingkungan sekolah, masyarakat.
3. Faktor guru dapat disebabkan karena dalam kegiatan belajar
mengajar metode guru yang digunakan kurang kreatif.
Sehingga peserta didik merasa jenuh dalam mengikuti
kegaiatan pembelajaran.

• Moslem, M. C., Komaro, M., dan Yayat. (2019). Faktor-Faktor


yang Menyebabkan Rendahnya Motivasi Belajar Siswa dalam
Mata Pelajaran Aircraft Drawing di SMK. Journal of
Mechanical Engineering Education. 6 (2). 258-264.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa, diantaranya adalah faktor internal dan ekternal.
1. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri
siswa seperti kondisi jasmani dan rohani, cita-cita/aspirasi,
kemampuan siswa, dan perhatian.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri
siswa seperti Kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur
dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan upaya guru
dalam mengelola kelas.

• Sabrina, R., Fauzi, F., & Yamin, M. Y. M. (2017). Faktor-faktor


penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran matematika di Kelas V SD Negeri Garot Geuceu
Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 2(4). Faktor-faktor penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran matematika di
kelas V SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar ada tiga, yaitu:
1. Kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
menyelesaikan tugas tugas yang diberikan guru masih
kurang memuaskan
2. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung pada saat belajar
membuat peserta didik tidak berkonsentrasi dalam
mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
3. Proses pembelajaran matematika di kelas V terasa
membosankan dan monoton. Guru hanya menjelaskan
materi dengan berceramah tanpa menggunakan media
belajar. Siswa menjadi pasif karena hanya mendengarkan
penjelasan guru melalui ceramah

Hasil wawancara bersama guru sejawat kelas VI (Muhammad


Fachorur Rozi, S.Pd)
1. Guru jarang memotivasi siswa sebelum memulai
pembelajaran
2. Siswa tidak terlalu tanggap terhadap motivasi yang diberikan
guru
3. Siswa tidak memiliki cita-cita yang memotivasinya untuk
lebih giat belajar
4. Pembelajaran kurang inovatif sehingga membuat siswa jenuh
di dalam kelas
5. Strategi mengajar guru yang kurang tepat
6. Kondisi lingkungan yang kurang memotivasi siswa untuk giat
belajar
7. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik
minat belajar siswa
8. Guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran tematik.

Hasil wawancara bersama Kepala Sekolah (Anisa Gultom, S.Pd)


yaitu mengatakan bahwa banyak hal yang bisa menjadi
penyebab rendahnya motivasi belajar siswa seperti :
1. Berasal dari diri siswa itu sendiri yang mungkin kurang
menyukai pelajaran tertentu atau kurang memiliki
kemampuan yang baik untu menerima pelajaran,
2. Dari sisi guru seperti guru yang kurang menggunakan
strategi-strategi yang menuntut siswa untuk aktif sehingga
siswa-siswa kurang bersemangat,
3. Faktor orangtua yang kurang memberikan motivasi kepada
anaknya sehingga kurang bersemangat untuk mengikuti
pelajaran disekolah,
4. Faktor lingkungan sekitar peserta didik yang tidak menuntut
peserta didik untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi

Hasil wawancara bersama pakar Wahyu Hidayat, S.Pd, M.Pd


(Dosen UNUSU- Prodi PGSD). Dari hasil wawancara beliau
mengemukakan bahwa faktor yang menyebabkan motivasi dan
minat belajar siswa itu rendah yaitu dikarenakan beberapa faktor
yaitu
1. Siswa belum tau akan cita-citanya
2. kondisi jasamani siswa yang tidak sehat/ prima saat proses
belajar
3. kondisi lingkungan yang tidak mendukung siswa dalam
belajar.
4. dan upaya guru dalam membelajarakan siswa atau
kurangnya variasi model pembelajaran yang disampaikan
oleh guru.

2 Setelah dianalisis berdasarkan hasil kajian


Siswa belum memiliki Kajian Literatur : literatur dan hasil wawancara, analisis
kemampuan membaca eksplorasi penyebab masalah siswa belum
yang baik dalam • Kharizmi, M. (2015). Kesulitan siswa sekolah dasar dalam memiliki kemampuan membaca yang baik
keterampilan membaca meningkatkan kemampuan literasi. Jurnal Pendidikan dalam keterampilan membaca pemahaman
pemahaman Dasar (JUPENDAS), 2(2). di kelas adalah
penyebab rendahnya kemampuan literasi (dalam hal membaca) 1. Strategi pembelajaran guru belum tepat
adalah 2. Guru masih belum dapat merencanakan
1. tradisi kelisanan yang masih mengakar di masyarakat. pembelajaran dengan baik
2. sistem persekolahan masih kurang memberi peluang bagi 3. Guru jarang melatih siswa untuk
tradisi literasi kepada peserta didik. membaca
3. Model pengajaran di kelas disampaikan dengan
pendekatan teacher center yang memposisikan siswa
sebagai pendengar.
4. Kegiatan membaca sebagai kerangka berpijak dalam
pembelajarannya masih sangat jarang diterapkan oleh
guru.

• (Oktadiana, B. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Membaca


Permulaan Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Munawariyah Palembang.
JIP (Jurnal Ilmiah PGMI), 5(2), 143-164.). Menurut Bella
Oktadiana (2022)
faktor-fakor penyebab kesulitan belajar membaca permulaan
siswa yaitu yang pertama
1. faktor dari peserta didik itu sendiri yaitu faktor fisik,
inteligensi, minat, motivasi,
2. faktor dari guru yaitu pengelolaan kelas yang kurang
efektif, dan yang
3. ketiga faktor dari keluarga yaitu kurangnya dukungan
kepada anak di rumah.
• Melinia, S., Saputra, H. H., & Oktaviyanti, I. (2022).
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Pada
Keterampilan Membaca Pemahaman. Journal of Classroom
Action Research, 4(3), 158-163.
Bahwa faktor penyebab kesulitan belajar membaca pemahaman
siswa disebabkan oleh
1. faktor internal (Kesehatan tubuh yang kurang optimal,
rendahnya intelegensi, rendahnya motivasi belajar siswa,
rendahnya minat siswa dalam membaca, dan kematangan
sosial dan emosi serta penyesuaian diri siswa yang belum stabil)
dan f
2. aktor eksternal (cara guru dalam mengajar yang tidak bervariasi
dan lingkungan keluarga berupa perhatian orang tua yang
kurang pada siswa).

Hasil Wawancara bersama guru sejawat kelas VI (Muhammad


Fachorur Rozi, S.Pd). Rendahnya keterampilan membaca siswa
pada pembelajaran tematik dipengaruhi oleh :
1. Kurangnya minat siswa dalam membaca
2. Siswa kurang mengulang membaca dirumah
3. Kurangnya stimulus yang diberikan untuk menarik motivasi
siswa untuk bisa membaca
4. Kurang kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan membaca
siswa

Hasil Wawancara bersama Kepala Sekolah (Anisa Gultom, S.Pd)


yaitu mengatakan bahwa penyebab kemampuan membaca siswa
yang kurang baik dikarenakan :
1. Guru jarang melatih siswa untuk membaca
2. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru membuat
siswa tidak terlalu aktif
3. Kurang nya pemberian motivasi untuk membaca dari guru
terhadap siswa
Hasil wawancara bersama pakar Wahyu Hidayat, S.Pd, M.Pd
(Dosen UNUSU - Prodi PGSD). Dari hasil wawancara beliau
mengemukakan bahwa Penyebab seorang siswa masih belum
terampil dalam membaca disebabkan oleh faktor inteligensi masing-
masing siswa, ada yang low, middle, and high atau daya ingat anak
berbeda. Penggunaan model pembelajaran yang diajarkan guru
masih relatif kovensional. Serta penggunaan media dan alat peraga
yang masih belum digunakan.

3 Kemampuan berhitung Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil


matematika siswa masih Kajian Literatur : wawancara, analisis eksplorasi masalah
rendah • Mukminah, Hirlan, Sriyani (2021) Analisis Kesulitan Belajar penyebab kemampuan berhitung
Berhitung Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV matematika siswa masih rendah adalah
SDN 1 Anyar. JURNAL PACU PENDIDIKAN DASAR. Menurut
Mukminah, Hirlan, Sriyani, ada beberapa faktor penyebab 1. Metode pembelajaran yang masih
kemampuan berhitung siswa yang rendah yakni, monoton.
Faktor internal siswa meliputi : 2. Penggunaan media pembelajaran yang
1. Kondisi tubuh dan mental siswa yang tidak percaya diri jarang dan kurang maksimal
2. Kecerdasan siswa yang rendah 3. Guru kurang mendemonstrasikan
3. Sikap siswa dalam pembelajaran yang kurang penyelesaian kepada siswa
memperhatikan 4. Penyajian materi yang kurang menarik
4. Minat siswa terhadap pembelajaran yang rendah oleh guru
Faktor eksternal siswa meliputi :
1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar
siswa
2. Metode pembelajaran yang monoton
3. Penyajian materi pembelajaran disajikan kurang menarik
4. Penggunaan media pembelajaran yang jarang dan kurang
maksimal.

• Waskitoningtyas, R. S. (2016). Analisis Kesulitan belajar


matematika siswa kelas V sekolah dasar kota Balikpapan
pada materi satuan waktu tahun ajaran 2015/2016. JIPM
(Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 5(1), 24-32.
Rahayu Sri Waskitoningtyas (2015) Menyebutkan Faktor-faktor
yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam
belajar pada materi satuan waktu yaitu faktor intern dan
ekstern:
1. Faktor interal nyang menyebabkan kesulitan belajar siswa
diantaranya siswa kurang minat belajar matematika
dikarenakan nilai matematika selalu rendah, kurang
berminat dalam belajar kelompok, banyak rumus yang
harus dihafalkan serta catatan matematika yang diberikan
guru terlalu banyak,
2. Faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar
matematika meliputi: guru tidak menggunakan alat
peraga sehingga saya kurang mengerti, buku-buku
pelajaran matematika yang disediakan kurang lengkap,
metode yang digunakan guru dalam menerangkan satuan
waktu kurang menarik, dan kurangnya perhatian guru
kepada peserta didik yang tingkat kemampuan
pemahamannya rendah.

• Yeni, E. M. (2015). Kesulitan belajar matematika di sekolah


dasar. Jurnal Pendidikan Dasar (JUPENDAS), 2(2).
Hasil analisis data dari penelitian menunjukkan
Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran matematika adalah faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Faktor internalnya yaitu sikap siswa yang cenderung negatif
saat pembelajaran matematika, minat belajar yang rendah
karena siswa sering tidak memperhatikan guru ketika sedang
menjelaskan materi, motivasi siswa yang lemah terutama
motivasi dari dalam diri siswa sendiri, dan kemampuan
penginderaan yang tidak didukung dengan motivasi serta rasa
butuh untuk tujuan belajar.
2. Faktor eksternalnya yaitu strategi pembelajaran dari guru
yang monoton membuat pembelajaran kurang menarik bagi
siswa, peralatan belajar yang masih minim digunakan oleh
guru serta siswa yang kadang tidak membawa peralatan
belajar sendiri, lingkungan keluarga yang kurang mendukung
siswa untuk belajar di rumah karena orangtua sibuk bekerja
juga berpendidikan rendah, dan lingkungan masyarakat yang
cenderung ramai serta rata-rata pendidikan masyarakat yang
masih rendah.

Hasil wawancara guru sejawat guru kelas VI ( Mhd. Fachorur


Rozi, S.Pd)Beberapa siswa yang megalami kesulitan dalam
kemampuan berhitung, hal ini disebabkan oleh :
1. Tingkat intelegensi siswa yang berbeda beda (high, middle
and, low)
2. Model pembelajaran guru masih belum maksimal
3. Media pembelajaran guru belum optimal

Hasil wawancara bersama pakar Wahyu Hidayat, S.Pd, M.Pd


(Dosen UNUSU - Prodi PGSD). Dari hasil wawancara beliau
mengemukakan bahwa Yang menjadi penyebab seorang siswa
kesulitan untuk menerima dan memahami pembelajaran
matematika yang diberikan oleh gurunya yaitu disebabkan oleh
1. Faktor inteligensi masing-masing siswa, ada yang rendah,
menengah, dan tinggi.
2. Metode mengajar guru yang masih belum tepat dengan
materi pembelajaran
3. Guru kurang memberikan perhatian lebih terhadap siswa
yang kurang mampu menangkap materi belajar
4. Guru kurang memberikan motivasi belajar terhadap
pembelajaran matematika

4 Rendahnya respon orang Kajian Literatur : Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
tua siswa dalam • Hero, H., & Sni, M. E. (2018). Peran Orang Tua Dalam wawancara, Analisis eksplorasi penyebab
perkembangan proses Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Di Sekolah masalah hubungan komunikasi antara
pembelajaran siswa Dasar Inpres Iligetang. JRPD (Jurnal Riset Pendidikan guru dan orang tua siswa terkait
Dasar), 1(2), 129-139. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran / perkembangan siswa masih
melalui peran orang tua dalam belajar siswa dapat kurang adalah
meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan prestasi
belajar siswa menunjukan suatu hasil yang positif dari 1. Guru kurang mengkomunikasikan
sebelumnya. Terbukti dari nilai-nilai yang diperoleh di kelas dan perkembangan siswa disekolah kepada
juga melalui tugas yang diberikan oleh guru. orang tua
2. Metode pendekatan guru dengan orang
• Yanuartri, D., Jufri, A. W., & Syuaib, M. Z. (2016). Kontribusi tua siswa belum optimal
Partisipasi Orangtua Dan Kompetensi sosial guru terhadap
mutu pendidikan di sekolah dasar gugus 01 kecamatan
ampenan kota mataram. Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 1(1). Adanya hubungan yang positif partisipasi
orangtua dan kompetensi sosial guru dengan mutu pendidikan
memberikan masukan bahwa kerja sama orangtua dan sekolah
sangatlah penting demi mencapai mutu pendidikan yang sesuai
dengan harapan

• (Dewi, M. (2020). Analisis Kerja Sama Guru dengan Orang Tua


dalam Pembelajaran Online di Era Covid 19 di MI Azizan
Palembang. Jurnal Edukasi Madrasah Ibtidaiyah, 2(2), 54.)
Menurut mutia dewi (2020) penyebab komunikasi guru dan
orang tua siswa rendah yaitu orang tua yang tidak memiliki HP,
kurang pemahaman pemanfaatan aplikasi di android dan jarak
jauh dengan guru.

Hasil wawancara dengan guru sejawat kelas VI (Muhammad


Fachorur Rozi, S.Pd), rendahnya respon orang tua siswa dalam
perkembangan pembelajaran siswa disebabkan oleh :
1. Tingkat pendidikan orang tua siswa
2. faktor ekonomi yang membuat siswa harus membantu orang
tua dalam bekerja
3. terbatasnya alat komunikasi yang dimiliki oleh orang tua
siswa sehingga guru sulit berkomunikasi dengan orang tua
siswa
4. orang tua siswa yang tidak tinggal bersama kembali (bercerai)
sehingga siswa kurang mendapat perhatian
5. siswa tidak tinggal bersama orang tua nya.
Hasil Wawancara bersama Kepala Sekolah (Anisa Gultom, S.Pd)
yaitu mengatakan bahwa penyebab rendahnya respon orang tua
dalam perkembangan proses belajar siswa disebabkan oleh :
1. latar pendidikan orang tua siswa yang rendah, sehingga sulit
mengajarkan siswa dirumah
2. faktor ekonomi orang tua yang rendah memaksa agar anak
untuk ikut bekerja bersama orang tua
3. kurang maksimalnya komunikasi yang dilakukan oleh guru
kepada orang tua siswa.

Hasil wawancara bersama pakar Wahyu Hidayat, S.Pd, M.Pd


(Dosen UNUSU - Prodi PGSD). Dari hasil wawancara beliau
mengemukakan bahwa rendahnya respon orang tua dalam
perkembangan proses belajar siswa disebabkan karena guru
kurang ambil andil dalam perkembangan siswa dan segan
untuk menyampaikan kepada wali murid sehingga
komunikasi guru dan wali murid terhambat, atau guru sangat
aktif berkomunikasi dengan wali murid. Namun, wali murid
enggan atau tidak aktif dalam berkomunikasi dengan guru.

5 Penggunaan model Kajian Literatur : Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
pembelajaran inovatif . wawancara, analisis eksplorasi penyebab
masih belum optimal • (Nasrun, N. (2021). Problematika guru ppkn dalam masalah Penggunaan model pembelajaran
dalam pembelajaran menerapkan metode pembelajaran inovatif (Studi di MA NW inovatif masih belum optimal adalah :
tematik Aik Ampat Kelurahan Kelayu Jorong Kecamatan Selong
Kabupaten Lombok Timur) (Doctoral dissertation, 1. Metode mengajar guru masih
Universitas Mataram). Menurut Nasrun (2021) problematika
konvensional
yang dihadapi guru dalam menerapkan metode pembelajaran
inovatif yaitu: 2. Guru kurang menguasai model
1. kurangnya media pembelajaran untuk menerapkan pembelajaran inovatif
metode pembelajaran inovatif,
2. kemampuan siswa yang tidak sama rata, perbedaan daya
serap oleh siswa membuat guru harus mengulang-ulang
materi atau penjelasan terhadap sesuatu saat proses 3. Guru belum mampu mengembangkan
pembelajaran berlangsung, pembelajaran inovatif pada
3. guru kesulitan dalam mengelola waktu. pembelajaran tematik
(Wahyu, k. (2019). Permasalahan yang dihadapi guru dalam
mengembangkan pembelajaran inovatif pada mata pelajaran
ppkn (studi deskriptif di smpn 2 selong) (Doctoral dissertation,
Universitas Mataram). Menurut Kharismawan Wahyu (2019)
faktor penyebab terjadinya permasalahan yang dihadapi guru dalam
mengembangkan pembelajaran inovatif yaitu:
a. Minimnya kemampuan personal guru dalam mengadakan
alat praga atau alat praktek mengajar,
b. Kurangnya pengetahuan guru terkait model pembelajaran
inovatif.

Hasil wawancara dengan guru sejawat kelas VI ( Muhammad


Fachorur Rozi, S.Pd) Penggunaan model pembelajaran inovatif
masih belum optimal dalam pembelajaran tematik dikarenakan :
1. Usaha guru dalam menerapkan dan mengembangkan
model pembelajaran inovatif belum maksimal
2. Guru terlalu senang menggunakan model
pembelajaran konvensional seperti ceramah saat
proses pembelajaran
3. Guru kesulitan mendapatkan alat dan bahan saat
membuat alat peraga untuk menerapkan model
pembelajaran inovatif

Hasil Wawancara bersama Kepala Sekolah (Anisa Gultom, S.Pd)


mengatakan bahwa penyebab jarangnya guru menggunakan
model pembelajaran inovatif dikelas yaitu :
• dari sisi guru yang kurang memahami dan tidak tahu cara
menggunakannya atau tidak mengetahui prosedur dari model
pembelajaran,
• guru merasa jika mengajar menggunakan model harus memiliki
tambahan materi yang lebih atau tenaga dan waktu yang lebih
daripada menggunakan metode konventional,
• banyak guru belum memahami arti penting untuk
menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan dampak
besarnya kepada siswa,
• kurangnya pelatihan,
• kurangnya arahan dan bimbingan dari kepala sekolah.

Hasil wawancara bersama pakar Wahyu Hidayat, S.Pd, M.Pd


(Dosen UNUSU - Prodi PGSD). Dari hasil wawancara beliau
mengemukakan bahwa kurangnya penataran model, pendekatan,
strategi, metode dan teknik pembelajaran inovatif yang di fasilitasi
oleh dinas untuk penunjang kualitas guru atau banyak penataran
namun banyak guru hanya menjadi pendengar yang budiman dan
pemahaman guru dalam menyampaikan model kepada siswa belum
tercapai karena bebera faktor yang menghambat seperti guru dalam
pelatihan hanya diam saja tidak aktif bertanya dan implementasi
menyebabkan dalam kelas guru kurang optimal.

6 Kemampuan siswa Kajian Literatur : Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
menyelesaikan soal yang • Agusta, A. R., & Sa’dijah, C. (2021). Kesiapan Guru wawancara, analisis eksplorasi penyebab
berbasis HOTS masih Melaksanakan Pembelajaran Berbasis HOTS Ditinjau dari masalah kemampuan siswa menyelesaikan
rendah. Pengetahuan dan Kemampuan Mengemas Perangkat soal yang berbasis HOTS masih rendah
Pembelajaran. PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi adalah
Antropologi), 3(2), 402-424.) Menurut Akhmad Riandy Agusta
(2021) 1. Guru belum menerapkan model
Pengetahuan guru terhadap konsep keterampilan berpikir pembelajaran berbasis HOTS
tingkat tinggi dalam ranah berpikir kritis masih tergolong rendah, 2. Guru belum memiliki penguasaan yang
hal ini juga dilandasi oleh beberapa penyebab yaitu cukup tentang pembelajaran berbasis
1. guru belum memiliki pengetahuan dan penguasaan yang keterampilan berpikir kritis
cukup tentang pembelajaran berbasis keterampilan 3. Materi yang sulit disampaikan oleh guru.
berpikir kritis, kreatif
2. guru yang tidak memiliki inisiatif untuk mengembangkan
pengetahuan.

• Dalman, R. P., & Junaidi, J. (2022). Penyebab Sulitnya Siswa


Menjawab Soal HOTS dalam Pembelajaran Sosiologi di Kelas
XI IPS SMAN 1 Batang Kapas Pesisir Selatan. Naradidik:
Journal of Education and Pedagogy, 1(1), 103-112.).Menurut
rizki pratama dalman dan junaidi junaidi (2022)
penyebab guru yang tidak membiasakan pembelajaran dan soal
hots kepada siswa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
pelatihan tentang hots yang diberikan kepada guru.

• Sofyan, F. A., Krisna, P., & Astuti, M. (2020). ANALISIS


KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS HOTS PADA
SISWA KELAS IV. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar
Islam, 7(1), 90-97.
Hasil penelitian diperoleh bahwa bentuk kesulitan belajar siswa
yaitu siswa mengalami kesulitan memahami simbol (pengetahuan
faktual), kurang memahami cara mengerjakan operasi
penjumlahan bilangan bulat (pengetahuan prosedural), dan
kurangnya ketelitian pada soal-soal HOTS mata pelajaran
matematika materi operasi penjumlahan bilangan bulat. Faktor-
faktor penyebab siswa kesulitan belajar dalam penyelesaian soal
HOTS yaitu
1. kurangnya ketelitian dalam mengerjakan soal HOTS,
2. kurangnya kemampuan/kompetensi awal siswa pada mata
pelajaran matematika,
3. proses pembelajaran yang dialami kurang/belum maksimal,
dan siswa kurang memahami soal HOTS.

Hasil Wawancara dengan guru sejawat kelas VI ( Muhammad


Fachorur Rozi, S.Pd) Kemampuan siswa menyelesaikan soal
yang berbasis HOTS masih rendah, dikarenakan :
1. Kurangnya pemahaman guru tentang pembelajaran berbasis
HOTS
2. Tingkat pengetahuan siswa yang belum mumpuni sehingga
siswa kurang memahami soal HOTS
3. Guru terlalu nyaman dalam pembelajaran berbasis LOTS dan
MOTS

Hasil Wawancara bersama Kepala Sekolah (Anisa Gultom S.Pd)


mengatakan penyebab kurangnya kemampuan siswa
menyelesaikan soal yang berbasis hots masih rendah,
dikarenakan :

• kemampuan peserta didik yang berbeda-beda,


• guru belum memahami apa itu HOTS dan bagaimana
pembelajaran berbasis hots,
• model pembelajaran yang digunakan guru belum model
pembelajaran yang inovatif,
• guru kurang terbiasa menerapkan hal-hal seperti memberikan
pertanyaan kepada siswa yang melatih berfikir kritis siswa,
meminta siswa untuk menyelesaikan sebuah masalah,
meminta siswa untuk berargumen, meminta siswa untuk
menyimpulkan,

Hasil wawancara bersama pakar Wahyu Hidayat, S.Pd, M.Pd


(Dosen UNUSU - Prodi PGSD). Dari hasil wawancara beliau
mengemukakan bahwa Kemampuan siswa menyelesaikan soal
yang berbasis HOTS masih rendah itu merupakan hal yang harus
menjadri refleksi bagi guru, guru dituntut harus serba bisa dalam
pemodelan hingga HOTS pembelajaran apalagi ditambah kurikulum
merdeka hari ini ikuti segala pelatihan yang ada dan belum paham
sintaks HOTS menyebabkan belum terealisasi pembelajaran HOTS.
7 Guru belum maksimal Kajian Literatur : Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil
menggunakan TIK dalam • (Hartami, Y., & Kaltsum, H. U. (2020) . Pemanfaatan TIK wawancara, analisis eksplorasi penyebab
proses pembelajaran Dalam Pembelajaran Abad 21 Di Sekolah Dasar (Doctoral masalah guru belum maksimal
dissertation, Universitas Muhammadiyah menggunakan TIK dalam proses
Surakarta).Menurut Hartami, Yustalena dan Ummi Kaltsum, pembelajaran adalah :
S. S, M.Hum (2020)
Kendala dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran abad 21 di 1. Masih rendahnya motivasi guru untuk
sekolah dasar adalah : menggunakan TIK dalam
1. Kurangnya kompetensi guru dalam mengintegrasikan pembelajaran.
teknologi dalam pembelajaran; 2. Kurangnya kompetensi guru dalam
2. Tidak semua guru kelas memiliki kemampuan dalam bahasa mengintegrasikan Tik dalam proses
pemrograman; pembelajaran
3. Persepsi guru yang menganggap penggunaan TIK tidak 3. perkembangan Tik yang tiap tahun
memiliki manfaat terus berkembang membuat guru
4. Jumlah media berbasis TIK yang masih kurang; kesulitan untuk menyesuaikan
5. Fasilitias IT kurang memadai; kemampuan nya
6. Daerah pedesaan menggunakan perangkat multimedia bekas
yang memiliki spesifikasi lama serta tertinggal dari
perkembangan TIK saat ini.

• Novitasari. 2016. Pengaruh Penggunaan Multimedia


Interaktif Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa. Fibonacci. Jurnal Pendidikan Matematika
& Matematika. Novitasari (2016) mengemukakan bahwa media
pembelajaran dapat membantu mempermudah memahami
materi yang sulit termasuk memahami konsep yang abstrak
menjadi lebih konkrit.

Hasil Wawancara dengan guru sejawat kelas VI ( Muhammad


Fachorur Rozi, S.Pd), Guru belum maksimal menggunakan TIK
dalam proses pembelajaran disebabkan oleh :
• Guru jarang menggunakan teknologi informasi seperti Laptop
dan android
• Guru tidak mengoptimalkan pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi TIK sebagai pendukung
pembelajaran.
• Guru tidak memaksimalkan penggunaan jaringan internet
yang disediakan sekolah
• Guru terlalu nyaman dengan metode konvensional

Hasil Wawancara bersama Kepala Sekolah (Anisa Gultom, S.Pd)


yaitu mengatakan bahwa penyebab belum maksimalnya guru
menerapkan TIK yang ada seperti
• guru belum mampu mengoperasikan perangkat TIK yang ada
disekolah,
• kurangnya fasilitas TIK yang memadai yang dapat digunakan
guru dalam pembelajaran,
• sulitnya akses dalam menggunakan perangkat TIK tersebut,
• masih rendahnya motivasi guru untuk menggunakan TIK
dalam pembelajaran.
• Selain itu perkembangan Tik yang tiap tahun terus
berkembang membuat guru kesulitan untuk menyesuaikan
kemampuan nya

Hasil wawancara bersama pakar Lia Ardani Nasution, S.Pd (Guru


TIK SMP.N. 2 Pandan Nauli) Dari hasil wawancara beliau
mengemukakan bahwa
• Kurangnya pemahaman guru dalam teknologi terutama
beberapa guru yang sudah tua sering ada masalah dalam
menggunakan teknologi dan apalagi dalam
mengaplikasikannya kepada peserta didik.
• Selain hal tersebut penggunaan Tik yang masih rendah dalam
proses pembelajaran tentu sangat erat kaitan nya dengan
sarana prasarana yang ada di sekolah, sehingga guru harus
mencari sarana prasarana sendiri.

Anda mungkin juga menyukai