Anda di halaman 1dari 9

Nama : Tria Sani Utami

No UKG : 201699468948
LPTK : Universitas Hamzanwadi

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Peserta didik memiliki Hasil kajian literatur: Setelah dilakukan
motivasi belajar yang Menurut jurnal ilmiah yang di tulis analisis terhadap hasil
rendah sehingga oleh Ayu Karuniawati(2019),tentang kajian literatur serta
berimbas kepada hasil “Pengaruh minat belajar, motivasi dikonfirmasi melalui
belajar yang belum belajar, lingkungan keluarga dan observasi dan
optimal. lingkungan sekolah terhadap wawancara dapat
kesulitan belajar”. diketahui penyebab
Dalam jurnalnya menyebutkan masalah motivasi
a) Mulyadi (2010) menjelaskan belajar murid yang
beberapa gejala atau ciri-ciri yang redah yaitu :
dapat diketahui untuk melihat 1. Lingkungan
apakah peserta didik mengalami keluarga memiliki
kesulitan belajar adalah sebagai pegaruh yang
berikut : siginfikan terhadap
1) Hasil Belajar yang rendah motivasi siswa.
2) Usaha tidak seimbang dengan 2. Lingkungan sekolah
hasil yang tidak
3) Lambat melakukan tugas mendukung
4) sikap kurang wajar aktivitas belajar
5) Tingakah laku kurang wajar peserta didik akan
6) emosional yang kurang wajar. menimbulkan
b) Ayu Kurniawati (2019) “Apabila kesulitan dan
minat belajar peserta didik tinggi, rendahnya motivasi
maka kesulitan belajar peserta belajar siswa.
didik akan menurun,namun 3. Metode
sebaliknya apabila minat belajar pembelajaran guru
peserta didik rendah maka masih konvesional
kesulitan belajar akan atau kurang
meningkat”. bervariasi.
c) Uno (2011) menjelaskan bahwa 4. Sarana dan
Motivasi intrinsik (berupa prasarana yang
Hasrat dan keinginan berhasil mendukung KBM.
dan dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan cita-cita), Motivasi
ekstrinsik (berupa lingkungan
belajar kondusif, den kegiatan
belajar yang menarik).

2. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
guru/teman sejawat juga kepada
wakasek kurikulum di dapat
kesimpulan faktor penyebab
rendahnya motivasi belajar siswa
rendah yaitu:
a. Kurangnya perhatian dari orang
tua (Faktor Intern/motivasi
Intern)
b. Fasilitas sarana dan prasarana
kurang memadai (Faktor
Ekstern/motivasi Ekstern)
Lingkungan sekolah
c. Peserta didik kurang berminat
terhadap pelajaran Adaftif atau
Normatif

3. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
pakar/guru senior dapat kesimpulan
faktor penyebab rendahnya motivasi
belajar siswa rendah yaitu:
a. Faktor Intrinsik (Dalam diri
siswa), seperti orang tua,
keluarga, dan masyarakaat
b. Faktor Ekstrinsik (Luar siswa)
lingkungan sekolah, teman, guru,
kondisi kelas pesrta didik.

2 Tingkat pemahaman Hasil Kajian Literatur. Setelah dilakukan


peserta peserta didik Salah satu jurnal ilmiah yang ditulis analisis terhadap hasil
terhadap materi yang oleh Ferry dkk (2019) mengatakan kajian literatur serta
diberikan masih rendah bahwa ”salah satu upaya yang dapat dikonfirmasi melalui
meningkatkan kualitas belajar dan observasi dan
pemahaman siswa yakni dengan wawancara dapat
menggunakan media ke dalam diketahui penyebab
pembelajaran”. tingkat pemahaman
a) Menurut Sudjana (2005) peserta didik terhadap
beberapa manfaat media materi yang diberikan
pembelajaran diantaranya: masih rendah yaitu :
1) Pengajaran akan lebih menarik a. Media
perhatian siswa sehingga dapat pembelajaran yang
menumbuhkan minat belajar. digunakan guru
2) Bahan pengajaran akan lebih tidak bervariatif.
jelas maknanya sehingga dapat b. Metode yang
dipahami lebih oleh siswa. digunakan hanya
3) Metode mengajar akan lebih menggunakan
bervariasi. metode konvesional
4) Siswa lebih banyak melakukan atau ceramah saja.
kegiatan belajar, sebab tidak c. Materi
hanya mendengarkan uraian pembelajaran pada
guru, tetapi juga aktivitas bab tertentu
lainnya sepeti mengamati, dianggap sulit.
melakukan dll.

2. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
guru/teman sejawat juga kepada
wakasek kurikulum di dapat
kesimpulan faktor penyebab tingkat
pemahaman peserta didik masih
rendah terhadap materi pembelajaran
yaitu:
a. Minat dan konsentrasi peserta
didik sulit untuk fokus
dikarenakan guru hanya
menggunakan metode ceramah
saja, dan hanya menggunakan
media buku sebagai sumber
belajar
b. Materi pembelajaran dianggap
sulit pada beberapa bab tertentu
seperti (menemukan jenis nama-
nama ilmiah tumbuhan atau
hewan, istilah-istilah yang
digunakan sulit untuk dilafalkan
dan dihapalkan).

3. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
pakar/guru senior dapat kesimpulan
faktor tingkat pemahaman peserta
didik masih rendah terhadap materi
pembelajaran yaitu:
a. Media Pembelajaran
b. Sarana dan Prasarana harus
memadai
c. Penggunaan metode konvesional
guru dalam pembelajaran.
d. Kecerdasan emosional.
3 Peserta didik masih ada Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan
yang bolos saat jam Menurut Jurnal ilmiah yang ditulis analisis terhadap hasil
pelajaran berlangsung. oleh Erni dan Agus (2021) yang kajian literatur serta
berjudul “Pengaruh Teman Sebaya dikonfirmasi melalui
observasi dan
Terhadap Perilaku Bolos di Kalangan
wawancara dapat
Peserta didik SMK Handayani diketahui penyebab
Makassar” masalah peserta didik
masih bolos saat jam
a) Perilaku menyimpang yang di pelajaran berlangsung
lakukan oleh Remaja di pelajari yaitu :
melalui proses interaksi dengan a. Pengaruh teman
orang lain, dan komunikasi dapat sebaya.
berlangsung secara langsung b. Kebiasaan serta
maupun melalui bahasa isyarat sudah terbiasa
melakukan
(Abd Rahman & Awaru, 2019).
berbagai
pelangaran atau
b) Menurut Sutherland,
norma sosial yang
penyimpangan adalah
konsekuensi dari kemahiran atau berlaku di
penguasaan atas suatu sikap lingkungan
atau tindakan yang dipelajari dari sekolah.
c. Kurangnya
norma-norma yang menyimpang,
pengawasan dari
terutama dari sub-kultur atau di faktor intern siswa.
antara teman-teman sebaya yang
menyimpang (ARIFARHEZA,
2017).

c) Teman sebaya banyak


memberikan pengaruh yang
membuat peserta didik menjadi
tidak disiplin di sekolah terutama
berprilaku bolos sekolah (Amalia
& Yani, 2021)

2. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
guru/teman sejawat juga kepada
wakasek kurikulum di dapat
kesimpulan faktor penyebab peserta
didik masih ada yang bolos saat jam
pelajaran berlangsung. yaitu:
a. Menganggap pelajaran yang
sedang dilakukan tidak penting
(baik adaftif maupun normatif)
b. Kurangnya pengawasan dan
penindakan aturan yang tegas
terhadap siswa tersebut.
c. Pengaruh Teman sebaya, terbiasa
melakukan pelanggaran norma-
norma sosial karena sudah
terbiasa dan menganggapnya
biasa atau hal yang wajar

3. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
pakar/guru senior dapat kesimpulan
faktor penyebab peserta didik masih
ada yang bolos saat jam pelajaran
berlangsung. yaitu:
a. Kurangnya Pengetahuan akan
norma-norma
b. Kurangnya Pengawasan dari
orang tua
c. Rendahnya kualitas pendidikan
4 Penguasaan dan Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan
penerapan model-model Menurut Muhali (2019) dalam jurnal analisis terhadap hasil
pembelajaran inovatif nya berjudul “pembelajaranvinovatif A kajian literatur serta
yang masih kurang. bad ke-21” - dikonfirmasi melalui
a) Pembelajaran inovatif merupakan observasi dan
proses pembelajaran yang diranca wawancara dapat
ng sedemikian rupa sehingga ber diketahui penyebab
beda dengan pembelajaran pada masalah penguasaan
umumnya yang telah dilakukan o dan penerapan model-
leh guru (Wahyono, 2016). model pembelajaran
b) Pembelajaran inovatif juga didefin yang inovatif masih
isikan sebagai pembelajaran yang kurang yaitu :
dirancang oleh guru yang sifatnya a. Situasi dan kondisi
baru, tidak seperti biasanya dilak belajar di kelas
ukan, dan bertujuan untuk memf yang tidak
asilitasi peserta didik dalam mem kondusif, sehingga
bangun pengetahuan sendiri dala tidak
m rangka proses perubahan peril memungkinkan
aku ke arah yang lebih baik sesua untuk dilakukan
i dengan potensi dan perbedaan y pembelajaran yang
ang dimiliki (Hafid, 2015). telah dirancang
c) Model pembelajaran yang berorie seperti
ntasi untuk melatihkan keteramp pembelajaran
ilan inovatif abad 21 menurut Per Project based
menristekdikti nomor 44 tahun learning atau
2015 yaitu diskusi kelompok, sim Cooperative
ulasi, studi kasus, pembelajaran Learning.
kolaboratif,pembelajaran kooperat b. Kurangnya sarana
if, pembelajaran berbasis proyek, dan prasarana yang
pembelajaran berbasis masalah, a memadai.
tau pembelajaran lain yang dapat c. Guru masih belum
secara efektif memfasilitasi pemen sepenuhnya
uhan capaian pembelajaran. menggunakan
- Small Group Discussion (SGD) model
- Role-play and simulation learning pembelajaran yang
(RPL) bervariatif.
- Discovery Learning (DL)
- Self-Directed Learning (SDL)
- Cooperative Learning (CL)
- Collaborative Learning (CbL)
- Contextual Learning (CtL)
- Project Based Learning dan Inquiry
(PjBL)
- Problem Based Learning (PBL)
- Reflective-Metacognitve Learning
(RML)

2. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
guru/teman sejawat juga kepada
wakasek kurikulum di dapat
kesimpulan faktor penyebab
penguasaan dan penerapan model-
model pembelajaran inovatif yang
masih kurang yaitu:
a. Situasi dan kondisi kelas yang
tidak kondusif.
b. Sarana dan prasarana penunjang
kegiatan belajar mengajar di
kelas, berpengaruh terhadap
model pembelajaran yang akan
digunakan
c. Jarang menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi.

3. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
pakar/guru senior dapat kesimpulan
faktor penyebab penguasaan dan
penerapan model-model pembelajaran
inovatif yang masih kurang. yaitu:
a. Kurangnya keterampilan guru
atau kompetensi guru dalam
menerapkan model pembelajaran
Inovatif
5 Belum memahami apa Menurut Kajian Literatur. Setelah dilakukan
itu HOTS sehingga Berdasarkan jurnal ilmiah yang analisis terhadap hasil
berdampak pada ditulis oleh Mieke dkk (2019), kajian literatur serta
perancangan dan dengan judul ”Memberdayakandikonfirmasi melalui
pelaksanaan observasi dan
Keterampilan Mengembangkan Soal
pembelajaran HOTS, wawancara dapat
begitu juga dengan Hots pada Guru Biologi di Kabupaten diketahui penyebab
pembuatan soal dengan Bekasi” Mengatakan bahwa
masalah pemhaman
membuat level HOTS. pemberian soal HOTS bertujuan HOTS dan pelaksanaan
bertujuan untuk dapat menciptakan dalam pembelajaran,
pembelajaran yang membuat peserta serta pembuatan soal-
didik untuk memberdayakansoal HOTS yaitu:
a. Tingkat
keterampilan berpikir dan
kemampuan
menggunakan penalarannya. peserta didik
berbeda-beda,
2.Berdasarkan jurnal ilmiah yang sehingga masih
ditulis Prof. Dr. Endang Susantini, sulit membedakan
M.Pd. (2021) yang berjudul “Ide-ide tingkatan tersebut
Pembelajaran Biologi yang Dapat (tingkat
Melatih Higher Order Thinking tinggi,sedang atau
rendah)
Skills/HOTS”
b. Belum sepenuhnya
menggunakan
a) Apa itu HOTS? Higher Order pelaksanaan dan
Thinking Skill (HOTS) atau pembuatan soal
kemampuan berpikir tingkat berbasis HOTS,
tinggi adalah kemampuan untuk dikarenakan masih
1) mentransfer satu konsep ke minimnya
pengetahuan akan
konsep lainnya, 2) memproses
HOTS.
dan menerapkan informasi, 3) c. Peserta didik belum
mencari kaitan dari berbagai terbiasa
informasi yang berbeda-beda, 4) mengerjakan soal
menggunakan informasi untuk HOTS.
menyelesaikan masalah, dan 5)
menelaah ide dan informasi
secara kritis dan kreatif
(Brookhart, 2010)
Beberapa ide pembelajaran Biologi
yang dapat melatihkan HOTS
diantaranya sebagai berikut:
a. Pembelajaran Berdasarkan
masalah (PBL)
b. Pembelajaran Inquiri
c. Pembelajaran Berabasis Projek
d. Pembelajaran Concept Attainment
Model (CAM)
e. Pembelajaran Kooperatif /
Kerjasama

2.Berdasarkan hasil wawancara yang


telah dilakukan kepada guru/teman
sejawat juga kepada wakasek
kurikulum di dapat kesimpulan
faktor penyebab belum memahami
HOTS dalam pembelajaran dan
penyusunan soal HOTS yaitu:
a. Tingkat kemampuan peserta didik
berbeda sehingga memerlukan
waktu untuk mempersiapkan
materi, model pembelajaran
sesuai dengan HOTS
b. Tidak sering menggunakan soal-
soal berbasis HOTS hanya pada
materi tertentu saja.

3.Berdasarkan hasil wawancara yang


telah dilakukan kepada Pakar/Guru
senior di dapat kesimpulan faktor
penyebab belum memahami HOTS
dalam pembelajaran dan penyusunan
soal HOTS yaitu:
a. Pengembangan guru mengenai
HOTS belum sepenuhnya.
b. Kempampuan siswa berbeda.
c. Rasa Pesimis di dalam
pembelajaran.
6 Masih kurangnya Menurut Kajian Literatur Setelah dilakukan
fasilitas sarana dan analisis terhadap hasil
prasarana yang berada 1. Dari Jurnal Manajemen Supervisi kajian literatur serta
di lingkungan sekolah. Pendidikan (2020) mengatakan dikonfirmasi melalui
Menurut observasi dan
wawancara dapat
a) Yuliati dan Saputra (2019) diketahui penyebab
revolusi industri 4.0 sebagai era masalah masih
kurangnya fasilitas
pada tingkat persaingan yang
tinggi, karena kehidupan setiap sarana dan prasarana
orang selalu berkaitan dengan di lingkungan sekolah
teknologi informasi (TIK). Pada yaitu:
a. Tidak adanya
era sekarang ini dapat
tindakan langsung,
memberikan perubahan yang segera, dan secepat
cukup nyata terhadap pola mungkin dari
kehidupan setiap individu. atasan atau
pimpinan yaitu
b) Menurut Rahayu dan Sutama kepala sekolah
(2015); Priansa dan Garnida untuk segera
(2015) “kualitas peserta didik memperbaiki, atau
yang baik, tidak akan lepas dari menambah
pengelolaan fasilitas sekolah kekurangan sarana
dan prasarana yang
berupa pengadaan,
ada.
pemeliharaan, serta melakukan b. Segera mencari
perbaikan”. alternatif lain
sebagai sarana
c) Peraturan Pemerintah Nomor atau media belajar
19 Tahun 2005 tentang Standar contohnya alam
Nasional Pendidikan yang sekitar, lingkungan
menyangkut tentang standar sekitar.
sarana prasarana disebutkan
bahwa:

(1) setiap satu pendidikan wajib


memiliki sarana prasarana yang
meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku,
dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajran yang teratur dan
berkelanjutan; dan

(2) setiap satuan pendidikan wajib


memiliki prasarana yang meliputi
lahan, kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instanlasi
daya dan jasa, tempat berolahraga,
tempat ibadah, tempat bermain,
tempat beraksi, dan ruang/tempat
lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.
2.Berdasarkan hasil wawancara yang
telah dilakukan kepada guru/teman
sejawat juga kepada wakasek
kurikulum di dapat kesimpulan
faktor penyebab masih kurangnya
fasilitas sarana dan prasarana yang
berada di lingkungan sekolah yaitu:

a. Mencari alternatif lain sebagai


sumber dan media pembelajaran
(contohnya kebun sekolah,
lingkungan sekolah, kearifan
daerah dsb)

b. Mengusulkan kepada pemangku


kebijakan untuk segera
mengambil tindakan atas segala
kekurangan saran dan prasarana
yang ada di sekolah.

2. Berdasarkan hasil wawancara


yang telah dilakukan kepada
Pakar/Guru senior di dapat
kesimpulan faktor penyebab masih
kurangnya fasilitas sarana dan
prasarana yang berada di lingkungan
sekolah yaitu:
a. Diskusi dan segera mendapatkan
sarana dan prasarana yang bisa
di dapatkan segera.
b. Mencari alternatif belajar lain
(lingkungan sekolah)
Narasumber Wawancara:
1. H. Tata Suherli M,Pd. (Wakasek Kurikulum)
2. Dela Nurholida (Guru/teman sejawat)
3. Retno Tri Andayani, M.Pd (Guru Senior)
Bukti wawancara:

Anda mungkin juga menyukai