Anda di halaman 1dari 15

NPM : 229039495019

Nama : Ali Setiawan, S.E


Mata Pelajaran : Perhotelan dan Jasa Pariwisata
Instansi : SMK Negeri Ngargoyoso

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Semangat / motivasi 1. Berdasarkan kajian literatur Setelah dilakukan
belajar siswa yang masih Penyebab semangat / motivasi analisis terhadap
rendah belajar siswa yang masih rendah hasil kajian literatur
adalah ; dan hasil wawancara
serta dikonfirmasi
a. Menurut Insani et.al., (2019) melalui obeservasi
bahwa sebagai seorang guru dapat diketahui
harus bisa menyesuaikan bahwa munculnya
pembelajaran sesuai penyebab masalah
karakteristik anak dan selalu Semangat / motivasi
berusaha untuk menarik belajar siswa yang
perhatian anak didiknya masih rendah
sehingga mereka mempunyai adalah;
minat terhadap pelajaran yang 1. Pembelajaran di
diajarkannya, jika tidak kelas monoton
menyesuaikan karakteristik 2. Kurang motivasi
anak akan menurunkan minat guru
belajar siswa. 3. Fasilitas
pembelajaran di
b. Metode ceramah merupakan sekolah yang
metode yang dominan (70%) belum memadai
digunakan guru, sedangkan 4. Pembelajaran
tingkat dominasi guru dalam hanya ceramah
interaksi belajar mengajar juga 5. Siswa tidak punya
tinggi yaitu 67%, sehingga para cita – cita
siswa kurang aktif dalam proses 6. Kondisi fisik, sosial
pembelajaran dan semangat ekonomi, keluarga
belajar yang makin menurun yang tidak
Sadia dalam Ahmad, (2012). kondusif.

c. Anak yang memiliki kondisi


jasmani atau kebugaran organ
tubuh yang kurang baik dapat
mempengaruhi semangat anak
dalam mengikuti pelajaran.
Ismail (2016)

d. Berdasarkan penelitian Koryati


et. al., (2017) yang menyatakan
bahwa kesehatan akan
berpengaruh terhadap proses
belajar seseorang. Jika dengan
kondisi tidak sehat maka akan
berpengaruh dalam konsentrasi
pada saat belajar, kurang
perhatian dan tidak ada
semangat untuk belajar

e. Minat memiliki pengaruh besar


terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan
baik karena tidak ada daya tarik
baginya. Djamarah, (2010).
Nabillah dan Abadi (2019)

2. Berdasarkan Hasil Wawancara ;

1. Siswa SMK Negeri Ngargoyoso


banyak yang tidak punya cita –
cita atau gambaran masa depan
yang jelas setelah mereka lulus
dari jenjang sekolah.

2. Guru di SMK Negeri Ngargoyoso


rata – rata melakukan
pembelajaran di kelas dengan
gaya yang monoton, materi yang
disampaikan guru tidak menarik
serta guru juga jarang
memberikan motivasi ke anak/
peserta didik.

3. Jumlah fasilitas pembelajaran di


SMK Negeri Ngargoyoso yang
belum memadai, seperti buku,
modul sebagai sumber belajar
yang belum sesuai dengan
jumlah peserta didik dan
perangkat lain untuk
meningkatkkan motivasi belajar
siswa yang juga kurang
memadai.

4. Kondisi fisik, sosial ekonomi,


lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah yang tidak
kondusif atau tidak sesuai
dengan karakteristik dari siswa
yang mengalami penurunan
semangat belajar, misal siswa
sedang sakit, keadaan ekonomi
keluarga yang masih bisa
dikatakan kurang, keluarga
brocken home, dan pergaulan
dengan teman – teman di
sekolah.

5. Kurangnya kesadaran guru


dalam pemberian motivasi
kepada peserta didik pada saat
pembelajaran di kelas, guru
hanya sebatas menyampaikan
materi tanpa memperhatikan
sikap, perilaku dan response
terhadap guru yang mengajar.
Guru harus selalu melakukan
evaluasi terhadap pembelajaran
di kelas, untuk ditindaklanjuti ke
arah yang lebih baik sehingga
semangat para peserta didik
tidak mengalami penurunan.

2 Masih ada peserta didik 1. Berdasarkan kajian literatur Setelah dilakukan


di kelas XI yang Penyebab masalah Masih ada peserta analisis terhadap
mengalami kesulitan didik di kelas XI yang mengalami hasil kajian literatur
belajar teori dan praktek kesulitan belajar teori dan praktek dan hasil wawancara
dasar Food and Beverage dasar Food and Beverage Service serta dikonfirmasi
Service adalah ; melalui obeservasi
dapat diketahui
a. Faktor-faktor yang menyebabkan bahwa munculnya
kesulitan belajar siswa dapat penyebab masalah
berupa faktor internal yang masih ada peserta
berasal dari dalam diri yang didik di kelas XI
bersangkutan dan faktor yang mengalami
eksternal yang berasal dari luar kesulitan belajar
diri yang bersangkutan. Elwan teori dan praktek
(2013) dasar Food and
Beverage Service
b. Setelah memperhatikan Misbach adalah;
(2003) bahwa fasilitas belajar di 1. Kurang materi
sekolah sangat mempengaruhi prasyarat dalam
prestasi belajar siswa. Apabila pembelajaran
fasilitas belajar di sekolah tidak 2. Menganggap mata
memadai dan kuantitas pelajaran Food &
pemanfaatan fasilitas minim, Beverage Service
maka tidak mungkin akan sulit dipahami
dicapai prestasi belajar siswa 3. Cara mengajar
yang diharapkan guru yang tidak
menarik
c. Berdasarkan Rachmadi 4. Siswa kurang
Widdiharto, (2008) bahwa memperhatikan
kesulitan siswa yang mempunyai guru saat
gangguan pendengaran lebih pembelajaran di
banyak dibandingkan dengan kelas
yang tidak mengalaminya 5. Kemampuan siswa
yang berbeda
d. Kesulitan yang dialami oleh antara satu siswa
siswa selama proses dengan yang lain
pembelajaran cenderung 6. Fasilitas /sarana
disebabkan karena kurangnya prasarana praktek
kemampuan orang tua untuk kurang memadai
memenuhi kebutuhan
pembelajaran seperti modul,
buku serta penjelasan yang
diberikan guru masih kurang
optimal. Refendi et al., (2020)

2. Berdasarkan Hasil Wawancara ;


1. Fasilitas belajar di SMK Negeri
Ngargoyoso seperti alat peraga
atau alat praktek khususnya
Kompetensi Keahlian Perhotelan
Mata Pealajaran Food and
Beverage Service yang belum
memadai dan tidak sesuai
dengan jumlah peserta didik
yang ada.

2. Karakteristik, keadaan/kondisi
fisik dan sosial ekonomi siswa
atau peserta didik SMK Negeri
Ngargoyoso yang berbeda antara
satu siswa dengan siswa yang
lain.
Input siswa SMK Negeri
Ngargoyoso rata – rata dari
lingkungan pedesaan karena
sekolah terletak di lereng gunung
lawu (pedesaan).

3. Peserta didik SMK Negeri


Ngargoyoso rata - rata kurang
memperhatikan disaat guru yang
memberikan materi di kelas
ataupun saat praktek di
Labotarium dan apabila
mengalami kesulitan malu untuk
bertanya kepada guru yang
bersangkutan.
4. Faktor Internal yang
mempengaruhi kesulitan belajar
seseorang adalah
1. Daya ingat rendah
2. Terganggunya Alat-alat
Indra
3. Usia anak
4. Jenis kelamain
5. Kebiasan belajar /
rutinitas
6. Tingkat kecerdasan (
Intelegensi )
7. Minat
8. Emosi ( perasaan )
9. Motivasi atau Cita-cita
Semakin rendah indeks
dari faktor diatas, maka
akan semakin sulit dalam
menerima materi dalam
pembelajaran

Sedangkan faktor Eksternal


meliputi 3 hal antara lain :
a. Faktor Keluarga
Cara mendidik anak, relasi
antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian
orangtua, latar belakang
kebudayaan
b. Faktor Sekolah
Guru yang mengajar, metode
mengajar, instrumen/
Fasilitas, kurikulum sekolah,
relasi guru dengan anak,
relasi antar anak, disiplin
sekolah, pelajaran dan
waktu, standar pelajaran,
kebijakan penilaian, keadaan
gedung, dan tugas rumah
c. Faktor Masyarakat
Kegiatan anak dalam
masyarakatteman bergaul,
dan bentuk kehidupan dalam
masyarakat
5. Sudah dipastikan dalam
pembelajaran satu kelas, pasti
ada yang belum paham, sudah
paham dan sangat paham, ini
semua tergantung kemampuan
siswa masing – masing dalam
menerima penjelasan materi,
tidak semua siswa mempunyai
kemampuan yang baik dan cepat
tanggap dalam pembelajaran

3 Hubungan komunikasi 1. Berdasarkan kajian literatur Setelah dilakukan


antar guru dan orang Penyebab masalah hubungan analisis terhadap
tua peserta didik terkait komunikasi antar guru dan orang hasil kajian literatur
pembelajaran masih tua peserta didik terkait dan hasil wawancara
kurang pembelajaran masih kurang adalah ; serta dikonfirmasi
melalui obeservasi
a. Keterlibatan orang tua dalam dapat diketahui
proses pembelajaran dapat bahwa munculnya
meningkatkan nilai anak, penyebab masalah
kehadiran anak dalam hubungan
pembelajaran di sekolah, komunikasi antar
menumbuhkan sikap dan guru dan orang tua
perilaku yang baik pada anak peserta didik terkait
dan menaikkan angka kelulusan. pembelajaran masih
Henderson & Bella sebagaimana kurang adalah;
dikutip oleh Mc. Carty, Brennan 1. Orang tua kurang
and Vecchiarello, (2007) terlibat dalam
kegiatan
b. Melihat hasil penelitian pembelajaran
Dixon(1992), Eccles & Harold 2. Orang tua terlalu
(1993), Henderson & Bella sibuk bekerja
(1994),dan Jeynes ( 2007) yang sehingga kurang
menunjukkan bahwa ketika perhatian dan
orang tua dan guru memiliki kurang peduli
hubungan/kerjasama yang baik, kepada anaknya.
maka prestasi akademik dan 3. Komunikasi guru
sosial anak akan meningkat. dan orang tua
masih terbatas.
c. Ada hubungan yang signifikan 4. Orang tua
antara tingkat keterlibatan orang memberikan
tua dalam mendidik anak dengan tanggung jawab
motivasi belajar dan prestasi penuh anaknya
belajar. (Taryati, dkk kepada guru
(1994/1995); Alaida, dkk /sekolah.
(1993/1994)

d. Menurut penelitian Brains,


(2001) yang menemukan bahwa
perhatian orang tua terhadap
pendidikan anak akan antarkan
pada prestasi anak untuk
mencapai cita-citanya &
dukungan orang tua dalam
mengarahkan pendidikan anak
memberikan kontribusi terbesar
bagi perkembangan kemajuan
belajar anak

2. Berdasarkan Hasil Wawancara ;


1. Banyak orang tua / wali dari
peserta didik di SMK Negeri
Ngargoyoso yang bekerja sebagai
petani, sehingga terlalu sibuk
dengan pekerjaan sehingga
kurang perhatian kepada anak-
anaknya sendiri.

2. Orang Tua/wali murid SMK


Negeri Ngargoyoso melepaskan
tanggung jawab mereka dalam
mendidik anak-anaknya dan
melimpahkan segala tanggung
jawabnya kepada guru yang
mengajar anak mereka pada saat
di Sekolah

3. Orang tua/ wali murid tidak


hadir saat ada undangan rapat
atau sosialisasi terkait
persiapan, pelaksanaan dan
pembelajaran anak di sekolah,
mereka cenderung mengabaikan
dan mewakilkan kepada orang
lain.

4. Sikap Orang tua/ Wali murid


lebih cenderung melepas
tanggung jawab mendidik anak –
anaknya sendiri dan
memberikan tanggung jawab
penuh kepada sekolah atau guru
dalam hal apapun, hal ini
menyebabkan orang tua menjadi
acuh dan mengabaikan
informasi terkait anaknya selama
pembelajaran di sekolah.
5. Kepedulian orang tua terhadap
anak menjadi faktor utama
dalam meningkatkan hubungan
orang tua dengan guru semakin
optimal. Orang tua yang peduli
terhadap anak pasti akan lebih
aktif berkomunikasi dengan
sekolah terkait pembelajaran dan
perkembangan anak di sekolah,
tidak menunggu undangan atau
panggilan dari sekolah.

4 Sebagian besar guru 1. Berdasarkan kajian literatur Setelah dilakukan


belum mengoptimalkan Penyebab masalah Sebagian besar analisis terhadap
model pembelajaran guru belum mengoptimalkan model hasil kajian literatur
yang inovatif sesuai pembelajaran yang inovatif sesuai dan hasil wawancara
dengan karakteristik dengan karakteristik materi adalah ; serta dikonfirmasi
materi a. Melihat data Rachmawati, (2019) melalui obeservasi
bahwa perbedaan antar generasi dapat diketahui
kadang menjadi penyebab utama bahwa munculnya
masalah pekerjaan dan penyebab masalah
kehidupan bersama, entah sebagian besar guru
dalam hal motivasi, perilaku belum
konsumerisme, pengambilan mengoptimalkan
keputusan, dan sebagainya model pembelajaran
yang inovatif sesuai
b. Pengajaran dilaksanakan tidak dengan karakteristik
hanya untuk kesenangan atau materi adalah;
bersifat mekanis saja, tetapi 1. Guru tidak
mempunyai misi dan tujuan, hal memahami sintaks
itu semua tak lepas dari , model
fasilitas, dana dan daya yang pembelajaran
dipergunakan untuk pencapaian inovatif
misi/tujuan yang diinginkan. 2. Guru belum
Slameto, (2001:1) mendapatkan
pendampingan
c. Berdasarkan Zainal, (2009: 28) model
bahwa perbaikan mutu pembelajaran
pendidikan dan pengajaran inovatif
senantiasa harus tetap 3. Terbatasnya waktu
diupayakan dan dilaksanakan guru dalam
dengan jalan meningkatkan merangcang model
kualitas pembelajaran, mulai pembelajaran
dari peningkatan kualitas inovatif
pembelajaran maupun 4. Guru tidak mau
pendekatan terhadap siswa merubah model
sehingga diharapkan siswa akan pembelajaran
semakin termotivasi dalam karena malas
belajar, daya kreativitasnya akan 5. Guru mengajar
semakin meningkat, semakin hanya sebatas
positif sikapnya, semakin menggugurkan
bertambah jenis pengetahuan kewajiban saja.
dan keterampilan yang
dikuasainya, dan semakin
mantap pemahaman terhadap
materi yang dipelajari

d. Seseorang dianggap telah belajar


sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan
tingkah lakunya, dengan belajar
seseorang akan memperoleh
hasil berupa pola- perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan, yang
mencakup kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotor dan
keluar dari zona nyaman.
Budiningsi, (2008:20), Suprijono,
(2010:5)

2. Berdasarkan Hasil Wawancara ;


1. Sebagian besar guru SMK Negeri
Ngargoyoso sudah merasa
nyaman dengan model
pembelajaran yang konvensional
dan cenderung malas untuk
menerapkan model pembelajaran
inovatif.

2. Guru SMK Negeri Ngargoyoso


mengajar hanya sebatas
menggugurkan kewajiban dan
tugas seorang guru, tanpa
memperhatikan kualitas
pembelajaran dan hasil evaluasi
pembelajaran, sehingga tidak
mau mencoba menggunakan
model pembelejaran inovatif.

3. Kebanyakan Guru belum


mengetahui dan memhami jenis
– jenis model pembeljaran
inovatif yang bisa diterapkan
dalam pembelajaran.

4. Kurangnya pemahaman guru


terkait perancangan
pelaksanaan pembelajaran
inovatif, memahami langkah-
langkah pembelajaran sesuai
sintak yang ada pada model
pembelajaran inovatif, sehingga
guru kurang mampu dalam
menstimulus siswa untuk
menemukan sendiri masalah
yang ada pada materi
pembelajaran inovatif, dalam
pengawasan kelas guru kurang
mampu mengarahkan siswa
yang kurang pintar untuk
terlibat aktif dengan
bekerjasama dalam kelompok,
terkendala dalam menyediakan
alat dan bahan jika diperlukan
dalam melakukan proyek.

5. Sejauh ini masih jarang sekali


ditemukan guru-guru yang
menemukan inovasi
pembelajaran. Guru cukup
menggunakan metode, media,
model maupun pendekatan yang
itu-itu saja dalam pembelajaran.
Guru yang tidak mau kreatif dan
inovatif, guru yang egois kafena
tidak pernah mau memikirkan
cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Guru yang egois
juga tidak mau berfikir dengan
pembelajaran yang monoton
seperti itu apakah siswa bisa
memahami pelajaran yang
diberikan.

5 Pembelajaran belum 1. Berdasarkan kajian literatur Setelah dilakukan


berbasis HOTS (Higher Penyebab masalah Pembelajaran analisis terhadap
Order Thinking Skill) belum berbasis HOTS (Higher Order hasil kajian literatur
Thinking Skill) adalah ; dan hasil wawancara
a. Merujuk kajian penelitian Schulz serta dikonfirmasi
& Fitz Patrick, (2016) melalui obeservasi
menemukan para guru dapat diketahui
menunjukkan ketidakpastian bahwa munculnya
tentang konsep HOTS dan penyebab masalah
mereka tidak siap untuk pembelajaran belum
mengajar atau menilai HOTS berbasis HOTS
(Higher Order
b. Pengetahuan guru tentang Thinking Skill)
HOTS, kemampuan mereka adalah;
untuk meningkatkan HOTS 1. Guru belum siap
siswa, memecahkan masalah melaksanakan
berbasis HOTS, dan kegiatan pembelajaran
mengukur HOTS siswa masih berbasis HOTS
rendah. Retnawati, (2018) 2. Kurangnya
pemahaman
c. Melihat kajian Driana dan pemahaman
Ernawati, (2019), guru sekolah pembelajaran
yang berpartisipasi dalam berbasis HOTS
penelitiannya belum memiliki sehingga mereka
pemahaman komprehensif kebingungan.
tentang HOTS, sehingga 3. Guru belum
kurangnya kegiatan pelatihan pernah mengikuti
dan pengukuran kemampuan pelatihan berbasis
berpikir tingkat tinggi siswa HOTS
4. Kurangnya
d. Guru memegang peran dalam informasi dan
mengoptimalkan penilaian pendampingan
HOTS, baik dalam tes harian, dari sekolah dalam
penilaian akhir semester, dan penerapan
ujian sekolah, hal ini pembelajaran
dimaksudkan untuk melatih dan HOTS.
mengetahui kategori
kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa, guru yang kurang
memahami peran dalam
mengoptimalkan HOTS akan
mempengaruhi cara berfikir
siswa juga. Saraswati &
Agustika, (2020).

2. Berdasarkan Hasil Wawancara ;


1. Masih rendahnya pemahaman
guru SMK Negeri Ngargoyoso
mengenai konsep pembelajaran
berbasis HOTS (Higher Order
Thingking Skills) sehingga masih
berpatokan pada pembelajaran
berbasis LOTS (Lower Order
Thingking Skills).

2. Guru SMK Negeri Ngargoyso


kurang memahami pentingnya
pembelajaran HOTS bagi siswa
atau peserta didik di era digital,
sehingga menganggap tidak
perlu adanya perubahan dalam
melaksanakan pembelajaran di
kelas.

3. Kurangnya pelatihan dan diklat


terhadap guru SMK Negeri
Ngargoyoso terkait pembelajaran
berbasis HOTS (Higher Order
Thingking Skills)

4. Salah satu penyebabnya adalah


kurangnya guru membaca dan
meng- update pengetahuannya
tentang pembelajaran HOTS
sehingga mereka kebingungan.
Inilah salah satu alasan
mengapa guru harus terus
belajar dan update
kemampuannya, sehingga harus
lebih aktif mengikuti diklat,
pelatihan dan sosialisasi
pembelajaran berbasis HOTS.

5. Kurangnya pelatihan, diklat dan


sosialisasi terhadap guru tentang
pembelajaran berbasis HOTS
(Higher Order Thingking Skills) di
lingkungan sekolah ataupun
cabang dinas pendidikan itu
sendiri.

6 Sebagian besar guru 1. Berdasarkan kajian literatur Setelah dilakukan


belum mengoptimalkan Penyebab masalah sebagian besar analisis terhadap
pemanfaatan Teknologi guru belum mengoptimalkan hasil kajian literatur
Informasi Komputerisasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan hasil wawancara
(TIK) dalam Komputerisasi (TIK) dalam serta dikonfirmasi
pembelajaran. pembelajaran adalah; melalui obeservasi
dapat diketahui
a. Menurut Siahaan (2013) sekolah bahwa munculnya
yang telah dilengkapi dengan penyebab masalah
perangkat TIK, guru telah dilatih sebagian besar guru
mengenai pemanfaatan TIK, belum
didukung oleh infrastruktur mengoptimalkan
jaringan dan ketersediaan materi pemanfaatan
pembelajaran (konten) yanng Teknologi Informasi
telah dikembangkan secara Komputerisasi (TIK)
profesional dan adanya dalam pembelajaran
pembimbingan terhadap guru adalah;
memanfaatkan TIK di dalam 1. Pemahaman guru
kegiatan pembelajaran, maka terhadap TIK
guru sudah semakin terarah masih
untuk pemanfaatan TIK di dalam terbatas/rendah
pelaksanaan tugas 2. Fasilitas sarana
profesionalnya sehari-hari dan prasarana TIK
di sekolah masih
b. Perangkat komputer merupakan belum memadai
bagian penting di bidang dan terbatas, tidak
pendidikan karena sangat sesuai dengan
berpengaruh terhadap terjadinya jumlah peserta
perubahan mengenai cara-cara didik
guru membelajarkan peserta 3. Guru kurang aktif
didiknya. Bingimlas (2009) mengikuti
pelatihan, diklat
c. Berdasarkan Arsanti (2018) TIK
peserta didik mengharapkan dan 4. Guru kurang
membutuhkan terhadap percaya diri dalam
pengembangan bahan ajar menerapkan TIK
kreatif, penguasaan guru dalam
terhadap teknologi merupakan pembelajaran
modal untuk membuat bahan 5. Guru tidak mau
ajar, penguasaan yang baik akan mengikuti
membantu guru untuk membuat perkembangan
bahan ajar yang lebik kratif teknologi yang
semakin canggih.
d. Penggunaan teknologi dalam
pembelajaran belum digunakan
sepenuhnya oleh guru, guru
masih berpandangan bahwa
penggunaan teknologi dalam
pembelajaran baru sebatas
penggunaan media power point
dalam pembelajaran. Chaidar,
(2014)

e. Merujuk pada Zuriah, Sunaryo,


& Yusuf, (2016) guru yang
mendapatkan pelatihan untuk
pengembangan pembelajaran
akan meningkatkan kompetensi
profesional dan kompetensi
pedagogik guru.

2. Berdasarkan Hasil Wawancara ;


1. Kurangnya pelatihan / diklat
terkait pemanfaatan Teknologi
Informasi Komputer (TIK) dalam
pembelajaran kepada guru SMK
Negeri Ngargoyoso.

2. Banyak guru yang masih berada


di zona nyaman dengan metode
pembelajaran konvensional atau
model lama seperti metode
ceramah dari awal pembelajaran
sampai pembelajaran selesai dan
tidak mau mengikuti
perkembangan teknologi
informasi dan komputerisasi.

3. Guru kurang perhatian dengan


perkembangan teknologi dan
cenderung masa bodoh dengan
perkembangan teknologi yang
semakin canggih.

4. Sarana dan prasarana


pendukung yang terbatas.
Sarana dan prasarana yang
dimaksud adalah komputer,
laptop, dan infokus. Kendala
berikutnya yang cukup tinggi
mempengaruhi guru
memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran adalah
ketersediaan jaringan internet
dan sinyal. Selanjutnya kendala
berikutnya adalah ketersediaan
listrik.

5. Pengetahuan teknis guru tentang


teknologi informasi dan
komunikasi yang terbatas
menjadi kendala berikutnya
dalam pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran di kelas.
Kemudian, ketakutan dan
pertimbangan dampak negatif
dari penggunaan alat
berupa handphone (HP) dan
laptop di sekolah menjadi
kendala guru memanfaatkan TIK
dalam pembelajaran di kelas.
Atas pertimbangan ketakutan
penyalahgunaan alat TIK
tersebut, sekolah mengeluarkan
kebijakan melarang guru
membawa HP ke sekolah.
Kendala terkecil penghambat
guru memanfaatkan TIK adalah
terkait pengelolaan data.

Anda mungkin juga menyukai