Anda di halaman 1dari 16

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Rahmad Hari Mulya
NO UKG : 201501357509

Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
1 Minat Baca Siswa Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui
Kurang kajian literatur dan hasil
Menurut (Slameto, 2018) Ada beberapa wawancara minat baca kurang.
faktor yang menyebabkan minat baca  Guru kurang memberikan
masyarakat Indonesia masih rendah. motifasi membaca ke siswa
Pertama, belum ada kebiasaan membaca  Pengaruh perkembangan
yang ditanamkan sejak dini. Role model teknologi serti adanya
anak di keluarga adalah orang tua dan google tempat bertanya
anak-anak biasanya mengikuti  Guru kurang menerapkan
kebiasaan orang tua. Oleh karena itu, metode mengajar yang
peran orang tua dalam mengajarkan inovatif.
kebiasaan membaca menjadi penting  Siswa kesulitan memahami
untuk meningkatkan kemampuan literasi ini dari buku yang dibaca
anak. (buku pelaaran)
Kedua, akses ke fasilitas pendidikan  Kurangnya pengetahuan
belum merata dan minimnya kualitas dan pemahaman siswa
sarana pendidikan. Sudah menjadi fakta mengenai arti dan manfaat
bahwa kita masih melihat banyak anak dari membaca
yang putus sekolah, sarana pendidikan  Kebiasaan siswa membaca
yang tidak mendukung kegiatan belajar sejak dini tidak ada.
mengajar, dan panjangnya rantai
 Membaca merupakan
birokrasi dalam dunia pendidikan sesuatu hal yang
membosankan.
Menurut (Puspa Sari 2016) Membaca
adalah sebagai pintu gerbang untuk
mengetahui segala ilmu pengetahuan
dan perangkat penting menuju kemajuan
dan kesuksesan. Kegiatan yang
terpenting dalam proses belajar
mengajar diantaranya adalah membaca,
karena dengan membaca seseorang akan
memperoleh pengetahuan, informasi dan
pengalaman.

Menurut Suharso (Dalam Ade Irma


2014:2) Keaktifan membaca menjadi
kemampuan dasar yang sangat penting,
karena membaca sangat dibutuhkan
demi kemajuan masyarakat maupun
individu agar tidak dibodohi, dan
dengan membaca dapat melihat,
mengerti isi bacaan yang ada
didepannya.
Membaca adalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Membaca melibatkan
pengenalan simbol yang menyusun
sebuah bahasa. Membaca
dan mendengar adalah 2 cara paling
umum untuk mendapatkan informasi.
Informasi yang didapat dari membaca
dapat termasuk hiburan, khususnya saat
membaca cerita fiksi atau humor.
https://perpustakaan.kulonprogokab.go.
id/detil/80/membaca-apa-dan-
bagaimana, 6 November 2022

Membaca adalah suatu proses yang


dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Menurut Tarigan (Dalam Deni Setyo
Pamuji2017:10

Hasil wawancara Guru


(Yeri Yuli Sari S.Sn, 9/11/2022)
 Pengaruh teknologi terutama
google dan gadget,
 Minat baca siswa sangat kurang
 Kurangnya pengetahuan dan
pemahaman siswa mengenai arti
dan manfaat dari membaca
 Kurangnya pengetahuan dan
pemahaman siswa cara memahi
isi buku
(Era Firiati, S.Pd, 9/11/2022)
 Siswa kurang minat baca dan
daya baca siswa sangat rendah
 Kurang menarik bahan bacaan
dan materi

(Gina Adriana, S.Pd. 9/11/2022)


 Guru tidak menerapkan
pembelajaran yang memiliki
keterampilan membaca
 Guru kurang memberi motivasi
ke siswa

(Darliyenti, S.Pd., M.Pd. 9/11/2022)


wakil kurikulum SMK Negeri 1
Payakumbuh 2000-2022
 Kemampuan literasi Siswa SMK
Negeri 1 Payakumbuh sangat
kurang
 Daya Baca Siswa kurang
 Kemampuan anilis bacaan siswa
sangan kurang.
Hasil Wawancara Siswa
(Dayu, 9/11/2022)
 Membaca membutuhkan waktu
untuk memahami setiap kalimat
dan kata

(Mutiara, 9/11/2022)
 Membaca merupakan sesuatu hal
yang membosankan, membuat
otak lelah, apalagi membaca
buku pelajaran
 Siswa sangat sulit mencari isi
dari modul atau buku yang di
baca (buku pelajaran)
Rendahnya Nilai Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui
Siswa pada saat kajian literatur dan hasil
dilakukan ujian Menurut (Agung Prasetyo Abadi, 2020) wawancara
teori Faktor yang mempengaruhi hasil belajar  Siswa kurang memahami
diantaranya materi, karena siswa tipe
1 Faktor internal yaitu yang berasal dari kinestetik (lebih aktif untuk
dalam diri siswa, seperti kurangnya praktek dari pada teori)
minat dan motivasi peserta didik saat  Tidak Sesuai antara materi
pembelajaran yang di berikan dengan
2 Faktor eksternal yaitu yang berasal soal yang di uji
dari luar diri siswa, seperti metode guru  Kurangnya pembahasan
yang tidak menarik bagi peserta didik. soal-soal ujian baik antar
siswa maupun antar guru
Menurut (Dio Eka Putra, Hefni & dan siswa
Erningsih, 2022) Strategi pembelajaran  Guru masih kurang
menjadi faktor utama dalam memberikan metode
meningkatkan proses belajar bahasa dan megajar yang inofatif
keterampilan bahasa. Strategi
pembelajaran yang tidak tersusun
dengan baik memungkinkan adanya
hasil yang tidak tercapai sesuai sasaran

Menurut Faridah Alawiyah (2017:87)


Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan yang bertujuan untuk
menilai pencapaian standar kompetensi
lulusan untuk semua mata pelajaran,
dilakukan melalui ujian sekolah sebagai
penentuan kelulusan dari satuan
pendidikan

Ujian Nasional adalah upaya pemerintah


untuk mengevaluasi tingkat pendidikan
secara nasional dengan menetapkan
standarisasi nasional pendidikan. Hasil
dari Ujian Nasional yang
diselenggarakan oleh Negara adalah
upaya pemetaan masalah pendidikan
dalam rangka menyusun kebijakan
pendidikan nasional. Menurut H. A. R.
Tilaar (2006)

Ujian merupakan cara terbatas untuk


mengukur kemampuan seseorang.
Pelaksanaan ujian dimaksudkan untuk
mengukur pengetahuan seseorang atau
peserta didik. Ujian juga dijadikan
sebagai alat evaluasi untuk menilai
berapa jauh pengetahuan sudah dikuasai
dan ketrampilan yang sudah diperoleh.
Ujian dapat mendorong seseorang dalam
kegiatan pembelajaran baik itu
secara wawasan ataupun pengetahuan
lainnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ujian. 6
November 2022

Hasil Wawancara Guru


(Era Fitriati, S.Pd. 9/11/2022)
 Tidak Sesuai antara materi yang
di berikan dengan soal yang di
uji
 Minat membaca siswa rendah
mengakibatkan ujian tidak dapat

(Yeri Yuli Sari S.Sn, 9/11/2022)


 Pada saat ujian teori di adakan
siswa tidak membaca buku
modul atau catatan yang di
berikan.
 Siswa tidak membaca dan tidak
mengerjakan contoh-contoh soal
yang telah di berikan guru
 Metode yang digunakan guru
tidak menarik dan sesuai dengan
karakteristik anak

(Darliyenti, S.Pd., M.Pd. 9/11/2022)


wakil kurikulum SMK Negeri 1
Payakumbuh 2000-2022
 Siswa kurang memahami materi,
karena siswa tipe kinestetik
(lebih aktif untuk praktek dari
pada teori)
 Siswa banyak memiliki tipe
kinestetik (menyukai aktifitas,
praktek)

Hasil Wawancara Siswa


(Dayu, 9/11/2022)
 Siswa lebih senang belajar
praktek.
 Siswa merasakan walau tidak
dapat ujian pasti ada remedi

(Mutiara, 9/11/2022)
 Siswa Malas Belajar dan
membaca
 Soal pada saat ujian berbeda
pada saat siswa dalam proses
belajar

2 Kurang Kreatifitas Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui


Siswa pada saat kajian literatur dan hasil
Proses Clack dan Boy (Hidayat, 2010: 5) wawancara
pembelajaran menemukan penyebab siswa kurang  Guru kurang mampu
Praktek kreatif bahwa 70% ditentukan oleh mestimulus siswa dalam
faktor internal (kemampuan individu) belajar, sehingga siswa
dan 30% ditentukan oleh faktor tidak kreatif dalam
eksternal (lingkungan belajar), . pembelajaran
 Guru masih kurang
Menurut Mudar (dalam Benedicta 2019) memberika metode yang
Kreatifitas dapat dipahami sebagai cocok bagi siswa, agar
pribadi individu (dan bukan merupakan imajinasi siswa keluar
sifat sosial yang dihayati masyarakat)  Fasilitas sekolah kurang
yang tercemin dari kemampuan memadai untuk melakukan
menciptakan sesuatu yang baru. percobaan
 Siswa malah berpikir
Menurut Tatang Suratno (2009)  Siswa kurang percaya diri
Kreativitas atau berpikir kreatif dalam menyelesaikan
merupakan kemampuan seseorang masalah dalam pembuatan
dalam menghasilkan gagasan baru yang tugas
efektif dan etis.

Kreativitas adalah kemampuan untuk


menciptakan sesuatu yang baru, baik
yang benar-benar merupakan hal baru
atau sesuatu ide baru yang diperoleh
dengan cara menghubungkan beberapa
hal yang sudah ada dan menjadikannya
suatu hal baru. Selain itu, kreativitas
adalah hal-hal yang membuat kita takjub
dengan hal-hal baru, karena kreativitas
bisa mewujudkan ide-ide cemerlang
kita.
https://www.studilmu.com/blogs/details/
pengertian-kreativitas-dan-contoh-
kreativitas.

Hasil Wawancara Guru


(Era Fitriati, S.Pd. 9/11/2022)
 Guru kurang mampu mestimulus
siswa dalam belajar, sehingga
siswa tidak kreatif dalam
pembelajaran.

(Yeri Yuli Sari S.Sn, 9/11/2022)


 Siswa selalu terpaku pada
contoh-contoh yang di berikan
guru untuk tugas yang diberikan
 Siswa kurang percaya diri dalam
menyelesaikan masalah dalam
pembuatan tugas
 Guru kurang menerapkan
metode mengajar yang inovatif

(Darliyenti, S.Pd., M.Pd. 9/11/2022)


wakil kurikulum SMK Negeri 1
Payakumbuh 2000-2022
 Siswa terlalu manja (setiap
materi yang di berikan harus di
jelaskan sedetilnya dan contoh
soal tidak boleh keluar dari
materi yang di terangkan atau
siswa tidak mandiri)
 Siswa malas berpikir, karena
selam 2 tahun covid, otak siswa
sudah lama santai/senang bisa
dikatan tertidur)

Hasil Wawancara Siswa


(Dayu. 9/11/2022)
 Imajinasi siswa dalam menyelesai
tugas kurang
 Siswa masih kurang dalam
pendalaman materi
 Fasilitas sekolah kurang memadai
untuk melakukan percobaan
Siswa tidak tepat Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui
waktu dalam kajian literatur dan hasil
menyelesaikan Menurut (Ujang Candra 2014) wawancara ,
tugas Prokrastinasi akademik adalah jenis  Kurangnya pengawasan
penundaan yang dilakukan pada jenis guru pada saat siswa
tugas forma yang berhubungan dengan melakukan proses
tugas akademik. Ika prokrastinasi ini membuat tugas
tidak segera di denahi akan merugikan  Guru kurang disiplin dalam
siswa itu sendiri. Perkembangan siswa menerapkan jadwal
dalam meraih prestasi akademik pengumpulan tugas
menjadi terganggu

Menurut Zulfadewina (2022) Faktor


dari siswa itu sendiri berupa kesulitan
dalam pembelajaran IPA 58.33%,
kesulitan konsentrasi saat di sekolah
45.83%, kesulitan memahami materi
yang disampaikan guru 37.50%, dan
sering menunda tugas 37.50%

Tugas adalah suatu bagian atau satu


unsur atau satu komponen dari suatu
jabatan. Tugas adalah gabungan dari dua
unsur (elemen) atau lebih sehinnga
menjadi suatu kegiatan yang lengkap.
menurut Moekjiat (1998;11).

Tugas adalah kegiatan pekerjaan


tertentu yang dilakukan untuk suatu
tujuan khusus. Menurut John & Mary
Miner (1998;10)

Hasil Wawancara Guru


(Era Fitriati, S.Pd. 9/11/2022)
 Siswa tidak disiplin membuat
tugas yang diberikan guru
 Siswa tidak bisa mengatur waktu
mengerjakan tugas dengan baik
 Siswa tidak paham dengan
materi yang diberikan

(Yeri Yuli Sari S.Sn, 9/11/2022)


 Siswa sering menunda waktu
mengerjakan tugas
 Siswa lebih banyak bermain dari
pada memuat tugas
 Sara dan Prasana di dalam labor
praktek kurang.
 Siswa tidak memahi modul atau
materi yang di berikan guru

(Darliyenti, S.Pd., M.Pd. 9/11/2022)


wakil kurikulum SMK Negeri 1
Payakumbuh 2000-2022
 Siswa malas untuk berpikir
 Siswa lebih senang untuk
mencotoh dari pada mengerjakan
tugas secara mandiri

Hasil Wawancara Siswa


(Mutiara. 9/11/2022)
 Peralatan utuk membuat tugas
yang bersifat praktek sangat
kurang sehingga kami bergantian
 Siswa malas memulai membuat
tugas
 Siswa tidak paham dengan tugas
yang diberikan guru

3 Tidak adanya Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui


komunikasi orang kajian literatur dan hasil
tua peserta didik Menurut Anis Pusitaningtyas (2016) wawancara ,
dengan guru di Peran orang tua di rumah dan guru di  Kurangnya sekolah
sekolah sekolah sangat penting bagi pendidikan melakukan pertemuan rutin
anak. Komunikasi yang baik antara disekolah
orang tua dan guru merupakan suatu  Tidak terbentunya wadah
keharusan agar tercapai kesinergian antara guru dan orang tua
antara keduanya siswa
 Orang tua siswa kurang
Menurut Syarif Hidayat (2013:92) peduli dengan
Terdapat pengaruh signifikan dan positif perkembangan anaknya
antara kerjasama orang tua dengan guru  Pendapat selama ini
terhadap kedisiplinan siswa apabila orang tua siswa
datang kesekolah berarti
Menurut Suriansyah (2014:64) dalam anaknya ada masalah
praktiknya hubungan sekolah dengan
masyarakat dalam rangka menigkatkan
keterlibatan atau partisipasi orangtua
murid/keluarga dalam pendidikan di
sekolah ditemui sejumlah hambatan.
Hambatan-hambatan ini dapat
bersumber dari persepektif guru dan
kepala sekolah sebagai pelaksana
hubungan maupun dari pihak
masyarakat sebagai subjek yang diajak
untuk terlibat langsung dalam berbagai
kegiatan sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah.

Yang menjadi penghambat


relasi atau hubungan guru dan orangtua
adalah; ekonomi, kurang percaya
diri,kesenjangan generasi,kesibukan
pekerjaan, norma dan nilai budaya,
budaya kelas, dan pengalaman negatif
masa lalu. Artikel ini telah tayang
di Kompas.com dengan judul "Begini
Seharusnya Hubungan Sekolah dan
Orangtua", Klik untuk
baca:
https://edukasi.kompas.com/read/2018/0
6/21/18270971/begini-seharusnya-
hubungan-sekolah-dan-
orangtua?page=all. 6 November 2022

Hasil Wawancara Guru


(Era Fitriati, S.Pd. 11/2/2022)
 Tidak terbentunya wadah bagi
guru dan orang tua saling
berkomunikasi
 Kurangnya pihak sekolah
mengadakan pertemuan
rutin dengan pihak orang
tua peserta didik

(Yeri Yuli Sari S.Sn, 9/11/2022)


 Orang tua tidak peduli tentang
perkembangan anaknya disekolah
 Adanya kesibukan
orangtua menjadi salah
satu penghambat dalam
relasi atau hubungan
dengan orang tua terkait
dengan pembelajaran

(Darliyenti, S.Pd., M.Pd. 9/11/2022)


wakil kurikulum SMK Negeri 1
Payakumbuh 2000-2022
 Hubungan orang tua dengan siswa
tidak baik
 Tidak adanya pertemuan rutin
antara orang tua siswa dengan guru

Hasil Wawancara Siswa


(Mutiara. 11/2/2022)
 Orang tua siswa tidak peduli
dengan perkembangan dan
permasalahan anak di sekolah
 Siswa takut apabila orang tua
sampai di sekolah
 Siswa tidak jujur dengan orang tua

4 Siswa Terlihat Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui


pasif dalam kajian literatur dan hasil
kegiatan pelajaran Menurut (Rusydi Rasyid 2008) wawancara
Penggunaan media pendidikan secara  Guru belum mampu
tepat dan bervariasi dapat mengatasi menerpkan pembelajarn
sikap pasif peserta didik. inovatif berdasarkan
karakteris materi
Menurut Cheruddin (Hardianty,  Siswa
2017:26), siswa pasif adalah siswa  tidak memiliki persiapan
yang memiliki kemampuan yang pada saat mulai belajar
cukup, namun mereka malu untuk  Minat siswa terhadap
mengutarakan apa yang ada di dalam beberapa mata pelajaran
pikiran mereka, siswa yang pasif tidak rendah
percaya diri,

Menurut (Hardianty M 2017) Faktor-


faktor yang mempengaruhi kepasifan
siswa yaitu, cara mengajar guru yang
monoton dan kurang inovatif, siswa
yang malu atau takut untuk bertanya,
malas untuk mengerjakan soal-soal,
siswa yang kurang paham materi, tidak
adanya ketertarikan siswa dalam
pembelajaran matematika, dan ketika
melihat teman yang lebih aktif membuat
siswa yang lain akan kurang percaya diri

Sikap pasif siswa sering ditunjukan


dalam sebuah proses belajar, hal ini
terlihat dari perilaku siswa dalam
sebuah proses belajar yang cenderung
hanya berperan sebagai pendengar saja,
ketika guru menerangkan mereka justru
cenderung diam tanpa ada yang
mengajukan pertanyaan, bahkan ketika
guru mengajukan sebuah pertanyaan
mereka hanya diam, meskipun
sebenarnya siswa tidak paham dengan
materi yang disampaikan guru.
http://digilib.uinsby.ac.id/13703/5/Bab
%201.pdf

Sedangkan arti kata pasif menurut


kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pasif dapat diartikan sebagai sifat yang
menerima saja, tidak giat, tidak aktif

Hasil Wawancara Guru


(Era Fitriati, S.Pd. 9/11/2022)
 Guru kurang mampu mestimulus
siswa dalam belajar, sehingga
siswa tidak kreatif dalam
pembelajaran.
 Guru Tidak memerapkan metode
pembelajaran inovetif sesuai
dengan kareteristik siswa

(Yeri Yuli Sari S.Sn, 9/11/2022)


 Siswa tidak memiliki persiapan
dalam memulai pelajaran
 Guru kurang menerapkan metode
pembejaran yang inovatif
 Siswa kurang berminat pada salah
satu mata pelajaran

( Gina Adriana, S.Pd. 9/11/2022)


 Kurangnya motivasi dari guru

Hasil Wawancara Siswa


(Mutiara. 11/2/2022)
 Siswa malas untuk bertanya
 Siswa tidak mengerti tentang
pelajaran yang di ikutinya
 Siswa tidak senang dengan guru

5 Peserta didik masih Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui


terpaku dengan kajian literatur dan hasil
materi dengan cara Menurut (Arief Budi Wicaksono & M. wawancara
hafalan Saufi 2013) Pendekatan hafalan yang  Guru belum mampu
dilakukan siswa ataupun guru hanya menerpkan pembelajarn
menghasilkan efek jangka pendek dan inovatif
tidak ada retensi (ingatan) jangka  Guru kurang mengerti
panjang nampak dari siswa yang
sering menghafal
Menurut Skemp (dalam M. Saufi 2013),  Siswa malas memahi
salah satu sebab utama kecemasan siswa modul/buku
adalah otoritas guru. Perlu diingat  Siswa tidak memahami isi
bahwa setiap kali skema yang materi pelaaran
diperlukan dalam pemahaman tidak  Siswa terbiasa dengan
hadir dan tersedia dalam pikiran siswa, sistem hafalan
apapun pembelajaran yang terjadi hanya
didasarkan atas apa yang siswa terima
dari otoritas guru. Belajar dengan cara
tersebut adalah rote-learning (hafalan)
bukan schematic-learning (secara
skema)

Menurut (Nur Ali, 2020) Metode


hafalan dalam pembelajaran
kepada siswa sangatlah cocok apabila
di terapkan dalam mata pelajaran Al-
Qur’an dan Hadits. Bangsa Arab
dahulunya sebelum Islam datang pada
umumnya tidakmahir atau pandai
membaca dan menulis, mereka sangat
mengedepankan hafalan

Hasil Wawancara Guru


(Era Fitriati, S.Pd. 9/11/2022)
 Peserta didik tidak membuka wawasan
dan pola pikir apa bila di beri
permasalahan dari tugas yang
diberikan
 Peserta didik masih terpaku dengan
materi dengan cara hafalan

(Yeri Yuli Sari S.Sn, 9/11/2022)


 Litersi siswa sangat kurang,
menyebabkan, mengandalkan
bacaan
 Siswa sudah terbiasa dengan sistem
hafalan.
 Soal-soal yang di berikan oleh guru
masih bersifat hafalan, (soal belum
Hoth)
( Gina Adriana, S.Pd. 9/11/2022)
 Sistem hafalan berguna untuk
menghafal al-urqn, tetapi untuk
pelajaran praktek hafalan kurang
cocok
 Guru kurang menerapkan metode-
metode mengajar
 Dari mulai sekolah hingga saat
sekarang siswa terbiasa menghafal
bukan memahami

Hasil Wawancara Siswa


 Siswa takut apabila isi dari soal
yang di berikan guru tidak sesuai
dengan bacaan atau catatan yang di
berikan
 Guru masih mengunaan gaya
mengajar berbentu hafalan

6 Guru tidak Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis melalui


menguasai kajian literatur dan hasil
teknologi dalam Amalia ( 2016 ) menyatakan bahwa wawancara ,Guru belum maksimal
pembelajaran. guru tidak memiliki motivasi untuk: memanfaatkan teknologi dalam
Mempelajari teknologi yang pembelajaran disebabkan oleh
berkembang. • Guru tidak memiliki motivasi
 Guru malas untuk menerapkan hal mempelajari teknologi yang
baru dalam pembelajaran yang berkembang
dianggap rumit. • Faktor umur membuat guru
 Fasilitas pribadi guru yang tidak tidak memiliki motivasi
memadai. • Tidak semua guru memiliki
 Faktor umur membuat guru tidak Laptop
memilki motivasi untuk
menggunakan dan mempelajari
teknologi.

Cheung dan Slavin (2013) menemukan


bahwa teknologi menghasilkan efek
positif pada prestasi siswa dibandingkan
dengan metode tradisional

Pada dunia pendidikan Indonesia,


globalisasi memberi dampak keharusan
perubahan pada cara mengajar guru
yang dulunya bersifat tradisional
berbasis paper menjadi kini berbasis
teknologi informasi dan komunikasi
(TIK). Fungsi TIK bagi guru antara lain,
pertama, TIK dapat digunakan untuk
membantu pekerjaan administratif
(Word processor & Kebutuhan Wajib
Tingkat Dasar, Spreadsheet). Kedua,
TIK dapat digunakan untuk membantu
mengemas bahan ajar (Multimedia).
Ketiga, TIK dapat digunakan untuk
membantu proses manajemen
pembelajaran. Keempat, TIK dapat
digunakan untuk dukungan teknis dan
meningkatkan pengetahuan agar dapat
mewujudkan self running creation
(antivirus, tools, jaringan, , internet, dll).
https://journal.umsurabaya.ac.id/index.p
hp/pgsd/article/ view/1041.

Hasil Wawancara Guru


(Era Fitriati, S.Pd. 9/11/2022)
 Guru tidak menguasai teknologi
dalam pembelajaran.
 Guru malas apa biala melakukan
sesuatu yang baru
 Guru tidak memiliki motivasi
mempelajari teknologi yang
berkembang

(Yeri Yuli Sari S.Sn, 9/11/2022)


 Guru kurang minant daam
pengembangan teknologi dalam
pembelajaran
 Fasiltas yang tersidia di sekolah
masih kurang (jaringan wifi tidak
bagus)

( Gina Adriana, S.Pd. 9/11/2022)


 Sarana dan prasana yang di sekolah
kurang memadai (selalu tertingal
dari industri)
 Guru Kurang paham dengan
pemakaian teknologi dalam
pendidikan

Hasil Wawancara Siswa


 Siswa takut apabila isi dari
soal yang di berikan guru
tidak sesuai dengan bacaan
atau catatan yang di
berikan
 Guru masih mengunaan
gaya mengajar berbentu
hafalan

Anda mungkin juga menyukai