Anda di halaman 1dari 12

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No. telah
masalah penyebab masalah
diidentifikasi
1 Motivasi belajar Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan
siswa masih Menurut Khafid ( 2017) dalam analisis terhadap
rendah dalam jurnalnya pada mengemukakan kajian litelatur dan
mengerjakan bahwa motivasi belajar siswa hasil wawancara, maka
soal cerita dipengaruhi oleh : dapat diketahui bahwa
muatan 1. Minat siswa penyebab motivasi
pelajaran 2. Manfaat materi bagi kehidupan belajar siswa rendah
matematika siswa dalam mengerjakan
materi 3. Kreatifitas guru dalam soal cerita muatan
penjumlahan merancang pembelajaran pelajaran matematika
dan 4. Strategi/teknik/metode materi penjumlahan
pengurangan pembelajaran guru dan pengurangan
pecahan 5. Perhatian orang tua pecahan yaitu :
6. Sarana dan prasarana 1. Minat siswa pada
pembelajaran pelajaran
7. Suasana pembelajaran matematika rendah
karena dirasa sulit,
Menurut Gatot Muhsetyo hal ini terjadi
(2018 :1.13) dalam penelitiannya karena siswa belum
menerangkan bahwa hafal perkalian,
penyelesaian soal-soal belum menguasai
matematika bentuk cerita konsep KPK, serta
memerlukan berbagai kesulitan
ketrampilan dan pemahaman menemukan operasi
yang tidak hanya membutuhkan hitung yang tepat
kemampuan operasional tetapi pada soal yang
juga pemahaman mengenai soal diberikan
atau masalah yang ditanyakan. 2. Apersepsi yang
Salah satu pendekatan yang diberikan masih
sesuai dalam soal cerita adalah kurang maksimal
pendekatan bernuansa untuk menarik
pemecahan masalah dan bersifat minat belajar
konstruktif peserta didik, hal ini
terjadi karena guru
Menurut Gustiani (2021) pada kesulitan mencari
jurnalnya menjelaskan bahwa korelasi antara
kesalahan yang dialami oleh materi sebelumnya
siswa dalam menyelesaikan soal dengan materi yang
cerita pada aspek ini memahami akan diajarkan serta
masalah adalah kesalahan guru kurang mahir
memaknai bahasa dan model dalam artikulasi
matematikanya. Penyebab saat kegiatan
kesalahan pada aspek apersepsi
memahami bahasa adalah 3. Metode, model, dan
kemampuan matematika siswa media pembelajaran
yang rendah dan reasoning yang dilakukan guru
(penalaran) siwa yang tidak kurang menarik
lengkap/salah. Hal ini dapat sehingga siswa
disebabkan oleh kurangnya kurang
pemahaman konsep materi bersemangat, hal ini
Pecahan pada siswa, yang tidak terjadi karena guru
menutup kemungkinan hal ini terlanjur merasa
lah yang mempengaruhi tingkat nyaman dengan
kemampuan siswa untuk metode ceramah dan
menyelesaikan soal materi tanya jawab, serta
Pecahan guru belum
menguasai metode
Hasil Wawancara : atau model
Dengan Kepala Sekolah pembelajaran
(Lastutik, S.Pd.) inovatif lainnya
Sebagian siswa memiliki motivasi 4. Kurangnya
belajar rendah dalam perhatian dan
mengerjakan soal cerita muatan bimbingan dari
pelajaran matematika materi orangtua saat
penjumlahan dan pengurangan berada di
pecahan disebabkan karena : lingkungan rumah,
1. Minat belajar rendah hal ini terjadi
2. Materi yang disajikan kurang karena orang tua
menarik perhatian siswa sibuk dalam
3. Materi sulit dipahami oleh pekerjaannya
siswa masing-masing serta
4. Metode, model, dan media acuh terhadap
pembelajaran kurang perkembangan anak
interaktif dan beranggapan
5. Kurangnya perhatian dari pendidikan anak di
orangtua saat belajar di sekolah sudah
rumah cukup

Dengan teman sejawat (Sri


Nawang Wati, S.Pd)
1. Memiliki sikap kurang peduli
akan pembelajaran, termasuk
saat mengerjakan tugas dan
pekerjakan rumah
2. Siswa tidak dilibatkan saat
pembahasan materi
3. Metode, model, dan media
yang kurang memadai
4. Frekuensi pembelajaran
kurang
5. Kurangnya perhatian dari
orangtua (brokenhome atau
orangtua sibuk dengan
pekerjaannya sendiri

Dengan Pengawas Sekolah (Sri


Rahayu Suswatiningsih, S.Pd.)
1. Apersepsi yang diberikan
masih kurang maksimal
untuk menarik minat belajar
peserta didik
2. Pendekatan pembelajaran
yang dilakukan kurang sesuai
3. Kurang melibatkan siswa saat
proses pembelajaran
berlangsung
4. Siswa kurang teliti
memahami maksud soal yang
ia baca

Dengan 2 Peserta Didik (Yudha


& Sava) :
1. Siswa merasa bosan karena
tidak menyukai pelajaran
matematika
2. Siswa mengantuk saat
pembelajaran berlangsung
3. Siswa merasa lapar sehingga
kurang konsentrasi saat
pembelajaran
4. Siswa kebingungan
menentukan operasi hitung
pada soal cerita
5. Siswa kurang mendapatkan
bimbingan belajar oleh orang
tua di rumah

Berdasarkan hasil kajian


literatur dan wawancara, maka
dapat disimpulkan bahwa
penyebab motivasi belajar siswa
rendah dalam mengerjakan soal
cerita muatan pelajaran
matematika materi penjumlahan
dan pengurangan pecahan yaitu :
1. Minat siswa pada pelajaran
matematika rendah karena
dirasa sulit
2. Apersepsi yang diberikan
masih kurang maksimal
untuk menarik minat belajar
peserta didik
3. Metode, model, dan media
pembelajaran yang dilakukan
guru kurang menarik
sehingga siswa kurang
bersemangat
4. Kurangnya perhatian dan
bimbingan dari orangtua saat
berada di lingkungan rumah
2 Minimnya Hasil Kajian Literatur (Sujatmi, Setelah dilakukan
implementasi S.Pd.) analisis terhadap
model Menurut Ibnu Badar (2017) kajian litelatur dan
pembelajaran dalam jurnalnya mengatakan hasil wawancara, maka
inovatif pada bahwa guru selalu menuntut dapat diketahui bahwa
muatan siswa untuk belajar dan jarang penyebab Minimnya
pelajaran PKn memberikan pelajaran tentang implementasi model
materi bagaimana cara siswa untuk pembelajaran inovatif
penerapan nilai- belajar. Guru juga menuntut pada muatan pelajaran
nilai pancasila siswa untuk menyelesaikan PKn materi penerapan
pada kehidupan masalah tanpa mengajarkan nilai-nilai pancasila
sehari-hari bagaimana cara menyelesaikan pada kehidupan
masalah tersebut sehari-hari yaitu :
1. Pemahaman guru
Menurut Nur Septiani (2019) mengenai ragam
pada penelitiannya mengatakan pembelajaran
bahwa guru lebih sering inovatif masih
menjelaskan materi pelajaran kurang sehingga
melalui ceramah, peserta didik hanya mampu
cenderung pasif dan aktivitas menggunakan
peserta didik yang dilakukan pembelajaran
hanya mencatat sehingga konvensional, hal
kesempatan peserta didik untuk tersebut terjadi
berperan aktif dalam hal yang karena guru teranjur
dipelajarinya berdasarkan merasa nyaman
pengetahuan yang diketahuinya dengan metode
menjadi tidak efektif. Peserta ceramah dan tanya
didik menjadi kurang termotivasi jawab, serta guru
sehingga jarang bertanya kepada belum menguasai
guru jika mengalami kesulitan metode atau model
dalam memahami materi yang pembelajaran
diberikan. Akibatnya hasil belajar inovatif lainnya
peserta didik pada materi 2. Kurang percaya diri
tersebut belum maksimal. dalam berinovasi
dan berkreasi
Menurut Aisah, Masfuah & terhadap model
Rondli (2022) dalam pembelajaran baru,
penelitiannya menyebutkan hal tersebut terjadi
bahwa faktor penyebab kesulitan karena guru belum
belajar berasal dari faktor menguasai dengan
internal dan faktor eksternal. betul konsep dan
Faktor internalnya meliputi alur proses
1. kesehatan anak pembelajarannya,
2. kecerdasan yang rendah serta ada keraguan
3. minat siswa terhadap apakah model
pelajaran PPKn cenderung pembelajaran baru
masih rendah tersebut dapat
4. motivasi juga rendah meningkatkan hasil
belajar anak
sedangkan faktor eksternalnya 3. Kesulitan
meliputi : menyiapkan media
1. faktor lingkungan sekolah yang relevan dengan
terdiri dari variasi guru model dan materi
mengajar dan penggunaan pelajaran, hal
media pembelajaran PPKn tersebut terjadi
yang kurang inovatif karena pembuatan
2. faktor lingkungan keluarga media
adalah orang tua kurang membutuhkan
memperhatikan kegiatan waktu dan biaya
belajar PPKn siswa. lebih sehingga
menjadi kendala
Menurut Hasanah (2021) dalam bagi guru, serta
penelitiannya mengatakan bahwa fasilitas yang ada
faktor yang menyebabkan siswa disekolah kurang
kesulitan menerapkan menunjang
pengamalan nilai-nilai pancasila
adalah guru dalam
menyampaikan materi tidak
menggunakan alat peraga
sehingga siswa tidak tidak
mengerti materi yang diberikan
guru dan ada sebagian guru yang
kurang mengetahui pentingnya
memotivasi siswa untuk belajar.

Hasil Wawancara :
Dengan Kepala Sekolah
Lastutik, S.Pd.)
Minimnya implementasi model
pembelajaran inovatif pada
muatan pelajaran PKn materi
penerapan nilai-nilai pancasila
pada kehidupan sehari-hari
disebabkan oleh :
1. Pemahaman guru mengenai
ragam pembelajaran inovatif
masih kurang
2. Kesulitan menyiapkan media
yang relevan dengan model
dan materi pelajaran
3. Sudah merasa cukup dengan
pembelajaran yang dilakukan
saat ini

Dengan teman sejawat


1. Anggapan guru bahwa
mengajar terbaik adalah
dengan menjelaskan
2. Keraguan akan efektifitas
model pembelajaran dengan
keberhasilan pembelajaran

Dengan Pengawas Sekolah Sri


Rahayu Suswatiningsih, S.Pd.)
1. Cenderung merasa nyaman
dengan pembelajaran
konvensional
2. Kurang percaya diri dalam
berinovasi dan berkreasi
terhadap model pembelajaran
baru

Berdasarkan hasil kajian


literatur dan wwancara, maka
dapat disimpulkan bahwa
penyebab minimnya
implementasi model
pembelajaran inovatif pada
muatan pelajaran PKn materi
penerapan nilai-nilai pancasila
pada kehidupan sehari-hari yaitu
:
1. Pemahaman guru mengenai
ragam pembelajaran inovatif
masih kurang sehingga hanya
mampu menggunakan
pembelajaran konvensional
2. Kurang percaya diri dalam
berinovasi dan berkreasi
terhadap model pembelajaran
baru
3. Kesulitan menyiapkan media
yang relevan dengan model
dan materi pelajaran

3 Siswa kesulitan Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


memahami Menurut Wiwik Angranti (2017 : analisis terhadap
materi terkait 30) dalam penelitiannya kajian litelatur dan
sistem mengatakan bahwa faktor-faktor hasil wawancara, maka
pernafasan yang mempengaruhi proses dan dapat diketahui bahwa
pada manusia hasil belajar dapat digolongkan penyebab Siswa
(Literasi) dalam empat kelompok yaitu: kesulitan memahami
1. Bahan atau hal yang harus materi terkait sistem
dipelajari pernafasan pada
2. Faktor-faktor lingkungan manusia yaitu :
3. Masukan instrumental 1. Stimulus yang
4. Kondisi individual peserta diberikan masih
didik. kurang untuk
merangsang
Menurut Mahdalena (2021) pemahaman
dalam penelitiannya mengatakan peserta didik
bahwa kesulitan belajar adalah 2. Metode dan model
ketidak mampuan siswa dalam pembelajaran yang
belajar sebagaimana mestinya kurang sesuai
yang biasanya ditandai dengan dengan
hasil belajar yang tidak karakteristik materi
memenuhi tujuan pembelajaran 3. Kurang kreatif
atau dikatakan belum tuntas. dalam memilih
Kesulitan belajar dipengaruhi media
oleh : pembelajaran
1. Faktor internal adalah faktor
yang bersumber dari dalam
diri individu itu sendiri, yang
dapat dibedakan atas
beberapa faktor yaitu
intelegensi, minat, bakat, dan
kepribadian
2. Faktor eksternal adalah
faktor yang dating dari luar
diri individu. Faktor eksternal
ini dapat dibedakan menjadi
tiga faktor yaitu 1). Faktor
keluarga 2). Faktor sekolah
3). Faktor masyarakat.

Menurut Panjaitan (2020) dalam


penelitiannya mengatakan bahwa
materi sistem pernafasan
merupakan salah satu materi
yang dianggap sulit
bagi siswa, hal ini karena dalam
mempelajarinya siswa tidak
dapat melihat secara langsung
organ penyusun sistem
pernafasan yang terdapat di
dalam rongga tubuh maupun
proses
yang terjadi di dalam sistem
pernapasan. Oleh sebab itu
beberapa
upaya mengatasi masalah
tersebut dengan media
pembelajaran untuk sistem
pernafasan di antaranya:
1. gambar
2. multimedia
3. media interaktif berbasis
adobe flash

Hasil Wawancara :
Dengan Kepala Sekolah
Lastutik, S.Pd.)
Siswa kesulitan memahami
materi terkait sistem pernafasan
pada manusia disebabkan oleh :
1. Motivasi belajar siswa masih
kurang saat pembelajaran
2. Strategi pembelajaran yang
kurang sesuai dengan
karakteristik materi
3. Model dan media pembelajaran
yang digunakan kurang
menarik bagi siswa

Dengan teman sejawat (Indrati,


S.Pd.)
1. Apersepsi di awal kurang
membangkitkan minat belajar
siswa
2. Siswa tidak dilibatkan
langsung saat proses belajar
mengajar berlangsung
3. Metode, model, dan media yang
kurang sesuai dengan materi
4. Kemampuan kognitif anak
cenderung lemah terhadap
materi

Dengan Pengawas Sekolah Sri


Rahayu Suswatiningsih, S.Pd.)
1. Siswa kurang konsentrasi saat
pembelajaran
2. Pendekatan pembelajaran yang
dilakukan kurang sesuai
3. Stimulus yang diberikan masih
kurang untuk merangsang
pemahaman peserta didik
4. Kurang kreatif dalam memilih
media pembelajaran

Dengan 2 Peserta Didik


(Langgeng & Flora) :
1. Siswa merasa bosan saat
mendengarkan penjelasan
guru
2. Siswa mengantuk saat
pembelajaran berlangsung
3. Siswa Kesulitan mengingat
istilah-istilah ilmiah pada
pelajaran

4 Penggunaan Hasil Kajian Literatur


teknologi dalam Menurut Prananosa (2020)
pembelajaran dalam jurnalnya mengatakan
belum bahwa penerapan ICT dalam
maksimal pada bidang pendidikan di Indonesia
muatan masih dalam tahap awal serta
pelajaran ..... masih belum termanfaatkan
secara maksimal dan merata.
Kendala tersebut disebabkan
antara lain oleh belum
meratanya infrastruktur yang
mendukung penerapan ICT di
bidang pendidikan dan
ketidaksiapan sumber daya
manusia untuk memanfaatkan
ICT dalam proses pembelajaran

Menurut Herlina (2019) dalam


penelitiannya mengatakan bahwa
Kendala Pemanfaatan TIK
sebagai Media Pembelajaran
meliputi:
1. Terbatasnya komputer dan
LCD sebagai media
pembelajaran (Komputer dan
LCD belum tersedia di setiap
ruang pembelajaran)
2. Masih ada guru dalam
mengoperasikan komputer
dan LCD kurang terampil.
3. guru banyak yang tidak
memiliki alamat E_mail,
temuan ini didukung dengan
tidak lengkapnya arsip
tentang alamat E_mail pribadi
guru
4. guru belum banyak yang
menulis pada WEB sekolah,
peneliti peroleh data bahwa
pada WEB Sekolah yang
menulis masih guru tertentu
atau masih sebatas informasi
umum artinya WEB belum
dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran

Hasil Wawancara :
Dengan Kepala Sekolah
Lastutik, S.Pd.)

Dengan teman sejawat (Sri


Nawang Wati, S.Pd.)

Dengan Pengawas Sekolah Sri


Rahayu Suswatiningsih, S.Pd.)

5 Ada seorang Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


siswa di kelas V Menurut Witanto (2018) dalam analisis terhadap
SD yang belum penelitiannya mengatakan bahwa kajian litelatur dan
bisa membaca ada beberapa faktor yang hasil wawancara, maka
dan menulis menjadi penyebab kondisi dapat diketahui bahwa
dengan baik rendahnya kemampuan penyebab siswa di yang
membaca : belum bisa membaca
1. Permasalahan di Dalam dan menulis dengan
Lingkungan Sekolah. baik yaitu :
a. Terbatasnya sarana dan 1. Pendekatan moral
prasarana membaca yang dilakukan guru
b. Situasi pembelajaran yang pada siswa tersebut
kurang memotivasi masih kurang
c. Kurangnya model (dari 2. Frekuensi guru
kalangan guru) bagi siswa dalam memberikan
dalam hal membaca pembelajaran
2. Permasalahan Di Luar khusus terkait
Lingkungan Sekolah membaca dan
a. Meningkatnya penggunaan menulis masih
teknologi informasi rendah
elektronik. 3. Siswa kurang
b. Banyaknya keluarga yang mendapatkan
belum menanamkan tradisi bimbingan belajar
wajib membaca. oleh orang tua di
c. Keterjangkauan daya beli rumah
masyarakat terhadap
buku.

Menurut Hasanudin (2019)


dalam jurnalnya menyebutkan
bahwa jenis kesulitan membaca
menulis siswa disebabkan oleh
enam hal :
1.masalah pengejaan
2.masalah pelafalan
3.masih sering lupa huruf dan
lupa bentuk huruf A-Z
4.masalah fonologi
5.kalimat masih banyak kurang
huruf
6.h kesulitan membaca menulis
permulaan

Hasil Wawancara :
Dengan Kepala Sekolah
Lastutik, S.Pd.)
siswa di yang belum bisa
membaca dan menulis dengan
baik disebabkan oleh :
1. Keterlambatan kemampuan
membaca dan menulis pada
kelas rendah sebelumnya
2. Siswa kurang mendapatkan
perhatian khusus dari guru
baik saat dan sesudah
pembelajaran
3. IQ anak yang mungkin sedikit
lemah sehingga kesulitan
menyerap bimbingan dari guru
4. Orang tua dirumah acuh
terhadap perkembangan anak
dirumah contohnya dilatih
membaca dan menulis

Dengan teman sejawat (Sujatmi,


S.Pd.)
1. Kemampuan kognitif dan
psikomotor cenderung lemah
2. Siswa kurang dilibatkan
langsung saat pembelajaran
berlangsung misalnya sering
ditugaskan membaca teks
3. Kurangnya porsi latihan
membaca dan menulis saat di
rumah
Dengan Pengawas Sekolah Sri
Rahayu Suswatiningsih, S.Pd.)
1. Pendekatan moral yang
dilakukan guru pada siswa
tersebut masih kurang
2. Frekuensi guru dalam
memberikan pembelajaran
khusus terkait membaca dan
menulis masih rendah
3. Kurangnya bimbingan dari
orangtua saat dirumah ketika
mengerjakan tugas

Dengan 2 Peserta Didik (Hasan


& Mufida) :
1. Siswa merasa kesulitan saat
mengeja tiap kata pada kalimat
2. Siswa kurang mendapatkan
bimbingan belajar oleh orang
tua di rumah
3. Siswa merasa tulisannya jelek
sehingga merasa enggan untuk
belajar menulis

6 Komunikasi Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


antara guru Menurut Slameto (2020) dalam analisis terhadap
dengan orang jurnalnya mengatakan bahwa kajian litelatur dan
tua terkait selama pembelajaran di rumah, hasil wawancara, maka
proses dan hasil diperlukan kemampuan dapat diketahui bahwa
pembelajaran menggunakan komputer/hp dan penyebab Komunikasi
masih rendah internet, dimana belum dikuasai antara guru dengan
oleh banyak siswa, termasuk juga orang tua terkait
guru senior.Jadi orang tua juga proses dan hasil
perlu menambah pembelajaran masih
pengetahuannya tentang rendah yaitu :
penggunaan teknologi berbasis
internet.

Menurut Nugroho (2021) dalam


penelitiannya mengatakan bahwa
hal yang umum terjadi
adalah.orang tua siswa hanya
datang pada saat menerima rapor
atau ketika anaknya bermasalah
di sekolah. Padatnya waktu
aktivitas orang tua.menjadi salah
satu kendala.

Hasil Wawancara :
Dengan Kepala Sekolah
Lastutik, S.Pd.)

Dengan teman sejawat (Sri


Indrati, S.Pd.)

Dengan Pengawas Sekolah Sri


Rahayu Suswatiningsih, S.Pd.)

Anda mungkin juga menyukai