Anda di halaman 1dari 35

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang Analisis eksplorasi penyebab


Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
No. Telah masalah
Diidentifikasi Kajial Literatur Hasil Wawancara
1 Motivasi belajar SUMBER BUKU PAKAR
siswa kurang 1. Menurut Kadir et al (2019) mengatakan dalam buku Narsum : Muhammad Sa’duddien
dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika II Khair,M.Pd.(Dosen FKIP Prodi
pembelajaran (SNPMAT II) Pembelajaran Matematika dalam Era Pendidikan Matematika)
matematika. Revolusi Industri 4.0 Ciri-ciri siswa yang motivasinya Hari, tanggal : Kamis, 1 September
rendah yaitu tidak semangat belajar matematika karena: 2022
a. Mengalami kesulitan mudah putus asa ketika
mengalami kesulitan belajar matematika. Menurut bapak Muhammad Sa’duddien
b. Malu untuk bertanya ketika tidak memahami materi Khair (Dosen FKIP Prodi Pendidikan
matematika saat proses belajar mengajar. Matematika) menyatakan bahwa
c. Malas mencari materi pelajaran matematika dari penyebab motivasi belajar siswa kurang
berbagai sumber. dalam pembelajaran matematika adalah :
d. Tidak tertarik untuk menyelsaikan soal-soal 1. Pola pikir siswa menganggap
matematika yang diberikan oleh guru. matematika sulit.
e. Tidak belajar matematika dengan giat walaupun tidak 2. Guru Matematika kurang menguasai
ada ujian. materi yang diajarkan sehingga
f. Merasa tidak tenang belajar matematika walaupun pembawaannya menjadi berat dan
keadaan kelas hening. tegang karena disaaat bersamaan
g. Tidak mengerjakan sendiri tugas matematika yang sambil mengajar guru sambil
diberikan oleh guru. menguasai materi.
h. Tidak dapat menyelesaikan tugas matematika dengan 3. Beberapa guru zaman sekarang pola
kemampuan sendiri. zaman dulu guru yang memiliki
kelas dan guru menjadi pusat belajar
2. Menurut Lestari (2020) menjelaskan dalam buku Cara
Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar GURU BK
bahwa motivasi belajar berhubungan erat dengan motif Narsum : Khairil Munawar, S.Pd
yaitu dorongan sesorang yang timbul dalam maupun luar Hari, tanggal : Jumat, 2 September
diri yang akan mempengaruhi keinginan belajar 2022
seseorang, dan suatu usaha yang disadari untuk
mengerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku Menurut bapak Khairul Munawar, S.Pd.
seseorang ada ia terdorong untuk bertindak melakukan menyatakan bahwa penyebab motivasi
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. belajar siswa kurang dalam
pembelajaran matematika adalah :
SUMBER JURNAL 1. Siswa memiliki minat pada mata
1. Menurut Ayu & Wanabuliandari (2021) menjelaskan pelajaran yang berbeda.
dalam jurnal Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 2. Siswa tidak suka berhitung.
Matematika bahwa kesulitan belajar matematika meliputi :
a. Kesulitan memahami konsep. TEMAN SEJAWAT
b. Keterampilan berhitung. Narsum : Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
c. Memecahkan masalah. Matematika)
Faktor penyebab kesulitan belajar matematika berasal dari Hari, tanggal : Kamis, 1 September
faktor internal dan faktor eksternal. 2022
Faktor internal meliputi :
a. Kesehatan tubuh kurang optimal. Menurut ibu Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
b. Kemampuan pengindraan kurang. Matematika)menyatakan bahwa
c. Kecerdasan siswa rendah. penyebab motivasi belajar siswa kurang
d. Minat belajar rendah. dalam pembelajaran matematika adalah :
e. Motivasi belajar juga rendah. 1. Rendahnya minta belajar
Sedangkan faktor eksternal antara lain : matematika.
a. Kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas 2. Matematika dianggap sulit oleh
belajar siswa. siswa.
b. Suasana rumah yang kurang kondusif.
c. Lingkungan masyarakat, dan pengaruh media massa TEMAN SEJAWAT
yang meliputi HP dan Televisi. Narsum : Firdaus Rachman, S.Pd (Guru
Matematika)
2. Menurut Rahmayani & Amalia (2020) menjelaskan Hari, tanggal : Jumat, 2 September
dalam jurnal Strategi Peningkatan Motivasi Siswa Dalam 2022
Pembelajaran Matematika di Kelas bahwa pelajaran
Matematika dapat dikatakan pelajaran yang memiliki Menurut bapak Firdaus Rachman, S.Pd
kesulitan tinggi, karena pelajaran Matematika ini (Guru Matematika)menyatakan bahwa
memiliki sifat abstrak yang tidak dapat dipahami oleh penyebab motivasi belajar siswa kurang
semua siswa. Karena hal itu membuat motivasi siswa dalam pembelajaran matematika adalah :
dalam belajar Matematika semakin berkurang. Guru 1. Siswa mengggap matemstiks itu
Matematika sebaiknya melakukan strategi bagi anak yang dulit.
memiliki motivasi rendah dalam belajar Matematika. 2. Sebagian siswa menggap guru
matematika killer dan
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru yaitu gunakan membosankam.
metode dan kegiatan yang beragam, jadikan siswa peserta
aktif, ciptakan suasana kelas yang kondusif, libatkan diri
untuk membantu siswa dalam mencapai hasil, hindari
kompetisi antarpribadi, antusias dalam mengajar,
pemberian penghargaan untuk memotivasi, ciptakan
aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas,
hindari penggunaan ancaman, dan jangan menjadi guru
yang ditakuti oleh siswa.

2 Kegiatan rutin SUMBER BUKU KEPALA SEKOLAH


jumat literasi 1. Menurut Purba et al (2021) dalam buku Pengembangan Narsum : H. Mukeniansyah, S.Pd.,
disekolah belum Literasi di Sumut dari Perspektif Dewan Perpustakaan M.I.Kom. (Kepala SMA Negeri 2
efektif hanya Provsu menyatakan bahwa sekolah merupakan sarana Banjarmasin)
beberapa siswa pendidikan formal dan dapat dijadikan tempat untuk Hari, tanggal : Jumat, 2 September
yang aktif. membudayakan membaca. Hal tersebut sangat berkaitan 2022
dengan peran guru dalam menerapkan pembelajara
berbasis literasi. Guru menyajikan materi secukupnya dan Menurut bapak H. Mukeniansyah, S.Pd.,
siswa yang mengembangkan. Tugas guru adalah M.I.Kom. (Kepala SMA Negeri 2
membimbing pekerjaan siswa agar tepat belajar Bahasa Banjarmasin) menyatakan bahwa
Indonesia sangat tepat untuk membiasakan literasi karna penyebab kegiatan rutin jumat literasi
didalamnya terdapat kompetensi dasar membaca. disekolah belum efektif hanya beberapa
Meskipun begitu, semua mata pelajaran tetap dapat siswa yang aktif adalah :
diintegrasikan dengan budaya membaca. 1. Dari SD dan SMP siswa belum
terbiasa membaca.
2. Menurut Khoirotin (2022) dalam buku Menumbuhkan 2. Kondisi covid seangat
Budaya Literasi di Masa Pandemi menjelaskan bahwa mempengaruhi literasi siswa.
literasi merupakan suatu kemampuan atau keterampilan 3. Global media sosial.
seseoramh dalam mengelola segenap potensi dalam 4. Faktor intrapersonla adalah tidak ada
dirinya dan mengelola informasi-informasi yang keingin memperbaiki dan seadanya
dituangkan dalam bahasa lisan dan tulisan. dan Faktor ekstrapersonal adalah
faktor ekonomi dan lingkungan.
SUMBER JURNAL
1. Menurut Permatasari (2015) dalam jurnal Membangun
Kualitas Bangsa dengan Budaya Literasi menyatakan
WAKASEK KESISWAAN
bahwa Berbagai faktor ditengarai sebagai penyebab Narsum : Ahmad Samadi, S.Pd
rendahnya budaya literasi, namun kebiasaan membaca Hari, tanggal : Jumat, 2 September
dianggap sebagai faktor utama dan mendasar. Padahal, 2022
salah satu upaya peningkatan mutu sumber daya manusia
agar cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan Menurut bapak Ahmad Samadi, S.Pd.
global yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia (Wakasek Kesiswaan) menyatakan
adalah dengan menumbuhkan masyarakat yang gemar bahwa penyebab kegiatan rutin jumat
membaca (reading society). Kenyataannya masyarakat literasi disekolah belum efektif hanya
masih menganggap aktifitas membaca untuk beberapa siswa yang aktif adalah :
menghabiskan waktu (to kill time), bukan mengisi waktu 1. Sosialisasi tentang jumat literasi
(to full time) dengan sengaja. Artinya aktifitas membaca kurang maksimal.
belum menjadi kebiasaan (habit) tapi lebih kepada 2. Pengaruh kemajuan IT yang serba
kegiatan ’iseng’. praktis.
3. Motivasi untuk mengatahui sesuatu
2. Menurut Witanto (2018) dalam jurnal Rendahnya Minat masih rendah.
Baca Mata Kuliah Manajemen Kurikulum menyatakan
faktor dari penyebab kurangnya literasi siswa di Indonesia GURU
adalah Terbatasnya sarana dan prasarana membaca seperti Narsum : Aqilatul Munawarah, S.Pd
ketersediaan perpustakaan juga buku-buku bacaan yang (Guru Bahasa Inggris)
bervariasi menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya Hari, tanggal : Kamis, 1 September
budaya literasi di Indonesia, ituasi belajar yang kurang 2022
memotivasi para siswa untuk mempelajari buku-buku
tertentu di luar buku-buku paket, Kurangnya role model Menurut ibu Aqilatul Munawarah, S.Pd
(dari kalangan guru) bagi siswa dalam hal membaca. (Guru Bahasa Inggris) menyatakan
Masih ada beberapa guru yang belum menjadikan bahwa penyebab kegiatan rutin jumat
membaca sebagai kebutuhan dalam pendidikan. literasi disekolah belum efektif hanya
beberapa siswa yang aktif adalah :
1.Siswa belum menyadari manfaat
membaca.
2.Faktor lingkungan yang tidak terbiasa
membaca.

3 Siswa memiliki SUMBER JURNAL PAKAR


daya literasi 1. Menurut Ana (2018) dalam jurnal Analisis Kesulitan Narsum : Muhammad Sa’duddien
rendah dalam Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Khair,M.Pd.(Dosen FKIP Prodi
memahami soal Kelas IV SDN Kendakrejo 01 menjelaskan bahwa Pendidikan Matematika)
cerita Kesulitan yang dialami siswa yaitu kesulitan dalam Hari, tanggal : Kamis, 1 September
memahami bentuk soal yang harus diterjemahkan dalam 2022
kalimat matematika, sehingga mereka kesulitan dalam
mengartikannya, dan merubah soal tersebut dalam kalimat Menurut bapak Muhammad Sa’duddien
matematika. Hal ini disebabkan kemampuan siswa dalam Khair (Dosen FKIP Prodi Pendidikan
membaca dan memahami kalimat matematika masih Matematika) menyatakan bahwa
kurang. Disinilah siswa dituntut untuk memahami bahasa penyebab siswa memiliki daya literasi
agar dapat menerjemahkan soal cerita kedalam kalimat rendah dalam memahami soal cerita
matematika. adalah :
1. Ketika guru mengajar pendekatannya
2. Menurut Unaenah et al (2020) dalam jurnal Analisi cenderung klasikal tidak berbasis
Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada masalah sehingga siswa tidak
Materi Pengukuran Panjang di Kelas IV menjelaskan terbiasa mengerjakan soal cerita.
bahwa beberapa siswa yang kurang dapat memahami soal 2. Siswa kurangnya latihan dalam soal
cerita dengan baik saat diberikan sebuah soal cerita cerita.
karena kekurangan daya tangkap atau pemahaman siswa 3. Pemilihan media/sumber belajar
terhadap soal-soal cerita dan siswa belum dapat kurang variatif.
mengkonkretkan sendiri soal tersebut sehingga terkadang 4. Kegiatan apersepsi guru cenderung
guru harus berusaha menjelaskannya dengan konkret monoton sehingga diskusi antara
menggunakan media atau yang lainnya. siswa dan guru kurang maksimal.

3. Menurut Khasanah & Sutama (2015) jurnal Kesulitan TEMAN SEJAWAT


Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Siswa SMP Narsum : Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
menjelaskan bahwa penyebab siswa kesulitan dalam Matematika)
menyelesaikan soal cerita adalah : Hari, tanggal : Kamis, 1 September
a. Beberapa siswa membaca soal kurang tepat, sehingga 2022
terjadi kesalahan penafiran
b. Siswa sulit memahami bahasa yang kurang familiar, Menurut ibu Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
karena kemampuan berbahasa dan bernalar yang Matematika)menyatakan bahwa
kurang. penyebab siswa memiliki daya literasi
c. Siswa sering tidak memahami cerita yang sedikit rendah dalam memahami soal cerita
berbelit-belit. adalah :
d. Siswa tidak mampu mengidentifikasi dengan baik 1. Kurang latihan soal soal cerita.
maksud soal (apa yang ditanyakan pada soal). 2. Kurangnya minat membaca soal
e. Siswa tidak mampu menceritakan kembali maksud cerita.
soal dengan bahasa sendiri.
TEMAN SEJAWAT
Narsum : Firdaus Rachman, S.Pd (Guru
Matematika)
Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut bapak Firdaus Rachman, S.Pd


(Guru Matematika) menyatakan bahwa
penyebab siswa memiliki daya literasi
rendah dalam memahami soal cerita
adalah :
1. Siswa tidak memiliki motivasi
belajar matematika.
2. Guru kurang mampu menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan.
3. Pembelajaran yang terlalu monoton.

4 Siswa kesulitan SUMBER JURNAL PAKAR


dalam operasi 1. Menurut Dwiyono & Tasik (2021) dalam jurnal Analisis Narsum : Muhammad Sa’duddien
hitung Kesulitan Belajar Operasi Hitung Perkalian Matematika Khair,M.Pd.(Dosen FKIP Prodi
Siswa Kelas IV SD Negeri 19 Samarinda Ulu Pendidikan Matematika)
menyebutkan bahwa faktor penyebab siswa kesulitan Hari, tanggal : Kamis, 1 September
dalam operasi hitung perkalian matematika: 2022
a. Kurangnya pemahaman tentang simbol.
b. Kurangnya pemahaman tentang nilai tempat. Menurut bapak Muhammad Sa’duddien
c. Penggunaan proses yang keliru. Khair (Dosen FKIP Prodi Pendidikan
d. Kesalahan dalam perhitungan. Matematika) menyatakan bahwa
penyebab siswa kesulitan dalam operasi
2. Menurut Raharja et al (2021) dalam jurnal Faktor hitung adalah :
Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Peserta Didik 1. Pola pikir guru dan siswa tidak
menyatakan bahwa faktor penyebab siswa kesulitan sinkron
dalam menghitung pembagian dengan bilangan besar 2. Perbedaan pemahaman bahwa
adalah sebagian besar siswa tidak menyukai matematika. biasanya guru pada operasi hitung
selalu dihapal seharusnya dijelaskan
secar definisi kemudian penjelasan
konseptual lalu lanjut pada latihan
dan hapalan.

TEMAN SEJAWAT
Narsum : Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
Matematika)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut ibu Ana Rupaidah, S.Pd (Guru


Matematika)menyatakan bahwa
penyebab siswa kesulitan dalam operasi
hitung adalah :
1. Banyak siswa belum bisa mengali
dan mebagi yang pada ujung-
ujungnya menggunakan kalkulator.
2. Siswa jarang melatih kemampuan
dalam operasi hitung.

TEMAN SEJAWAT
Narsum : Firdaus Rachman, S.Pd (Guru
Matematika)
Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut bapak Firdaus Rachman, S.Pd


(Guru Matematika) menyatakan bahwa
penyebab siswa kesulitan dalam operasi
hitung adalah :
1. Siswa pada jenjang sebelumnya
belum begitu mengusai operasi
hitung.
2. Teknologi yang canggih dan serba
instan siswa dapat menyelasi operasi
hitung tanpa harus berifikir.

5 Sulitnya siswa SUMBER JURNAL PAKAR


memahami 1. Menurut Hasibuan (2015) dalam jurnal Hasil Belajar Narsum : Muhammad Sa’duddien
materi Siswa pada Materi Bentuk Aljabar di Kelas VII SMP Khair,M.Pd.(Dosen FKIP Prodi
prasyarat dalam Negeri 1 Banda Aceh menjelaskan bahwa penyebab Pendidikan Matematika)
pemebalajaran rendahnya materi prasyarat bentuk aljabar adalah banyak Hari, tanggal : Kamis, 1 September
matematika. siswa tidak memahami konsep-konsep dasar seperti 2022
menjumlahkan atau mengurangkan pecahan bentuk
aljabar yang harus mengetahui konsep dasar untuk Menurut bapak Muhammad Sa’duddien
mencari FPB dan KPK. Khair (Dosen FKIP Prodi Pendidikan
Matematika) menyatakan bahwa
2. Menurut Novriana et al (2014) dalam jurnal Pemberian penyebab sulitnya siswa memahami
Materi Prasyarat untuk Meningkatkan Prestasi Belajar materi prasyarat dalam pemebalajaran
Siswa pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks di Kelas X matematika adalah :
SMA Negeri 4 Pekanbaru menjelaskan bahwa materi 1. Lemahnya pelaporan evaluasi dari
rasyarat ini merupakan materi atau kompetensi yang harus satu topik ketopik berikutnya.
sudah dimiliki atau dikuasai siswa yang berkaitan dengan 2. Guru tidak menerapkan diagnostik
materi atau kompetensi yang akan dipelajari. awal kemampuan siswa sebelum
proses pembelajaran

TEMAN SEJAWAT
Narsum : Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
Matematika)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut ibu Ana Rupaidah, S.Pd (Guru


Matematika)menyatakan bahwa
penyebab sulitnya siswa memahami
materi prasyarat dalam pemebalajaran
matematika adalah :
1. Karena ada beberapa materi tidak
tersusun urut dalam pembelajaran
matematika.
2. Kurangnya siswa membaca materi
yang sudah dipelajari sebelumnya

TEMAN SEJAWAT
Narsum : Firdaus Rachman, S.Pd (Guru
Matematika)
Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut bapak Firdaus Rachman, S.Pd


(Guru Matematika) menyatakan bahwa
penyebab sulitnya siswa memahami
materi prasyarat dalam pemebalajaran
matematika adalah :
1. Kurangnya apersepsi guru dalam
pembelajaran.
2. Siswa hanya belajar akan tetapi tidak
memahami materi pembelajaran.

6 Kurang SUMBER BUKU PENGAWAS


pembelajaran 1. Menurut Bayumi et al (2021) dalam buku Penerapan Narsum : Drs. H. Muhammad
berdiferensiasi di Model Pembelajaran Berdiferensiasi menjelaskan bahwa Fahmi, M.Pd
kelas konsep pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu Hari, tanggal : Kamis, 1 September
jawaban bagaiman kita memberdayakan siswa untuk 2022
menggali semua potensi yang dimiliki sebagai kodrat
zaman dan kodrat alam. Menurut bapak Drs. H. Muhammad
Fahmi, M.Pd menyatakan bahwa
SUMBER JURNAL penyebab kurang pembelajaran
1. Menurut Suwartiningsih (2021) dalam jurnal Penerapan berdiferensiasi di kelas adalah :
Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil 1. Guru kurang mengasai pedagogik
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan 2. Guru kurang mengetahui
Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan di Kelas IX B pendekatan, metode, model dan
Semester Genap SMPN 4 Monta Tahun Pelajaran strategi.
2020/2021 menjelaskan bahwa pembelajaran
diferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang WAKASEK KURIKULUM
beragam dengan memberikan kesempatan dalam Narsum : Fauzi Rahman, M.Pd.(Tim
meraih konten, memproses suatu ide dan
meningkatkan hasil setiap murid, sehingga murid- Direktorat)
murid akan bisa lebih belajar dengan efektif. Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022
2. Menurut Suwarti Ningsih (2021) dalam jurnal Penerapan
Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil Menurut bapak Fauzi Rahman, M.Pd.
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan (Tim Direktorat) menyatakan bahwa
Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan di Kelas IX B penyebab kurang pembelajaran
Semester Genap SMPN 4 Monta Tahun Pelajaran berdiferensiasi di kelas adalah :
2020/2021 menjelaskan bahwa pembelajaran 1. Belum ada sosialisasi intensif
berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan pembelajaran terdeferiensiasi di
kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru merespon SMAN 2 BJM.
kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, guru perlu 2. Sudah terimplementasi tapi terbatas
melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih pada peserta didik KKO (Kelas
komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat Khusus Olahraga)
terhadap kebutuhan belajar siswa-siswanya
GURU
Narsum : Akhmat Farisi, S.Pd. (Guru
Sejarah)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut bapak Akhmat Farisi, S.Pd.


(Guru Sejarah) menyatakan bahwa
penyebab kurang pembelajaran
berdiferensiasi di kelas adalah :
1. Ketidak pemahaman guru mata
pelajaran terkait arti diferensiasi
dalam pembelajaran.
2. Guru tidak memahami karakter
setiap peserta didik.
3. Mainset guru semua peserta didik
sama.
7 Kurangnya SUMBER JURNAL KEPALA SEKOLAH
sarana dan 1. Menurut Umami (2016) dalam jurnal Permsalahan Narsum : H. Mukeniansyah, S.Pd.,
prasarana untuk Pengelolaan Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar Negeri M.I.Kom. (Kepala SMA Negeri 2
siswa Piyaman III Kecamatan Wonosari Kabupaten Banjarmasin)
berkebutuhan Gunungkidul menjelaskan bahwa pengertian pendidikan Hari, tanggal : Jumat, 2 September
khusus. Inklusif adalah pendidikan Inklusif adalah pendidikan 2022
bagi peserta didik yang memiliki kekurangan atau
berkelainan yang proses pembelajarannya di jadikan satu Menurut bapak H. Mukeniansyah, S.Pd.,
dengan peserta didik yang normal. M.I.Kom. (Kepala SMA Negeri 2
Permasalahan dalam pengelolaan pendidikan inkluisf Banjarmasin) menyatakan bahwa
yakni: penyebab kurangnya sarana dan
a. Manajemen sekolah belum maksimal seperti prasarana untuk siswa berkebutuhan
perencanaan program atau kegiatan belum melibatkan khusus adalah :
semua guru, pengorganisasian dalam pembagian 1. Masyrakat tidak mealokasikan siswa
tugas, guru masih kesulitan mengerjakan tugasnya, ABK kesekolah SLB.
pengarahan kepala sekolah masih belum ditanggapi 2. Pemerintah belum daya upaya
dengan baik, pengawasan kepala sekolah masih tentang ABK.
belum menyeluruh. 3. Belum adanya program khusus
b. Belum adanya guru pembimbing khusus. disekolah tentang ABK.
c. Belum adanya kurikulum khusus untuk anak 4. Tidak adanya pendamping ABK.
berkebutuhan khusus.
d. Dalam proses pembelajaran anak berkebutuhan WAKASEK SAPRAS
khusus masih kesulitan dalam pelajaran matematika. Narsum : Dra. Hj. Siti Khadijah, M.Pd.
e. Tidak sesuainya alat pembelajaran dengan kebutuhan Hari, tanggal : Jumat, 2 September
anak berkebutuhan khusus. 2022
f. Pengelolaan kerjasama dengan berbagai pihak belum
baik. Menurut ibu Dra. Hj. Siti Khadijah,
M.Pd.) menyatakan bahwa penyebab
kurangnya sarana dan prasarana untuk
siswa berkebutuhan khusus adalah :
1. Tidak ada anggapan khusus ABK.
2. Tidak ada pedoman mengenai apa
yang di siapkan pada siswa ABK

ASISTEN WAKASEK SAPRAS


Narsum : Rusfarini, S.Pd (Guru
Sosiologi)
Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut ibu Rusfarini, S.Pd (Guru


Sosiologi) menyatakan bahwa penyebab
kurangnya sarana dan prasarana untuk
siswa berkebutuhan khusus adalah :
1. Terhalang oleh pendanaan.
2. Lebih berfokus pada penyedian
fasilitas secara umum saja.
3. Sekolah sudah masih sedikit
membuat bidang miring untuk siswa
yang berkursi roda.

GURU BK
Narsum : Khairil Munawar, S.Pd
Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut bapak Khairul Munawar, S.Pd.


menyatakan bahwa kurangnya sarana
dan prasarana untuk siswa berkebutuhan
khusus adalah :
1. Guru BK tidak mendapatkan
pelatihan tentang ABK.

8 Hubungan SUMBER BUKU WAKASEK KESISWAAN


komunikasi 1. Menurut Suherman (2020) dalam buku Buku Ajar Teori- Narsum : Ahmad Samadi, S.Pd
siswa, guru dan Teori Komunikasi menjelaskan bahwa makna dari Hari, tanggal : Jumat, 2 September
orang tua masih komunikasi adalah : 2022
belum efektif. a. Dalam prosesnya melibatkan pertukaran simbol atau
tanda baik verbal maupun nonverbal Menurut bapak Ahmad Samadi, S.Pd.
b. Adanya kebersamaan antara pengirim dengan (Wakasek Kesiswaan) menyatakan
penerima pesan. bahwa penyebab hubungan komunikasi
siswa, guru dan orang tua masih belum
2. Menurut Tazwini (2018) dalam jurnal Hambatan efektif adalah :
Komunikasi Siswa dan Guru di Lingkungan Sekolah 1. Orangtua menyerahkan semua
menjelaskan bahwa penyebab hubungan komunikasi pendidikan anak kesekolah.
siswa, guru dan orang tua adalah perbedaan usia, 2. Orang tua hanya berkomunikasi
banyaknya pengalaman dan wawasan guru tidak kesekolah apabila ada masalah.
sebanding dengan siswa yang masih dalam tahap belajar. 3. Komunikasi (informasi masalsh
faktor hambatan lingkungan yang turut mempengaruhi persekolahan hanya satu arah kepada
proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan orang tua).
oleh komunikator dapat mengalami hambatan yang
dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik GURU
atau situasi dimana komunikasi itu terjadi. Hambatan Narsum : Muhammad Doddy
lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat Hermawan, M.Pd. (Guru Sejarah)
kenyamanan, gangguan, serta waktu. Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut bapak Muhammad Doddy


Hermawan, M.Pd. (Guru Sejarah)
menyatakan bahwa penyebab hubungan
komunikasi siswa, guru dan orang tua
masih belum efektif. adalah :
1. Siswa merasa minder dengan guru.
2. Pola belajar
3. Siswa menganggap guru sebagai
sumber informasi.
4. Orang tua tidak bertanya tentang
kesaharian anak di sekolah.
5. Orang tua menutup diri dengan guru.
6. Orang tua kurang perduli dengan
perkembanga anak.
7. Orang tua tidak bijak bersikap
dengan anak

GURU
Narsum : Akhmat Farisi, S.Pd. (Guru
Sejarah)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut bapak Akhmat Farisi, S.Pd.


(Guru Sejarah) menyatakan bahwa
penyebab hubungan komunikasi siswa,
guru dan orang tua masih belum
efektif.adalah :
1. Kesibukan orang tua dengan
pekerjaannya.
2. Kesibukan orang tua mengurus hal-
hal lain selain pekerjaan (merawat
adik dari siswa)
9 Ketidaksesuaian SUMBER JURNAL PENGAWAS
penerapan model 1. Menurut Cahyani (2017) dalam jurnal Pentingnya Narsum : Drs. H. Muhammad
pembelajaran Mengenali Gaya Belajar Siswa dalam Kegiatan Fahmi, M.Pd
dengan gaya Pembelajaran menjelaskan bahwa gaya belajar Hari, tanggal : Kamis, 1 September
belajar peserta merupakan cara tercepat dan terbaik yang dimiliki 2022
didik individu dalam menerima, menyerap, mengatur, dan
mengolah informasi yang diterimanya. Menurut De Menurut bapak Drs. H. Muhammad
Porter dan Hernacki secara umum gaya belajar dibedakan Fahmi, M.Pd menyatakan bahwa
dalam tiga kelompok yaitu gaya belajar visual, gaya penyebab ketidaksesuaian penerapan
belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Gaya model pembelajaran dengan gaya belajar
belajar mempunyai peran penting dalam pendidikan, peserta didik adalah :
terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar. 1. Guru tidak mengetahui dan
mengidentifikasi gaya belajar siswa.
2. Menurut Purwatisari (2019) dalam jurnal Keterampilan 2. Ketidak siapan anak menyangkut
Guru dalam Memilih Strategi Pembelajaran Yang Sesuai bahan ajar.
dengan Gaya Belajar Siswa di MIM Kartasura
menjelaskan bahwa penyebab kurangnya keterampilan WAKASEK KURIKULUM
guru dalam memilih Srategi pembelajaran yang sesuai Narsum : Fauzi Rahman, M.Pd.(Tim
dengan gaya belajar siswanya adalah: Direktorat)
a. Karena masih sedikitnya Strategi pembelajaran yang Hari, tanggal : Kamis, 1 September
dikuasai oleh guru. 2022
b. Kurangnya pelatihan mengenai Strategi Pembelajaran
yang sesuai dengan gaya belajar siswa yang berbeda Menurut bapak Fauzi Rahman, M.Pd.
antara yang satu dengan yang lainnya. (Tim Direktorat) menyatakan bahwa
c. Kurangnya referensi guru dalam memilih strategi penyebab ketidaksesuaian penerapan
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar yang model pembelajaran dengan gaya belajar
dimiliki siswanya. peserta didik adalah :
Faktor yang mempengaruhi guru dalam memilih startegi 1. Guru tidak melaksanakan tes
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar yang diagnostik awal.
dimiliki oleh siswa dan telah dikelompokkan menjadi 2 2. Pemaham guru tentang pembelajaran
Faktor sebagai berikut: berdifirensiasi masih kurang
a. Faktor Internal, Faktor yang berasal dari dalam diri
guru seperti kemampuan guru dalam memahami gaya GURU
belajar dan karakteristik siswa, kemampuan dalam Narsum : Akhmat Farisi, S.Pd. (Guru
memahami materi, pembendaharaan buku tentang Sejarah)
gaya belajar, kreatifitas guru dalam memodifikasi Hari, tanggal : Kamis, 1 September
strategi pembelajaran, kemampuan guru dalam 2022
memberikan Ice Breaking yang sesuai dengan
kecerdasan siswa. Menurut bapak Akhmat Farisi, S.Pd.
b. Faktor Eksternal, Faktor yang berasal dari luar diri (Guru Sejarah) menyatakan bahwa
guru seperti Sarana dan Prasarana yang menunjang penyebab ketidaksesuaian penerapan
pembelajaran, lingkungan sekolahan yang aman dan model pembelajaran dengan gaya belajar
nyaman, pelatihan yang diselenggarakan oleh peserta didik.adalah :
sekolahan maupun bekerjasama dengan instansi 1. Guru tidak memahami kondisi
terkait untuk meningkatkan keterampilan guru dalam peserta didik yang diajar.
mengajar. 2. Guru memaksakan kehendaknya
menerpakn model pembelajaran agar
sesuai dengan RPP yang dibuat.
10 Guru kesulitan SUMBER BUKU PENGAWAS
merencang model 1. Menurut Nurdyansyah & Fahyuni (2016) dalam buku Narsum : Drs. H. Muhammad
pembelajaran Inovasi Model Pembelajaran menjelskan bahwa Fahmi, M.Pd
inovatif pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang Hari, tanggal : Kamis, 1 September
lebih bersifat student centered. Artinya, pembelajaran 2022
yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self Menurut bapak Drs. H. Muhammad
directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer Fahmi, M.Pd menyatakan bahwa
mediated instruction). penyebab guru kesulitan merencang
model pembelajaran inovatif adalah :
SUMBER JURNAL 1. Guru masih belum menguasai
1. Menurut Koesnandar (2019) dalam Jurnal Pengembangan pembelajaran inovatif.
Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi 2. Guru jarang melaksanakan pelatohan
Informasi dan Komunikas (TIK) Sesuai Kurikulum 2013 mengenai pembelajran inovatif.
menjelaskan bahwa penyebab guru kesulitan merancang 3. Pada saat MGMP membahas
model pembelajaran inovatif adalah : administrasi saja tanpa membahas
a. Secara umum guru sudah berusaha menerapkan model pembelajarn inovatif.
pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum 2013
sekalipun masih mengalami kesulitan. WAKASEK KURIKULUM
b. Masih dirasakan kurangnya contoh-contoh dan Narsum : Fauzi Rahman, M.Pd.(Tim
pelatihan implementasi model pembelajaran inovatif Direktorat)
menyebabkan masih lemahnya pemahaman guru Hari, tanggal : Kamis, 1 September
terhadap konsep pembelajaran inovatif.. 2022
c. Guru masih memerlukan tambahan pengetahuan dan
bimbingan dalam penerapan pembelajaran inovatif. Menurut bapak Fauzi Rahman, M.Pd.
(Tim Direktorat) menyatakan bahwa
penyebab guru kesulitan merencang
model pembelajaran inovatif adalah :
1. Jam terbang guru mengajar masih
kurang.
2. Guru kurang bersosialisasi dalam
komunitasnya.
3. Kemampuan guru dalam menguasai
IT masih rendah.
4. Guru tidak updet dengan model-
model pembelajaran terkini.

GURU
Narsum : Akhmat Farisi, S.Pd. (Guru
Sejarah)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut bapak Akhmat Farisi, S.Pd.


(Guru Sejarah) menyatakan bahwa
penyebab guru kesulitan merencang
model pembelajaran inovatif.adalah :
1. Kurangnya pengetahuan guru
mengeani mdoel pembelajaran.
2. Kemalasan guru dalam
mengembangkan model
pembelajaran.
11 Siswa kurang SUMBER JURNAL PAKAR
memahami 1. Menurut Ekowati et al (2019) pada jurnal Literasi Narsum : Muhammad Sa’duddien
materi terkait Numerasi di SD Muhammadiyah. ELSE (Elementary Khair,M.Pd.(Dosen FKIP Prodi
literasi numerasi. School Education Journal) menjelaskan bahwa literasi Pendidikan Matematika)
numerasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam Hari, tanggal : Kamis, 1 September
menggunakan penalaran. Penalaran berarti menganalisis 2022
dan memahami suatu pernyataan, melalui aktivitas dalam
memanipulasi symbol atau bahasa matematika yang Menurut bapak Muhammad Sa’duddien
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan Khair (Dosen FKIP Prodi Pendidikan
mengungkapkan pernyataan tersebut melalui tulisan Matematika) menyatakan bahwa
maupun lisan penyebab siswa kurang memahami
materi terkait literasi numerasi adalah :
2. Literasi numerasi terdiri dari tiga aspek berupa berhitung, 1. Kurangnya latihan siswa.
relasi numerasi, dan operasi aritmatik. Berhitung adalah 2. Media dan sumber belajar tidak
kemampuan untuk menghitung suatu benda secara verbal menunjang.
dan kemampuan untuk mengidentifikasi jumlah dari 3. Metode dan stretegi belajar yang
benda. Relasi numerasi berkaitan dengan kemampuan diterapkan guru tidak menunjang.
untuk membedakan kuantitas suatu benda seperti lebih
banyak, lebih sedikit, lebih tinggi, atau lebih pendek. TEMAN SEJAWAT
Sementara itu, operasi aritmatika adalah kemampuan Narsum : Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
untuk mengerjakan operasi matematika dasar berupa Matematika)
penjumlahan dan pengurangan. Tiga aspek literasi Hari, tanggal : Kamis, 1 September
numerasi yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan 2022
aspek dasar dalam pembelajaran matematika yang
penting diperkenalkan sejak usia dini hingga anak Menurut ibu Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
memasuki kelas rendah (Mahmud & Pratiwi., 2019). Matematika)menyatakan bahwa
penyebab siswa kurang memahami
3. Permasalahan utama yang menyebabkan siswa masih materi terkait literasi numerasi adalah :
belum dapat menyelesaikan pembelajaran yang berbasis 1. Karena siswa kurang melatih
literasi numerasi adalah guru yang belum membiasakan mengerjakan soal tentang literasi
siswa dengan soal-soal berbasis literasi. Hal ini numerasi.
disebabkan masih banyak guru yang masih belum 2. Siswa banyak belum hapal simbol-
mampu menyusun soal literasi numerasi terutama untuk simbol dalam matematika.
guru-guru di tingkat sekolah dasar agar siswa menjadi
lebih terbiasa untuk menyelesaiakn soal-soal non-rutin TEMAN SEJAWAT
tersebut. Guru cenderung membuat soal rutin yang Narsum : Firdaus Rachman, S.Pd (Guru
tertutup dan dapat langsung diselesaikan dengan Matematika)
penggunaan suatu rumus (Perdana & Suswandari., 2021). Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut bapak Firdaus Rachman, S.Pd


(Guru Matematika) menyatakan bahwa
penyebab siswa kurang memahami
materi terkait literasi numerasi adalah :
1. Kurangnya pembendaharaan
simbol-simbol dalam matematika.
2. Motivasi belajar matematika
kurang.

12 Terjadinya SUMBER JURNAL PAKAR


minskonsepsi 1. Miskonsepsi bisa terjadi karena salah menginterpretasi Narsum : Muhammad Sa’duddien
guru dengan gejala alam atau peristiwa. Miskonsepsi yang diperoleh Khair,M.Pd.(Dosen FKIP Prodi
siswa dalam di sekolah menetap dan melekat. Miskonsepsi biasanya Pendidikan Matematika)
kegiatan belajar berkembang seiring proses pembelajaran. Jika Hari, tanggal : Kamis, 1 September
mengajar di miskonsepsi tidak disadari, akan terjadi kebingungan 2022
kelas. pada diri siswa. Pada akhirnya akan menjadi hambatan
bagi siswa pada proses pembelajaran lanjut (Murni, Menurut bapak Muhammad Sa’duddien
2013). Khair (Dosen FKIP Prodi Pendidikan
Matematika) menyatakan bahwa
2. Miskonsepsi anak setelah pembelajaran di sekolah bisa penyebab terjadinya minskonsepsi guru
dikarenakan oleh ide yang terbentuk dari pengalaman dengan siswa dalam kegiatan belajar
setiap hari yang peserta didik bawa ke kelas, pandangan mengajar di kelas adalah :
yang tidak lengkap atau janggal oleh peserta didik selama 1. Tidak ada apersepsi yang
pembelajaran di kelas, dan konsep salah yang memadai/variatif di awal
disebarluaskan oleh guru dari buku teks (Yip, 1998). pembelajaran.
2. Guru dalam memberikan contoh
3. Menurut Suparno (2013) penyebab terjadinya miskonsep masalah kurang variatif.
ada berbagai faktor seperti berikut :
a. Dari siswa adalah prakonsepsi, pemikiran asosiatif, TEMAN SEJAWAT
pemikiran humanistik, reasoning yang tidak lengkap, Narsum : Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif Matematika)
siswa, kemampuan siswa, minat belajar siswa. Hari, tanggal : Kamis, 1 September
b. Dari pengajar adalah tidak menguasai bahan, bukan 2022
lulusan dari bidang ilmu yang diajarkan, tidak
membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide, Menurut ibu Ana Rupaidah, S.Pd (Guru
relasi guru dan siswa tidak baik. Matematika)menyatakan bahwa
c. Dari buku Teks adalah Penjelasan keliru, salah tulis, penyebab terjadinya minskonsepsi guru
tingkat penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa, tidak dengan siswa dalam kegiatan belajar
tahu membaca buku teks, buku fiksi dan kartun sains mengajar di kelas adalah :
sering salah konsep karena alasan menariknya yang 1. Cara mengajar yang kurang tepat.
perlu. 2. Kurangnya komunikasi guru dan
d. Dari konteks adalah pengalaman siswa, bahasa siswa.
sehari-hari berbeda, teman diskusi yang salah, 3. Metode pembelajaran yang kurang
keyakinan dan agama, penjelasan orang tua/orang bervariasi.
lain yang keliru, konteks hidup siswa (tv, radio, film
yang keliru, perasaan senang tidak senang, bebas atau TEMAN SEJAWAT
tertekan). Narsum : Firdaus Rachman, S.Pd (Guru
e. Dari cara mengajar adalah hanya berisi ceramah dan Matematika)
menulis, tidak mengungkapkan miskonsepsi, tidak Hari, tanggal : Jumat, 2 September
mengoreksi PR, model analogi yang dipakai kurang 2022
tepat, model demonstrasi sempit, dll
Menurut bapak Firdaus Rachman, S.Pd
(Guru Matematika) menyatakan bahwa
penyebab terjadinya minskonsepsi guru
dengan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas adalah :
1. Sumber belajar yang terlalu luas
sehingga terjadinya miskonsepsi
antara guru dan siswa.
2. Tidak ada penyampaian secara
detail dari guru mengenai materi
pembelajaran.
13 siswa sulit SUMBER JURNAL PAKAR
memahami soal- 1. Menurut Dalman & Junaidi (2022) dalam jurnal Narsum : Muhammad Sa’duddien
soal berbasis Penyebab Sulitnya Siswa Menjawab Soal HOTS dalam Khair,M.Pd.(Dosen FKIP Prodi
HOTS. Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS SMAN 1 Batang Pendidikan Matematika)
Kapas Pesisir Selatan menjelaskan bahwa faktor Hari, tanggal : Kamis, 1 September
penyebab siswa sulit memahami soal berbasis HOTS 2022
adalah :
a. siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal Menurut bapak Muhammad Sa’duddien
HOTS adalah karena mereka tidak memahami materi. Khair (Dosen FKIP Prodi Pendidikan
b. siswa tidak memahami materi karena siswa tidak Matematika) menyatakan bahwa
mengikuti pembelajaran dengan serius. penyebab siswa sulit memahami soal-
c. siswa diatas dapat diketahui bahwa dalam proses soal berbasis HOTS adalah :
pembelajaran guru lebih dominan atau sering 1. Penjelasan dalam program pelatihan
menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan kurang dalam membuat soal-soal
materi kepada siswa HOTS.
d. siswa tidak mengerti perintah soal. 2. Tidak ruang kompetisi pada guru
e. siswa terbiasa mengerjakan soal pada level MOTS dalam pembelajaran berbasis HOTS.
dan LOTS sehingga hal ini yang menyebabkan siswa
kesulitan saat dihadapkan dengan soal yang WAKASEK KURIKULUM
memerlukan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Narsum : Fauzi Rahman, M.Pd.(Tim
f. guru yang tidak membiasakan pembelajaran dan soal Direktorat)
HOTS kepada siswa disebabkan oleh kurangnya Hari, tanggal : Kamis, 1 September
pelatihan tentang HOTS yang diberikan kepada guru. 2022

2. Menurut Razak et al (2022) dalam jurnal Deskripsi Menurut bapak Fauzi Rahman, M.Pd.
Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Hots (Tim Direktorat) menyatakan bahwa
Matematika di SMA Negeri 3 Pangkep menjelaskan penyebab siswa sulit memahami soal-
bahwa penyebab siswa sulit memahami soal HOTS soal berbasis HOTS adalah :
karena siswa cenderung tidak dapat menyalin informasi 1. Jam terbang guru dalam
yang ada pada soal dengan baik dan tepat sebagai hal mengkonstruksi soal.
yang diketahui dan ditanyakan, siswa juga kesulitan 2. Guru harus menyediakan stimulus-
menceritakan kembali masalah yang diketahui pada soal stimulus yang aktual dan terkini.
bahkan kesulitan menentukan rumus yang akan 3. Guru tidak memahami tahapan/level
digunakan dalam menyelesaikan soal matematika dan berpikir kognitif.
siswa kesulitan memahami maksud dari soal dan tidak 4. Guru kesulitan menghubungkan
dapat merencanakan penyelesaian soal hingga hasil akhir antar konsep/transfer.
dengan tepat dan siswa tidak mampu mengidentifikasi
konsep-kosep dalam menyusun perencanaan TEMAN SEJAWAT
penyelesaian soal serta kesulitan dalam mengoperasikan Narsum : Firdaus Rachman, S.Pd (Guru
pengurangan bilangan. Matematika)
Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut bapak Firdaus Rachman, S.Pd


(Guru Matematika) menyatakan bahwa
penyebab siswa sulit memahami soal-
soal berbasis HOTS adalah :
1. Guru belum begitu memahami
bentuk soal HOTS.
2. Guru tidak terbiasa dalam
mengerjakan soal HOTS.

14 Guru kesulitan SUMBER JURNAL PAKAR


membuat soal- 1. Menurut Purwasih (2020) penyebab kesulitan guru Narsum : Muhammad Sa’duddien
soal berbasis dalam menyusun soal HOTS disebabkan oleh lima Khair,M.Pd.(Dosen FKIP Prodi
HOTS. faktor. Pertama, Sulit membuat stimulus dan kalimat soal Pendidikan Matematika)
dengan baik. Kedua, tidak menguasai materi. Ketiga, Hari, tanggal : Kamis, 1 September
kurang menguasai penerapan taksonomi Bloom (yang 2022
direvisi Anderson). Keempat, waktu yang dibutuhkan di
kelas tidak cukup. Kelima, dosen kurang bisa Menurut bapak Muhammad Sa’duddien
memberikan penjelasan yang baik. Khair (Dosen FKIP Prodi Pendidikan
Matematika) menyatakan bahwa
2. Menurut Nur’aeni (2021) yang mengungkapkan bahwa penyebab guru kesulitan membuat soal-
kendala tesebut disebabkan oleh empat faktor. Pertama, soal berbasis HOTS.adalah :
kurangnya sosialisasi tentang penyusunan soal HOTS 1. Penjelasan dalam program
guru Bahasa Indonesia SMP, baik di tingkat kabupaten pelatihan kurang dalam membuat
maupun sekolah. Kedua, minimnya waktu bagi guru
untuk menyusun soal HOTS karena sudah banyak waktu soal-soal HOTS.
yang dihabiskan untuk pembelajaran, baik di dalam 2. Tidak ruang kompetisi pada guru
maupun di luar kelas HOTS serta membuat perangkat dalam pembelajaran berbasis
pembelajaran. Ketiga, sosialisasi dalam kegiatan seminar HOTS.
yang belum maksimal dalam mengimplementasikan
penyusunan soal HOTS kepada guru sehingga guru WAKASEK KURIKULUM
masih merasa kesulitan terhadap pokok-pokok apa saja Narsum : Fauzi Rahman, M.Pd.(Tim
yang menjadi acuan khusu utnuk penyusunan soal HOTS Direktorat)
Bahasa Indonesia SMP. Keempat, kurangnya Hari, tanggal : Kamis, 1 September
pengawasan dari sekolah maupun dari dinas pendidikan 2022
setempat terkait implementasi penyusunan soal HOTS
oleh guru di sekolah. Menurut bapak Fauzi Rahman, M.Pd.
(Tim Direktorat) menyatakan bahwa
3. Berkaitan dengan kompetensi guru dalam menyusun soal penyebab guru kesulitan membuat soal-
berbasis HOTS, hasil pengabdian menunjukkan bahwa soal berbasis HOTS.adalah :
guru belum mampu menyusun soal dengan menggunakan 1. Jam terbang guru dalam
KKO yang terdapat pada semua level kognitif. Salah satu mengkonstruksi soal.
penyebabnya adalah guru belum memahami strategi 2. Guru harus menyediakan stimulus-
pengembangan penyusunan soal berbasis HOTS (Laman, stimulus yang aktual dan terkini.
2019). 3. Guru tidak memahami tahapan/level
berpikir kognitif.
4. Guru kesulitan menghubungkan
antar konsep/transfer.

TEMAN SEJAWAT
Narsum : Firdaus Rachman, S.Pd (Guru
Matematika)
Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut bapak Firdaus Rachman, S.Pd


(Guru Matematika) menyatakan bahwa
penyebab guru kesulitan membuat soal-
soal berbasis HOTS.adalah :
1. Siswa belum begitu memahami
bentuk soal HOTS.
2. Siswa tidak terbiasa dalam
mengerjakan soal HOTS.

15 Penyalahgunaan SUMBER JURNAL PENGAWAS


teknologi siswa 1. Menurut Khodijah & Nurizzati (2018) Penyalahgunaan Narsum : Drs. H. Muhammad
yang kurang teknologi siswa yang kurang tepat dalam Pembalajaran Fahmi, M.Pd
tepat dalam adalah penggunaan handphone smartphone di lingkungan Hari, tanggal : Kamis, 1 September
Pembalajaran. sekolah yaitu terjadi perubahan perilaku sosial siswa 2022
yang kurang baik, interaksi diantara siswa menjadi
terganggu, siswa menjadi individualis, siswa tidak Menurut bapak Drs. H. Muhammad
memperhatikan pelajaran, siswa tidak memperdulikan Fahmi, M.Pd menyatakan bahwa
lingungan di sekitar mereka. penyebab penyalahgunaan teknologi
2. Menurut Rusdiana (2020) dalam jurnal Peran Orang Tua siswa yang kurang tepat dalam
Terhadap Pencegahan Penyalahgunaan smartphone bagi pembalajaran adalah :
Siswa Kelas IV MI Ma’arif Global Glotongan 1. Guru kurang fokus dalam
mengungkapkan bahwa : pertama, bentuk pengawasan penggunaan teknologi.
penyalahgunaan smartphone yang terjadi pada siswa 2. Guru tidak melaksanakan kontrak
kelas IV MI Ma’arif Global Blotongan dalam pembelajaran/tata tertib.
pembelajaran daring adalah siswa menngakses aplikasi
lain di luar tugas belajarnya seperti bermain games KEPALA SEKOLAH
online (mobile lagend dan free fire), menonton video di Narsum : H. Mukeniansyah, S.Pd.,
youtube yang tidak sesuai dengan materi pembelajarn M.I.Kom. (Kepala SMA Negeri 2
serta pembelajaran. Banjarmasin)
Hari, tanggal : Jumat, 2 September
2022

Menurut bapak H. Mukeniansyah, S.Pd.,


M.I.Kom. (Kepala SMA Negeri 2
Banjarmasin) menyatakan bahwa
penyebab penyalahgunaan teknologi
siswa yang kurang tepat dalam
pembalajaran adalah :

GURU
Narsum : Aqilatul Munawarah, S.Pd
(Guru Bahasa Inggris)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut ibu Aqilatul Munawarah, S.Pd


(Guru Bahasa Inggris) menyatakan
bahwa penyebab penyalahgunaan
teknologi siswa yang kurang tepat
dalam pembalajaran.adalah :
1. Kemajuan era digitalisasi yanng
berbanding lurus dengan
ketergantungan pengguanaan
teknologi.
2. Transisi dari masa pandemi yang
memaksa siswa untuk daring
menambah waktu siswa dalam
menggunakan gadget.
3. Siswa masih belum mampu
memposisikan diri ketika KBM
mulai berlangsung.

16 Sebagian siswa SUMBER JURNAL PAKAR


belum bisa 1. Menurut Mulyani (2016) Penyebab siswa belum bisa Narsum : Tikey Feriana, S.Kom (Guru
memahami dalam mengoprasikan komputer adalah faktor anak didik, faktor Informatika)
mengoperasikan sekolah, faktor keluarga dan faktor masyarakat sekitar Hari, tanggal : Kamis, 1 September
komputer terhadap kesulitan belajar mata pelajaran TIK. 2022
a. Faktor anak didik adalah minat dan motivasi yang
rendah serta masih jarangnya siswa yang mengikuti Menurut ibu Tikey Feriana, S.Kom
kursus komputer. (Guru Informatika) menyatakan bahwa
b. Faktor lingkungan sekolah yang menjadi sumber penyebab sebagian siswa belum bisa
kesulitan belajar TIK yaitu berkaitan dengan memahami dalam mengoperasikan
kepribadian guru yang biasa-biasa saja di mata siswa, komputer adalah :
kurangnya tuntutan guru terhadap kompetensi siswa, 1. Siswa cenderung tertarik gadget/HP
buku penunjang yang kurang, sarana dan prasarana dibanding perangkat komputer.
yang viii kurang lengkap dan penyediaan waktu yang 2. Siswa tidak terbiasa menggunakan
kurang untuk praktik. komputer.
c. Faktor keluarga yang menjadi sumber kesulitan
belajar siswa karena kurang lengkapnya fasiltitas GURU
belajar di rumah yang disebabkan kondisi ekonomi Narsum : Muhammad Doddy
keluarga yang tidak memungkinkan untuk membeli Hermawan, M.Pd. (Guru Sejarah)
komputer. Di samping itu jadwal belajar yang kurang Hari, tanggal : Kamis, 1 September
ditepati siswa, suasana rumah yang ramai, ruang 2022
belajar yang masih bercampur dengan ruang lain, dan
kesibukan siswa dalam membantu orang tua di rumah Menurut bapak Muhammad Doddy
yang tinggi menyebabkan kurangnya waktu belajar di Hermawan, M.Pd. (Guru Sejarah)
rumah. menyatakan bahwa penyebab Sebagian
d. Faktor masyarakat yang menjadi sumber kesulitan siswa belum bisa memahami dalam
belajar siswa karena kondisi lingkungan yang kurang mengoperasikan komputer adalah :
mendukung dengan suasana ramai, sehingga anak 1. Pola belajar anak belum pernah
lebih banyak bermain daripada memanfaatkan waktu dikenalkan komputer.
untuk belajar. 2. Siswa tidak tertarik belajar
komputer.
3. Pola pikir siswa yang menginginkan
hal yang mudah.
4. Siswa tidak melek teknologi.

GURU
Narsum : Akhmat Farisi, S.Pd. (Guru
Sejarah)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut bapak Akhmat Farisi, S.Pd.


(Guru Sejarah) menyatakan bahwa
penyebab Sebagian siswa belum bisa
memahami dalam mengoperasikan
komputer adalah :
1. Tidak ada fasilitas komputer di
rumah.
2. Tidak ada mata pelajaran yang
spesifik menggunaka komputer.
3. Fasiitas di sekolahan yang rendah.

17 Guru belum SUMBER JURNAL PAKAR


optimal dalam 1. Menurut Upitasari (2020) dalam Jurnal Hambatan Narsum : Tikey Feriana, S.Kom (Guru
penggunaan TIK Pengguanaan TIK dalam Pembelajaran mengungkapkan Informatika)
dalam bahwa penyebab guru belum optimal dalam penggunaan Hari, tanggal : Kamis, 1 September
pembelajaran. TIK dalam pembelajaran adalah karena kurangnya 2022
aksesibilitas ke sumber daya merupakan penghambat
yang terkait erat dengan beberapa masalah utama lainnya Menurut ibu Tikey Feriana, S.Kom
yang dapat dengan sendirinya dianggap sebagai (Guru Informatika) menyatakan bahwa
hambatan pada penggunaan TIK oleh guru. Meskipun penyebab guru belum optimal dalam
sumber daya tersedia di sekolah, kurangnya waktu tidak penggunaan TIK dalam pembelajaran
memungkinkan guru untuk mengakses sumber daya ini. adalah :
Mungkin ada peralatan teknis yang tersedia tetapi tidak 1. Guru kurang menguasai teknologi.
ada waktu bagi guru untuk mengoperasikan dan 2. Guru merasa kekurangan waktu
meninjau penggunaan TIK. Ini mungkin disebabkan oleh dalam menyiapkan medei
jumlah pelajaran dalam satu hari terlalu banyak atau pembelajaran berbasis teknologi.
karena waktu yang tersedia selama pelajaran tidak cukup. 3. Tidak adanya motivasi untuk
Kurangnya kompetensi adalah salah satu hambatan mencoba dan mempelajari teknologi
paling penting bagi guru untuk penggunaan teknologi yang terbatas.
dalam pendidikan.
GURU
Narsum : Muhammad Doddy
Hermawan, M.Pd. (Guru Sejarah)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut bapak Muhammad Doddy


Hermawan, M.Pd. (Guru Sejarah)
menyatakan bahwa penyebab Guru
belum optimal dalam penggunaan TIK
dalam pembelajaran adalah :
1. Belum memahami cara
menggunakan alat teknologi yang
berhubungan dalam pendidikan.
2. Pola pikir gur yang menganggap
pembelajaran konvensional lebih
baik.
3. Guru tidak melek teknologi.
4. Guru kurang berminat mengikuti
pelatihan media pembelajaran.

GURU
Narsum : Akhmat Farisi, S.Pd. (Guru
Sejarah)
Hari, tanggal : Kamis, 1 September
2022

Menurut bapak Akhmat Farisi, S.Pd.


(Guru Sejarah) menyatakan bahwa
penyebab guru belum optimal dalam
penggunaan TIK dalam
pembelajaran.adalah :
1. Siswa yang menjadi objek
pembelajaran tidak memahami TIK
yang berakibat pada tidak sesuainya
hasil pembelajaran.
2. Fasilitas yang belum memadai di
sekolah.
3. Ketidakcakapan guru menggunkan
TIK.
DAFTAR RUJUKAN

Ana, R. F. R. (2018). Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Kelas IV SDN Kendakrejo 01.

Ayu, S., Ardianti, S. D., & Wanabuliandari, S. (2021). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika.  AKSIOMA: Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika, 10(3), 1611-1622.

Bayumi. et al. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Berdiferensiasi. Yogyakarta : Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)

Cahyani, I. S. (2017). Pentingnya Mengenali Gaya Belajar Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran.

Dwiyono, Y. & Tasik, H. K. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Operasi Hitung Perkalian Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 19 Samarinda Ulu.

Ekowati, D. W., Astuti, Y. P., Utami, I. W. P., Mukhlishina, I., & Suwandayani, B. I. (2019). Literasi Numerasi di SD Muhammadiyah. ELSE
(Elementary School Education Journal).

Hasibuan, I. (2015). Hasil belajar siswa pada materi bentuk Aljabar di Kelas VII SMP Negeri 1 Banda Aceh tahun pelajaran 2013/2014. 

Kadir. et al. (2019). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika II (SNPMAT II) Pembelajaran Matematika dalam Era Revolusi Industri 4.0.
Kendari : Universitas Halu Oleo Pres.
Khasanah, U. (2015). Kesulitan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa SMP.

Khodijah, S. & Nurizzati, Y. (2018). Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Perilaku Sosial Siswa di SMAN 2
Kuningan.

Khoirotin, N. (2022). Menumbuhkan Budaya Literasi di Masa Pandemi.Sukabumi : Haura Publishing.

Laman, E. G. (2019). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berdasarkan
Kriteria Hadar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas XII SMAN 5 Makasar.

Lestari, T. L. (2020). Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta : Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA.

Mahmud, M. R., & Pratiwi, I. M. (2019). Literasi Numerasi Siswa Dalam Pemecahan Masalah Tidak Terstruktur.

Mulyani, S. (2016). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) pada Siswa
Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Brebes.

Murni, D. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung (205- 211). Lampung: Universitas Lampung.

Novriani, A. et al. (2014). Pemberian Materi Prasyarat untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks di
Kelas X SMA Negeri 4 Pekanbaru.

Nur’aeni, I. et al. (2021). Pendampingan Penyusunan Soal Berstandaar HOTS(Higher Order Thinking Skill) Sebagai Upaya Mewujudkan Literasi.

Nurdyansyah & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Surabaya : Inovasi Model Pembelajaran.

Perdana, R. & Suswandari, M. (2021). Literasi Numerasi Dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar.

Permatasari, A. (2015). Membangun kualitas bangsa dengan budaya literasi.

Purba, H. et al. (2021). Pengembangan Literasi di Sumut dari Perspektif Dewan Perpustakaan Provsu. Medan : UMSU PRESS.

Purwasih, R. (2015). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Self Confidence Siswa MTs Di Kota Cimahi Melalu Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing. Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung, 9(1), 16.

Purwitasari, A. (2019). Keterampilan Guru dalam Memilih Strategi Pembelajaran Yang Sesuai dengan Gaya Belajar Siswa di MIM Kartasura.
Raharjo, I. et al. (2021). Faktor Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Peserta Didik.

Rahmayani, V. & Amalia, R. (2020). Strategi peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas.  Journal On Teacher
Education, 2(1), 18-24.

Rusdiana, K. (2020). Peran Orang Tua Terhadap Pencegahan Penyalahgunaan smartphone bagi Siswa Kelas IV MI Ma’arif Global Glotongan.

Suwartiningsih. (2021). Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok
Bahasan Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan di Kelas IX B Semester Genap SMPN 4 Monta Tahun Pelajaran 2020/2021.

Tazwani, M. (2018). Hambatan Komunikasi Siswa dan Guru di Lingkungan Sekolah.

Umami, F. N. (2016). Permsalahan Pengelolaan Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar Negeri Piyaman III Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul.

Unaenah, E. et al. (2020). Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Pengukuran Panjang di Kelas IV.

Upitasari, R. (2020). Hambatan Penggunaan TIK dalam Pembelajaran.

Witanto, J. (2018). Rendahnya Minat Baca Mata Kuliah Manajemen Kurikulum.

Yip, D. Y. (1998). Identification of Misconception in Novice Biology Teachers and Remedial Strategies for Improving Biology Learning. International
Journal of Science Education, 20 (4), 461-477.
LAMPIRAN FOTO WAWANCARA

Wawancara dengan bapak Drs. H. Muhammad Fahmi, M.Pd Wawancara dengan bapak Fauzi Rahman, M.Pd. (Wakasek
(Pengawas Pembina SMA Negeri 2 Banjarmasin. Kurikulum SMA Negeri 2 Banjarmasin)
Wawancara dengan bapak Muhammad Sa’duddien Khair,M.Pd. Wawancara dengan ibu Ana Rupaidah, S.Pd (Guru Matematika)
(Dosen FKIP Prodi Pendidikan Matematika)

Wawancara dengan ibu Tikey Feriana, S.Kom (Guru Informatika) Wawancara dengan bapak Muhammad Doddy Hermawan, M.Pd.
(Guru Sejarah)
Wawancara dengan ibu Aqilatul Munawarah, S.Pd (Guru Bahasa Wawancara dengan bapak H. Mukeniansyah, S.Pd., M.I.Kom.
Inggris) (Kepala SMA Negeri 2 Banjarmasin

Wawancara dengan ibu Dra. Hj. Siti Hadijah (Wakasek Sapras) Wawancara dengan bapak Akhmat Samadi (Wakasek Kesiswaan)
Wawancara dengan bapak Akhmat Farisi, S.Pd (Guru Sejarah) Wawancara dengan ibu Rusfarini, S.Pd (Asisten Wakasek Sapras)

Wawancara dengan bapak Khairil Munawar, S.Pd (Guru BK) Wawancara dengan bapak Firdaus Rachman, S.Pd. ( Guru
Matematika)

Anda mungkin juga menyukai