Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Penguasaan guru Kajian literatur: Setelah dianalisis dapat
terhadap model, 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: disimpulkan bahwa
pendekatan 1) profesionalisme guru dalam penguasaan guru
berbasis STEAM, penerapan model-model pembelajaran terhadap model,
strategi, metode, inovatif masih belum sesuai harapan. pendekatan berbasis
& Teknik Hal ini terlihat baik dari aspek STEAM, strategi, metode,
pembelajaran pengetahuan maupun keterampilan & Teknik pembelajaran
inovatif masih sebagian guruyang masih rendah inovatif masih rendah
rendah dalam menerapkan model-model terjadi karena beberapa
pembelajaran inovatif, dan 2) ada dua hal, yaitu:
faktor yang mempengaruhi 1. Minimnya pelatihan-
penerapan model-model pelatihan terkait
pembelajaran inovatif, yaitu pembelajaran inovatif
rendahnya kualitas pelatihan/ yang diikuti oleh guru.
workshop yang diikuti dan 2. Kurangnya sarana
rendahnya komitmen dan motivasi dan prasarana yang
guru untuk menerapkan model- dapat menunjang
model pembelajaran inovatif. terlaksananya
Karenanya, direkomendasikan pada pembelajaran inovatif
pemerintah agar pemerintah dengan baik.
meningkatkan kualitas 3. Beban kerja guru
penyelenggaraan yang berlebihan
pelatihan/workshop bagi guru dan sehingga
melakukan upaya-upaya nyata menyebabkan guru
dalammeningkatkan komitmen dan tidak punya cukup
motivasi guru untuk waktu untuk
menerapkannya. menyiapkan
(Khodijah, N. 2012) pembelajaran.
Hasil observasi:
1. Guru tidak melakukan asesmen awal Berdasarkan analisis
pada peserta didik baik asesmen penyebab masalah
kognitif maupun asesmen non-kognitif. tersebut maka upaya-
2. Guru kurang memperhatikan gaya upaya yang dapat
belajar peserta didik di kelas. dilakukan guru
3. Guru kurang memahami keinginan diantaranya:
belajar peserta didik 1. Guru melakukan
4. Guru tidak mengarsipkan hasil belajar asesmen di awal baik
peserta didik untuk mengetahui asesmen kognitif
perkembangan kognitifnya maupun nonkognitif.
5. Guru lebih memperhatikan siswa yang 2. Guru melakukan
cenderung aktif dalam kegiatan pemetaan setelah
pembelajaran. melakukan asesmen
3. Guru membangun
Hasil Wawancara dengan guru: hubungan yang
1. Guru hanya memahami karakter dekat dengan semua
peserta didik dari hasil pengamatan di siswa secara merata
kelas. 4. Guru membangun
2. Guru tidak melakukan penilaian hubungan dengan
kognitif untuk mengetahui orang tua siswa
kemampuan dasar peserta didik guna memahami
sebelum pembelajaran. karakteristik siswa.
Hasil wawancara dengan kepala
sekolah:
1. Guru sudah memahami karakteristik
peserta didik.
2. Untuk menumbuhkan karakter baik
pada peserta didik, di sekolah
dilaksanakan sholat zuhur
berjamaah, mengajarkan peserta
didik untuk saling bekerja sama, serta
mengajarkan kepada peserta didik
untuk bisa saling menghargai orang
lain baik itu yang lebih muda ataupun
yang lebih tua
Hasil observasi:
1. Guru hanya menggunakan assessment
yang sama tanpa melihat karakteristik
materi pembelajaran dan karakteristik
siswa
2. Guru tidak melakukan tahap-tahap
mengevuasi yang benar, guru tidak
membuat kisi-kisi soal dan kartu soal
sebelum membuat soal.
3. Guru tidak melakukan analisis dari
hasil penilaian.
4. Guru terkadang tidak menyesuaikan
penilaian dengan IPK yang sudah di
buat.
Hasil observasi:
1. Guru merasa cukup dengan
pembelajaran yang biasa dilakukan
(LOTS).
2. Guru kurang membaca berbagai
referensi tentang pembelajaran HOTS
sehingga kesulitan mengembangkan
perangkat pembelajaran HOTS.
3. Minimnya pelatihan tentang
pembelajaran HOTS yang diikuti oleh
guru.
Hasil Wawancara dengan guru:
1. Guru cukup memahami tentang HOTS
akan tetapi belum melaksanakan
pembelajaran HOTS.
2. Guru masih merancang pembelajaran
LOTS.
3. Guru merasa siswa tidak mampu bila
diberikan pembelajaran HOTS
4. Guru kesulitan karena kemampuan
siswa dalam menangkap pembelajaran
berbeda.
Daftar Pustaka
Darong, HC, Niman, Em. 2022. Flores Implementation of Authentic Assessment by English Teachers in
Flores doi: 10.24832/jpnk.v7i1.2639
Fanani, Moh. Zainal. 2018. Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam
Kurikulum 2013. Journal of islamic religius education. Vol 2, No 1 (2018)
Faridi, Abdurrahman. 2009. Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis ICT Dalam Rangka Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Journal of educational research. UNNES Jurnal. Vol 38, No 1 (2009)
https://doi.org/10.15294/lik.v38i1.497
Prastiwi,H , Sari K.P, Nugroho, Irham. 2021. Tingkat Pemahaman Guru Terhadap Karakteristik Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Tematik di MI.
Rahayu, K. A. (2021). The Implementation of Authentic Assessment in English Instruction. Jurnal Penelitian
Dan Pengembangan Pendidikan, 5(1), 122–128. https://doi.org/10.23887/jppp.v5i1.31723
Sumarno, W. K., Shodikin, A., Rahmawati, A. A., Shafira, P. D., & Solikha, I. (2021). Gerakan Literasi Sains
melalui Pengenalan STEAM pada Anak di Komunitas “Panggon Moco” Gresik. JPM (Jurnal Pemberdayaan
Masyarakat), 6(2), 702 - 709.
Wahyunu, Luh gede. 2018. Keautentikan Asesmen Pembelajaran: Studi Analisis Praktek Asesmen Guru di
Sekolah Kejuruan.
Zaim, M and Amri, Zul (2012) Implementasi Authentic Assessment dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
SMP N RSBI Kota Padang. Project Report. Bahasa Inggris FBS UNP, Padang.
A. Guru : Nia Asrariah, S.Pd (Guru Bahasa Inggris di SMPN Satu Atap 3 Hanau)
B. Kepala Sekolah : Faujiah Hadinata, S.Pd. (Plt. Kepala Sekolah SMPN Satu Atap 3 Hanau)
C. Pakar:
1. Abdul Aziz, M.Pd (Dosen dan Direktur Pembelajaran di Universitas Darwan Ali Sampit)
2. Siti Juwariyah, P.hd (Sebelumnya Dosen Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Malang,
sekarang Dosen The University of Córdoba, Colombia)