Anda di halaman 1dari 21

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Rendahnya Hasil eksplorasi penyebab masalah Penggunaan metode dan
Kemampuan 1. Penggunaan Metode ceramah yang variasi dalam
pemecahan masalah dilakukan oleh guru masih sangat pembelajaran yang
matematis pada siswa dominan dilakukan guru masih
dalam menjawab soal- 2. Kurangnya Metode dan Variasi belum maksimal.
soal yang berbentuk mengajar guru pada materi
cerita pemecahan masalah yang
berbentuk cerita
3. Tidak adanya Alternatif pemecahan
masalah pada soal yang diberikan
oleh guru
4. Ketrampilan dan Pengetahuan
dasar hitung siswa yang masih
kurang
5. Siswa kesulitan dalam
menyelesaikan pemecahan masalah
dalam bentuk soal cerita
6. Tidak adanya sumber belajar lain
7. Keterbatasan media hitung di
sekolah
8. Tidak adanya pembiasaan hitung
pada siswa di lingkungan sekolah
9. Latar belakang Pendidikan orang
tua yang masih rendah sehingga
peran serta orang tua

KAJIAN LITERATUR
Suryani, M., Jufri, L. H., & Putri, T.
A. (2020: 120) Kemampuan
pemecahan masalah adalah suatu
kecakapan atau potensi yang dalam
diri siswa sehingga ia dapat
menyelesaikan permasalahan dan
dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari

Mulyati (2016: 2) Pemecahan


masalah telah menjadi tema utama
dalam penelitian dan kurikulum
seluruh dunia (Torner, Schoenfeld,
& Reiss, 2007), termasuk di
Indonesia.Dalam standar isi pada
Permendiknas No. 22 Tahun 2006
dinyatakan bahwa kemampuan
memecahkan masalah matematika
yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkan solusi yang
diperoleh adalah salah satu dari
tujuan mata pelajaran matematika

Surya (2018: 1460) Kesulitan siswa


dalam menyelasaikan soal cerita
matematika bisa kita lihat dari
kemampuannya dalam membaca,
mamahami, proses tranfortasi,
ketrampilan proses penyelasaiannya
dan penulisan jawabannya.

Rahayu Mardikaningsih (2014: 43)


Kοnsер mеngеnаі metοdе
реmbеlајаrаn hаrus dіраhаmі οlеh
реndіdіk. Hаl ini mеnјаdі suаtu
kеhаrusаn kаrеnа реndіdіk hаrus
mеnеmukаn mеtοdе реmbеlајаrаn
yаng bаіk dаn tераt untuk mаtеrі
yаng dіsаmраіkаn kераdа реsеrtа
dіdіk. Mеtοdе реmbеlајаrаn yаng
tераt аkаn mеmudаhkаn реsеrtа
dіdіk untuk mеnеrіmа.

Daftar Pustaka
Suryani, M., Jufri, L. H., & Putri, T.
A. (2020). Analisis kemampuan
pemecahan masalah siswa
berdasarkan kemampuan awal
matematika. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 9(1), 119-
130.

Mulyati, T. (2016). Kemampuan


pemecahan masalah matematis
siswa sekolah
dasar. EduHumaniora| Jurnal
Pendidikan Dasar Kampus
Cibiru, 3(2).

Surya, I. T. M., Suastika, I. K., &


Sesanti, N. R. (2019). Analisis
kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal materi
operasi bentuk aljabar berdasarkan
tahapan Newman di kelas VII SMP
NU Bululawang. RAINSTEK:
Jurnal Terapan Sains &
Teknologi, 1(1), 25-33.

Mardikaningsih, R. (2014). Metode


Pembelajaran dan Variasi
Penerapannya. Jurnal Ilmiah
Manajemen Pendidikan
Indonesia, 1(1), 43-54.

WAWANCARA
Narasumber 1
Nama : Wiwit Anis Hidayati, S.Pd.
NIP : 198804182010012018
Jabatan : Guru Kelas VI
Waktu : Senin, 25 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
Rendahnya Kemampuan pemecahan
masalah matematis pada siswa dalam
menjawab soal-soal yang berbentuk
cerita adalah :
1. Metode Ceramah masih dominan
dalam pembelajaran
2. Pembelajaran yang mebosankan
3. Kurangnya alternatif pemecahan
masalah pada soal cerita yang
diberikan oleh guru
4. Siswa sulit memahami isi soal
5. Ketrampilan dan Pengetahuan
dasar berhitung siswa masih
kurang (dampak daring)
6. Sumber belajar yang terbatas

Narasumber 2
Nama : Drs. Sutanto
NIP : 196501271989031003
Jabatan : Guru Kelas III
Waktu : Selasa, 26 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
Rendahnya Kemampuan pemecahan
masalah matematis pada siswa dalam
menjawab soal-soal yang berbentuk
cerita adalah :
1. Metode dan Variasi mengajar guru
belum dikembangkan
2. Kurangnya Alternatif pemecahan
masalah pada soal yang diberikan
oleh guru
3. Siswa sulit dalam menyelesaikan
pemecahan masalah dalam bentuk
soal cerita
4. Tingkat kesukaran soal yang tinggi
5. Keterbatasan media hitung di
sekolah
6. Tidak adanya pembiasaan hitung
pada siswa di lingkungan sekolah
7. Latar belakang Pendidikan orang
tua yang masih rendah.

Narasumber Pakar
Nama : ARIFIN NUR HAYADI,
S.Pd.M.Pd.
NIP : 198807272011011005
Jabatan : Guru Kelas VI
Instansi : SD Negeri 3 Karangtalun
Waktu : Selasa, 26 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
Rendahnya Kemampuan pemecahan
masalah matematis pada siswa dalam
menjawab soal-soal yang berbentuk
cerita adalah :
1. Siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran
matematika, karena faktor
pembelajaran sebelumnya yang
menyebabkan siswa jenuh dan
tidak merasa nyaman.
2. Siswa belum dapat menganalisis
soal
3. Siswa belum dapat membuat
model matematikanya dan
membuat pemecahan masalah lain.
4. Keterlambatan dalam
melaksanakan tugas yang
diberikan.
5. Siswa kurang jelas dengan prinsip
yang telah diajarkan.
6. Motivasi kurang, sehingga materi
pelajaran sulit diterima.
7. Jika bekerja dalam kelompok,
sebagian besar siswa hanya
mengandalkan pada siswa yang
mampu saja.
8. Kurangnya variasi dalam
pembelajaran
9. Pembelajaran yang disampaikan
pada siswa kurang bermakna
2 Peserta didik pasif Hasil eksplorasi penyebab masalah Rendahnya partisipasi
dalam mengikuti 1. Penggunaan metode konvensional aktif peserta didik pada
pembelajaran pada masih terlalu dominan dalam muatan pelajaran
muatan pelajaran pembelajaran matematika.
matematika. 2. Pembelajaran yang berpusat pada
guru
3. Metode dan Model pembelajaran
yang belum sesuai
4. Belum menggunakan Media
pembelajan dalam muatan
pelajaran matematika
5. Saat berdiskusi siswa sulit
mengungkapkan pendapat.
6. Saat ditanya guru, Peserta Didik
kebanyakan diam dan tidak
menjawab.
7. Sumber belajar peserta didik hanya
berupa buku saja.
8. Peserta didik tidak menggunakan
media pembelajaran

KAJIAN LITERATUR
Fajri (2018: 425) Setiap siswa
memiliki karakter yang berbeda-beda
didalam situasi yang sama. Terdapat
siswa yang mampu menerima
pembelajaran secara positif dan ada
pula yang negatif. Apabila menerima
secara positif maka siswa akan
memperhatikan, berbuat sesuatu yang
baik, dan menerima sesuatu dengan
baik. Sebaliknya, apabila siswa
memiliki sikap negatif, maka siswa
tersebut akan mencela, menolak, dan
tidak menyukainya.

Mahrita (2011: 339) Pembelajaran


matematika mengajak siswa untuk
berpikir dan berbuat untuk
mengerjakan matematika dan
menghubungkan ide abstrak
matematika dengan kehidupannya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Chambers
(2007: 8-9) bahwa matematika adalah
fakta-fakta objektif, sebuah studi
tentang alasan dan logika, sebuah
sistem di sekitar kita yang murni dan
cantik, bebas dari pengaruh sosial,
berdiri sendiri, dan mempunyai
struktur yang saling berhubunga

DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, N. F., & Abadi, A. P. (2019).
Implementasi Teknik Latihan Asertif
Sebagai Upaya Mengatasi Siswa Pasif
Pada Pembelajaran
Matematika. Prosiding
Sesiomadika, 1(1a).

Hapsari, M. J. (2011). Upaya


Meningkatkan Self-Confidence siswa
dalam pembelajaran matematika
melalui model inkuiri
terbimbing. Jurnal Prosiding ISBN,
978-979.

WAWANCARA
Narasumber 1
Nama : Wiwit Anis Hidayati, S.Pd.
NIP : 198804182010012018
Jabatan : Guru Kelas VI
Waktu : Senin, 25 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
Peserta didik pasif dalam mengikuti
pembelajaran pada muatan pelajaran
matematika adalah :
1. Penggunaan metode konvensional
masih terlalu dominan dalam
pembelajaran
2. Pembelajaran yang berpusat pada
guru
3. Metode dan Model pembelajaran
yang belum sesuai

Narasumber 2
Nama : Drs. Sutanto
NIP : 196501271989031003
Jabatan : Guru Kelas III
Waktu : Selasa, 26 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah Peserta
didik pasif dalam mengikuti
pembelajaran pada muatan pelajaran
matematika adalah :
1. Belum menggunakan Media
pembelajan dalam muatan
pelajaran matematika
2. Saat berdiskusi siswa sulit
mengungkapkan pendapat.
3. Saat ditanya guru, Peserta Didik
kebanyakan diam dan tidak
menjawab.
4. Sumber belajar peserta didik hanya
berupa buku saja.
5. Peserta didik tidak menggunakan
media pembelajaran
3 Rendahnya kesadaran Hasil eksplorasi penyebab masalah Kesadaran dan
orang tua/wali murid 1. Latar belakang pendidikan orang kepedulian orang tua
tentang pentingnya tua yang masih rendah terhadap pendidikan
pendidikan bagi anak. 2. Kurangnya kepedulian masyarakat yang masih rendah
terhadap pendidikan
3. Tingkat perceraian orang tua yang
tinggi
4. Adanya Anggapan masyarakat
bahwa bekerja lebih penting
daripada sekolah

KAJIAN LITERATUR
Yessi (2020: 3) Kesadaran akan
pentingnya Pendidikan yang timbul
dari semua pihak dapat memberikan
suatu yang positif bagi Pendidikan
Indonesia. Pemerintah, masyarakat,
guru dan orang tua harus berperan
aktif dalam memajukan pendidikan di
indonesia. Keluarga sebagai
lingkungan pendidikan pertama dan
utama dalam hal ini orang tua sebagai
pendidik berperan memberikan arahan
dalam semua bidang khususnya
pendidikan, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Made (2007)

Nova (2017: 101-102) Pentingnya


keterlibatan orang tua di sekolah
dalam pendidikan anak, terlibatnya
orang tua dalam pendidikan putra-
putrinya memiliki dampak positif bagi
perkembangan prestasi mereka dalam
prestasi akademik dan non akademik,
tetapi sangat disayangkan dari data-
data yang ada, jumlah orang tua yang
turut serta dalam pendidikan anak-
anaknya masih terbilang rendah,
sehingga sekolah harus dapat
meningkatkan peran serta orang tua di
sekolah dan pimpinan sekolah juga
harus dapat menyakinkan seluruh
elemen yang ada di sekolah untuk
membuka diri serta mulai memberikan
tempat yang layak bagi kemitraan
dengan orang tua.

DAFTAR PUSTAKA
Ladaria, Y. H., Lumintang, J. L. J., &
Paat, C. J. (2020). Kajian Sosiologi
tentang Tingkat Kesadaran Pendidikan
pada Masyarakat Desa Labuan
Kapelak Kecamatan Banggai Selatan
Kabupaten Banggai Laut. HOLISTIK,
Journal Of Social and Culture.

Persada, N. M., Pramono, S. E., &


Murwatiningsih, M. (2017). Pelibatan
Orang Tua pada Pendidikan Anak di
SD Sains Islam Al Farabi Sumber
Cirebon. Educational
Management, 6(2), 100-108.

WAWANCARA
Narasumber 1
Nama : Wiwit Anis Hidayati, S.Pd.
NIP : 198804182010012018
Jabatan : Guru Kelas VI
Waktu : Senin, 25 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
1. Latar belakang pendidikan orang
tua yang masih rendah
2. Kurangnya kepedulian masyarakat
terhadap pendidikan

Narasumber 2
Nama : Drs. Sutanto
NIP : 196501271989031003
Jabatan : Guru Kelas III
Waktu : Selasa, 26 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah
1. Tingkat perceraian orang tua yang
tinggi
2. Adanya Anggapan masyarakat
bahwa bekerja lebih penting
daripada sekolah
4 Model dan variasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Belum maksimalnya
dalam pembelajaran 1. Model Pembelajaran yang Inovasi pembelajaran
yang belum maksimal sederhana yang dilakukan oleh guru
2. Metode pembelajaran yang
monoton
3. Fasilitas yang kurang memadai
4. Media pembelajaran terbatas

KAJIAN LITERATUR
Erna (2020: 43) Pembelajaran yang
dikombinasi atau bervariasi (Blended
learning) dapat mengembangkan dan
memperluas proses pembelajaran
dengan membeikan variasi
pembelajaran tentang lingkungan dan
materi pembelajarannya.

Putri (2019: 2) Dari beberapa


keterampilan yang dipaparakan, salah
satu keterampilan yang harus dimiliki
guru yaitu keterampilan menerapkan
variasi. Menurut Usman (dalam
Mustakim, 2011) mengatakan variasi
pembelajaran merupakan suatu
aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar guna mencegah kebosanan
yang dialami siswa pada saat
mengikuti pembelajaran tersebut,
sehingga mewujudkan kondisi belajar
mengajar yang kondusif,
menumbuhkan antusias siswa, serta
penuh partisipasi.

DAFTAR PUSTAKA
Pujiasih, E. (2020). Membangun
generasi emas dengan variasi
pembelajaran online di masa pandemi
covid-19. Ideguru: Jurnal Karya
Ilmiah Guru, 5(1), 42-48.

Pratiwi, C. P., & Ediyono, S. (2018).


Analisis keterampilan guru sekolah
dasar dalam menerapkan variasi
pembelajaran. JS (JURNAL
SEKOLAH), 4(1), 1-8.

WAWANCARA
Narasumber 1
Nama : Wiwit Anis Hidayati, S.Pd.
NIP : 198804182010012018
Jabatan : Guru Kelas VI
Waktu : Senin, 25 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
1. Model Pembelajaran yang
sederhana
2. Metode pembelajaran yang
monoton
3. Sumber belajar seadanya

Narasumber 2
Nama : Drs. Sutanto
NIP : 196501271989031003
Jabatan : Guru Kelas III
Waktu : Selasa, 26 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah
1. Fasilitas yang kurang memadai
2. Media pembelajaran terbatas
5 Siswa belum dapat Hasil eksplorasi penyebab masalah Kemampuan analisis soal
menganalisis soal-soal 1. Masih rendahnya Kemampuan pada anak yang masih
dalam bentuk cerita dasar hitung siswa rendah
2. Tidak adanya alternatif
pemecahan masalah
3. Tingkat kesukaran soal yang
tinggi
4. Materi pelajaran yang terlalu luas
5. Sumber belajar terbatas
6. Guru tidak melaksanakan Inovasi
pembelajaran

KAJIAN LITERATUR
Ika P dkk. (2022: 2) Kemampuan
berpikir kreatif matematis merupakan
kemampuan yang perlu ada pada diri
siswa untuk menganalisis
permasalahan matematika dari
berbagai sudut pandang, kemudian
menyelesaikannya dengan
kemampuan yang dimiliki serta
melahirkan ide-ide kreatif dengan
banyak gagasan. Melalui kemampuan
berpikir kreatif tentunya siswa dapat
mengamati serta mencermati
permasalahan matematika lewat
berbagai sudut pandang, selanjutnya
mengaitkannya dengan pengetahuan
yang dimiliki siswa, sehingga siswa
dapat mengungkapkan gagasan/ide
baru dalam menyelesaikan soal-soal
matematika.

Idah (2014: 53) Terkait dengan


indikator keberhasilan belajar
Matematika dan pemecahan maslah
yang masih rendah, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan menyelesaikan
soal cerita dalam pelajaran
Matematika juga rendah. Sutawidjaja
dalam Deddy Krishananto (2009: 1)
menyatakan bahwa soal cerita erat
kaitannya dengan masalah kehidupan
sehari-hari yang penting sekali
diberikan dalam pembelajaran
Matematika SD karena pada umumnya
soal cerita dapat digunakan (sebagai
cikal bakal) untuk melatih siswa dalam
menyelesaikan masalah

DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, I., Amaliyah, A., & Rini, C.
P. (2022). Analisis Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Di
Kelas IV Mi Al-kamil Kota
Tangerang. Berajah Journal, 2(1), 1-
5.

Laily, I. F. (2014). Hubungan


kemampuan membaca pemahaman
dengan kemampuan memahami soal
cerita matematika sekolah
dasar. Eduma: Mathematics
Education Learning and
Teaching, 3(1).

WAWANCARA
Narasumber 1
Nama : Wiwit Anis Hidayati, S.Pd.
NIP : 198804182010012018
Jabatan : Guru Kelas VI
Waktu : Senin, 25 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah :
Siswa belum dapat menganalisis soal-
soal dalam bentuk cerita
1. Masih rendahnya Kemampuan
dasar hitung siswa
2. Tidak adanya alternatif pemecahan
masalah
3. Guru tidak memberikan solusi
pemecahan masalah

Narasumber 2
Nama : Drs. Sutanto
NIP : 196501271989031003
Jabatan : Guru Kelas III
Waktu : Selasa, 26 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
Siswa belum dapat menganalisis soal-
soal dalam bentuk cerita.
1. Tingkat kesukaran soal yang tinggi
2. Materi pelajaran yang terlalu luas
3. Analisis soal pada siswa masih
rendah
4. Sumber belajar terbatas
5. Guru tidak melaksanakan Inovasi
pembelajaran
6 Guru tidak Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Tidak adanya Inovasi
melaksanakan inovasi 1. Guru tetap mempertahankan sistem pembelajaran yang
dalam pembelajaaran atau metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru
telah mereka lakukan selama ini.
2. Guru jarang mengikuti
diklat/seminar yang berkaitan
dengan pengembangan diri
3. Tidak adanya Ice Breaking dalam
pembelajaran
4. Adanya anggapan inovasi
pembelajaran hanya dilakukan oleh
pendidik/guru muda saja
5. Guru tidak mengembangkan
kompetensi dan keahliannya di
bidang IT
6. Sarana dan prasarana pembelajaran
yang kurang memadai
7. Akses jaringan internet yang
kurang memadai
8. Dalam pembaruan sistem dan
program pendidikan, guru kurang
dilibatkan secara langsung
9. Kurikulum Pendidikan yang
berubah-ubah menghambat guru
dalam mengembangkan
kompetensinya

KAJIAN LITERATUR
Ridwan Abdullah Sani (2007: 2)
Pembelajaran kreatif dan inovatif
seharusnya dilakukan oleh guru dalam
upaya menghasilkan peserta didik
yang kreatif. Tingkat keberhasilan
guru dalam mengajar dilihat dari
keberhasilan peserta didiknya
sehingga dikatakan bahwa guru yang
hebat (great teacher) itu adalah guru
yang dapat memberikan inspirasi bagi
peserta didiknya. Kualitas
pembelajaran dilihat dari aktivitas
peserta didik ketika belajar dan
kreatifitas yang dapat dilakukan oleh
peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran.
M. Heldi (2022 :2) Konsep Inovasi
adalah suatu gagasan (ide), praktek
atau obyek yang dapat dipahami
sebagai sesuatu yang baru, atau
mempunyai makna lain yaitu
mengadopsi dari sesuatu yang
sebenarnya bukan benar-benar baru,
kalau diukur sejak ditemukan pertama
kali, namum dipahami sebagai sesuatu
yang baru yang memiliki karakteristik.

Yunani (2009: 4) Inovasi, dapat


digambarkan sebagai upaya
peningkatan pemikiran, dan kaitannya
dalam proses pembelajaran sebagai
penghasil produk atau kaidah yang
baru kearah pelaksanaan kurikulum.
Konsep inovasi meliputi aktivitas yang
melibatkan pembaharun dan
perubahan yang positif dalam
pelaksanaan kurikulum dan aktivitas
kurikulum..

DAFTAR PUSTAKA
Sani, R. A. (2013). Inovasi
pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara,
89-98.

Heldi, M. (2022). Pentingnya Inovasi


Pembelajaran Buat Para Guru Dalam
Mengajar Siswa.

Hasan, Y. (2009). Pentingnya Inovasi


Guru dalam Proses Kegiatan Belajar
dan Mengajar.

WAWANCARA
Narasumber 1
Nama : Wiwit Anis Hidayati, S.Pd.
NIP : 198804182010012018
Jabatan : Guru Kelas VI
Waktu : Senin, 25 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
Guru tidak melaksanakan
inovasi dalam pembelajaaran.
1. Metode Ceramah masih dominan
dalam pembelajaran
2. Pembelajaran satu arah yang
mebosankan
3. Tidak adanya Ice Breaking dalam
pembelajaran
4. Hanya beberapa guru yang dapat
mengoprasikan IT

Narasumber 2
Nama : Drs. Sutanto
NIP : 196501271989031003
Jabatan : Guru Kelas III
Waktu : Selasa, 26 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
Guru tidak melaksanakan
inovasi dalam pembelajaaran.
1. Guru tidak mengembangkan
kompetensinya di bidang
pendidikan
2. Guru tidak mengikuti diklat atau
seminar-seminar
3. Guru pesimis ketika dihadapkan
dengan IT

Narasumber Pakar
Nama : ARIFIN NUR HAYADI,
S.Pd.M.Pd.
NIP : 198807272011011005
Jabatan : Guru Kelas VI (Guru
Penggerak Angkatan 1)
Instansi : SD Negeri 3 Karangtalun
Waktu : Selasa, 26 Juli 2022
Eksplorasi Penyebab Masalah:
Guru tidak melaksanakan inovasi
dalam pembelajaaran.
1. Guru tidak mengembangkan
kompetensinya di bidang IT
2. Sarana dan prasarana pembelajaran
yang kurang memadai
3. Akses jaringan internet yang
kurang memadai
4. Dalam pembaruan sistem dan
program pendidikan, guru kurang
dilibatkan secara langsung
sehingga sasarannya kurang
mengenai target.
5. Kurikulum Pendidikan yang
berubah-ubah dapat menghambat
guru dalam mengembangkan
kompetensinya

Anda mungkin juga menyukai