Anda di halaman 1dari 9

Nama : Irfan Senjaya, S.

Pd
NPM : 229018495184
Kelas : 001 – Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Peserta didik mempunyai Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan wawancara lebih lanjut terhadap
motivasi yang masih 1. Berdasarkan hasil penelitian Puthree Nisa, dkk (2021) rendahnya motivasi siswa disebabkan:
rendah 1. Pembelajaran di dalam kelas masih monoton
mengatakan motivasi belajar siswa rendah disebabkan oleh
2. Guru belum merancang pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal siswa
3. Peserta didik tidak mendapat perhatian dari kedua orang tua yang sibuk bekerja
meliputi kejenuhan, minat belajar, kesehatan fisik dan mental.
4. Minat siswa terhadap pembelajaran masih kurang
Sedangkan faktor eksternal siswa adalah keadaan keluarga,
5. Siswa belum mengetahui manfaat materi pelajaran bagi kehidupan sehari-hari
lingkungan di rumah, dan sarana prasarana.
6. Kreatifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran masih kurang
(Puthree Nisa, dkk. 2021. Analisis Faktor Penyebab Rendahnya
7. Suasana pembelajaran dan lingkungan pergaulan tempat tinggal yang kurang
Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar selama Pembelajaran
memadai.
Daring. Tambusai: Jurnal Basic Edu, Vol.5, No.5)

2. Berdasarkan hasil penelitian Muhammad Sururuddin, dkk


(2018) mengatakan  rendahnya motivasi belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan, dan guru.
(Sururuddin, dkk 2018. Analisis Berbagai Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Sdn 3 Tebaban.
Lombok: Jurnal Didika, Volume 4, No.1)

3. Berdasarkan hasil penelitian Sri Wahyuni Naibaho, dkk. (2021). mengatakan


faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa meliputi cita-cita
atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan
siswa dan unsur dinamika dalam mengajar siswa.
(Sri Wahyuni Naibaho, dkk. 2021. Analisis Faktor-Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Mts Negeri 1 Tapanuli Tengah Disaaat
Pandemi Covid-19. Tapanuli Selatan: Jurnal.ipts.ac.id. Volume 4, No.2)

Hasil Wawancara:
4. Sebagian besar peserta didik memang masih belum siap
mengikuti pembelajaran terlihat dari sikap siswa dalam
mengikuti pembelajaran yang kurang memperhatikan gurunya
serta minat belajar siswa terhadap pembelajaran yang rendah
diakibatkan salah satunya karena pengaruh teman di kelas.
5. Untuk mewujudkan peserta didik yang aktif dan minat dalam
pembelajaran perlu juga ditingkatkan keaktifan guru dalam
mengajar. Guru harus berperan aktif untuk membangkitkan
peserta didik dalam belajar.
6. Motivasi siswa dalam belajar sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
motivasi dan minat belajar siswa diantaranya, faktor keluarga,
lingkungan, guru dan pembelajaran yang monoton.
7. Kondisi saat ini motivasi belajar siswa memang masi rendah.
Dapat dilihat dari frekuensi kunjungan perpustakaan yang rendah
dan tingkat literasi siswa juga yang masih kecil.
8. Motivasi belajar siswa di sekolah kita memang masih rendah.
Ketersediaan buku di perpustakaan yang kurang menarik siswa
untuk membaca dan keinginan siswa untuk belajar masih rendah.

2 Masih ada peserta didik di kelas Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan wawancara lebih lanjut setelah
VII yang masih kesulitan 1. Berdasarkan hasil penelitian Alwisia Meo, dkk (2021) mengatakan aspek dilakukan analisis terhadap kesulitan siswa membaca dengan lancar adalah :
membaca dengan lancar kesulitan belajar membaca permulaan yaitu siswa belum mampu menganalisis 1. Ada 1 siswa belum mampu menganalisis huruf dengan baik.
huruf, siswa belum mampu mengenali huruf atau kata secara global, siswa 2. Ada 2 siswa belum mampu mengenali kata secara global dan menganggap bahwa
mengganggap bahwa huruf atau kata yang dihilangkan tidak diperlukan, siswa kata yang dihilangkan tidak diperlukan.
belum memahami kaitan antara huruf dan bunyi pada kata meliputi pengetahuan 3. Ada 1 siswa belum memahami kaitan antara huruf dan bunyi (konsonan, vocal, konsonan ganda
tentang semua huruf (konsonan, vocal, konsonan ganda, bunyi mati, bunyi bunyi mati dan bunyi sempurna).
sempurna, dan sebagainya), dan kekurangan dalam mengenal huruf, bunyi 4. Penyebab kesulitan membaca permulaan faktor intelektual, faktor lingkungan, faktor psikolog
bahasa(fonik) dan bentuk kata. (motivasi, minat, emosi).
(Alwisia Meo, dkk. 2021. Analisis Kesulitan Belajar Membaca Permulaan 5. Kurangnya motivasi dari pihak keluarga
Pada Siswa Kelas I Sdi Bobawa Kecamatan Golewa Selatan Kabupaten Ngada.
6. Kurangnya minat membaca siswa yang rendah
Nusa Tenggara Timur: jurnalilmiahcitrabakti.ac.id, Vol. 1, No.2)
2. Berdasarkan hasil penelitian Riska Septiana Soleha, dkk (2021) mengatakan
faktor yang menjadi penyebab kesulitan membaca permulaan faktor intelektual,
faktor lingkungan, faktor psikologi (motivasi, minat, emosi) dan tingkat jenis
kesulitan membaca permulaan beragam.
( Riska Septiana Soleha, dkk 2021. Analisis Kesulitan Membaca Permulaan
Pada Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar. Tangerang: Berajah Jurnal, Volume 2,
No.1)

3. Berdasarkan hasil penelitian Fitria Pramesti (2018) Faktor-faktor penghambat


membaca permulaan siswa diantaranya yaitu: 1). Faktor Intelektual, 2). Faktor
lingkungan, 3). Kurangnya motivasi dari pihak keluarga 4). Kurangnya minat
membaca siswa yang rendah.
( Fitria Pramesti. 2018. Analisis Faktor-Faktor Penghambat Membaca
Permulaan pada Siswa Kelas 1 SD. Tulungagung: ejournal.undiksha.ac.id.
Vol.2, No.3)

Hasil Wawancara:
1. Ada sekitar 25% siswa di kelas VII yang belum mampu membaca
secara lancar. Hal ini disebabkan salah satunya memang sejak
Sekolah Dasar (SD) mereka membaca masih terbata-bata.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar sudah mencanangkan
program khusus untuk membuat kelas khusus bagi siswa yang
kurang lancar membaca. Selama 2 jam setiap hari siswa yang
kurang lancar membaca di kelompokkan di kelas tersebut untuk
mendapat latihan membaca.
3. Ada sebagian siswa yang belum mampu membaca sejak SD dan
masih terbata-bata. Ini perlu adanya waktu khusus untuk
pembinaan peserta didik tersebut untuk menjadi siswa yang
mampu membaca dengan lancar.
4. Kesulitan membaca siswa di sekolah kita memang menjadi
kendala. Dinas Pendidikan Aceh besar sudah mencanangkan
program untuk mengajak guru untuk memiliki kemampuan untuk
mengatasi siswa yang kurang lancar membaca. Selain itu juga
perlu perlakuan khusus bagi siswa yang belum lancar membaca.
5. Memang ada siswa di sekolah kita sekitar 25% yang masih kurang
lancar membaca.

3 Hubungan komunikasi antar guru Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan wawancara lebih lanjut setelah
dan orang tua peserta didik terkait 1. Berdasarkan hasil penelitian Anis Pusitaningtyas (2016) mengatakan adanya dilakukan analisis terhadap hubungan komunikasi antar guru dan orang tua peserta didik terkai
pembelajaran masih kurang sikap saling mempercayai, saling membantu dalam membimbing anak dan pembelajaran masih kurang adalah :
1.
Ketersediaan untuk meluangkan waktu orang tua peserta didik terhadap
berkomunikasi antara orang tua dan guru, akan membuat anak merasa memiliki
anaknya masih kurang
kebebasan berkreativitas guna pengembangan potensi dirinya, sehingga bisa
2.
meningkatkan kreativitas dan mencapai keberhasilan dalam belajar. Pandangan orang tuan terhadap guru atas pentingnya arahan dan bimbingan
(Anis Pusitaningtyas. 2016. Pengaruh Komunikasi Orang Tua masih terbatas
Dan Guru Terhadap Kreativitas Siswa. Sidoarjo : Proceeding of 3. Rasa percaya diri orang tua peserta didik yang masih terbatas akan anaknya
ICECRS, Vol. 1) disekolah yang masih rendah
4. Terbatasnya kemampuan dan pemahaman guru dan orang tua tentang kerjasama

2. Berdasarkan hasil penelitian Ilfi Nur Diana (2020) mengatakan hambatan-


hambatan komunikasi orang tua peserta didik dengan guru yang terjadi
disebabkan oleh waktu, pandangan orang tua tentang guru, rasa percaya diri
orang tua masih rendah dan masih terbatasnya kemampuan dan pemahaman
guru dan orang tua tentang kerjasama
(Ilfi Nur Diana. 2020. Kerjasama Orang Tua Dan Guru Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelompok Bermain Mambaul Ulum. Surabaya:
J+Plus Unesa, Vol 9, Nomer 2)

Hasil Wawancara:
1. Sekolah sudah menjalin komunikasi dengan orang tua peserta
didik melalui wali kelas secara berkala terkait dengan motivasi
belajar siswa.
2. Hubungan Komunikasi sangat penting bagi guru dan orang tua
peserta didik dalam pembelajaran. Orang tua harus anaknya
kurang dalam membaca dan kurang menguasai pembelajaran. Jadi
ada kerja sama antara guru, wali kelas dan orang tua.
3. Sekolah sudah menjalin kerjasama antara orang tua siswa dengan wali
kelas. Jika ada permasalah dengan peserta didik guru dapat mengkomunikasikan
dengan wali kelas untuk menghubungi orang tua siswa tersebut.
4. Hubungan komunikasi orang tua siswa dengan guru memang
kurang optimal. Hal ini disebabkan kondisi pekerjaan orang tua
siswa tersebut dan kurangnya kepercayaan diri orang tua siswa
untuk dapat hadir ke sekolah.
5. Hubungan Komunikasi guru dan orang tua siswa sudah
diupayakan semaksimal mungkin. Namun belum mencapai target,
mungkin kesiapan orang tua dalam membimbing anaknya belum
maksimal.

4 Guru belum mengoptimalkan Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan wawancara lebih lanjut setelah
model pembelajaran yang 1. Berdasarkan hasil penelitian Jamila, dkk (2021) mengatakan beragam dilakukan analisis terhadap guru belum mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif sesua
dengan karakteristik materi adalah :
inovatif sesuai dengan permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam mengatasi pembelajaran
harus meningkatkan kekreatifan dan kemampuan dalam penguasaan teknologi 1. Kurangnya kemampuan dalam penguasaan teknologi pembelajaran dengan mencari mode
karakteristik materi pembelajaran yang cocok dengan kondisi belajar
pembelajaran dengan mencari model pembelajaran yang cocok dengan kondisi
belajar. 2. Pengelolaan dan pengawasan kelas yang tidak dapat berjalan dengan maksimal
(Jamila. 2021. Problematika Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran 3. Ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga proses penerapan mode
Daring pada Masa Pandemi Covid-19 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare. Pare- pembelajaran tidak dapat berjalan dengan maksimal
Pare: Jurnal Pendidikan Sosial Dan Budaya, Vol.3, No.2) 4. Guru kurang menguasai materi pembelajaran
5. Kurangnya pemahaman guru terhadap model pembelajaran yang inovatif.
2. Berdasarkan hasil penelitian Indah Fajar Friani, dkk (2017) mengatakan
pengelolaan dan pengawasan kelas yang tidak dapat berjalan dengan maksimal
dan ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga, proses
penerapan model pembelajaran tidak dapat berjalan dengan maksimal.
(Indah fajar Friani,dkk. 2017. Kendala guru dalammenerapkan model
pembelajaran pada pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 di sd
negeri 2 kota banda aceh. Banda Aceh : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1)

3. Berdasarkan hasil penelitian Farida Yusrina, dkk (2019) mengatakan


penguasaan materi yang kurang, merangkap dua posisi di sekolah, dan
pemahaman model inovatif yang masih terbatas
(Farida Yusrina, dkk. 2019. Hambatan Guru Dalam Menerapkan
Model Pembelajaran Inovatif Pada Mata Pelajaran Sejarah di
SMP Negeri 3 Magelang. Semarang: journal.unnes.ac.id, Vol.8,
No.1)

Hasil Wawancara:
1. Pembelajaran inovatif sangat penting dalam kegiatan dalam KBM.
Namun, belum semua guru yang menguasai model pembelajaran
inovatif.
2. Banyak guru belum memahami model pembelajaran inovatif.
Salah satu penyebabnya kurangnya pelatihan bagi guru untuk
model pembelajaran inovatif sehingga menciptakan suasana
belajar anak yang aktif masih kurang.
3. Sebagian guru belum menguasai pembelajaran inovatif karena
kurang mendalami model-model pembelajaran inovatif.
4. Kemampuan guru dalam mengoptimalkan pembelajaran inovatif
belum maksimal. Pelatihan model pembelajaran inovatif sangat
dibutuhkan. Namun, guru juga dapat mengeksplorasi model-model
pembelajaran lewat youtube, google dan media sosial lainnya.
5. Sebaian guru belum melaksanakan pembelajaran inovatif belum
terlalu menguasai IT. Namun sebagian guru juga sudah memulai
model-model pembalajaran inovatif. Selain itu juga ketersediaan
sarana-prasarana yang mendukung di sekolah sangat dibutuhkan
5 Pembelajaran di kelas masih belum Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan wawancara lebih lanjut setelah
berbasis HOTS 1. Berdasarkan hasil penelitian Posma Sianturi (2021) mengatakan dilakukan analisis terhadap Pembelajaran di kelas masih belum berbasis HOTS adalah :
pembelajaran berbasis HOTS masih belum dipahami baik dalam 1. Pembelajaran berbasis HOTS masih belum dipahami baik dalam pembelajaran HOTS
pembelajaran HOTS, penyusunan RPP yang berorientasi HOTS, penyusunan penyusunan RPP yang berorientasi HOTS
soal atau pertanyaan berbasis HOTS maupun dalam format penilaian dalam 2. Kurangnya pemahaman dalam penyusunan soal atau pertanyaan berbasis HOTS maupun dalam
pembelajaran yang berbasis HOTS. format penilaian dalam pembelajaran yang berbasis HOTS
(Posma Sianturi. 2021. Analisis Kesulitan Guru Bahasa 3. Guru dalam menyusun soal evaluasi berbasis HOTS yang meliputi guru kesulitan dalam
Indonesia Dalam Penerapan Pembelajaran Higher Order mengatasi kemampuan siswa yang berbeda-beda
4. Guru kurang bisa membagi waktu
Thinking Skills (Hots) Di Smk Swasta Pariwisata Prima
5. Guru kesulitan dalam menyesuaikan indikator, dan guru kesulitan dalam menyampaikan
Sidikalang. Medan : Jurnal uisu.ac.id, Vol.5, No.2) stimulus.

2. Berdasarkan hasil penelitian Ulanda Afika Sinta, dkk (2022) mengatakan


kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun soal evaluasi berbasis HOTS
yang meliputi guru kesulitan dalam mengatasi kemampuan siswa yang
berbeda-beda, guru kurang bisa membagi waktu, guru kesulitan dalam
menyesuaikan indikator, dan guru kesulitan dalam menyampaikan stimulus.
(Ulanda Afika Sinta, dkk. 2022. Analisis Kesulitan Guru dalam
Menyusun Soal Evaluasi Berbasis Hots Pada Pembelajaran
Matematika di SDN Torongrejo 2. Malang : Jurnal Pembelajaran,
Bimbingan dan Pengelolaan Pendidikan. Vol.2, No.1)

3. Berdasarkan hasil penelitian Wawan Miswanto (2022) mengatakan perlunya


pelatihan guru untuk meningkatkan pemahamannya tentang Higher Order
Thinking Skills (HOTS)
(Wawan Miswanto. 2022. Analisis Kesulitan Guru Sekolah Dasar Dalam
Pembelajaran Matematika Berbasis Higher Order Thinking Skills (Hots).
Deli Serdang: Prosiding Pendidikan Dasar, Vol. 1, No.1)
Hasil Wawancara:
4. 90% siswa belum bisa diterapkan pembelajaran HOTS dan
masih dalam tahap pembelajaran LOTS. Selain itu juga
kurangnya kepercayaan diri siswa dalam berpendapat di depan
kelas.
5. Masih banyak siswa di kelas yang belum diterapkan sistem
pembelajaran HOTS. Selain siswa guru juga dituntut untuk
menguasai sistem pembelajaran HOTS dengan adanya referansi
buku mengenai pembelajaran HOTS.
6. Dari segi siswa sebagian besar nya dari segi kognitif belum
mampu dilaksanakan dengan model-model pembelajaran
berbasis HOTS
7. Pembelajaran di kelas yang masih belum berbasis HOTS.
Kemampuan guru belum menerapkan pembelajaran berbasis
HOTS dan kemampuan siswa yang masih berada pada taraf
LOTS.
8. Rata-rata yang kita lihat pembelajaran di kelas kita belum
berada pada HOTS. Siswa belum percaya diri untuk
mengemukakan pendapat dan berbicara di depan kelas masih
belum berani

6 Guru belum mengoptimalkan Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan wawancara lebih lanjut setelah
pemanfaatan Teknologi 1. Berdasarkan hasil penelitian Sutria Ningsih, dkk (2020) mengatakan dilakukan analisis terhadap Guru belum mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi (TIK
dalam pembelajaran adalah :
Informasi (TIK) dalam problem/kendala yang terjadi dalam penggunaan TIK di sekolah seperti:
1. Kendala guru yang terjadi dalam penggunaan TIK di sekolah dasar seperti: menguras waktu.
pembelajaran menguras waktu, terbatasnya jumlah infokus, siswa kurang fokus terhadap 2. Terbatasnya jumlah infokus dan siswa kurang fokus pada materi
materi, tidak tersedianya jaringan internet dan tidak tersedianya layar infokus. 3. Tidak tersedianya jaringan internet di setiap kelas
(Sutria Ningsih, dkk. 2020. Problematika Guru Dalam 4. guru kesulitan merancang media berbasis IT dan mengoperasikan media berbasis IT
Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Dan 5. Kurangnya kreatifitas guru
6. Tidak memiliki motivasi untuk mencoba dan mempelajari teknologi
Implikasinya Di Sekolah Dasar. Jambi : Jurnal Pajar (Pendidikan
dan Pengajaran, Volume 4)

2. Berdasarkan hasil penelitian Rose Winda, dkk (2021) mengatakan Kesulitan


yang dialami guru yaitu guru kesulitan merancang media berbasis IT,
mengoperasikan media berbasis IT, sarana dan prasarana yang tidak lengkap,
serta yang terakhir adalah kreatifitas guru.
(Rose Winda, dkk. 2021. Analisis Kesulitan Guru dalam Penggunaan Media
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Riau: ejorunal.undiksha.ac.id, Volume
4, Number 2)

3. Berdasarkan hasil penelitian Amalia Styaningrum , dkk (2016) mengatakan


kendala mengintegrasikan teknologi merupakan hambatan dari guru sendiri
yaitu tidak memiliki motivasi untuk mencoba dan mempelajari teknologi.
( Amalia Styaningrum , dkk. 2016. Analisis Hambatan Guru Dalam
Pengintegrasian Teknologi Di Smpn 1 Grabag. Salatiga: repository.uksw.edu,
Halaman 8)

Hasil Wawancara:
4. Masih ada guru yang belum menguasai Teknologi Informasi
(TIK) dalam pembelajaran. Padahal TIK dalam pembelajaran
sangat bermanfaat untuk menunjang pendidikan di sekolah
5. TIK bukan hal baru dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
menumbuhkan minat belajar siswa. Sebagai guru dituntut untuk
mengembangkan kemampuan dalam menguasai TIK dalam
pembelajaran. Selain itu perlu diadakan workshop/pelatihan bagi
guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran berbasis TIK.
6. Guru belum mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi
(TIK) dalam pembelajaran disebabkan faktor utamanya adalah
belum mampu mengoperasikan Teknologi Informasi dalam
pembelajaran.
7. Memang menjadi permasalahan di sekolah kita belum mampu
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Wacana Dinas
pendidikan untuk motivasi memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Kemudian
dukungan berupa pengadaan Infokus pada tiap ruang kelasnya.
8. Sebagian guru belum mampu memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran di kelas. Namun sebagian guru sudah mampu
memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya dan membantu guru
lainnya untuk berkolaborasi dalam memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran di kelas.

Anda mungkin juga menyukai