Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANITA

NO. UKG : 201900832508

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1. Rendahnya Kajian Literatur Setelah dianalisis
Motivasi Belajar 1. Erwin Widiasworo (2015 : 29- 38) faktor terhadap kajian
Peserta Didik yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: literatur dan hasil
faktor intern terdiri dari: wawancara bahwa
a. Sifat, Kebiasaan dan Kecerdasan penyebab masalah
b. Kondisi Fisik dan Psikologis rendahnya motivasi
faktor ekstern terdiri dari: belajar peserta didik
a. Guru yaitu
b. Lingkungan Belajar 1. Faktor intern
c. Sarana Prasarana yaitu sifat,
d. Orang Tua kebiasaan dan
2. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa kecerdasan dari
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor- peserta didik
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar 2. Faktor ekstern
adalah: cita-cita atau aspirasi siswa, kondisi yaitu berkaitan
jasmani dan rohani siswa, kondisi dengan guru,
lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis lingkungan
belajar, dan upaya guru membelajarkan belajar, sarana
siswa (Sudaryono, 2012). dan prasarana
3. Menurut Slameto (2015:74-76) faktor yang serta peran dari
mempengaruhi motivasi belajar siswa orang tua.
diantaranya 3. Model
a. Kondisi Internal. Kondisi internal yaitu pembelajaan yang
kondisi (situasi) yang ada didalam diri digunakan oleh
siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, guru
keamananya ketentramannya dan
sebagainya.
b. Kondisi Eksternal. Kondisi eksternal
adalah kondisi yang ada diluar pribadi
manusia, misalnya kebersihan rumah,
penerangan, serta keadaan lingkungan.
c. Stategi belajar. Belajar yang efisisen
dapat tercapai apabila dapat
menggunakan stategi yang tepat. Strategi
belajar diperlukan untuk dapat mencapai
hasil yang semaksimal mungkin.
4. Menurut Sudaryono dalam Moslem, dkk
(2019:259-260) faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa
diantaranya.
a. Faktor Internal yaitu faktor yang
bersumber dari dalam diri siswa seperti
kondisi jasmani dan rohani, cita-cita atau
aspirasi, kemampuan siswa dan
perhatian.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang
bersumber dari luar diri siswa seperti
kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur
dinamis dalam belajar dan upaya guru
dalam mengelola kelas.

Hasil wawancara:
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan
bersama dengan Kepala sekolah, Pengawas
sekolah, Waka Kurikulum, Ketua Jurusan dan
teman sejawat didapat hasil sebagai berikut.
1. Pembelajaran yang tidak berpihak pada
peserta didik (pembelajaran hanya
mengacu pada capain pembelajaran
peserta didik, bukan pada minat dan
belajar peserta didik)
2. Factor kebiasaan peserta didik
3. Tingkat kecerdasan peserta didik
4. Kondisi Fisik dan psikologi peserta didik
5. Pembelajaran monoton dan Kurangnya
penggunaan model pembelajaraan
6. Lingkungan belajar yang kurang kondusif
7. Kurangnya dukungan dari orang tua
peserta didik
8. Rendahnya saranya dan prasarana yang
disediakan sekolah untuk daya dukung
belajar peserta didik
2. Rendahnya minat Kajian Literatur Setelah dianalisis
membaca peserta Prasetyono (2008:29) berpendapat bahwa terhadap kajian
didik rendahnya minat membaca pada siswa literatur dan hasil
disebabkan oleh beberapa faktor seperti wawancara bahwa
a. Faktor internal adalah faktor yang ada penyebab masalah
dalam diri siswa tersebut: rendahnya minat
1) Kemampuan membaca membaca peserta
2) Kebiasaan membaca didik yaitu
b. Faktor eksternal adalah faktor-faktor 1. Faktor internal:
yang berasal dari luar diri siswa, seperti kemampuan
1) Faktor lingkungan, baik dari membaca peserta
lingkungan keluarga maupun didik dan
lingkungan sekolah. kebiasaan peserta
2) Perpustakaan didik
3) Bahan bacaan 2. Faktor eksternal
4) Guru seperti
5) Keluarga lingkungan
6) Televisi dan teknologi keluarga dan
sekolah, guru
Hasil wawancara: serta sarana dan
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan prasaraana
bersama dengan Kepala sekolah, Pengawas
sekolah, Waka Kurikulum, Ketua Jurusan dan
teman sejawat didapat hasil sebagai berikut.

1. Kemampuan daya baca peserta didik yang


kurang
2. Kebiasaan peserta didik yang menyimak
tayangan YouTube
3. Tidak adanya dorongan untuk membaca dari
orang tua dan teman-teman juga sangat
mempengaruhi rendahnya minat membaca
4. Pengaruh game on line
5. Sarana atau media membaca yang kurang
memadai
6. Sekolah belum memaksimalkan budaya
literasi membaca seperti Pojok Membaca
dan lain sebagainya.

3. Guru belum Kajian Literatur Setelah melakukan


mengoptimalkan 1. Menurut Kokom Komalasari (2010: 248) analisis terhadap
model mengemukakan hambatan pembelajaran kajian literatur dan
pembelajaran yang kontekstual sebagai berikut: wawancara bahwa
inovatif sesuai a. Kepemimpinan kepala sekolah yang guru belum
dengan kurang mendukung mengoptimalkan
karakteristik b. Sarana dan prasarana pembelajaran model pembelajaran
materi (media, alat, dan sumber pembelajaran) yang inovatif yaitu :
tidak memadai. 1. Sarana dan
c. Kualitas guru masih rendah dan tidak prasarana kurang
merata mendukung
d. Kondisi siswa (latar belakang siswa, 2. Kurangnya
motivasi belajar, budaya baca) kurang kreatifitas guru
mendukung. 3. Kurangnya
e. Biaya dan dana tidak memadai kemampuan guru
f. Keterbatasan waktu dalam
g. Dukungan orang tua, masyarakat dan
mengembangkan
instansi sebagai sumber belajar
h. Kejelasan kurikulum dan tingkat model
kesulitan materi dalam kurikulum. pembelajarn yang
2. Dalam Pembelajaran Aktif, Konstruktivisme, inovatif
Efektif, dan Menyenangkan mempunyai 4. Keterbatasan
kendala yang juga terdapat dalam waktu
pembelajaran kontekstual (Jamal Ma’mur pembelajaran
Asmani, 2012: 191-200) yaitu:
a. Guru harus kreatif dan mampu
menyuguhkan variasi pendekatan
strategi yang dinamis, kontekstual, dan
produktif.
b. Siswa yang masih termasuk kategori
pasif, belum berpikir kritis, analitis, dan
solutif.
c. Kurangnya sarana prasarana yang
mendukung guru dan membantu
menyesuaikan dengan perubahan metode
dan kurikulum.
d. Lemahnya pengawasan dari pihak kepala
sekolah untuk dapat memberikan
teladan, bimbingan, dan arahan konkret
dalam aplikasinya.
e. Manajemen yang kurang transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan untuk
mendorong guru aktif melakukan
penelitian, eksperimen, dan
pengembangan terus menerus.
f. Anggaran yang dibutuhkan untuk
mampu merespon setiap perkembangan
dan membangun sarana pendukung
lainnya.

3. (Kokom Komalasari, 2010: 249-251) :


a. Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam
proses perencanaan, penciptaan, dan
bahkan pelaksanaan inovasi
pembelajaran melalui pembelajaran
kontekstual tersebut.
b. Guru ingin mempertahankan metode
tradisional yang mereka lakukan
sekarang, karena metode tersebut sudah
mereka lakukan bertahuntahun.
c. Inovasi baru yang dibuat oleh orang lain
terutama dari pusat (khususnya
Depdiknas) belum sepenuhnya melihat
kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh
guru dan siswa.
d. Inovasi yang diperkenalkan dan
dilaksanakan yang berasal dari pusat
merupakan kecenderungan sebuah
proyek dimana segala sesuatunya
ditentukan oleh pencipta inovasi dari
pusat.
e. Kurangnya pendidikan dan pelatihan
yang memadai, menyeluruh, dan
tersistem tentang pembelajaran
kontekstual, sehingga masih banyak guru
yang belum mengetahui, memahami,
apalagi menerima dan menerapkan
pembelajaran kontekstual dalam proses
pembelajaran.

Hasil wawancara:
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan
bersama dengan Kepala sekolah, Pengawas
sekolah, Waka Kurikulum, Ketua Jurusan dan
teman sejawat didapat hasil sebagai berikut.
1. Guru kurang memaksimalkan dan kurang
inovatif karena guru hanya perpatokan pada
KI, KD, atau capaian pembelajaran dan RPP.
2. Kurangnya pengetahuan guru mengenai
model pembelajaran sehingga proses
pembelajaran terlalu monoton
3. Keterbatasan waktu pembelajaran
4. Kondisi peserta didik
4. Peserta didik Kajian Literatur Setelah melakukan
kesulitan dalam 1. Pelaksanaan pembelajaran berorientasi analisis terhadap
pembelajarn HOTS belum maksimal dan masih banyak kajian literatur dan
berbasis HOTS kekurangan sehingga keterampilan berpikir hasil wawancara
siswa masih dalam level bawah atau Low peserta didik
Order Thinking Skill (LOTS). Keadaan ini kesulitan dalam
diakibatkan beberapa faktor diantaranya pembelajaran HOTS
adalah siswa tidak siap mengikuti proses disebabkan oleh
pembelajaran (Prasetyani, Dkk. 2016:37). 1. Siswa tidak siap
mengikuti proses
2. Faktor kedua diungkapkan oleh Rahayu pembelajaran
(2017:697) yang mengakibatkan 2. Minimnya
keterampilan berpikir siswa dalam kategori pengetahuan guru
rendah, dipengaruhi oleh budaya literasi tentang
yang dilakukan oleh siswa. Budaya literasi pembelajaran
bukan hanya budaya membaca dan menulis, HOTS
melainkan juga keterampilan berpikir 3. Kurangnya daya
melalui suatu sumber informasi yang dapat tangkap peserta
berupa auditori, cetak, digital, dan visual. didik tentang
pembelajaran
3. Penyebab dari keterampilan berpikir siswa HOTS
dalam kategori rendah juga disebabkan oleh 4. Peserta didik
faktor lingkungan (Kurniawan & Maryani, belum terbiasa
2015:213). Faktor lingkungan dari keluarga dengan
dan sekolah sangat signifikan mempengaruhi pembelajaran
keterampilan tingkat tinggi siswa. HOTS

Hasil wawancara:
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan
bersama dengan Kepala sekolah, Pengawas
sekolah, Waka Kurikulum, Ketua Jurusan dan
teman sejawat didapat hasil sebagai berikut.
1. Pembelajaran tidak berpihak pada peserta
didik, pembelajaran hanya mengacu pada
capain pembelajaran peserta didik, bukan
pada karakteristik peserta didik dan bukan
pada kemampuan peserta didik.
2. Peserta didik belum siap mengikuti
pembelajaran
3. Minimnya kemampuan guru mengenai
pembelajaran HOTS
4. Guru jarang mengikuti pelatihan-pelatihan
5. Rendahnya daya tangkap peserta didik
6. Pembelajaran HOTS yang menurut peserta
didik sulit
7. Sarana dan prasarana pendukung
pembelajaran HOTS
8. Keterbatasan waktu pembelajaran

5. Guru masih belum Kajian Literatur


mengoptimalkan 1. Syaulan, 2018. Faktor penyebab guru Setelah melakukan
pemanfaatan kesulitan mengoperasikan media berbasis IT analisis terhadap
teknologi/inovasi yaitu kurangnya pengetahuan guru tentang kajian literatur dan
dalam proses IT (laptop/komputer, infokus, printer, dan wawancara penyebab
pembelajaran internet) disebabkan oleh faktor usia dan guru belum
kesulitan dalam mencari file. mengoptimalkan
2. Almekhlafi, AG, & Almeqdadi, FA penggunaan teknologi
menyatakan bahwa keterbatasan waktu disebabkan oleh
merupakan hambatan utama dalam 1. Faktor usia guru
mengintegrasikan teknologi. Bagi guru 2. Guru kurang kreatif
untuk mengintegrasikan teknologi dalam dan inovatif
pembelajaran membutuhkan waktu belajar 3. Guru kurang
dan persiapan yang sangat lama menguasai
3. Balanskat, Blamire, and Kefala (2006) teknologi
menemukan bahwa keterbatasan dalam 4. Minimnya sarana
pengetahuan TIK guru membuat mereka dan prasarana
merasa cemas tentang penggunaan TIK di seperti teknologi
kelas dan karenanya tidak percaya diri untuk yang belum
menggunakannya dalam pengajaran mereka. mendukung

Hasil wawancara:
Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan
bersama dengan Kepala sekolah, Pengawas
sekolah, Waka Kurikulum, Ketua Jurusan dan
teman sejawat didapat hasil sebagai berikut.
g. Faktor usia (yang membuat guru masih
menggunakan pembelajaran
konvensional)
h. Kemampuan guru dalam penggunaan
teknologi
i. Rendahnya pendapatan yang
mengakibatkan belum optimalnya
penggunaan teknologi
j. Terjebak dalam model pembelajaran
jaman dahulu
k. Tidak memiliki target dalam
menyampaikan pembelajaran
l. Sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran
m. Keterbatasan waktu dalam pembelajaran
n. Letak strategis sekolah, misalkan sinyal.

Anda mungkin juga menyukai