Anda di halaman 1dari 26

LK.1.

2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

Wahab Isroni

Masalah Yang
No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
Rendahnya Sumber Literasi : Buku Setelah dilakukan analisis berdasarkan hasil
pemahaman 1. Sugeng Lukito Yuwono (2020) “Asyiknya Mengajar Sains di Kelasku kajian literatur dan hasil wawancara,
peserta didik (Berbagi Pengalaman Mengajar)”, Tata Akbar, disimpulkan bahwa Rendahnya pemahaman
terhadap materi https://www.google.co.id/books/edition/Asiknya_Mengajarkan_Sains_di_Ke peserta didik terhadap materi disebabkan
lasku/f6T9DwAAQBAJ Rendahnya aktivitas belajar dan pemahaman
Tata Surya faktor-faktor berikut :
konsep siswa salah satunya disebabkan pembelajaran yang dirancang guru
1. Pembelajaran yang dirancang guru kurang
kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran hanya ditujukan pada penguasaan materi saja. Media yang memberi kesempatan kepada siswa untk
digunakan juga tidak mendukung untuk terjadinya interaksi antar siswa, aktif dalam pembelajaran
karena media hanya digunakan untuk penyampaian materi saja. Keadaan itu 2. Rendahnya hasil belajar siswa juga
justru menimbulkan kebosanan pada diri siswa dan siswa cenderung pasif, dikarenakan minat belajar siswa terhadap
akibatnya penguasaan konsep mereka pun justru menjadi kurang. pelajaran
Media pembelajaran yang dapat digunakan “Articular Series”. Diharapkan 3. Kurangnya motivasi belajar siswa
dengan media ini peserta didik dapat didorong untuk aktif dalam 4. Pemilihan model, metode dan strategi
pembelajaran sehingga dapat memahami konsep. pembelajaran
1
2. Sinar ( 2018 ) “Metode active learning : upaya peningkatan keaktifan
dan hasil belajar siswa “Yogyakarta :
https://books.google.co.id/books?id=C0BVDwAAQBAJ&pg
Kurang aktifnya siswa dalam belajar sering ditunjukan dengan adanya
perilaku-perilajy yang penuh dengan kepura-puraan dan cenderung
melakukan hal-hal yang menghambat belaj ar mereka sendiri, seperti pura-
pura buka buku, meletakan wajah di meja sehingga sampai ketiduran dan
sebagainya. Hal ini dapat dilihat ketika siswa diberi soal ternyata banyak
yang kurang memahami soal yang diberikan sehingga hasil yang diperoleh
masih jauh dari harapan.
Metode
Metode active learning, merupakan salah satu cara guru mengajar dengan
tujuan agar siswa mampu belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan.
Rancangan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan belajar secara aktif
perlu didukung oleh kemampuan guru memfasilitasi kegiatan belajar selam
proses pembelajaran berlangsung

3. Suci Zakiah dewi, Tatang Ibrahim ( 2019 ) “ Pentingnya pemahaman konsep


untuk mengatasi Miskonsepsi dalam materi belajar IPA di sekolah dasar “
Jurnal Pendidikan UNIGA
https://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/view/823
Pemahaman konsep merupakan aspek terpenting dalam kegiatan belajar. Hal
tersebut guna menghindari miskonsepsi pada siswa dan merupakan salah
satu syarat dalam mencapai keberhasilan belajar sains. Untuk itu siswa harus
memiliki pemahaman konsep sehingga dapat menurunkan kuantitas
miskonsepsi yang diperoleh dari pengalaman belajar yang kurang tepat.
Pemilihan model, metode dan strategi pembelajaran dalam belajar sains juga
harus diperhatikan karena karena erat kaitannya dengan hasil belajar yang
ingin dicapai terutama pemahaman konsep. Pemahaman konsep yang salah
akan membawa dampak negative pada konsep-konsep ilmiah selanjutnya,
maka perlu dilakukan treatment guna menghindari miskonsepsi yang
semakin banyak.

Sumber Literasi : Jurnal


1. Suci Zakiah dewi, Tatang Ibrahim ( 2019 ) “ Pentingnya pemahaman
konsep untuk mengatasi Miskonsepsi dalam materi belajar IPA di
sekolah dasar “ Jurnal Pendidikan UNIGA
https://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/view/823
Pemilihan model, metode dan strategi pembelajaran dalam belajar
sains juga harus diperhatikan karena karena erat kaitannya dengan
hasil belajar yang ingin dicapai terutama pemahaman konsep.
Pemahaman konsep yang salah akan membawa dampak negative pada
konsep-konsep ilmiah selanjutnya, maka perlu dilakukan treatment
guna menghindari miskonsepsi yang semakin banyak
2. Marisa Amaliyah, I Nyoman Suardana, Kompyang Selamet (2021)
“Analisis Kesulitan Belajar dan Faktor-faktor Penyebab Kesulitan
Belajar IPA Siswa SMP Negeri 4 Singaraja” Jurnal : Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran SAINS Indonesia
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPPSI/article/view/33868
Rendahnya hasil belajar siswa juga dikarenakan minat belajar siswa
terhadap pelajaran IPA masih kurang, siswa menganggap mata
pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang sulit sehingga siswa
merasa enggan untuk mempelajarinya. Selain itu berdasarkan hasil
observasi saat pembelajaran IPA berlangsung banyak siswa yang tidak
memperhatikan saat guru menjelaskan. Hal ini menunjukkan banyak
dari siswa tersebut mengalami kesulitan belajar
3. Aris Yulianto, Fatchan, I Komang astina ( 2018 ) “ Penerapan model
pembelajaran Project based learnimg berbasis lesson study untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa “ Jurnal pendidikan pascasarjana
Universitas Negeri Malang
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/8729
Keaktifan belajar siswa yang semula rendah meningkat ketika
diberikan model pembelajaran project based learning berbasis lesson
study melalui pengerjaan LKS, menyusun dan menyelesaikan tugas
proyek bersama kelompoknya. Hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran project based learning dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa

Sumber Literasi : Wawancara


1. Pengawas Madrasah ( Bp. H. Amin Yuhdi,
S.Pd.M.Pd.I ) Hari Senin, 15 Mei 2023 Pukul
09.15 WIB di MTs Ma’arif NU 1
Kedungbanteng
Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran IPA disebabkan faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal siswa antara lain siswa belum bisa
beradaptasi dari tingkat sebelumnya ke tingkat lanjutan, dan adaptasi
dari pembelajaran daring ke pembelajaran luring, kebiasaan siswa
yang mengandalkan satu sumber belajar dari buku atau guru, dan
siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran.
Solusi agar siswa dapat memahami materi pembelajaran adalah
dengan melakukan pendekatan kepada siswa dan penyampaian materi
pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif, antara lain PBL,
PJBL, Discovery Leaning, TGT

2. Kepala Madrasah ( Bp. H. Agus Wahidid, MM.Pd.) Senin, 15 Mei


2023 Pukul 11.18 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Keberhasilan pembelajaran ditentukan faktor intern siswa dan ekstern
siswa. Siswa tidak memperhatikan materi pada saat pembelajaran
dipengaruhi oleh motivasi siswa, lingkungan, materi yang
membosankan, metode yang kurang menarik perhatian siswa.
Solusi : sebelum pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan beberapa
persiapan apersepsi :
a. Persiapan fisik : penataan meja, kebersihan kelas, perangkat
pembelajaran
b. Persiapan mental siswa agar focus ke materi pembelajaran
misalkan dengan berdoa
c. Model pembelajaran yang digunakan bervariasi

3. Pakar : Dr. Nurkholis, M.S.I Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah dan


Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saufuddin Zuhri
Purwokerto, Selasa, 16 Mei 2023 Pukul 19.20 WIB di Lesmana
Ajibarang Banyumas Jawa Tengah
Kemampuan kognitif siswa dalam menerima dan memahami materi
pelajaran yang disampaikan tergantung dari factor intern siswa
tersebut. Salah satunya faktor motivasi siswa dalam belajar. siswa
yang motivasinya rendah akan sulit memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
Solusi :
Guru mencari model pembelajaran yang bias meningkatkan motivasi
belajar siswa anatara lain active leaning, PBL

4. Guru Senior : Ahmad Mabarun, S.Pd.I (Guru Senior MTs


Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16 Mei 2023 Pukul
09.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dipengaruhi daya serap
siswa dan kepribadian siswa terutama siswa kelas VII
Solusi : Perlu dilakukan pendalaman daya serap siswa, dan
penyampaian materi pembelajaran dengan metode yang menarik siswa
misalnya active leaning.

5. Teman Sejawat : Wahyu Hayanti, S.Pd. ( Guru Mapel IPA Kelas


IX dan VIII MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16
Mei 2023 Pukul 11.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Materi pelajaran IPA membutuhkan penalaran, pemahaman, dan butuh
hafalan, serta banyak yang menggunakan hitungan rumus sehingga
sering dianggap sulit oleh siswa. Minat belajar siswa terhadap materi
pelajaran IPA juga rendah
Solusi : Guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang
menyenangkan dan mudah diterima oleh siswa, metode paling banyak
dipakai di pelajaran IPA antara lain PBL dan Discovery Leaning.

Pencapaian hasil Sumber Literasi : Buku Hasil analisis terhadap kajian literature dan
belajar siswa 1. Syarifan Nurjan, M.A (2016) “Psikologi Belajar” Penerbit : CV. Wade wawancara terhadap penyebab Pencapaian
rendah Group. Link : http://eprints.umpo.ac.id/4909 Hasil Belajar siswa rendah antara lain :
Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi yang diberikan, akan 1. Motivasi belajar siswa rendah
semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa 2. Aktifitas belajar siswa masih monoton dan
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. kurang kreatif
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. 3. Minat belajar IPA pada siswa rendah
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi 4. Metode pembelajaran kurang bervariasi
2 yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Solusi :
Motivasi diperkaya yaitu motivasi yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran dengan harapan agar para siswa lebih giat dalam belajar.
Adapun bentuk atau macam motivasi yang digunakan adalah; memberi nilai,
hadiah, persaingan sehat, hasrat untuk belajar, keterlibatan diri dalam tugas,
sering memberi ulangan, memberitahukan hasil, kerja sama, tugas yang
menantang, pujian, teguran clan kecaman, hukuman, taraf aspirasi, minat,
penciptaan suasana yang menyenangkan, tujuan yang disukai, dan petunjuk-
petunjuk singkat.
2. Busran (2021) Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa
melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing, Penerbit
NEM Link
https://www.google.co.id/books/edition/Meningkatkan_Motivasi_Belajar
_Matematika/t1JQEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Pada umumnya siswa hanya mengerjakan soal yang diberikan guru mata
pelajaran, mereka tidak berusaha mencari soal-soal yang relevan pada buku-
buku referensi yang lain, apalagi mencari soal yang lebih sulit dari soal yang
telah diberikan guru, sehingga aktivitas belajarnya di sekolah masih sangat
monoton.
Solusi :
Model pembelajaran Problem Posing adalah suatu model pembelajaran yang
mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal
(berlatih soal) secara mandiri.

3. Erna Wurjanti (2022) Study Group Solusi Meningkatkan Motivasi dan


Hasil Belajar, Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian
Indonesia Link
https://www.google.co.id/books/edition/STUDY_GROUP_SOLUSI_ME
NINGKATKAN_MOTIVASI/K0CDEAAAQBAJ
Proses pembelajaran di sekolah mengalami beberapa kendala. Siswa malas
mengikuti pembelajaran, merasa bosan berada di kelas, apalagi
mendengarkan keterangan guru, Bahkan sengaja keluar kelas untuk
menghilangkan kebosanan. Kalau bertahan di kelas, lebih suka rebahan di
meja. Hampir setiap materi pembelajaran siswa masih kesulitan. Usaha untk
mengatasi kesulitan masih rendah. Ditandai dengan sikap acuh selama proses
pembelajaran, sengaja membuat suasana menjadi ramai, menciptakan
kegaduhan di kelas.
Kurangnya motivasi belajar siswa mempengaruhi hasil belajar siswa yang
cenderung rendah
Solusi :
Diperlukan sebah strategi pembelajaran yang tepat untuk membangkitkan
motivasi siswa. Dengan motivasi belajar yang meningkat maka hasil belajar
pun turut meningkat. Strategi pembelajaran tersebut adalah metode Study
Group.

Sumber Literasi : Jurnal


1. Ayu Ardilla, Suryo Hartanto (2019) Faktor Yang Mempengaruhi
Rendahnya Hasil Belajar Matematika Siswa MTs Iskandar Muda
Batam Penerbit : Pythagoras Link
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnalphythagoras/article/vi
ew/966/839
Ketika guru menjelaskan materi kepada siswa, sebagian siswa
memperhatikan dengan serius dan beberapa siswa tidak memperhatikan guru
menjelaskan seperti melamun, mengantuk, serta mengobrol dengan
temannya. Hal ini akan berdampak pada kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru, karena siswa
yang memperhatikan dengan serius belum sepenuhnya memahami materi
yang telah diajarkan begitu juga sebaliknya siswa yang tidak memperhatikan
materi yang didapat sangat kurang
optimal. Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah
belajar yang dihadapi siswa, karena hal ini akan menjadi kendala di dalam
mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Solusi :
pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, namun siswa juga harus aktif
dan terlibat langsung dalam membangun pemahaman terhadap materi yang
dipelajari. Siswa tidak hanya menerima apa yang diberikan oleh guru, tetapi
siswa harus berfikir dalam memecahkan permasalahan
2. Aisyah, Riswan Jaenudin, Dewi Koryati (2018) Analisis Faktor
Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
Ekonomi di SMA Negeri 15 Pemalang. Universitas Sriwijaya (UNSRI)
E-Jounal. Link : https://core.ac.uk/download/pdf/267824826.pdf
Minat dapat mempengaruhi hasil belajar karena jika siswa tidak mempunyai
minat pada pelajaran yang dipelajari. Maka tidak ada daya tarik baginya
untuk belajar
Solusi :
guru yang progresif dan mencoba metode-metode yang baru, agar dapat
membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar.Agar siswa dapat berjalan dengan baik, maka
metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin
3. Utari Oktaviani, Siti Kumawati, Mila Nurul Apriliyani, Heny Nugroho,
Eka Susanti (2020) Identifikasi Faktor Penyebab Rendahnya Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik di SMK Negeri 1 Tonjong.
Universitas Tidar Link
https://jom.untidar.ac.id/index.php/mathlocus/article/view/892
Penyebab rendahnya hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
faktor internal yang bersumber pada diri siswa dan faktor eksternal yang
bersumber dari luar diri siswa. Faktor internal dipengaruhi oleh jasmaniah
kesehatan dan cacat tubuh, serta psikologi yang berupa inteligensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
Solusi :
Guna mencapai tujuan yang baik maka dalam proses pembelajaran akan
melibatkan semua komponen pengajaran. Pembelajaran dimaksudkan untuk
tercapainya tujuan tertentu agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien

Sumber Literasi : Wawancara

1. Kepala Madrasah ( Bp. H. Agus Wahidid,


MM.Pd.) Senin, 15 Mei 2023 Pukul 11.18 WIB di MTs
Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Rendahnya belajar siswa karena minat siswa terhadap
materi pelaaran rendah, siswa sering merasa bosan dan
membuat gaduh di ruangan.
Solusi :
Guru menerapkan model pembelajaran PBL agar melibatkan siswa
dalam kegiatan dan menarik minat siswa terhadap materi pelajaran

2. Pengawas Madrasah ( Bp. H. Amin Yuhdi, S.Pd.M.Pd.I ) Hari


Senin, 15 Mei 2023 Pukul 09.15 WIB di MTs Ma’arif NU 1
Kedungbanteng
Penyebab rendahnya hasil belajar IPA disebabkan antara lain karena
minat siswa terhadap materi pelajaran IPA rendah, dan motivasi
belajar IPA juga rendah.
Solusi :
Guru hendaknya pada awal pembelajaran melakukan pendekatan
kepada siswa untuk memberikan motivasi belajar siswa dan
menggunakan metode mengajar yang dapat menarik minat siswa
terhadap materi. Metode yang digunakan antara lain Team Games
Tournament.

3. Pakar : Dr. Nurkholis, M.S.I Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah dan


Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saufuddin Zuhri
Purwokerto, Selasa, 16 Mei 2023 Pukul 19.20 WIB di Lesmana
Ajibarang Banyumas Jawa Tengah
Hasil belajar siswa dipengaruhi motivasi belajar siswa yang rendah,
siswa merasa malas mengikuti pelajaran dan sering sibuk sendiri serta
membuat gaduh di kelas.
Solusi :
Pembelajaran dengan menggunakan metode PBL, Team Games
Tornamen dapat meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan hasil
belajar siswa.

4. Guru Senior : Ahmad Mabarun, S.Pd.I (Guru Senior MTs


Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16 Mei 2023 Pukul
09.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Hasil belajar dan pemahaman terhadap materi sangat berkaitan erat,
siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajar akan
mempengaruhi pemahaman terhadap materi pelajaran. Jika siswa tidak
memahami materi pelajaran maka hasil belajar pun akan rendah
Solusi :
Metode pembelajaran yang digunakan yang dapat memancing
motivasi siswa dalam belajar misalnya model Active Leaning.
5. Teman Sejawat : Wahyu Hayanti, S.Pd. ( Guru Mapel IPA Kelas
IX dan VIII MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16
Mei 2023 Pukul 11.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena siswa kurang
memahami materi pelajaran, siswa sering membuat gaduh, kelar kelas
dan tidak konsentrasi dalam belajar, malas mengerjakan tugas.
Solusi :
Pendekatan Active Leaning seperti Team Games Tournamen bisa
memacu siswa aktif dan konsentrasi terhadap pelajaran.
Interaksi antar Sumber Literasi : Buku Setelah dilakukan analisis terhadap eksplorasi
siswa dalam 1. Ardianto (2020) Kekerasan Simbolik Dalam Wacana Interaksi Kelas. penyebab masalah berdasarkan kajian
pembelajaran Penerbit Lakeisha Lik literatur dan wawancara, dapat diketahui
rendah https://www.google.co.id/books/edition/KEKERASAN_SIMBOLIK_DA bahwa penyebab rendahnya interaksi siswa
LAM_WACANA_INTERAKS/LpCkEAAAQBAJ?hl=id&gbp dalam pembelajaran yaitu:
Terkait dengan eksistensi siswa dalam interaksi kelas menunjukan bahwa
1. siswa belum bisa beradaptasi dengan
partisipasi siswa sangat rendah, dan siswa sangat sedikit mengajukan
pertanyaan lingkngan baru, sehingga masih
Solusi : berkelompok dengan teman yang
Guru hendaknya melaksanakan dua aspek interaksi di dalam kelas yaitu (1) dikenalnya saja
Guru memikirkan cara siswa berpartisipasi dan cara guru itu sendiri dalam 2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran
memandu system pergiliran berbicara serta guru memandu mengembangkan kurang minatnya mengikuti pembelajaran
topik dan (2) guru mengajukan pertanyaan yang meminta siswa memberikan 3. Kurangnya pertanyaan yang meminta
informasi bernalar, dan bersosial. siswa memberikan informasi bernalar dan
3
. bersosial
2. Indra Kertati dkk. 2023. Model dan Metode Pembelajaran Inovatif 4. Siswa belum terbiasa dengan kegiatan
Era Digital. PT. Sonpedia Publishing Indonesia. diskusi kelompok
https://www.google.co.id/books/edition/MODEL_METODE_PEMBE
LAJARAN_INOVATIF_ERA_D/3s-
vEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=model+pembelajaran+inovatif+m
eningkatkan+hasil+belajar&pg=PA181&printsec=frontcover
Menurut Sunarto (2009) model pembelajaran kooperatif tipe STAD
memiliki beberapa kelebihan antara lain; 1) siswa lebih mampu
mendengar, menerima dan menghormati orang lain 2) siswa mampu
mengidentifikasi akan perasaanya dan juga perasaan orang lain
3)siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain 4)
Siswa mampu meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan
membantu orang lain dan meyakinkandirinya untuk saling memahami
dan mengerti 5) mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna,
berdaya guna, kreatif dan bertanggung jawab
3. Rahmi Ramadhani, M.Pd (2023), Model Ethno Flipped classroom Solusi
pembelajaran dan bermakna, Penerbit Indonesia Emas Grup
Model Ethno–Flipped Classroom: Solusi Pembelajaran Fleksibel dan
Bermakna - Google Books
Interaksi social yang tercipta pada kegiatan pembelajaran berbasis flipped
classroom memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa
melakukan diskusi kelompok dalam memecahkan masalah. Lebih lanjut
interaksi social juga membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan
pemahaman dan penalaran matematis siswa.
Solusi : Model Ethno Flipped classroom

Sumber Literasi : Jurnal


1. Ismun Ali. 2021. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(COOPERATIVE LEARNING) DALAM PENGAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Jurnal Mubtadiin Vol 7 No 01.
https://journal.an-
nur.ac.id/index.php/mubtadiin/article/download/82/64
Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
adalah metode Cooperative Learning. Metode Cooperative Learning
adalah kegiatan belajar mengajar dalam kelompok kecil, siswa belajar
dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal
baik pengalaman individu maupun kelompok.Berbagai hasil penelitian
menyimpulkan manfaat Cooperative Learning tidak hanya
menghasilkan prestasi akademik yang lebih tinggi untuk seluruh siswa
namun juga meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan untuk
melakukan hubungan sosial serta mampu mengembangkan saling
kepercayaan sesamanya baik secara individu maupun kelompok, dan
kemampuan saling membantu dan bekerjasama antar teman. Dan pula
terhindar dari persaingan antar individu, dengan kata lain tidak saling
mengalahkan antar siswa
2. N.D. Muldayanti. 2013. PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL
STAD DAN TGT DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN DAN
MINAT BELAJAR SISWA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2504/2557
Belajar kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
Pembelajaran yang dirasa cocok untuk mengaktifkan siswa adalah
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achivement
Devision) dan TGT (Teams Games Tournament). Tujuan pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat lebih membiasakan kepada siswa untuk
belajar berkelompok dalam rangka memecahkan masalah atau
mengerjakan tugas. Winasis (2010) menyatakan bahwa penerapan
metode STAD dalam kegiatan pembelajaran mengarahkan seluruh
siswa untuk terlibat dan ikut serta dalam kegiatan diskusi kelompok.
Pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan dan menumbuhkan minat belajar (Biologi) siswa karena
di dalam TGT terkandung proses permainan yang menjadikan proses
pembelajaran akan lebih menyenangkan. Handayani (2010) menyatakan
bahwa aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa belajar lebih
rileks, disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,
persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.

3. Ade Haerullah dan Said Hasan. 2017. Model & Pendekatan


Pembelajaran Inovatif (Teori dan Aplikasi) Hal 134. CV. Lintas
Nalar,
http://repository.unkhair.ac.id/99/1/BUKU%20MODEL%20%26%20P
ENDEKATAN%20PEMBELAJARAN%20INOVATIF.pdf
Joyce (2000) menambahkan pembelajaran kooperatif TGT merupakan
salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir, siswa memiliki tanggung jawab dalam
kelompoknya dan terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pembelajan kooperatif dapat
meningkatkan hasil belajar, sikap tolong menolong dan perilaku sosial.
Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan jika siswa dilatih
mengemukakan pendapat atau gagasan melalui kerja kelompok
kooperatif

Sumber Literasi : Wawancara

1. Pakar : Dr. Nurkholis, M.S.I Dosen


Tetap Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) UIN Prof. K.H. Saufuddin Zuhri
Purwokerto, Selasa, 16 Mei 2023 Pukul 19.20
WIB di Lesmana Ajibarang Banyumas Jawa
Tengah
Interaksi antar siswa dalam pembelajaran terutama bagi siswa kelas
VII rendah disebabkan karena siswa belum bisa beradaptasi dengan
lingkngan baru, sehingga masih berkelompok dengan teman yang
dikenalnya saja.
Solusi :
Penentuan kelompok dalam diskusi ditentukan oleh guru dan
digunakan metode yang menarik seperti TGT sehingga seluruh siswa
berperan aktif dalam kelompoknya..

2. Pengawas Madrasah ( Bp. H. Amin Yuhdi, S.Pd.M.Pd.I ) Hari


Senin, 15 Mei 2023 Pukul 09.15 WIB di MTs Ma’arif NU 1
Kedungbanteng
Interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah disebabkan
Dalam berdiskusi siswa cenderung berkelompok hanya dengan teman
dekatnya sendiri, siswa yang pendiam biasanya slit untuk diterima dalam
kelompok. Dan dalam diskusi Siswa cenderung diam tidak menanggapi
jawaban kelompok lain karena takut salah atau ditertawakan oleh temannya
Solusi :
Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru bisa dengan
menggunakan games, dan metode yang digunakan TGT.
3. Kepala Madrasah ( Bp. H. Agus Wahidid, MM.Pd.) Senin, 15 Mei
2023 Pukul 11.18 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok disebabkan karena siswa
belum terbiasa dalam kegiatan kelompok dan bertanya jawab antar
sesama.
Solusi :
Model pembelejaran diskusi kelompok jangan diterapkan hanya sekali,
tetapi selalu diulang sehingga siswa terbiasa berkelompok dan
menyampaikan pendapatnya

4. Guru Senior : Ahmad Mabarun, S.Pd.I (Guru Senior MTs


Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16 Mei 2023 Pukul
09.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Proses tanya jawab antar siswa (interaksi antar siswa) bisa berjalan
baik jika siswa termotivasi dalam pembelajaran, siswa terbiasa untuk
menyampaikan pendapatnya
Solusi :
Pembelajaran dibuat dengan model yang menyenangkan dan memacu
siswa berpikir kritis.

5. Teman Sejawat : Wahyu Hayanti, S.Pd. ( Guru Mapel IPA Kelas


IX dan VIII MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16
Mei 2023 Pukul 11.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Siswa masih sulit untk berinteraksi dengan temannya dikarenakan
mereka belum lama saling kenal, sehingga pada saat disuruh
menanggapi jawaban siswa lain cenderung diam dikarenakan malu
atau takut ditertawkan siswa lain.
Solusi :
Pembelajaran dengan model TGT (Team Games Tornamen).
Siswa kesulitan Sumber Literasi : Buku Hasil analisis terhadap sumber literasi dan
beradaptasi 1. Sucipto (2019), Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning wawancara terhadap identifikasi masalah tentang
terhadap model Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Dan Keterampilan Proses Sains kesulitan siswa beradaptasi pada model
pembelajaran yang Peserta Didik Kelas Viii Smp Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun 2019, pembelajaran yang dilakukan guru disebabkan :
dilakukan guru Berdasarkan Pengalaman Selama Mengajar Di Smp Negeri 5 Tebing 1. Motivasi belajar IPA siswa rendah sehingga
Tinggi, https://doi.org/10.24114/jh.v11i2.21952
Beberapa kendala pada saat peserta didik menerima pelajaran. Misalnya siswa cepat bosan, mengantuk dan membuat
peserta didik cepat bosan saat menerima pelajaran, mudah mengantuk, kegaduhan di kelas
berbicara dengan teman-temannya di luar materi yang sedang dibahas dalam 2. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran
pembelajaran, guru kadang-kadang hanya fokus pada satu peserta didik saja konvensional, sehingga siswa kurang dapat
sehingga peserta didik lain merasa terabaikan. Salah satu penyebabnya memahami secara luas materi pelajaran
karena pembelajaran ipa merupakan pembelajaran konvensional, sehingga 3. Model pembelajaran masih monoton berupa
peserta didik kurang dapat memahami secara luas materi pelajaran yang
ceramah dan menulis informasi di papan tulis
diberikan pendidik dan juga peserta didik kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran sehingga kurang meningkatnya keaktifan, kreatifitas serta 4. Peserta didik jarang dilibatkan dalam
keterampilan peserta didik. pembelajaran
Solusi: model pembelajaran Project- Based Learning (PjBL). 5. Pembelajaran masih bersifat sat arah, dengan
sumber belajar dari guru
4 2. Ayu Arviani Putri Saifiana1 Tarzan Purnomo(2019), Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Ipa Model Project Based Learning(Pjbl)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Smpn 2 Sidoarjo,
Pensa.
https://www.neliti.com/id/publications/252860/pengembangan-perangkat-
pembelajaran-ipa-model-project-based-learning-pjbl-untuk
Meskipun perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh guru tersebut
telah berpendekatan 5M, namun dalam penyampaian materi seringkali
guru cenderung ceramah dan menulis informasi di papan tulis. Kondisi
tersebut dianggap memiliki sifat yang kaku dan membosankan karena siswa
hanya akan mendengarkan dan mencatat informasi dari guru tanpa
melakukan kegiatan pemahaman materi secara mendalam.
Solsi: Model pembelajaran yang dirasa sesuai adalah model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning)

3. Lidia Siswanti*, Yusnaidar, Agus Subagyo (2022), Penerapan Model


Project Based Learning Pada Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Peserta Didik SMPN 30 Muaro Jambi, Prodi
Pendidikan Biologi,UNJA.
Penyebab: Rendahnya keterampilan proses sains peserta didik disebabkan
karena peserta didik jarang dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran.
Rendahnya KPS peserta didik mengakibatkan hasil belajar peserta didik
ikut rendah. Model pembelajaran abad 21 yang direkomendasikan
penggunaannya dalam kurikulum 2013 yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik adalah Model
Project Based Learning.

Sumber Literasi : Jurnal


1. Zzunidar ( 2020 ) “ Guru dan pembelajaran inovatif “ Jurnal
pendidikan dan keislaman
http://jurnal.stit-al-ittihadiyahlabura.ac.id/index.php/alfatih/article/view/17
Guru yang profesional memiliki banyak strategi dalam merencanakan,
menerapkan, dan mengevaluasi pembelajaran. Guru tidak lagi menggunakan
metode tradisional ceramah,namun sudah menggunakan pembelajaran yang
inovatif untuk mendapatkan peningkatan dalam hasil belajar siswa.

2. Eva Susanti, Mohamad Jamhari dan Samsurizal M. Suleman (2016),


Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
Keterampilan Sains Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Tentang IPA
SMP Advent Palu, Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako,
Link:http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JSTT/article/view/6979
halaman 37:
Pembelajaran IPA di SMP Advent masih menggunakan model konvensional,
sehingga kurang merangsang siswa untuk belajar mandiri dalam menemukan
sendiri jawaban dari masalah-masalah dalam suatu materi. Dengan metode
ceramah guru terkesan monoton dalam penyampaian materi dan kurang
mendapatkan respon yang positif dari siswa. Kurang tepatnya model
pembelajaran yang digunakan tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi
hasil belajar IPA siswa.

3. K.dewi, W.sadia, Ristiati ( 2013 ) “ Pengembangan perangkat


pembelajaran IPA terpadu dengan setting inkuiri terbimbing untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan kinerja ilmiah mahasiswa “
Jurnal pendidikan dan pembelajaran IPA Indonesia
https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_ipa/article/view/548
Rekomendasi : Perangkat pembelajaran IPA terpadu dengan setting inkuiri
terbimbing yang valid, praktis, dan efektif

Sumber Literasi : Wawancara

1. Guru Senior : Ahmad Mabarun,


S.Pd.I (Guru Senior MTs Ma’arif NU 1
Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16 Mei
2023 Pukul 09.00 WIB di MTs Ma’arif
NU 1 Kedungbanteng
Pembelajaran konvensional biasanya
mempengaruhi sikap siswa yang cepat
bosan dan membuat keributan di kelas
Solusi :
Penerapan model pembelajaran yang bervariasi.

2. Pengawas Madrasah ( Bp. H. Amin Yuhdi, S.Pd.M.Pd.I ) Hari


Senin, 15 Mei 2023 Pukul 09.15 WIB di MTs Ma’arif NU 1
Kedungbanteng
Kesulitan siswa dalam mengikuti model pembelajaran yang dilakukan
guru biasanya ditandai dengan siswa yang kurang memperhatikan
materi yang disampaikan guru dan senang bermain sendiri, hal ini
dikarenakan kebiasaan siswa mengikuti model konvensional yang
dilakukan guru
Solusi :
Pembiasaan menggnakan model belajar yang bervariasi

3. Kepala Madrasah ( Bp. H. Agus Wahidid, MM.Pd.) Senin, 15 Mei


2023 Pukul 11.18 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Siswa belum terbiasa belajar dengan model pembelajaran baru, siswa
lebih sering dihadapkan dengan pembelajaran satu arah dengan sumber
belajar dari guru dan buku
Solusi :
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan lebih efektif

4. Pakar : Dr. Nurkholis, M.S.I Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah dan


Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saufuddin Zuhri
Purwokerto, Selasa, 16 Mei 2023 Pukul 19.20 WIB di Lesmana
Ajibarang Banyumas Jawa Tengah
Pengarh alih jenjang siswa yang terbiasa dengan model belajar
konvensional mempengaruhi sikap siswa yang acuh tak acuh dengan
materi pelajaran.
Solusi :
Penerapan model pembelajaran active leaning dengan penjelasan dan
bimbingan guru

5. Teman Sejawat : Wahyu Hayanti, S.Pd. ( Guru Mapel IPA Kelas


IX dan VIII MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16
Mei 2023 Pukul 11.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Siswa masih sulit beradaptasi dengan model pembelajaran guru
dikarenakan mereka terbiasa dengan model ceramah
Solusi :
Model pembelajaran yang bervariasi
Siswa kesulitan Sumber Literatur : Buku Setelah dilakukan analisis berdasarkan hasil
menyelesaikan kajian literatur dan hasil wawancara,
soal-soal yang 1. Yoki Ariyana (2018:2), Buku PeganganPembelajaran Berorientasipada disimpulkan bahwa Siswa kesulitan
berkategori HOTS KeterampilanBerpikir Tingkat TinggiPenerbit : dan Tenaga menyelesaikan soal-soal yang berkategori
KependidikanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan, HOTS disebabkan faktor-faktor berikut :
https://repositori.kemdikbud.go.id/11316/1/01._Buku_Pegangan_Pembelajar
1. siswa mengerjakan soal dengan terburu-buru,
an_HOTS_2018-2.pdf
5 siswa, rendahnya tingkat konsentrasi dan
Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi
pengetahuan siswa dalam menyelesaikan soal
denganpenerapan HOTS atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
HOTS
Kompetensi tersebut yaituberpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan
inovasi (creative and innovative), kemampuanberkomunikasi 2. kurangnya motivasi kegiatan numerasi, dan
(communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) kolaborasi atau kerjasama dengan orang tua
dankepercayaan diri (confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah 3. Keterbatasan dalam memberikan soal-soal
yang menjadi target IPA tipe HOTS, mengakibatkan rendahnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
karakter peserta didik itu melekat pada sistem evaluasi kita dalam ujian
4. siswa belum memahami soal dan masih
nasional danmerupakan kecakapan abad 21. mengandalkan kebiasaan menggunakan
soal LOTS
2. Setiawati, Wiwik and Asmira, Oktavia and Ariyana, 5. Kebiasaan siswa menghafal materi
Yoki and Bestary, Reisky and Pudjiastuti, Ari (2019) “ Buku pelajaran mempengaruhi kemampuan
penilaian berorientasi higher order thinking skills “ Direktorat
siswa dalam mengerjakan soal HOTS
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta
https://repositori.kemdikbud.go.id/15158/ 6. Kemampuan siswa memahami materi
Konsep penilaian dalam pembelajaran berorientasi pada keterampilan pelajaran dan literasi siswa
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). buku
ini berisi konsep penilaian, teknik penulisan soal HOTS, serta langkah-
langkah penyusunan soal HOTS,

3. Ujang Suparman (2021), Bagaimana Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) Peserta Didik, Pusaka Media, Link:
http://repository.lppm.unila.ac.id/29566/1/E-Book%20-
%20Bagaimana%20Meningkatkan%20Kemampuan%20Berpikir%20Tingkat
%20TInggi%20%28HOTS%29%20Peserta%20Didik.PDF
halaman 33:
HOTS merupakan sebuah aspek yang sangat penting dalam proses belajar
dan mengajar baik di tinhkat sekolah maupun di perguruan tinggi. Latihan
keterampilan berpikir merupakan bagian keterampilan dasar yang harus
ditanamkan kepada semua peserta didik di semua jenjang pendidikan. HOTS
juga merupakan salah satu komponen dari keterampilan berpikir kreatif dan
ketrampilan berpikir kritis.

Sumber Literatur : Jurnal

1. Fauziana, Kastri fani, Rahmiaty ( 2021 ) “ Analisis kemampuan IPA


dalam menyelelesaikan soal Hots pada pembelajaran IPA “ Jurnal
https://journal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/genderangasa/article/view/1
65
Keterbatasan dalam memberikan soal-soal IPA tipe HOTS, mengakibatkan
rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Kesulitan yang dialami
siswa dalam menyelesaikan soal HOTS yaitu siswa mengerjakan soal dengan
terburu-buru, siswa, rendahnya tingkat konsentrasi dan pengetahuan siswa
dalam menyelesaikan soal HOTS, serta kurangya motivasi orang tua dan
kondisi ekonomi yang tidak mendukung. Upaya mengatasi kesulitan siswa
yaitu dengan memberikan pengajaran perbaikan (remedial), kegiatan
pengulangan materi (pengayaan), dan motivasi yang dapat mendorong siswa
untuk lebih aktif dalam belajar, mampu menyelesaikan soal dengan baik,
serta siswa mendapatkan pengetahuan sesuai dengan yang diharapkan
strandar kompetensi dan kompetensi dasar.
2. Plumx metrics ( 2023 ) “ Analisis faktor penyebab rendahnya
kemampuan numerasi siswa “ , Jurnal
https://www.jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/article/view/2845
Rekomendasi : upaya guru untuk mengatasi rendahnya kemampuan
numerasi siswa adalah memberi motivasi, menerapkan kegiatan numerasi,
meningkatkan kemampuan guru, dan kolaborasi atau kerjasama dengan
orang tua.

3. Esti Untari, Nikmatul Rohmah, Dian Wahyu Lestari


(2018),ModelPembelajaran Problem Base Learning (PBL)
sebagaiPembiasaan Higher Order Thinking Skills (HOTS)
padaPembelajaran IPA di SekolahDasar
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/view/12529
Permasalahan yang belum dapat diatasi pada ujian akhir nasional yakni
kesulitan siswa menghadapi soal bertipe Higher Order Thinking Skills
(HOTS). HOTS adalah cara berfikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada
menghafal, atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain.
Rekomendasi : perlu pembiasaan pembelajaran HOTS pada siswa

Sumber Literasi : Wawancara

1. Teman Sejawat : Wahyu Hayanti, S.Pd. ( Guru Mapel IPA Kelas


IX dan VIII MTs Ma’arif NU 1
Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16 Mei
2023 Pukul 11.00 WIB di MTs Ma’arif
NU 1 Kedungbanteng
Siswa kesulitan mengerjakan soal HOTS
dikarenakan siswa belum memahami soal
dan masih mengandalkan kebiasaan
menggunakan soal LOTS.

Solusi :
Perbanyak latihan soal HOTS.

2. Pengawas Madrasah ( Bp. H. Amin Yuhdi, S.Pd.M.Pd.I ) Hari


Senin, 15 Mei 2023 Pukul 09.15 WIB di MTs Ma’arif NU 1
Kedungbanteng
Kesulitan siswa mengerjakan soal berkategori HOTS disebabkan
karena kebiasaan siswa menghadapi soal LOTS dan tidak pernah
dibiasakan untuk mengembangkan pemikirannya
Solusi :
Membiasakan siswa untuk mengembangkan pemikirannya dengan
memperbanyak kegiatan literasi

3. Kepala Madrasah ( Bp. H. Agus Wahidid, MM.Pd.) Senin, 15 Mei


2023 Pukul 11.18 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Kesulitan mengerjakan soal HOTS oleh siswa dikarenakan
kebiasaanya yang menyontek jawaban siswa lain, sehingga siswa
tersebut kurang mengembangkan daya pikirnya
Solusi :
Penekanan literasi siswa dan kedisiplinan siswa dalam kegiatan tes
atau ulangan

4. Pakar : Dr. Nurkholis, M.S.I Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah dan


Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saufuddin Zuhri
Purwokerto, Selasa, 16 Mei 2023 Pukul 19.20 WIB di Lesmana
Ajibarang Banyumas Jawa Tengah
Kebiasaan siswa menghafal materi pelajaran mempengaruhi
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal HOTS.
Solusi :
Pembiasaan siswa mengembangkan pemikiran dengan memperbanyak
sumber belajar.

5. Guru Senior : Ahmad Mabarun, S.Pd.I (Guru Senior MTs


Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16 Mei 2023 Pukul
09.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Kemampuan siswa memahami materi pelajaran dan literasi siswa
mempengaruhi siswa dalam mengerjakan soal-soal HOTS
Solusi :
Pemberian motivasi dan pembiasaan literasi siswa.

Siswa tidak Sumber Literasi : Buku Hasil analisis terhadap kajian literature dan
memanfaatkan wawancara terhadap penyebab Siswa tidak
Teknologi dalam 1. MenurutSyafril, EldarnidanUllia Rahmi, (2018:1),
pembelajaran TeknologiPendidikan : PeningkatanKualitasdan AksesPendidikan, memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
http://repository.unp.ac.id/22157/1/SYAFRIL-TEKNOLOGI.pdf antara lain :
Teknologi juga mengambil peran dalam bidang pendidikan. Para ahli 1. kebiasaan siswa mengandalkan sumber
pendidikan selalu berupaya mencari cara, teknik, dan alat agar kualitas dan belajar hanya dari satu sumber
kuantitas pendidikan dapat meningkat ke arah yang lebih baik. Bidang yang
membahas tentang upaya untuk membuat proses pembelajaran lebih baik dan 2. Teknologi informasi yang digunakan
lebih merata baik secara kuantitas maupun kualitas adalah Teknologi siswa seperti HP masih kurang optimal
pendidikan. pemanfaatannya, dikarenakan siswa lebih
Rekomendasi :perlu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. senang bermains games daripada mencari
2. Menurut Eveline Siregar (2020:10), Landasan Teknologi Pendidikan,
http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Landasan_Teknologi_Pendidik materi belajar
an.pdf 3. Motivasi belajar siswa rendah, sehingga
Untuk mewujudkan harapan dan keinginan agar manusia memperoleh teknologi hanya digunakan untuk bermain
6 kesempatan yang seluas-luasnya untuk belajar secara optimal, teknologi games daripada mencari sumber belajar.
memiliki falsafah yang dikemukakan oleh Miarso bahwa “agar setiap orang
memperoleh kesempatan 4. Kurangnya kontrol penggunaan teknologi
belajar, baik sendiri maupun dalam ikatan organisasi, seoptimal mungkin dalam proses pembelajaran
melalui pendekatan sistematik dan sistemik atau proses, sumber dan sistem 5. Keterbatasan sarana dan kemampuan
belajar sedemikian rupa agar tercapainya efisiensi, efektivitas dan penggunaan teknologi
keselarasan dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan, kearah
terbentuknya masyarakat belajar”.
3. Suyanto ( dalam Bastudin ) 2021 “ Hambatan utama penggunaan TIK
dalam pembelajaran dan strategi mengatasinya “ Artikel
https://suyanto.id/hambatan-utama-penggunaan-tik-dalam-pembelajaran-
dan-strategi-mengatasinya/
Kendala utama dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dihadapi
guru di sekolah adalah sarana dan prasarana pendukung yang terbatas.
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah komputer, laptop, dan infokus.
Kendala berikutnya yang cukup tinggi mempengaruhi guru memanfaatkan
TIK dalam pembelajaran adalah ketersediaan jaringan internet dan sinyal.
Selanjutnya kendala berikutnya adalah ketersediaan listrik. Pengetahuan
teknis guru tentang teknologi informasi dan komunikasi yang terbatas
menjadi kendala berikutnya dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di
kelas. Kemudian, ketakutan dan pertimbangan dampak negatif dari
penggunaan alat berupa handphone (HP) dan laptop di sekolah menjadi
kendala guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di kelas. Atas
pertimbangan ketakutan penyalahgunaan alat TIK tersebut, sekolah
mengeluarkan kebijakan melarang guru membawa HP ke sekolah. Kendala
terkecil penghambat guru memanfaatkan TIK adalah terkait pengelolaan
data.

Sumber Literasi : Jurnal

1. Mukaromah ( 2020 ) “ Pemanfaatan TIK dalam meningkatkan gairah


belajar siswa “ , Jurnal
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ijemar/article/view/4381
Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, media
dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan, media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan, media
juga dapat menanamkan konsep dasar yang benar dan tepat. Media dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru serta media dapat mengontrol
kecepatan belajar dan memberikan pengalaman yang menyeluruh kepada
siswa dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak. Artinya bahwa
pembelajaran yang dirancang dengan mengikutsertakan media berbasis
teknologi informasi dan komunikasi dapat mengubah sikap siswa sehingga
lebih bergairah dalam belajar.
2. Irkam abdaul huda ( 2020 ) “ Perkembangan TIK terhadap kualitas
pembelajaran di sekolah dasar “ Jurnal
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/622
Guru dapat memanfaatkan TIK untuk memeprsiapkan proses pembelajaran
dan atau ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan TIK guru dapat
menambah bahan ajar dan mencari referensi tentang metode pembelajaran
yang tepat untuk siswanya. Dalam pembelajaran guru dapat menyampaikan
materi dengan lebih mudah diterima oleh siswa dengan bantuan pemanfaatan
TIK. Penerapan TIK juga tidak hanya semata-mata langsung diterapkan,
tetapi juga harus melihat karakteristik siswanya. Maka proses pembelajaran
akan berkualitas dan bermakna dengan pemanfaatan TIK yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
3. Desi Widayanti (2021), Pengaruh Penggunaan Multimedia
Pembelajaran , e-Journal Al-Awlad Universitas Imam Bonjol
PadangJurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (Volume XI
Edisi 2 Tahun 2021)
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ve
d=2ahUKEwi0iseNs_L-
AhXxbmwGHYq9BQUQFnoECBkQAQ&url=https%3A%2F%2Fejournal.u
inib.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2Falawlad%2Farticle%2Fdownload%2F
3224%2F2386&usg=AOvVaw0KUuJYotGW0Kmsxnm9y0BE
Multimedia pembelajaran interaktif bisa menjadi alternatif pilihan bagi guru
untuk menyampaikan sebuah materi pembelajaran dengan cara yang lebih
berwarna, sehingga membuatpembelajaran tersebut menjadi tidakmonoton
dan peserta didik lebihbersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan begitu, minat belajar peserta didikpun akanikutmeningkat sehingga
juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

Sumber Literasi : Wawancara


1. Pengawas Madrasah ( Bp. H. Amin Yuhdi, S.Pd.M.Pd.I ) Hari
Senin, 15 Mei 2023 Pukul 09.15 WIB di MTs Ma’arif NU 1
Kedungbanteng
Penggunaan teknologi oleh siswa dalam mencari sumber belajar masih
kurang, dikarenakan kebiasaan siswa mengandalkan sumber belajar
hanya dari satu sumber
Solusi :
Perlu bimbingan dan pembiasaan dalam penggunaan media teknologi
kepada siswa untuk mencari sumber belajar

2. Kepala Madrasah ( Bp. H. Agus Wahidid, MM.Pd.) Senin, 15 Mei


2023 Pukul 11.18 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Teknologi informasi yang digunakan siswa seperti HP masih kurang
optimal pemanfaatannya, dikarenakan siswa lebih senang bermains
games daripada mencari materi belajar
Solusi :
Kontrol penggunaan oleh Guru dan BK sangat memungkinkan siswa
memanfaatkan teknologi untuk media belajar

3. Pakar : Dr. Nurkholis, M.S.I Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah dan


Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Prof. K.H. Saufuddin Zuhri
Purwokerto, Selasa, 16 Mei 2023 Pukul 19.20 WIB di Lesmana
Ajibarang Banyumas Jawa Tengah
Hadirnya teknologi ada sisi negative dan sisi positifnya, sisi negative
siswa menjadi malas belajar karena lebih senang bermain games dan
sisi positifnya siswa bisa mencari sumber belajar.
Solusi :
Pengetatan penggunaan HP di sekolah, koordinasi dengan guru dan
orang tua agar pemanfaatan teknologi bisa bernilai positif.

4. Guru Senior : Ahmad Mabarun, S.Pd.I (Guru Senior MTs


Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16 Mei 2023 Pukul
09.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Penggunaan teknologi oleh siswa dirasa masih sangat kurang,
dikarenakan siswa masih kesulitan untuk memanfaatkan teknologi
untuk mencari sumber belajar
Solusi :
Pemahaman dan bimbingan dalam pemanfaatan teknologi kepada
siswa

5. Teman Sejawat : Wahyu Hayanti, S.Pd. ( Guru Mapel IPA Kelas


IX dan VIII MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng ) Hari Selasa, 16
Mei 2023 Pukul 11.00 WIB di MTs Ma’arif NU 1 Kedungbanteng
Penggnaan media computer dan HP pada siswa untuk sumber belajar
masih sangat rendah, karena siswa lebih suka bermain games dan
biasanya mereka hanya mengandalkan sumber belajar dari buku.
Solusi :
Pengawasan yang ketat dan pembinaan kepada siswa tentang
penggnaan media teknologi baik komputer maupun HP

Anda mungkin juga menyukai