Masalah
terpilih yang Akar Penyebab
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan masalah
diselesaikan
1 Rendahnya Kurangnya Kajian Literatur Model problem-based learning dilakukan dengan adanya pemberian
hasil belajar penguasaan materi 1. Model problem-based learning rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan
pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah
peserta didik yang dimiliki peserta Dilakukannya Implementasi Model keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran
dalam mata didik dari ranah Pembelajaran Problem Based (Arifin, 2016).
pelajaran kognitif afektif dan Learning dapat meningkatkan
Hasil Belajar (Halid, 2021;Arifin,
Produk Kreatif psikomotorik Langkah-langkah Penerapan Problem Based Learning
2016)
dan (PBL)
Kewirausahaan Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 langkah utama
kelas XII yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan
OTKP. suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan
analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan
sebagai berikut ini. (Arifin, 2016)
Mengorientasikan siswa pada masalah
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian
masalah
Keunggulan-keunggulan PBL dalam pembelajaran (Wina
Sandjaya, 2008) yaitu:
Pemecahan masalah merupakan tehnik yang bagus
untuk lebih memahami isi pelajaran.
Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan
siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
Dapat meningkatkan aktivitasiswa.
Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah
dalam kehidupan nyata.
Dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara
berpikir dan merupakan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa bukan hanya belajar dari guru
atau dari buku-buku saja.
Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
Kelemahan pembelajaran Problem Based Learning
adalah :
Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
Membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
mereka tidak akan belajar apa yang mereka inginkan
Discovery Learning Discovey learning merupakan sebuah model pembelajaran yang
mengharapkan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan
Bahwa penerapan model
mengajarkan peserta didik untuk mandiri. (Nurhasni, 2020)
pembelajaran Discovery
Learning dapat berhasil Langkah persiapan model discovery learning
meningkatkan keterampilan a) Menentukan tujuan pembelajaran.
berpikir kritis (Critical b) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik.
Thinking) dan hasil belajar c) Memilih materi pelajaran.
siswa pada materi logika
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik
matematika melalui langkah-
secara induktif.
langkahnya. (Nurhasni, 2020
Cardina, 2019) e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari peserta
didik.
Wawancara
1. Kepala Sekolah Hosnan (2014) mengemukakan beberapa kelebihan dari model
Hasil wawancara dengan Bapak discovery learning yakni sebagai berikut
Kurniawan Hery S.,S.Pd selaku Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan
kepala sekolah, sebagai beriku: meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses
a. Minat dan semangat siswa kognitif.
yang manaa ini bisa Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi
ditubuhkan dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
b. Metode yang digunakan oleh Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
guru agar pembelajaran memecahkan masalah.
menarik dan siswa Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya,
bersemangat dan berkesan karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang
dengan apa yang diberikan lain.
oleh guru Mendorong keterlibatan keaktifan peserta didik.
c. Guru sebaiknya melakukan Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan
refleksi terhadap proses hipotesis sendiri.
pembelajaran, dan kemudian Melatih peserta didik belajar mandiri.
memperbaiki metode
pembelajaran Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena ia
berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil
2. Pakar (Asesor dan KaProli akhir.
OTKP) Kekurangan dari model discovery learning yaitu
Hasil wawancara dengan Ibu Ratri Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah
.,S.Pd selaku Asesor dan KaProli kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi
sebagai berikut: menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing.
Kemampuan berpikir rasional peserta didik ada yang masih
Karena untuk meningkatkan hasil terbatas.
belajar didukung dengan metode Tidak semua peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan
yang digunakan oleh guru agar cara ini.
peserta didik yang kurang
berminat atau tidak bersemangat
menjadi terbangkitkan minatnya.
Jadi sebenarnya guru adalah
fasilitator bagaimana
menumbuhkan minat siswa untuk
membaca. Kalau keduanya lemah,
maka minat baca tidak akan
meningkat.
2 Rendahnya Peserta didik kurang Kajian Literatur: Flipped classroom diungkapkan oleh Strayer (2012:171) bahwa flipped
kemandirian berinisatif dalam 1. Flipped classroom classroom yaitu terbalik (atau membalik) kelas adalah jenis tertentu dari
belajar peserta belajar mandiri. Penerapan Flipped desain blended learning yang menggunakan teknologi untuk
classroom
model dapat pembelajaran di luar kelas dan melakukan kegiatan belajar dikelas
meningkatkan
didik pada dengan melatih pemahaman materi.
kemandirian belajar peserta didik,
mata pelajaran
sehingga peserta didik tidak terus
PKK XI bergantung pada orang lain. Terdapat dua langkah dalam melaksanakan flipped classroom model
OTKP. (Cardina, 2019 :Mulyati, 2022) menurut Bregmann dan Sams (2012:35) yaitu :
1) Membuat atau menyiapkan video yang akan
diberikan kepada peserta didik untuk dipelajari di rumah.
2) Kegiatan di kelas untuk mengonfirmasi apa yang
telah dipelajari peserta didik di rumah.
Langkah – langkah yang digunakan dalam menerapkan flipped
classroom yaitu: peserta didik diminta menonton video pembelajaran
atau media lainnya pada pembelajaran sebelumnya dirumah, langkah
selanjutnya saat di kelas peserta didik melakukan kegiatan seperti diskusi
atau mengerjakan tugas, menerapkan kemampuan dalam proyek ataupun
simulasi lainnya, kegiatan selanjutnya yaitu mengukur pemahaman
peserta didik seperti mengadakan kuis, tanya jawab dan sebagainya
(Adhitiya, 2015:117).
Kelebihan
Pembelajaran dengan model Course Review Horay juga
melatih siswa untuk menvcapai tujuan-tujuan hubungan
sosial yang pada akhirnya mempengaruhi akademik siswa.
Pembelajaran Course Review Horay dapat menciptakan
suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena
setiap siswa yang dapat
menjawab benar maka berteriak “Hore” atau dengan yel-yel lainnya
yang disukai. Pada pembelajaran Course Review Horay proses belajar
banyak terpusat pada siswa. Kondisi seperti ini akan memberikan
kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan
dalam mempelajari konsep-konsep belajar, yang pada akhirnya setiap
siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Kelamahan
Metode pembelajaran Course Review Horay juga memiliki
kelemahan yaitu (1) Siswa aktif dan pasif mendapatkan nilai
yang disamakan, sehingga tidak dapat diketahui tingkat
pemahaman materi dari masing-masing siswa, (2) Adanya
peluang untuk curang. Keadaan ini disebabkan karena tanda
benar terhadap soal, ditandai sendiri dikotak jawaban siswa,
(3) Dapat mengakibatkan suasana kelas yang cenderung
tidak kondusif. Keadaan ini disebabkan karena suara siswa
yang terlalu kuat dan bermain-main dalam mengucapkan
yel-yel horay.
2. Think-Pair-Share
Penerapan Metode Think-Pair-Share
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode
Teknik Think Pair Share (TPS) pembelajaran kooperatif. Pendekatan ini memberikan
dapat meningkatkan Motivasi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang
Belajar (Kurniawan, 2012; dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Teknik
Laksena, 2013) bertukar pasangan ini memberi siswa kesempatan untuk
bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini biasa digunakan
pada mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak
Kepala Sekolah: didik.
Sering kali memang dihadapkan
pada rendahnya motivasi belajar Tahap Pelaksanaan Metode Pembelajaran Think-Pair-
siswa, salah satu alternatif solusi Share
Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau siswa baru
yaitu penerapan metode saja selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta siswa
pembelajaran inovatif dengan untuk memikirkan permasalahan yang ada topik atau bacaan tersebut
dengan serius. Tahap-tahap dalam pembelajaran Think-Pair-Share
melihat karakteristik dan minat menurut Lyman dalam Nurhadi (2005:120) adalah thinking (berpikir),
siswa. Sekarang banyak referensi pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi).
terkait metode pembelajaran
inovatif, tapi akan lebih baik lagi Berfikir (thinking) merupakan tahapan dimana guru memberikan
apabila langsung fokus pada pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa
diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan atau isu secara
praktek siswa, sehingga akan mandiri. Biasanya guru memberikan waktu satu menit untuk siswa
lebih menarik. berfikir mandiri.
Penerapan metode pembelajaran Berpasangan (Pairing) merupakan tahapan dimana guru meminta siswa
CRH dan TPS dibantu dengan untuk berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa
media pembelajaran yang menarik yang telah dipikirkan pada langkah pertama. Interaksi pada tahap ini
diharapkan dapat dapat menghasilkan jawaban bersama jika pertanyaan
dan berfariasi akan meningkatkan telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu pertanyaan
dorongan maupun motivasi dalam khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit
belajar. Dan juga dapat disisipi untuk berpasangan.
denan Ice Brraking Berbagi (Sharing) merupakan tahapan dimana guru meminta pasangan-
pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas
Guru (Guru PKWU secara keseluruhan mengenai apa yang telah didiskusikan. Langkah ini
dilakukan dengan cara bergantian pasangan demi pasangan dan
Kompetensi Keahlian DKV)
dilanjutkan sampai beberapa siswa telah mendapatkan kesempatan untuk
Sebetulnya banyak solusi melaporkan, paling tidak sekitar seperempat pasangan, tetapi disesuaikan
alternatif yang dapat ditawarkan dengan waktu yang tersedia. Pada langkah ini akan menjadi efektif
untuk menyembuhkan persoalan apabila guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang
rendahnya motivasi siswa. lain (Nurhadi, 2005:120).
Berberapa diantaranya dengan
menerapkan metode pembelajaran Kelebihan
yang bervariasi, memanfaatkan Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
media pembelajaran yang menarik Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana
serta penyampaian materi yang Memberikan lebih banyak kesempatan untuk
mudah dipahami siswa. kontribusi masing- masing anggota kelompok
Interaksi antar pasangan lebih mudah
Lebih mudah dan cepat dalam membentuk
kelompoknya
Kekurangan
Lebih banyak kelompok yang akan melapor dan
perlu dimonitor.
Lebih sedikit ide yang muncul
Jika masalah tidak ada penengah
.( Laksena, 2013)
4 Rendahnya Peserta didik kurang Kajian Literatur: Dalam konteks pembelajaran, Snowball Throwing diterapkan dengan
keaktifan belajar percaya diri/masih 1. Snowball Throwing melempar segumpulan kertas untuk menunjuk siswa yang diharuskan
peserta didik menjawab soal dari guru. Strategi ini digunakan untuk memberikan
dalam mata
takut dalam Pembelajaran Snowball Throwing
konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga
menyampaikan dapat meningkatkan keaktifan serta
pelajaran Produk hasil belajar siswa. (Nugroho: 2020, digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan
Kreatif dan pendapat/jawaban/pert Alfianinda;2016) siswa dalam materi tersebut.
Kewirausahaan anyaan 1. Kelebihan ST
kelas XII OTKP. a. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti
bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
b. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan
diberikan pada siswa lain.
c. Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa
tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
d. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
e. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun
langsung dalam praktek.
f. Pembelajaran menjadi lebih efektif.
1. Kekurangan strategi ini adalah karena pengetahuan yang
diberikan tidak terlalu luas dan hanya berkisar pada apa yang telah
diketahui siswa. Sering kali, strategi ini berpotensi mengacaukan
suasana daripada mengefektifkannya.