Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


NAMA : Komang Widia Adnyana,S.Pd
Asal Instansi : SMA NEGERI 1 WATUBANGGA

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1. Motivasi belajar peserta Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
didik yang rendah Menurut Hendrizal (2020) dalam jurnal dan wawancara, serta dikonfirmasi melalui
Rendahnya motivasi belajar siswa dalam observasi / pengamatan secara langsung di
proses pembelajaran. faktor-faktor yang sekolah, dapat diketahui bahwa penyebab
menyebabkan rendahnya motivasi belajar masalah motivasi belajar siswa rendah
antara lain: adalah:
1. Metode Mengajar Guru, 1. Metode mengajar guru kurang Inovatif
2. Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas 2. Sarana pembelajaran terbatas
3. Tidak adanya relevansi kurikulum dengan
kebutuhan dan minat siswa,
4. Latar belakang ekonomi dan social budaya siswa,
5. Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak
mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi
6. Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa hanya
memanfaatkan produk teknologi dan informasi
untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
7. Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran
tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
8. Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua,
teman maupun dengan lingkungan sekitarnya..

Ahmad Aunur Rohman (2018) dalam jurnal


Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
“faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi
belajar siswa kelas xi”
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar antara lain:
1. Tempat belajar,
2. Fungsi fisik,
3. Kecerdasan,
4. Sarana dan prasarana,
5. Waktu,
6. Kebiasaan belajar siswa,
7. Faktor guru,
8. Orang tua,
9. Emosional siswa,
10. Kesehatan,
11. Teman.

Menurut dimyati dan mudjiono (2022), faktor-


faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar adalah sebagai berikut:
1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa. Motivasi
belajar tampak pada keinginan anak sejak
kecil,
2. Kemauan Siswa,
3. Kondisi Siswa,
4. Kondisi lingkungan Siswa,
5. Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan
Pembelajaran.

Menurut Gitamahendra (2020), faktor-faktor


yang mempengaruhi motivasi belajar adalah
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Sikap,
2. Kebutuhan,
3. Rangsangan
4. Afeksi
5. Kompetensi,
6. Penguatan.

Hasil Wawancara:
a. Metode pembelajaran yang monoton, guru
kurang memperhatikan kebutuhan individu
siswa.
b. Latar belakang siswa, kondisi siswa, gaya
belajar siswa, kemauan siswa, tujuan belajar
siswa, cita-cita siswa, motivasi orang tua,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
kompetensi profesional guru, kompetensi
pedagogik guru, kompetensi kepribadian guru.
c. Latar belakang sosial ekonomi siswa, latar
belakang Pendidikan orang tua.
d. Faktor keluarga diantaranya: pola asuh,
hubungan dengan keluarga, situasi di rumah,
keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang
budaya keluarga.
Faktor lingkungan di sekolah diantaranya:
hubungan guru dan siswa, hubungan dengan
teman, sarana dan prasarana di sekolah.
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi

2. Peserta didik belum Hasil Kajian Literatur Setelah dianalisis lagi masalah peserta
memiliki literasi Menurut Jesika (2017), dikarenakan : didik belum memiliki literasi membaca
membaca yang baik 1. Kebiasaan membaca belum dimulai dari yang baik karena :
rumah, 1. Sarana mendukung literasi membaca
2. Perkembangan teknologi yang canggih, masih kurang,
3. Sarana membaca yang minim, dll. 2. Kurang program sekolah dan guru
dalam meningkatkan literasi membaca
Kompas (2020), menyebutkan bahwa : peserta didik.
1. Pengaruh sosial media,
2. Banyaknya hiburan (TV dan Youtube),
3. Guru dan orang tua kurang mendorong peserta
didik untuk rajin membaca,
4. Sarana / media membaca yang kurang,
5. Konsep membaca yang diajarkan tidak
bervariasi,
6. Pengarug game, dll.
Menurut Nirmala (2022), menyebutkan bahwa:
1. keadaan sosial ekonomi keluarga;
2. komunikasi dan bimbingan terhadap anak pada
usia dini;
3. komunikasi dan bimbingan belajar pada masa
sekolah;
4. fasilitas/koleksi buku bacaan di rumah;
5. fasilitas HP, komputer, televisi;
6. gender;
7. hubungan antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat; dan
8. penggunaan strategi/model dalam
pembelajaran membaca
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi

Menurut Rani Setiani (2022), menyebutkan


bahwa:
1. Lingkungan sekolah kurang mendukung yaitu
budaya membaca di sekolah masih rendah,
program literasi belum berjalan maksimal,
kurangnya slogan membaca, dan mading
jarang diperbarui.
2. Peran perpustakaan belum maksimal yaitu
kondisi perpustakaan kurang terawat,
pelayanan perpustakaan kurang maksimal, dan
tata ruang perpustakaan kurang rapi.
3. Keterbatasan buku/bahan bacaan meliputi
kurangnya ketersediaan buku pengetahuan,
kemampuan siswa dalam membeli buku masih
rendah, dan siswa tidak memiliki koleksi buku
di rumah.
4. Pembelajaran yang diterapkan guru yaitu
dominan mengerjakan soal dan jarang
memanfaatkan perpustakaan.
5. Lingkungan keluarga kurang mendukung,
budaya membaca di keluarga masih rendah dan
sebagian besar orang tua jarang mengajak
siswa ke toko buku karena latar belakang
pendidikan dan ekonomi yang rendah.
6. Pengaruh menonton televisi dan bermain
handphone meliputi siswa menggunakan waktu
luang di rumah untuk menonton televisi dan
untuk bermain games di handphone.
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
Hasil Wawancara :
1. Ketersediaan buku non akademik yang masih
kurang di sekolah,
2. Fasilitas perpustakaan dan pojok baca belum
memadai,
3. Sekolah kurang memiliki program literasi
membaca,
4. Pengaruh media sosial dan informasi yang
instan, dll.
3. Kurangnya kontrol dan Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian literatur dan
perhatian orang tua 1. Abdoulaye & Sugito (2019), mengemukakan wawancara dikemukakan beberapa
terhadap perkembangan bahwa salah satu penyebab kurangnya penyebab kurangnya kontrol dan perhatian
siswa perhatian adalah sinergi antara pihak sekolah orang tua terhadap perkembangan siswa
dan orang tua di rumah, komunikasi antara sebagai berikut :
orang tua, sekolah dan siswa. 1. Kurangnya komunikasi antara orang tua
2. Mahmaudi, Joko & Ikha (2020), dan siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Orang 2. Orang tua sibuk pada pekerjaan
siswa kurang memahami pendidikan anaknya. sehingga menyebabkan kurangnya
Orang tua lebih disibukan dengan pekerjaan keterlibatan yang diberikan oleh orang
untuk mencukupi keluarga, sehingga waktu tua kepada anaknya.
untuk berada di lingkungan keluarga sangat 3. Tingkat pendidikan orang tua sehingga
terbatas dan mengakibatkan kurangnya Kurangnya keterlibatan langsung orang
interaksi dengan anak. Selain itu orang tua tua pada perkembangan belajar anak di
kurang memahami materi pelajaran anak, rumah.
dikarenakan pendidikan mengalami banyak 4. Persepsi orang tua bahwa
perkembangan. Sehingga kebanyakan orang tanggungjawab sepenuhnya pada
tua acuh tak acuh terhadap apa yang dipelajari sekolah.
anak di sekolahnya dan hanya mementingkan 5. Orang tua memberikan kebebasan
kebutuhan berupa materi saja. kepada anak
3. Silinskas & Kikas (2019), bahwa Kurangnya
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
keterlibatan orang tua tersebut dapat
menyebakan anak-anak menjadi malas, acuh
tak acuh, dan kurangnya motivasi atau minat
belajar.

Hasil Wawancara
1. Kesibukan, pendidikan dan wawasan orang
tua turut berkontribusi dalam peran aktif
orang tua terhadap permasalahan pendidikan
anaknya,
2. Orang tua siswa sibuk pada pekerjaan,
3. Persepsi orang tua bahwa tanggungjawab
sepenuhnya pada sekolah,
4. Terkadang orang tua terlalu sibuk bekerja di
luar rumah,
5. Orang tua terlalu memberi kebebasan pada
anak,
6. Orang tua menganggap bahwa terkait
akademik anak adalah urusan guru.
4. Guru belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah dianalisis lebih lanjut
mengoptimalkan 1. Menurut Nasrun, dkk (2018) diperoleh:
model pembelajaran mengatakan bahwa guru memerlukan 1. Guru membutuhkan
yang inovatif sesuai pendampingan dalam pendampingan dalam
dengan karakteristik mengimplementasikan model mengimplementasikan model
materi pembelajaran inovatif. pembelajaran inovatif.
Nasrun, N., Faisal, F., & Feriyansyah, F.
(2018). Pendampingan Model 1. Pemahaman guru masih terbatas
Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar dalam penerapan langkah-langkah
Kecamatan Medan Selayang Kota model-model pembelajaran inovatif
Medan. Jurnal Pengabdian Kepada
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
Masyarakat, 24(2), 671-676.
2. Menurut Mislinawati, Nurmasyitah (2018)
yang mengatakan guru belum memahami
langkah-langkah pembelajaran yang ada di
kurikulum 2013 sehingga guru kurang
termotivasi dalam mengaplikasikan model-
model pembelajaran inovatif. Mislinawati, M.,
& Nurmasyitah, N. (2018). KENDALA
GURU DALAM MENERAPKAN MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KURIKULUM 2013
PADA SD NEGERI 62 BANDA
ACEH. Jurnal Pesona Dasar, 6(2).

Sumber Wawancara kepada Guru-Kepsek-


Pengawas-Dosen:
1. Guru kurang memiliki waktu untuk
merancang pembelajaran yang inovatif
2. Terbatasnya pemahaman guru dalam
menerapkan pembelajaran yang inovatif

5. Pembelajaran di kelas Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah dianalisis lebih lanjut
masih belum berbasis 1. Menurut hasil penelitian Agusta, A. R., & diperoleh:
HOTS Sa’dijah, C. (2021) bahwa guru belum siap 1. Guru tidak pernah mendapat
melaksanakan pembelajaran berbasis pelatihan dalam merancang
HOTS di masa pandemi covid-19. pembelajaran berbasis HOTS
Agusta, A. R., & Sa’dijah, C. (2021). 2. Sekolah juga tidak memberikan
Kesiapan Guru Melaksanakan pemahaman terhadap
pembelajaran berbasis HOTS.
Pembelajaran Berbasis HOTS Ditinjau
3. Dll
dari Pengetahuan dan Kemampuan
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
Mengemas Perangkat
Pembelajaran. PADARINGAN (Jurnal
Pendidikan Sosiologi Antropologi), 3(2),
402-424.

Sumber Wawancara : Guru, Kepsek,


Pengawas, Dosen:
1. Kurangnya pemahaman pembelajaran
berbasis HOTS
2. Kurangnya pelatihan dalam merancang
pembelajaran berbasis HOTS.

6. Guru masih belum Sumber Kajian Literatur Jurnal/artikel: Setelah dilakukan analisis lebih lanjut
mengoptimalkan 1. Menurut hasil penelitian Irvani, A. I., dkk diperoleh:
pemanfaatan teknologi (2020) mengatakan Belum semua guru 1. Pemahaman guru terhadap
informasi (TIK) dalam di sekolah telah memanfaatan TIK penerapan TIK di dalam
pembelajaran. (Teknologi Informasi dan Komunikasi) pembelajaran masih terbatas.
secara optimal. 2. Kurangnya pelatihan TIK yang
Irvani, A. I., Warliani, R., & Amarulloh, R. didapat guru.
R. (2020). Pelatihan Pemanfaatan
Teknologi Informasi Komunikasi Sebagai
Media Pembelajaran. Jurnal PkM
MIFTEK, 1(1), 35-41.
Sumber Wawancara:
Guru,Kepsek,Pengawas,Dosen :
1. Guru jarang menggunakan teknologi
informasi seperti PPT interaktif.
2. Guru belum pernah mengajar
menggunakan aplikasi TIK sebagai
pendukung pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai