Anda di halaman 1dari 11

Nama : Elvi Era Fitri

No.UKG : 201800342089

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


No. Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
diidentifikasi penyebab masalah
1. Pedagogik 1. Guru belum menguasai materi Setelah dianalisis
 Motivasi belajar Sumber kajian literatur : masalah kurangnya
siswa rendah  Menurut jurnal Badiah dkk, (2020) motivasi belajar siswa
terutama pada mengatakan bahwa rendahnya disebabkan karena :
materi Biologi yang motivasi belajar siswa di sekolah  Guru belum
berhubungan diakibatkan oleh guru yang kurang menguasai materi
dengan angka menguasai materi, dalam pembelajaran dengan baik
seperti Genetika dan yang harus diperhatikan adalah  Guru belum
Hereditas penguasaan materi, tanpa penguasaan merencanakan
materi tidak akan tercapai pembelajaran dan
pembelajaran yang optimal dan hasil strategi pembelajaran
yang memuaskan dengan baik
 Siswa belum memiliki
2. Guru belum merencanakan motivasi untuk
pembelajaran dan strategi berprestasi
pembelajaran dengan baik
Sumber kajian literatur :
 Menurut Susanti (2019) tugas guru
adalah memastikan setiap anak
didiknya memiliki motivasi berprestasi
dengan cara merencanakan
pembelajaran yang dapat
memunculkan motivasi berprestasi
siswa sehingga mereka mampu
mempertahankan dorongan belajarnya.
3. Siswa belum memiliki motivasi
untuk berprestasi
Sumber kajian literatur :
 Schunk (2011) berpendapat bahwa
motivasi berprestasi (achievement
motivation) adalah daya penggerak
dalam diri seseorang untuk memperoleh
keberhasilan. Siswa yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi cenderung
sukses dalam melakukan tugas-tugas di
sekolah.

 Hasil wawancara dengan narasumber


yakni rekan guru penggerak dan pakar
pendidik terkait motivasi belajar siswa
yang rendah disebabkan karena :
 Faktor internal yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri seperti
motivasi untuk berprestasi, kemauan
untuk maju dan menjadi lebih baik
serta keinginan untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi sehingga
timbul semangat dalam belajar.
 Faktor eksternal yang meliputi
lingkungan/ pergaulan yang tidak
mendukung motivasi belajar siswa,
materi yang disajikan kurang
menarik, pembelajaran masih bersifat
satu arah (teacher center) sehingga
motivasi siswa menjadi rendah.
2. Pedagogik 1. Karakteristik siswa yang beragam Setelah dianalisis, hasil
 Hasil belajar dan terkait pengetahuan awal (kesiapan belajar siswa rendah
keaktifan siswa belajar) disebabkan oleh :
cenderung rendah Sumber kajian literatur :  Perbedaan
pada materi Sistem  Berkenaan dengan karakteristik peserta karakteristik
Pencernaan pada didik, Mukhtar dan Iskandar (2015: pengetahuan belajar
Manusia 52) menjelaskan hal berikut: siswa (diferensiasi
a. Entering behavior (Perilaku awal) kesiapan belajar)
meliputi pengetahuan awal dan  Model pembelajaran
keterampilan yang dimiliki siswa. yang di laksanakan
b. Latar belakang akademis dan sosial oleh guru belum dapat
c. Faktor-faktor sosial dan psikologis mengakomodasi
perbedaan gaya
2. Perbedaan gaya belajar siswa belajar siswa (visual,
(visual, auditory, kinestetik) auditory, kinestetik)
Sumber kajian literatur :  Guru kurang inovatif
 Irwantoro dan Yusuf Suryana (2016) dalam memberikan
menjelaskan bahwa dengan pembelajaran dan
memperhatikan gaya belajar yang cenderung teacher
paling menonjol pada siswa, maka center
seorang guru diharapkan dapat  Guru keliru dalam
menyelenggarakan proses memilih instrumen
pembelajaran secara arif, bijaksana, penilaian hasil belajar
dan tepat. Salah satu cara yang bisa siswa
digunakan untuk mendeteksi gaya
belajar adalah dengan memanfaatkan
media pendidikan seperti video,
gambar, cerita, balok dsb.

3. Guru kurang inovatif dalam


memberikan pembelajaran dan
cenderung teacher center
Sumber kajian literatur :
 Desmita (2011) mengemukakan
bahwa pendekatan,strategi, model,
metode dan teknik pembelajran yang
baik adalah mengutamakan student
center, bervariasi, luwes dan
memudahkan siswa untuk menguasai
tujuan atau kompetensi yang
diharapkan.

4. Guru keliru dalam memilih


instrumen penilaian hasil belajar
siswa
Sumber kajian literatur :
 Ibrahim (2012) berpendapat bahwa
penilaian terhadap hasil belajar semata
tanpa menilai proses, cenderung
peserta didik menjadi kambing hitam
kegagalan pendidikan. Padahal tidak
menutup kemungkinan penyebab
kegagalan itu adalah lemahnya proses
pembelajaran dan guru adalah
penanggung jawabnya.

 Hasil wawancara dengan narasumber


yakni rekan guru penggerak dan pakar
pendidik terkait hasil belajar siswa
rendah penyebabnya sebagian besar
karena kurangnya inovasi dalam
pembelajaran dan pemberian materi
yang monoton. Dapat juga disebabkan
karena ketidaksesuaian pemilihan
evaluasi hasil belajar siswa.
3.  Minimnya 1. Guru kurang memahami kelemahan Setelah dianalisis,
pemahaman konsep setiap model pembelajaran inovatif minimnya pemahaman
saat pembelajaran sehingga tidak dapat mengatasinya. konsep saat
inovatif diterapkan Sumber kajian literatur : pembelajaran inovatif
terutama pada  Djamarah (2012) mengemukakan diterapkan disebabkan
Sistem Sirkulasi beberapa macam kelemahan metode karena :
(Peredaran Darah) pembelajaran edukatif, salah satunya  Guru kurang
pada Manusia adalah metode Proyek memiliki memahami
beberapa kelemahan yakni : kelemahan setiap
a. Perencanaan dan pelaksanaan model pembelajaran
metode ini sukar dan memerlukan inovatif sehingga
keahlian khusus guru, sedangkan tidak dapat
para guru belum disiapkan untuk mengatasinya.
ini.  Guru tidak berhasil
b. Harus dapat memilih topik yang menyajikan materi
tepat sesuai kebutuhan peserta esensial sehingga
didik, cukup fasilitas, dan siswa kesulitan
memiliki sumber belajar yang memahami konsep.
diperlukan.
c. Bahan pelajaran sering menjadi
luas sehingga mengaburkan
konsep yang dibahas.

2. Guru tidak berhasil menyajikan


materi esensial sehingga siswa
kesulitan memahami konsep
Sumber kajian literatur :
 Kaudfelt (2015) menyatakan bahwa
seringkali yang terbaik adalah guru
menyajikan kosakata kunci, konsep,
atau keterampilan terlebih dahulu
sebelum siswa melakukan kegiatan apa
saja untuk proses pemahaman mereka.
 Hasil wawancara dengan narasumber
yakni rekan guru penggerak dan pakar
pendidik terkait minimnya
pemahaman konsep lebih ditekankan
karena kurangnya literasi dan
pemahaman siswa terhadap materi
yang sedang dipelajari, guru juga
kurang dalam memberikan batasan-
batasan masalah sehingga penguatan
konsep belum dapat diterima oleh
siswa dengan baik.

4. Literasi 1. Sumber belajar/ bahan materi yang Setelah dianalisis,


 Keinginan membaca disajikan sebagai sumber literasi penyebab keinginan
(literasi) siswa cenderung tidak menarik dan membaca (literasi)
rendah pada materi membosankan siswa rendah
Perubahan dan Sumber kajian literatur : dikarenakan :
Pencemaran  Titi (2017) menjabarkan bahwa salah  Sumber belajar/ bahan
Lingkungan satu faktor yang disebutkan di atas, materi yang disajikan
yang dapat menyebabkan rendahnya sebagai sumber
kemampuan literasi sains peserta didik literasi cenderung
adalah sumber belajar yang tidak menarik dan
digunakan, seperti buku ajar atau membosankan.
sumber belajar lainnya. Penggunaan  Kurangnya
buku ajar sebanyak 75% digunakan pengetahuan siswa
sebagai sumber belajar di kelas dan terhadap perpustakaan
90% digunakan sebagai tugas yang digital yang sudah
dikerjakan di rumah. Oleh karena itu, disediakan.
untuk menunjang proses pembelajaran
dan hasil belajar yang berkualitas
dibutuhkan sumber belajar yang
sangat baik dan memuat tujuan belajar
sesuai kurikulum yang sedang
berlangsung.

2. Kurangnya pengetahuan siswa


terhadap perpustakaan digital yang
sudah disediakan
Sumber kajian literatur:
 Maratul (2020) menjabarkan
bahwa kurangnya informasi terhadap
pemahaman peserta didik dalam
penerapan aplikasi pada perpustakaan
digital menjadi kendala utama dalam
mengimplementasikan layanan
perpustakaan digital. Kendala tersebut
merupakan tantangan untuk
meningkatkan minat peserta didik
dalam mengimplementasikan layanan
perpustakaan digital.

 Hasil wawancara dengan narasumber


yakni rekan guru penggerak dan pakar
pendidik terkait kurangnya literasi
pada siswa disebabkan karena fokus
generasi masa kini memang
cenderung pendek dan mudah
teralihkan karena perkebangan
teknologi yang pesat. Untuk itu guru
diharapkan mampu mengemas bahan
materi literasi menjadi lebih menarik,
simpel dan praktis sehingga
mendorong minat siswa untuk literasi.
5. HOTS 1. Siswa belum terbiasa membaca Setelah dianalisis,
 Rendahnya masalah (soal) dengan kalimat kemampuan berpikir
kemampuan berpikir panjang tingkat tinggi siswa
tingkat tinggi siswa Sumber kajian literatur: dalam memahami soal
dalam memahami  Abdullah (2017) menemukan bahwa HOTS masih rendah
soal HOTS pada kesulitan dalam menyelesaikan soal disebabkan karena :
materi Metabolisme HOTS disebabkan karena siswa belum  Siswa belum terbiasa
terbiasa membaca masalah (soal) membaca masalah
dengan kalimat panjang. (soal) dengan kalimat
panjang.
2. Siswa kurang berlatih soal yang  Guru kurang melatih
menekankan pada kemampuan siswa dalam
berpikir tingkat tinggi mengerjakan soal
Sumber kajian literatur : yang menekankan
Purwa (2021) menjelaskan bahwa pada kemampuan
faktor-faktor yang menyebabkan siswa berpikir tingkat tinggi
kesulitan dalam mengerjakan soal  Siswa salah
HOTS yaitu: mendeskripsikan
a) Kurangnya pemahaman konsep pertanyaan dari soal
yang digunakan,
b) tidak mampu memahami soal
berupa narasi,
c) salah mendeskripsikan pertanyaan
dari soal,
d) kurangnya berlatih dalam
menyelesaikan soal

 Hasil wawancara dengan narasumber


yakni rekan guru penggerak dan pakar
pendidik terkait kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa dalam memahami
soal HOTS masih relatif rendah
disebabkan karena pelatihan dan
pemberian soal yang berbasis HOTS
masih kurang dan juga pemilihan soal
HOTS oleh guru yang masih kurang
tepat.

6.  Kurangnya inovasi 1. Praktik pembelajaran di lapangan/ Hasil analisis


dalam pemanfaatan di kelas masih bersifat ekspositoris, kurangnya inovasi
teknologi pada tidak sesuai dengan inovasi dalam pemanfaatan
materi kelas X pembelajaran yang dirancang teknologi disebabkan
Sumber kajian literatur : karena :
 Hamzah (2018) mengungkapkan  Guru terlalu fokus
bahwa kenyataan di lapangan pada hasil akhir
menunjukkan guru telah banyak belajar siswa
melakukan inovasi dalam perencanaan dibandingkang
pembelajaran untuk membantu guru menilai proses
dan siswa dalam mengkreasi, menata, pembelajaran
dan mengorganisasi pembelajaran  Guru tidak
sehingga memungkinkan peristiwa mengevaluasi
belajar terjadi dalam rangka mencapai pembelajaran
tujuan belajar. Namun, praktik-praktik sehingga tidak
pembelajaran cenderung masih mengetahui
mengabaikan gagasan, konsep, dan kelemahan dalam
kemampuan berpikir siswa. Aktivitas pembelajarannya
guru lebih menonjol daripada siswa yang selalu monoton
dan pembelajaran masih bersifat  Kurangnya fasilitas
ekspositoris teknologi pendukung
kegiatan
 Hasil wawancara dengan narasumber pembelajaran
yakni rekan guru penggerak dan pakar
pendidik terkait kurangnya inovasi
pemanfaatan teknologi pembelajaran
disebabkan karena:
1) Guru terlalu fokus pada hasil
akhir belajar siswa
dibandingkang menilai proses
pembelajaran.
2) Guru tidak mengevaluasi
pembelajaran sehingga tidak
mengetahui kelemahan dalam
pembelajrannya yang selalu
monoton.
3) Kurangnya fasilitas teknologi
pendukung kegiatan
pembelajaran

Narasumber :
 Ibu Dian Widyawati, S.Pd guru penggerak angkatan 3 yang tergabung dalam MGMP
Kabupaten Jombang
 Ibu Bella Qorri, S.Pd , rekan guru pengajar SMA BUDI UTOMO PERAK JOMBANG
 Ibu Erti Hamimi, S.Pd, M.Si dosen biologi UM

Daftar Rujukan

Abdullah, A. H., Mokhtar, M., Halim, N. D. A., Ali, D. F., Tahir, L. M., & Kohar, U. H. A.
(2017). Mathematics teachers’ level of knowledge and practice on the implementation
of higher order thinking skills (HOTS). EURASIA Journal of Mathematics Science and
Technology Education, (https://13 (1), 3-17.doi:10.12973/eurasia.2017.00601a)

Badiah, Umi., Agung Setyawan.,dan Tyasmiarni. 2020. Studi Permasalahan Keaktifan Siswa
dalam Pembelajaran IPA Kelas VI SDN Socah 4 Kabupaten Bangkalan. Bangkalan:
Jurnal Pendidikan. (https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/
Prosiding/article/view/1029)

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamzah, Sutardjo, dan Nina Lamatenggo. 2018. Pengembangan Kurikulum: Rekayasa


Pedagogik dalam Pembelajaran. Depok: Rajawali Press.
Ibrahim, Muslimin. 2015. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University
Press.

Irwantoro, Nur dan Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Pedagogik. Surabaya: Genta Group
Production.

Kaudfelt, Martha. 2018. Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Indeks

Mukhtar dan Iskandar. 2015. Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.

Maratul, Dewi Karomah. 2020. Faktor Penyebab Rendahnya Minat Peserta Didik Dalam
Mengimplementasikan Perpustakaan Digital. Malang : Jurnal UIN Maulana Malik
Ibrahim (https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/libtech/article/view/13096 )

Purwa, Kusuma Ari. 2021. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order
Thinking Skill (Hots) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Pekalongan: JURNAL
SAINTIKA UNPAM Vol. 3, No. 2 (2021) p-ISSN 2621-7856 e-ISSN 2655-7312

Schunk, Daleh. 2012. Teori-Teori Pembelajaran Perspektif Pendidikan, terj. Eva Hamdiah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Susanti, Lidia. 2019. Strategi Pembelajaran Berbasis Motivasi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Titi, Ardina.,Sulistyo Saputro., dan Maria Ulfa. 2017. Kajian Aspek Literasi Sains pada Buku
Ajar Kimia SMA Kelas XI di Kabupaten Brebes. Surakarta: Seminar Nasional
Pendidikan Sains (https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/view/11400)

Anda mungkin juga menyukai