Anda di halaman 1dari 9

PPG DALJAB UNIVERSITAS PASUNDAN

Nama : Andri Iskandar Hidayat


LK. 1.2
( Eksplorasi Penyebab Masalah , kajian Literatur, hasil wawancara)

Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


No.
diidentifikasi masalah penyebab masalah
1 2.d Hasil Eksplorasi peneybab 1. Guru belum
Rendahnya maslah menguasai metode
Motivasi dan 1. Guru kurang menguasai dan strategi
pemahaman metode ajar, pembelajaran
2. Guru tidak menerapkan 2. Guru kurang bisa
siswa rendah
konsep dan strategi berinovasi dengan
dalam pembelajaran yang baik menggunakan
pemeblajaran model-model
2.e Hasil kajian literatur pembelajaran
peneybab masalah 3. Guru tidak bisa
beradaptasi
menurut Dimyati dan Mudjiono (2015:97), dengan kebutuhan
unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam
yaitu: a. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita
kegiatan belajar
akan memperkuat motivasi belajar intrinsik
maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu 4. Guru belum
cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. b. melaksanakan
Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak assesment awal
perlu dibarengi dengan kemampuan atau 5. Materi tidak
kecakapan mencapainya. Secara ringkas disesuaikan
dapat dikatakan bahwa kemampuan akan dengan tingkat
memperkuat motivasi anak untuk pemahaman anak
melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c.
6. Guru tidak
Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi
kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi membangun
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang komunikasi baik
sakit, lapar atau marah-marah akan dengan orang tua
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, siswa/wali murid
seorang siswa yang sehat, kenyang dan 7. Guru belum bisa
gembira akan memusatkan perhatian pada menciptakan
penjelasan pelajaran. Dengan demikian, kondisi kelas yang
kondisi jasmani dan rohani siswa menarik anak
berpengaruh pada motivasi belajar. d.
Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa untuk belajar
dapat berupa keadaan alam, lingkungan 8. Kondisi anak yang
tempat tinggal, pergaulan sebaya dan sering/rentan
kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota terganggu
masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh kesehatannya
oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, 9. Penyamppaian
tempat tinggal yang kumuh, perkelahian terhadap materi
antar siswa akan mengganggu kesungguhan yang dijarkan guru
belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang
indah, pergaulan siswa yang rukun akan
kurang mampu
memperkuat motivasi belajar. Dengan dipahami anak
lingkungan yang aman, tentram, tertib dan
indah, maka semangat dan motivasi belajar
mudah diperkuat. e. Unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan pembelajaran. Lingkungan
belajar dan pergaulan siswa mengalami
perubahan. Lingkungan budaya siswa yang
berupa televisi dan film semakin menjangkau
siswa. Kesemua lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajar. Guru
profesional diharapkan mampu
memanfaatkan sumber belajar di sekitar
sekolah untuk memotivasi belajar siswa. f.
Upaya guru membelajarkan siswa. Adalah
upaya guru dalam mempersiapkan diri untuk
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
materi, cara menyampaikan materi, menarik
perhatian siswa dan mengevaluasi hasil
belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar
mengajar, artinya keberhasilan guru yang
menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa
tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi
siswa menjadi lemah atau kurang.

Hasil Wawancara Teman


Sejawat, Kepala sekolah,
Pengawas dan Pakar

1. Pola Asuh/kebiasaan yang salah


(kecendrungan HP)
2. Materi Ajar tidak sesuai minat
3. Pembelajaran cendrung monoton
tidak bervariasi

(wawncara 26-27 Juli 2022)

2 Rendahnya 2.d Hasil eksplorasi penyebab 1. Guru tidak


minat baca maslah menjadi contoh
pada peserta dan kreator dalam
didik  Saat diadakan kegiatan pentingnya
membaca beberapa anak membaca.
kurang kondusif saat dan 2. Guru tidak
cendrung kinetik mempersiapkan
buku yang sesuai
2.e Kajian Literatur peneybab dengan karakter
maslah dan pemahaman
anak
Dalam jurnal Wirdashofia Tahun (2021:hal 3. Guru tidak
3-11) mengembangkan
Priyeti menyebutkan bahwa minat membaca media baca anak
siswa di lingkungan, dipengaruhi oleh 4. Lingkungan di
lingkungan terdekatnya yaitu keluarga,
sekolah serta masyarakat. Jika di sekitar
keluarga dan
lingkungan rumahnya terdapat banyak masyrakat tidak
tempat yang bisa digunakan untuk membaca mewariskan minat
seperti perpustakan, hal ini akan baca pada anak
mempengaruhi minat membaca siswa. Dalam 5. Perpustakaan
jurnal Wirdashofia Tahun yang tersedia
(2021:hal 3-11) kurang menarik
Putri dan Suyitno mengemukakan tingkat untuk anak
kunjungan siswa ke perpustakaan dapat
menunjukkan minat membaca siswa. Pada
berkunjung dan
lingkungan sekolah, anak lebih suka miningkatkan
membaca anak
membaca jika setiap kelas memiliki sudut 6. Guru kurang
baca dan sekolah memiliki perpustakaan inovasi hanya
dengan buku yang beragam macamnya. menggunakan
Tingkat kunjungan siswa ke perpustkaan juga
buku untuk media
dipengaruhi beberapa hal yaitu kesediaan
buku yang dicari, kebutuhan siswa dan baca anak.
kondisi lingkungan perpustakaan Dalam 7. Tidak adanya
jurnal Wirdashofia Tahun pembiasaan
(2021:Vol 3-11) membaca 5 menit
Mumpuni. Guru berperan sebagai kreator sebelum memulai
dengan membuat kreasi kegiatan membaca. pembelajaran
Kreasi dibuat untuk menarik minat siswa dan 8. Tidak adanya
tidak bosan dalam membaca (Rintang, 2019).
reward yang
SEJ (School Education Journal) Vol. 11
dilakukan untuk
No. 3 Desember 2021 memotivasi siswa
dalam membaca
Hasil Wawancara Teman 9. Guru beserta
Sejawat, Kepala sekolah, orang tua kurang
Pengawas dan Pakar memberikan
stimulus pada
1. Buku bacaan anak harus anak dalam
menarik kegiatan membaca
2. Tingkatan bacaan buku
disesuaikan usia
3. Tidak tersedia tempat
bacaan yang bikin nyaman
anak

(wawncara 26-27 Juli 2022)

3 Siswa tidak 2.d Eksplorasi Analisis Hasil dari analisis


menegerjakan dan Penyebab masalah peneybeb maslah :
mengumpulknan 1. Guru kurang membangun 1. Guru belum
tugas yang diberikan komunikasi yang baik dengan meningkatkan
guru Orang tua/wali murid komunikasi baik
2. Materi yang di ajarkan kurang dengan orang tua
bisa dipahami anak 2. Kurang
kesadarannya
2.e Kajian hasil literatur orang tua
peneyebab masalah terhadap
Dalam skripsi Andi Rosida Tahun (2015) pentingnya
Rosady Ruslan mengemukakan bahwa: pendidikan
Partisipasi yang tinggi dari orangtua murid
dimulai dari
dalam pendidikan di sekolah merupakan
salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang rumah
baik, artinya sejauhmana masyarakat dapat 3. Guru belum
diberdayakan dalam proses pendidikan di memahami
sekolah adalah indicator terhadap strategi
manajemen sekolah yang bersangkutan. penangnan
Pemberdayaan masyarakat dalam pendekatan
pendidikan ini merupakan sesuatu yang terhadap orang
esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang
tua dengan latar
baik.
Dalam skripsi Andi Rosida (2015) berlakang yang
berbeda
Sedangkan Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati 4. Guru belum
mengemukakan bahwa: Sekolah sebagai melaksanakan
lembaga pendidikan formal, terdiri atas guru penegmbangan
(pendidik) dan siswa. Antara mereka sudah
media komunikasi
barang tentu terjadi adanya saling hubungan,
baik antara guru sebagai pendidik dengan berupa,
siswa maupun antara siswa dengan siswa WA,Telegram dan
dan orangtua dengan guru. komunitas yang
Rasulullah Saw pernah bersabda: ُArtinya : dapat
“Dari Abu Hurairah r.a berkata: bersabda memperlancar
Rasulullah Saw “Setiap anak dilahirkan komunikasi
dalam keadaan suci bersih (fitrah), maka dengan orang tua
orang tuanyalah yang menjadikannya 5. Guru belum
sebagai yahudi, nasrani dan majusi. (H.R.
mempunyai buku
Bukhari)” Abu Abdillah Muhammad Ibn
Isma'il Al-Bukhari, 1992: 381) penghubung
6. Guru masih pasif
"Sekarang relasi ini harus direstrukturisasi. dan kaku ketika
Jadi, hampir setiap hari guru harus dihadapkan
komunikasi dengan orang tua yang dengan orang tua
beragam," kata Dirjen Guru dan Tenaga 7. Guru belum
Kependidikan (GTK) Kementerian melaksanakan
Pendidikan dan Kebudayaan home visit
(Kemendikbud), Iwan Syahril, dalam diskusi
8. Guru tidak
daring, Jumat, 21 Agustus 2020
melibatkan orang
Hasil wawncara antara: tua terkait
Teman sejawat, Kepala program
sekolah, Pengawas dan Pakar pembelajaran
9. Guru tidak
1. Guru perlu berkomunikasi melakuakan
secara intens bersama komunikasi
karena Orang tua adalah dengan guru kelas
madrasah pertama bagi anak sebelumnya,
dan sangat penting untuk untuk mengetahui
dilibatkan kendala yang
2. Guru perlu pendampingan dihadapi setiap
dan bimbingan tidak hanya orang tua
disekolah melainkan di
rumah juga.

(wawncara 26-27 Juli 2022)

4 Rendahnya kretivitas 2.d Eksplorasi Analisis 1. Guru tidak


dan keaktifan anak Penyebab masalah melibatkan anak
dalam belajar  Guru menggunakan ketika
pemeblajaran hanya satu pemeblajaran
arah tidak melibatkan 2. Guru kurang
anak dalam kegiatan mendalami isi
pemeblajaran materi ajar
 Materi ajar belum 3. guru kurang
disesuaikan dengan berinovasi dalam
karakteristik anak. pemeblajaran dan
cendrung
2.e Kajian literatur penyebab (konvensional)
maslah
4. guru perlu
Mujtahidin (2014:128) bahwa keaktifan miningkatkan
merupakan prinsip atau asas yang sangat model serta
penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan metode
pembelajaran siswa sebagai subjek
pembelajaran
pembelajaran harus aktif berbuat. Keaktifan
merupakan motor dalam kegiatan 5. guru perlunya
pembelajaran, siswa dituntut untuk selalu menggunakan
aktif memproses dan mengolah hasil konsep dan
belajarnya. Tanpa keaktifan siswa, proses model/strategi
pembelajaran tidak dapat berlangsung pemeblajaran yang
dengan baik. Keaktifan siswa dalam proses dapat merangsang
pembelajaran yaitu situasi dimana guru harus daya pikir anak.
menciptakan suasana kondusif yang
6. Guru kurang
menjadikan siswa aktif bertanya,
mempertanyanakan, dan mengemukakan
melakukan
gagasan. pendekatan
sehingga anak
H. Ahmad dalam Ngalimun (2016:3) tidak berani untuk
menyatakan bahwa “Pembelajaran pada mengmukakan
dasarnya adalah suatu proses yang dilakukan pendapat dan
oleh guru dan siswa sehingga terjadi proses gagasannya
belajar dalam arti adanya perubahan perilaku dikelas.
individu siswa itu sendiri. Perubahan itu
7. Media yang
bwersifat “intesional, positif-aktif, dan
efektif fungsional”. Selanjutnya menurut
digunakan guru
Udin S Winataputra dalam Ngalimun pemebelajaran
(2016:29-30) menyatakan bahwa kurang tepat.
“Pembelajaran merupakan sarana untuk 8. Pemebelajaran
memungkinkan terjadinya proses belajar terlalu berpusat
dalam arti adanya perubahan perilaku pada guru
individu melalui proses mengalami sesuatu 9. Guru belum
yang diciptakan dalam rancangan proses mengaitkan materi
pembelajaran”.
Nana Sudjana (2013: 61) menjelaskan
ajar dengan
motivasi belajar siswa dapat dilihat dari kehidupan nyata
beberapa hal, antara lain: dengan relevan
1. Minat dan perhatian siswa terhadap 10. Guru jarang
pelajaran. membacakan atau
2. Semangat siswa untuk melakukan tugas- memberi tontonan
tugas belajarnya. yang sifatnya
3. Tanggung jawab siswa dalam dapat
mengerjakan tugas-tugas belajarnya.
4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap
meningkatkan
stimulus yang diberikan guru. minat, dan
5. Rasa senang dan puas dalam kretivitas anak
mengerjakan tugas yang diberikan. 11. Materi Ajar
kurang
dikembangkan
MANIK, RENALDI HERIANTO,
1505030284 (2019) ANALISIS RENDAHNYA
dengan media
KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR IPA DI yang menarik
KELAS V SDN 046582 LAUSOLU KEC. keaktifan siswa.
MARDINGDING TAHUN PELAJARAN
2018/2019. Skripsi thesis, UNIVERSITAS
QUALITY.

Hasil wawncara, Teman


sejawat, Kepala sekolah,
Pengawas/Pakar
1. Perlunya guru
memvariasikan model
pembelajaran yang di
sesuikan dengan minat
anak
2. Guru harus bisa
mencairkan susana
supaya kelas lebih asyik
dan menarik bagi anak

(wawncara 26-27 Juli 2022)

5  Siswa sulit 2.d Hasil eksplorasi peneybab 1. Guru tidak paham


memahami soal masalah tentang konsep
soal yang HOTS
berbasis HOTS 1. Siswa belum bisa 2. Siswa tidak
memahami apa tujuan dijarakan konsep
yang dibaca dasar
2. guru belum bisa peneylesaian soal
merancang konsep, model berbasis HOTS
dan strategi pemeblajaran 3. Rendahnya minat
yang HOTS baca anak
4. Guru belum
2.e Hasil Kajian Literatur mampu
peneybab maslah merancang model
pembelajaran yang
Pinisi Journal Of Sociology Education bebasis HOTS
Review; Vol. 1; No. 3; November 2021 5. Kurangnya
Halaman 144-152 145 berkolaborasi atau pelatihan yang
bekerja sama, kreatif, inovatif serta mampu
diberikan kepada
mengevaluasi serta berkreasi dan guru hanya
menjadi fasilitator (Simatupang, 2019). guru tentang
Penerapan pembelajaran abad 21 seorang HOTS
guru diharapkan memiliki kemampuan serta 6. Guru kurang
harus paham tentang TPACK (Pedagogical menguasai materi
Content Knowledge), untuk lebih ajar sehingga
memudahkan mengasah kemampuan 4C dalam
serta menguasai dan paham tentang teknologi penyampaian
yang menjadi tuntutan di abad 21 ini (Astutik materi kurang
& Hariyati, n.d.). 4C yaitu critical thinking,
communication, collaboration, creativity kompleks dalam
yang sesuai dengan tuntutan zaman sekarang menjelaskan
Serta tenaga pendidik diharapkan juga kepada siswa
memahami tentang HOTS dalam 7. Guru tidak inovatif
pembelajran abad 21 agar memudahkan dalam
mengasah kemmpuan mengevaluasi dan mengembangkan
berkreasi siswa (Wening & Santosa, 2020). pembelajaran
seperti yang kita ketahui bahwa untuk cendrung pada
menghasilkan sesuatu yang berkualitas
dibutuhkan adanya kerja sama, berpikir kritis, satu sumber
komunikasi yang baik, kreatif, inovatif, pembelajaran
mampu mengevaluasi kembali apa yang telah 8. Guru kurang
dikerjakan atau didapatkan serta mampu memberikan
dikreasikan agar lebih menarik dan stimulus kepada
menyenangkan. Sebab semakin
berkembangnya zaman, juga semakin siswa ketika
menuntut sistem pendidikan agar mampu meneylesaikan
menghasilkan sumber daya manusia yang soal berbasis
berkualitas. Itulah sebabnya sistem
pembelajaran selalu mengalami transformasi HOTS.
berdasarkan perkembangan zaman
(Simanihuruk et al., 2019). Sama halnya
pembelajaran abad 21 yang didesain sesuai
dengan kebutuhan diabad 21 ini. Tidak hanya
menuntut siswa untuk memiliki kompetensi
namun juga dituntut untuk memiliki
keterampilan serta kemampuan seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir kritis, kemampuan kerja sama, dan
kemampuan kreatif dan inovatif (Qomariyah,
2017). Juga mampu menghasilkan sumber
daya manusia yang tanggap terhadap
perkembangan, tuntutan, serta tantangan
zaman. Namun memiliki kemampuan
menjalankan teknologi masih dianggap
kurang dalam abad 21 (Mulyadi et al., 2019).
Dimana persaingan kerja yang semakin besar
sehingga menuntut sistem pendidikan agar
tidak hanya menghasilkan sumber daya
manusia yang mampu menjalankan
teknologi, namun juga harus bersamaan
dengan kemampuan berpikir kritis,
berkomunikasi, mampu bekerja sama serta
memiliki kemampuan berpikir kreatif dan
inovatif. Agar tujuan dari pendidikan ini
dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran abad 21 ini tidak lepas dari
campur tangan seorang tenaga pendidik,
sehingga dibutuhkan seorang tenaga pendidik
yang mampu menerapkan sistem
pembelajaran abad ini dengan baik, agar
tujuan dari pembelajaran abad 21 ini bisa
tercapai (Fonna, 2019). Melihat sistem
pembelajaran abad sebelumnya yang sangat
berbeda dengan pembelajaran abad 21. Tidak
sedikit ditemui guru-guru yang berkualitas
namun agak masih kaku dalam menerapkan
pembelajaran abad ini, sehingga kadang kala
proses pembelajaran abad 21 ini disamakan
dengan pembelajaran sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa guru adalah seseorang
yang sangat berpengaruh dalam tercapainya
suatu tujuan pembelajaran (Zein, 2016).
Apabila upaya yang dilakukan guru tidak
sesuai dengan sistem pembelajaran yang
diterapkan maka hasilnya pun akan berbeda
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran tersebut. Guru merupakan
garda terdepan Pinisi Journal Of Sociology
Education Review; Vol. 1; No. 3;
November 2021 Halaman 144-152 146
untuk membangun peradaban bangsa yang
lebih baik, oleh karena itu kita membutuhkan
guru yang berkualitas untuk mewujudkan
cita-cita bangsa.
Hasil wawancara: Teman
sejawat, Kepala sekolah,
Pengawas dan Pakar

1. Perlunya pemeblajaran
yang berjenjang
2. Guru senantiasa sering
melatih dan membiasakan
siswa dengan soal HOTS
3. Guru belum mengetahui
konsep dari pemeblajaran
berbasis HOTS

(wawncara 26-27 Juli 2022)

Guru belum bisa 2.d Hasil eksplorasi penyebab 1. Guru tidak


mengoptimalkan maslah menguasai dan
bidang Teknologi (IT)  Guru cendrung pemanfaatan
dalam pembelajaran melaksanakan Teknologi media
pemeblajaran pemebelajaran
konvensional dan 2. Guru terlalu
menutup diri dari hal hal nyaman dengan
baru kebiasaan lama
 Kurang nya bimbingan dan tidak mau
dan arahan untuk belajar untuk
penggunaan (IT) baik dari mengembnagkan
guru maupun orang tua diri untuk bisa
menguasai media
2.d Hasil kajian literatur pembelajaran
penyebab maslah 3. untuk
mempersiapkan
Pemendikbud No. 65 tahun 2013 tentang pembelajaran
Standar Proses, yang merumuskan 14 prinsip berbasis IT cukup
pembelajaran, terkait dengan implementasi menyita waktu
Kurikulum 2013, yang meliputi: (1) dari 4. guru tidak adaptif
pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik
5. Kurangnya
mencari tahu; (2) dari guru sebagai satu-
satunya sumber belajarmenjadi belajar bimbingan dan
berbasis aneka sumber belajar (3) dari pelatihan yang
pendekatan tekstual menuju proses sebagai dilakukan/diikuti
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; guru
(4) dari pembelajaran berbasis konten menuju 6. Kurangnya
pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari stimulus untuk
pembelajaran parsial menuju pembelajaran guru dari atasan
terpadu; (6) dari pembelajaran yang
7. Guru masih
menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang berpikir sulit
kebenarannya multi dimensi; (7) dari untuk
pembelajaran verbalisme menuju melaksanakan
keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan pembelajaran
keseimbangan antara keterampilan fisikal menggunakan (IT)
(hardskills) dan keterampilan mental 8. Guru cendrung
(softskills); (9) pembelajaran yang berfikir
mengutamakan pembudayaan dan
pemebelajaran (IT)
pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat; (10) mahal, padahal
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai banayk media
dengan memberi keteladanan(ing ngarso yang lebih murah
sung tulodo), membangun kemauan (ing
dan ramah
madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses 9. Guru masih
pembelajaran (tut wuri handayani); (11) berfikir media itu
pembelajaran yang berlangsung di rumah, di untuk hiburan
sekolah, dan di masyarakat; (12) sedangkan belajar
pembelajaran yang menerapkan prinsip harus serius
bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja 10. Belum tersedianya
adalah pesrta didik, dan di mana saja adalah media disekolah
kelas. (13) Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
(14) Pengakuan atas perbedaan individual
dan latar belakang budaya peserta didik.

, (Awang & Daud, 2015) yang menandaskan


bahwa komunikasi merupakan variabel
penting dalam interaksi pembelajaran dan
berhubungan langsung dengan tujuan
pembelajaran supaya tercapai secara efektif.
Jika komunikasi terhambat, maka kegiatan
pembelajaran juga akan terganggu sebab
pembelajaran pada dasarnya merupakan
interaksi guru dengan anak didik yang harus
bersifat setara.

Hasil wawancara: Teman


sejawat, Kepala sekolah,
Pengawas dan Pakar

1. Guru cendrung malas


menggunakan media
pembelajaran
2. Kurangnya dukungan
fasilitas
3. Waktu untuk menyiapkan
Pembelajaran berbasis IT
lama
4. Kebanyakan guru kurang
faham dan tidak mau
mengembangkan dirinya

(wawncara 26-27 Juli 2022)

Link : Vidio wawancara : Teman sejawat, Kepala sekolah, Pengawas/Pakar (ketua KKg)

https://drive.google.com/file/d/1ejQjPW_5QSyotqz3jqFUrtYNInW_FVtb/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai